BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan bagi bangsa Indonesia merupakan kebutuhan mutlak yang harus

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. Dalam sejarah peradaban manusia terlihat jelas bahwa kemajuan suatu

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan. Pendidikan menurut bentuknya dibedakan menjadi dua, yaitu

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Undang-undang Republik Indonesia tahun 2003, Pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. terkecuali bangsa Indonesia yang sedang membangun sehingga dapat. bertujuan untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia.

BAB I PENDAHULUAN. akhirnya adalah untuk mencapai tujuan pendidikan nasional.

BAB I PENDAHULUAN. meningkatkan kualitas sumber daya manusia. Tanpa pendidikan akan sulit

BAB I PENDAHULUAN. Dalam undang-undang No. 20 tahun 2003 ditegaskan bahwa :

BAB I PENDAHULUAN. Ilmu pengetahuan dan teknologi terus berkembang seiring dengan

BAB I PENDAHULUAN. yang semakin mengglobal dan kompetitif memunculkan tantangan-tantangan

BAB I PENDAHULUAN. menentukan dalam perkembangan dan kemajuan suatu bangsa. Oleh karena itu, upaya peningkatan kualitas sumber daya manusia (SDM).

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. pembelajaran di sekolah dasar era globalisasi. menjadi agen pembaharuan. Pembelajaran di Sekolah Dasar diharapkan dapat

BAB I PENDAHULUAN. seluruh kalangan, keberadaannya yang multifungsional menjadikan pendidikan. merupakan tolak ukur yang utama dalam kehidupan.

BAB I PENDAHULUAN. berlangsung sesuai dengan harapan. Untuk mengatasi keadaan tersebut guru harus

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. berperan penting dalam usaha peningkatan kualitas pendidikan.

Pendidikan merupakan bentuk perkembangnya potensi menjadi. manusia yang peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan suatu aspek yang mempunyai peranan yang sangat

BAB I PENDAHULUAN. berasal dari bahasa Yunani, yaitu paedagogiek. Pais artinya anak, gogos artinya

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan juga berimplikasi besar terhadap kemajuan suatu bangsa. Oleh karena itu

BAB I PENDAHULUAN. dan pengembangan potensi ilmiah yang ada pada diri manusia secara. terjadi. Dalam rangka pembangunan manusia Indonesia seutuhnya,

BAB I PENDAHULUAN. pelajaran sains yang kurang diminati dan membosankan. Banyak siswa yang

BAB I PENDAHULUAN. bersaing di era globalisasi dan tuntutan zaman. Masalah pendidikan perlu

BAB I PENDAHULUAN. dapat dipecahkan dengan upaya penguasaan dan peningkatan ilmu pengetahuan dan

BAB I PENDAHULUAN. hampir disemua aspek kehidupan manusia, dimana berbagai permasalahan hanya

BAB I PENDAHULUAN. globalisasi seperti sekarang ini akan membawa dampak diberbagai bidang

BAB I PENDAHULUAN. masa depan dengan segala potensi yang ada. Oleh karena itu hendaknya dikelola baik

BAB I PENDAHULUAN. moralitas kehidupan pada potensi yang dimiliki oleh setiap manusia. Pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. dapat meningkatkan kualitas sumber daya manusia. pesan-pesan konstitusi serta suasana dalam membangun watak bangsa (nation

BAB I PENDAHULUAN. dirumuskan itu bersifat abstrak sampai pada rumusan-rumusan yang dibentuk

BAB I PENDAHULUAN. menguntungkan baik bagi anak maupun bagi masyarakat. 2. berupaya untuk mencetak individu-individu yang berkualitas, salah satunya

BAB I PENDAHULUAN. dimilikinya, dan mampu berkompetensi dalam persaingan global. Pendidikan tidak hanya mencakup pengembangan intelektual saja, akan

BAB I PENDAHULUAN. keharusan bagi bangsa Indonesia sebagai negara yang sedang berkembang

Disusun Oleh : LINA FIRIKAWATI A

BAB I PENDAHULUAN. bangsa yang maju. Dalam Allah SWT berfirman Q.S. surah Ar-Ra du ayat 11,

BAB I PENDAHULUAN. bangsa maka akan semakin tinggi derajat atau kedudukan bangsa tersebu. mampu berkompetensi dalam persaingan global.

BAB I PENDAHULUAN. sesuai dengan nilai-nilai dalam masyarakat dan kebudayaan. Pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. semakin pesat. Hal ini menuntut adanya sumber daya manusia yang berkualitas,

BAB I PENDAHULUAN. yang dijalankan oleh seseorang atau kelompok orang lain agar menjadi dewasa atau

BAB I PENDAHULUAN. pada peradaban yang semakin maju dan mengharuskan individu-individu untuk terus

BAB I PENDAHULUAN. memiliki potensi kreatif dan inovatif dalam segala bidang kehidupannya, sehingga

BAB I PENDAHULUAN. berilmu sebagaimana termaktub dalam Undang-undang RI No. 20 Tahun tentang Sistem pendidikan Nasional pada BAB 11 pasal 3 yang

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar belakang masalah

BAB I PENDAHULUAN. pertumbuhan yang terjadi ternyata menampakkan andalan pada. kemampuan sumber daya manusia yang berkualitas, melebihi potensi

BAB I PENDAHULUAN. menempatkan tujuan sebagai sesuatu yang hendak dicapai. Maka yang merupakan

BAB I PENDAHULUAN. bimbingan atau pertolongan yang diberikan secara sengaja terhadap peserta didik

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan hal yang terpenting dalam kehidupan kita,

BAB I PENDAHULUAN. kearah peningkatan yang lebih positif. Agar usaha-usaha tersebut dapat terwujud

SKRIPSI. Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Pendidikan Akuntansi. Disusun Oleh:

BAB I PENDAHULUAN. dalam keluarga, masyarakat, maupun kehidupan berbangsa dan bernegara. Maju

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi di Indonesia terus

BAB I PENDAHULUAN. cara yang dipilih untuk meraih kemajuan (made of getting forward).

BAB I PENDAHULUAN. individu, pendidikan juga berimplikasi besar terhadap kemajuan suatu bangsa. Oleh

BAB I PENDAHULUAN. mengalami proses pendidikan yang didapat dari orang tua, masyarakat maupun

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. membina kepribadiannya sesuai dengan nilai-nilai di dalam masyarakat dan kebudayaannya.

BAB I PENDAHULUAN. dikemukakan oleh Muhammad Noor Syam bahwa...nampaknya hubungan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah dan Penegasan Judul. berbudaya, semakin maju bahasa suatu bangsa semakin menunjukkan kemampuan

BAB I PENDAHULUAN. tinggi dalam belajar, seseorang harus memiliki Intelligence Quotient (IQ) yang

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan bangsa dan diperlukan guna meningkatkan mutu bangsa secara

BAB I PENDAHULUAN. anak agar mempunyai sifat dan tabiat sesuai cita-cita pendidik. 1

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Sebagaimana telah kita ketahui bersama bahwa pemerintah sedang giat-giatnya

BAB I PENDAHULUAN. sekarang ini sangat berpengaruh pada kehidupan manusia. Berbagai penemuan

BAB I. tujuan pendidikan nasional menurut Undang-Undang No. 20 Tahun 2003 tentang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah dan Penegasan Judul. menyelenggarakan suatu kehidupan yang penuh kedamaian dan kebahagiaan

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan manusia merupakan suatu kebutuhan mutlak yang harus dipenuhi

BAB I PENDAHULUAN. sangat dianjurkan pelaksanaannya oleh Allah SWT. Islam juga memerintah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Eka Purwanti Febriani, 2013

BAB I PENDAHULUAN. dari pendidikan nasional tersirat dalam undang-undang sistem pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi menuntut. diperlukannya sumber daya manusia yang berkualitas yaitu

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan mempunyai peranan yang sangat penting dalam. Indonesia. Di samping itu, pendidikan dapat mewujudkan sumber daya

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah dan Penegasan Judul. kemajuan suatu bangsa. Hal ini menjadi tujuan utama dalam meningkatkan

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan, bahkan tidak hanya penting melainkan masalah pendidikan itu tidak

SKRIPSI. Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Pendidikan Akuntansi. Disusun Oleh:

BAB I PENDAHULUAN. kemampuan seseorang menuju kearah kemajuan dan peningkatan. Pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. dalam satu unit kerja tidak bisa terlepas dari kegiatan administrasi

BAB I PENDAHULUAN. maju. Dalam Al-qur an surah ar-ra du ayat 11 Allah SWT berfirman:

BAB I PENDAHULUAN. hal tersebut, pembangunan nasional dalam bidang pendidikan merupakan

BAB I PENDAHULUAN. manusia yang dinamis dan syarat akan perkembangan, oleh karena itu

BAB I PENDAHULUAN. sebagaimana firman Allah swt dalam surah Al-Mujadalah ayat 11.

BAB I PENDAHULUAN. sebagaimana tercantum di dalam Undang-undang Republik Indonesia Nomor

BAB I PENDAHULUAN. itu, hampir semua negara menempatkan pendidikan sebagai sesuatu yang penting dan

BAB I PENDAHULUAN. estafet perjuangan untuk mengisi pembangunan. Hal ini sesuai dengan rumusan

BAB I PENDAHULUAN. anak menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa. Dalam konteks Pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. Untuk mengimbangi perkembangan tersebut dituntut adanya manusia-manusia

BAB I PENDAHULUAN. hidup yang mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan individu.

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah usaha yang dilakukan dengan sengaja dan sistematis

BAB I PENDAHULUAN. Di negara kita Indonesia pendidikan formal seperti sekolah adalah salah

BAB I PENDAHULUAN. dijangkau dengan sangat mudah. Adanya media-media elektronik sebagai alat

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan manusia tidak terlepas dari pendidikan tersebut, baik pendidikan sekolah

BAB I PENDAHULUAN. Sungguh, Kami telah menciptakan manusia dalam bentuk yang sebaik-baiknya (Q.S. At-Tin/95: 5). 1

BAB I PENDAHULUAN. Hal ini sesuai dengan tujuan pendidikan nasional yang telah dinyatakan dalam

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan potensi anak didik sehingga menjadi orang yang dewasa fisik,

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. bangsa dan bertujuan untuk menghasilkan perubahan-perubahan yang positif bagi

BAB I PENDAHULUAN. lembaga pendidikan mampu mencetak sumber daya manusia yang handal tidak hanya secara

BAB I PENDAHULUAN. tetap diatasi supaya tidak tertinggal oleh negara-negara lain. pemerintah telah merancang Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan salah satu pilar dalam kemajuan bangsa, dan

SKRIPSI. Untuk memenuhi sebagian persyaratan Guna mencapai derajat Sarjana S-1 Pendidikan Kewarganegaraan. Diajukan Oleh: ERMAWATIK A

Transkripsi:

1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan bagi bangsa Indonesia merupakan kebutuhan mutlak yang harus dikembangkan sejalan dengan tuntutan pembangunan nasional secara bertahap yang dijadikan andalan utama yang berfungsi semaksimal mungkin dalam upaya meningkatkan kualitas Sumber Daya Manusia Indonesia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa. Pendidikan Nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap kreatif, mandiri dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab. 1 Namun kita sebagai umat Islam harus bisa membekali diri kita tidak hanya dengan ilmu pengetahuan dan teknologi yang tinggi tapi juga dengan iman dan taqwa yang kuat agar kita bisa menjadi pribadi muslim yang berkualitas, berilmu dan beramal sholeh, kita mengharapkan dengan berilmu pengetahuan yang luas disertai dengan iman yang kuat kita bisa memperoleh janji Allah SWT yaitu akan meninggikan derajat orang yang beriman sebagaimana firman Allah dalam surah Al- Mujadalah ayat 11 yang berbunyi: 1 Undang-Undang RI. NO. 20 Tahun 2003, Tentang Sistem Pendidikan Nasional, (Bandung: Citra Umbara, 2003), h. 1

2 Menurut Morris Kline bahwa jatuh bangun suatu bangsa dewasa ini tergantung dari kemajuan di bidang matematika, oleh karena itu sebagai langkah awal untuk mengarahkan pada tujuan yang diharapkan adalah mendorong atau memberi motivasi belajar matematika bagi masyarakat, khususnya bagi anak-anak atau peserta didik. Keberhasilan proses belajar mengajar matematika tidak terlepas dari persiapan peserta didik dan persiapan oleh tenaga pendidik di bidangnya. 2 2 Simajuntak, I. dkk, Metode Pengajaran Matematika, (Jakarta: Rineka Cipta, 1993), h. 64

3 Dari rumusan tersebut di atas jelas terlihat upaya peningkatan mutu pendidikan berkaitan erat dengan upaya pengembangan mutu manusia Indonesia seutuhnya sehingga dapat menciptakan manusia yang cerdas, berkualitas dan memiliki pengetahuan, kreatif, terampil, berdisiplin, beretos kerja, profesional dan produktif. Dalam kehidupan, betapa banyak manusia yang tidak memahami, begitu besar potensi yang Allah berikan kepada dirinya, begitu banyak insan yang menilai dirinya sangat sederhana, dan tidak berupaya mengenali berbagai potensi dalam dirinya. Salah satu potensi yang Allah berikan pada setiap insan adalah kecerdasan. Dalam memahami makna kecerdasan, saat ini terdapat beberapa perbedaan pendekatan dalam memahami istilah kecerdasan. Pandangan psikometrik merupakan pandangan yang paling tradisional. Menurut pandangan ini, terdapat hanya satu kecerdasan yang sering disebut dengan kecerdasan umum (General Intelligences). Setiap individu dilahirkan dengan suatu kecerdasan tertentu yang paling menonjol dan sulit diubah. Para psikolog dapat mengukur intelegensi (IQ) seseorang melalui tes jawaban pendek, atau dengan mengukur waktu yang dibutuhkan seseorang untuk bereaksi terhadap kilatan cahaya atau keberadaan pola gelombang otak tertentu. Akan tetapi ternyata hasil tes IQ tersebut tidak memuaskan sehingga para peneliti mengembangkan beberapa alternatif teori yang kesemuanya menyatakan bahwa kecerdasan merupakan hasil dari sejumlah kemampuan yang berkontribusi terhadap kinerja manusia.

4 Pemahaman makna kecerdasan merupakan awal dari aplikasi banyak hal yang terkait dalam diri manusia, terutama dalam dunia pendidikan. Kesepakatan atas paradigma dan makna tentang kecerdasan selanjutnya dapat menjadi awal penyusunan dan aplikasi sebuah sistem pendidikan. 3 Saat ini kecerdasan sangat berkaitan dengan prestasi belajar siswa, berdasarkan data yang saya temukan, kualitas kompetensi matematika Negara Indonesia dengan skor rata-rata 484,84 menduduki skor terendah ke-tiga setelah Thailand, dan Meksiko. Skor tertinggi diperoleh Hongkong-Cina dengan rata-rata (550, 38), disusul dengan Finlandia (544, 29), namun untuk kualitas pendidikan, Finlandia menduduki urutan pertama dan menjadi kiblat pendidikan dunia. Sekilas kita mengintip pendidikan di Finlandia bahwa guru-guru di sana dibebaskan menyusun kurikulum dan silabus sesuai dengan visi dan misi sekolahnya. Dengan kreatif mereka merancang buku teks yang aplikatif. Hampir semua guru menjadi penulis, minimal penulis buku pelajaran yang mereka gunakan dalam kelas. Mereka juga menggunakan strategi belajar mengajar yang beragam dengan memperhatikan multiple intelligence semua siswa. 4 Banyak orang berpendapat bahwa untuk meraih prestasi yang tinggi dalam belajar, seseorang harus memiliki Intelligence Quotient (IQ) yang tinggi, karena 3 Munif Chatib, Sekolahnya Manusia: Sekolah Berbasis Multiple intelligences Di Indonesia, (Bandung: Kaifa, 2011), Cet. Ke-11, h. 69 4 Munif Chatib, Gurunya Manusia : Menjadikan Semua Anak Istimewa dan Semua anak Juara, (Bandung: Kaifa, 2011), Cet. Ke-8, h. 26-27

5 inteligensi merupakan bekal potensial yang akan memudahkan dalam belajar dan pada gilirannya akan menghasilkan prestasi belajar yang optimal. Selama ini orang-orang hanya terpaku dengan teory IQ dan EQ dalam menentukan faktor-faktor yang mempengaruhi kecerdasan, lalu belakangan Howard Gardner mendefinisikan bentuk kecerdasan ganda (Multiple intelligences) yang terdiri dari delapan jenis kecerdasan, yakni: 1. Visual/Spatial Intelligence. 2. Verbal/Linguistic Intelligence. 3. Logical/Mathematical Intelligence. 4. Bodily/Kineaesthetic Intelligence. 5. Musical/Rhythmic Intelligence. 6. Interpersonal Intelligence. 7. Intrapersonal Intelligence 8. Spiritual And Existensial Intelligence. 5 Multiple intelligences yang dalam bahasa Indonesia diterjemahkan sebagai kecerdasan majemuk atau kecerdasan ganda merupakan salah satu teori kecerdasan yang memperoleh banyak pengakuan akhir-akhir ini. Teori ini dicetuskan oleh Howard Gardner, psikolog dari Harvard. Mula-mula Gardner menemukan tujuh jenis kecerdasan tetapi kemudian mengembangkannya menjadi delapan, dan membahas kemungkinan kecerdasan yang ke sembilan. Seperti yang ditunjukkan oleh namanya, 5 Daniel Muijs dan David Reynolds, Effective Teaching Teori dan Aplikasinya, (Jakarta : Pustaka Pelajar, 2008), h. 30-32.

6 Gardner percaya bahwa kompetensi kognitif manusia akan lebih baik jika dideskripsikan dalam hal rangkaian keahlian, bakat, atau kemampuan mental, yang di sebut kecerdasan. 6 Kecerdasan menurut Gardner diartikan sebagai suatu kemampuan, dengan proses kelengkapannya, yang sanggup menangani kandungan masalah yang spesifik di dunia. Meskipun demikian, tidak berarti bahwa orang yang memiliki jenis kecerdasan tertentu, kecerdasan musikal misalnya, akan menunjukkan kemampuan tersebut dalam setiap aspek hidupnya. Dikatakan lebih lanjut, bahwa setiap orang memiliki delapan jenis kecerdasan dalam tingkat yang berbeda-beda. Kedelapan jenis kecerdasan itu memiliki komponen inti dan ciri-ciri. Kehadiran ciriciri pada individu menentukan kadar profil kecerdasannya. Dalam kehidupan nyata, kecerdasan-kecerdasan itu hadir dan muncul bersama-sama atau berurutan dalam suatu atau lebih aktivitas. Dalam kasus khusus, ditengarai adanya individu savant, yakni orang yang memiliki tingkat kecerdasan yang sangat tinggi pada satu jenis kecerdasan, namun rendah dalam kecerdasan yang lain. Dalam dunia pendidikan, teori multiple intelligences mulai diterima karena dianggap lebih melayani semua kecerdasan yang dimiliki anak. Konsep multiple intelligences menjadikan pendidik lebih arif melihat perbedaan, dan menjadikan anak merasa lebih diterima dan dilayani. Konsep ini menghapus mitos anak cerdas dan tidak cerdas, karena menurut konsep ini, semua anak hakikatnya cerdas. Hanya saja konsep cerdas itu perlu diredefinisi dengan landasan baru. 6 Howard Gardner, Multiple intelligences, (Jakarta: Daras Books, 2013), h. 18

7 Dalam pembelajaran matematika kecerdasan tipe logis matematis, sedikit banyaknya juga dimiliki siswa, kemampuan untuk memahami konsep matematika, termasuk kemampuan dalam mengolah dan menjelaskan keterkaitan antar konsep dan mengaplikasikannya, kemampuan bernalar, pemecahan masalah, dan mengkomunikasikan informasi secara matematis sebenarnya ada pada setiap siswa. Dengan kemampuan tersebut, diharapkan siswa dapat menguasai atau memahami konsep-konsep matematika dengan baik. Siswa harus mampu menemukan keterkaitan antar informasi yang ada pada masalah sehingga gambaran dari penyelesaian masalah dapat diketahui. Kemampuan-kemampuan tersebut dapat dilakukan dengan baik oleh orang-orang yang memiliki kecerdasan logis-matematis. Dalam proses belajar-mengajar disekolah sering ditemukan siswa yang tidak dapat meraih prestasi belajar yang setara dengan kemampuan inteligensinya, ada siswa yang punya inteligensi tinggi tapi memperoleh prestasi belajar yang relatif rendah, namun ada siswa yang punya inteligensi rendah namun punya prestasi belajar yang relatif tinggi. Oleh karena itu, apakah orang-orang yang mempunyai kecerdasan tipe logis matematis ini mempunyai prestasi belajar matematika yang bagus. Sebagaimana pembelajaran matematika di sekolah pada umumnya yang menekankan pada aspek logika dan kemampuan angka. Bahkan kemampuan logika dan mengenal pola angka dimiliki oleh setiap siswa walaupun ukuran kemampuan yang dimiliki oleh setiap siswa berbeda-beda. Dengan adanya kecerdasan logis matematis, siswa dapat dengan mudah mempelajari pelajaran matematika khususnya pada materi-meteri matematika.

8 Matematika itu sendiri dalam pembahasannya mengandalkan daya nalar, konsep dan prinsipnya berjenjang serta melibatkan perhitungan. Dan yang jelas matematika itu mengutamakan skill (kemampuan) yang nantinya diterapkan dalam kehidupan sehari-hari. Siswa yang memiliki kecerdasan logis matematis yang tinggi, seyogyanya memiliki prestasi belajar yang baik. Dan untuk mengetahui prestasi belajar yang baik, penulis ingin mengetahui tingkat kecerdasan siswa-siswa yang mempunyai kecerdasan logis matematis, sebagaimana disebutkan salah satu teori yang dikembangkan oleh Gardner, dari delapan macam kecerdasan itu, salah satunya adalah kecerdasan logis-matematis, kecerdasan dalam hal angka dan logika. SMAN di kota Kandangan terdiri dari 3 sekolah. SMAN tersebut adalah SMAN 1 Kandangan, SMAN 2 Kandangan, dan SMAN 3 Kandangan. SMAN kota kandangan memiliki prestasi-prestasi yang bagus di ajang olimpiade matematika dan sains khususnya di kabupaten Hulu Sungai Selatan. Jika kecerdasan logis matematisnya baik, seyogyanya prestasi belajar matematikanya juga baik. Untuk mengkaji lebih jauh dan mendalam tentang kemampuan siswa yang mempunyai kecerdasan logis-matematis, penulis ingin melakukan penelitian tentang kecerdasan logis matematis siswa dan mencari hubungan keterkaitannya dengan prestasi belajar matematikanya. Berdasarkan latar belakang diatas penulis merasa tertarik untuk mengadakan sebuah penelitian yang berjudul : KORELASI MULTIPLE INTELLIGENCE TIPE LOGIS

9 MATEMATIS DENGAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS X SMAN DI KOTA KANDANGAN. B. Definisi Operasional dan Lingkup Pembahasan 1. Definisi Operasional Untuk menghindari kesalahpahaman terhadap judul penelitian ini, maka perlu penulis jelaskan beberapa istilah yang terdapat dalam judul penelitian di atas: a. Multiple Intelligence Tipe Logis Matematis Multiple intelligence tipe logis matematis adalah kemampuan untuk menengarai perbedaan di antara berbagai pola logis dan numerik, dan untuk mengelola rantai penalaran panjang atau kemampuan untuk menggunakan penalaran, logika, dan angka-angka. 7 b. Prestasi Belajar Matematika Prestasi belajar matematika yang dimaksud disini adalah hasil yang telah dicapai melalui evaluasi yang diadakan oleh sekolah, yang diukur melalui hasil ulangan matematika siswa kelas X SMAN di kota Kandangan semester 2 tahun ajaran 2013/2014. 2. Lingkup Pembahasan Adapun lingkup pembahasan yang diambil adalah: a. Siswa yang diteliti adalah siswa kelas X SMAN di kota Kandangan tahun pelajaran 2014/2015. 7 Daniel Muijs dan David Reynolds. Effective Teaching Teori dan Aplikasinya, (Jakarta: Pustaka Pelajar, 2008), h. 31.

10 b. Penelitian ini dilakukan dengan memberikan tes berupa indikator-indikator dalam teori multiple intelligence tipe logis matematis. c. Hubungan multiple intelligence tipe logis matematis dengan prestasi belajar matematika dilihat dari hasil tes kecerdasan logis matematis tersebut, dengan prestasi belajar matematika siswa (ditunjukkan dengan nilai hasil ulangan matematika siswa). C. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang masalah tersebut, masalah yang akan diteliti dapat dirumuskan sebagai berikut: 1. Bagaimana multiple intelligence tipe logis matematis siswa kelas X SMAN di kota Kandangan? 2. Bagaimana prestasi belajar matematika siswa kelas X SMAN di kota Kandangan? 3. Apakah terdapat hubungan multiple intelligence tipe logis matematis dengan prestasi belajar matematika siswa kelas X SMAN di kota Kandangan? 4. Apakah terdapat perbedaan kemampuan multiple intelligence tipe logis matematis siswa kelas X SMAN di kota Kandangan? D. Alasan Memilih Judul Ada beberapa alasan yang mendorong penulis memilih judul ini, yaitu: 1. Penulis merasa tertarik dengan teori multiple intelligence yang baru-baru ramai diperbincangkan oleh pakar-pakar pendidikan. Dan di negara-negara yang punya kemajuan dibidang pendidikannya mereka juga memperhatikan konsep multiple intelligence.

11 2. Prestasi belajar matematika adalah hasil yang diperoleh berupa kesan-kesan yang mengakibatkan perubahan dalam diri individu sebagai hasil dari aktivitas dalam pembelajaran matematika. Oleh karena itu prestasi belajar matematika menjadi acuan setiap orang untuk mengetahui kemampuan matematikanya dalam belajar. 3. Pada era globalisasi saat ini kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi sangatlah berpengaruh terhadap pola pikir anak. Oleh karena itu, kepekaan anak dalam melakukan penalaran, membuat klasifikasi, berpikir dalam pola sebab akibat dan mempunyai pandangan rasional menjadi senjata jitu untuk memajukan ilmu pengetahuan dan teknologi. E. Tujuan Penelitian Berdasarkan permasalahan yang diteliti, maka penelitian ini bertujuan untuk: 1. Mengetahui kualifikasi kecerdasan logis matematis siswa kelas X SMAN di kota Kandangan. 2. Mengetahui kualifikasi prestasi belajar matematika siswa kelas X SMAN di kota Kandangan. 3. Mengetahui hubungan multiple intelligence tipe logis matematis dengan prestasi belajar siswa kelas X SMAN di kota Kandangan. 4. Mengetahui rata-rata perbedaan kemampuan multiple intelligence tipe logis matematis siswa kelas X SMAN di kota Kandangan. F. Signifikasi Penelitian

12 Dengan adanya penelitian ini diharapkan mampu memberikan kegunaan antara lain: 1. Dari segi teoritis, penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan bagi psikologi dan pakar pendidikan dan memperkaya hasil penelitian yang telah ada dan dapat memberi gambaran mengenai hubungan kecerdasan ganda (multiple intelligence) tipe logis matematis dengan prestasi belajar matematika. 2. Dari segi praktis, hasil penelitian ini diharapkan dapat membantu memberikan informasi khususnya kepada orang tua, konselor sekolah dan guru dalam upaya membimbing dan memotivasi siswa untuk terus menggembangkan kecerdasankecerdasan yang ada pada dirinya. 3. Dijadikan bahan evaluasi bagi guru untuk memahami kemampuan dan kecerdasan dalam arti luas. 4. Sebagai masukan dan motivasi bagi siswa bahwa mereka itu adalah anak-anak cerdas, sehingga dapat meningkatkan motivasi dan prestasi belajar matematika. 2. Sebagai informasi awal bagi peneliti lain yang berminat meneliti hal yang sama atau melanjutkan penelitian ini dengan cakupan yang lebih luas, baik tentang masalah yang diteliti maupun tentang subyek penelitian. 3. Sebagai media belajar bagi peneliti untuk menyatakan serta menyusun buah pikiran secara tertulis dan sistematis dalam bentuk karya ilmiah. G. Anggapan Dasar (Hipotesis)

13 Agar penelitian ini lebih terarah maka tujuan penelitian ini untuk membuktikan hipotesis. Dalam penelitian ini, hipotesis yang dapat dirumuskan adalah sebagai berikut. 1. Hipotesis hubungan multiple intelligence tipe logis matematis dengan prestasi belajar matematika a. Hipotesis (Ha): Ada hubungan antara multiple intelligence tipe logis matematis, dengan prestasi belajar matematika. b. Hipotesis (H0): Tidak Ada hubungan antara multiple intelligence tipe logis matematis dengan prestasi belajar matematika. 2. Hipotesis rata-rata perbedaan multiple intelligence tipe logis matematis di SMAN kota Kandangan. a. Hipotesis (H0): Rata rata kemampuan Multiple Intelligence tipe logis matematis SMAN 1 Kandangan, SMAN 2 Kandangan dan SMAN 3 Kandangan adalah sama (tidak ada perbedaan). b. Hipotesis (Ha): Rata rata kemampuan Multiple Intelligence tipe logis matematis siswa SMAN 1 Kandangan, SMAN 2 Kandangan dan SMAN 3 Kandangan adalah tidak sama (ada perbedaan). H. Sistematika Penulisan Untuk memberi gambaran awal tentang penelitian ini, maka penulis membuat sistematika penulisan sebagai berikut:

14 BAB I Pendahuluan, yang berisikan latar belakang masalah, definisi operasional, rumusan masalah, alasan memilih judul, tujuan penelitian, anggapan dasar (hipotesis), signifikansi penelitian, dan sistematika penulisan. BAB II Tinjauan teoritis tentang Multiple intelligence tipe logis matematis dan prestasi belajar matematika. BAB III Metode Penelitian, yang membahas tentang jenis dan pendekatan, desain penelitian, subjek dan objek penelitian, data dan sumber data, teknik pengumpulan data, teknik pengolahan dan analisis data, serta prosedur penelitian. BAB IV Laporan hasil penelitian yang terdiri dari gambaran umum lokasi penelitian, penyajian data, dan analisis data. BAB V Penutup yang terdiri dari simpulan dan saran-saran.