Gambar 1. Sistem PLC

dokumen-dokumen yang mirip
SISTEM OTOMASI PADA MODUL PROCESSING DENGAN MENGGUNAKAN SEQUENTIAL FUNCTIONAL CHART

PENGENDALIAN MODUL OVERHEAD HANDLING STATION BERBASIS SEQUENTIAL FUNCTION CHART

PENGENDALIAN MODUL STORAGE STATION BERBASIS SEQUENTIAL FUNCTION CHART

Gambar 1. Function block diagram [4].

OTOMASI PADA MODUL SISTEM PENGUMPAN BERBASIS SEQUENTIAL FUNCTION CHART

ABSTRAK. Modular Production System (MPS) merupakan rangkaian simulasi. beberapa mesin produksi, salah satu bagiannya adalah Processing Station

RANCANG BANGUN SISTEM KONTROL TRANSFER TARGET CAIR UNTUK PRODUKSI RADIOISOTOP F-18 (FLUOR-18) PADA FASILITAS SIKLOTRON

OTOMASI WORK STATION (FMS) BERBASIS PROGRAMMABLE LOGIC CONTROLLER Purnawan

Pemrograman Programmable Logic Controller

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

APLIKASI PLC OMRON CPM 1A 30 I/O UNTUK PROSES PENGEPAKAN BOTOL SECARA OTOMATIS MENGGUNAKAN SISTEM PNEUMATIK

Kontrol Modular Production System Berbasis PLC Siemens S7-300 Dengan Menggunakan HMI Touch Panel

Konsep Dasar dan Sejarah PLC

IbM BAGI GURU LISTRIK DAN ELEKTRONIKA DI SMK PELITA NUSANTARA 2 SEMARANG

Kajian Awal Sistem Kontrol Cold Storage Multi-Fungsi Menggunakan Perangkat Lunak Zeliosoft

TUGAS AKHIR. Aplikasi PLC Web Server Dan Pengendali PID Pada Sistem Kontrol Coal Crushing Plant

JOBSHEET PRAKTIK MEKATRONIKA BERBASIS PROGRAMMABLE LOGIC CONTROLLER FC-20. Disusun Oleh: Totok Heru TM.

PENDIDIKAN TEKNIK MEKATRONIKA FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA

BAB III METODOLOGI. tertentu yang biasa digunakan pada proses automasi. Smart relay memiliki ukuran

SIMULASI PINTU GARASI MOBIL OTOMATIS BERBASIS PLC (Programmable Logic Control) SKRIPSI

Pemisahan Produk Cacad Menggunakan PLC Schneider Twido TWD20DTK

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. digunakan untuk mengontrol dan bisa diprogram sesuai dengan kebutuhan, yang

PENDETEKSI LOGAM UNTUK INDUSTRI MAKANAN BERBASIS PLC. Oleh : Atmiasri dan Sagita Rochman*)

Rekayasa rancang bangun sistem pemindahan material otomatis dengan sistem elektro-pneumatik

Otomasi Sistem dengan PLC

BAB IV PEMBAHASAN. pabrik PT. Boma Bisma Indra. Mesin ini digunakan untuk pelebaran lobang

Makalah Seminar Kerja Praktek PERANCANGAN APLIKASI PLC OMRON SYSMAC CPM1A PADA MODUL SISTEM SILO

APLIKSI KONTROL PERMUKAAN BERBASIS PROGRAMMABLE LOGIC CONTROLLER (PLC)

SISTEM PENGATURAN PENYIMPANAN DAN PENGIRIMAN BARANG DENGAN PENGGERAK PNEUMATIK BERBASIS PROGRAMMABLE LOGIC CONTROLLER

t o l e a r n t o k n o w P L C BASIC I Instruktur : TOTOK NUR ALIF S.Pd NIP

BAB IV PERANCANGAN DAN PEMBAHASAN. simulator HMI berbasis PLC. Simulator ini memiliki beberapa bagian penting yaitu

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

II. TINJAUAN PUSTAKA. PLC adalah sebuah alat yang digunakan untuk menggantikan rangkaian sederetan

SISTEM MANUFAKTUR FLEXIBLE

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. pemrograman. Pemrogramannya akan di deskripsikan berupa flowchart yang akan

KONTROL PARKIR MOBIL OTOMATIS DENGAN MENGGUNAKAN PROGRAMMABLE LOGIC CONTROLLER

Pemrograman Programmable Logic Controller

Teknik Otomasi [PengenalanPLC]

BAB I SISTEM KONTROL TNA 1

Jurnal Teknologi Elektro, Universitas Mercu Buana ISSN:

RANCANG BANGUN SIMULATOR INSTALASI LISTRIK DOMESTIK DAN PENGOLAHAN AIR LIMBAH BERBASIS PLC OMRON CP1L

II Protokol Remote Link II Protokol Modbus II Request Read N Bits. 16 II Request Read N Words. 16 II

PENDETEKSI LOGAM BERBASIS PLC (PROGRAMMABLE LOGIC CONTROL) DENGAN SISTEM PNEUMATIK PADA KONVEYOR

PERANCANGAN PLC MENGGUNAKAN FPGA

RANCANG BANGUN MEDIA PRAKTIKUM SISTEM PNEUMATIK BERBASIS PLC

Mengendalikan Pintu Otomatis Menggunakan PLC Siemens LOGO 230 RC

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Dalam dunia industri, teknologi memiliki peran yang penting dalam

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA SISTEM

PEMBUATAN CRANE PEMINDAH BENDA BERDASARKAN BERAT BERBASIS PLC (PROGRAMMABLE LOGIC CONTROLLER)

Programmable Logic Controller

INPUT/OUTPUT SORTING STATION

INPUT/OUTPUT HANDLING SORTING STATION

TUGAS AKHIR PEMROGRAMAN PROGRAMMABLE LOGIC CONTROLLER (PLC) PADA MESIN FINGER JOINT

RANCANG BANGUN SIMULASI MESIN SORTIR BARANG BERDASARKAN BERAT BERBASIS PLC SIEMENS LOGO! SOFT 230 RCL

APLIKASI MESIN PENGISI DAN PENUTUP BOTOL OTOMATIS PADA INDUSTRI RUMAH TANGGA

Pengembangan Sistem Mekatronika Pemindah dan Penyusun Barang tanpa Sensor Berbasis Mikrokontroller AT89S51

PERANCANGAN LENGAN ROBOT MENGGUNAKAN MOTOR STEPPER BERBASIS PLC (Programmable Logic Controller) Di PT FDK INDONESIA

INPUT/OUTPUTHANDLINGPROCESSINGST ATION

PEMROGRAMAN PROGRAMMABLE LOGIC CONTROLLER (PLC) PADA MESIN FINGER JOINT

BAB III PERANCANGAN 3.1. PERANCANGAN SISTEM KONTROL

PERTEMUAN #3 TEORI DASAR OTOMASI 6623 TAUFIQUR RACHMAN TKT312 OTOMASI SISTEM PRODUKSI

BAB 1 PENDAHULUAN. dengan penerapannya yang semakin luas pada alat-alat elektronik dari segi audio dan

RANCANG BANGUN SIMULATOR SISTEM PENGEPAKAN PRODUK BERBASIS PROGRAMMABLE LOGIC CONTROL

APLIKASI KENDALI FUZZY LOGIC UNTUK MODEL EXCAVATOR PNEUMATIK

BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI. buah silinder dilengkapi bearing dan sabuk. 2. Penggunaan PLC (Programmable Logic Controller) sebagai pengontrol

APLIKASI PLC UNTUK PENGENDALIAN KONVEYOR PADA PENGEPAKAN DAN PENYORTIRAN PRODUK. Oleh : Siswanto Nurhadiyono ABSTRACT

APLIKASI PROGRAMMABLE LOGIC CONTROLLER (PLC) SIEMENS LOGO PADA RANCANG BANGUN MESIN PENGISIAN AIR MINUM OTOMATIS DENGAN SUMBER ENERGI TENAGA AIR

Desain dan Implementasi Alat Cuci Mobil Otomatis dan Pemanfaatan Piranti Pengatur PLC Omron CP1E

Rancang Bangun Kontrol Otomatis pada Stasiun Penebahan Buah Sawit, Studi Kasus di PKS Sei Galuh PT. Perkebunan Nusantara V

ALAT SIMULASI SISTEM KONTROL MEKATRONIK DENGAN PLC (Programmable Logic Controller)

BAB IV PENGATURAN DAN PENGUJIAN

Bab I. Pendahuluan BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG

ABSTRAK. air, dalam hal ini mesin yang dipakai untuk melakukan suatu proses produksi

SISTEM KONTROL PADA MODUL ALIRAN DISTRIBUSI BAHAN BAKU DENGAN MENGGUNAKAN PROGAMMABLE LOGIC CONTROLLER

BAB IV IMPLEMENTASI DAN ANALISA

SILABUS MATA KULIAH. Pengalaman Pembelajaran. 1. Mengkaji dan menelaah

INSTALASI MOTOR LISTRIK

Elemen Dasar Sistem Otomasi

SOAL SOAL SEMESTER GASAL KELAS XII TITIL MATA DIKLAT : MENGOPERASIKAN MESIN KENDALI ELEKTRONIK (011/KK/10) JUMLAH SOAL : PAKET : A

OTOMASI SISTEM PELETAKAN DAN PENGAMBILAN BARANG PADA RAK BERBASIS PROGRAMMABLE LOGIC CONTROLLER

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

PROGRAMMABLE LOGIC CONTROLLER (PLC) SUATU PEMAHAMAN DASAR PERALATAN PENGENDALI DI INDUSTRI BAGI MAHASISWA TEKNIK INDUSTRI

Perancangan dan Simulasi Autotuning PID Controller Menggunakan Metoda Relay Feedback pada PLC Modicon M340. Renzy Richie /

TUGAS AKHIR -TE Sistem Monitoring Pengemasan Air Minum Botol Menggunakan Kontrol PLC

BAB 3 PEMBAHASAN Pendahuluan

Praktikum 2 Pembuatan Program PLC

Materi. Siswa Mampu :

BAB III TEORI DASAR. o Lebih mudah untuk menemukan kesalahan dan kerusakan karena PLC memiliki fasilitas self diagnosis.

Industrial Informatics and Automation laboratory Electrical Engineering Department Industrial Technology Faculty Institut Teknologi Sepuluh Nopember

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

PERANCANGAN DAN IMPLEMENTASI SISTEM PENGISIAN BARANG OTOMATIS MENGGUNAKAN PROGRAMMABLE LOGIC CONTROL (PLC) TUGAS AKHIR

PRESENTASI TUGAS AKHIR. Oleh : M. NUR SHOBAKH

KISI KISI LOMBA KOMPETENSI SISWA PROVINSI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA 2014 FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA

APLIKASI PROGRAMMING LOGIC CONTROLLER (PLC) SEBAGAI ALAT UNTUK OTOMASI DALAM PROSES LINE BALANCING (KASUS PAINTSHOP PT. HYUNDAI INDONESIA MOTOR)

APLIKASI RFID (Radio Frequency Identification) UNTUK SISTEM OTOMASI PENGISIAN MATERIAL ZAT CAIR

Prototipe Lift Barang 4 Lantai menggunakan Kendali PLC

BAB III PERANCANGAN SOFTWARE. Dalam pengerjaan atau pembuatan suatu alat tahapan awal yang harus

Simulasi Sistem Pengering Kain dengan Deteksi Pengeluaran Air pada Mesin Sentrifugal Extractor menggunakan Sistem Variable Speed Drive

PERTEMUAN #8 ROBOT INDUSTRI 6623 TAUFIQUR RACHMAN TKT312 OTOMASI SISTEM PRODUKSI PROGRAM STUDI TEKNIK INDUSTRI FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS ESA UNGGUL

Transkripsi:

PENGENDALIAN MODUL PROCESSING BEBASIS SEQUENTIAL FUNCTION CHART (SFC) Suhendra 1), Agus Halim 2) dan Soeharsono 3) 1) Program Studi Teknik Mesin, Fakultas Teknik Universitas Tarumanagara 2) Praktisi PT. Matahari Megah 3) Jurusan Teknik Mesin, Fakultas Teknologi Industri Universitas Trisakti e-mail: hendrajmb@yahoo.co.id, agushalim@mm.co.id, gatotsoeharsono@yahoo.com Abstract: Automation is a technology that can be used to implement an instructional process or an automatic procedures. In this framework that has been using an instructional program that combined with a control system to process an instruction or commands. This processing module is a part of the automation engine which checking a process simulation of hollow and not hollow objects, then a PLC is to be needed to control all of the working processing modules systems which system works as you want. To control a working system, a programming language that easily to be understood is needed such as functional block diagram (FBD) which functional block diagram (FBD) is a method that can describe a function between input and output variable, in FBD there is a Sequential Function Chart method (SFC) which control the program sequential activity. So this research discusses the control of processing module which using FBD programming language by using the SFC method. Keywords: Automation, Processing Module, Programmable Logic Controllers, Sequential Function Chart PENDAHULUAN Otomasi adalah suatu teknologi yang dapat digunakan dalam melaksanakan perintah suatu proses atau suatu prosedur-prosedur secara otomatis. Dalam pengerjaan ini yang sudah menggunakan suatu program intruksi yang dikombinasi dangan suatu sistem pengendalian untuk menjalankan suatu intruksi atau perintah-perintah tersebut. Untuk mengotomasikan suatu proses diperlukan suatu sumber tenaga baik untuk menjalankan suatu proses yang bersangkutan maupun untuk mengoperasikan program dan sistem pengendalian. Perubahan dari mesin manual kemesin otomasi sangatlah diperlukan perkembangan dalam dunia industri dan kualitas benda kerja yang dihasilkan suatu produksi. Dalam sistem otomasi sangat diperlukan sekali bagi dunia industri dalam hal keselamatan kerja dan kualitas pengoperasian suatu sistem kerja dalam membuat produk-produk tersebut. Dalam sistem otomasi, akan lebih efisien jika sesuai dengan kebutuhan pasar. Oleh karena itu sangat diperlukan suatu modular yang setiap bagiannya dibagi menjadi bagian-bagian modul yang memiliki kemampuan operasi secara sendiri dan dapat diprogram ulang untuk menyesuaikan kebutuhan produksi [1]. Untuk mengontrol pergerakan dari semua sistem otomasi, maka dibutuhkan peralatan untuk mengatur semuanya. Salah satu peralatan yang digunakan adalah Programmable Logic Controller (PLC) dengan program Sequential Function chart (SFC) dan Function Block Diagram (FBD) untuk menggerakan suatu sistim simulasi yang ada di industri [4]. Gambar 1. Sistem PLC Pengendalian modul processing bebasis sequential function chart (SFC) (Suhendra) 153

METODE PENELITIAN Dalam melakukan metode penelitian, yang diperlukan dalam pemrograman PLC dengan menggunakan Zelio Soft 2 pada PLC yaitu: pembuatan program di PLC, dibutuhkan persiapan terlebih dahulu sehingga dapat menentukan PLC yang digunakan dan lain-lain. Mulai A Studi Literatur Mempelajari Program SFC dan FBD Pembuatan Program Pengecekan Fungsi Komponen Mentransfer Program ke PLC Tidak Menentukan I/O yang digunakan Pemilihan PLC Pemasangan Tombol Sesuai Keinginan Ya Dokumentasi A Selesai Gambar 2. Diagram alir penelitian Adapun terdapat diagram alir yang menjelaskan cara kerja dari modul processing seperti motor Lead screw dan motor borring dan bisa dilihat diagram alir pada Gambar 4. Mulai Mulai Benda diletakan dipembawa material Benda diletakan dikedudukan material dan motor maju menuju S2 Cilinder cekam dorong S1 motor maju menuju S3 S3 Stop Motor Borring turun dan nyala Motor Borring naik dan mati Cekam menarik Benda dipembawa material diambil dan motor mundur keposisi awal Motor maju menuju S3 Selesai Benda diambil dan motor mundur menuju S1 Selesai (a) (b) Gambar 3. Diagram alir proses (a) Motor lead screw dan (b) Motor borring 154 Poros, Volume 12 Nomor 2, November 2014, 153 159

HASIL DAN PEMBAHASAN 1. Pengujian Pertama pada Proses Tidak Berlubang Gambar 4. Pengujian pada motor lead screw Keterangan Gambar: 1. Sensor Limit Switch 1 (S1) 2. Sensor Limit Switch 2 (S2) 3. Sensor Limit Switch 3 (S3) 4. Sensor Photoelectric (S4) 5. Motor lead screw 6. Com Lubang Pada pengujian pertama, yang dilakukan adalah menekan tombol Start untuk sebagai tanda awal mulanya proses, setelah itu pembawa material berada disensor Limit Switch 1 (S1) keadaan sensor aktif dan benda yang tidak lubang akan ditarik oleh modul rotary handling kebagian atas kedudukan pembawa material dan keadaannya sensor limit switch aktif, maka sensor photoelectric memberi sinyal kemotor lead screw untuk mengerakan poros pembawa material maju untuk melewati sensor limit switch 2 (S2) dan keadaan sensor aktif tetapi motor tidak berhenti ketika melewati sensor limit switch 2 (S2) kedudukan pembawa material maju terus sampai disensor limit switch 3 (S3) maka sensor limit switch 3 (S3) memberi sinyal kemotor untuk memberhentikan motor dan keadaan sensor limit switch 3 (S3) aktif, setelah kedudukan pembawa material berhenti di sensor limit switch 3 (S3) maka benda akan diambil oleh griper untuk masuk keproses selanjutnya. Setelah benda diatas kedudukan pembawa material diambil/diangkat maka sensor Photoelectric (S4) keadaannya mati maka motor lead screw mundur keposisi awal atau keposisi sensor Limit Switch 1 (S1) untuk melanjutkan proses berikutnya. Pengendalian modul processing bebasis sequential function chart (SFC) (Suhendra) 155

Gambar 5. Program pengujian pada motor lead screw Gambar 6. Hasil pengujian pada motor lead screw 2. Pengujian Kedua pada Proses yang Berlubang 3. Pada pengujian kedua ini, yang pertama dilakukan adalah menekan tombol Start untuk sebagai tanda awal mulanya proses, setelah itu modul sorting memberikan sinyal lubang dan warna kepada modul processing, maka rotary handling mengambil benda kemudian mengoper kekedudukan pembawa material pada processing yang berada disensor Limit Switch 1 (S1), keadaan sensor aktif dan benda yang lubang akan diproses, karena pada modul sorting telah memberikan sinyal lubang dan warna kepada modul processing untuk diproses, pada saat diletakan oleh modul rotary handling kebagian atas kedudukan pembawa material maka keadaan sensor photoelectric langsung aktif dan motor lead screw aktif, maka motor mengerakan poros untuk maju menuju sensor limit switch 2 (S2) dan keadaan sensor limit switch 2 (S2) terkena base maka sensor aktif dan motor berhenti disensor limit switch 2 (S2). Setelah itu sensor S8 Aktif dan cylinder cekam mendorong kedudukan pembawa material masuk keproses borring setelah itu sensor S5 aktif kemudian cylinder S5 medorong motor borring kebawah untuk proses borring dan setelah beberapa menit kemudian sensor motor 156 Poros, Volume 12 Nomor 2, November 2014, 153 159

borring bagian bawah aktif dan cylinder motor borring bagian bawah mendorong motor borring kembali naik keatas dan sensor S7 aktif maka cylinder cekam mundur menarik kedudukan pembawa material keposisi sensor limit switch 2 (S2) setelah kedudukan pembawa material berada disensor limit switch 2 (S2), maka motor kembali aktif untuk membawa pembawa material kesensor limit switch 3 (S3) setelah sampai disensor limit switch 3 (S3) sensor aktif dan motor berhenti disensor limit switch 3 (S3), setelah berhenti di sensor limit switch 3 (S3) handling station langsung mengambil benda yang telah diproses diprocessing untuk menuju modul berikutnya, setelah handling station mengambil/diangkat benda yang berada di atas kedudukan pembawa material maka sensor Photoelectric (S4) keadaannya mati dan motor lead screw mundur keposisi awal atau keposisi sensor Limit Switch 1 (S1) untuk melanjutkan proses berikutnya. Gambar 7. Pengujian benda berlubang Keterangan Gambar: 1. Sensor Limit Switch 1 (S1) 2. Sensor Limit Switch 2 (S2) 3. Sensor Limit Switch 3 (S3) 4. Sensor Photoelectric 4 (S4) 5. Sensor Proximity 5 Cylinder Dril A 6. Sensor Proximity 6 Cylinder Dril B 7. Sensor Proximity 7 Cylinder Cekam A 8. Sensor Proximity 8 Cylinder Cekam B 9. Motor lead screw 10. Com Lubang 11. Motor Borring Pengendalian modul processing bebasis sequential function chart (SFC) (Suhendra) 157

Gambar 8. Program pengujian kedua pada benda berlubang Gambar 9. Hasil pengujian kedua pada benda berlubang Setelah melakukan pengujian dan peneliitian, maka telah didapat hasil dari pengujian tersebut. Berdasarkan hasil tersebut, terdapat kekurangan pada hasil pengujian kedua yang berlubang ini seperti, Kurang tepatnya pemosisian sensor limit switch S2, sehingga pada saat kedudukan pembawa material berhenti di S2 tidak pas didorong cylinder S8 untuk masuk kedalam proses borring. Untuk mengatasi kekurangan tersebut dilakukan proses secara manual seperti motor diputar secara manual sedikit agar pas dengan garis yang ditandai, sehingga cylinder cekam bisa mendorong kedudukan pembawa material masuk keproses borring. KESIMPULAN Berdasarkan hasil ini, didapat beberapa kesimpulan dari proses modul Processing antara lain: 1. Semua peralatan dan program Sequential Function Chart (SFC) dinyatakan berhasil, karena sistem berjalan sesuai rencana dan berskala laboratorium. 158 Poros, Volume 12 Nomor 2, November 2014, 153 159

2. Proses antara benda lubang dan benda tidak lubang berhasil dan tidak terjadi kesalahan dalam proses modul processing. 3. Kinerja modul processing sudah mencapai kinerja yang baik dengan ketepatan pem-borringan sebesar 100% pada 7 kali pengujian. 4. Waktu kerja yang dibutuhkan satu siklus untuk satu benda kerja: Benda tidak berlubang Waktu pengantaran benda keposisi akhir = 3,64 detik Waktu kembali = 3,55 detik Benda berlubang Waktu penganteran benda keposisi borring = 2,11 detik Waktu Borring = 1.01 detik 5. Jumlah I/O PLC = 16 input, 10 output. Yang digunakan untuk modul pada alat Processing ini adalah input = 15, output = 7 dan jumlah program yang digunakan adalah 1. Saran 1. Dilakukan perawatan secara berkala seperti seminggu sekali untuk meminimalkan kerusakan pada modul-modul lainnya. 2. Pengujian alat harus tahap demi tahap pengujian agar mengetahui kesalahan yang terjadi. DAFTAR PUSTAKA [1] M.P. Groover, Automation, Production Systems, and Computer-Integrated Manufacturing, 2 nd ed, New Jersey: Prentice-Hall,Inc., 2001. [2] Aanajja s, Pengertian Dan Perbedaan Sistem Mesin Hidrolik Dan Pneumatik, [Online]. [Diakses Maret 2014] [3] Rudy D.E, 2011. Sistim Kontrol Digital Pada Storage Station Dengan Menggunakan PLC, Universitas Tarumanagara, Jakarta [4] W. Bolton, Programming Logic Controllers, Fourth edition 2006. Burlington: Elsevier Newnes,. [5] Siemens, Function Bblock Diagram (FBD) for S7-300 and S7-400 Programming, Germany: Siemens AG, 2006. [6] Ngadi Permana, Ferdinan Hendra, Leonardus, 2001. Perancangan Konseptual Sistem Transfer Pada Processing Work Station, Universitas Tarumanagara, Jakarta [7] Soeharsono dan Supriyadi. 1999. Petunjuk Praktikum Pneumatik dan Elektropneumatik. Jakarta: Laboratorium Sistem Kontrol dan Otomasi Teknik Mesin Universitas Trisakti. [8] H. Arashid, Makalah Sistem Kompresor, [Online]. [Diakses November 2013]. Pengendalian modul processing bebasis sequential function chart (SFC) (Suhendra) 159