BAB I PENDAHULUAN. hlm Husaini Usman, Manajemen; Teori, Praktik, dan Riset Pendidikan, bumi aksara, Jakarta,

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. lebih dikenal dengan nama Bank Syariah di Indonesia bukan merupakan hal

BAB I PENDAHULUAN. Wahibur Rahman, Manajemen Sumber Daya Manusia, Nora Media Enterprise, Kudus, 2011, hlm

BAB I PENDAHULUAN. Otoritas Jasa Keuangan Republik Indonesia, (diakses pada 15 November 2015). 3

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. dan sosial yang pertama dibangun oleh nabi. Lembaga ini berfungsi

PERANAN BAITUL MAAL WAT TAMWIL (BMT) AHMAD DAHLAN CAWAS DALAM PENINGKATAN PENDAPATAN USAHA KECIL DI KECAMATAN CAWAS

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. lembaga perbankan syariah pada tahun Salah satu uji coba yang cukup

BAB I PENDAHULUAN. dan Menengah Republik Indonesia Nomor 91/Kep/IV/KUKM/IX/2004. tentang Petunjuk Pelaksanaan Kegiatan Usaha Koperasi Jasa Keuangan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 2001, hlm Muhammad Syafi i Antonio, Bank Syariah: dari Teori ke Praktik, Gema Insani, Jakarta,

BAB I PENDAHULUAN. Ikatan Bankir Indonesia, Mengelola Bisnis Pembiayaan Bank Syari ah, PT Gramedia Pustaka Utama, Jakarta, 2015, hlm. 1.

BAB I PENDAHULUAN. kekurangan permodalan tidak mudah diperoleh. 1. Mudharabah BMT Bina Umat Sejahtera Semarang (Universitas Negeri Semarang, 2007)

BAB I PENDAHULUAN. dalam perusahaan adalah para karyawan. Seberapa canggih alat-alat yang

Lebih lanjut mari kita perhatikan QS Al Israa ayat 26 sebagai berikut :

BAB I PENDAHULUAN. investasi yang membutuhkan modal yang besar tidak mungkin dipenuhi tanpa bantuan

BAB I PENDAHULUAN. 1 Ismail, Perbankan Syariah, Prenadamedia Group, Jakarta, 2011, hlm 29-30

BAB I PENDAHULUAN. hal Ahmad Hasan Ridwan, Manajemen Baitul Mal Wa Tamwil, Bandung: Pustaka Setia, 2013,

BAB I PENDAHULUAN. Keberhasilan suatu organisasi sangat dipengaruhi oleh kinerja

BAB I PENDAHULUAN. 1.1.Latar Belakang. Lembaga keuangan perbankan syariah merupakan salah satu lembaga

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pemilihan Judul

BAB I PENDAHULUAN. Asuransi Syariah (AS), Baitul Maal Wat Tamwil (BMT), dan Unit Simpan

BAB I PENDAHULUAN. dipertimbangkan secara cermat, karena upaya peningkatan kualitas jasa

BAB I PENDAHULUAN. Thamrin Abdullah dan Francis Tantri, Bank dan Lembaga Keuangan, Rajawali Pers, Jakarta, 2014, hlm. 44

BAB I PENDAHULUAN. memilih perbankan yang sesuai dengan kebutuhan, baik perseorangan maupun

BAB I PENDAHULUAN. H. Ahmad Hasan Ridwan, Manajemen Baitul Mal Wa Tamwil, Pustaka Setia, Bandung, 2013, hlm.33.

BAB I PENDAHULUAN. mengendalikan tujuan perusahaan. Good Corporate Governance yang. seringkali digunakan dalam penerapannya di perusahaan-perusahaan,

BAB I PENDAHULUAN. Searah dengan perubahan zaman, perubahan tata ekonomi dan. produktif untuk memberdayakan perekonomian masyarakat.

BAB I PENDAHULUAN. Makhalul Ilmi, Teori dan Praktek Lembaga Mikro Keuangan Syariah, UII Press, Yogyakarta, 2002, hlm.91. 2

BAB I PENDAHULUAN. 2013, hal Nana herdiana, Manajemen Bisnis Syariah dan Kewirausahaan, Pustaka Setia, Bandung,

BAB I PENDAHULUAN. Pres, cet-ke 1, 2004, h Muhammad Ridwan, Manajemen Baitul Maal Watamwil, Yogyakarta: UII

SKRIPSI. Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana (S-1) Fakultas Syariah Jurusan Muamalah IAIN Zawiyah Cot Kala Langsa

BAB I PENDAHULUAN. ini merupakan dorongan fitrah yang mutlak dan tidak bisa dihilangkan dari

BAB I PENDAHULUAN. pula kebutuhan masyarakat dalam pemenuhan pendanaan untuk membiayai

BAB I PENDAHULUAN. Menurut UU nomor 25 tahun 1992, koperasi adalah suatu bentuk. badan usaha yang beranggotakan orang-orang atau badan hukum koperasi

BAB I PENDAHULUAN. unsur-unsur yang dilarang, berupa unsur perjudian (maisyir), unsur

BAB I PENDAHULUAN. Tentang Perkoperasian menjadi payung hukum sementara bagi BMT. ada 41 BMT dan 10 BTM, dan tahun 2013 ada 42 BMT dan 10 BTM.

BAB I PENDAHULUAN. dalam sumber hukum Islam yaitu Al-Qur an dan As-Sunah. Sumber. hukum Islam ini adalah dasar sebagai pedoman untuk melakukan

BAB I PENDAHULUAN. sekarang ini setiap Usaha Mikro, Kecil dan menengah (UMKM) serta

BAB I PENDAHULUAN. dalam rangka mengatasi krisis tersebut. Melihat kenyataan tersebut banyak para ahli

BAB I PENDAHULUAN. Ibadah merupakan hubungan vertikal Allah SWT dengan manusia sebagai

BAB I PENDAHULUAN. kalangan ilmuwan khususnya para ahli pendidikan. Hal ini karena pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. dengan aktifitas lembaga keuangan secara halal. kemanfaatan yang sesuai dengan prinsip syari ah 1. Salah satu

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. pengelolaan keuangan yang berbasis syari ah sumber-sumber ekonomi. yang tersedia secara terarah dan terpadu serta dimanfaatkan bagi

BAB I PENDAHULUAN. Islam sebagai agama yang memuat ajaran yang bersifat komprehensif dan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING...

BAB IV ANALISIS EFEKTIVITAS PENGAWASAN KUA KECAMATAAN SEDATI TERHADAP PENGELOLA BENDA WAKAF

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. yang dahulu. Namun prinsip-prinsip pertukaran barang dan pinjam-meminjam

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan Lembaga Keuangan Syari ah (LKS) yang pesat, dapat

BAB I PENDAHULUAN. Tetapi dengan meningkatnya perkembangan Lembaga Keuangan Jasa

BAB 1 PENDAHULUAN. perubahan. Perusahaan yang berada dalam lingkungan bisnis tertentu harus

BAB I PENDAHULUAN. Kehadiran Bank Muammalat Indonesia (BMI) pada tahun 1992, telah

BAB I PENDAHULUAN. Baitul Maal wa Tamwil (BMT) yang merupakan jasa keuangan syariah yang

BAB I PENDAHULUAN. keuangan syariah, Baitul Maal wat Tamwil sangat dibutuhkan oleh para

BAB I PENDAHULUAN. Ahmad Hasan Ridwan, Manajemen Baitul Mal Wa Tamwil, Pustaka Setia Bandung, Bandung, 2013, hlm. 23

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. perkembngan perekonomian di Indonesia khususnya untuk menciptakan

BAB I PENDAHULUAN. 1 Muhammad, Manajemen Dana Bank Syari ah, Depok : Rajagrafindo Persada, 2014, h. 24

BAB I PENDAHULUAN. banyak pihak yang meyakini bahwa usaha kecil menengah (UKM) mampu untuk

BAB I PENDAHULUAN. segala isinya adalah merupakan amanah Allah SWT yang diberikan kepada manusia

BAB I PENDAHULUAN. memajukan suatu negara sangatlah besar, hampir semua sektor yang

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN. 2004, hlm Muhammad Ridwan, Manajemen Baitul Maal Watamwil (BMT), UII Pres Yogyakarta,

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Koperasi Jasa Keuangan Syari'ah (KJKS) atau yang biasa juga disebut

BAB I PENDAHULUAN. Islam Perspektif Maqasyid Al-Syariah,Cetakan Pertama,Jakarta:Kencana Prenadamedia Group,2014.h.8.

BAB I PENDAHULUAN. keuangan syariah non bank yang banyak ditemui di masyarakat. BMT dalam

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan perbankan syari ah mapun lembaga keuangan syari ah pada akhir-akhir

BAB I PENDAHULUAN. PUSTAKA SETIA, Bandung, 2013, hlm Lili M. Sadeli dan Bedjo Siswanto, Akuntansi Manajemen, Bumi Aksara, Jakarta, 2004,

BAB I PENDAHULUAN. 2004, h Heri Sudarsono, Bank dan Lembaga Keuangan Syariah, Yogyakarta: Ekonosia, 2003, h 96.

BAB I PENDAHULUAN. sebagai organisasi perantara antara masyarakat yang kelebihan dana dengan

BAB I PENDAHULUAN. Ristiayanti Prasetijo dan John J.O.I Ihalauw, Perilaku Konsumen, Andi, Yogyakarta, 2005, hlm. 56.

BAB I PENDAHULUAN. informasi yang menyangkut posisi keuangan, kinerja serta perubahan posisi

BAB I PENDAHULUAN. suatu proses sosial dan manajemen. Dalam proses itu, individu-individu atau kelompokkelompok

BAB I PENDAHULUAN. Gadjah Mada University Press, Yogyakarta, 2011, Hlm. 13.

BAB I PENDAHULUAN. Baitul Maal Wat Tamwil (BMT) terdiri dari dua istilah, yaitu bait almaal

BAB I PENDAHULUAN. mereka. Lembaga keuangan tersebut diharapkan bisa menyokong seluruh bagian

BAB I PENDAHULUAN. dengan cepat, canggih, dan dengan pesat. Hal tersebut ditandai dengan

BAB I PENDAHULUAN. 1 Gary Dessler, Manajemen Sumber Daya Manusia, PT Prenhallindo, Jakarta, 1998, Hlm.

BAB IV ANALISIS DATA

PERANAN BAITUL MAL WAT TAMWIL (BMT) BUANA DALAM PENINGKATAN PENDAPATAN PEDAGANG KECIL DI DESA MULUR KECAMATAN BENDOSARI KABUPATEN SUKOHARJO

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu sektor terpenting dalam perekonomian adalah lembaga

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Group, Jakarta, 2005, hlm Ernie Tisnawati Sule dan Kurniawan Saefullah, Pengantar Manajemen, Prenada Media

BAB I PENDAHULUAN. maupun kehidupan yang bersifat spritual. Firman Allah QS. Al-Māidah/5: telah Ku-cukupkan kepadamu nikmat-ku, dan telah Ku-ridhai

BAB I PENDAHULUAN. Muslich, Etika Bisnis Pendekatan Substansi dan Fungsional, Yogyakarta: Fakultas Ekonomi Cetakan Ke 1, 1998, hlm. 61.

BAB I PENDAHULUAN. karenanya dan sebaliknya, Kedudukan ini setara dengan perintah shalat, Islam untuk menunda zakat dan mengerjakan shalat.

BAB I PENDAHULUAN. relevan terhadap penyusunan strategi bisnis. Untuk dapat menyusun strategi. manusia yang berkualitas dan berkompeten tinggi.

BAB I PENDAHULUAN. terdiri dari dua istilah, yaitu Baitul mall dan Baitul Tamwil. Pengertian BMT

Jakarta, 2000, hlm Hendrojogi, Koperasi: Azas-Azas, Teori, dan Praktik, Ed. 3, Cet. 4, PT. Grafindo Persada,

BAB I PENDAHULUAN. kyai memberikan pengaruh yang cukup besar dalam perpolitikan di Martapura

BAB 1 PENDAHULUAN. Baitul Mal wa Tamwil atau di singkat BMT adalah lembaga. yang ada pada Alquran dan Hadist. Sesuai dengan namanya yaitu baitul

BAB I PENDAHULUAN. Sebagai Lembaga keuangan Mikro Syariah BMT mempunyai dua sisi. membawa misi sosial pada masyarakat, keberadaan BMT ditengah-tengah

BAB I PENDAHULUAN. telah menjadikan manusia dengan berbagai naluri, di antaranya naluri hidup

BAB I PENDAHULUAN. Ahmad Ghazali, Menuju Masyarakat Industri yang Madani, Asean Aceh Fertilizer, Jakarta, 1998, hlm

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Istilah BMT adalah penggabungan dari baitul maal dan baitul tamwil. Baitul maal adalah lembaga keuangan yang kegiatannya mengelola dana yang bersifat nirlaba (social). Sumber dana diperoleh dari zakat, infaq dan shadaqah atau sumber yang halal kemudian dana tersebut disalurkan kepada mustahiq. Sedangkan baitul tamwil adalah lembaga keuangan yang kegiatannya menghimpun dan menyalurkan dana dari masyarakat dan bersifat profit. 1 Baitul Maal WatTamwil (BMT) juga mempunyai tujuan untuk mengembangkan potensi ekonomi. Pencapaian tujuan dipengaruhi oleh Kinerja Karyawan itu sendiri. Kinerja adalah kunci yang harus berfungsi secara efektif agar organisasi secara keseluruhan dapat berhasil. 2 Kinerja dapat diketahui dan diukur jika individu atau sekelompok karyawan telah mempunyai kriteria atau standar keberhasilan atau tolok ukur yang ditetapkan oleh organisasi. 3 Lembaga keuangan yang telah berjalan sebaiknya memiliki pengendalian internal agar dapat memantau kegiatan operasionalnya, terutama kinerja karyawannya. Namun kepemimpinan juga perlu diperhatikan dalam meningkatkan kinerja karyawan. Tujuan pengendalian internal adalah menjaga kekayaan organisasi, mengecek ketelitian dan keandalan data akuntansi, mendorong efisiensi serta mendorong dipatuhinya kebijakan manajemen. 4 Pengendalian dalam pandangan Islam dilakukan untuk meluruskan yang tidak lurus, mengoreksi yang salah, dan membenarkan yang baik. 5 1 Widodo, Dkk. Membangun Lembaga Ekonomi Islam, Bina Pustaka Tama, Jakarta, 1999, hlm. 18. 2 Husaini Usman, Manajemen; Teori, Praktik, dan Riset Pendidikan, bumi aksara, Jakarta, 2008, hlm. 456. 3 Moeheriono, Pengukuran Kinerja Berbasis Kompetensi, Rajawali Pers, Jakarta, 2012, hlm. 95. 4 Mulyadi, Sistem Akuntansi, Salemba Empat, Jakarta, 2013, hlm. 163. 1

2 Sistem pengendalian itu dapat terdiri atas mekanisme pengendalian dari pimpinan yang berkaitan dengan penyelesaian tugas yang telah didelegasikan. 6 Setiap organisasi pasti memerlukan seorang pimpinan tertinggi yang harus menjalankan kegiatan kepemimpinan bagi keseluruhan organisasi sebagai satu kesatuan. Kepemimpinan adalah upaya mempengaruhi anggota untuk mencapai tujuan organisasi secara suka rela. 7 ayat 59. Sebagaimana terdapat pada firman Allah SWT dalam surat An-Nisa Artinya: Hai orang-orang yang beriman, ta atilah Allah dan ta atilah Rasul (Nya), dan ulil amri di antara kamu. Kemudian jika kamu berlainan pendapat tentang sesuatu, maka kembalikanlah ia kepada Allah (Al Qur an) dan Rasul (sunnahnya), jika kamu benarbenar beriman kepada Allah dan hari kemudian. Yang demikian itu lebih utama (bagimu) dan lebih baik akibatnya. (Q.S. An-Nisaa: 59). 8 Dalam ayat itu dikatakan bahwa ulil amri atau pejabat adalah orang yang mendapat amanah untuk mengurus urusan orang lain. dengan kata lain, pemimpin adalah orang yang mendapat amanah untuk mengurus urusan rakyat. Jika ada pemimpin yang tidak mengurus kepentingan rakyat, ia bukanlah pemimpin. Dalam suatu perusahaan, jika ada direktur yang tidak mengurus kepentingan perusahaannya, ia bukanlah seorang direktur. Pemimpin sering disebut Khadimul Ummah (pelayanan umat). Menurut 5 Nana Hardiana Abdurrahman, Manajemen Bisnis Syariah dan Kewirausahaan, Pustaka Setia, Bandun, 2013, hlm. 135. 6 Ibid., hlm. 136-137. 7 Hadar Nawawi, Kepemimpinan Mengefektifkan Organisasi, Gajah Mada University Press, 2003, hlm. 19. 8 Al-Qur an Surat An Nisaa Ayat 59, Al-Qur an dan Terjemah (Ayat Pojok Bergaris), Departemen RI, Asy-Syifa, Semarang, hlm. 69.

3 istilah itu, seorang pemimpin harus menempatkan diri pada posisi sebagai pelayan masyarakat (pelayan perusahaan). 9 Pada era zaman sekarang ini, persaingan lembaga keuangan semakin menjamur baik Bank maupun non Bank seperti BMT, oleh sebab itu lembaga keuangan diharapkan memiliki kemampuan yang kuat dan dapat meningkatkan kualitas dan kuantitas yang dimiliki agar mampu bertahan. Salah satu hal yang bisa dilakukan lembaga keuangan seperti KJKS BMT Al-Hikmah Mlonggo Jepara agar segala operasional yang dilakukan dapat berjalan sesuai dengan tujuan organisasi adalah dengan menetapkan pengendalian internal yang baik dan kepemimpinan yang dapat meningkatkan kinerja karyawan. Penulis melakukan penelitian di KJKS BMT Al-Hikmah Mlonggo Jepara karena KJKS BMT Al-Hikmah Mlonggo Jepara merupakan Koperasi Jasa Keuangan Syariah yang telah memberikan layanan jasa sejak tahun 1997 dan sekarang sudah memiliki beberapa cabang. Rata-rata letak kantor cabang tersebut lumayan jauh dari kantor pusat, sehingga menyebabkan kurang optimalnya pengawasan oleh pimpinan BMT secara langsung. Khususnya pada pelaksanaan pengendalian internal yang ada di KJKS BMT Al-Hikmah Mlonggo Jepara. Pengendalian internal dan kepemimpinan diperlukan untuk meningkatkan kinerja karyawan sehingga segala kegiatan operasional sesuai dengan SOP (Standard Operating Procedure) yang berlaku. Berdasarkan latar belakang tersebut, maka mendorong penulis untuk melakukan penelitian yang berjudul Pengaruh Pengendalian Internal dan Kepemimpinan terhadap Kinerja Karyawan (Studi Kasus Pada KJKS BMT Al-Hikmah Mlonggo Jepara). 9 Nana Herdiana Abdurrahman, Op, Cit., hlm. 103-104.

4 B. Rumusan Masalah Setiap melakukan penelitian penting dikemukakan permasalahan dalam penulisan karena dalam hal yang demikian, dapat diketahui pembatasan dari pelaksanaan penelitian dan juga pembahasan yang akan dilakukan, berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan diatas, maka di bawa ini penulis akan mengemukakan pokok masalah dalam pembahasan skripsi ini. Rumusan masalah tersebut adalah: 1. Apakah terdapat pengaruh pengendalian internal terhadap kinerja karyawan pada KJKS BMT Al-Hikmah Mlonggo Jepara? 2. Apakah terdapat pengaruh kepemimpinan terhadap kinerja karyawan pada KJKS BMT Al-Hikmah Mlonggo Jepara? 3. Apakah terdapat pengaruh pengendalian internal dan kepemimpinan secara bersama-sama terhadap kinerja karyawan pada KJKS BMT Al-Hikmah Mlonggo Jepara? C. Tujuan Penelitian Sejalan dengan rumusan masalah tersebut diatas, maka penelitian ini bertujuan untuk: 1. Untuk mengetahui pengaruh pengendalian internal terhadap kinerja karyawan pada KJKS BMT Al-Hikmah Mlonggo Jepara. 2. Untuk mengetahui pengaruh kepemimpinan terhadap kinerja karyawan pada KJKS BMT Al-Hikmah Mlonggo Jepara. 3. Untuk mengetahui pengaruh pengendalian internal dan kepemimpinan secara bersama-sama terhadap kinerja karyawan pada KJKS BMT Al- Hikmah Mlonggo Jepara. D. Manfaat Penelitian Selain terdapat tujuan penelitian seperti yang telah dipaparkan diatas, penelitian ini juga mempunyai manfaat penelitian yaitu secara praktis dan teoritis. Adapun manfaat yang diharapkan oleh peneliti adalah:

5 1. Praktis Bagi BMT 1) Hasil penelitian dapat digunakan sebagai bahan masukan bagi BMT agar memperkuat pengendalian internalnya. 2) Mendorong BMT untuk terus meningkatkan kapasitas auditor internal secara kualitas dan kuantitas dalam pengendalian internalnya. 3) Memberikan tambahan wawasan tentang kinerja karyawan melalui kepemimpinan.. 2. Teoritis Bagi Pembaca 1) Dapat memberi sumbangsih ilmu pengetahuan kepada mahasiswa Jurusan Syari ah dan Ekonomi Islam atau Ekonomi Syariah serta Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri (STAIN) Kudus. 2) Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah pemahaman tentang pengaruh Pengendalian Internal dan Kepemimpinan terhadap Kinerja karyawan. E. Sistematika penulisan Sistematika skripsi dimaksudkan untuk memberikan gambaran tentang dari masing-masing bagian atau yang saling berhubungan, sehingga nantinya akan diperoleh penelitian yang sistematis dan ilmiah. Adapun sistematika penelitian adalah sebagai berikut: 1. Bagian Muka Berisi halaman sampul, nota persetujuan pembimbing, pernyataan keaslian,halaman motto, halaman persembahan, kata pengantar, abstrak, daftar isi, daftar gambar, dan daftar tabel. 2. Bagian Isi Pada bagian ini terdapat lima bab yang saling terkait, kelima bab tersebut adalah sebagai berikut:

6 Bab I: Pendahuluan Dalam bab ini penulis membahas tentang latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan sistematika penulisan. Bab II: Landasan Teori Pada bab ini membahas tentang teori pengendalian internal, kepemimpinan dan kinerja karyawan, penelitian terdahulu, serta kerangka berfikir dan hipotesis penelitian. Bab III: Metode Penelitian Bab ini berisi tentang jenis dan pendekatan penelitian, sumber data, populasi dan sampel tata variabel penelitian, definisi operasional, teknik pengumpulan data, uji validitas dan reliabilitas instrumen, uji asumsi klasik, analisis data. Bab IV: Hasil Penelitian dan Pembahasan Bab ini beris tentang deskripsi objek penelitian, deskripsi responden, hasil uji instrument penelitian hasil uji asumsi klasik, analisis data, pembahasan, dan implikasi penelitian. Bab V: Penutup Bab ini berisi tentang kesimpulan, keterbatasan penelitian, saran-saran, dan penutup. 3. Bagian akhir Pada bagian ini berisi tentang daftar pustaka, daftar riwayat pendidikan, dan lampiran-lampiran.