BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sekolah merupakan lembaga pendidikan formal yang bertugas untuk mendidik siswa menjadi manusia seutuhnya.

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. pembentukan pribadi manusia. Pendidikan sangat berperan dalam membentuk

I. PENDAHULUAN. potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri,

I. PENDAHULUAN. ini karena tanpa pendidikan manusia akan sulit berkembang dan akan

BAB I PENDAHULUAN. I.1.Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Sebagaimana digariskan dalam Pasal 3 Undang-Undang Republik. RI No. 20 tahun 2003 tentang Sisdiknas).

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian . Josie Fitri Handayani, 2013

I. PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan upaya yang sangat strategis untuk mencerdaskan

BAB II KAJIAN PUSTAKA

I. PENDAHULUAN. dan teknologi yang memadai. Untuk menuju pada kemajuan teknologi yang

SKRIPSI. Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Memperoleh Gelar Sarjana Starata 1 Program Studi Pendidikan Akuntansi.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. pendidikannya. Dalam pengembangan pendidikan di Indonesia pihak

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pendidikan dilakukan berdasarkan rancangan yang terencana dan terarah

Sasaran dan. Pengembangan Sikap Profesional. Kompetensi Dasar

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian Profil Madrasah Tsanawiyah Kifayatul Achyar

BAB I PENDAHULUAN. Perubahan tersebut menuntut setiap guru untuk terus berupaya melakukan

Arif Rahman ( ) Eny Andarningsih ( ) Nurul Hasanah ( ) Rahardhika Adhi Negara ( )

I. PENDAHULUAN. yang berkaitan dengan pelaksanaan pembelajaran pada satu satuan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan suatu wahana yang efektif dalam pembentukan

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan Negara.

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan pada hakikatnya merupakan sebuah upaya untuk. meningkatkan kualitas manusia. Sekolah merupakan salah satu organisasi

BAB I PENDAHULUAN. bangsa dan mengembangkan manusia seutuhnya sesuai dengan UU RI No. 20

PERATURAN DAERAH KOTA TASIKMALAYA NOMOR 2 TAHUN 2011 TENTANG PENDIDIKAN DINIYAH DI KOTA TASIKMALAYA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

UNDANG UNDANG NO. 20 TH.2003 Tentang SISTEM PENDIDIKAN NASIONAL

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan faktor utama dalam pembentukan pribadi. manusia. Pendidikan sangat berperan dalam membentuk baik atau buruknya

2 Menetapkan : Negara Republik Indonesia Nomor 4496) sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Pemerintah Nomor 32 Tahun 2013 tentang Perubahan Atas P

diidentikkan dengan pendidikan formal. Pendidikan formal diupayakan untuk

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 41 TAHUN 2009 TENTANG STANDAR PEMBIMBING PADA KURSUS DAN PELATIHAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Seiring dengan perkembangan zaman saat ini, pendidikan adalah suatu hal

Sasaran dan. Pengembangan Sikap Profesional. Kompetensi Dasar

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 18 TAHUN 2007 TENTANG SERTIFIKASI BAGI GURU DALAM JABATAN

BAB I PENDAHULUAN. perilaku yang harus dimiliki, dihayati, dikuasai dan diwujudkan oleh guru dalam

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan di sekolah baik yang diselenggarakan pemerintah maupun masyarakat

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sepita Ferazona, 2013

I. PENDAHULUAN. Pendidikan adalah proses pengubahan sikap dan tata laku seseorang atau

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 19 TAHUN 2017 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 74 TAHUN 2008 TENTANG GURU

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan di dalam negeri maupun di luar negeri. Tentunya perubahan

PROSEDUR SERTIFIKASI GURU DALAM JABATAN BERDASARKAN PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. bangsa. Oleh karena itu, pendidikan menuntut orang-orang yang terlibat di. pengetahuan dan teknologi yang berkembang saat ini.

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL NOMOR 7 TAHUN 2010 TENTANG

DEVELOPPING OF TEACHERS HP

BAB I PENDAHULUAN. Undang-Undang No. 14 tahun 2005 tentang Guru dan Dosen dan. Peraturan Pemerintah No. 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional

BAB I PENDAHULUAN. yang berkaitan dengan eksistensi guru itu sendiri. meningkatkan pendidikan nasional ternyata masih banyak yang harus di

PERATURAN DAERAH KABUPATEN KLUNGKUNG NOMOR 3 TAHUN 2010 TENTANG PENYELENGGARAAN PELAYANAN BIDANG PENDIDIKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BAB I PENDAHULUAN. ekonomi, politik, budaya, sosial dan pendidikan. Kondisi seperti ini menuntut

BAB I PENDAHULUAN. harkat, martabat dan nilai-nilai kemanusiaannya. Undang Undang Republik

BAB I PENDAHULUAN. kemajuan bagi bangsa. Kemajuan suatu bangsa dapat dilihat dalam segi

I. PENDAHULUAN. setiap jenis dan jenjang pendidikan. Menurut UU Sistem Pendidikan Nasional

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Pendidikan adalah komponen yang berperan penting sebagai modal utama

A. KUALIFIKASI PEMBIMBING

SERTIFIKASI GURU MERUPAKAN PERLINDUNGAN PROFESI. Sugeng Muslimin Dosen Pend. Ekonomi FKIP Unswagati ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN. bagaimana karakteristik dari negara tersebut. Pendidikan merupakan kunci untuk

BUPATI TANJUNG JABUNG BARAT PROVINSI JAMBI PERATURAN DAERAH KABUPATEN TANJUNG JABUNG BARAT NOMOR 3 TAHUN 2014 TENTANG

Permendiknas No.16 Tahun 2007 Standar Kualifikasi Akademik Dan Kopetensi Guru

SERTIFIKASI GURU DAN PENGAWAS HARAPAN DAN DAMPAK KEDEPAN

BAB I PENDAHULUAN. Dunia pendidikan semakin banyak menghadapi masalah yang perlu. mendapatkan perhatian serius dari berbagai pihak baik pemerintah,

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Berdasarkan Permendiknas No. 16 Tahun 2007, guru harus memiliki

1 PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa Inggris merupakan bahasa internasional yang telah diajarkan

1. PENDAHULUAN. tuntutan yang tidak bisa ditawar-tawar lagi bila ingin mencapai suatu keberhasilan,

BAB I PENDAHULUAN. Guru Sekolah Dasar merupakan ujung tombak keberhasilan dalam. membentuk generasi penerus bangsa yang berkualitas, nampaknya harus

BAB I PENDAHULUAN. strategis bagi peningkatan sumber daya manusia adalah pendidikan.

BAB l PENDAHULUAN. kinerja guru. Dengan adanya setifikasi guru, kinerja guru menjadi lebih baik

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan salah satu wahana yang dapat mewujudkan

-23- BUPATI TANJUNG JABUNG BARAT PROVINSI JAMBI PERATURAN DAERAH KABUPATEN TANJUNG JABUNG BARAT NOMOR 3 TAHUN 2014 TENTANG

1. PENDAHULUAN. Pendidikan memiliki peranan penting dalam pembentukan generasi muda penerus bangsa yang

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Guru adalah pendidik profesional dengan tugas utama mendidik, mengajar,

2017, No Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 157, Tambahan Lembara

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Sesuai tanggung jawabnya bahwa guru adalah tenaga pendidik

BAB I PENDAHULUAN. diimbangi dengan adanya peningkatan standar kualitas sumber daya manusia.

BAB I PENDAHULUAN. dihadapi kedepan adalah globalisasi dengan dominasi teknologi dan informasi

PENGARUH PERSEPSI GURU TENTANG KETRAMPILAN MANAJERIAL KEPALA SEKOLAH DAN MOTIVASI KERJA TERHADAP KINERJA GURU

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Kualitas pelaksanaan pendidikan di sekolah ditentukan oleh berbagai unsur,

KOMPETENSI PROFESIONAL GURU TK

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Keberhasilan pembangunan nasional dalam suatu Negara salah satunya

SUMBER BELAJAR PENUNJANG PLPG 2016 MATERI PEDAGOGIK

BAB I PENDAHULUAN. dalam komunitas sosial untuk mengimbangi laju perkembangan ilmu. bersamaan terhadap perkembangan dan sistem pendidikan bagi

BAB I PENDAHULUAN. karena itu pendidikan amat strategis untuk mencerdaskan kehidupan bangsa dan. meningkatkan mutu bangsa secara menyeluruh.

DASAR & FUNGSI. PENDIDIKAN NASIONAL BERDASARKAN PANCASILA DAN UNDANG UNDANG DASAR NEGARA REPUBLIK INDONESIA TAHUN 1945

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Penelitian Hasanah Ratna Dewi, 2015

STANDAR KUALIFIKASI AKADEMIK DAN KOMPETENSI INSTRUKTUR

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 27 TAHUN 2008 TENTANG STANDAR KUALIFIKASI AKADEMIK DAN KOMPETENSI KONSELOR

BAB I PENDAHULUAN. tertuju kepada guru. Guru adalah pendidik profesional dengan tugas utama

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Di era globalisasi yang semakin berkembang pesat dengan ditandai oleh

BAB I PENDAHULUAN. maka dari itu guru harus mempunyai kompetensi di dalam mengajar. Menurut

A. Latar Belakang Pendidikan merupakan faktor sangat penting dalam pembangunan nasional dimana pembangunan itu sendiri membutuhkan sumber daya

DASAR DAN TEKNIK PENETAPAN KUOTA PESERTA SERTIFIKASI GURU DALAM JABATAN TAHUN 2009

1. PENDAHULUAN. Pendidikan mempunyai peranan yang sangat penting dalam kehidupan suatu

BUPATI GUNUNG MAS PERATURAN DAERAH KABUPATEN GUNUNG MAS NOMOR 7 TAHUN 2013 TENTANG WAJIB BELAJAR 12 (DUA BELAS) TAHUN DI KABUPATEN GUNUNG MAS

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Pengertian peranan menurut Soejono Soekanto (2002;234) adalah sebagai berikut:

BAB I PENDAHULUAN. Ketatnya persaingan dalam lapangan kerja menuntut lembaga pendidikan

DASAR & FUNGSI. Pendidikan Nasional berdasarkan Pancasila dan Undang Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Pendidikan Indonesia merupakan perguruan tinggi yang

BAB V PEMBAHASAN. Pembahasan ini akan membahas hasil-hasil penelitian tentang peranan

I. PENDAHULUAN. Penyelenggaraan pendidikan di Negara Indonesia merupakan suatu sistem

2016 PERSEPSI PEMANGKU KEPENTINGAN TERHADAP PROFESIONALITAS GURU PAUD

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sekolah merupakan lembaga pendidikan formal yang bertugas untuk mendidik siswa menjadi manusia seutuhnya. Sekolah terbentuk dengan tujuan mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar siswa secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara. Di sekolah terdapat seorang pendidik/guru yang bertugas membentuk karakter dan moral siswa agar mampu mengembangkan potensi dirinya serta menjadi manusia yang mampu hidup bermasyarakat. Guru bertugas untuk membentuk moral dan karakter siswa. Tugas guru bukan sekedar untuk menyampaikan ilmu pengetahuan di depan kelas, akan tetapi guru adalah pendidik profesional yang harus mampu mendidik, membimbing, serta mengarahkan anak didiknya sesuai dengan tujuan pendidikan. Hal ini tercantum dalam pasal 1 ayat (1) UU No 14/2005 tentang Guru dan Dosen, guru adalah pendidik profesional dengan tugas utama mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai, dan mengevaluasi siswa pada pendidikan anak usia dini jalur pendidikan formal, pendidikan dasar, dan pendidikan menengah. Tugas utama guru sebagaimana tertuang dalam PP No. 74/2008 tentang Guru, pasal 52 ayat (1) dan (2) menyatakan: (1) beban kerja guru mencakup kegiatan pokok: merencanakan pembelajaran, melaksanakan pembelajaran, menilai hasil pembelajaran; dan membimbing dan melatih siswa; dan melaksanakan tugas tambahan yang melekat pada pelaksanaan kegiatan pokok sesuai dengan beban kerja guru. Beban kerja guru sebagaimana dimaksud ayat (1) paling sedikit memenuhi 24 (dua puluh empat) jam tatap muka dan paling banyak 40 (empat puluh) jam tatap muka dalam 1 (satu) minggu pada satu atau lebih satuan pendidikan yang memiliki izin pendirian dari Pemerintah atau Pemerintah Daerah. 1

2 Konsekuensi dari tidak terpenuhinya jumlah jam mengajar sebagaimana dinyatakan dalam pasal 63 ayat (2) yang berbunyi: Guru yang tidak dapat memenuhi kewajiban melaksanakan pembelajaran 24 (dua puluh empat) jam tatap muka dan tidak mendapatkan pengecualian dari Menteri, dihilangkan haknya untuk mendapat tunjangan profesi, tunjangan fungsional atau subsidi tunjangan fungsional, dan maslahat tambahan. Menurut Agus Sofwan (Ketua Yayasan Pendidikan Islam Nasima), menyebutkan bahwa guru harus profesional dan memiliki kompetensi pedagogik yang lengkap. Peningkatan kompetensi pedagogik guru akan membuat kegiatan pembelajaran dinamis, disukai siswa, daya serap tinggi, dan konsentrasi belajar siswa meningkat (berita.suaramerdeka.com, 21/01/2017) Undang-undang No. 14/2005 tentang Guru dan Dosen merupakan salah satu upaya pemerintah untuk meningkatkan kompetensi guru. Selain UU tersebut, pemerintah juga telah mengadakan Program Pelatihan dan Profesi Guru (PLPG). Ini tercantum dalam pasal 34 ayat (1), yang berbunyi Pemerintah dan pemerintah daerah wajib membina dan mengembangkan kualifikasi akademik dan kompetensi guru pada satuan pendidikan yang diselenggarakan oleh Pemerintah, pemerintah daerah, dan atau masyarakat. Pemerintah, dalam hal ini Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) dinilai belum secara serius menyiapkan dan melaksanakan pelatihan guru secara komprehensif dan menyeluruh. Untuk itu Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI) mengambil inisiatif untuk menyiapkan pelatihan guna peningkatan kompetensi pedagogik para guru. Menurut Ketua Divisi Badan Penelitian dan Pengembangan (PB PGRI), Mohammad Abduhzen, berpendapat bahwa dari keempat kompetensi dasar yang harus dimiliki guru, ada dua yang menjadi prioritas yakni penguasaan materi atau bahan ajar dan pedagogik atau penguasaan akan teknik pembelajaran yang dinamis. Kita akan mengambil ambil bagian (memberi pelatihan) pada teknik pembelajaran (berita.suaramerdeka.com, 21/01/2017) Dalam Pasal 10 ayat (1) UU No. 14/2005 disebutkan bahwa kompetensi guru yang dimaksud dalam Pasal 8 meliputi kompetensi pedagogik, kompetensi kepribadian, kompetensi sosial, dan kompetensi profesional yang diperoleh melalui pendidikan profesi. Dan Penjelasan Atas Undang undang Republik Indonesia No 14. Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen Pasal 10 ayat (1), yang dimaksud dengan kompetensi pedagogik adalah kemampuan mengelola pembelajaran siswa, yang dimaksud dengan kompetensi kepribadian adalah kemampuan

3 kepribadian yang mantap, berakhlak mulia, arif, dan berwibawa serta menjadi teladan siswa, yang dimaksud dengan kompetensi profesional adalah kemampuan penguasaan materi pelajaran secara luas dan mendalam, yang dimaksud dengan kompetensi sosial adalah kemampuan guru untuk berkomunikasi dan berinteraksi secara efektif dan efisien dengan siswa, sesama guru, orang tua/wali siswa, dan masyarakat sekitar. Keempat kompetensi itu harus dipenuhi apabila seorang guru ingin dikatakan sebagai guru profesional menurut undang-undang. Penting bagi seorang guru untuk memenuhi keempat kompetensi tersebut, agar kualitas pendidikan mengalami peningkatan. Namun yang tidak kalah pentingnya dalam pendidikan adalah siswa. Pendidikan harus menempatkan siswa sebagai subjek pendidikan bukan objek pendidikan. Siswa merupakan manusia berakal dan memiliki pemikiran sendiri, sedangkan posisi guru disini hanya memfasilitasi dan membimbing. Hak setiap siswa dalam pendidikan pun telah dicantumkan dalam Pasal 12 ayat (1) Undang undang No. 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, tercantum bahwa setiap siswa pada setiap satuan pendidikan berhak: (a.) mendapatkan pendidikan agama sesuai dengan agama yang dianutnya dan diajarkan oleh pendidik yang seagama; (b.) mendapatkan pelayanan pendidikan sesuai dengan bakat, minat, dan kemampuannya; (c.) mendapatkan beasiswa bagi yang berprestasi yang orang tuanya tidak mampu membiayai pendidikannya; (d.) mendapatkan biaya pendidikan bagi mereka yang orang tuanya tidak mampu membiayai pendidikannya; (e.) pindah ke program pendidikan pada jalur dan satuan pendidikan lain yang setara; (f.) menyelesaikan program pendidikan sesuai dengan kecepatan belajar masing-masing dan tidak menyimpang dari ketentuan batas waktu yang ditetapkan. Penting bagi guru untuk dapat memahami siswa, sehingga tugas guru adalah sebagai fasilitator dalam pembelajaran. Dan tugas guru sebagai fasilitator adalah membimbing dan mendidik siswa, sedangkan tugas siswa sebagai aktor adalah menerapkan pendidikan dalam lingkungan sekolah ataupun lingkungan masyarakat. Sehingga penting bagi guru untuk memiliki kemampuan dalam mengelola siswa. Kemampuan untuk mengelola pembelajaran dan siswa ini termasuk dalam kompetensi pedagogik. Langeveld (1980) membedakan istilah pedagogik dengan istilah pedagogi. Pedagogik diartikannya sebagai ilmu pendidikan yang lebih menekankan pada pemikiran dan perenungan tentang pendidikan. Sedangkan istilah pedagogi artinya pendidikan yang lebih menekankan kepada praktek, yang menyangkut kegiatan mendidik, membimbing anak.

4 Disini peneliti ingin lebih memfokuskan pengamatan terhadap kemampuan guru dalam mengelola siswa. Hal ini dikarenakan siswa merupakan subjek (aktor) dalam dunia pendidikan. Sehingga penting kiranya bagi seorang pendidik untuk memiliki kemampuan dalam mengelola siswa. Dengan begitu diharapkan siswa mampu mengembangkan potensi dirinya sesuai bakat dan minat yang dimiliki. Hal ini membuat peneliti ingin mengamati strategi guru dalam mengelola siswa dalam kegiatan belajar mengajar di kelas. Selain itu peneliti ingin mengamati kesesuaian antara tujuan guru dengan tujuan pendidikan dalam mendidik dan membimbing siswa. Membahas mengenai penelitian yang peneliti lakukan, alangkah lebih baiknya untuk membahas penelitian relevan yang pernah dilakukan oleh para peneliti. Didalam pembahasan penelitian yang relevan ini, peneliti memberikan salah satu contoh penelitian yang relevan sebagai bahan referensi, yaitu penelitian yang dilakukan oleh Penelitian Bujang Rahman (2014) tentang Refleksi Diri dan Peningkatan Kompetensi pedagogik. Tujuan penelitian ini adalah untuk melihat bagaimana dan sejauh mana refleksi diri guru memiliki kontribusi terhadap upaya pengembangan profesionalismenya. Penelitian ini melibatkan sebanyak 120 guru SD di Provinsi Lampung. Pengambilan sampel dilakukan secara random sampling. Instrumen penelitian berupa angket persepsi guru. Analisis data dilakukan dengan menggunakan metode analisis regresi linier. Hasil penelitian dapat dikemukakan bahwa refleksi diri guru secara signifikan memberikan kontribusi positif terhadap perilaku profesional maupun upaya pengembangan profesionalisme sebesar 35,1% (p<0.05). Dengan kata lain, jika refleksi diri guru dilakukan dengan baik, maka upaya yang dilakukannya untuk mengembangkan profesionalisme juga baik. Berangkat dari keingintahuan peneliti tentang strategi guru untuk mewujudkan kompetensi pedagogik guru dan pengaplikasian kemampuan pedagogik guru di dalam kelas. Peneliti juga ingin mengetahui makna kompetensi pedagogik bagi seorang guru, strategi guru dalam mewujudkan kompetensi pedagogiknya, serta pendekatan yang digunakan untuk mengembangkan potensi siswa. Selain itu peneliti ingin mengetahui penerapan dampak strategi tersebut bagi siswa dalam Kegiatan Belajar Mengajar (KBM) di kelas. Maka dari itu, peneliti ingin melakukan penelitian terkait kompetensi pedagogik dengan judul STRATEGI GURU DALAM MEWUJUDKAN KOMPETENSI PEDAGOGIK GURU DI SMA NEGERI 3 BOYOLALI TAHUN PELAJARAN 2015 / 2016 B. Rumusan Masalah 1. Apa makna kompetensi pedagogik bagi guru di SMA Negeri 3 Boyolali?

5 2. Bagaimana strategi guru dalam mewujudkan kompetensi pedagogik guru di SMA N 3 Boyolali? C. Tujuan Penelitian Sesuai dengan rumusan masalah diatas, maka tujuan yang hendak dicapai dalam penelitian ini adalah: 1. Untuk mengetahui makna kompetensi pedagogik bagi guru di SMA Negeri 3 Boyolali. 2. Untuk mengetahui strategi guru dalam mewujudkan kompetensi pedagogik di SMA Negeri 3 Boyolali. D. Manfaat Penelitian Dari hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai berikut: 1. Manfaat Praktis a. Penelitian ini diharapkan dapat memberikan gambaran tentang makna kompetensi pedagogik bagi guru beserta indikasi kompetensi pedagogik guru. b. Penelitian ini diharapkan dapat menjadi gambaran tentang strategi guru dalam mewujudkan kompetensi pedagogik serta menjadi referensi untuk guru dan calon guru dalam mewujudkan kompetensi pedagogik guru. c. Penelitian ini diharapkan dapat menjadi masukan bagi pihak pihak yang terkait dengan pendidikan agar menjalankan tugasnya secara profesional. 2. Manfaat Teoritis a. Penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi terhadap pengkajian teori dramaturgi Erving Goffman. b. Penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi terhadap pengkajian dan pengembangan profesi guru. c. Penelitian ini diharapkan dapat menambah pengetahuan tentang UU No. 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen yang berhubungan dengan pengembangan profesi guru.