BAB I PENDAHULUAN. itu terbentuk keterkaitan: satu (unit) pengalaman (experimental meaning dan

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dalam berinteraksi, manusia memerlukan bahasa. Bahasa memegang

BAB I PENDAHULUAN. Penguasaan kemampuan berbahasa Indonesia sangat penting sebagai alat

BAB I PENDAHULUAN. wacana sangat dibutuhkan untuk mengimbangi perkembangan tersebut.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Manusia adalah makhluk sosial, yang tidak bisa hidup sendiri tanpa kehadiran

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Suatu wacana dituntut untuk memiliki keutuhan struktur. Keutuhan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan memegang peranan yang sangat penting dalam kehidupan

BAB I PENDAHULUAN. mempunyai hubungan pengertian antara yang satu dengan yang lain (Rani dkk,

BAB I PENDAHULUAN. untuk saling memahami maksud atau keinginan seseorang.

PENANDA HUBUNGAN REPETISI PADA WACANA CERITA ANAK TABLOID YUNIOR TAHUN 2007

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa merupakan hal penting yang perlu dipelajari karena bahasa

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Setiap orang perlu mengungkapkan ide atau gagasan pada orang lain.

BAB I PENDAHULUAN. baru tersebut, maka badan bahasa bertindak menjadi agen perubahan

BAB I PENDAHULUAN. maupun sebagai komunikan (mitra baca, penyimak, pendengar, atau pembaca).

BAB V SIMPULAN, IMPLIKSI, DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. Menulis adalah salah satu kemampuan bahasa bukanlah kemampuan yang

BAB I PENDAHULUAN. Penguasaan kemampuan berbahasa Indonesia sangat penting sebagai

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Bahasa merupakan rangkaian bunyi yang mempunyai makna tertentu, rangkaian

BAB I PENDAHULUAN. karena dalam kehidupan sehari-hari manusia selalu berhubungan dengan bahasa.

BAB I PENDAHULUAN. tertinggi. Kalimat berperan sebagai unsur pembangun bahasa saja. Satuan

BAB 1 PENDAHULUAN. maupun tulisan. Bahasa juga memegang peranan penting dalam kehidupan sosial

BAB II LANDASAN TEORI. digunakan untuk mengetahui keaslian penelitian yang dilakukan. Tinjauan

BAB I PENDAHULUAN. dari peristiwa komunikasi. Di dalam komunikasi manusia memerlukan sarana

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Menulis merupakan suatu representasi bagian dari kesantunankesantunan

BAB I PENDAHULUAN. menggunakan bahasa lisan dan bahasa tulisan. Bahasa lisan merupakan ragam bahasa

BAB V SIMPULAN DAN SARAN. Kajian ini mengungkapkan pemarkah kohesi gramatikal dan pemarkah kohesi

I. PENDAHULUAN. Salah satu fungsi bahasa adalah sebagai alat komunikasi (Pateda, 1990: 4). Bahasa

ANALISIS KESALAHAN KOHESI DAN KOHERENSI DALAM KARANGAN DESKRIPSI SISWA KELAS X SMK SWASTA DHARMA PATRA PANGKALAN SUSU TAHUN PEMBELAJARAN 2016/2017

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Tarigan (1987 : 27), Wacana adalah satuan bahasa yang terlengkap dan tertinggi atau

KOHESI GRAMATIKAL ANTARKALIMAT DAN ANTARPARAGRAF DALAM KARANGAN ARGUMENTASI KELAS X SMA NEGERI I SUKODONO KABUPATEN SRAGEN SKRIPSI

I. PENDAHULUAN. orang lain. Hal ini sesuai dengan pendapat Tarigan (1985:9) yang. Kegiatan komunikasi yang baik didukung oleh salah satu komponen

BAB I PENDAHULUAN. yaitu mampu merujuk objek ke dalam dunia nyata, misalnya mampu menyebut nama,

JURNAL KOHESI DAN KOHERENSI WACANA PEMBACA MENULIS DI JAWA POS COHESION AND COHERENCE OF DISCOURSE READERS WRITING IN JAWA POS

BAB I PENDAHULUAN. yang saling berhubungan untuk menghasilkan rasa kepaduan atau rasa kohesi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Manusia dalam sepanjang hidupnya hampir tidak pernah terlepas

BAB I PENDAHULUAN. kalimat satu dengan kalimat lain, membentuk satu kesatuan. dibentuk dari kalimat atau kalimat-kalimat yang memenuhi persyaratan

B AB II KONSEP, LANDASAN TEORI DAN TINJAUAN PUSTAKA

KOHESI LEKSIKAL REPETISI PADA WACANA INTERAKTIF DALAM KOLOM DETEKSI HARIAN JAWA POS EDISI JUNI 2007 SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. saatnya menyesuaikan diri dengan perkembangan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi

ANALISIS PENANDA KOHESI DAN KOHERENSI PADA KARANGAN. NARASI SISWA KELAS VIII MTs AL-HIDAYAH GENEGADAL TOROH GROBOGAN TAHUN AJARAN 2012/2013

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. Dalam kehidupan bermasyarakat, bahasa bukanlah satu-satunya alat

BAB I PENDAHULUAN. Penggunaan peranti kohesi yang tepat dalam sebuah teks berpengaruh terhadap

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

PENANDA KOHESI PADA TAJUK RENCANA HARIAN SURAT KABAR KOMPAS EDISI JANUARI 2015

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Secara umum dapat dinyatakan bahwa pembelajaran bahasa Indonesia di

BAB I PENDAHULUAN. kelangsungan hidup suatu Bangsa dan Negara. Hal ini karena pendidikan

I. PENDAHULUAN. Terampil berbahasa Indonesia merupakan salah satu tujuan yang harus dicapai

ANALISIS WACANA MONOLOG TAJUK RENCANA SURAT KABAR SUARA MERDEKA: TINJAUAN ASPEK GRAMATIKAL DAN LEKSIKAL SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. kita dapat memperoleh ilmu pengetahuan yang dapat menjamin kelangsungan

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Dalam kehidupan sehari-hari manusia dan bahasa tidak dapat

BAB I PENDAHULUAN. Suatu karangan terdiri dari beberapa kalimat yang kemudian disusun

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. individu maupun kelompok. Ramlan (1985: 48) membagi bahasa menjadi dua

BAB I PENDAHULUAN. sangat berpengaruh terhadap makna yang terdapat dalam sebuah wacana. Salah

BAB I PENDAHULUAN. komunikasi. Di dalam komunikasi manusia memerlukan sarana untuk

ANALISIS UNSUR INTERNAL WACANA DALAM ARTIKEL ILMIAH POPULER PADA SURAT KABAR SUARA MERDEKA EDISI NOVEMBER-DESEMBER 2013

KOHESI GRAMATIKAL ANTARKALIMAT DALAM KARANGAN ARGUMENTASI SISWA KELAS X SMA NEGERI 9 PADANG JURNAL ILMIAH DELVIRA SUSANTI NPM.

ANALISIS PENGGUNAAN PIRANTI KOHESI PADA WACANA NASKAH LAKON SANDOSA SOKRASANA: SANG MANUSIA KARYA YANURA NUGRAHA NASKAH PUBLIKASI

PENANDA HUBUNGAN REFERENSI DALAM WACANA BERITA PADA SITUS SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. Menulis merupakan salah satu dari empat keterampilan berbahasa yang

BAB I PENDAHULUAN. bersastra. Pada kurikulum 2013, pelajaran bahasa Indonesia mengalami. mengembangkan kemampuan dan keterampilan berpikir siswa.

PENANDA HUBUNGAN ELIPSIS PADA WACANA KATALOG ORIFLAME EDISI JANUARI 2009

BAB I PENDAHULUAN. globalisasi. Pembelajaran bahasa Indonesia diarahkan untuk meningkatkan

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa tidak pernah lepas dari kehidupan manusia sehari-hari. Setiap

Penanda Kohesi Gramatikal dan Leksikal Skripsi Mahasiswa PBSI UNP Kediri Tahun 2014

BAB I PENDAHULUAN. dengan orang lain. Banyak sekali cara untuk berkomunikasi. Bentuk komunikasi

BAB I PENDAHULUAN. sarana komunikasi. Dalam kehidupan sehari-hari manusia selalu. menggunakan bahasa dalam berbagai bentuk untuk mengungkapkan ide,

BAB II LANDASAN TEORI. pengendalinya Ramlan (dalam Rohmadi dan Nasucha, 2010: 23). Jadi, Sehubungan dengan itu Handayani dkk, (2013: 97-98) juga

BAB I PENDAHULUAN. dalam bahasa tulis seoarang penulis tidak hanya mewujudkan apa yang dipikirkan

ANALISIS PENANDA KOHESI DAN KOHERENSI PADA RUBRIK SERAMBI TABLOID CEMPAKA EDISI JANUARI-FEBRUARI Skripsi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pada dasarnya setiap orang yang belajar bahasa dituntut untuk menguasai

FORMAT PENILAIAN KARANGAN NARASI (KARANGAN BERORIENTASI PENCERITA)

KAJIAN KOHESI DAN KOHERENSI DALAM NOVEL KADURAKAN ING KIDUL DRINGU KARYA SUPARTO BRATA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kemampuan berbahasa erat hubungannya dengan kemampuan berpikir.

KEMAHIRAN MENULIS KARANGAN NARASI MENGGUNAKAN MEDIA GAMBAR BERSERI SISWA KELAS X SEKOLAH MENENGAH ATAS NEGERI 4 TANJUNGPINANG TAHUN PELAJARAN

BAB I PENDAHULUAN. (2005:3-4), Menulis merupakan suatu keterampilan berbahasa yang

KELOGISAN GAGASAN PADA KALIMAT DALAM KARANGAN SISWA KELAS IX A SMP AL-ISLAM KARTASURA NASKAH PUBLIKASI

PRATIWI AMALLIYAH A

BAB III METODE PENELITIAN. menyatakan bahwa penelitian kualitatif adalah penelitian yang bersifat

BENTUK-BENTUK PENGACUAN (REFERENSI) DALAM LAGU SERINGAI PADA ALBUM SERIGALA MILITIA

KEMAMPUAN MENULIS TEKS BERITA SISWA KELAS VIII E SMP NEGERI 7 MUARO JAMBI TAHUN PELAJARAN 2017/2018 SKRIPSI OLEH HINDUN RRA1B114025

BAB I PENDAHULUAN. proses bersosialisasi tersebut. Komunikasi merupakan cara utama dalam menjalin

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Peranan bahasa sangat penting dalam kegiatan komunikasi di

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa Inggris sebagai bahasa internasional memerankan bagian yang sangat

BAB I PENDAHULUAN. Penelitian ini diawali dengan latar belakang penelitian, batasan masalah, rumusan

BAB I PENDAHULUAN. berkaitan dengan keterampilan lainnya. Keempat keterampilan tersebut

BAB V SIMPULAN DAN SARAN. Pada bagian akhir tesis ini, penulis sajikan simpulan sebagai jawaban atas rumusan

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan manusia. Dalam berkomunikasi memerlukan sarana yang sangat

ANALISIS KESALAHAN KOHESI DAN KOHERENSI PARAGRAF PADA KARANGAN SISWA KELAS X SMA NEGERI 3 TEMANGGUNG SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. Menulis merupakan keterampilan yang harus dikuasai setiap siswa melalui proses

Oleh Nirmala Sari Siregar Fitriani Lubis, S.Pd., M.Pd.

ANALISIS PERANTI KOHESI DAN KOHERENSI PADA TULISAN NARASI SISWA KELAS VII SMP NEGERI 1 TAWANGMANGU KABUPATEN KARANGANYAR TAHUN AJARAN 2012/2013

WACANA NARATIF SHORT-SHORT STORY BOKKOCHAN KARYA HOSHI SHIN ICHI

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pembelajaran Bahasa Indonesia menurut Kurikulum Tingkat Satuan

Oleh Beatriz Lasmaria Harianja Mara Untung Ritonga, S.S., M.Hum.,Ph.D. ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Bahasa sebagai alat komunikasi mempunyai peranan penting dalam

BAB I PENDAHULUAN. baik di sekolah maupun dalam kehidupan sehari-hari. Menurut Winaya (2013: 3) yang mencakup keterampilan berbicara dan menulis.

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Manusia memerlukan bahasa dalam berinteraksi. Bahasa memegang peran penting dalam kehidupan, sebagai alat menyampaikan pikiran, gagasan, konsep ataupun perasaan karena pada umumnya bahasa digunakan untuk berkomunikasi. Menurut Amrin (2007:5), Bahasa digunakan untuk menyampaikan pesan. Dalam menyampaikan pesan secara berpola atau bersistem, bahasa memiliki aturan bahwa pesan disampaikan disusun atau dirangkai dengan baik. Dengan penggunaan ini bahasa berfungsi merangkai pengalaman yang di dalam rangkaian itu terbentuk keterkaitan: satu (unit) pengalaman (experimental meaning dan interpersonal meaning relevan dengan pengalaman yang telah dan akan disampaikan sesudah dan sebelumnya. Dengan tugasnya membentuk kerelevanan pengalaman dengan pengalaman lain agar membentuk satu kesatuan (oneness). Bahasa merupakan alat komunikasi yang terbagi menjadi dua yaitu bahasa lisan dan tertulis. Kedua jenis bahasa tersebut memiliki hubungan erat antara satu dengan yang lain. Salah satu bentuk bahasa tulis adalah sebuah teks. Teks adalah bagian dari perwujudan bahasa sebagai perwujudan inspirasi penulis untuk mengungkapakan apa yang dipikirkan. Bahasa berkaitan erat dengan sebuah teks, karena dapat menjadi objek peluapan segala rasa dan dapat juga sebagai cermin dari penulis itu sendiri.pembelajaran menulis teks biasanya diajarkan di sekolah. 1

2 Menurut Halliday dan Ruqiah (Mahsun, 2014:1), Teks merupakan jalan menuju pemahaman tentang bahasa. Teks merupakan bahasa yang berfungsi atau bahasa yang sedang melaksanakan tugas tertentu dalam konteks situasi, semua contoh bahasa hidup yang mengambil bagian tertentu dalam konteks situasi disebut teks. Berbicara tentang teks tidak dapat dilepaskan dari pembicaran genre dan register kerena kedua hal di atas memiliki relasi hirearkis dengan teks itu sendiri. Salah satu genre dari teks faktual adalah teks deskripsi. Teks deskripsi merupakan salah satu teks kurikulum 2013 yang dipelajari di kelas VII. Menurut Tim Kemendikbud (2014:3), Teks deskripsi merupakan teks yang berisi penjabaran umum mengenai sesuatu dengan menggunakan bahasa yang jelas dan rinci. Teks ini mengutamakan sub kelas yang ada dan sering dianggap sama dengan teks laporan hasil observasi. Sebenarnya teks deskripsi dan teks laporan hasil observasi berbeda dan perbedaan yang paling menonjol diatara keduanya adalah sifatnya. Pendapat Mahsun, (2014:28), Teks deskripsi memilki tujuan sosial untuk menggambarkan sesuatu objek benda secara individual berdasarkan cirri fisiknya. Gambaran yang dipaparkan dakam teks deskripsi harus spesifik menjadi ciri keberadaan objek yang digambarkan. Penulisan teks deskripsi terdapat beberapa kendala yang dihadapi penulis. Menurut Zainurahman (2011:206), Kendala-kendala dalam menulis dibagi menjadi dua bagian besar: kendala umum dan kendala khusus. Kendala umum meliputi kesulitan karena kekurangan materi, kesulitan menentukan titik mulai (starting point) dan titik akhir (ending point), kesulitan strukturisasi dan

3 penyelarasan isi dan kesulitan memilih topik. Kendala-kendala di atas mengakibatkan kemampuan siswa dalam menulis teks deskripsi masih rendah. Berdasarkan hasil wawacara peneliti dengan salah satu guru mata pelajaran Bahasa Indonesia yaitu Dra. Sri Ratna Lubis, M.Pd. di kelas VII SMP Negeri 40 Medan bahwa kemampuan menulis teks deskripsi masih rendah. Hal tersebut mengakibatkan nilai siswa di bawah kriteria ketuntasan minimal (KKM). KKM pada mata pelajaran Bahasa Indonesia kelas VII SMP Negeri 40 Medan yaitu 7,5. Rendahnya kemampuan menulis teks deskripsi siswa menyebabkan siswa tidak mampu mencapai kriteria ketuntasan minimal (KKM). Kemampuan dalam menulis teks deskripsi masih belum optimal sehingga perlu dilakukan upaya peningkatan teks deskripsi. Hal tersebut dibuktikan oleh penelitian terdahulu penelitian yang dilakukan oleh Erwansyah (2014) yang berjudul Kemampuan Menulis Paragraf Deskriptif Siswa Kelas VII C SMP Negeri 17 Batanghari. Hasil dari penelitian ini mengatakan bahwa kemampuan siswa menulis teks deskripsi masih kurang. Hal initerbukti dengan diperolehnya rata-rata nilai akhir yaitu 53,26, nilai tersebutdilihat dari tabel interval nilai yang berada pada interval 40-54%. Interval nilai tersebut menurut tabel konversi nilai itu berkualitas kurang mampu. Penelitian yang dilakukan oleh Roswati (2013) yang berjudul Kemampuan Menulis Karangan Deskripsi Siswa Kelas VIII SMP Negeri 1 Bintan Tahun Ajaran 2012/2013. Kesimpulan dari penelitian tersebut adalah Berdasarkan hasil penelitian yang telah diuraikan oleh peneliti dapat ditarik simpulan bahwa kemampuan menulis karangan deskripsi siswa kelas VIII SMP

4 Negeri 1 Bintan Tahun Ajaran 2012/2013 dalam kategori rendah dengan tingkat keberhasilan pembelajaran kemampuan menulis karangan deskripsi tidak berhasil. Teks deskripsi yang baik dan utuh tidak hanya dari segi upaya atau strategi pembelajaran yang dilakukan. Dalam menyusun teks deskripsi siawa juga perlu siswa juga perlu memperhatikan unsur-unsur pembentuk hasil tulisan yang padu dan utuh. Unsur-unsur tersebut adalah kohesi dan koherensi teks. Keutuhan teks dibangun kedua unsur tersebut. Teks dikatakan koherensi apabila unsur yang satu dengan unsur yang lain dalam suatu teks sudah kohesi. Kohesi adalah kepadauan antar unsur yang satu dengan yang lain dalam teks tersebut. Menurut Stefan dkk (2009:35), Kohesi berkaitan dengan komponen dan permukaan tekstual, yakni keterhubungan sintaksis teks. Kohesi dibagi menjadi dua yaitu gramatikal dan leksikal. Teks yang utuh dan padu harus merangkum lingkupkohesi leksikal dan kohesi gramatikal. Hal ini disebabkan setiap unsur dalam wacana tidak akan memiliki makna yang jelas tanpa adanyahubungan dengan unsur lain dalam kesatuan struktur wacana. Namun pada penelitian ini hanya akan mengkaji kohesi gramatikalnya. Kepaduan teks deskripsi akan lebih jelas bila diteliti secara gramatikal karena sesuai dengan tata bahasa. Adapun jenis-jenis penanda kohesi gramatikal yaitu referensi, subtitusi, elipsis dan konjungsi. Kenyataan di lapangan, siswa dalam menulis suatu teks masih banyak yang tidak utuh dan padu. Hal tersebut dibuktikan dengan penelitian terdahulu Rika Sari Hastuti (2014) yang berjudul Analisis Ketidakpaduan Paragraf Pada Karangan Siswa Kelas VII H SMP Negeri 2 Banyudono. Hasil penelitian

5 tersebut bahwa dalam karangan siswa kelas VII masih banyak paragraf yang tidak padu.sebuah karangan atau teks yang tidak padu juga berkaitan dengan penggunaan unsur-unsur kohesi yang tidak tepat. Hal ini dibuktikan dengan penelitian terdahulu yaitu penelitian yang dilakukan oleh Rd. M. Ali dan Susanah (2014) yang berjudul Kesalahan Penggunaan Fitur Kohesi Dalam Esai Argumentatif. Hasil dari penelitian ini adalah Kepaduan yang paling banyak ditemukan pada wacana berita rubrik nasional di Majalah Online Detik Edisi September-Oktober 2014 adalah kohesi berupa kohesi gramatikal yaitu pengacuan dan konjungsi sedangkan unsur-unsur kohesi gramatikal yang lain tidak padu yaitu subtitusi dan elipsis. Penelitian yang dilakukan oleh Diah Dwi Kurniyati (2012) yang berjudul Analisis Kesalahan Kohesi Dan Koherensi Paragraf Pada Karangan Siswa Kelas X SMA Negeri 3 Temanggung. Kesimpulan dari penelitian ini adalah terdapat banyak kesalahan kohesi dan koherensi pada teks siswa kelas X SMA Negeri 3 Temanggung. Hal tersebut disebabkan penguasan sisiwa tentang kohesi (gramatikal dan leksikal) serta koherensi bahwa masih kurang. Penelitian ini juga sudah pernah dilakukan oleh penelitian terdahululu tentang kohesi gramatikal.penelitian yang dilakukan oleh Delvira Susanti (2014) yang berjudul Kohesi Gramatikal Antarkalimat Dalam Karangan Argumentasi Siswa Kelas X SMA Negeri 9 Padang. Kesimpulan dari penelitian iniadalah terdapat jenis kohesi gramatikal referensi, substitusi, elipsis, dan konjungsi dalam karangan argumentasi siswa, terdapat kesalahan penggunaan kohesi gramatikal konjungsi.perbedaaan antara penelitian ini dengan penelitian terdahulu terdapat

6 pada jenis teks yaitu teks Argumentasi sedangkan pada penelitian ini menggunakan teks deskripsi, batasan masalah, waktu penelitian, objek yang diteliti dan lokasi penelitian. Penelitian yang dilakukan oleh Bahrudin (2013) yang berjudul Analisis Penggunaan Kohesi Gramatikal Antarkalimat Dalam Karangan Narasi Siswa Kelas VIII SMP Negeri 1 Rembang Purbalingga. Hasil dari penelitian ini adalah Piranti kohesi gramatikal antarkalimat dalam karangan narasi siswa SMP Negeri 1 Rembang Purbalingga berjumlah 401 yang terdiri dari referensi, substitusi, elipsis, dan konjungsi dengan penggunaan piranti kohesi gramatikal referensi yang paling dominan, ketepatan penggunaan kohesi gramatikal antarkalimat dalam karangan narasi siswa kelas VIII SMP Negeri 1 Rembang Purbalingga termasuk dalam kategori baik. Perbedaan penelitian tersebut dengan penelitian ini adalah jenis teks yang berbeda.penelitian tersebut menggunakan karangan narasi sedangkan pada penelitian ini menggunakan teks deskripsi. Selain itu, perbedaan dengan penelitian tersebut menyangkut batasan masalah, waktu penelitian, objek yang diteliti dan lokasi penelitian. Penelitian yang dilakukan oleh Dwi Prihanto (2012) yang berjudul Analisis Penanda Kohesi Pada Karangan Siswa Tingkat Sekolah Menengah Pertama Kelas VIIISMP Muhammadiyah 5 Surakarata. Kesimpulan dari penelitian tersebut adalah pananda kohesi pada karangan siswa kelas VIII SMP Muhammadiyah 5 Surakarata adalah penanda kohesi gramatikal yang terdiri dari referensi, subtitusi, elipsis dan konjungsi sedangkan penanda kohesi leksikal yaitu repetisi, sinonimi, antonimi, hipomini, dan kolokasi. Perbedaaan penelitian Dwi Prihanto dengan

7 penelitian ini adalah batasan masalah, waktu penelitian, objek yang diteliti dan lokasi penelitian. Selain itu, pada penelitian tersebut membahas penanda kohesi gramatikal dan leksikal sedangkan pada penelitian ini hanya membahas penanda kohesi gramatikal. Penelitian yang dilakukan oleh Yeti Dyan Oktarini (2016) yang berjudul Analisis Kohesi Dan Koherensi Dalam Karangan Narasi Siswa Kelas VII SMP Negeri 3 Godean Sleman Yogyakarta. Hasil dari penelitian tersebut adalah Jenis penanda kohesi dalam karangan narasi siswa kelas VII SMPNegeri 3 Godean terdiri atas hubungan pengacuan, hubungan penggantian, hubungan pelesapan, hubungan perangkaian, dan hubungan leksikal. Hubungan leksikal meliputi pengulangan, sinonim, antonim, hiponim, dan kolokasi, frekuensi penggunaan jenis penanda kohesidalam karangan narasi siswa yang tertinggi adalah pengacuan, penggantian, pelesapan, perangkaian, dan pengulangan yaitu sebanyak 30 karangan. Perbedaan penelitian tersebut dengan penelitian ini adalah pada penlitian tersebut membahasa kohesi dan koherensi sedangkan pada penelitian ini hanya membahas kohesi yaitu penanda kohesi gramatikal. Perbedaan lain terdapat pada batasan masalah, waktu penelitian, objek yang diteliti dan lokasi penelitian. Paparan di atas menjadi bukti bahwa penelitian tentang analisis kohesi gramatikal pada teks deskripsi perlu dilakukan. Fenomena tersebut mendorong penulis untuk menjadikan penulis meneliti lebih jauh tentang kohesi gramatikal pada teks deskripsi hasil karangan siswa. Adapun judul penelitian ini adalah Analisis Penanda Kohesi Gramatikal Pada Teks Deskripsi Siswa kelas VII SMP Negeri 40 Medan Tahun Pembelajaran 2016/2017.

8 B. Identifikasi Masalah Identifikasi masalah merupakan salah satu titik penemuan masalah yang ditemukan oleh peneliti. Berdasarkan latar belakang masalah di atas, dapat diidentifikasi masalah-masalah sebagai berikut: 1. Kemampuan menulis teks deskripsi siswa masih rendah. 2. Ketidaktepatan menggunakaan penanda kohesi gramatikal. 3. Penguasaan penanda kohesi gramatikal siswa rendah. C. Batasan Masalah Peneliti membuat batasan masalah guna mencegah meluasnya kajian dan untuk menciptakan hasil yang lebih baik. Fokus kajian dalam penelitian ini adalah penggunaan penanda kohesi gramatikal antarkalimat yaitu referensi, subtitusi, elipsis dan konjungsi dalam teks deskripsi siswa kelas VII SMP Negeri 40 Medan Tahun Pembelajaran 2016/2017. D. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang yang telah dipaparkan, maka rumusan masalah dalam penelitian ini sebagai berikut: 1. Bagaimana penggunaan penanda kohesi gramatikal antarkalimat dalam teks deskripsi siswa kelas VII SMP Negeri 40 Medan? 2. Jenis penanda kohesi gramatikal antarkalimat manakah yang paling dominan dalam teks deskripsi siswa kelas VII SMP Negeri 40 Medan?

9 E. Tujuan Penelitian Tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Mendeskripsikan penggunaan penanda kohesi gramatikal antarkalimat dalam teks deskripsi siswa kelas VII SMP Negeri 40 Medan. 2. Mendeskripsikan jenis penanda kohesi gramatikal antarkalimat yang paling dominan dalam teks deskripsi di kelas VII SMP Negeri 40 Medan. F. Manfaat Penelitian Adapun manfaat penelitian ini adalah sebagai berikut: Manfaat Teoretis Menambah wawasan pembaca mengenai penanda kohesi gramatikal antarkalimat dalam teks deskripsi siswa. 1. Manfaat Praktis Bagi Guru Mendorong minat siswa dalam memahami penanda kohesi gramatikal antarkalimat dalam penulisan suatu teks. Bagi Siswa Dapat memberikan pengetahuan baru mengenai penada kohesi gramatikal antarkalimat sebagai bahan untuk latihan.

10