BAB I PENDAHULUAN. darah, efek terhadap paru, kekebalan tubuh hingga sistem reproduksi. 1 Meski

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. menurun sedikit pada kelompok umur 75 tahun (Riskesdas, 2013). Menurut

BAB I PENDAHULUAN I.I LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN. Penyakit Jantung Koroner (PJK) merupakan penyakit yang menyerang

BAB 1 PENDAHULUAN. Indonesia. Dewasa ini perilaku pengendalian PJK belum dapat dilakukan secara

BAB 1 PENDAHULUAN. disebabkan oleh PTM terjadi sebelum usia 60 tahun, dan 90% dari kematian sebelum

HUBUNGAN MEROKOK DENGAN AGREGASI TROMBOSIT PADA MAHASISWA DI LINGKUNGAN UNIVERSITAS DIPONEGORO LAPORAN HASIL KARYA TULIS ILMIAH

HUBUNGAN MEROKOK DENGAN AGREGASI TROMBOSIT PADA MAHASISWA DI LINGKUNGAN UNIVERSITAS DIPONEGORO

BAB 1 PENDAHULUAN. atau gabungan keduanya (Majid, 2007). Penyakit jantung dan pembuluh darah

BAB 1 PENDAHULUAN. orang yang memiliki kebiasaan merokok. Walaupun masalah. tahun ke tahun. World Health Organization (WHO) memprediksi

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Peningkatan jumlah perokok di negara berkembang termasuk Indonesia

BAB 1 PENDAHULUAN. kematian berasal dari PTM dengan perbandingan satu dari dua orang. dewasa mempunyai satu jenis PTM, sedangkan di Indonesia PTM

BAB I PENDAHULUAN. Di Indonesia penyakit jantung dan pembuluh darah terus meningkat dan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. Saat ini jumlah perokok di dunia mengalami peningkatan termasuk di

BAB III METODE PENELITIAN. Ruang lingkup penelitian ini adalah Ilmu Patologi Klinik.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN orang dari 1 juta penduduk menderita PJK. 2 Hal ini diperkuat oleh hasil

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. penyakit arteri koroner (CAD = coronary arteridesease) masih merupakan

BAB I PENDAHULUAN. Sebanyak 90% penderita diabetes di seluruh dunia merupakan penderita

I. PENDAHULUAN. berkembang. Berdasarkan data WHO (2010), setiap tahunya terdapat 10 juta

BAB I PENDAHULUAN. masalah kesehatan global, penyebab utama dari kecacatan, dan

BAB 1 PENDAHULUAN. secara tidak langsung dapat meningkatkan angka usia harapan hidup. Di tahun

BAB 1 : PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penyakit jantung koroner (PJK) adalah gangguan fungsi jantung dimana otot

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. terjadinya penyempitan, penyumbatan, atau kelainan pembuluh nadi

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. yang mendadak dapat mengakibatkan kematian, kecacatan fisik dan mental

BAB 1 PENDAHULUAN. Penyakit kardiovaskuler merupakan penyakit yang masih menjadi masalah

TINGKAT PENGETAHUAN DAN SIKAP PENGUNJUNG DI LINGKUNGAN RSUP Dr. KARIADI TENTANG KAWASAN TANPA ROKOK JURNAL MEDIA MEDIKA MUDA KARYA TULIS ILMIAH

BAB 1 PENDAHULUAN. Masalah kesehatan merupakan masalah yang ada di setiap negara, baik di

BAB I PENDAHULUAN. Peningkatan usia harapan hidup dan penurunan angka fertilitas. mengakibatkan populasi penduduk lanjut usia meningkat.

BAB 1: PENDAHULUAN. ketergantungan) dan tar yang bersifat karsinogenik. (1)

BAB 1 PENDAHULUAN. didominasi oleh penyakit infeksi dan malnutrisi, pada saat ini didominasi oleh

BAB 1 PENDAHULUAN. Tembakau pertama kali diperkenalkan di Indonesia oleh bangsa Belanda

BAB I PENDAHULUAN. menghisap dan menghembuskannya yang menimbulkan asap dan dapat terhisap oleh

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. adalah hasil dari non-perokok yang terpapar asap rokok. Hampir 80% dari lebih 1

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. penyakit yang di akibatkan karena merokok berakhir dengan kematian. World

1 Universitas Kristen Maranatha

HASIL PENELITIAN HUBUNGAN ANTARA KEBIASAAN MEROKOK DENGAN TEKANAN DARAH PADA NELAYAN DI KELURAHAN BITUNG KARANGRIA KECAMATAN TUMINTING KOTA MANADO

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. inaktivitas fisik, dan stress psikososial. Hampir di setiap negara, hipertensi

BAB I PENDAHULUAN. kematian yang terjadi pada tahun 2012 (WHO, 2014). Salah satu PTM

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang

BAB I PENDAHULUAN. mementingkan defisit neurologis yang terjadi sehingga batasan stroke adalah. untuk pasien dan keluarganya (Adibhatla et al., 2008).

BAB I PENDAHULUAN. meningkat. Peningkatan asupan lemak sebagian besar berasal dari tingginya

BAB I PENDAHULUAN. mengalirkan darah ke otot jantung. Saat ini, PJK merupakan salah satu bentuk

BAB 1 PENDAHULUAN. merasakan hal yang demikian terutama pada saat menginjak masa remaja yaitu. usia tahun (Pathmanathan V dan Surya H, 2013).

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB IV METODE PENELITIAN. Bidang Ilmu Kedokteran khususnya Ilmu Penyakit Dalam. Semarang Jawa Tengah. Data diambil dari hasil rekam medik dan waktu

BAB 1 PENDAHULUAN. koroner. Kelebihan tersebut bereaksi dengan zat-zat lain dan mengendap di

BAB I PENDAHULUAN. Penyakit jantung koroner (PJK) penyebab kematian nomor satu di dunia.

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini, Indonesia menghadapi tantangan dalam meyelesaikan UKDW

B A B I P E N D A H U L U A N

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Universitas Sumatera Utara

BAB I PENDAHULUAN. Sel trombosit berbentuk discus dan beredar dalam sirkulasi darah tepi dalam

BAB I PENDAHULUAN. darah, hal ini dapat terjadi akibat jantung kekurangan darah atau adanya

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. ini, penyakit ini banyak berhubungan dengan penyakit-penyakit kronis di dunia

BAB 1 PENDAHULUAN. dunia yang sebenarnya bisa dicegah. Sepanjang abad ke-20, telah terdapat 100

PENDAHULUAN. kondisi yang disebut aterosklerosis yaitu penyempitan atau pengerasan pembuluh darah. Kondisi

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Rokok adalah gulungan tembakau yang dibungkus dengan kertas. a. Perokok aktif adalah orang yang memang sudah merokok.

BAB I PENDAHULUAN. sampai saat ini telah dikenal lebih dari 25 penyakit berbahaya disebabkan oleh rokok.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Menurut WHO, jumlah perokok di dunia pada tahun 2009 mencapai 1,1

BAB I PENDAHULUAN. 1. Latar Belakang. Angina pektoris stabil adalah salah satu manifestasi. klinis dari penyakit jantung iskemik.

BAB I PENDAHULUAN. tidak menular yang lebih dikenal dengan sebutan transisi epidemiologi. 1

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Stroke menurut World Health Organization (WHO) (1988) seperti yang

BAB I PENDAHULUAN. mulai bergeser dari penyakit infeksi ke penyakit metabolik. Dengan meningkatnya

BAB 1 PENDAHULUAN. Merokok telah menjadi kebiasaan masyarakat dunia sejak ratusan tahun

BAB I PENDAHULUAN. menular juga membunuh penduduk dengan usia yang lebih muda. Hal ini

BAB I PENDAHULUAN. mempengaruhi kualitas hidup serta produktivitas seseorang. Penyakit penyakit

KORELASI PERILAKU MEROKOK DENGAN DERAJAT HIPERTENSI PADA PENDERITA HIPERTENSI DI PUSKESMAS WILAYAH KERJA DINAS KESEHATAN BANJARBARU

BAB I PENDAHULUAN. utama lipoprotein plasma adalah low density lipoprotein (LDL). 1 LDL berfungsi

UKDW BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Stroke merupakan penyebab kematian dan kecacatan yang utama. Hipertensi

BAB 1 PENDAHULUAN. menimbulkan berbagai penyakit atau gangguan kesehatan salah satunya

BAB I PENDAHULUAN. kardiovaskular yang diakibatkan karena penyempitan pembuluh darah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. Obesitas adalah kondisi kelebihan berat tubuh akibat tertimbunnya lemak,

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian di bidang ilmu Kardiovaskuler.

BAB 1 PENDAHULUAN. walaupun sering ditulis di surat-surat kabar, majalah dan media masa lain yang

UKDW BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Lima belas juta orang di dunia setiap tahunnya terkena serangan

BAB 1 PENDAHULUAN. Penyakit jantung dan pembuluh darah (PJPD) merupakan penyebab utama

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. merupakan kejadian yang tidak asing bagi masyarakat Indonesia karena

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Indeks Massa Tubuh (IMT) atau Body Mass Index (BMI) merupakan

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Global Adults Tobacco Survey (GATS) Indonesia, Indonesia merupakan

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

BAB 1 PENDAHULUAN. udara ekspirasi yang bervariasi (GINA, 2016). Proses inflamasi kronis yang

BAB 1 PENDAHULUAN. merupakan 63% penyebab kematian di seluruh dunia dengan membunuh 36 juta jiwa

BAB I PENDAHULUAN. dari masyarakat agraris menjadi masyarakat industri. Indonesia saat ini juga

SKRIPSI. Diajukan oleh : Enny Suryanti J

Transkripsi:

1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Merokok telah diketahui menjadi salah satu faktor risiko dari beberapa macam penyakit. Efek yang paling banyak ditimbulkan seperti pada sistem kardiovaskuler yang menyebabkan aterosklerosis pada jantung dan pembuluh darah, efek terhadap paru, kekebalan tubuh hingga sistem reproduksi. 1 Meski demikian, konsumsi rokok di belahan dunia masih tinggi, bahkan kecenderungan merokok mengalami peningkatan dari tahun ke tahun. 2 Jumlah perokok di seluruh dunia kini mencapai 1,2 milyar orang dan 800 juta di antaranya berada di negara berkembang. Menurut World Health Organization (WHO), Indonesia merupakan negara ketiga dengan jumlah perokok terbesar di dunia setelah Cina dan India. Prevalensi merokok di Indonesia memang sangat tinggi di berbagai lapisan masyarakat terutama pada laki-laki mulai dari anak-anak, remaja, dan dewasa. Data Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun 2010 menyebutkan prevalensi perokok laki-laki sebesar 65,8% dan perempuan sebesar 4,1%. Sedangkan pada tahun 2013, prevalensi perokok laki-laki meningkat menjadi 66% dan perempuan 6,7%. Peningkatan konsumsi rokok berdampak pada peningkatan beban penyakit dan kematian akibat rokok. 2 Salah satu pengaruh negatif dari merokok adalah perubahan pada fungsi trombosit, terutama fungsi agregasi. Seseorang yang sudah lama terpapar asap rokok mempunyai potensi terjadinya peningkatan agregasi trombosit dan ekskresi 1

2 metabolit tromboksan. Hal ini akan merangsang jalur koagulasi dan dapat menimbulkan atherothrombosis jika berlangsung lama. 3, 4 Komponen dalam rokok berperan penting dalam terjadinya agregasi trombosit. Nikotin dalam rokok dapat menyebabkan perubahan morfologi dan fungsi endotel pembuluh darah. 3 Ptetorius dalam penelitiannya menemukan adanya perubahan membran trombosit pada perokok. Ketidakstabilan membran trombosit ini dapat memicu aktivasi dan agregasi trombosit. Nikotin juga meningkatkan produksi platelet activating factor (PAF), suatu fosfolipid yang menginduksi agregasi trombosit. 5 Di samping itu, bahan kimia oksidan dan produk lain hasil pembakaran akan mengganggu pelepasan nitrit oxide, senyawa yang dapat menghambat aktivasi trombosit. 1 Dalam menilai fungsi agregasi trombosit, terdapat beberapa metode pemeriksaan yang dapat dikerjakan. Salah satu metode yang digunakan adalah sediaan apus darah tepi. Pemeriksaan ini dilakukan dengan menilai presentase trombosit kelompok dibandingkan trombosit total pada waktu sebelum dan sesudah 3 menit pemberian induktor. Metode ini merupakan metode pemeriksaan yang sederhana, dapat dilakukan di setiap laboratorium, mudah dan murah, sehingga dapat digunakan sebagai pemeriksaan skrining untuk menilai fungsi agregasi trombosit. 6, 7 Berkaitan dengan hubungan antara merokok dengan fungsi trombosit, belakangan ini telah dilakukan beberapa penelitian mengenai efek merokok. Menurut Muray asap rokok menyebabkan peningkatan agregasi trombosit melalui stres oksidatif dan kerusakan endotel. 8 Burack et al dalam penelitiannya

3 menemukan adanya peningkatan agregasi trombosit pada perokok dengan riwayat penyakit jantung koroner (PJK). 4 Namun, Marasini et al menyebutkan bahwa asap rokok menyebabkan gangguan metabolisme trombosit dan tidak meningkatkan agregasi trombosit. 8 Hasil penelitian oleh Ficha menunjukkan bahwa terdapat pengaruh antara jumlah batang rokok per hari dan lama merokok terhadap terjadinya PJK, akan tetapi tidak menjelaskan pengaruhnya melalui terjadinya agregasi trombosit meski agregasi trombosit diketahui menjadi salah satu pemicu trombosis dan aterosklerosis dinding pembuluh darah yang berpengaruh terhadap terjadinya PJK. 9 Beberapa penelitian di atas lebih menjelaskan mengenai efek merokok terhadap agregasi trombosit pada populasi yang sudah memiliki risiko dan riwayat penyakit kardiovaskuler. Oleh karena itu, penelitian ini ditujukan untuk membuktikan adanya hubungan antara merokok dengan agregasi trombosit pada populasi sehat dewasa muda yaitu pada mahasiswa di lingkungan Universitas Diponegoro dengan menggunakan metode pemeriksaan sediaan apus darah tepi. 1.2 Masalah Penelitian Berdasarkan latar belakang di atas, disusun masalah penelitian sebagai berikut: Apakah terdapat hubungan antara merokok dengan agregasi trombosit pada mahasiswa di lingkungan Universitas Diponegoro?

4 1.3 Tujuan Penelitian 1.3.1 Tujuan Umum Tujuan umum penelitian adalah untuk membuktikan adanya hubungan antara merokok dengan agregasi trombosit pada mahasiswa di lingkungan Universitas Diponegoro. 1.3.2 Tujuan Khusus 1) Menghitung lama merokok dan jumlah batang rokok per hari yang dikonsumsi mahasiswa di lingkungan Universitas Diponegoro. 2) Melakukan pemeriksaan agregasi trombosit pada mahasiswa di Lingkungan Universitas Diponegoro yang merokok. 3) Membuktikan hubungan antara lama merokok dengan agregasi trombosit pada mahasiswa di lingkungan Universitas Diponegoro. 4) Membuktikan hubungan antara jumlah batang rokok per hari dengan agregasi trombosit pada mahasiswa di lingkungan Universitas Diponegoro. 1.4 Manfaat Penelitian 1) Menjadi tambahan pengetahuan tentang hubungan antara merokok dengan agregasi trombosit. 2) Menjadi masukan bagi para klinisi tentang hubungan antara merokok dengan agregasi trombosit. 3) Menambah pengetahuan masyarakat mengenai efek merokok terhadap agregasi trombosit sebagai risiko penyakit kardiovaskuler. 4) Menjadi dasar bagi penelitian selanjutnya.

5 1.5 Keaslian Penelitian Berdasarkan penelusuran pustaka, belum banyak dijumpai penelitian tentang hubungan merokok dengan agregasi trombosit. Terdapat beberapa penelitian yang menyerupai penelitian ini, namun memiliki perbedaan dari segi metodologi. Beberapa penelitian yang terkait adalah sebagai berikut: Tabel 1. Keaslian penelitian No Peneliti dan Judul Penelitian 1 Burak P, et al. Effect of Cigarette Smoking on Platelet Aggregation (Clinical and Applied Trombosis/Hemostasis 2011;17(6):175-180) 4 2 Ficha FS, dkk. Pengaruh Merokok terhadap Terjadinya Penyakit Jantung Koroner (PJK) di RSUP DR. Wahidin Sudirohusodo Metode Penelitian Subyek penelitian: penderita penyakit jantung koroner (PJK) yang memperoleh terapi aspirin (n=40 orang, yang terdiri dari 20 perokok, dan 20 bukan perokok). Jenis penelitian: eksperimental Variabel penelitian: - Bebas: merokok - Terikat: agregasi trombosit Subyek penelitian: seluruh penderita PJK yang dirawat di RSUP DR. Wahidin Sudirohusodo Makassar. Jenis penelitian: Hasil Penelitian Merokok walaupun hanya sebatang dapat meningkatkan aktivitas trombosit pada penderita PJK yang berespon terhadap aspirin maupun tidak berespon (p=0,004) Terdapat pengaruh lama merokok terhadap terjadinya PJK (p=0,003). Terdapat pengaruh jumlah batang perhari terhadap terjadinya

6 Makassar (Jurnal Ilmiah Kesehatan Diagnosis 2013; 1(6):1-5) 9 3 Kristiawan A. Korelasi Kadar High Density Lipoprotein Serum dengan Agregasi Trombosit pada Pria Perokok (Tesis Program Pascasarjana Magister Ilmu Biomedik dan Pendidikan Dokter Spesialis I Patologi Klinik Universitas Diponegoro Semarang 2013) 8 belah lintang Variabel penelitian: - Bebas: lama merokok dan jumlah batang perhari - Terikat: penderita PJK Subyek penelitian: Pria perokok usia 19-39 yang sehat (n=24). Jenis penelitian: Observasional analitik dengan rancangan belah lintang Variabel penelitian: - Bebas: kadar serum High Density Lipoprotein (HDL) - Terikat: agregasi trombosit PJK (P=0,002). Uji korelasi Spearman antara kadar HDL dan TAT ADP2 diperoleh r= -0,79 dan p=0,358. Uji korelasi Spearman antara kadar HDL dan TAT ADP10 diperoleh r= -0,018 dan p=0,467. Tidak terdapat korelasi antara kadar HDL dengan agregasi trombosit. Penelitian ini berbeda dengan penelitian-penelitian di atas. Perbedaan terletak pada metode penelitian. Dalam penelitian ini, variabel yang diukur adalah lama merokok, jumlah batang rokok per hari yang dikonsumsi, serta persentase agregasi trombosit. Subyek dalam penelitian ini adalah populasi sehat yang merupakan mahasiswa di lingkungan Universitas Diponegoro. Perhitungan

7 agregasi trombosit dilakukan secara mikroskopik dengan metode sediaan apus darah tepi (SADT) yang merupakan pemeriksaan yang dapat dilakukan di setiap laboratorium dan mudah, sehingga digunakan sebagai pemeriksaan awal untuk menilai fungsi agregasi trombosit.