BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Matematika merupakan salah satu bi dang studi yang menduduki

dokumen-dokumen yang mirip
ANALISIS PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIKA SISWA SETELAH DITERAPKAN KURIKULUM 2013 ( Studi Kasus Di Siswa Kelas X SMK Muhammadiyah 1 Sukoharjo )

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan Nasional menyebutkan bahwa kurikulum adalah seperangkat

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan daya pikir manusia. Sebagai bukti bahwa matematika

BAB I PENDAHULUAN. Bab I pendahuluan ini akan dijelaskan mengenai : (A) latar belakang, (B)

I. PENDAHULUAN. didiknya. Sekolah sebagai lembaga pendidikan berusaha secara terus menerus dan

BAB I PENDAHULUAN. dan prinsip-prinsip yang saling berkaitan satu sama lain. Guru tidak hanya

BAB I PENDAHULUAN. Tujuan umum pembelajaran matematika yang dirumuskan dalam. Permendiknas Nomor 22 Tahun 2006 tentang Standar Isi, adalah agar siswa

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Keberhasilan dalam pembelajaran dipengaruhi oleh faktor-faktor yang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan kualitas sumber daya manusia. Pasal 31 ayat 2 Undang-Undang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Matematika merupakan salah satu ilmu dasar yang dipelajari disetiap

BAB I PENDAHULUAN sangat banyak sekali perubahan setiap pergantian Menteri Pendidikan,

I. PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan salah satu faktor penting yang memengaruhi kualitas. Upaya yang dilakukan untuk meningkatkan kualitas

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. afektif, maupun psikomotorik. Kenyataannya pendidikan yang dilakukan pada

BAB I PENDAHULUAN. Ilmu pengetahuan dan teknologi diiringi dengan produk yang dihasilkannya

ANALISIS MUATAN NILAI-NILAI KARAKTER PADA BUKU SISWA KELAS VI SEMESTER 2 SEKOLAH DASAR

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana

2014 PENGGUNAAN ALAT PERAGA PAPAN BERPAKU UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN KOGNITIF SISWA PADA MATERI KELILING PERSEGI DAN PERSEGI PANJANG

1. PENDAHULUAN. dikarenakan sasaran dari pendidikan adalah peningkatan kualitas sumber daya

I. PENDAHULUAN. keterampilan, dan nilai-nilai serta norma sosial yang berlaku di masyarakat. Pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. kemampuan memahami konsep matematika, menjelaskan keterkaitan. akurat, efisien, dan tepat dalam pemecahan masalah.

BAB I PENDAHULUAN. Nasional sebagai mana yang tercantum dalam UU No. 20 tahun 2003,

BAB I PENDAHULUAN. yang berlaku. Kurikulum merupakan suatu program pendidikan yang direncanakan. diluncurkan kurikulum baru yaitu kurikulum 2013.

BAB I PENDAHULUAN. penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi. Sebagai bukti bahwa matematika

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Permendikbud Nomor 103 Tahun 2014 tentang Pembelajaran pada

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan bangsa, sehingga diperlukan suatu pendidikan yang berkualitas. Pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan mempunyai peran yang sangat penting dalam perkembangan dan

BAB 1 PENDAHULUAN. segala perubahan yang terjadi dilingkungannya. Tanpa pendidikan, manusia tidak

BAB I PENDAHULUAN. menghasilkan generasi emas, yaitu generasi yang kreatif, inovatif, produktif,

BAB I PENDAHULUAN. Komala Dewi Ainun, 2014

BAB I PENDAHULUAN. ini menjadikan motivasi pemerintah untuk selalu memperbaiki sistem

ANALISIS KESULITAN GURU MATEMATIKA KELAS VII DALAM MENERAPKAN KURIKULUM 2013 DI SMP N 12 SURAKARTA

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah Penelitian. Kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan,

BAB I PENDAHULUAN. menjadi sorotan oleh pemerintah. Saat ini pemerintah mengupayakan

BAB I PENDAHULUAN. bermartabat dan membawa kemajuan bagi bangsa ini. Tetapi sejauh ini pendidikan di

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

NASKAH PUBLIKASI Untuk memenuhi sebagian persyaratan guna mencapai derajat Sarjana S-1 Program Studi Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan

BAB I PENDAHULUAN. meningkatkan kemajuan suatu bangsa adalah mengembangkan ilmu. Diperlukan strategi maupun model pembelajaran yang tepat agar proses

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan. Untuk mencapai suatu keberhasilan dalam pendidikan, seseorang

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah usaha sadar untuk menyiapkan siswa melalui kegiatan

BAB I PENDAHULUAN. Dalam proses pembelajaran banyak sekali permasalahan-permasalahan yang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan suatu hal yang sangat penting saat ini untuk setiap. insan manusia. Dalam perkembangannya, banyak berbagai

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan dalam kehidupan suatu negara memegang peranan yang. sangat penting untuk menjamin kelangsungan hidup negara dan bangsa.

BAB I PENDAHULUAN. dari ilustrasi yang dekat dan mampu dijangkau siswa, dan kemudian

Skripsi. Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan. Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1. Pendidikan Matematika. Disusun Oleh :

BAB I PENDAHULUAN. dan teknologi. Matematika juga dapat digunakan dalam kehidupan sehari

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. mempunyai tujuan untuk mengubah siswa agar dapat memiliki kemampuan,

dapat dialami langsung oleh siswa, hal ini dapat mengatasi kebosanan siswa dan perhatiannya akan lebih baik sehingga prestasi siswa dapat meningkat.

BAB 1 PENDAHULUAN. sejumlah tahapan belajar yang didesain untuk siswa dengan petunjuk

BAB I PENDAHULUAN. peradaban dunia modern menuntut sumber daya manusia yang berkualitas.

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan hal yang sangat penting dalam rangka pembentukan

BAB I PENDAHULUAN. Permasalahan pendidikan di sekolah merupakan proses nyata yang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional diharapkan dapat

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. mempunyai peran penting dalam berbagai disiplin ilmu dan memajukan daya

BAB I PENDAHULUAN. teknologi modern, mempunyai peran penting dalam berbagai disiplin dan

1. PENDAHULUAN. perkembangan ilmu dan teknologi suatu negara. Ketika suatu negara memiliki

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. berbagai pihak dan pendekatan. Upaya-upaya tersebut dilandasi suatu kesadaran

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah gerbang yang utama dan pertama dalam usaha

BAB I PENDAHULUAN. lingkungannya masing-masing. Pendidikan di Indonesia di mulai dari pendidikan

I. PENDAHULUAN. jenjang pendidikan menengah, sehingga tanggung jawab para pendidik di

BAB I PENDAHULUAN. dengan bahasa melalui model matematika. sebagai produk yang siap pakai. Selain itu guru-guru tidak mengetahui bahwa

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Syerel Nyongkotu, 2015

I. PENDAHULUAN. Kurikulum Indonesia telah mengalami sepuluh kali perubahan, yaitu Kurikulum

I. PENDAHULUAN. meningkatkan mutu pendidikan antara lain dengan perbaikan mutu belajarmengajar

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Wita Aprialita, 2013

I. PENDAHULUAN. Seiring dengan perubahan zaman, semakin maju pula peradaban dunia yaitu

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi semakin pesat di era

BAB I PENDAHULUAN. guru dibingungkan dengan keadaan ini. Di Indonesia ada dua kurikulum yang

BAB 1 PENDAHULUAN. datang yang dapat bersaing di dunia internasional. Tanpa adanya pendidikan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

(Eksperimen pada siswa kelas V11 semester ganjil SMP N 2 Kartasura Tahun Ajaran 2010/2011) SKRIPSI. Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan

Mengingat pentingnya bahasa tersebut, maka dalam dunia pendidikan perlu. mulai sekolah dasar sampai perguruan tinggi. Selain itu, bahasa Indonesia pun

I. PENDAHULUAN. menjadi kebutuhan mendasar yang diperlukan oleh setiap manusia. Menurut UU

BAB I PENDAHULUAN. Pasal 1 ayat 1 Undang-undang RI No. 20 tahun 2003 dinyatakan bahwa pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. pendidikannya. Dalam pengembangan pendidikan di Indonesia pihak

EKSPERIMEN PEMBELAJARAN MATEMATIKA MELALUI BRAIN BASED LEARNING PADA POKOK BAHASAN MATRIKS DITINJAU DARI KEAKTIFAN SISWA

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan tidak hanya berlangsung pada satu tahap perkembangan saja

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan hasil penelitian mengenai Implementasi Pendidikan Politik

BAB I PENDAHULUAN. perubahan secara berturut-turut sesuai dengan perubahan Kurikulum yang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. matematika di sekolah adalah berpikir kritis. Menurut Cockroft (dalam Uno

PEMBELAJARAN SENI TARI BERBASIS PENDIDIKAN KARAKTER MELALUI STIMULUS ALAM SEKITAR DI SDN TERSANA BARU KABUPATEN CIREBON

BAB I PENDAHULUAN. lebih lanjut dalam menerapkannya di dalam kehidupan sehari-hari. Pendidikan

I. PENDAHULUAN. Pendidikan memegang peranan sangat penting dalam kehidupan karena

BAB I PENDAHULUAN. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 23 Tahun 2002 Pasal 9. tentang Perlindungan Anak mmenyatakan bahwa setiap anak berhak

Transkripsi:

1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Matematika merupakan salah satu bi dang studi yang menduduki peranan penting dalam pendidikan. Hal ini dapat dilihat dari waktu, jam pelajaran sekolah lebih banyak dibandingkan pelajaran lain. Pelajaran matematika dalam pelaksanaan pendidikan diberikan kepada semua jenjang pendidikan mulai dari tingkat SD sampai sekolah tingkat menengah dan perguruan tinggi. Sampai saat ini matematika masih dianggap mata pelajaran yang sulit, membosankan, bahkan menakutkan. Anggapan ini mungkin tidak berlebihan selain mempunyai sifat yang abstrak, matematika juga memrlukan pemahaman konsep yang baik, karena untuk memahami konsep yang baru diperlukan prasyarat pemahaman konsep sebelumnya. Matematika yang diajarkan di tingkat pendidikan dasar dan pendidikan menengah adalah matematika sekolah (Erman Suherman, dkk, 2003:55). Menurut Permendiknas No 22 Tahun 2006 (Depdiknas, 2006:346) salah satu tujuan matematika pada pendidikan menengah adalah agar peserta didik memiliki kemampuan memahami konsep matematika, menjelaskan keterkaitan antar konsep dan mengaplikasikan konsep atau algoritma, secara luwes, akurat, efisien, dan tepat dalam pemecahan masalah. 1

2 Pemahaman konsep tersebut perlu ditanamkan kepada peserta didik sejak dini yaitu sejak anak tersebut masih duduk dibangku sekolah dasar maupun bagi siswa Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama. Disana mereka dituntut mengerti tentang definisi, pengertian, cara pemecahan masalah maupun pengoperasian matematika secara benar, karena akan menjadi bekal dalam memperlajari matematika pada jenjang pendidikan yang lebih tinggi. Agar penguasaan siswa dalam matematika dapat tercapai dengan baik, maka siswa dituntut untuk memahami konsep-konsep dalam matematika tersebut. Pemahaman konsep marupakan dasar dari pemahaman prinsip dan teori, hal ini sesuai dengan jenjang kognitif tahap pemahaman menurut Bloom, dkk, sehingga untuk memahami prinsip dan teori terlebih dahulu siswa harus memahami konsep-konsep yang menyusun prinsip dan teori tersebut. Karena itu hal yang sangat fatal apabiila siswa tidak memhamai konsep-konsep matematika, jika mereka ingin menguasai matematika dan kemampuan siswa dalam menyelesaikan soal dapat dilihat dari hasil Dalam laporan hasil belajar siswa aspek-aspek yang dilaporkan kepada orang tua siswa tentang hasil belajar siswa adalah (1) pemahaman konsep, (2) penalaran dan komunikasi, (3) pemecahan masalah. Berarti pemahaman konsep disini sangat diperlukan untuk mengetahui sejauh mana siswa menguasai materi yang telah diajarkan.

3 Kurikulum merupakan sarana untuk mencapai program pendidikan yang dikehendaki. Sebagai sarana, kurikulum tidak akan berarti jika tidak ditunjang oleh sarana dan prasarana yang diperlukan seperti sumbersumber belajar dan mengajar yang memadai, kemampuan tenaga pengajar, metodologi yang sesuai, serta kejernihanarah serta tujuan yang akan dicapai. Pelaksanaan suatu kurikulum tidak terlepas dari arah perkembangan suatu masyarakat. Perkembangan kurikulum di Indonesia pada zaman pasca kemerdekaan hingga saat ini terus mengalami perubahansesuai dengan tuntutan zaman sertaterus akan mengalami penyempurnaan dalam segi muatan, pelaksanaan, dan evaluasinya. Perubahan kurikulum dapat bersifat sebagian (pada komponen tertentu), tetapi dapat pula bersifat keseluruhan yang menyangkut semua komponen kurikulum. Pembaharuan kurikulum biasanya dimulai dari perubahan konsepsional yang fundamental yang diikuti oleh perubahan structural. Pembaharuan dikatakan bersifat sebagian bila hanya terjadi pada komponen tertentu saja misalnya pada tujuan saja, isi saja, metode saja, atau system penilaiannya saja. Pembaharuan kurikulum bersifat menyeluruh bila mencakup perubahan semua komponen kurikulum. Dalam perjalan sejarah sejak tahun 1945, kurikulum pendidikan nasional telah mengalami perubahan, yaitu pada tahun pra-75, 1984, 1994, 2004, 2006 dan tak ketinggalan juga kurikulum terbaru yang diterapkan di tahun ajaran 2013/2014 yaitu Kurikulum 2013. Sebelum pelaksanaan penerapan kurikulum 2013, pemerintah melakukan uji publik untuk menentukan

4 kelayakan kurikulum ini dimata publik. Kemudian mulai tahun ajaran baru 2013/2014 kurikulum 2013 dilaksanakan secara bertahap. Pengembangan Kurikulum 2013 diharapkan menghasilakn insan Indonesia yang: produktif, kreatif, inovatif, afektif; melalui penguatan sikap, keterampilan, dan pengetahuan yang terintegrasi. Dalam hal ini, pengembangan kurikulum difokuskan pada pembentukan kompetensi dan karakter peserta didik, berupa paduan pengetahuan, keterampilan, dan sikap yang dapat didemonstrasikan peserta didik sebagai wujud pemahaman terhadap konsep yang dipelajarinya. Kurikulum 2013 memungkinkan para guru menilai hasil belajar peserta didik dalam proses pencapaian sasaran belajar, yang mencerminkan penguasaan dan pemahaman terhadap apa yang dipelajari. Oleh karena itu, peserta didik perlu mengetahui kriteria penguasaan kompetensi dan karakter yang akan dijadikan sebagai standar penilaian hasil belajar, sehingga para peserta didik dapat mempersiapkan dirinya melalui penguasaan terhadap sejumlah kompetensi dan karakter tertentu, sebagai prasyarat untuk melanjutkan ke tingkat penguasaan kompetensi dan karakter berikutnya. Merupakan hal yang menarik apabila kita dapat mengetahui tingkat pemahaman konsep matematika siswa setelah diterapkannya kurikulum baru yaitu Kurikulum 2013. Melihat latar belakang diatas maka dalam pembelajaran khususnya matematika diperlukan analisis pemahaman konsep matematika siswa setalah diterapkan kurikulum 2013, sehingga

5 dapat diketahui bagaimana pemahaman konsep matematika siswa dalam pembelajaran matematika dengan diterapkan kurikulum 2013. B. Fokus Penelitian Fokus permasalahan dalam penelitian ini adalah analisis pemahaman konsep matematika siswa setelah diterapkan kurikulum 2013 yang dapat dirinci menjadi dua yaitu: 1. Menganalisis kemampuan siswa menyajikan konsep dalam berbagai bentuk representasi matematis. 2. Menganalisis kemampuan siswa mengaplikasikan konsep atau algoritma dalam pemecahan masalah. Dalam analisis ini dilakukan pada siswa kelas X semester genap SMK Muhammadiyah 1 Sukoharjo Tahun ajaran 2014/2015. Peneliti akan mengambil salah satu materi pembelajaran matematika untuk meneliti pemahaman konsep matematika pada kelas X semester genap SMK Muhammadiyah 1 Sukoharjo Tahun ajaran 2014/2015. C. Perumusan Masalah Berdasarkan latar belakang dan fokus penelitian, maka perumusan masalah dalam penelitian ini adalah bagaimana pemahaman konsep matematika siswa setelah diterapkan kurikulum 2013 yang dapat dirinci sebagai berikut:

6 1. Bagaimana kemampuan siswa menyajikan konsep dalam berbagai bentuk representasi matematis? 2. Bagimana kemampuan siswa mengaplikasikan konsep atau algoritma dalam pemecahan masalah? D. Tujuan Penelitian 1. Tujuan Umum Secara umum peneilitian ini bertujuan untuk menganalisis kemampuan pemahaman konsep matematika siswa setelah diterapkan kurikulum 2013. 2. Tujuan Khusus Secara khusus penelitian ini bertujuan untuk menganalisis : a. Kemampuan siswa menyajikan konsep dalam berbagai bentuk representasi matematis. b. Kemampuan siswa mengaplikasikan konsep atau algoritma dalam pemecahan masalah. E. Manfaat Penelitian 1. Manfaat Teoritis Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan tambahan pengetahuan pada tingkat teoritis kepada pembaca dan guru tentang pembahaman konsep matematika siswa setelah diterapkan Kurikulum 2013.

7 2. Manfaat Praktis Pada tataran praktis, studi ini memberikan sumbangan kepada sekolah dan guru matematika maupun siswa di sekolah. a. Untuk sekolah Sekolah dapat memanfaatkan hasil studi ini untuk meningkatkan kualitas pendidikan yang lebih baik, karena dengan mengetahui pemahaman konsep matematika siswa setelah diterapkan kurikulum 2013 dapat mengambil kebijaksanaan yang tepat khususnya dalam pembelajaran. b. Bagi guru Guru matematika dapat menggunakan hasil penelitian ini untuk menentukan kebijakan-kebijakan yang lebih baik dalam pembelajaran matematika. F. Difinisi Istilah 1. Pemahaman Konsep Matematika Pemahaman berasal dari kata paham yang artinya mengerti benar dalam suatu hal. Pemahaman merupakan salah satu daerah ranah kognitif dari taksonomi bloom. Menurut Sudijono (2005:50) menyatakan bahwa pemahaman adalah kemampuan seseorang untuk mengerti atau memahami sesuatu setelah sesuatu itu diketahui dan diingat. Seorang peserta didik dikatakan memahami sesuatu apabila ia dapat memberikan penjelasan atau member uraian lebih rinci tentang

8 hal itu dengan menggunakan kata-katanya sendiri. Tahap pemahaman sifatnya lebih kompleks dari pada tahap pengetahuan. Untuk dapat mencapai tahap pemahaman terhadap suatu konsep matematika siswa harus mempunyai pengetahuan terhadap konsep tersebut. Menurut Syaiful Sagala (2010: 71) konsep merupakan buah pemikiran seseorang atau sekelompok orang yang dinyatakan dalam definisi sehingga melahirkan produk pengetahuan meliputi prinsip, hukum, dan teori. Menurut Iwayan (2006:142) pemahaman konsep matematika adalah kompetensi yang ditunjukkan oleh siswa dalam memahami definisi, pengertian, ciri khusus, hakikat, inti isi dari suatu materi dan kompetensi dalam melakukan prosedur secara luwes, akurat, efisien dan tepat. 2. Kurikulum 2013 Fungsi kurikulum dalam proses pendidikan adalah sebagai alat untuk mencapai tujuan pendidikan. Kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi, dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu (UU nomor 20 tahun 2003). Sedangkan kurikulum 2013 merupakan tindak lanjut dari kurikulum berbasis kompetensi, yang lebih menekankan pada pembentukan karakter siswa.

9 Penerapan kurikulum 2013 merupakan penerapan kurikulum dengan menekankan pada pembentukan karakter, yang bertujuan mengembangkan nilai-nilai yang membentuk karakter bangsa yaitu Pancasila, meliputi : (1) mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia berhati baik, berpikiran baik, dan berprilaku baik; (2) membangun bangsa yang berkarakter Pancasila; (3) mengembangkan potensi warganegara agar memiliki sikap percaya diri, bangga pada bangsa dan negaranya serta mencintai umat manusia. Dua kompetensi yang harus ada dalam penerapan kurikulum 2013 yaitu kompetensi dasar dan kompetensi inti. Rumusan kompetensi inti menggunakan notasi sebagai berikut: 1. Kompetensi Inti-1 (KI-1) untuk kompetensi inti sikap spiritual; 2. Kompetensi Inti-2 (KI-2) untuk kompetensi inti sikap sosial; 3. Kompetensi Inti-3 (KI-3) untuk kompetensi inti pengetahuan; dan 4. Kompetensi Inti-4 (KI-4) untuk kompetensi inti keterampilan. Model pembelajaran yang diterapkan dalam kurikulum 2013 adalah model pembelajaran dengan pendekatan saintifik. Pendekatan saintifik (scientific appoach) merupakan pendekatan pembelajaran yang berorientasi atau berpusat pada siswa (student centered approach). Langkah-langkah pembelajaran dengan pendekatan saintifik yaitu: mengamati, mempertanyakan, mengumpulkan informasi/mencoba, mengolah informasi, mengkomunikasikan.