BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

dokumen-dokumen yang mirip
BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG MASALAH

BAB 1 PENDAHULUAN. Tujuan utama berdirinya sebuah perusahaan adalah untuk. dipastikan perusahaan beroperasi secara maksimal. Profitabilitas dapat

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. dapat membiayai kegiatan operasional sehari-hari. Dalam menjalankan kegiatan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan dapat digolongkan menjadi: (a) peusahaan jasa; (b) perusahaan. pabrik (manufaktur); dan (c) peusahaan dagang.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan. Modal merupakan komponen yang pentingdalam membiayai

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. keuntungan yang maksimal. Dengan memperoleh laba yang maksimal seperti

BAB I PENDAHULUAN. Kemajuan perekonomian di Indonesia tidak terlepas dari peran serta industri

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Wibowo dan Wartini (2012) sebelum melakukan investasi dalam suatu

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah .

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. dagang bertujuan untuk mencari laba, agar kelangsungan hidup dan

BAB I PENDAHULUAN. Kas dan piutang merupakan pos penting karena merupakan elemen dari asset

DAFTAR ISI. ABSTRAK... i. KATA PENGANTAR... ii. DAFTAR ISI... v. DAFTAR TABEL... xi. DAFTAR GAMBAR... xiv. DAFTAR LAMPIRAN... xvi

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Era globalisasi ini dunia usaha semakin berkembang pesat dengan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. dapat dikatakan sehat apabila perusahaan dapat bertahan dalam kondisi ekonomi

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Modal kerja yang berasal dari penjualan produk tersebut akan segera

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. dan sektor industri barang konsumsi. Perusahan manufaktur sektor konsumsi

BAB I PENDAHULUAN. globalisasi ini menuntut perusahaan untuk terus meningkatkan kinerja

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Indonesia merupakan negara yang memiliki jumlah penduduk tertinggi ke-4

BAB I PENDAHULUAN. Setiap perusahaan bertujuan untuk mencari profitabilitas. Profitabilitas

BAB 1 PENDAHULUAN. 1 Universitas Bahayangkara Jaya

BAB I PENDAHULUAN. teknologi di segala bidang yang semakin berkembang, menjadikan dunia usaha

BAB I PENDAHULUAN. keberhasilan memperoleh laba menjadi salah satu ukuran kinerja perusahaan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkannya. Adapun tujuan akhir yang ingin

BAB I PENDAHULUAN. Dalam menghadapi era globalisasi, perusahaan dituntut untuk mempertahankan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Perkembangan dunia usaha saat ini semakin pesat, menimbulkan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini semakin ketatnya persaingan negara-negara di dunia berlombalomba

ANALISIS RASIO KEUANGAN UNTUK MENILAI KINERJA KEUANGAN PADA PT. SEMEN INDONESIA (PERSERO) TBK FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS GUNADARMA JAKARTA 2016

BAB I PENDAHULUAN. luar negeri. Sementara itu bagi investor, pasar modal merupakan wahana untuk

BAB I PENDAHULUAN. perusahaannya. Persaingan antar perusahaan di Indonesia semakin terasa dengan

BAB I PENDAHULUAN. komunikasi maka akan semakin meningkat pula upaya berbagai perusahaan untuk

BAB I PENDAHULUAN. hotel, pusat pusat perbelanjaan dan fasilitas fasilitas lainnya semakin

BAB I PENDAHULUAN. pertumbuhan ekonomi di Indonesia adalah pasar modal. Pasar modal efektif

BAB I. Perkembangan bisnis Real Estate dan Property mengalami perkembangan. yang cukup pesat di Indonesia. Real Estate Indonesia (REI) memperkirakan

ANALISIS RASIO KEUANGAN SEBAGAI ALAT UKUR KINERJA KEUANGAN PERUSAHAAN PADA PT. MANDOM INDONESIA TBK.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. diawali oleh perubahan sistem ekonomi komunis ke sistem ekonomi pasar.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. Kondisi dunia bisnis sekarang ini menuntut perusahaan-perusahaan yang ada

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. pertumbuhan ekonomi memperlancar proses pembangunan ekonomi. Sekarang ini

BAB I PENDAHULUAN. keuangan perusahaan. ROA merupakan salah satu indikator untuk mengukur

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

DAFTAR ISI LEMBAR PENGESAHAN... LEMBAR PERSETUJUAN... MOTTO DAN PERSEMBAHAN... RIWAYAT PENULIS... ABSTRAK... KATA PENGANTAR... DAFTAR ISI...

ANALISIS PENGARUH PENGELOLAAN MODAL KERJA TERHADAP KINERJA KEUANGAN PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFAR DI BURSA EFEK INDONESIA (BEI) TAHUN 2012

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. diperoleh untuk mempertahankan kelangsungan hidup (going concern) dari

BAB I PENDAHULUAN. dalam dunia bisnis menjadi semakin ketat dan tajam. Sektor food and beverages

BAB I PENDAHULUAN. paling umum adalah meningkatkan laba yang maksimal. Perusahaan yang sedang

BAB I PENDAHULUAN. lurus dengan risiko yang diperoleh. Return setiap jenis asset akan dijadikan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. banyak diminati masyarakat saat ini. Menerbitkan saham merupakan salah

BAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS

BAB I PENDAHULUAN. Industry) dan produk yang dihasilkan pun bermacam-macam dengan semakin

BAB I PENDAHULUAN. keuangan mengenai suatu entitas. Informasi tersebut disajikan dalam bentuk

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Return on Assets, Return on Equity, Total Asset Turnover, Net Profit Margin dan

BAB I PENDAHULUAN. memperoleh sejumlah keuntungan di masa depan. Pihak pihak yang melakukan

BAB I PENDAHULUAN. Strategi dan keputusan yang tepat dapat menunjang tingkat laba yang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Kebijakan dividen menjadi masalah menarik karena akan memenuhi harapan

BAB 1 PENDAHULUAN. Dalam perkembangan dunia usaha yang semakin pesat, bidang keuangan

BAB I PENDAHULUAN. lainnya yaitu pertumbuhan terus-menerus (going concern) dan tanggung jawab

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB V PENUTUP. Ace Hardware Indonesia Tbk adalah sebagai berikut: 1. Rasio likuiditas PT Ace Hardware Indonesia Tbk bila dilihat dari current

BAB I PENDAHULUAN. dari lingkungan, politik, budaya serta bisnis. Griffin dan Ebert dalam Solihin

BAB I PENDAHULUAN. pembuatan produk. Perusahaan manufaktur terdiri dari tiga sektor yaitu: industri

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Perputaran Persediaan, dan Perputaran Aktiva Tetap terhadap Return On Investment.

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah Industri bidang pengolahan sektor makanan dan minuman (foods and

BAB I PENDAHULUAN. Seiring dengan kondisi tingkat inflasi saat ini yang sering berubah-ubah sesuai

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Seiring dengan laju tatanan perekonomian dunia yang telah mengalami

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Sistem keuangan di negara-negara Asia mengalami perubahan yang berarti

BAB I PENDAHULUAN. menjaga kontinuitas perkembangan usahanya dari waktu ke waktu. Masyarakat

BAB I PENDAHULUAN. organisasi bisnis membuat persaingan diantara perusahaan semakin ketat. Hal ini

BAB I PENDAHULUAN. 1.1.Latar Belakang. Seiring bertambah dewasanya perusahaan, mereka harus dapat

BAB I PENDAHULUAN. menghasilkan laba. Laba yang dicapai dapat dimaksimalkan melalui peningkatan

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Setiap aktivitas ekonomi pasti mempunyai objective function yang merupakan tujuan akhir dari pencapaian suatu kegiatan ekonomi yang dilakukan oleh para pelaku ekonomi. Jika dilihat dari sudut pandang prinsip ekonomi, suatu perusahaan didirikan dengan tujuan akhir untuk memaksimumkan penerimaan, meminimumkan biaya yang pada akhirnya akan menyebabkan laba (profitabilitas) yang diperoleh mencapai tingkat optimal dan nilai perusahaan dari waktu ke waktu semakin meningkat. Dengan mencapai laba, perusahaan akan mampu memenuhi kepentingan para pemilik modal (investor) dan untuk mengantisipasi penurunan nilai investasi akibat adanya inflasi. Profitabilitas merupakan salah satu indikator yang digunakan untuk mengukur tingkat laba atau keuntungan suatu perusahaan. Menurut Kasmir (2014:114) Profitabilitas adalah kemampuan perusahaan dalam mencari keuntungan atau laba dalam suatu priode. Profitabilitas yang tinggi menunjukkan semakin efektif perusahaan dalam menjalankan operasinya sehingga mampu meningkatkan laba yang optimal, sebaliknya profitabilitas yang rendah menggambarkan bahwa perusahaan kurang efisien dalam menjalankan operasinya sehingga kurang mampu menghasilkan laba yang optimal. Untuk mengukur tingkat profitabilitas suatu perusahaan, dapat digunakan rasio profitabilitas dengan menggunakan perbandingan antara berbagai komponen yang ada di dalam laporan posisi keuangan dan laporan laba-rugi. Dalam penelitian ini penulis menggunakan tingkat pengembalian aset (Return On Assets). Rasio ini diukur dengan membandingkan antara laba bersih setelah pajak terhadap total aset. Menurut Hanafi (2009:81), Rasio return on assets (ROA) mengukur kemampuan perusahaan menghasilkan laba bersih berdasarkan tingkat aset yang tertentu. Semakin tinggi hasil ROA suatu perusahaan mencerminkan bahwa rendahnya penggunaan aset untuk menghasilkan laba. Perusahaan farmasi merupakan perusahaan bisnis komersial yang fokus dalam meneliti, mengembangkan dan mendistribusikan obat, terutama dalam hal 1

2 kesehatan. Peluang pasar produk sektor farmasi masih sangat terbuka luas di Indonesia. Sektor farmasi akan survive dan paling tahan terhadap krisis dibandingkan dengan sektor lainnya. Dalam keadaan krisis, konsumen akan membatasi konsumsinya dengan memenuhi kebutuhan dasar dan mengurangi kebutuhan barang sekunder. Hal ini tentunya akan menyebabkan banyak perusahaan ingin memasuki sektor ini, sehingga akan membuat persaingan semakin tajam. Dalam tiga tahun terakhir omzet industri farmasi di dalam negeri terus mengalami peningkatan, tahun 2010 lalu industri ini berhasil memperoleh omzet sebesar Rp37,53 triliun, meningkat di tahun 2011 sebesar Rp42 triliun. Besarnya pertumbuhan industri ini juga didorong oleh meningkatnya konsumsi obat generik yang penggunaannya terus meningkat seiring dengan penerapan Sistem Jaminan Sosial Nasional (SJSN) yang akan diterapkan pada tahun 2014 mendatang. (www.cdmione.com). Sedangkan proyeksi pertumbuhan pasar farmasi nasional diatas rata-rata pertumbuhan farmasi di Asia Tenggara yang tumbuh 9,6% per tahun. Pasar farmasi di Asia Tenggara mencapai US$ 16 miliar di 2012 dan diproyeksikan meningkat menjadi US$ 23 miliar di 2015. Hal ini dilihat dari pertumbuhan penduduk yang semakin hari semakin meningkat. Indonesia merupakan negara dengan populasi terbesar di Asia Tenggara sebesar 245 juta jiwa. Kenaikan pasar farmasi Indonesia seiring peningkatan pendapatan per kapita yang diperkirakan sebesar 9% ke atas dalam lima tahun ke depan. (www.indonesia-pharmacommunity.blogspot.com). Profitabilitas yang tinggi akan dapat mendukung kegiatan operasional perusahaan secara maksimal. Tinggi rendahnya profitabilitas dipengaruhi banyak faktor seperti modal kerja. Modal kerja merupakan dana yang selalu berputar, dimana pada awalnya dikeluarkan untuk membiayai aktivitas operasional sehari-hari agar proses produksi dapat berjalan. Hasil produksi kemudian dijual, dan dari penjualan tersebut perusahaan akan memperoleh laba yang tentunya diharapkan selalu meningkat. Sebagian dari laba yang telah dihasilkan tersebut akan masuk kembali sebagai modal kerja perusahaan. Perputaran modal kerja ini akan terus terjadi selama perusahaan masih berjalan sehingga perusahaaan wajib bersaing pula dalam mengelola modal kerjanya. Modal kerja dapat diukur dengan menggunakan rasio yang disebut rasio modal kerja. Menurut Djarwanto (2001:149), yang termasuk dalam rasio modal kerja adalah current ratio, acid test ratio, receivable turnover, inventory turnover,

3 tingkat tersedianya uang kas untuk membelanjai operasi perusahaan, working capital turnover, dan current assets turnover. Dalam penelitian ini penulis menggunakan perputaran modal kerja (Working Capital Turnover), perputaran piutang (Receivable Turnover) dan perputaran persediaan (Inventory Turnover). Menurut Yuyan (2013), dalam penelitiannya yang menggunakan variabel independen yaitu perputaran modal kerja (working capital turnover) menunjukkan bahwa perputaran modal kerja (working capital turnover) mempunyai pengaruh positif signifikan terhadap profitabilitas. Hal ini terjadi karena apabila modal cepat berputar, maka penjualan akan meningkat, pemasukan perusahaan semakin banyak, keuntungan atau laba bersih yang dibandingkan dengan total aktiva mengalami kenaikan. Sedangkan menurut Kumala (2012) yang menyimpulkan bahwa WCT berpengaruh secara negatif signifikan terhadap profitabilitas (ROA), dan penelitian yang dilakukan Zulkarnain (2013), hasil penelitiannya menunjukkan bahwa secara parsial perputaran modal kerja (working capital turnover) tidak berpengaruh terhadap Return On Investment (ROI). Menurut Nina dan Ni Ketut (2012), perputaran piutang (receivable turnover) berpengaruh positif terhadap profitabilitas. Sedangkan menurut Ari (2010), perputaran piutang (receivable turnover) tidak berpengaruh secara signifikan terhadap profitabilitas, dan penelitian yang dilakukan Ririn (2009) yang menyimpulkan bahwa secara parsial perputaran piutang (receivable turnover) berpengaruh negatif signifikan terhadap ROA, sedangkan perputaran persediaan (inventory turnover) memberikan hasil yang positif dan signifikan terhadap ROA. Sedangkan menurut Khemala (2012) yang menyimpulkan bahwa perputaran persediaan (inventory turnover) berpengaruh secara negatif signifikan terhadap profitabilitas, dan penelitian yang dilakukan Melati (2013), yang menunjukkan bahwa perputaran persediaan (inventory turnover) tidak berpengaruh signifikan terhadap profitabilitas. Topik penelitian ini telah beberapa kali diteliti, dan hasil dari penelitian tersebut ada yang menyebutkan bahwa modal kerja tidak berpengaruh secara signifikan terhadap profitabilitas, ada juga penelitian yang menyebutkan bahwa modal kerja berpengaruh terhadap profitabilitas. Penelitian ini merupakan replikasi dari penelitian terdahulu oleh Yuyan (2013) yang menggunakan variabel dependen (Y) yaitu ROA dan variabel independen (X) yaitu peputaran modal

4 kerja (working capital turnover) yang dilakukan pada PT Mustika Ratu, Tbk pada tahun 2007-2011. Sedangkan dalam penelitian ini penulis menggunakan variabel dependen (Y) yaitu ROA dan 3 variabel independen (X) yaitu perputaran modal kerja (Working Capital Turnover), perputaran piutang (Receivable Turnover) dan perputaran persediaan (Inventory Turnover) yang dilakukan pada perusahaan farmasi yang terdaftar di BEI periode tahun 2008-2012. Berdasarkan uraian yang telah dikemukakan, penulis tertarik untuk melakukan penelitian dalam penyusunan Laporan Akhir dengan judul Pengaruh Modal Kerja Terhadap Profitabilitas pada Perusahaan Farmasi yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) Tahun 2008-2012. 1.2 Perumusan Masalah Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan di atas, maka permasalahan dalam penelitian ini, yaitu : 1. Apakah terdapat pengaruh perputaran modal kerja (Working Capital Turnover) terhadap Return On Assets (ROA) pada perusahaan farmasi? 2. Apakah terdapat pengaruh perputaran piutang (Receivable Turnover) terhadap Return On Assets (ROA) pada perusahaan farmasi? 3. Apakah terdapat pengaruh perputaran persediaan (Inventory Turnover) terhadap Return On Assets (ROA) pada perusahaan farmasi? 4. Apakah terdapat pengaruh perputaran modal kerja (Working Capital Turnover), perputaran piutang (Receivable Turnover) dan perputaran persediaan (Inventory Turnover) terhadap Return On Assets (ROA) pada perusahaan farmasi? 1.3 Ruang Lingkup Pembahasan Untuk memberikan gambaran yang jelas terhadap pembahasan, serta agar dalam penulisan Laporan Akhir ini tidak menyimpang dari permasalahan yang ada, maka penulis membatasi ruang lingkup pembahasannya yaitu hanya pada Perusahaan Manufaktur Sektor Farmasi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia dan laporan keuangan yang diperlukan dalam penelitian ini selama periode 2008-2012, serta rasio yang akan dianalisis perputaran modal kerja (Working Capital

5 Turnover), perputaran piutang (Receivable Turnover), dan perputaran persediaan (Inventory Turnover) serta Return On Assets (ROA). 1.4 Tujuan dan Manfaat Penelitian 1.4.1 Tujuan Penelitian Berdasarkan rumusan masalah diatas, maka tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Untuk mengetahui pengaruh perputaran modal kerja (Working Capital Turnover) terhadap Return On Assets (ROA) pada perusahaan farmasi. 2. Untuk mengetahui pengaruh perputaran piutang (Receivable Turnover) terhadap Return On Assets (ROA) pada perusahaan farmasi. 3. Untuk mengetahui pengaruh perputaran persediaan (Inventory Turnover) terhadap Return On Assets (ROA) pada perusahaan farmasi. 4. Untuk mengetahui pengaruh perputaran modal kerja (Working Capital Turnover), perputaran piutang (Receivable Turnover) dan perputaran persediaan (Inventory Turnover) terhadap Return On Assets (ROA) secara pada perusahaan farmasi. 1.4.2 Manfaat Penelitian Manfaat dari penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Untuk menambah pengetahuan, wawasan, dan pengalaman bagi penulis dalam menyusun laporan akhir dan sebagai bahan referensi bagi pembaca, khususnya bagi mahasiswa Jurusan Akuntansi yang ingin melanjutkan penelitian dibidang yang sama. 2. Bagi emiten, diharapkan dapat memberi informasi dan bahan pertimbangan bagi pihak-pihak yang berkepentingan atau investor dalam kebijakan pendanaan perusahaan khususnya yang berhubungan dengan pengaruh modal kerja terhadap profitabilitas, yang berguna sebagai referensi untuk pengambilan keputusan. 1.5 Sistematika Penulisan Sistem penulisan ini bertujuan untuk memberikan garis besar mengenai isi Laporan Akhir secara ringkas dan jelas. Sehingga terdapat gambaran hubungan antara masung-masing bab, dimana bab tersebut dibagi menjadi beberapa sub-sub

6 secara keseluruhan. Sistematika penulisan terdiri dari 5 (lima) bab, yaitu sebagai berikut : BAB I BAB II BAB III BAB IV PENDAHULUAN Dalam bab ini, akan diuraikan mengenai latar belakang masalah, perumusan masalah, ruang lingkup pembahasan, tujuan dan manfaat penulisan laporan akhir, dan sistematika penulisan. TINJAUAN PUSTAKA Pada bab ini akan diuraikan dan dijabarkan tentang teori-teori yang melandasi dan mempedomani serta menjelaskan secara detail mengenai teori-teori yang berkaitan dengan variabel yang akan diteliti yang meliputi pengertian modal kerja, penjelasan mengenai profitabilitas, penjelasan mengenai perputaran modal kerja (working capital turnover), perputaran piutang (receivable turnover), perputaran persediaan (inventory turnover), kerangka pemikiran teoritis dan hipotesis yang digunakan, serta penjelasan mengenai penelitian terdahulu. METODOLOGI PENELITIAN Dalam bab ini, peneliti akan memberikan gambaran mengenai metodologi dari penelitian yang dilakukan yang meliputi gambaran populasi dan sampel yang diteliti, jenis dan sumber data yang akan dipakai dalam penelitian, teknik dan pengumpulan data, variabelvariabel penelitian dan penjelasan pengukuran variabel tersebut, Menjelaskan tentang metode analisis data, yang meliputi uji asumsi klasik dan penjelasan mengenai model penelitian yang digunakan, serta pengujian hipotesis yang meliputi penjelasan mengenai uji F 2 (simultan), uji t (parsial), dan uji koefisien determinasi ( R ). HASIL PENELITIAN dan PEMBAHASAN Pada bab empat ini, merupakan bagian terpenting dalam laporan akhir karena pada bab ini, peneliti akan menyampaikan hasil

7 penelitian serta pembahasan atas penelitian yang dilakukan dengan menggunakan program SPSS. BAB V SIMPULAN DAN SARAN Setelah melakukan analisis dan pembahasan secara lengkap, pada bab ini penulis mencoba menarik simpulan sebagai hasil dari analisis data dan memberikan saran sesuai dengan hasil penelitian.