BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. usaha logistik/pergudangan, survei dan pemberantasan hama, penyediaan karung

BAB I PENDAHULUAN. Komoditas pangan masyarakat Indonesia yang dominan adalah beras yang

BAB I PENDAHULUAN I - 1

BAB I PENDAHULUAN I-1

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat dan perekonomian di Indonesia. Perum BULOG Divisi Regional Sumbar adalah salah satu perusahaan

BAB I PENDAHULUAN I-1

BAB I PENDAHULUAN. JATIM yang meliputi sub-sub divre yang ada di dalamnya. Pada Sub Divre

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan salah satu negara agraris di dunia, dimana sektor

BAB I PENDAHULUAN. Pangan merupakan kebutuhan dasar utama bagi manusia yang harus

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia menjadi komoditas pangan yang dapat mempengaruhi kebijakan politik

Oleh : Sri Emilia Mudiyanti Kepala Sub Divisi Regional Kedu Magelang, 20 Maret 2018

KEBIJAKAN PERBERASAN DAN STABILISASI HARGA

PROSEDUR PENCATATAN PIUTANG KLAIM PADA KARYAWAN DI PERUM BULOG JAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. pemerintah, BULOG tetap melakukan kegiatan menjaga Harga Dasar. Tugas pokok BULOG sesuai Keputusan Presiden (Keppres) No 50 tahun

BAB I PENDAHULUAN. kesepakatan internasional, yaitu : Universal Deklaration Of Human Right. (1948), Rome Deklaration on World Food Summit

Andalan Ketahanan Pangan

2017, No menyebabkan berkurangnya pendapatan petani dan turunnya penyerapan gabah dan beras; c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dima

BAB I. PENDAHULUAN. berasal dari sumber hayati produk pertanian, perkebunan, kehutanan, perikanan,

BAB I. PENDAHULUAN A.

I. PENDAHULUAN 927, ,10

BAB I PENDAHULUAN. usaha logistik/pergudangan, survei dan pemberantasan hama, penyediaan karung

BAB I PENDAHULUAN. berusaha membangun dalam segala bidang aspek seperti politik, sosial,

I. PENDAHULUAN Latar Belakang. Pangan merupakan salah satu kebutuhan dasar manusia yang paling asasi.

I. PENDAHULUAN. Pangan merupakan kebutuhan dasar utama bagi manusia yang harus dipenuhi

INSTRUKSI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 13 TAHUN 2005 TENTANG KEBIJAKAN PERBERASAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN MENTERI PERTANIAN REPUBLIK INDONESIA SELAKU KETUA HARIAN DEWAN KETAHANAN PANGAN NOMOR: 05/Permentan/PP.200/2/2016

BAB I PENDAHULUAN. Beras merupakan bahan pangan pokok bagi sebagian besar penduduk

BAB I PENDAHULUAN. Kansil (2001) pengertian perusahaan adalah setiap bentuk badan usaha yang

INSTRUKSI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 3 TAHUN 2012 TENTANG KEBIJAKAN PENGADAAN GABAH/BERAS DAN PENYALURAN BERAS OLEH PEMERINTAH

BAB 1 PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH. Kemiskinan merupakan penyakit sosial ekonomi terbesar yang

Boks 2. Pembentukan Harga dan Rantai Distribusi Beras di Kota Palangka Raya

INSTRUKSI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 2 TAHUN 2005 TENTANG KEBIJAKAN PERBERASAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

INSTRUKSI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 5 TAHUN 2015 TENTANG KEBIJAKAN PENGADAAN GABAH/BERAS DAN PENYALURAN BERAS OLEH PEMERINTAH

Regulasi Penugasan Pemerintah kepada Perum BULOG 1

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN I-1

KAJIAN KEBIJAKAN HPP GABAH DAN HET PUPUK MENDUKUNG PENINGKATAN KETAHANAN PANGAN DAN PENDAPATAN PETANI

BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang

SISTEM AKUNTANSI PENERIMAAN KAS PADA. NAMA : RINI WIDODO NPM : PEMBIMBING : Dr. IMAM SUBAWEH

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian. Indonesia merupakan negara agraris dimana pertanian memegang peranan

PERATURAN MENTERI PERTANIAN KETUA HARIAN DEWAN KETAHAN PANGAN NOMOR: 24/Permentan/PP.330/4/2008 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN. konsumsi beras sebesar 113,7 kg/jiwa/tahun. Tingkat konsumsi tersebut jauh di

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang

BAB I PENDAHULUAN. akan diterapkan atau dengan memperbaiki sistem transportasi yang sudah

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS PENELITIAN

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PERTANIAN REPUBLIK INDONESIA SELAKU KETUA HARIAN DEWAN KETAHANAN PANGAN,

BUPATI BULUKUMBA PROVINSI SULAWESI SELATAN PERATURAN BUPATI BULUKUMBA NOMOR 42 TAHUN 2017 TENTANG

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. kurangnya strategi dalam memasarkan produk. Didalam suatu perekonomian yang sifatnya kompetitif, perusahaan yang

2015 PENGARUH IMPLEMENTASI SISTEM INFORMASI AKUNTANSI PERSEDIAAN TERHADAP EFEKTIVITAS PENGENDALIAN PERSEDIAAN

I PENDAHULUAN. Tabel 1. Data Kandungan Nutrisi Serealia per 100 Gram

WALIKOTA PASURUAN PROVINSI JAWA TIMUR SALINAN PERATURAN WALIKOTA PASURUAN NOMOR 18 TAHUN 2015 TENTANG

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB II PROFIL PERUSAHAAN

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Jumlah Produksi Beras Indonesia

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB III ANALISA DAN PERANCANGAN SISTEM

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

Politeknik Negeri Sriwijaya BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

INDIKATOR KINERJA UTAMA (IKU) : MEWUJUDKAN JAWA TIMUR LEBIH SEJAHTERA, BERDAYA SAING MELALUI KETAHANAN PANGAN YANG BERKELANJUTAN

LAPORAN KEGIATAN FOCUS GROUP DISCUSSION PERHEPI ANTISIPASI PENERAPAN KEBIJAKAN RASTRA (BERAS SEJAHTERA) SISTEM TUNAI. Dr. M. Rizal Taufikurohman

BAB I PENDAHULUAN. manusia, sebagaimana dalam pasal 27 Undang-undang Dasar Pertimbangan tersebut mendasari terbitnya Undang-undang No.

BAB II PERUM BULOG DIVRE SUMUT

- 1 - DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PERTANIAN REPUBLIK INDONESIA,

WALIKOTA BLITAR PROVINSI JAWA TIMUR

I.PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Bab I Pendahuluan I.1 Latar Belakang

ANALISIS SISTEM INFORMASI AKUNTANSI PENJUALAN PADA PERUM BULOG SUB DIVRE MEDAN

BAB 1 PENDAHULUAN. dalam memenuhi kebutuhan pangan di Indonesia sangat tinggi. Menurut Amang

KEBERADAAN BULOG DI MASA KRISIS

INSTRUKSI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 8 TAHUN 2008 TENTANG KEBIJAKAN PERBERASAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BUPATI MADIUN PROVINSI JAWA TIMUR SALINAN PERATURAN BUPATI MADIUN NOMOR 75 TAHUN 2016 TENTANG CADANGAN PANGAN PEMERINTAH KABUPATEN MADIUN

I. PENDAHULUAN. dan bisa melakukan aktivitas sehari-hari serta berkelanjutan. Diantara kebutuhan

BAB II PROFIL PERUSAHAAN. logistik pangan. Ruang lingkup bisnis perusahaan meliputi usaha logistik/

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. Selama lebih dari 30 tahun Bulog telah melaksanakan penugasan dari

BAB I PENDAHULUAN. Krisis ini terjadi karena adanya kegagalan GCG yang diterapkan oleh perusahaan.

JURNAL. Sistem Informasi Pendistribusian Raskin Berbasis Web Pada Perum Bulog Subdivre V Kediri

BAB I PENDAHULUAN. dikarenakan beralih fungsinya lahan pertanian di Indonesia menjadi perumahan,

BAB II PROFIL PERUSAHAAN/INSTANSI. Mei 1967 berdasarkan keputusan presidium kabinet No.114/U/Kep/5/1967, dengan tujuan

Teknologi Penanganan Beras Berkualitas Melalui Penerapan GMP dan GWP

ANALISIS DESKRIPTIF PENETAPAN HARGA PADA KOMODITAS BERAS DI INDONESIA

INSTRUKSI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 2008 TENTANG KEBIJAKAN PERBERASAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BERITA NEGARA. No.1408, 2016 KEMTAN. Ketua Harian. Dewan Ketahanan Pangan. Perubahan. PERATURAN MENTERI PERTANIAN REPUBLIK INDONESIA

KAJIAN PENURUNAN KUALITAS GABAH-BERAS DILUAR KUALITAS PENDAHULUAN

DAFTAR ISI.. DAFTAR GAMBAR.. DAFTAR LAMPIRAN.

Berkala Ilmiah AGRIDEVINA : Vol 5 No 2, Desember 2017 PENGADAAN BERAS KUALITAS MEDIUM DI PERUM BULOG SUB DIVISI REGIONAL SURABAYA UTARA

PERATURAN BUPATI PANDEGLANG BUPATI PANDEGLANG,

I. PENDAHULUAN. antar perusahaan semakin meningkat, sehingga setiap perusahaan dituntut

BAB I PENDAHULUAN. yang cocok digunakan untuk pertanian. Sedangkan berdasarkan letak astronominya,

BAB I PENDAHULUAN. seperti Indonesia. Negara Indonesia yang terdiri atas pulau-pulau dan

KEMAJUAN PELAKSANAAN (%) - Sosialisasi Pedum - Kawasan di Papua belum dapat dilaksanakan karena PPK harus koordinasi dan gubernur

I. PENDAHULUAN. dalam hal lapangan pekerjaan. Hal ini dapat dilihat pada Tabel 1.

BAB I PENDAHULUAN. rumah tangganya. Program raskin tersebut merupakan salah satu program

I. PENDAHULUAN Badan Urusan Logistik (BULOG) adalah satu-satunya Lembaga

I. PENDAHULUAN. dengan menyerap 42 persen angkatan kerja (BPS, 2011). Sektor pertanian

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Manusia dalam usaha pemenuhan kebutuhan hidupnya selalu berusaha mencari yang terbaik. Kebutuhan dasar manusia merupakan unsur-unsur yang dibutuhkan oleh manusia dalam mempertahankan kehidupannya dalam berkehidupan sehari-hari. Salah satu dari kebutuhan dasar manusia adalah pangan. Pangan merupakan kebutuhan dasar utama bagi manusia yang harus dipenuhi setiap saat. Hak untuk memperoleh pangan merupakan salah satu hak asasi manusia. Sebagai kebutuhan dasar dan salah satu hak asasi manusia, pangan mempunyai arti dan peran yang sangat penting bagi kehidupan suatu bangsa. Ketersediaan pangan yang lebih kecil dibandingkan kebutuhannya dapat menciptakan ketidak-stabilan yang mengakibatkan ketahanan pangan terganggu. Di Indonesia jenis bahan makanan pokok untuk setiap daerah berbedabeda sesuai dengan keadaan tempat dan budaya. Makanan pokok merupakan makanan yang dapat menyediakan keseluruhan nutrisi yang dibutuhkan tubuh, misalnya beras. Beras merupakan komoditas pangan utama masyarakat Indonesia, hampir seluruh penduduk di negara ini mengkonsumsi beras setiap harinya. Hal ini menyebabkan komoditas beras memiliki nilai yang sangat strategis, selain karena menguasai hajat hidup orang banyak, kandungan dalam beras harus dapat memberikan energi dan zat gizi tinggi. Pemerintah Indonesia telah mengatur itu semua dalam Undang-undang Nomor 18 Tahun 2012 tentang pangan bahwa ketahanan pangan adalah kondisi terpenuhinya pangan bagi negara sampai perseorangan yang tercermin dari tersedianya pangan yang cukup, baik mutunya, aman, beragam, bergizi, merata dan terjangkau serta tidak bertentangan dengan agama, keyakinan, dan budaya masyarakat, untuk dapat hidup sehat, aktif, dan produktif secara berkelanjutan. Selain sebagai sumber pangan pokok, beras juga menjadi sumber penghasilan bagi petani dan sumber kebutuhan hidup sehari-hari bagi jutaan penduduk. I-1

I-2 Kebutuhan akan beras di Indonesia pada tahun 2013 sebesar 97,4 Kg per kapita pertahun. Peningkatan akan jumlah kebutuhan beras di Indonesia meningkat seiring dengan peningkatan laju pertumbuhan penduduk, namun hal ini tidak diiringi dengan ketersediaan beras dan peningkatan kualitas dari beras yang diminta oleh konsumen. Untuk menjamin ketersediaan dan pemenuhan beras, Indonesia masih mengimpor beras kebeberapa negara, seperti Vietnam, Thailand, Tiongkok, Pakistan, dan Amerika Serikat. Sedangkan untuk kualitas berasnya dipengaruhi oleh penyimpanan beras di gudang. (Badan Ketahanan Pangan, 2014) Dengan banyaknya jumlah konsumsi beras di Indonesia, maka pemerintah mencanangkan program RASKIN atau RASTRA yaitu subsidi pangan dalam bentuk beras yang diperuntukkan bagi rumah tangga berpenghasilan rendah sebagai upaya dari pemerintah untuk meningkatkan ketahanan pangan dan memberikan perlindungan sosial pada rumah tangga sasaran. Program penyaluran beras untuk keluarga yang berpendapatan rendah adalah sebuah program dari pemerintah yang dilaksanakan dibawah tanggung jawab Departemen Dalam Negeri dan Perum BULOG sesuai dengan Surat Keputusan Bersama (SKB) Menteri Dalam Negeri dengan Direktur Utama Perum Bulog Nomor : 25 Tahun 2003 dan Nomor : PKK-12/07/2003, yang melibatkan instansi terkait pemerintah daerah dan masyarakat. Perum BULOG Sub Divre I Bandung adalah perusahaan umum milik negara yang bergerak di bidang logistik pangan. Ruang lingkup bisnis perusahaan meliputi usaha logistik/pergudangan, survey dan pemberantasan hama, penyediaan karung plastik, usaha angkutan, perdagangan komoditi pangan dan usaha eceran. Sebagai perusahaan yang tetap mengemban tugas publik dari pemerintah, BULOG tetap melakukan kegiatan menjaga harga dasar pembelian untuk gabah, stabilisasi harga khususnya harga pokok, menyalurkan Beras untuk Keluarga Sejahtera (RASTRA) dan pengelolaan stok pangan. Tujuan pemerintah dalam salah satu program BULOG yaitu program RASTRA yang tidak luput dari masalah kualitas yang diberikan untuk Rumah Tangga Sasaran Penerima Manfaat (RTS -PM). Setiap RTS-PM akan menerima Rastra sebanyak 15 kg dengan harga tebus Rp. 1.600/Kg netto di titik

I-3 distribusinya dan beras yang diterima oleh masyarakat dari BULOG dengan kualitas standar medium. Dalam Inpres Nomor 5 tahun 2015 persyaratan kualitas beras yang diterima BULOG dari Mitra Kerja yaitu seperti tabel berikut : Tabel 1.1 Kualitas Gabah/Beras Perum Bulog Uraian GKP GKG Beras Keterangan Kadar Air (%) 25 14 14 Max Derajat Sosoh (%) - - 95 Min Butir Patah (%) - - 20 Max Butir Menir (%) - - 2 Max Sumber : Inpres Nomor 5 Tahun 2015 Dalam menjaga kualitas beras, BULOG selalu melakukan pemeriksaan mulai dari barang dikirim oleh mitra kerja (pengadaan), pemeliharaan yang dilakukan secara rutin baik setiap hari maupun perbulannya hingga saat barang akan disalurkan ke konsumen. Adapun standarisasi proses pemeriksaan beras sebelum masuk ke gudang dan yang akan disimpan di BULOG, untuk menjaga kualitas beras agar tetap baik hingga sampai ke tangan masyarakat penerima yaitu dengan melakukan pengecekan beras secara visual test dan menggunakan alat yang dilakukan oleh satgas (JASTASMA). Visual test merupakan pemeriksaan yang dilakukan secara manual untuk mengetahui beras yang tidak sesuai kriteria sewaktu proses pengecekan beras di gudang sesuai dengan Tabel 1.1 mengenai pemeriksaan kualitas beras masuk ke Perum BULOG dan saat keluar untuk Rumah Tangga Sasaran Penerima Manfaat. Mulai dari kadar airnya harus sesuai 14%, dilanjut dengan derajat sosoh 95%, butir patah 20%, dan menir 2%. Proses pemeriksaan ini dilakukan berurutan, bila salah satu kriteria tidak terpenuhi maka beras akan dinyatakan tidak lolos uji dan akan dikembalikan kemitra kerja yang bersangkutan. Tidak hanya dengan visual test saja, namun setelah selesainya proses pemeriksaan, sampel beras akan diuji lagi di laboratorium yang ada di gudang Citeureup dengan menggunakan alat-alat yang ada. Seperti ayakan khusus untuk memeriksa butir patah dan menir, timbangan, dan alat pemeriksa kadar air. Akan tetapi, pada saat pengecekan hingga pemeliharaan beras di Gudang BULOG Sub Divre I Bandung belum terlepas dari berbagai permasalahan. Mulai

I-4 dari beras yang masuk ke gudang tidak memenuhi standar yang diberikan. Selama proses pemeliharaan masih terdapat hama dalam beras. Dari hasil studi lapangan diketahui bahwa kerusakan pada beras diakibatkan oleh beberapa faktor diantaranya mesin/alat, material, manusia, metode kerja dan lingkungan. Hal ini menunjukkan bahwa kualitas beras yang dihasilkan masih harus ditingkatkan, yaitu dengan cara melakukan perbaikan pada proses pengecekan masuk maupun keluar serta pemeliharaan beras, agar tidak terjadi penurunan kualitas dan beras yang disalurkan dipasaran sesuai dengan standar dengan harga murah. Data jumlah beras yang berada dalam gudang untuk beras RASTRA mulai bulan Januari hingga Juni 2016 dapat dilihat pada Tabel 1.2 mengenai jumlah beras dalam gudang. Tabel 1.2 Data Jumlah Beras dalam Gudang Jumlah Beras (Kg) Periode Persediaan Awal di Gudang Persediaan Akhir di Gudang Januari 3.337.572,00 3.004.362,00 Februari 5.445.385,00 3.974.755,00 Maret 6.242.868,00 5.241.488,00 April 7.301.033,00 4.842.863,00 Mei 7.837.253,00 5.075.378,00 Juni 7.434.608,00 4.814.138,00 Sumber : Bagian Pengadaan Beras Sub Divre Bandung,2016 Dengan banyaknya jumlah beras yang ada dalam Gudang Citeureup (Dayeuh Kolot), sedangkan jumlah beras yang dikeluarkan sedikit. Yang mengakibatkan penimbunan beras dalam gudang semakin banyak. Dalam Tabel 1.2 menjelaskan bahwa gudang menampung banyaknya beras untuk setiap bulannya, namun jumlah yang dikeluarkan tidak terlalu banyak, karena lamanya waktu penyimpanan mulai dari satu bulan hingga enam bulan lamanya. Sehingga beras akan lebih lama tersimpan dalam gudang yang mengakibatkan kualitas beras akan semakin buruk dengan banyaknya hama-hama. Masalah lain yang timbul adalah saat beras diterima oleh Rumah Tangga Sasaran Penerima Manfaat (RTS-PM), kualitas beras yang menurun akibat lamanya proses penyimpanan dan kurangnya kewaspadaan pemeriksaan beras masuk.

I-5 Dengan kondisi seperti itu Perum BULOG Sub Divisi Regional I Bandung memerlukan deteksi dan penanganan terhadap proses pemeriksaan beras saat pengadaan maupun pengeluaran dan melakukan pemeliharaan saat beras dalam gudang. Pihak BULOG khususnya kepala bagian Gudang Citeureup dituntut untuk dapat mengambil langkah perbaikan untuk mengantisipasi agar tidak terjadi kesalahan dalam pengecekan saat beras masuk dan keluar, karena beras yang berasal dari Mitra Kerja perlu dilakukan pengecekan secara ketat. Selanjutnya pihak BULOG dan Mitra Kerja perlu memperbaiki alur proses pembuatan beras. Sehingga beras yang dikirimkan ke gudang dapat memenuhi kriteria sesuai dengan Inpres Nomor 5 tahun 2015, hal tersebut dilakukan untuk meningkatkan kualitas proses sehingga beras yang dihasilkan dapat memenuhi permintaan konsumen. Dan dapat mengefektifkan dan mengefisiensikan proses pengecekan beras dalam gudang. 1.2 Rumusan Masalah Dalam rangka menjamin ketersediaan stok pangan yang cukup terutama beras untuk kebutuhan penyaluran di seluruh wilayah Indonesia, Perum Bulog Sub Divre Bandung sebagai penerima beras dari Mitra Kerja Pengadaan (MKP) selalu melakukan pemeriksaan/pengecekan terhadap beras yang masuk oleh SATGAS sebagai petugas yang menyeleksi apakah beras memenuhi kriteria atau tidak dan dibantu oleh bagian gudang. Dalam pengecekan beras, beras yang tidak memenuhi persyaratan seringkali lolos. Sehingga perlu adanya perkembangan pada fungsi manajemen kualitas yang telah diterapkan, agar dapat memperbaiki proses produksi beras dari Mitra Kerja Pengadaan dan pemeriksaan beras saat masuk ke gudang. Berdasarkan permasalahan diatas, masalah yang ingin diketahui pada penelitian ini adalah : 1. Bagaimana karakteristik mutu beras yang diterima Perum BULOG. 2. Bagaimana karakteristik mutu beras yang akan dikirimkan ke Rumah Tangga Sasaran Penerima Manfaat (RTS-PM).

I-6 1.3 Tujuan dan Manfaat Penelitian Tujuan dari pemecahan masalah yang dilakukan pada penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Untuk mengetahui karakteristik mutu beras yang diterima Perum BULOG. 2. Untuk mengetahui karakteristik mutu beras yang akan dikirimkan ke Rumah Tangga Sasaran Penerima Manfaat (RTS-PM). Penulis berharap dengan adanya metode acceptance sampling dan alat bantu kualitas sebagai tolak ukur dalam penerimaan dan penolakan beras, dapat membuat Perum BULOG Sub Divisi Regional I Bandung semakin kuat dalam proses perbaikan mutu beras yang dikirim ke Rumah Tangga Sasaran Penerima Manfaat (RTS -PM) dan mampu meningkatkan kualitas beras RASTRA bagi masyarakat Indonesia serta dapat menjadi bahan pertimbangan dalam perbaikan kualitas saat pemeriksaan beras RASTRA. Manfaat yang lebih luas yang diharapkan oleh Penulis adalah memberikan manfaat bagi pembaca untuk menambah pengetahuan yang terkait dengan metode acceptance sampling dan alat bantu kualitas saat aplikasinya dalam industri agar dapat dijadikan dasar dalam peningkatan mutu produk perusahaan 1.4 Pembatasan dan Asumsi Dalam penelitian Tugas Akhir ini, pembahasan akan dibatasi dalam ruang lingkup sebagai berikut : 1. Data yang ditampilkan hanya untuk keperluan perbaikan kualitas beras dengan proses pemeriksaan berjalan normal selama penelitian dilakukan. 2. Penelitian dilakukan dalam ruang lingkup Perum BULOG Sub Divisi Regional I Bandung, khususnya Gudang Citeureup (Dayeuh Kolot) pada tahun 2016. 3. Fokus penelitian ini adalah pada pengecekan pengadaan dan pengeluaran beras RASTRA khususnya beras Dalam Negeri.

I-7 4. Pengumpulan data didapat dari bagian Pengadaan, Pemelihaan dan Kepala Gudang Citeureup BULOG. 5. Penelitian yang dilakukan hanya mencakup analisa kerusakan beras serta usulan perbaikan kualitas beras saat pemeriksaan, tidak sampai pada tahap implementasi. 6. Penelitian yang dilakukan berupa uji sampel beras dan hanya memeriksa persyaratan umum bukan bentuk fisik beras. Asumsi-asumsi yang digunakan pada penelitian Tugas akhir ini adalah sebagai berikut : 1. Beras yang diterima berasal dari Mitra Kerja Pengadaan khusus untuk gudang Citeureup dan tidak melihat jenis varietas dari beras tersebut. Dan tidak melakukan pengecekan proses produksi beras di Mitra Kerja. 2. Tidak terjadi kerusakan beras akibat pendistribusian atau selama beras dikirim ke gudang. 3. Tidak melihat masa panen untuk komoditas beras. 4. Karakteristik beras berasal dari Inpres Nomor 5 tahun 2015. 5. Data yang diperlukan diasumsikan mencukupi. 1.5 Sistematika Penulisan BAB I PENDAHULUAN Berisikan mengenai gambaran umum yang terdiri dari latar belakang masalah, perumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, ruang lingkup pembahasan dan sistematika penulisan. BAB II LANDASAN TEORI Berisikan teori dasar, metoda beserta perumusannya yang digunakan dalam pengolahan data dan perancangan usulan dalam Tugas Akhir ini yaitu teori tentang Pengendalian Kualitas.

I-8 BAB III METODE PEMECAHAN MASALAH Berisikan penjelasan mengenai model pemecahan masalah dan langkahlangkah yang diambil untuk menyelesaikan masalah. BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA Berisikan data-data yang telah diperoleh dari wawancara, survey dan uji sampel beras RASTRA dilapangan yaitu data pengadaan beras digudang, data hasil analisa laboratorium serta data jenis-jenis hama beras yang selanjutnya akan digunakan untuk pemecahan dan pengolahan data. BAB V ANALISIS DAN PEMBAHASAN Berisikan analisis dan pembahasan dari hasil pengolahan data, pada bagian ini akan dibahas analisis dari hasil pengolahan data dan dilakukan pembahasan dari metoda pengolahan yang terbaik. BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN Berisikan kesimpulan atas dasar penelitian yang dilakukan di Perum BULOG Sub Divisi Regional I Bandung dan memberikan saran untuk perbaikan di periode mendatang dengan memberikan rekomendasi serta anjuran.