BAB II TINJAUAN PUSTAKA

dokumen-dokumen yang mirip
BAB II TINJAUAN PUSTAKA

PENGARUH KEPEMILIKAN MANAJERIAL, KEPEMILIKAN INSTITUSIONAL, KEBIJAKAN HUTANG, PROFITABILITAS, UKURAN PERUSAHAAN, DAN GROWTH PADA KEBIJAKAN DIVIDEN

II TINJAUAN PUSTAKA. Kebijakan dividen (Dividend Policy) merupakan keputusan mengenai laba yang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dividen sebelumnya sudah pernah dilakukan penelitian tersebut antara lain :

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. kebijakan dividen (Brigham dan Houston 2011:211), yaitu : perusahaan. Teori MM berpendapat bahwa nilai suatu perusahaan

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan. Salah satu kebijakan yang utama untuk memaksimalisasi keuntungan

II. LANDASAN TEORI. Robert Ang (1997) dalam Priono (2006:10) menyatakan bahwa dividen

BAB I PENDAHULUAN. karena bagi para investor dividen merupakan return (tingkat pengembalian) atas

BAB I PENDAHULUAN. baik berupa pendapatan dividen (dividend yield) maupun pendapatan dari selisih

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. memaksimumkan kemakmuran pemegang saham atau stockholder. Kartika

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 1. Penelitian yang dilakukan oleh Sri Yuliati (2010) tentang Pengujian

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. variabel pengembalian yang akan menentukan nilai saham bagi pemilik dan

BAB II KAJIAN TEORI. dividen non kas (Mahmud M Hanafi, 2014:361). Dividen kas (cash dividend)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. penelitian sebelumnya. Berikut ini uraian beberapa penelitian terdahulu beserta

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh invesment opportunity

BAB I PENDAHULUAN. Tujuan utama dari setiap perusahaan adalah meningkatkan nilai perusahaannya

BAB II LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. cara meningkatkan nilai perusahaan. Harga pasar saham menunjukkan nilai perusahaan,

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. diterbitkan oleh pemerintah, public authorities, maupun perusahaan swasta.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 1. Penelitian Budi Hardiatmo dan Daljono (2013) Penelitian ini mengambil topik tentang analisis faktor - faktor yang

BAB II KAJIAN PUSTAKA. keuntungan bagi investor yaitu keuntungan berupa dividend. gain. Capital gain diperoleh dari selisih harga jual dan harga beli.

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN UKDW. macam resiko dan ketidakpastian yang seringkali sulit diprediksikan oleh para

BAB II TINJAUAN PUSTAKA


BAB I PENDAHULUAN. berarti juga memaksimalkan kemakmuran pemegang saham yang merupakan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Struktur modal merupakan perimbangan jumlah hutang jangka pendek yang

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. saham dan akan diinvestasikan kembali atau ditahan di dalam perusahaan.

Penelitian tentang pengaruh profitability dan investment opportunity set. (pada perusahaan property yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia) memiliki

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Beberapa penelitian dalam menentukan kebijakan hutang telah banyak

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. penelitian. Telaah pustaka tersebut berasal dari berbagai sumber yaitu text book

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. pajak. Menurut Bastian dan Suhardjono (2006), net profit margin adalah

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Kebijakan dividen adalah keputusan apakah laba yang. atau akan ditahan dalam bentuk laba ditahan guna pembiayaan investasi

BAB II LANDASAN TEORI DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS. konflik kepentingan antara prinsipal dan agen, kontrak yang tidak lengkap, serta

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB 1 PENDAHULUAN. keputusan pendanaan perusahaan. Secara definisi, kebijakan dividen (dividend

BAB I PENDAHULUAN. Krisis keuangan global dimulai dengan kasus subprime mortgage dan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. implikasi pada persaingan antarperusahaan. Untuk itu, sebagai pelaku dari

BAB II KAJIAN PUSTAKA, RERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS

BAB 1 PENDAHULUAN. berupa capital gain ataupun dividend yield. Capital gain dapat diperoleh jika

ANALISIS PENGARUH PROFITABILITAS, LEVERAGE, DAN HARGA SAHAM TERHADAP JUMLAH DIVIDEN TUNAI. (Studi Empiris pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar

BAB I PENDAHULUAN. Miftahurrohman (2014), tujuan utama dari sebuah perusahaan adalah untuk

BAB I PENDAHULUAN. Perusahaan sebagai entitas ekonomi lazimnya memiliki tujuan jangka panjang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. saham (principal) dengan manajer (agent). Pemegang saham memberikan

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. tunai adalah sumber aliran kas untuk pemegang saham dan memberikan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. memaksilalkan nilai perusahaan. Teori sinyal menunjukkan adanya asimetri

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Perusahaan adalah suatu organisasi yang didirikan oleh perseorangan atau

BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini semakin banyaknya perusahaan-perusahaan besar yang

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan,dapat melakukan menahan uang sebagai laba. yang tepat dan memaksimalisasi keuntungan untuk perusahaan.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Peneliti ini mengambil topik tentang Pengaruh keputusan investasi,

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS. Hubungan agensi terjadi karena adanya suatu perjanjian atau kontrak yang

BAB I PENDAHULUAN. mempunyai harapan akan mendapatkan keuntungan dari modal yang

BAB 1 PENDAHULUAN. memperoleh return (tingkat pengembalian) sebesar besarnya. Return tersebut

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS DAN HIPOTESIS

Shella Febri Priatama ABSTRAKSI

BAB 1 PENDAHULUAN. pemegang saham, khususnya pemegang saham yang berinvestasi untuk jangka

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Aktvitas investasi yang dilakukan investor dihadapkan pada berbagai macam resiko

BAB I PENDAHULUAN. dapat mempengaruhi persepsi investor terhadap perusahaan. berdampak terhadap nilai perusahaan (Fama dan French, 1998).

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Teori mengenai kebijakan pembayaran dividen

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan mampu menghasilkan keuntungan untuk meningkatkan value of the. firm dan meningkatkan kesejahteraan pemegang saham.

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI. dan kekuatan dibidang finansial dan membantu dalam menilai prestasi manajemen

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS

BAB II VARIABEL YANG MEMPENGARUH DIVIDEND PAYOUT RATIO DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dari suatu perusahaan secara proporsional sesuai dengan jumlah lembar

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Tujuan utama investor dalam menanamkan modalnya di sebuah perusahaan yaitu

BAB 1 PENDAHULUAN. dinamakan manajemen keuangan. Kegiatan-kegiatan yang ada dalam

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Darmadji dan Fakhrudin (2006) Saham dapat didefenisikan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan dan menjadi pusat perhatian stakeholders. Keputusan finansial

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDUHULUAN. mengembangkan usahanya perusahaan harus mengembangkan perusahaannya

BAB II LANDASAN TEORI. A. Teori yang Relevan dengan Kebijakan Deviden. bahwa teori keagenan menjelaskan hubungan antara agen (manajemen

BAB I PENDAHULUAN. return sebesar-besarnya dengan risiko tertentu. Return. (tingkat pengembalian) tersebut dapat berupa capital gain ataupun dividen,

BAB II LANDASAN TEORI DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS Pengertian, Tujuan dan Komponen Laporan Keuangan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. sebagai prinsipal dan manajer sebagai agen. Jensen dan Meckling (1976)

BAB I PENDAHULUAN. berharga seperti saham, sertifikat saham, dan obligasi. 1 Bursa Efek Indonesia

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS. Isyarat atau signal menurut (Brigham dan Houston, 2001 dalam Diah, 2009)

BAB II URAIAN TEORITIS. Penelitian mengenai dividend payout ratio atau kebijakan dividen telah

BAB 1 PENDAHULUAN. Bagi perusahaan publik persaingan tidak hanya terjadi dalam satu sektor industri

BAB II LANDASAN TEORI. Menurut Stice, at al, (Pasadena, 2013) Dividen adalah pembagian kepada

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. kas kepada para pemegang sahamnya (Grinblatt dan Titman, ). Kebijakan

BAB I PENDAHULUAN. Dividen merupakan salah satu bentuk peningkatan wealth pemegang saham. Investor

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Transkripsi:

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Penelitian Terdahulu Penelitian yang pernah dilakukan oleh peneliti terdahulu tentang kebijakan dividen antara lain : 1. Sisca Christianty Dewi, 2008 Penelitian sebelumnya dilakukan oleh Sisca Christianty Dewi (2008). Tujuan dari penelitian terdahulu yakni untuk mendapatkan bukti empiris (1) Apakah perusahaan dengan kepemilikan saham oleh manajerial, kepemilikan saham oleh institusional, kebijakan hutang, dan profitablitas yang semakin tinggi akan cenderung untuk menurunkan kebijakan dividen; (2) Apakah perusahaan besar cenderung untuk menaikkan kebijakan dividen dari pada perusahaan kecil. Hasil dari penelitian tersebut adalah yang pertama menunjukkan bahwa semakin tinggi kepemilikan saham oleh manajerial semakin rendah kebijakan dividen. Hasil pengujian yang kedua menunjukkan semakin tinggi kepemilikan institusional maka semakin kuat kontrol eksternal terhadap perusahaan sehingga dapat mengurangi kos keagenan dan perusahaan akan cenderung memberikan dividen yang rendah. Hasil pengujian ketiga menunjukkan bahwa apabila perusahaan memiliki tingkat hutang yang tinggi maka kebijakan dividen semakin rendah. Hasil pengujian yang keempat menunjukkan bahwa semakin tinggi profitabilitas maka semakin rendah kebijakan dividen. Hasil kelima menunjukkan bahwa semakin besar ukuran perusahaan maka semakin tinggi kebijakan dividen. 1. Persamaan dari penelitian saat ini dengan penelitian sebelumnya yaitu sama- 8

9 sama menggunakan variabel terikat kebijakan dividen, menggunakan jenis data sekunder serta dengan metode dokumentasi, serta sama-sama menggunakan metode pooled data. 2. Perbedaan antara penelitian terdahulu dengan penelitian saat ini adalah sebagai berikut : a) Variabel yang digunakan oleh penelitian terdahulu menggunakan kepemilikan manajerial, kepemilikan institusional, kebijakan hutang, profitabilitas dan ukuran perusahaan, sedangkan penelitian saat ini menggunakan variabel kepemilikan manajerial, kepemilikan institusional, kebijakan hutang, profitabilitas, ukuran perusahaan dan growth sales. 2. Michell Suharli, 2007 Penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Michell Suharli (2007) ini bertujuan untuk menguji pengaruh profitabilitas dan kesempatan investasi terhadap kebijakan jumlah dividen kas perusahaan publik di Jakarta dengan menggunakan likuiditas sebagai variabel penguat (variabel moderator). Populasi penelitian tersebut adalah seluruh perusahaan di Indonesia yang listing di BEJ dan membagikan dividen pada tahun 2002 2003. Sumber data penelitian diambil dari laporan keuangan tahunan 2002 2003. Data penelitian diambil dengan metode purposive sampling terhadap perusahaan yang berada di Indonesia. Hasil dari penelitian yang dilakukan oleh Michell Suharli (2007) menunjukkan bahwa profitabilitas mempengaruhi kebijakan dividen secara positif sedangkan Investment Opportunity mempengaruhi kebijakan dividen secara

10 negatif. 1. Persamaan antara penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Michell Suharli (2007) dengan penelitian saat ini adalah keduanya menggunakan variabel bebas kesempatan investasi dan profitabilitas, menggunakan variabel terikat kebijakan dividen, pengambilan data meggunakan metode purposive sampling, menggunakan jenis data sekunder dan metode dokumentasi. 2. Perbedaan antara penelitian terdahulu dengan penelitian saat ini yaitu : Penelitian saat ini tidak menggunakan likuiditas sebagai variabel penguat, sedangkan penelitian terdahulu menggunakan variabel penguat yaitu likuiditas. 3. Darminto, 2007 Penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Darminto (2007) ini bertujuan untuk 1) Mengetahui apakah Return on Investment (ROI), Cash Ratio (CR), Debt to equity Ratio (DER), Equity to Total Assets Ratio (ETAR), Growth Sales (GS), Firm size (SIZE) dan Earning per Share (EPS), secara simultan mempunyai pengaruh secara signifikan terhadap Dividen per Share (DPS). 2) Apakah dari berbagai variabel bebas tersebut secara parsial masing-masing mempunyai pengaruh secara signifikan dan variabel apa yang mempunyai pengaruh lebih dominan terhadap dividen per share (DPS). Metode pengumpulan data menggunakan dokumentasi dan dengan alat bantu pencatatan kembali berbagai dokumen yang sudah ada di tempat penelitian. Pengumpulan data selain mengandalkan metode dokumentasi, juga menerapkan

11 metode observasi dengan menggunakan instrument pengumpulan data berupa panduan observasi. Hasil dari penelitian tersebut adalah Return on Investment (ROI), Cash Ratio (CR), Debt to equity Ratio (DER), Equity to Total Assets Ratio (ETAR), Growth Sales (GS), Firm size (SIZE) dan Earning per Share (EPS), secara simultan mempunyai pengaruh secara signifikan terhadap Dividen per Share (DPS). 1. Persamaan dari penelitian saat ini dengan penelitian sebelumnya yaitu samasama menggunakan variabel terikat kebijakan dividen, menggunakan jenis data sekunder serta dengan metode dokumentasi. 2. Perbedaan antara penelitian terdahulu dengan penelitian saat ini yaitu penelitian saat ini tidak menggunakan variabel Equity to Total Assets Ratio (ETAR). 2. Faris Nasif Al- Shubiri,Ghassan Al Taleb, Abd Al Naser Al- zoued, 2012 Penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Faris Nasif Al-shubiri, Ghassan Al- Taleb, Abd Al-Naser Al-Zoued (2012) ini bertujuan untuk 1) memeriksa kemungkinan gabungan antara struktur kepemilikan uang dan kebijakan dividen. 2) mengetahui hubungan antara struktur kepemilikan dan pembayaran dividen. 1) Persamaan dari penelitian saat ini dengan peneliti sebelumnya yaitu menggunakan jenis data sekunder serta dengan metode dokumentasi. 2) Perbedaan dari penelitian saat ini dengan peneliti sebelumnya yaitu periode yang dilakukan oleh penelitian sebelumnya yaitu 2005 2009 sedangkan peneliti sekarang periode penelitianya adalah 2008 2011.

12 Tabel 2.1 PERBEDAAN DAN PERSAMAAN DENGAN PENELITIAN TERDAHULU Keterangan Variabel Bebas Variabel Terikat Populasi Michell Suharli Profitabilitas dan Kesempatan Investasi Kebijakan Dividen Seluruh Perusahaan Listing di BEI Sisca Christianty Dewi Kepemilikan Manajerial, Kepemilikan Institusional, Kebijakan Hutang, Profitabilitas dan Ukuran Perusahaan Kebijakan Dividen Seluruh Perusahaan Go Public di BEJ Darminto Return on Investment (ROI), Cash Ratio (CR), Debt to equity Ratio (DER), Equity tototal Assets Ratio (ETAR),Gro wth Sales (GS), Firm size (SIZE) dan Earning per Share (EPS) Kebijakan Dividen Perusahaan manufaktur go publik Abd Al- Naser Al- Zoued Free Cash- Flow, Future Growth Opportunity, Size, Leverage, Maj, Inst Dividend Per Share Seluruh Industri Perusahaan Jordania di Bursa Efek Amman Peneliti Kepemilikan Manajerial, Kepemilikan Institusional, Kebijakan Hutang, Profitabilitas, Ukuran Perusahaan dan Growth Kebijakan Dividen Seluruh Perusahaan Go Publik di BEI Periode 2002 2003 2002 2005 2007 2005 2009 2008 2012 Penelitian Teknik Purposive Purposive Random Pooled Data Pooled Data Sampling Sampling Sampling sampling Teknik Analisis Persamaan Regresi Analisis Regresi Berganda Analisis Multi Regresi Empirical Regression Analisis Regresi Berganda Linear Jenis Data Sekunder Sekunder sekunder Sekunder Sekunder Metode Dokumentasi Dokumentasi dokumentasi Dokumentasi Dokumentasi Sumber: Michell Suharli (2007), Sisca Chritianty Dewi (2008), Darminto (2007), Faris Nasif Al-shubiri,Ghassan Al-Taleb,Abd Al-Naser Al-Zoued (2012)

13 2.2 Landasan Teori Sub bab ini akan menjelaskan tentang teori-teori yang mendukung yang nantinya akan digunakan sebagai landasan dasar dalam menyusun kerangka pemikiran maupun merumuskan hipotesis. 2.2.1 Dividen a. Pengertian Dividen Menurut Suharli (2007) dividen sebagai distribusi laba kepada pemegang saham sesuai dengan proporsi kepemilikan saham mereka dari jenis modal tertentu. Laba bersih perusahan akan berdampak berupa peningkatan saldo laba (retained earning) perusahaan sehingga mendefinisikan dividen sebagai pembayaran kepada pemilik perusahaan yang diambil dari keuntungan perusahaan baik dalam bentuk saham maupun tunai. Pengertian tersebut dapat disimpulkan bahwa dividen adalah pembagian keuntungan kepada pemegang saham yang sebanding dengan jumlah lembar yang dimilikinya. b. Kebijakan Dividen Menurut Harmono (2009:12) kebijakan dividen adalah presentase laba yang dibayarkan kepada para pemegang saham dalam waktu dividen tunai, penjagaan stabilitas dividen dari waktu ke waktu pembagian dividen saham, dan pembelian kembali saham. Rasio pembayaran pembayaran dividen (dividend payout ratio) ikut menentukan besarnya jumlah laba yang ditahan perusahaan harus di evaluasi dalam kerangka tujuan

14 pemaksimalan kekayaan para pemegang saham. Jika marginal return para investor tidak berada pada kondisi indifferent antara dividen sekarang dengan capital gains, kondisi ini dapat digunakan untuk menentukan kebijakan dividend pay out ratio (DPR) optimal yang dapat memaksimalkan kekeyaan para pemegang saham. Kebijakan dividen menyangkut tentang masalah penggunaan laba yang menjadi hak para pemegang saham. Pada dasarnya, laba tersebut bisa dibagi sebagai dividen atau ditahan untuk diinvestasikan kembali (Suad Husnan dan Enny Pudjiastuti 2012:297). Terdapat berberapa teori kebijakan dividen (Eguene F. Brigham dan Joel F. Houston, 2006:70), yaitu : 1. Dividend Irrelevance Theory. Merton Miller dan Franco Modigliani (MM) mengemukakan bahwa kebijakan dividen perusahaan tidak berpengaruh terhadap harga paar saham dan nilai perusahaan. Nilai perusahaan ditentukan oleh Earning Power dan Kebijakan Investasi / risiko usahanya., sehingga tidak ada kebijakan dividen yang optimal. Pernyataan MM ini didasarkan pada beberapa seperti sebagai berikut: a. Pasar modal yang sempurna dimana semua investor bersikap rasional b. Tidak ada pajak baik perseorangan maupun pajak penghasilan perusahaan. c. Tidak ada biaya emisi saham baru dan biaya transaksi jika perusahaan mengeluarkan saham baru

15 d. Informasi tersedia untuk setiap individu terutama yang menyangkut tentang kesempatan investasi. 2. Bird in the hand theory Dalam teori ini, Myron Gordon dan John Litner berpendapat bahwa nilai perusahaan akan dimaksimalkan dengan rasio pembayaran dividen yang tinggi. Dengan dividend payout ratio yang tinggi maka biaya modal sendiri akan turun, karena investor kurang pasti terhadap capital gain akibat laba ditahan yang di reinvestasi dibanding penerimaan dividen, karena peningkatan harga saham akibat pertumbuhan masih belum pasti. 3. Tax Differential Theory Teori ini mengemukakan bahwa nilai perusahaan dapat maksimal pada tingkatan pembayaran dividen (dividend payout ratio) yang rendah, karena investor lebih menyukai laba ditahan dibandingkan dividen. Hali ini disebabkan pembayaran pajak dalam capital gain dapat ditunda. Oleh karena itu, investor mensyaratkan suatu tingkat keuntungan yang lebih tinggi pada saham yang memberikan dividen yield tinggi dan capital gain yield rendah, dari pada saham dengan dividen yield rendah dan capital gain yang tinggi. 4. Signaling hyphotesis theory Teori ini menjelaskan investor melihat bahwa perusahaan yang membagikan dividen yang lebih tinggi merupakan tanda atau sinyal bahwa prospek perusahaan dimasa mendatang lebih baik. 5. Clientele Effect Clientele effect adalah kecenderungan perusahaan untuk menarik jenis

16 investor yang menyukai kebijakan dividennya. Argumen Miller dan Modligiani menyatakan bahwa suatu perusahaan menetapkan kebijakan pembagian dividen khusus, yang selanjutnya menarik sekumpulan peminat atau clientele yang terdiri dari para investor yang menyukai kebijakan dividen khusus tersebut. Nilai dividen para investor harus seimbang dengan opportunity cost atas hilangnya laba yang ditahan sebagai sumber pendanaan perusahaan. Oleh karena itu, kebijakan dividen harus dianalisis dengan menghubungkan kebijakan pendanaan. Berikut adalah rumus dari DPR (Dividend Payout Ratio) : DPR = DPS x 100%...(1) EPS Keterangan : DPR DPS EPS : Dividend Payout Ratio : Dividend Per Share : Earning Per Share 2.2.2 Teori Keagenan Teori Keagenan menjelaskan bahwa kepentingan manajemen dan kepentingan pemegang saham seringkali bertentangan sehingga dapat terjadi konflik yang biasa disebut agency conflict (Tarjo dan Hartono 2003). Hal tersebut sering terjadi karena manager cenderung berusaha mengutamakan kepentingan pribadi. Sedangkan pemegang saham tidak menyukai kepentingan pribadi manager karena hal tersebut akan menambah kos bagi perusahaan dan akan

17 menurunkan keuntungan yang akan diterima oleh pemegang saham. Akibat dari perbedaan itulah maka terjadi konflik yang biasa disebut agency conflict. Harmono (2009:3) hubungan antara principal dan agen membutuhkan adanya penengah untuk mendapatkan informasi simetris guna mendukung pengambilan kebijakan secara fair, dalam konteks ini adalah auditor independen yang menegakkan format pelaporan keuangan standar berbasis nilai akuntansi. Berdasarkan kecermatan dan informasi akuntansi maka munculnya perbedaan wawasan infomasi, moral hazard, dan kesepahaman kesepakatan kontrak utang akan teratasi. menurut (Sisca Christianty Dewi 2008) untuk mengawasi dan menghalangi perilaku oportunis manajer maka pemegang saham harus mengeluarkan biaya pengawasan, biaya tersebut disebut dengan biaya keagenan (Agency Cost). Ada beberapa pendekatan yang dapat dilakukan untuk mengurangi Agency Cost antara lain dengan meningkatkan kepemilikan manajerial, dengan menggunakan kebijakan hutang dan dengan mengaktifkan pengawasan melalui investor-investor institusional. 2.2.3 Kepemilikan Manajerial Manager mendapat kesempatan untuk terlibat dalam kepemilikan saham dengan tujuan mensetarakan dengan pemegang saham. Melalui kebijakan ini manager diharapkan menghasilkan kinerja yang baik serta mengarahkan dividen pada tingkat yang rendah (Sisca Christianty Dewi 2008). Dengan penetapan dividen rendah perusahaan memiliki laba ditahan yang tinggi sehingga memiliki sumber dana internal relatif tinggi untuk membiayai investasi dimasa mendatang

18 (Kartika Nuringsih 2005). Apabila sebagian pemegang saham menyukai dividen tinggi maka menimbulkan perbedaan kepentingan seingga diperlukan peningkatan dividen. Sebaliknya, dalam kontek kepemilikan saham oleh manajerial tinggi akan terjadi kesamaan preferensi antara pemegang saham dan manajer maka tidak diperlukan peningkatam dividen Menurut (Kartika Nuringsih 2005) pada tahun 1995 Moh d Rimbey dan Perry menyatakan bahwa kepemilikan managerial memiliki pengaruh negarif terhadap kebijakan dividen. Pada tingkat kepemilikan manajerial tinggi manager mengalokasikan laba pada laba ditahan dari pada membayar dividen dengan alasan sumber dana internal lebih efisien dibandingkan sumber dana eksternal. Pada tingkat kepemilikan manajerial yang rendah, manager melakukan pembagian dividen yang besar untuk memberikan sinyal bagus tentang kinerja perusahaan masa yang akan datang sehingga meningkatkan reputasi perusahaan dihadapan investor. Dalam penelitian ini indikator yang digunakan untuk mengukur kepemilikan manajerial adalah persentase kepemilikan jumlah saham oleh pihak manajemen dari seluruh modal saham perusahaaan yang beredar. KM = Jumlah Saham yang dimiliki Direksi dan atau Komisaris...(2) Total Saham yang Beredar Keterangan : KM : Kepemilikan Manajerial 2.2.4 Kepemilikan Institusional Kepemilikan Institusional yaitu jumlah saham yang dimiliki oleh institusi keuangan serta perusahaan di luar perusahaan penerbit saham yang tidak memiliki

19 hubungan istimewa. Tingkat saham institusional yang tinggi akan menghasilkan upaya-upaya pengawasan yang lebih intensif sehingga dapat membatasi perilaku opportunistic manager, yaitu manajer melaporkan laba secara oportunis untuk memaksimumkan kepentingan pribadinya (Listyani 2005). Persentase kepemilikan institusional ini bisa diukur dengan melihat laporan keuangan tahunan perusahaan. Variabel kepemilikan institusional dapat dihitung dengan menggunakan rumus sebagai berikut : INST = saham Institusi...(3) Total saham yang beredar Keterangan : INST : Kepemilikan Institusional 2.2.5 Kebijakan Hutang Kebijakan hutang adalah kebijakan yang dilakukan perusahaan untuk menandai operasinya dengan menggunakan hutang keuangan. Dalam buku yang ditulis Brigham dan Houston (2006) mendefinisikan hutang sebagai pendanaan aktiva lancar, ada dua jenis pendanaan aktiva lancar yakni pendanaan jangka panjang dan pendanaan jangka pendek. Beberapa studi akademik menunjukkan bahwa sebagian besar cenderung mendanai aktiva jangka pendek dengan sumbersumber pendanaan jangka pendek dan aktiva jangka panjang dengan sumber pendanaan jangka panjang. Kebijakan hutang dalam penelitian ini akan dihitung menggunakan Debt to Total Asset (DTA).

20 Berikut adalah rumus dari Debt to Total Asset (DTA) : DTA = Total Debt...(4) Total Asset Keterangan : DTA Total Debt Total Asset : Debt to Total Asset : Total Hutang Tahunan : Total Asset Tahunan 2.2.6 Profitabilitas Kemampuan perusahaan untuk membayar dividen merupakan fungsi dari keuntungan. Dengan demikian profitabilitas mutlak diperlukan untuk perusahaan apabila hendak membayarkan dividen Michell Suharli (2007). Ukuran profitabilitas dapat berbagai macam seperti: laba operasi, laba bersih, tingkat pengembalian investasi/aktiva, dan tingkat pengembalian ekuitas pemilik. Profitabilitas diukur dengan menggunakan ROA (Return of Asset) yang diperoleh dengan cara earning after tax yang diperoleh perusahaan dibagi dengan total asset yang dimiliki oleh perusahaan (Nuringsih 2005). Berikut adalah rumus dari ROA (Return of Asset ) adalah : ROA = EAT x 100%...(5) TA Keterangan : ROA EAT TA : Return On Asset : Earning After Tax : Total Asset

21 2.2.7 Ukuran Perusahaan Menurut Sisca (2008) pada tahun 1994 Vogt mengindentifikasi bahwa ukuran atau besarnya perusahaan memainkan peranan dalam menjelaskan rasio pembayaran dividen dalam perusahaan. Perusahaan yang besar cenderung untuk lebih mature dan mempunyai akses yang lebih mudah dalam pasar modal. Hal tersebut akan mengurangi ketergantungan mereka pada pendanaan internal, sehingga perusahaan akan memberikan pembayaran dividen yang tinggi. Ukuran perusahaan diukur dari natural logaritma nilai pasar ekuitas perusahaan pada akhir tahun yaitu jumlah saham yang beredar pada akhir tahun dikali dengan harga pasar saham akhir tahun (Siregar dan Utama 2005). Berikut adalah rumus untuk menghitung ukuran perusahaan : UP = In TA (6) Keterangan : UP In TA : Ukuran Perusahaan : Log Natural : Total Asset 2.2.7 Pengertian Growth Growth adalah pengukuran mengetahui pertumbuhan perusahaan antara tahun sebelumnya dan tahun sekarang. Menurut Darminto (2007) pada tahun 1997 Weston dan Copeland menyatakan bahwa perusahaan yang mempunyai tingkat pertumbuhan yang semakin cepat, semakin membutuhkan tambahan modal. Upaya perusahaan tersebut dapat dilihat dari aspek manajerial dan aspek finansial.

22 Dalam aspek finansial, penjualan dapat dilihat dari sisi perencanaan dan sisi realisasi yang diukur dalam satuan rupiah. Jika penjualan dari laba setiap tahun meningkat, maka pembiayaan dengan hutang dengan beban bunga tertentu akan meningkatkan pendapatan pemilik. Secara sistematis pertumbuhan penjualan dapat dirumuskan sebagai berikut: (7) 2.2.8 Pengaruh Kepemilikan Manajerial Terhadap Kebijakan Dividen Manajer mendapatkan kesempatan untuk terlibat dalam kepemilikan saham dengan tujuan mensetarakan dengan pemegang saham. Dengan keterlibatan kepemilikan saham, manajer akan bertindak secara hati-hati karena mereka ikut menanggung konsekuensi atas keputusan yang diambilnya. Selain itu dengan adanya keterlibatan kepemilikan saham, manajer akan termotivasi untuk meningkatkan kinerjanya dalam mengelola perusahaan. Hasil penelitian yang dilakukan Sisca Christianty Dewi (2008) yang menunjukkan bahwa semakin tinggi kepemilikan saham oleh manajerial semakin rendah kebijakan dividen. Apabila tingkat kepemilikan manajerial tinggi maka perusahaan cenderung mengalokasikan laba pada laba ditahan daripada membayar dividen dengan alasan sumber dana internal lebih efisien dibandingkan sumber dana eksternal Kartika Nuringsih (2005). Sedangkan tingkat kepemilikan manajerial yang rendah, perusahaan cenderung melakukan pembagian dividen yang besar untuk memberikan sinyal yang bagus tentang kinerja di masa yang akan dating sehingga meningkatkan reputasi perusahaan dihadapan investor.

23 2.2.9 Pengaruh Kepemilikan Institusional terhadap kebijakan dividen Kepemilikan Institusional dalam perusahaan akan mendorong untuk lebih meningkatkan pengawasan yang optimal terhadap kinerja para manajer. Hal ini dikarenakan kepemilikan saham mewakili suatu sumber kekuasaan yang dapat digunakan untuk mendukung atau sebaliknya terhadap kinerja manajemen. Pengawasan yang dilakukan oleh investor institusional sangat bergantung pada besarnya investasi yang dilakukan. Kepemilikan institusional ini juga berpengaruh untuk memberikan dorongan yang lebih besar untuk mengoptimalkan nilai perusahaan sehingga kinerja perusahaan akan meningkat.kekuatan dan dorongan yang kuat untuk mengawasi kinerja manajemen oleh pihak institusi ini akan mengakibatkan meningkatnya nilai perusahaan sehingga kebijakan dividen semakin kecil. Hasil penelitian yang dilakukan oleh Sisca Christianty Dewi (2008) menunjukkan bahwa semakin besar kepemilikan institusional maka semakin rendah kebijakan dividen. Apabila semakin tinggi kepemilikan institusional maka semakin kuat control eksternal terhadap perusahaan sehingga dapat mengurangi kos keagenan dan perusahaan akan cenderung memberikan dividen yang rendah. 2.2.10 Pengaruh Kebijakan Hutang Terhadap Kebijakan Dividen Kebijakan hutang memiliki pengaruh negative terhadap kebijakan dividen, karena tingkat penggunaan hutang yang relative besar maka perusahaan akan mempunyai tanggungan untuk membayar bunga atas kebijakan hutang yang diambil oleh perusahaan. Dana yang di peroleh untuk membayar beban bunga bisa

24 diperoleh perusahan dari dana eksternal maupun internal, jika perusahaan menggunakan dana eksternal berupa hutang, perusahaan wajib membayar beban bunga tersebut maka akan mengurangi dividen yang akan dibayarkan kepada investor Kartika Nuringsih (2005). Tindakan ini dilakukan untuk memperhatikan kepentingan kreditur dan pemegang saham. Kebijakan hutang ini juga bisa berpengaruh positif terhadap kondisi keuangan perusahaan. Hal tersebut bisa terjadi apabila return yang diperoleh perusahaan lebih besar dari beban bunga yang harus ditangung oleh perusahaan. Menurut penelitian yang telah dilakukan oleh Sisca Christianty Dewi (2008) hasil menunjukkan bahwa kebijakan hutang mempengaruhi kebijakan dividen secara negatif. Semakin tinggi kebijakan hutang maka semakin rendah kebijakan dividen. Apabila perusahaan memiliki tingkat hutang yang tinggi, maka perusahaan berusaha untuk mengurangi agency cost of debt dengan mengurangi hutangnya. Pengurangan hutang dapat dilakukan dengan membiayai investasinya dengan sumber dana internal sehingga pemegang saham akan merelakan dividenya untuk membiayai investasinya. 2.2.11 Pengaruh Profitabilitas Terhadap Kebijakan Dividen Sesuai dengan definisi dari profitabilitas yaitu kemampuan perusahaan menghasilkan laba, laba ini yang nantinya akan menjadi dasar seberapa besar laba yang akan dibagikan sebagai dividen. Penelitian yang dilakukan oleh Sisca Christianty Dewi (2008) menunjukkan hasil yang negatif. Semakin tinggi profitabilitas maka semakin rendah kebijakan dividen. Apabila perusahaan

25 memiliki laba yang semakin tinggi maka perusahaan tersebut akan menggunakan untuk kegiatan operasi perusahaan atau untuk investasi sehingga akan mengurangi pembagian dividen. Dana yang didapat dari sumber internal atau dari laba ditahan dianggap lebih efisien dari pada dana dari eksternal. Hal ini dapat mengurangi dividen yang akan dibagikan kepada investor. 2.2.12 Pengaruh Ukuran Perusahaan Terhadap Kebijakan Dividen Besar kecilnya perusahaan dapat dilihat dari total asset yang dimiliki oleh perusahaan tersebut. Sehingga investor sering kali menyimpulkan bahwa perusahaan yang lebih besar maka akan memberikan kebijakan dividen yang lebih tinggi pula. Ukuran perusahaan memainkan peranan dalam dalam menjelaskan rasio pembayaran dividen dalam perusahaan. perusahaan besar cenderung membagikan dividen yang lebih besar dari pada perusahaan kecil, karena perusahaan yang memiliki asset besar lebih mudah memasuki pasar modal. Sedangkan perusahaan yang memiliki asset sedikit akan cenderung membagikan dividen yang rendah karena laba dialokasikan pada laba ditahan untuk menambah asset perusahaan. Anggapan investor bahwa dividen yang dibagikan oleh perusahaan besar lebih banyak dibandingkan dengan perusahaan kecil dibuktikan oleh penelitian yang dilakukan oleh Sisca Christianty Dewi (2008) yang menyatakan bahwa ukuran perusahaan berpengaruh positif terhadap kebijakan dividen. Semakin besar perusahaan tersebut maka dividen yang dibagikan juga semakin tinggi.

26 2.2.13 Pengaruh Growth Terhadap Kebijakan Dividen Menurut The Pecking Order Theory struktur pendanaan suatu perusahaan mengikuti suati hirarki dimulai dari sumber dana termurah, dana internal hingga saham sebagai sumber terakhir, dalam bentuk yang sederhana, pecking order model dalam pendanaan perusahaan menjelaskan bahwa ketika arus kas internal perusahaan tidak cukup mendanai investasi real dan dividen, perusahaan akan menerbitkan hutang (Halomoan dan Djakman 2004). Penelitian yang dilakukan oleh Darminto (2007) yaitu semakin tinggi nilai Growth akan menyebabkan semakin tingginya kebijakan dividen karena dengan tingkat Growth yang tinggi maka laba yang diperoleh perusahaan juga akan tinggi dan kebijakan dividen yang diambil perusahaan juga akan semakin tinggi. Selain itu jika perusahaan mencapai tingkat pertumbuhan penjualan yang tinggi akan menetapkan kebijakan dividen yang tinggi pula, karena sebagian besar kebutuhan dana bisa dipenuhi dari sumber dana eksternal yang lain seperti hutang, jadi tidak perlu mengambil dari sumber internal yang berupa laba ditahan, sehingga jumlah dividen yang dibayarkan kepada para pemegang saham semakin besar semakin tinggi nilai growth akan menyebabkan semakin tingginya nilai dividen. 2.3 Kerangka Pemikiran Dalam kerangka pemikiran tersebut yang terdapat pada gambar 2.1 dapat disimpulkan bahwa Kepemilikan Manajerial, Kepemilikan Institusional, Kebijakan Hutang, Profitabilitas, dan Growth mempunyai pengaruh pada Kebijakan Dividen.

27 Kepemilikan Manajerial (-) Kepemilikan Intitusional (-) Kebijakan Hutang (-) Kebijakan Dividen Profitabilitas (-) Ukuran Perusahaan (+) Growth (+) Gambar 2.1 : Pengaruh Kepemilikan Manajerial, Kebijakan Hutang, Profitabilitas, Ukuran Perusahaan dan Growth terhadap Kebijakan Dividen 2.4 Hipotesis Penelitian Berdasarkan uraian di atas maka dapat dirumuskan hipotesis sebagai berikut : H1 : Variabel Kepemilikan Managerial, Kepemilikan Institusional, Kebijakan Hutang, Profitabilitas, Ukuran Perusahaan, dan Growth secara bersamasama mempunyai pengaruh yang signifikan pada Kebijakan Dividen H2 : Variabel ukuran perusahaan dan Growth mempunyai pengaruh positif signifikan pada kebijakan dividen H3 : Variabel Kepemilikan Manajerial, Kepemilikan Institusional, Kebijkan Hutang, dan Profitabilitas mempunyai pengaruh negatif yang signifikan pada Kebijakan Dividen.