JOURNAL PENELITIAN PENDIDIKAN IPA

dokumen-dokumen yang mirip
Pengembangan Perangkat Pembelajaran Model 5E Pada Materi Ekologi Kelas X SMA

PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN BIOLOGI BERORIENTASI PENGEMBANGAN KECERDASAN MAJEMUK SISWA PADA KONSEP SEL KELAS XI SMA

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH DENGAN PENDEKATAN SAINTIFIK TERHADAP KEMAMPUAN ARGUMENTASI ILMIAH SISWA SMA PADA MATERI PENGUKURAN

ARTIKEL ILMIAH OLEH: FITRIA DWITA A1C411031

I. PENDAHULUAN. dapat menyesuaikan diri sebaik mungkin terhadap lingkungannya. Dengan. demikian akan menimbulkan perubahan dalam dirinya yang

Harmoni Sosial: Jurnal Pendidikan IPS Volume 2, No 2, September 2015 ( ) Tersedia Online:

Jurnal Pena Sains Vol. 3, No. 2, Oktober 2016 p-issn: e-issn:

ISSN: X 1 PENGEMBANGAN MODUL TRIGONOMETRI BERCIRIKAN OPEN-ENDED PROBLEM

Key Word : Students Math Achievement, Realistic Mathematics Education, Cooperative Learning Model of STAD, Classroom Action Research.

PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN DENGAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL PADA MATERI LINGKARAN UNTUK SISWA SMP KELAS VIII JURNAL

UNESA Journal of Chemical Education ISSN: Vol.4, No.3. pp , September 2015

e-journal PENELITIAN PENDIDIKAN IPA

PENGARUH MODEL GUIDED INQUIRY DISERTAI FISHBONE DIAGRAM TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS DAN HASIL BELAJAR PADA PEMBELAJARAN BIOLOGI

BAB I PENDAHULUAN. Di era global ini, tantangan dunia pendidikan begitu besar, hal ini yang

E-journal Prodi Edisi 1

UNESA Journal of Chemical Education ISSN: Vol. 4, No.2, pp , May 2015

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan sains dan teknologi adalah suatu keniscayaan. Fisika adalah

PENGEMBANGAN VITUR SEBAGAI MEDIA PEMBELAJARAN FISIKA UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERFIKIR KREATIF SISWA

PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN MATEMATIKA BERBASIS DISCOVERY LEARNING PADA MATERI GARIS DAN SUDUT KELAS VII

Edu Geography 3 (7) (2015) Edu Geography.

PENGEMBANGAN LEMBAR KEGIATAN SISWA BERBASIS PENEMUAN TERBIMBING PADA MATERI STRUKTUR DAN FUNGSI JARINGAN TUMBUHAN KELAS XI SMA.

Ary Maf ula, Amy Tenzer, Nuning Wulandari Universitas Negeri Malang

PENGEMBANGAN LKS FISIKA BERBASIS STARTER EXPERIMENT APPROACH (SEA) PADA MATERI KARAKTERISTIK GELOMBANG UNTUK SMA KELAS XI

PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN BERBASIS PENDIDIKAN KARAKTER OLEH MAHASISWA CALON GURU FISIKA

DEVELOPMENT OF ONLINE-LEARNING PLAN BASED ON LEARNING MANAGEMENT SYSTEM ON MATERIAL MOMENTUM AND IMPULSE CLASS XI SENIOR HIGH SCHOOL

BAB I Pendahuluan. Internasional pada hasil studi PISA oleh OECD (Organization for

PENILAIAN BERBASIS KELAS UNTUK PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN IPA BIOLOGI SMP

PENERAPAN INKUIRI TERBIMBING PADA HASIL BELAJAR KOGNITIF SISWA KELAS VII A SMPN 3 TANJUNG DALAM KONSEP EKOSISTEM

ANALISIS RPP BIOLOGI BERDASARKAN KURIKULUM 2013 DI SMA NEGERI SE-KABUPATEN ACEH SELATAN

Keywords: Development, Student Worksheet, Scientific Approach, Critical Thinking.

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN PROSES SISWA PADA MATERI LAJU REAKSI

MENINGKATKAN KETERAMPILAN PROSES SAINS SISWA KELAS X IPA 1 SMA NEGERI 1 MARABAHAN MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN GUIDED INQUIRY

PENGEMBANGAN LEMBAR KEGIATAN SISWA (LKS) BERBASIS PENEMUAN TERBIMBING PADA MATERI ARITMATIKA SOSIAL UNTUK SISWA KELAS VII SMP 1 BAYANG UTARA ABSTRACT

Kelayakan Teoritis LKS Berbasis Guided Discovery Berdasarkan Hasil Telaah dan Validasi

J. Ind. Soc. Integ. Chem., 2014, Volume 6, Nomor 2

Nur Indah Sari* STKIP Pembangunan Indonesia, Makassar. Received 15 th May 2016 / Accepted 11 th July 2016 ABSTRAK

PENGEMBANGAN MODUL BIOLOGI BERBASIS INKUIRI TERBIMBING PADA MATERI POKOK EKOSISTEM KELAS X SMA NEGERI 1 TAMBUSAI


Jurnal Inovasi Pendidikan Fisika (JIPF) Vol. 05 No. 02, Mei 2016, 1-5 ISSN:

Peningkatan Aktifitas Belajar Siswa Melalui Model Pembelajaran Jigsaw

PENGEMBANGAN LEMBAR KEGIATAN SISWA GUIDED DISCOVERY UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN PROSES SAINS

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN GENERATIF TERHADAP KETERAMPILAN BERPIKIR KRITIS FISIKA SISWA KELAS X DI SMA NEGERI 7 MALANG UNIVERSITAS NEGERI MALANG

PENGEMBANGAN MODUL BERBASIS REALISTIK UNTUK MATERI PECAHAN PADA PEMBELAJARAN MATEMATIKA KELAS V MIN KORONG GADANG KECAMATAN KURANJI.

UNESA Journal of Chemical Education ISSN: Vol. 3, No. 03, pp , September 2014

BioEdu Berkala Ilmiah Pendidikan Biologi

TINGKAT PENGUASAAN KOMPETENSI PEDAGOGIK GURU SD DI

PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN MATEMATIKA BERKARAKTER BERBASIS QUANTUM TEACHING PADA POKOK BAHASAN ARITMATIKA SOSIAL KELAS VII SMP

BIOLOGY EDUCATION FACULTY OF TEACHER TRAINING AND EDUCATION UNIVERSITY OF RIAU

Tersedia online di EDUSAINS Website: EDUSAINS, 7 (2), 2015,

VALIDITAS MODUL MATEMATIKA KELAS X SMA DENGAN MENERAPKAN VARIASI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan kualitas sumber daya manusia. Pasal 31 ayat 2 Undang-Undang

PENGEMBANGAN LKS IPA TERPADU MENGGUNAKAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING (PBL) PADA MATERI SISTEM PERNAFASAN KELAS VIII SMP N 6 TAMBUSAI

JMP : Volume 3 Nomor 1, Juni 2011

By Ni Made Yunia Ardianti, NIM Information Technology Education Department, Ganesha Education University ABTRACT

PERBANDINGAN HASIL BELAJAR FISIKA SISWA YANG MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW DENGAN DISCOVERY-INQUIRY DI SMA

PENGEMBANGAN INSTRUMEN TES LITERASI SAINTIFIK UNTUK SISWA KELAS XI MIA SMA/MA

PENGEMBANGAN LEMBAR KEGIATAN SISWA (LKS) BERBASIS PEMBELAJARAN KOOPERATIF GROUP INVESTIGATION (GI) UNTUK MELATIH KETERAMPILAN BERPIKIR KRITIS

PENGARUH MODEL PROBLEM BASED LEARNING

Penerapan Perangkat Pembelajaran Materi Kalor melalui Pendekatan Saintifik dengan Model Pembelajaran Guided Discovery Kelas X SMA

PEMBELAJARAN MOMENTUM DENGAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING BERBANTUAN MEDIA KARTU SOAL DAN KARTU PINTAR

PENINGKATAN KETERAMPILAN PROSES SAINS DAN PARTISIPASI SISWA PADA PEMBELAJARAN BIOLOGI MELALUI PENERAPAN INKUIRI TERBIMBING DI KELAS X

Joyful Learning Journal

PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN MATEMATIKA DENGAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL SETTING KOOPERATIF TIPE TWO STAY TWO STRAY

2 Fakultas keguruan dan ilmu pendidikan, Universitas Pasir Pengaraian

PENGEMBANGAN INSTRUMEN PENILAIAN PROYEK BERBASIS IT PADA POKOK BAHASAN PERPINDAHAN KALOR DI SMA. Syitaul Umaha, Sri Wahyuni, Subiki

PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA SISWA (LKS) BIOLOGI DILENGKAPI MIND MAP PADA MATERI POKOK SISTEM RESPIRASI UNTUK SMA

BioEdu Berkala Ilmiah Pendidikan Biologi

PEMBELAJARAN MATEMATIKA MODEL QUANTUM TEACHING DENGAN PENDEKATAN REALISTIK UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMAHAMAN KONSEP PESERTA DIDIK

IPA TEMA PEMBUATAN PUPUK ORGANIK CAIR BERBASIS PEDAGOGY FOR SUSTAINABILITY

PENGEMBANGAN BAHAN AJAR MATEMATIKA (MATERI STATISTIK) DENGAN MENGGUNAKAN MODEL ACTIVE LEARNING SISTEM 5 M UNTUK SISWA KELAS VII

PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA SISWA PADA PEMBELAJARAN IPA BERBASIS INKUIRI TERBIMBING UNTUK KELAS V SEKOLAH DASAR

PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA PADA PEMBELAJARAN BIOLOGI MELALUI IMPLEMENTASI

KEMAMPUAN GURU BIOLOGI SMA DALAM PENYUSUNAN PENILAIAN AUTENTIK (AUTHENTIC ASSESMENT) SEBAGAI EVALUASI PEMBELAJARAN

PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN MATEMATIKA MODEL STUDENT FACILITATOR AND EXPLAINING SETTING CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TEAM QUIZ PADA KONSEP SISTEM EKSKRESI PADA MANUSIA DI KELAS XI IPA SMA NEGERI 8 KOTA TASIKMALAYA JURNAL

UNESA Journal of Chemical Education ISSN: Vol. 3, No. 2, pp , May 2014

BIOEDUKASI Jurnal Pendidikan Biologi e ISSN Universitas Muhammadiyah Metro p ISSN

Yuni Permata Sari*, Rini**, Rasmiwetti*** No. Hp:

Pengembangan Lembar Kerja Siswa (LKS) Bilingual dengan Pendekatan Kontekstual pada Materi Sistem Reproduksi Manusia

KESULITAN MAHASISWA PPG PENDIDIKAN FISIKA FKIP UNSYIAH DALAM MELAKSANAKAN PROGRAM PENGALAMAN LAPANGAN DI BANDA ACEH

BAB I PENDAHULUAN. Matematika juga mempunyai peranan dalam berbagai disiplin ilmu lain,

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE THINK PAIR SHARE

I Wayan Karmana Dosen Program Studi Pendidikan Biologi FPMIPA IKIP Mataram gmail.com

Oleh: Asih Pressilia Resy Armis Zuhri D ABSTRACT

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN GUIDED DISCOVERY TERHADAP HASIL BELAJAR DAN KETERAMPILAN BERPIKIR KRITIS SISWA. Mayangku Serungke S.

Kata kunci: perangkat pembelajaran, Permendikbud Nomor 65 Tahun 2013, Permendikbud Nomor 81 A Tahun 2013

BAB I PENDAHULUAN. yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu,

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

Perangkat Pembelajaran Berbasis Masalah untuk Mendukung Kemampuan Literasi Matematika Siswa Kelas VIII

Indra Sahfriana 46, Wachju Subchan 47, Suratno 48

PENGEMBANGAN HANDOUT BERGAMBAR DISERTAI PETA KONSEP PADA MATERI KINGDOM ANIMALIA UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS (SMA) Oleh:

HUBUNGAN ANTARA AKTIVITAS DENGAN KECAKAPAN BERFIKIR RASIONAL SISWA PADA PEMBELAJARAN CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING (CTL)

Hasil Uji Validitas Buku Siswa Berbasis Inkuiri pada Pembelajaran IPA untuk Siswa Kelas VIII SMP

PENGGUNAAN MEDIA VISUAL PADA PEMBELAJARAN TEMATIK TERPADU JURNAL. Oleh FENTI MIFTAHUL JANNAH ASMAUL KHAIR RAPANI

Upaya Meningkatkan Minat Belajar Matematika Siswa Melalui Model Problem Based Learning

Esty Setyarsih Program Studi Pendidikan Sosiologi Antropologi, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta ABSTRAK

PENGEMBANGAN BUKU TEKS GEOGRAFI SMA/MA PADA KOMPETENSI DASAR MENGANALISIS POLA PERSEBARAN DAN INTERAKSI SPASIAL DESA DAN KOTA

PENGEMBANGAN LEMBAR KEGIATAN SISWA (LKS) BERBASIS REALISTIK UNTUK MATERI RUANG DIMENSI TIGA PADA KELAS X SMA N 1 BONJOL KABUPATEN PASAMAN ABSTRACT

PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN BERBASIS PEMBELAJARAN MATEMATIKA REALISTIK POKOK BAHASAN KUBUS DAN BALOK

PENGEMBANGAN PANDUAN PRAKTIKUM FISIKA DASAR 1 BERBASIS GUIDED INQUIRY

Transkripsi:

JOURNAL PENELITIAN PENDIDIKAN IPA http://jurnal.unram.ac.id/index.php/jpp-ipa Vol 1, No, 2 Juli 2015 PENGEMBANGAN PERANGKAT MODEL PEMBELAJARAN KUANTUM BERBASIS MASALAH DENGAN PENDEKATAN SAINTIFIK Mei Indra Jayanti 1, A. Wahab Jufri 2, Agus Ramdani 2 Program Studi Magister Pendidikan IPA Program Pascasarjana Universitas Mataram 123 meiindraj@yahoo.co.id Key Words PKBM, PKTBM, scientific approach, critical thinking ability, reasoning ability Kata Kunci Perangkat model PKBM, Perangkat model PKTBM, Pendekatan saintifik, Kemampuan berpikir kritis, kemampuan berargumen Abstract In the Law of the Republic of Indonesia Number 20 of 2003 on the national education system of article 1, paragraph 1 that education will be successful in learning activities where students are able to achieve the expected competencies of science and give a positive value to themselves. Critical thinking ability and reasoning ability is part of the high school biology course goals that can be developed through a student-centered learning, such as quantum learning, problem-based learning, and scientific approach. This study aimed to develop the quantum problem-based learning model packages and the quantum without problem-based learning (PKBM and PKTBM) with 4 and 6 stage of scientific approach toward critical thinking ability and reasoning ability in tenth grades. Process of development teaching and learning packages refers to the model Dick & Carey. Teaching and learning packages developed to biology course for the tenth grade of senior high school in ecological material. Data were collected by using instruments feasibility characteristics of teaching and learning packages. Data were analyzed using descriptive statistics. The results showed that the syllabus and the learning lesson plan (RPP) got a worthy category; worksheets, tests of critical thinking ability and tests of reasoning ability got a very worthy category to used in tenth grades of senior high school. Abstrak Dalam Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang sistem pendidikan nasional pasal 1 ayat 1 dinyatakan bahwa pendidikan dikatakan berhasil dalam kegiatan pembelajaran apabila siswa dapat mencapai kompetensi yang diharapkan dari ilmu pengetahuan dan memberikan nilai positif bagi dirinya. Kemampuan berpikir kritis dan kemampuan berargumen merupakan bagian dari tujuan mata pelajaran biologi di SMA yang dapat dikembangkan melalui pembelajaran yang berpusat pada siswa, seperti pembelajaran kuantum, pembelajaran berbasis masalah, dan pendekatan saintifik. Penelitian ini bertujuan untuk mengembangkan perangkat model pembelajaran kuantum berbasis masalah dan perangkat model pembelajaran kuantum tanpa berbasis masalah ( PKBM dan PKTBM ) dengan pendekatan saintifik 4 dan 6 tahap terhadap kemampuan berpikir kritis dan kemampuan berargumen pada siswa kelas X. Proses pengembangan perangkat pembelajaran mengacu pada model Dick & Carey. Perangkat pembelajaran dikembangkan untuk mata pelajaran biologi kelas X SMA pada materi ekologi. Data dikumpulkan menggunakan instrumen karakteristik kelayakan perangkat pembelajaran. Data dianalisis dengan menggunakan statistik deskriptif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa perangkat pembelajaran berupa silabus dan RPP mendapat kategori layak; lembar kerja siswa, tes kemampuan berpikir kritis dan tes kemampuan berargumen mendapat kategori sangat layak untuk diterapkan siswa kelas X

PENDAHULUAN Berdasarkan Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 tahun 2003 tentang sistem pendidikan nasional pasal 1 ayat 1 dinyatakan bahwa pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa, dan negara. Berdasarkan hal tersebut dapat dirinci bahwa proses pendidikan dalam kegiatan pembelajaran dikatakan berhasil apabila siswa mampu mencapai kompetensi ilmu yang diharapkan dan memberikan nilai yang positif terhadap dirinya. Berdasarkan data hasil tes PISA tahun 2012 diketahui bahwa siswa Indonesia usia 15 tahun tidak mampu menjawab soal-soal tes pada level 5 dan 6 yang merupakan soal-soal kompleks sehingga membutuhkan kemampuan berpikir tingkat tinggi yang melibatkan aktifitas kognitif berupa kemampuan berpikir kritis dan kemampuan berargumen (OECD, 2013). Krulik dan Rudnick (1996, dalam Arnyana, 2006) mengemukakan bahwa berpikir kritis adalah kemampuan untuk memecahkan masalah yang dihadapi oleh seseorang. Agar mampu memecahkan masalah dengan baik dituntut kemampuan analisis, sintesis, evaluasi, generalisasi, membandingkan, mendeduksi, mengklasifikasi informasi, menyimpulkan, dan mengambil keputusan. Menurut Erdurane, et al., (2004) bahwa pembelajaran sains dianggap melibatkan konstruksi dan penggunaan alat-alat yang berperan penting dalam pengetahuan tentang alam. Dalam hal ini, kerangka argumentasi adalah alat yang berperan signifikan dalam pertumbuhan pengetahuan ilmiah serta komponen penting dari wacana ilmiah. Kemampuan berpikir kritis dan kemampuan berargumen membutuhkan pembiasaan dalam proses pembelajaran agar siswa dapat mencapai kompetensi keilmuan dan menyelesaikan masalah yang ditemukan dalam kehidupan nyata. Salah satu cara yang dapat ditempuh oleh guru selaku fasilitator dalam kegiatan pembelajaran adalah dengan menerapkan pola pembelajan student centered. Model-model pembelajaran yang menekankan pada pola student centered antara lain yaitu model pembelajaran kuantum, pembelajaran berbasis masalah (PBM), dan pendekatan saintifik. Tahap-tahap dalam pembelajaran kuantum pada pokok bahasan ekosistem menuntut siswa untuk lebih aktif membaca, memahami, mendiskusikan masalah, mengembangkan pengetahuan yang didapat, melakukan percobaan serta mempresentasikan pengetahuan yang telah mereka 24

peroleh di depan kelas, sehingga pembelajaran menjadi lebih interaktif (Prasetyo, dkk, 2012). Belajar berdasarkan masalah adalah startegi pembelajaran yang dasar filosofinya konstruktivisme. Landasan falsafah pendekatan kontekstual adalah konstruktivisme, yaitu falsafah pembelajaran yang memberi penekanan bahwa siswa belajar tidak hanya sekadar menghafal (Suryawati, 2012). Proses inilah yang mendukung siswa menjadi pebelajar aktif dengan mengkonstruksi informasi yang diperolehnya selama kegiatan pembelajaran. Pendekatan saintifik dimaksudkan untuk memberikan pemahaman kepada peserta didik dalam mengenal, memahami berbagai materi menggunakan pendekatan ilmiah, bahwa informasi bisa berasal dari mana saja, kapan saja, tidak tergantung pada informasi satu arah dari guru (Dokomen Bahan Ajar ToT Implementasi Kurikulum 2013, 2013). METODE PENELITIAN Penelitian ini merupakan penelitian pengembangan yang mengacu pada model Dick & Carey (2001). Tahap-tahapan dalam pengembangan perangkat pembelajaran meliputi : (1) Identifikasi tujuan pengajaran, (2) Analisis instruksional, (3) Analisis siswa dan konteks, (4) Penetapan tujuan pembelajaran, (5) Pengembangan instrumen penilaian hasil belajar, (6) pengembangan strategi pembelajaran, (7) pengembangan dan pemilihan materi pembelajaran, (8) evaluasi formatif, (9) revisi perangkat. Tahap evaluasi formatif dilakukan dalam 2 (dua) tahapan. Tahap pertama yaitu validasi perangkat dan tahap kedua yaitu uji kelompok kecil. Data penelitian dikumpulkan menggunakan instrumen pengumpulan data kelayakan perangkat pembelajaran. Instrumen tersebut diberikan kepada 3 (tiga) validator dan kelompok uji coba yang berjumlah 10 orang siswa (5 siswa dan 5 siswi). Perangkat pembelajaran divalidasi oleh para ahli dan dinilai oleh kelompok uji coba sehingga diperoleh skor kelayakan perangkat pembelajaran. Skor kelayakan perangkat pembelajaran (N) dihitung menggunakan rumus berikut (Sugiyono, 2009) : h = Selanjutnya ditentukan rentang nilai (RN) untuk menentukan kriteria perangkat dengan rumus sebagai berikut (Sugiyono, 2009) : = 25

Setelah data dikumpulkan dan dianalisis maka dapat ditentukan kriteria kelayakan perangkat pembelajaran sesuai Tabel 1. Tabel 1. Kriteria kelayakan perangkat pembelajaran pada uji ahli No. Komponen perangkat Rentang Nilai 1 Silabus 36,40-40,00 32,70-36,39 29,00-32,69 28,90 2. RPP 40,36-44,00 36,71-40,35 33,06-36,70 33,05 3. LAS 32,45-36,00 28,89-32,44 25,33-28,88 25,32 4. Tes kemampuan berpikir kritis dan tes kemampuan berargumen 28,50 32,00 24,99-28,49 21,48-24,98 21,47 Kriteria Sangat Tidak Sangat Tidak Sangat Tidak Sangat Tidak Tabel 2. Kriteria kelayakan perangkat pembelajaran pada uji kelompok kecil Komponen perangkat Rentang Nilai Kriteria LAS 16,8-20,0 13,5-16,7 10,5-13,4 10,4 Sangat Tidak HASIL DAN PEMBAHASAN Perangkat pembelajaran yang dikembangkan meliputi silabus, RPP, LAS (Lembar Aktifitas Siswa), tes kemampuan berpikir kritis, dan tes kemampuan berargumen. Terdapat 4 (empat) jenis silabus dan RPP yang dikembangkan, yaitu silabus dan RPP PKBM-PS 4T (Pembelajaran Kuantum Berbasis Masalah dengan Pendekatan Saintifik 4 Tahap), silabus dan RPP PKBM-PS 6T (Pembelajaran Kuantum Berbasis Masalah dengan Pendekatan Saintifik 6 Tahap), silabus dan RPP PKTBM-PS 4T (Pembelajaran Kuantum Tanpa Berbasis Masalah dengan Pendekatan Saintifik 4 Tahap), dan silabus dan RPP PKTBM-PS 6T (Pembelajaran Kuantum Tanpa Berbasis Masalah dengan Pendekatan Saintifik 4 Tahap). LAS yang dikembangkan meliputi LAS PKBM dan LAS PKTBM. Hasil validasi perangkat pembelajaran dan uji kelompok kecil disajikan pada Tabel 3 dan Tabel 4. 26

Tabel 3. Rekapitulasi validasi perangkat pembelajaran No Komponen Perangkat Pembelajaran Validator Rata-rata A B C nilai Kriteria 1. Silabus PKBM-PS 4T 30 38 33 33,67 2. Silabus PKBM-PS 6T 31 38 32 33,67 3. Silabus PKTBM-PS 4T 31 38 33 34,00 4. Silabus PKTBM-PS 6T 31 38 33 34,00 5. RPP PKBM-PS 4T 32 43 37 39,33 6. RPP PKBM-PS 6T 37 43 37 39,00 7. RPP PKTBM-PS 4T 31 43 37 37,00 8. RPP PKTBM-PS 6T 33 43 37 37,00 9. LAS PKBM 29 35 34 32,67 Sangat 10. LAS PKTBM 29 35 34 32,67 Sangat 11. Tes Kemampuan Berpikir Kritis 29 31 30 30,00 Sangat 12. Tes Kemampuan Berargumen 28 31 29 29,33 Sangat Tabel 4. Rekapitulasi hasil uji kelompok kecil Aspek yang dinilai LAS PKBM PKTBM Rata-rata 1. Kejelasan kalimat petunjuk pengerjaan 3,4 3,6 3,5 2. Kejelasan kalimat soal 3,4 3,5 3,45 3. Kemenarikan tampilan dan gambar pada LAS 3,7 3,1 3,4 4. Kesesuaian LAS untuk membangkitkan 3,4 3,4 3,4 motivasi/minat/rasa ingin tahu 5. Kesesuaian antara gambar dengan uraian materi 3,9 3,6 3,75 Nilai 17,8 17,2 Kriteria kelayakan Sangat Sangat Berdasarkan hasil validasi diketahui bahwa perangkat pembelajaran yang telah dikembangkan berada pada kategori layak dan sangat layak untuk diterapkan pada mata pelajaran biologi materi ekologi untuk meningkatkan kemampuan berpikir kritis dan kemampuan berargumen siswa kelas X. Hasil uji kelompok kecil menunjukkan bahwa LAS sangat layak. Silabus dikembangkan berdasarkan Permendiknas Nomor 41 Tahun 2007 yang memuat identitas mata pelajaran atau tema pelajaran, SK, KD, materi pembelajaran, kegiatan pembelajaran, indikator pencapaian kompetensi, penilaian, alokasi waktu dan sumber belajar. Komponen RPP yang dikembangkan meliputi identitas sekolah, kompetensi inti, kompetensi dasar, indikator, tujuan pembelajaran, materi pembelajaran, model pembelajaran, metode pembelajaran, pendekatan pembelajaran, kegiatan pembelajaran yang mencakup 5 kali pertemuan, penilaian, sumber belajar, dan pengesahan RPP oleh guru mata pelajaran dan kepala sekolah. Kegiatan pendahuluan dalam RPP direncanakan agar dapat menggugah timbulnya pertanyaan pada diri siswa. Kegiatan inti ditujukan untuk terkonstruksinya konsep, hukum 27

atau prinsip oleh siswa dengan bantuan dari guru. Kegiatan penutup ditujukan untuk memperkuat konsep yang telah dibangun oleh siswa serta merayakan usaha dan kerja keras siswa agar tumbuh motivasi, rasa menghargai, dan percaya diri. Hasil penelitian yang dilakukan oleh Jayanti (2011) yang menunjukkan bahwa siswa menjadi lebih termotivasi dan aktif belajar akibat kegiatan belajarnya difasilitasi dengan memberikan pengalaman belajar melalui sajian masalah yang ditemui dalam kehidupan sehari-hari. LAS yang dikembangkan berisi komponen masalah yang terstruktur dengan baik. Hal ini memungkinkan siswa untuk menyajikan lebih dari satu strategi penyelesaian yang cocok dan memerlukan informasi tambahan untuk menyelesaikan permasalahan. Kirkley (dalam Widjayanti, 2009) menyebutkan ada 3 jenis masalah, yaitu: (1) masalah-masalah yang terstruktur dengan baik (well structured problems), (2) masalah-masalah yang terstruktur secara cukup (moderately structured problems), dan (3) masalah-masalah yang strukturnya jelek (ill structured problems). Masalah yang terstuktur dengan baik, strategi untuk menyelesaikannya biasanya dapat diduga, mempunyai satu jawaban yang benar, dan semua informasi awal biasanya bagian dari pernyataan masalahnya. Masalah yang terstruktur secara cukup, sering mempunyai lebih dari satu strategi penyelesaian yang cocok, mempunyai satu jawaban yang benar, dan masih memerlukan informasi tambahan untuk menyelesaikannya. Masalah-masalah yang strukturnya jelek, penyelesaiannya tidak terdefinisi dengan baik dan tidak terduga, mempunyai banyak perspekif, banyak tujuan, dan banyak penyelesaian, serta masih memerlukan informasi tambahan untuk menyelesaikannya. LAS tanpa berbasis masalah dikembangkan tanpa mengesampingkan tuntutan peningkatan kemampuan berpikir kritis dan kemampuan berargumen siswa. Agar LAS PKTBM dapat menarik perhatian siswa maka penyajian LAS dilengkapi dengan warnawarna dan gambar yang menarik. Kolaborasi antara gambar dan warna merupakan bagian penting untuk memaksimalkan stimulus ke dalam otak. Memahami kaitan antara pandangan sekeliling dan otak adalah penting dalam rangka mengorkestrai lingkungan belajar yang mendukung (DePorter, 2003). Perangkat PKBM yang dilengkapi dengan LAS berbasis masalah menjadi media pembelajaran yang memudahkan proses pembelajaran dimana siswa akan belajar memahami dan menjalankan suatu tugas secara tertulis (Chodijah, dkk, 2012) Tes kemampuan berpikir kritis dikembangkan dalam bentuk esai. Pengembangan tes kemampuan berpikir kritis berdasarkan kebutuhan kompetensi masa depan yang 28

mengharapkan peningkatan kemampuan peserta didik yang diperlukan antara lain kemampuan berkomunikasi, berpikir kritis dan kreatif sesuai dengan apa yang diharapkan oleh kurikulum 2013. Kemampuan berargumen diukur melalui sebuah instrumen yang dikembangkan dalam bentuk tes pilihan ganda akibat-sebab. Model tes tersebut dikembangkan berdasarkan model CTSR (Classroom Test of Scientific Reasoning) oleh Lowson (1978). Model tes yang dikembangkan memuat konsep pengetahuan pada bagian soal dengan item ganjil, sedangkan soal item genap memuat konsep pemahaman yang diasimilasi dari kemampuan menganalisis, mengevaluasi, dan menyatakannya dalam bentuk argumen yang dipercayai oleh siswa merupakan alasan dari konsep pada item soal pertama. KESIMPULAN Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa perangkat pembelajaran yang dikembangkan meliputi silabus dan RPP berada kategori layak, LAS, tes kemampuan berpikir kritis dan tes kemampuan berargumen berada pada kategori sangat layak untuk diterapkan pada mata pelajaran biologi materi ekologi kelas X SMA. Perangkat pembelajaran yang dikembangkan meliputi silabus, RPP, LAS, tes kemampuan berpikir kritis dan tes kemampuan berargumen. Silabus memiliki karakteristik yaitu mengandung indikator pembelajaran yang memuat indikator kemampuan berpikir kritis dan kemampuan berargumen. RPP mendorong partisipasi aktif peserta didik dengan cara meningkatkan motivasi dan rasa ingin tahu. Pengalaman dan kegiatan pembelajaran yang dimuat di silabus dan RPP dikembangkan berdasarkan sintaks model PKBM-PS 4T, PKBM-PS 6T, PKTBM-PS 4T dan PKTBM-PS 6T. LAS berbasis masalah memuat konteks permasalahan yang diangkat dari kehidupan di sekitar siswa terkait materi ekologi dan dikemas dalam struktur yang cukup baik dengan tujuan untuk mencari lebih dari satu strategi penyelesaian yang cocok dan memerlukan informasi tambahan untuk menyelesaikannya. LAS PKTBM tidak memuat konsep masalah namun dilengkapi dengan warna dan gambar yang menarik terkait dengan konsep soal pada LAS. Penilaian terhadap kemampuan berpikir kritis dilakukan menggunakan tes esai dan kemampuan berargumen dinilai menggunakan tes pilihan ganda akibat-sebab.. 29

DAFTAR PUSTAKA Arnyana, I.B.P. 2006. Pengaruh Penerapan Strategi Pembelajaran Inovatif pada Pelajaran Biologi terhadap Kemampuan Berpikir Kreatif Siswa SMA. Jurnal Pendidikan dan Pengajaran IKIP Negeri Singaraja, No. 3 TH. XXXIX Juli 2006. Chodijah, S, Fauzi, A, Wulan, R. 2012. Pengembangan Perangkat Pembelajaran Fisika Menggunakan Model Guided Inquiry yang Dilengkapi Penilaian Portofolio pada Materi Gerak Melingkar. Jurnal Penelitian Pembelajaran Fisika 1(2012) 1-19. (online) http://ejournal.unp.ac.id/index.php/jppf/article/download/603/521. Diakses tanggal 20 Agustus 2014. DePorter, B. Reardon, M, Nourie, S.S. 2003. Quantum Teaching. Bandung: Kaifa. Dick,W, Carey, L, Carey, J.O. 2001. The Systematic Design of Instruction. United States: Addison-Wesley Education Publisher. Dokumen Bahan Ajar Training of Trainer (ToT ) Implementasi Kurikulum 2013. 2013. Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. (online): http://180.247.119.246/materi/invest/upload%201/presentasi%20baru/draf %20_1Jayakarta%20BAHAN%20%20AJAR%20.doc. Diakses tanggal 27 Januari 2014. Undang-Undang Repiblik Indonesia Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen dan Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sisdiknas (Sistem Pendidikan Nasional) Beserta Penjelasannya. 2006. Bandung: Fermana. Erdurane, S, Simon, S, Osborne, J. 2004. TAPping into Argumentation:Developments in the Application of Toulmin s Argument Pattern for Studying Science Discourse. (online): http://eprints.ioe.ac.uk/654/1/erdurane2004taping915.pdf. Diakses tanggal 20 Desember 2013. Jayanti, M.I. 2011. Penerapan Model Pembelajaran Kuantum dan Kooperatif Tipe NHT (Numbered Head Together) pada Pelajaran Biologi serta Implikasinya terhadap Hasil Belajar Siswa di SMAN 1 Gunungsari. Skripsi. Universitas Mataram. Lawson, A.E. 1978. Development and Validation of the Classroom Test of Formal Reasoning. Journal of Research in Science Teaching, 15(1): 11-24. OECD. 2013. Indonesia Student performance (PISA 2012). (online) : http://www.oecd.org/pisa/aboutpisa/pisa-2012-participants.htm. Diakses tanggal 8 Januari 2014. Prasetyo, I.F, Santosa, S. Karyanto, P. 2012. Pengaruh Penerapan Quantum Learning terhadap Hasil Belajar Biologi Siswa Kelas X SMA Negeri 4 Surakarta Tahun Pelajaran 2011/2012. (online): http://jurnal.fkip.uns.ac.id/index.php/prosbio/article/download/1025/678. Diakses tanggal 12 Mei 2013. 30

Sugiyono. 2011. Statistika untuk Penelitian. Bandung: Alfabeta. Suryawati, E. 2012. Pengembangan Pembelajaran Kontekstual RANGKA Berbasis Pendidikan Karakter untuk Meningkatkan Sikap Ilmiah dan Keterampilan Berpikir Kritis Siswa SMA dalam Pembelajaran Biologi. Solo: Prosiding Seminar Nasional Sains 2012. Widjajanti, D.B. 2009. Kemampuan Pemecahan Masalah Matematis Mahasiswa Calon Guru Matematika: Apa dan Bagaimana Mengembangkannya. Seminar Nasional FMIPA UNY 5 Desember 2009. 31