BAB I PENDAHULUAN. Kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi dan. Tingkat Satuan Pendidikan 2006.

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pendidikan merupakan pondasi kemajuan suatu negara, maju tidaknya

BAB I PENDAHULUAN. Penyelenggaraan pendidikan sebagaimana yang diamanatkan dalam. Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. yang lebih berkualitas. Dalam menciptakan SDM yang berkualitas tidak terlepas

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan pada dasarnya adalah usaha sadar untuk menumbuh

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pendidikan matematika dapat diartikan sebagai suatu proses yang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. beradaptasi dengan lingkungan dan mengantisipasi berbagai kemungkinan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Perkembangan suatu bangsa dapat dilihat dari perkembangan

BAB 1 PENDAHULUAN. Nasional yang tercantum dalam Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pendidikan memegang peranan yang penting dalam peningkatan kualitas sumber daya manusia, karena melalui

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pemakaian seragam sekolah terhadap siswa di dalam suatu pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. Bab I ketentuan umum pada pasal 1 dalam UU ini dinyatakan bahwa :

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. pendidikan, manusia dapat mengembangkan diri untuk menghadapi tantangan

BAB I PENDAHULUAN. sikap, perilaku, intelektual serta karakter manusia. Menurut Undang-Undang

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan menjadi tuntutan wajib bagi setiap negara, pendidikan memegang

BAB I PENDAHULUAN. tentang Sistem Pendidikan Nasional yang menyebutkan bahwa: kecerdasan peserta didik semata, tetapi juga untuk mengembangkan semua

BAB I PENDAHULUAN. suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan individu dan perkembangan masyarakat, selain itu pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. melalui pendidikan sekolah. Pendidikan sekolah merupakan kewajiban bagi seluruh. pendidikan Nasional pasal 3 yang menyatakan bahwa:

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu faktor yang menentukan berkembangnya suatu Negara ialah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. untuk memajukan kesejahteraan bangsa. Pendidikan adalah proses pembinaan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pengertian pendidikan menurut Undang-undang Sistem Pendidikan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pada era globalisasai saat ini suatu bangsa dituntut bersaing dan selalu

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan menjadi hal yang sangat penting bagi suatu bangsa, dikatakan

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia. Bab 2 pasal 3 UU Sisdiknas berisi pernyataan sebagaimana tercantum

BAB I PENDAHULUAN. adalah pendidikan yang mampu mengembangkan potensi siswa, sehingga yang

BAB I PENDAHULUAN. melalui berbagai upaya yang berlangsung dalam lingkungan keluarga, sekolah dan

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia dianggap belum mampu bersaing dengan dunia luar. hal yang memang seharusnya terjadi sejalan dengan perubahan budaya

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. lambatnya pembangunan bangsa sangat tergantung pada pendidikan. Oleh karena. sangat luas terhadap pembangunan di sektor lainnya.

BAB I PENDAHULUAN. manusia yang dinamis dan syarat akan perkembangan, oleh karena itu

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan memegang peranan penting karena pendidikan merupakan

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat yang cerdas, damai, terbuka dan demokratis. Kemajuan bangsa

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Peningkatan kualitas pendidikan merupakan hal yang marak menjadi

BAB I PENDAHULUAN. kurikulum yang dikembangkan pada tataran satuan pendidikan. Oleh karena itu,

I. PENDAHULUAN. Pendidikan di Indonesia diatur dalam Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. berkala agar tetap relevan dengan perkembangan jaman. pedoman penyelenggaraan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan salah satu faktor yang sangat penting bagi kehidupan

BAB I PENDAHULUAN. Sisdiknas No. 20 Tahun 2003 : Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual

BAB I PENDAHULUAN. Kepribadiannya berlandaskan dengan nilai-nilai baik di dalam masyarakat maupun

BAB I PENDAHULUAN. Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional diharapkan dapat

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Bangsa Indonesia merupakan bangsa yang terdiri dari beragam etnis yang

BAB I PENDAHULUAN. teknologi diperlukan sumber daya manusia yang tangguh. Pendidikan merupakan

BAB I PENDAHULUAN. seperti yang tercantum dalam pembukaan UUD 1945.

I. PENDAHULUAN. berpengaruh dalam kemajuan suatu bangsa. Pendidikan juga awal dari. terbentuknya karakter bangsa. Salah satu karakteristik bangsa yang

BAB I PENDAHULUAN. ini berarti bahwa pembangunan itu tidak hanya mengejar lahiriah seperti

BAB I PENDAHULUAN. antara pendidikan dengan tingkat perkembangan bangsa tersebut yang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Pendidikan mempunyai peran yang sangat strategis dalam meningkatkan

I. PENDAHULUAN. Ilmu kimia merupakan ilmu yang diperoleh dan dikembangkan berdasarkan eksperimen

BAB I PENDAHULUAN. Dalam Undang Undang Nomor 20 tahun 2003 disebutkan bahwa pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi di Indonesia terus

BAB I PENDAHULUAN. 1.1.Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB II LANDASAN TEORI. berasal dari kata courier yang berarti berlari (to run). Kurikulum berarti suatu

I. PENDAHULUAN. usaha di negara lain. Untuk menghadapi era globalisasi ini diperlukan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. positif dan negatif pada suatu negara. Orang-orang dari berbagai negara

BAB I PENDAHULUAN. kedudukan yang sangat strategis dalam seluruh aspek kegiatan pendidikan.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan salah satu aspek kehidupan yang sangat penting

BAB I PENDAHULUAN. semakin pesat. Hal ini menuntut adanya sumber daya manusia yang berkualitas,

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana

BAB I PENDAHULUAN. Negara maju dalam persaingan global. Berbagai perbaikan terus dilakukan

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. yaitu: sikap, proses, produk, dan aplikasi. Keempat unsur utama tersebut

SANTI BBERLIANA SIMATUPANG,

BAB I PENDAHULUAN. semakin lama semakin terbuka. Hal ini dapat dicontohkan, ketika

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan faktor yang sangat penting untuk menjamin

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. sistematis untuk mewujudkan suatu proses pembelajaran agar siswa aktif

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan dalam kehidupan suatu negara memegang peranan yang. sangat penting untuk menjamin kelangsungan hidup negara dan bangsa.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. daya manusia merupakan aspek penting terhadap kemajuan suatu negara.

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. dipisahkan dari kehidupan seseorang, baik dalam keluarga, masyarakat dan

I. PENDAHULUAN. Pendidikan adalah salah satu faktor yang menentukan kemajuan bangsa Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. kebiasaan sekelompok orang yang di turunkan dari satu generasi ke generasi

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab (Undang-undang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pendidikan biasanya berawal saat seorang bayi itu dilahirkan dan berlangsung seumur hidup. Menurut M.J.

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Pendidikan pada hakikatnya merupakan suatu upaya untuk menyiapkan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Banyak negara mengakui bahwa persoalan pendidikan merupakan

BAB I PENDAHULUAN. adalah generasi penerus yang menentukan nasib bangsa di masa depan.

BAB I PENDAHULUAN. Hidup adalah pendidikan dan pendidikan adalah kehidupan. Di dalam

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. generasi yang cerdas dan berkarakter. Demikian pula dengan pendidikan di

BAB I PENDAHULUAN. semakin pesat. Hal ini menuntut adanya sumber daya manusia yang. berkualitas, dengan begitu perkembangan yang ada dapat dikuasai,

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Feni Maelani, 2013

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

Transkripsi:

1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Salah satu alat pencapaian tujuan pembelajaran adalah kurikulum. Kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan nasional. Kurikulum 2013 adalah kurikulum berbasis kompetensi yang pernah digagas dalam Rintisan Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK) 2004, tetapi kurikulum 2013 belum terselesaikan karena desakan untuk segera mengimplementasikan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan 2006. (Muzamiroh, 2013) Harapan dari adanya kurikulum 2013 tersebut di atas adalah untuk menyiapkan generasi yang handal, inovatif, dan berkarakter serta siap mengarungi tantangan zaman di masa yang akan datang. Oleh karena itu, model pembelajaran dalam kurikulum 2013 diarahkan untuk mendorong peserta didik guna mencari tahu dari berbagai sumber observasi, bukan diberitahu seperti era lama. Guru tidak selalu dianggap paling tahu tentang segalanya. Jadi, peserta didik didukung untuk lebih aktif mencari informasi sendiri, tanpa harus bergantung pada guru atau orang tua. Tujuan di atas juga sesuai dengan fungsi pendidikan nasional sebagaimana tercantum dalam Pasal 3 Undang-undang Sistem Pendidikan Nasional(UU Sisdiknas) Tahun 2003. Dalam UU tersebut disebutkan bahwa pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk

2 watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab (Kemdiknas, 2010). Beberapa karakter yang dapat ditanamkan pada peserta didik adalah karakter rasa ingin tahu dan karakter komunikatif. Karakter rasa ingin tahu merupakan karakter yang erat berhubungan dengan diri sendiri. Sedangkan karakter komunikatif adalah satu dari delapan belas karakter yang harus ditanamkan di tingkat satuan pendidikan sekolah atau madrasah. Karakter rasa ingin tahu dan karakter komunikatif ini dianggap penting bagi proses pembelajaran di Indonesia. Sejalan dengan masalah di atas, diperlukan cara pembelajaran terpadu yang dapat mengintegrasikan keterampilan kimia sebagai proses dan produk, mengembangkan pendidikan karakter peserta didik, dan dapat mengaplikasikan kimia dalam kehidupan sehari-hari, mampu mengintegrasikan aspek akademik/intelektual dengan aspek emosional dan spiritual siswa sehingga tujuan pembelajaran kimia yang ditetapkan pemerintah dapat dengan mudah tercapai. Hasil penelitian Rambe (2010) menunjukkan bahwa pembuatan dan uji kelayakanmedia pembelajaran berbasis komputer dengan Macromedia Flashdapat meningkatkan hasil belajar kimia siswa, hasil penelitian Syahputra (2011) menunjukkan bahwa dalam upaya meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa

3 pada materi sistem koloid model pembelajaran yang paling efektif adalah ProjectBased Learning yang diintegrasikan dengan media komputer. Pembelajaran berbasis proyek merupakan bagian dari proses pembelajaran yang memberikan penekanan pada pemecahan masalah sebagai usaha kolaboratif dalam periode pembelajaran tertentu (Slocum, 2004). Pembelajaran ini dilakukan dengan melibatkan siswa pada tugas-tugas kompleks. Dengan demikian siswa bekerja dengan mandiri dalam membentuk pelajarannya dan memunculkannya dalam produk nyata. Mubarrraq (2009) yang melakukan penelitian dengan memberikan dua perlakuan yang berbeda terhadap siswa, yaitu kelas yang belajar dengan menggunakan komputer dibandingkan dengan kelas yang menggunakan tatap muka. Hasilnya menunjukkan bahwa terjadi penghematan waktu yang signifikan. Siswa yang menggunakan program komputer dapat menyelesaikan pelajaran ratarata 13,75 jam sedangkan kelompok yang menggunakan tatap muka memerlukan waktu 24 jam. Selain itu, lebih dari 560 siswa disekolah menengah yang menggunakan program komputer Enviro Quest dan Compact Disk hasil yang ditunjukkan adalah 93% siswa menemukan tujuannya setelah mempelajari program tersebut, lebih dari 40% menyatakan menyenangi mempelajari materi Environmental Carreer menggunakan program komputer, 70% menyatakan memperoleh banyak pengetahuan dan 97% menyatakan menyenangi program komputer tersebut. Begitu bermanfaatnya pemakaian komputer sebagai media pembelajaran.

4 Sebaik-baiknya media yang digunakan dalam pembelajaran adalah memiliki tingkat relevansi dengan tujuan, materi dan karakteristik siswa (Johnstone, 2007). Dilihat dari wewenang dan interaksinya dalam pembelajaran, guru adalah orang yang paling menguasai materi, mengetahui tujuan apa yang mesti dibuat dan mengenali betul kebutuhan siswanya. Di sinilah peran guru sebagai creator yaitu menciptakan media yang tepat, efisien dan menyenangkan bagi siswa (Nasution, 2013) Dari survey awal yang dilakukan peneliti pada beberapa SMA yang ada di kota Medan, hanya beberapa SMA yang memiliki ruangan laboratorium komputer lengkap dengan akses jaringan internet yang bisa dijadikan alat bantu pembelajaran, diantaranya adalah SMA Negeri 1, SMA Negeri 2, SMA Negeri 3Medan.Berdasarkan uraian di atas, maka dipandang perlu dilakukan suatu penelitian mengenai penggunaan model pembelajaran berbasis proyek(project Based Learning/ PjBL) terhadap karakter rasa ingin tahu dan komunikatifuntuk meningkatkan hasil belajar siswa pada materi Kimia Larutan. Untuk itu penulis mengajukan studi penelitian yang berjudul Penerapan ModelProject Based Learning untuk Meningkatkan Hasil Belajar Kimia dan Karakter Komunikatif serta Rasa Ingin Tahu pada Materi Kimia Larutan di SMA.

5 1. 2. Identifikasi Masalah Berdasar latar belakang di atas, dapat diidentifikasikan masalah-masalah sebagai berikut : 1. Keseimbangan antara pendidikan dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang sangat pesat. 2. Penggunaan model dan strategi dalam pembelajaran kimia. 3. Tuntutan penerapan Kurikulum 2013. 4. Tuntutan penanaman nila-nilai karakter bangsa dalam pendidikan. 1. 3. Batasan Masalah Sehubungan dengan judul penelitian ini dan masalah-masalah yang diidentifikasi di atas maka beberapa hal dalam masalah yang diteliti dibatasi sebagai berikut: 1. Materi pelajaran yang dikembangkan hanya meliputi kompetensi dasar Mendeskripsikan teori-teori asam basa dengan menentukan sifat larutan dan menghitung ph larutan, pada kelas XI semester genap. 2. Media pembelajaran yang dikembangkan hanya dalam bentuk media komputer dengan pendekatan pembelajaran berbasis proyek (Project Based Learning/ PjBL).

6 1. 4. Rumusan Masalah Rumusan masalah yang diteliti adalah sebagai berikut: 1. Apakah terdapat perbedaan hasil belajar yang signifikan antara siswa yang diajar dengan model direct instruction dan model PjBL tanpa media serta model PjBL dengan media internetpada materi Kimia Larutan? 2. Apakah terdapat perbedaan hasil belajar yang signifikan antara siswa yang diajar dengan model direct instruction dan model PjBL tanpa mediapada materi Kimia Larutan? 3. Apakah terdapat perbedaan hasil belajar yang signifikan antara siswa yang diajar dengan model direct instruction dan model PjBL dengan media internetpada materi Kimia Larutan? 4. Apakah terdapat perbedaan hasil belajar yang signifikan antara siswa yang diajar dengan model PjBL tanpa media dan model PjBL dengan media internetpada materi Kimia Larutan? 5. Apakah terdapat perbedaan yang signifikan antara karakter rasa ingin tahu siswa yang diajar dengan model direct instruction dan model PjBL tanpa media serta modelpjbl dengan media internetpada materi Kimia Larutan? 6. Apakah terdapat perbedaan yang signifikan antara karakter komunikatif siswa yang diajar dengan model direct instruction dan model PjBLtanpa media serta model PjBL dengan media internetpada materi Kimia Larutan? 7. Apakah terdapat hubungan yang signifikan antara karakter rasa ingin tahu dengan hasil belajar siswa yang diajar dengan model direct instruction?

7 8. Apakah terdapat hubungan yang signifikan antara karakter rasa ingin tahu dengan hasil belajar siswa yang diajar dengan model PjBL tanpa media? 9. Apakah terdapat hubungan yang signifikan antara karakter rasa ingin tahu dengan hasil belajar siswa yang diajar dengan model PjBL dengan media internet? 10. Apakah terdapat hubungan yang signifikan antara karakter komunikatif dengan hasil belajar siswa yang diajar dengan model direct instruction? 11. Apakah terdapat hubungan yang signifikan antara karakter komunikatif dengan hasil belajar siswa yang diajar dengan model PjBL tanpa media? 12. Apakah terdapat hubungan yang signifikan antara karakter komunikatif dengan hasil belajar siswa yang diajar dengan model PjBL dengan media internet? 1.5. Tujuan Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk menunjukkan: 1. Pengaruh model direct instruction, PjBL tanpa media, dan PjBL dengan media internet terhadap hasil belajar kimia siswa. 2. Pengaruh model direct instruction, PjBL tanpa media, dan PjBL dengan media internet terhadap karakter rasa ingin tahu siswa. 3. Pengaruh model pembelajaran direct instruction, PjBL tanpa media, danpjbl dengan media internet terhadap karakter komunikatif siswa. Sedang tujuan khususnya adalah untuk mengetahui :

8 1. Perbedaan hasil belajar yang signifikan antara siswa yang diajar dengan model direct instruction dan model PjBL tanpa media serta model PjBL dengan media internetpada materi Kimia Larutan. 2. Perbedaan hasil belajar yang signifikan antara siswa yang diajar dengan model direct instruction dan model PjBL tanpa media pada materi Kimia Larutan. 3. Perbedaan hasil belajar yang signifikan antara siswa yang diajar dengan model direct instruction dan model PjBL dengan media internetpada materi Kimia Larutan. 4. Perbedaan hasil belajar yang signifikan antara siswa yang diajar dengan model PjBL tanpa media dan model PjBL dengan media internetpada materi Kimia Larutan. 5. Perbedaan yang signifikan antara karakter rasa ingin tahu siswa yang diajar dengan model direct instruction dan model PjBL tanpa media serta model PjBL dengan media internetpada materi Kimia Larutan. 6. Perbedaan yang signifikan antara karakter komunikatif siswa yang diajar dengan model direct instruction dan model PjBL tanpa media serta model PjBL dengan media internetpada materi Kimia Larutan. 7. Hubungan yang signifikan antara karakter rasa ingin tahu dengan hasil belajar siswa yang diajar dengan model direct instruction. 8. Hubungan yang signifikan antara karakter rasa ingin tahu dengan hasil belajar siswa yang diajar dengan model PjBL tanpa media.

9 9. Hubungan yang signifikan antara karakter rasa ingin tahu dengan hasil belajar siswa yang diajar dengan model PjBL dengan media internet. 10. Hubungan yang signifikan antara karakter komunikatif dengan hasil belajar siswa yang diajar dengan model direct instruction. 11. Hubungan yang signifikan antara karakter komunikatif dengan hasil belajar siswa yang diajar dengan model PjBL tanpa media. 12. Hubungan yang signifikan antara karakter komunikatif dengan hasil belajar siswa yang diajar dengan model PjBL dengan media internet. 1.6. Manfaat Penelitian Hasil penelitian ini diharapkan bermanfaat untuk: 1. Menambah khasanah data ilmiah. 2. Menambah wawasan dan keterampilan peneliti dalam kegiatan penelitian ilmiah. 3. Masukan bagi para peneliti lanjutan dalam pelaksanaan penelitian yang relevan dengan masalah yang telah diteliti. 4. Masukan bagi para guru umumnya, khususnya para guru kimia dalam rangka meningkatkan kualitas pembelajaran yang akan dilakukannya. 1.7. Defenisi Operasional 1. Model Pembelajaran Berbasis Proyek (Project Based Learning/ PjBL) merupakan bagian dari proses pembelajaran yang memberikan penekanan pada pemecahan masalah sebagai usaha kolaboratif dalam periode

10 pembelajaran tertentu. Model pembelajaran ini dilakukan dengan melibatkan siswa pada tugas-tugas kompleks. Dengan demikian siswa bekerja dengan mandiri dalam membentuk pelajarannya dan memunculkannya dalam produk nyata. 2. Media internet disini menggunakan blog pribadi yaitu berupa materi pelajaran terkait serta situs-situs web kimia lainnya yang dapat membantu siswa untuk memecahkan permasalahan yang dihadapi dan lebih memahami materi. 3. Pendidikan karakter adalah pendidikan yang menanamkan nilai-nilai tertentu pada anak didik (siswa), seperti nilai-nilai yang berguna bagi pengembangan dirinya. Nilai-nilai tersebut antara lain adalah nilai kejujuran, kerja sama, rasa ingin tahu, komunikatif serta tanggung jawab. Dalam penelitian ini, karakter yang diamati yaitu rasa ingin tahu dan komunikatif. 4. Hasil belajar adalah kemampuan yang dimiliki siswa setalah menerima pengalaman belajarnya. Hasil belajar dibagi dalam tiga kompetensi yaitu pengetahuan (kognitif), sikap (afektif) dan keterampilan (psikomotorik).