PENGARUH PENAMBAHAN AGREGAT PASIR SILIKAT PADA SEMENTASI LIMBAH URANIUM KONSENTRAT EVAPORATOR

dokumen-dokumen yang mirip
KARAKTERISASI MONOUT BLOK HASIL SEMENTASI UMBAH RESIN MENGGUNAKAN ADITIF NATRIUM SIUKAT ~. 'L

PENGARUE[ ADITIF BAHAN KIMIA DAN IRADIASI GAMMA

KARAKTERISASI LIMBAH RADIOAKTIF CAIR UMPAN PROSES EVAPORASI

MEMPELAJARI KARAKTERISTIK KERAMIK DARI MINERAL LOKAL KAOLIN, DOLOMIT, PASIR ILMENIT

PENGARUH BAHAN PENCAMPUR SEMEN CHORMEN TERHADAP KEKUATAN FISIKA DAN KIMIA BETON LIMBAH

PREPARASI LIMBAH RADIOAKTIF CAIR EFLUEN PROSES PENGOLAHAN KIMIA UNTUK UMPAN PROSES EVAPORASI

PENGARUH KANDUNGAN LIMBAH RESIN DAN BAHAN ADITIF (BETONMIX) TERHADAP KARAKTERISTIK HASIL SEMENTASI

BAB III LANDASAN TEORI

Sifat Kimiawi Beton Semen Portland (PC) Air Agregat bahan tambah peristiwa kimia PC dengan air hidrasi pasta semen

IMOBILISASI LlMBAH SLUDGE RADIOAKTIF DARI PROSES PENGOLAHAN LlMBAH RADIOAKTIF CAIR SECARA KIMIA DENGAN KOAGULAN FERI KLORIDA MENGGUNAKANSEMEN

PEMADATAN SLUDGE Ca 3 (PO 4 ) 2 HASIL PENGOLAHAN KIMIA LIMBAH CAIR YANG TERKONTAMINASI URANIUM MENGGUNAKAN LEMPUNG

proporsi perbandingan tertentu dengan ataupun tanpa bahan tambah yang

Kinerja Kuat Tekan Beton dengan Accelerator Alami Larutan Tebu 0.3% Lampiran 1 Foto Selama Penelitian

PENGARUH PENAMBAHAN SILICA FUME TERHADAP PENGURANGAN SUSUT BETON. Abstrak

PENGARUH JENIS AIR PENCAMPUR DAN PERENDAMAN TERHADAP PERILAKU KEKUATAN TEKAN MORTAR CAMPURAN SEMEN-PASIR

ANALISIS LIMBAH RADIOAKTIF CAIR DAN SEMI CAIR. Mardini, Ayi Muziyawati, Darmawan Aji Pusat Teknologi Limbah Radioaktif

BAB III LANDASAN TEORI. Beton pada umumnya adalah campuran antara agregat. kasar (batu pecah/alam), agregat halus (pasir), kemudian

PENGARUH PENGGUNAAN ZEOLIT DAN SIKAMENT-520 TERHADAP KUAT TEKAN BETON MENGGUNAKAN PORTLAND POZZOLAND CEMENT (PPC)

KARAKTERISASI LlMBAH HASIL SEMENTASI. Siswanto Hadi, Mardini, Suparno Pusat Teknologi Umbah Radioa~,tif, BATAN

KAJIAN TEKNIS DAN EKONOMIS PEMANFAATAN LIMBAH BATU BARA (FLY ASH) PADA PRODUKSI PAVING BLOCK

BAB III LANDASAN TEORI

Semen (Portland) padatan berbentuk bubuk, tanpa memandang proses

PENGUJIAN KUAT TEKAN BETON YANG DIPENGARUHI OLEH LINGKUNGAN ASAM SULFAT

KARAKTERISTIK MORTAR PADA LIMBAH ABU KELAPA SAWIT. Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Kampus Binawidya Km 12,5 Pekanbaru, 28293, Indonesia

KAJIAN PEMANFAATAN ZEOLIT ALAM PADA REDUKSI KADAR Pb dan Cd DALAM LIMBAH CAIR

BAB III LANDASAN TEORI. untuk bangunan gedung, jembatan, jalan, dan lainnya baik sebagai komponen

BAB III LANDASAN TEORI

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang

PENGARUH LIMBAH KARBON AKTIF Cs-137 TERHADAP KERAPATAN DAN KUAT TEKAN BETON LIMBAH

PENGGUNAAN AKSELERATOR PADA BETON YANG MENGGUNAKAN PEREKAT BERUPA CAMPURAN SEMEN PORTLAND TIPE I DAN ABU TERBANG

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

PENGARUH PEMANFAATAN ABU KERAK BOILER CANGKANG KELAPA SAWIT SEBAGAI BAHAN TAMBAHAN (ADMIXTURE) SEMEN TERHADAP KUATTEKAN MORTAR

PENGGUNAAN PASIR SILIKA DAN PASIR LAUT SEBAGAI AGREGAT BETON The Use of Sea and Silica Sand for Concrete Aggregate

PEMANFAATAN ABU SEKAM PADI DENGAN TREATMENT HCL SEBAGAI PENGGANTI SEMEN DALAM PEMBUATAN BETON

PENGARUH ADITIF ZEOLIT, W AKTU PEMERAMAN DAN PEMANASAN TERHADAP KARAKTERISTIK KUAT TEKAN MONOLIT BLOK HASIL SEMENTASI LIMBAH KONSENTRAT EVAPORATOR

BAB 3 METODE PENELITIAN

BAB III LANDASAN TEORI

BAB II DASAR TEORI DAN TINJAUAN PUSTAKA. Istimewa Yogyakarta. Alirannya melintasi Kabupaten Sleman dan Kabupaten

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Beton merupakan fungsi dari bahan penyusunnya yang terdiri dari bahan

PROSES PENGOLAHAN LIMBAH RADIOAKTIF CAIR SECARA EVAPORASI DAN SEMENTASI

BAB I I TINJAUAN PUSTAKA. direkatkan oleh bahan ikat. Beton dibentuk dari agregat campuran (halus dan

Pengaruh Sifat Kimia Terhadap Unjuk Kerja Mortar

PERBANDINGAN KUAT TEKAN BETON MENGGUNAKAN AGREGAT JENUH KERING MUKA DENGAN AGREGAT KERING UDARA

BAB II STUDI PUSTAKA

PENELITIAN KARAKTERISTIK PELINDIAN MONOLIT KERAMIK LUMPUR DARI LIMBAH KHROM INDUSTRI PENYAMAKAN KULIT

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. & error) untuk membuat duplikasi proses tersebut. Menurut (Abdullah Yudith, 2008 dalam lesli 2012) berdasarkan beratnya,

KAJIAN PEMAKAIAN FERRO SULFAT PADA PENGOLAHAN LIMBAH CHROM

selanjutnya penulis mengolah data dan kemudian menyusun tugas akhir sampai

TINJAUAN PUSTAKA. didukung oleh hasil pengujian laboratorium.

BAB III LANDASAN TEORI. Beton merupakan bahan dari campuran antara Portland cement, agregat. Secara proporsi komposisi unsur pembentuk beton adalah:

II. TINJAUAN PUSTAKA. sejenisnya, air dan agregat dengan atau tanpa bahan tambahan lainnya. 2. Kegunaan dan Keuntungan Paving Block

PERBANDINGAN KINERJA BETON YANG MENGGUNAKAN SEMEN PORTLAND POZZOLAN DENGAN YANG MENGGUNAKAN SEMEN PORTLAND TIPE I

PENAMBAHAN ABU SEKAM PADA BETON DALAM MENGANTISIPASI KERUSAKAN AKIBAT MAGNESIUM SULFAT PADA AIR LAUT. Dharma Putra 1

REAKTIVITAS BERBAGAI MACAM POZZOLAN DITINJAU DARI SEGI KEKUATAN MEKANIK

halus butir, berat volume, dan logam berat yang terkandung, di laboratorium BKT

BAB III DASAR TEORI Semen. Semen adalah suatu bahan pengikat yang bereaksi ketika bercampur

PENGARUH SULFAT TERHADAP KUAT TEKAN BETON DENGAN VARIASI BUBUK KACA SUBSTITUSI SEBAGIAN SEMEN DENGAN w/c 0,60 DAN 0,65

KARAKTERISASI KADAR ZAT PADAT DALAM EFLUEN PADA PROSES SORBSI LIMBAH B3 CAIR MENGGUNAKAN ZEOLIT

a. Jenis I merupakan semen portland untuk penggunaan umum yang memerlukan persyaratan persyaratan khusus seperti yang disyaratkan pada jenis-jenis

PEMANFAATAN TEKNOLOGI HIGH VOLUME FLY ASH CONCRETE UNTUK MEMPRODUKSI BETON KUAT TEKAN NORMAL

PENGARUH PERBEDAAN KARAKTERISTIK TYPE SEMEN ORDINARY PORTLAND CEMENT (OPC) dan PORTLAND COMPOSITE CEMENT (PCC) TERHADAP KUAT TEKAN MORTAR

BAB III LANDASAN TEORI. tidak terlalu diperhatikan di kalangan masyarakat.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

IMOBILISASI KONSENTRAT LIMBAH CAIR AKTIVITAS RENDAH SHELL NOMOR 17 A

BAB III LANDASAN TEORI

BAB III LANDASAN TEORI

BAB III LANDASAN TEORI

Kajian Pengaruh Penambahan Kalsium Oksida (CaO) Terhadap Suhu Reaksi dan Kuat Tekan Semen Portland. Abstrak

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

PENGARUH PENAMBAHAN WATERGLASS PADA SIFAT MEKANIK BETON. Oleh: Anita Setyowati Srie Gunarti, Subari, Guntur Alam ABSTRAK

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Hasil dari penelitian ini dapat dikelompokan menjadi dua, yaitu hasil

STABILIZATION OF DRY SLUDGE OF LIQUID WASTE OF LEATHER TREATMENT BY USING FLY ASH

BAB III LANDASAN TEORI

RABID. Salah satu material yang banyak digunakan untuk struktur teknik sipil. adalah beton. Beton dihasilkan dari peneampuran semen portland, air, dan

PENGARUH PERBANDINGAN SEMEN POZOLAN DAN SEMEN PORTLAND TERHADAP KEKEKALAN BENTUK DAN KUAT TEKAN SEMEN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II STUDI PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG. Beton merupakan unsur yang sangat penting dan paling dominan sebagai

KARAKTERISTIK FISIK CAMPURAN BATU BATA DENGAN MEMANFAATKAN ABU SISA PEMBAKARAN LIMBAH KAYU Oleh : I Made Nada. Ida Bagus Suryatmaja.

PENAMBAHAN CaCO 3, CaO DAN CaOH 2 PADA LUMPUR LAPINDO AGAR BERFUNGSI SEBAGAI BAHAN PENGIKAT

bersifat sebagai perekat/pengikat dalam proses pengerasan. Dengan demikian

PEMANFAATAN ABU AMPAS TEBU YANG DIOVEN PADA SUHU 400 O C UNTUK CAMPURAN PEMBUATAN DINDING PANEL PAGAR ABSTRAK

BAB III METODE ANALISIS

Mortar adalah campuran dengan komposisi tertentu antaray. bahan-ikat dan agregat halus (pasir) yang telah mengeras, dengan air

PENGGUNAAN PECAHAN BOTOL KACA SEBAGAI AGREGAT KASAR PADA CAMPURAN BETON

PENGARUH KADAR SILIKA PADA AGREGAT HALUS CAMPURAN BETON TERHADAP PENINGKATAN KUAT TEKAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

PENGARUH PENAMBAHAN METAKAOLIN TERHADAP KUAT TEKAN DAN MODULUS ELASTISITAS BETON MUTU TINGGI

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

Scanned by CamScanner

ANALISA PERENCANAAN BETON MUTU TINGGI (HIGH STRENGTH CONCRETE) DENGAN SEMEN HOLCIM

Pengaruh Penambahan Abu Terbang (Fly Ash) Terhadap Kuat Tekan Mortar Semen Tipe PCC Serta Analisis Air Laut Yang Digunakan Untuk Perendaman

PERBANDINGAN KUAT TEKAN DAN PERMEABILITAS BETON YANG MENGGUNAKAN SEMEN PORTLAND POZZOLAN DENGAN YANG MENGGUNAKAN SEMEN PORTLAND TIPE I

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. dipakai dalam pembangunan. Akibat besarnya penggunaan beton, sementara material

BAB IV DATA DAN ANALISIS

PENGARUH SEMEN TERHADAP MUTU BETON

PENGARUH SULFAT TERHADAP KUAT TEKAN BETON DENGAN VARIASI BUBUK KACA SUBSTITUSI SEMEN DENGAN W/C 0,4 DAN 0,5

BAB III LANDASAN TEORI

Transkripsi:

Prayitno, dkk. ISSN 0216 3128 69 PENGARUH PENAMBAHAN AGREGAT PASIR SILIKAT PADA SEMENTASI LIMBAH URANIUM KONSENTRAT EVAPORATOR Prayitno, Tri Suyatno, Nurimaniwathy dan Endro Kismolo P3TM BATAN ABSTRAK PENGARUH PENAMBAHAN AGREGAT PASIR SILIKAT PADA SEMENTASI LIMBAH URANIUM KONSENTRAT EVAPORATOR. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh penambahan pasir silikat pada sementasi limbah uranium konsentrat evaporator. Penelitian dilakukan dengan cara mencampur semen, air, limbah konsentrat evaporator dan pasir silikat dalam gelas beker 1000 ml. Pasta homogen yang diperoleh dimasukkan ke dalam tabung polyetilen yang mempunyai ukuran diameter dan tinggi 3,5 cm tinggi 4,0 cm, selanjutnya diperam selama 28 hari sehingga terbentuk blok monolit. Perbandingan antara air dan semen divariasi dari 0,35; 0,40; 0,45 dan 0,50. Limbah radioaktif konsentrat divariasi dari 2,0 % sampai 20 % dan penambahan pasir silikat divariasi dari 1,0 % sampai 5,0 %. Karakterisasi ketahanan tekan digunakan alat uji tekan Paul Webber pada kondisi sampel sebelum dan sesudah pemeraman lanjut selama lima tahun. Dari percobaan diperoleh kesimpulan bahwa penambahan agregat pasir silikat memperbaiki karakteristik ketahanan tekan monolit blok. Untuk pelindian selama lima tahun, monolit blok terbaik dicapai pada kondisi perbandingan A/S 0,40 dengan konsentrasi limbah konsentrat evaporator 10,0 %, pasir silikat 3,0 %, yaitu memberikan harga kuat tekan sebesar 4,425 N.mm --2. ABSTRACT THE INFLUENCE OF SILICATE SAND AGREGATE ADDITION ON THE CEMENTATION OF CONCENTRATE EVAPORATOR URANIUM WASTES. The aim of the experiment was to know the influence of silicate sand agregate additive on the immobilisation of uranium evaporator concentrate wastes. The experiment was conducted by mixing cement, water, wastes of evaporator concentrate and silicate sand in the beaker glass of 1000 ml. Followed by stirring the mixture up to homogenous phase of paste was obtained. The homogenous phase of paste was then put into polietyline tube with the size of 3.5 cm in diameter and 4.0 cm in height and was cured for 28 days, so that the monolith block was formed. The water to cements ratio in the experimented were 0,28; 0,30; 0,35; 0,40; 0,45 and 0,50. Concentrate radioactive waste was varied from 2.0 % to 20.0 %. of total weight and the number of silacte sand was added were 1.0 % to 5.0 %. Characterization of compressive stength characterized by Paul Webber compressively tested on the condition sample after and before vives years curred. From the experiment can be deduced was showed that agregate silicate sand additives was improved compressive strength block monolith. For the leaching test on fives years, the best monolith block was achieved on ratio water to cement 0.4, concentration of evaporator concentrate wastes 10.0 %, and silicate sand agregate added was are 3.0 %, was to gave compressive strength of 4.425 N.mm -2. Key Words : Concentrate Evaporator Uranium Waste Cementation Metodes PENDAHULUAN Kualitas monolit blok hasil proses sementasi limbah radioaktif konsentrat evaporator selain dipengaruhi sifat-sifat kimia dari bahan dasar serta komposisi oksida dari bahan pembentuk semen, maka konsentrasi limbah dan penambahan aditif sangat berpengaruh terhadap monolit yang dihasilkan. Semen portland banyak digunakan sebagai bahan utama dalam solidifikasi limbah radioaktif aktivitas rendah sampai sedang karena selain harganya murah, prosesnya sangat sederhana. Senyawa penyusun semen yang paling berpengaruh dalam reaksi hidrasi semen ketika bercampur dengan air antara lain : trikalsium aluminat C 3 A atau 3CaO.Al 2 O 3, trikalsium silikat C 3 S atau 3CaO.SiO 2, dikalsium silikat C 2 S atau 2CaO.SiO 2 dan tetrakalsium aluminat C4AF atau

70 ISSN 0216 3128 Prayitno, dkk. 4CaO.Al 2 O 3.Fe 2 O 3. Produk dari reaksi hidrasi semen akan menghasilkan monolit blok yang keras dan mempunyai karakteristik dan sifat kungkung yang sangat tinggi (1). Dalam proses hidrasi semen, senyawa C 3 A berhidrasi sangat cepat disertai pelepasan sejumlah panas dan memberikan kekuatan awal setelah 24 jam, namun kurang tahan terhadap agresi oleh asam yang dapat menimbulkan abrasi bagian permukaan monolit dan retak beton. Hidrasi C 3 S akan menghasilkan pengerasan dan pelepasan sejumlah panas dalam beberapa jam hingga monolit berumur 14 hari pertama. Sedangkan C 2 S reaksi hidrasinya berjalan perlahan disertai pelepasan panas sehingga berpengaruh pada pengerasan setelah monolit berumur 14 hari sampai mencapai umur 28 hari sebagai kekuatan akhir. Oleh karena itu semen yang mempunyai proporsi C 2 S banyak akan lebih tahan dan mengurangi pengaruh agresi kimia dan susut kering. Untuk senyawa C 3 AF kurang penting keberadaannya karena tidak tampak pengaruhnya terhadap proses pengerasan dan kekuatan dari pasta semen. Pada hidrasi semen akan dihasilkan jel kalsium silikat hidrat atau C- S-H gel yang merupakan butiran sangat halus dengan luas permukaan sangat tinggi dan kalsium hidroksida sebagai kapur bebas yang pada reaksi lanjutan yang dapat mengikat CO 2 membentuk kalsium karbonat atau disebut proses karbonasi, yang apabila terjadi berlebihan akan menjadi penyebab adanya proses pengembangan "swelling" beton yang akhirnya dapat mengurangi sifat kekekalan (2,3). Pada reaksi berikutnya, pasta semen yang terdiri dari jel kalsium hidroksida, air, sisa-sisa semen yang tidak bereaksi, kristal-kristalnya akan membentuk suatu rangkaian tiga demensi yang saling melekat random dan sedikit demi sedikit akan mengisi ruang yang semula ditempati oleh air, pasta menjadi kaku dan mengeras membentuk monolit. Rentan waktu antara menjadi keras dan penutupan pori oleh senyawa sisa hasil reaksi dapat dimanfaatkan untuk mengungkung limbah radioaktif secara random, sehingga radionuklida uranium akan terjepit/ terkungkung di antara butiran semen yang mengeras atau terdapat dalam pori yang terbentuk (3,4,7). Pengurangan jumlah air dalam reaksi hidrasi dapat terjadi karena selama reaksi hidrasi semen terjadi pelepasan panas reaksi yang tidak merata dan terjadi "flas-set" atau karena adanya proses sorbsi oleh adanya senyawa silikat yang berlebihan sehingga Ca(OH) 2 yang terbentuk sebagian terdesak keluar dari sistem ikatan semen selanjutnya membentuk lapisan tipis dipermukaan atau yang terikat dalam pori kapiler serta terjadinya pelepasan Ca(OH) 2 dari permukaan pori monolit. Pelepasan air yang singkat akan menyebabkan kurangnya persediaan air dalam pori yang bermanfaat dalam reaksi hidrasi selanjutnya. Sedangkan pelepasan Ca(OH) 2 memang dapat menyebabkan terjadinya abrasi permukaan dalam pelindian, tetapi pori monolit yang ditinggalkan oleh Ca(OH) 2 terisi oleh pasir silikat sehingga kekuatan monolit tetap dapat dipertahankan. Dampak negatif penambahan agregat pasir silikat adalah karena limbah radioaktif yang dikungkung mempunyai kecenderungan mudah menguap karena akan berpengaruh langsung terhadap ketersediaan air untuk keperluan reaksi hidrasi semen pada pengerasan awal selama 28 hari dan pada proses pengerasan lanjut (5,6). Monolit blok hasil sementasi limbah radioaktif dirancang untuk tahan dalam pengangkutan dan penyimpanan yang lama. Oleh karena itu penambahan agregat pasir silikat bertujuan untuk menambah kekuatan monolit blok yang dalam hal ini agregat dimaksudkan untuk bahan isi di dalam sistim adonan semen (3,6). Sedangkan pengujian terhadap monolit blok hasil sementasi bertujuan untuk mengetahui karakteristik monolit dalam mengungkung limbah untuk kurun waktu yang lama. Dalam penelitian ini dilakukan terhadap sampel monolit blok hasil sementasi dengan waktu pemeraman dan pelindian tertutup selama lima tahun. Persyaratan yang harus dipenuhi oleh monolit hasil solidifikasi limbah radioaktif diantaranya harus memiliki kuat ketahanan tekan minimum sebesar 2,5 N/mm 2 setelah dibebani limbah (5,8). Dengan menaikkan nilai ketahanan tekan monolit, diharapkan akan memperbaiki sifat ketahanan lindinya. Dengan memvariasi perbandingan air dan semen, konsentrasi limbah yang ditambahkan, konsentrasi agregat pasir silikat dan waktu pemeraman, akan diperoleh data karakteristik monolit blok meliputi sifat fisika dan sifat kimia monolit blok pada uji lindi dan akan diperoleh karakteristik kungkung monolit terhadap limbah radioaktif uranium cair fase air konsentrat evaporator. METODE PERCOBAAN Peralatan Yang Digunakan Mixer tangan dan gelas beker digunakan untuk membuat adukan adonan benda uji

Prayitno, dkk. ISSN 0216 3128 71 sementasi, tabung polyetilen digunakan untuk wadah adonan produk sementasi limbah dan wadah selama pemeraman awal dan pemeraman lanjut. Untuk karakterisasi kuat tekan monolit produk sementasi digunakan peralatan tekan Paul Webber. Bahan Yang Digunakan Semen Portland merk Nusantara diambil yang masih segar, agregat pasir silikat yang digunakan adalah pasir silikat standard E-Merck ukuran butir 120 mesh dengan kadar SiO2 sebesar 65 % dan sebagai air hidrasi digunakan aquades. Limbah yang diolah diambil dari konsentrat hasil proses evaporasi limbah cair uranium fase air dengan aditif EDTA sebagai anti buih sebanyak 0,6 g/l volume limbah. Cara Kerja 1. Preparasi limbah konsentrat Limbah konsentrat evaporator yang dipergunakan adalah konsentrat yang dihasilkan dari proses evaporasi limbah radioaktif uranium cair fase air yang dengan bahan anti kerak EDTA sebanyak 0,6 g/l menggunakan proses vakum (9). Limbah konsentrat tersebut terlebih dahulu diatur ph nya menjadi ph = 8 menggunakan natrium hidroksida teknis. 2. Penentuan harga perbandingan air dan semen Dibuat adonan semen dan air dalam gelas beker pada perbandingan antara air dan semen 0,28; 0,30; 0,35; 0,35; 0,40; 0,45 dan 0,50. Adonan diaduk menggunakan pengaduk listrik sampai diperoleh campuran yang homogen, dimasukkan ke dalam botol poliethylen dan diperam selama 28 hari. Untuk menentukan perbandingan air dan semen terbaik dilakukan uji ketahanan tekan menggunakan alat uji tekan Paul Webber. Pada kondisi terbaik dari percobaan ini, dengan cara yang sama ke dalamnya ditambahkan agregat pasir silikat sebanyak 1,0 %, 2,0 %, 3,0 %, 4, 0 % dan 5, 0 % berat semen. 3. Penentuan pengaruh penambahan limbah konsentrat Dibuat adonan yang terdiri dari semen, air, limbah konsentrat dan agregat pasir silikat. Beban limbah konsentrat divariasi yaitu : 0 %, 2 %, 4 %, 6 %, 8 %, 10 %, 12 %, 14 %., 16 % dan 20 %. Pembuatan adonan dilakukan dengan menuangkan limbah konsentrat, semen dan air kedalam gelas beker 1000 ml yang dikuti dengan pengadukan menggunakan mixer tangan sampai terbentuk adonan yang homogen. Adonan yang diperoleh dimasukkan ke dalam tabung polietilen dengan ukuran diameter 3,5 cm dan tinggi 4,0 cm untuk dilakukan pemeraman selama 28 hari dan lima tahun. Selanjutnya dilakukan uji ketahanan tekan menggunakan alat tekan Paul Webber. 4. Penentuan pengaruh penambahan agregat pasir silikat Kondisi terbaik dari percobaan (1) dan (2), selanjutnya dengan cara yang sama dengan (1) dan (2), kedalam adonan ditambahkan agregat pasir silikat bervariasi yaitu 1,0 %, 2,0 %, 3,0 %. 4,0 % dan 5,0 %. Setelah pemeraman selama 28 hari dilakukan uji ketahanan terhadap semua sampel, dan uji yang sama terhadap sampel yang dilindi dalam aquades selama 5 tahun dan terhadap sampel yang hanya diperam selama 5 tahun. HASIL DAN PEMBAHASAN Penentuan Perbandingan Air Dan Semen (A/S) Dari Tabel 1 dapat dilihat bahwa pada perbandingan air dan semen antara 0,28 sampai 0,35, nilai ketahanan tekan yang dihasilkan oleh monolit blok semakin besar, dan A/S di atas 0,35 nilai ketahan tekannya akan menurun. Hal ini terjadi diduga karena reaksi hidrasi semen sangat dipengaruhi oleh ketersediaan air yang ada dalam sistim hidrasi. Semakin sedikit jumlah air yang tersedia untuk hidrasi semen maka reaksi hidrasi akan tidak sempurna dan menyebabkan butiran semen tidak terhidrasi sempurna. Pada kondisi harga A/S semakin besar, atau air yang ditambahkan semakin besar maka nilai ketahanan tekan monolit blok yang dihasilkan menjadi semakin rendah. Hal ini terjadi karena air yang tersedia dalam sistim hidrasi semakin banyak, akibatnya terjadi bleeding dan banyak kapur bebas yang keluar dari pori ikatan semen atau monolit blok menjadi porous karena terlalu banyak air yang terjebak dalam monolit blok ketika adonan mengalami pengerasan awal dan karena monolit menjadi porous maka ketahanan tekannya menjadi rendah.

72 ISSN 0216 3128 Prayitno, dkk. Tabel 1. Hasil kuat tekan monolit blok pada berbagai perbandingan A/S setelah pemeraman selama 28 hari, tanpa penambahan limbah dan agregat pasir silikat. No Ratio Air dan Ketahanan Tekan Semen (A/S) (N.mm -2 ) 01 0,28 30,575 02 0,30 31,705 03 0,35 35,226 04 0,40 36,235 05 0,45 31,705 06 0,50 27,176 Dari analisis data menunjukkan bahwa kuat tekan untuk sampel monolit blok dengan perbandingan air dan semen (A/S = 0,30 sampai A/S = 0,40) tidak menunjukkan adanya perbedaan yang bermakna pada tingkat keyakinan 95 % ataupun 90 %. Jadi dapat diambil kisaran harga perbandingan antara air dan semen untuk proses immobilisasi antara A/S = 0,3 sampai A/S = 0,4. Pada percobaan selanjutnya digunakan perbandingan air dan semen (A/S = 0,40). Pengaruh Penambahan Agregat Pasir Silikat Pengaruh penambahan agregat pasir silikat terhadap karakteristik ketahanan tekan mobolit blok hasil sementasi dapat dilihat pada Tabel 2. Dari Tabel 2 dapat dilihat bahwa pada penambahan agregat pasir silikat 2,0 % sampai 3,0%, nilai ketahanan tekan yang dihasilkan oleh monolit blok adalah paling besar. Pada penambahan agregat pasir silikat di atas 3,0 % nilai ketahan tekannya akan cenderung menurun. Hal ini terjadi karena agregat pasir silikat yang ditambahkan dalam keadaan kering, maka diduga keberadaan agregat pasir silikat dalam adonan semen mengganggu ketersediaan air yang ada dalam sistim hidrasi. Oleh karena itu maka semakin banyak agregat pasir silikat yang ditambahkan ke dalam adonan, nilai ketahanan tekannya cenderung menjadi turun. Seperti telah diduga di muka, agregat pasir silikat dapat menjadi bahan isi Filler pada pori yang terbentuk pada monolit baik akibat ekstraksi air keluar sistim hidrasi, maupun akibat ekstraksi kapur menuju lapisan muka monolit semen. Meskipun demikian agregat pasir silikat mampu memperbaiki karakteristik ketahanan tekan monolit blok secara keseluruhan. Tabel 2. Pengaruh penambahanagregat pasir silikat terhadap karakteristik ketahanan tekan monolit blok sementasi pada kondisi : perbandingan air dan semen (A/S = 0,40) dan tanpa penambahan limbah. No Penambahan agregat ( % ) berat semen Ketahanan Tekan (N.mm - 2 ) 01 0,0 36,235 02 1,0 38,241 03 2,0 40,146 04 3,0 39,765 05 4,0 38,272 06 5,0 37,754 Dari data percobaan tersebut maka percobaan selanjutnya diambil pada penambahan agregat pasir silikat sebanyak 3,0 %, karena pada kondisi tersebut memberikan nilai ketahanan tekan yang terbesar yaitu = 40,146 N.mm -2. Pengaruh Penambahan Limbah Konsentrat Pengaruh penambahan limbah konsentrat evaporator terhadap karakterisrik ketahanan tekan monolit blok hasil sementasi dapat dilihat pada Tabel 3. Dari Tabel 3 dapat diperoleh informasi bahwa penambahan limbah konsentrat ke dalam adonan semen berpengaruh langsung terhadap karaktersistik ketahanan tekannya. Semakin banyak limbah konsentrat yang ditambahkan ke dalam adonan, nilai ketahanan tekannya menjadi semakin rendah terutama terhadap monolit blok tanpa penambahan agregat pasir silikat. Hal ini terjadi dimungkinkan karena limbah konsentrat yang ditambahkan ke dalam adonan semen diduga dapat mengganggu reaksi hidrasi. Keberadaan limbah konsentrat dalam adonan semen terutama dapat menimbulkan jarak antar partikel butiran semen menjadi lebar sehingga dapat menimbulkan pori pada monolit. Semakin banyak limbah konsentrat yang ditambahkan akan menyebabkan bertambahnya jumlah pori dan adanya pori monolit dan menyebabkan terjadinya kekeroposan monolit. Kondisi yang demikian akan menyebabkan semakin turunnya kekuatan tekan blok monolit. Keadaan ini berbeda untuk sampel monolit yang ke dalamnya ditambahkan agregat pasir silikat, meskipun secara umum penambahan limbah konsentrat menurunkan nilai ketahanan tekannya, tetapi secara keseluruhan nilai ketahanan tekannya masih di atas monolit yang

Prayitno, dkk. ISSN 0216 3128 73 tidak ditambah agregat pasir silikat. Hal ini diduga terjadi karena pori yang terbentuk terisi oleh agregat pasir silikat dan juga pasir silikat diduga mampu menetralisir pengaruh sifat kimia limbah konsentrat yang dikungkung. Tabel 3. Pengaruh penambahan limbah konsentrat terhadap karakteristik ketahanan tekan monolit blok pada kondisi : perbandingan air dan semen (A/S = 0,4), penambahan agregat pasir silikat = 3,0 % dan waktu pemeraman selama 28 hari dan 5,0 tahun. Ketahanan Tekan ( N.mm -2 ) Pasir Silikat = 0,0 % Pasir Silikat = 3,0 % 28 Hari 5 tahun 28 Hari 5 tahun 0,0 36,355 28,515 40,146 37,454 2,0 34,154 26,215 38,549 35,465 4,0 30,856 24,442 36,326 33,424 6,0 27,855 22,205 32,676 29,154 8,0 25,755 19,114 29,119 26,437 10,0 21,550 16,216 26,422 23,545 12,0 14,250 10,585 20,165 18,226 14,0 12,165 9,225 18,425 12,152 16,0 10,850 3,325 12,767 6,115 18,0 6,865 1,424 8,422 4,865 20,0 4,445 Retak 5,228 2,225 Limbah konsentrat (%) Dari percobaan diperoleh data bahwa penambahan limbah konsentrat maksimum adalah sebesar 10 % berat total adonan untuk sampel monolit yang tidak ditambah agregat pasir silikat, dan 14 % berat total adonan untuk sampel monolit yang kedalamnya ditambahkan agregat pasir silikat. Kondisi ini berlaku untuk semua sampel monolit dengan waktu pemeraman selama 28 hari dan lima tahun tanpa perlakuan pelindian. Uji Pelindian Terhadap Karakteristik Monolit Percobaan uji pelindian sampel monolit hasil sementasi limbah konsentrat evaporator dapat dilihat pada Tabel 4. Dari Tabel 4 diperoleh informasi bahwa agregat pasir silikat sangat berpengaruh terhadap karakteristik monolit hasil sementasi limbah konsentrat evaporator. Untuk beban limbah konsentrat yang sama, pada uji pelindian tertutup selama lima tahun, kondisi sampel monolit yang kedalamnya ditambahkan agregat pasir silikat relatif lebih stabil bila dibandingkan dengan sampel monolit yang tidak diberi agregat pasir silikat. Sampel monolit yang tidak ditambahkan agregat pasir silikat, untuk pelindian selama lima tahun mempunyai kemampuan dibebani limbah konsentrat evaporator maksimum sebesar 2,0 % yaitu memberikan ketahanan tekan sebesar 2,622 N.mm -2. Penambahan limbah konsentrat di atas 10 % mempunyai kecenderungan mengalami kerusakan monolit pada pelindian yaitu mengalami retak semen dan akhirnya hancur. Tabel 4. Pengaruh beban limbah konsentrat evaporator pada uji pelindian pada kondisi perbandingan air dan semen (A/S = 0,4) dalam media lindi aquades selama lima tahun. Ketahanan Tekan ( N.mm -2 ) Pasir Silikat = 0,0 % Pasir Silikat = 3,0 % 0,0 4,215 10,442 2,0 4,421 8,242 4,0 2,885 6,825 6,0 2,622 6,115 8,0 Retak 5,102 10,0 Retak 4,425 12,0 hancur 2,665 14,0 hancur Retak 16,0 hancur Retak 18,0 hancur Hancur 20,0 hancur Hancur Limbah konsentrat (%) Sedangkan sampel monolit yang kedalamnya ditambahkan agregat pasir silikat, untuk pelindian selama lima tahun mempunyai kemampuan dibebani limbah konsentrat evaporator maksimum sampai sebesar 10 % yaitu memberikan ketahanan tekan sebesar 4,425 N.mm -2. Kenyataan ini menunjukkan bahwa penambahan agregat pasir silikat mampu

74 ISSN 0216 3128 Prayitno, dkk. mempertahankan kualitas monolit hasil sementasi limbah uranium konsentrat evaporator. Kerusakan monolit dalam pelindian diperkirakan karena adanya intrusi air lindi ke dalam monolit, sehingga terjadi swelling dan akhirnya monolit dapat hancur apabila dalam pelindian terjadi abrasi monolit secara terus menerus akibat adanya ekstraksi Ca(OH) 2 keluar dari pori monolit. Penambahan agregat pasir silikat ke dalam monolit diharapkan mampu menjadi sorben apabila terjadi intrusi air lindi melalui pori monolit, tetapi apabila agregat mengalami jenuh air, justru terjadinya swelling monolit akan lebih hebat dan kehancuran monolit akan terjadi pada pelindian lanjut. KESIMPULAN Dari data percobaan dan pembahasan di atas dapat diambil beberapa kesimpulan bahwa : 1. Pasir silikat dapat digunakan sebagai agregat dalam pembuatan monolit blok sementasi limbah uranium konsentrat evaporator. 2. Berdasarkan uji karakteristik ketahanan tekan monolit melalui proses pemeraman dan pelindian selama lima tahun, pasir silikat mampu mempertahankan kualitas monolit blok hasil sementasi limbah uranium konsentrat evaporator. 3. Kondisi terbaik untuk perbandingan air dan semen (A/S=0,40), beban limbah uranium konsentrat evaporator sebanyak 10,0 % berat adonan, penambahan agregat pasir silikat sebanyak 3,0 % berat semen. Pada pelindian selama lima tahun memberikan ketahanan tekan sebesar 4,425 N.mm -2. DAFTAR PUSTAKA 1. SURGENT & LUNDY ENGINEER, Low Level Radwaste Solidification, California, 1983. 2. BROWNSTEIN,M., R.G.LEVESQUE, Experience With Cement Usage as The Binding Agent For Radwaste, ASME Publication, New York, 1979. 3. ANTONO, Prof.Ir, Teknologi Beton, Fakultas Teknik Jurusan Sipil UGM, Yogyakarta, 1980. 4. ZANGE,E., SCHLENTER, M.; LASCHER, Immobilization of Waste-Water Residues By Embedding Into Concrete, IAEA-SM- 261. 5. SUPARDI, Penelitian Fiksasi Resin Bekas Dengan Semen, Prosiding Pertemuan dan Presentasi Ilmiah Penelitian Dasar Ilmu Pengetahuan dan Teknologi Nuklir, ISSN 0216-3128, PPNY-BATAN, 1988. 6. GARLEY MACAULY K.W,, " Advanced Management Methodes for Medium Active Waste ", ISSN 0275-7273, 1981. 7. J.A.AYRES, " Decontamination Of Nuclear Reactors And Equipment ", Pacific Northwest Laboratory Battelle Memorial Institute, New York, 1982. 8. NEVILLE, AM, "Concrete Technology, Longman Science & Technical", Copublished in The United State with John Wiley & Sons, Inc, New York, 1987. 9. ENDRO KISMOLO, dkk, Pengaruh aditif garam silikat terhadap karakteristik Monolit Blok Hasil Sementasi Limbah Uranium Konsentrat Evaporator Na silikat, Prosiding JASA KIAI, Yogyakarta, 2003 TANYA JAWAB Wisjachudin Faisal Apa kelebihannya dengan penambahan agregat pasir silika dibandingkan dengan hanya pakai semen saja? Prayitno Aditif pasir silikat pada monolit blok hasil sementasi limbah konsentrat evaporator, dapat diperoleh monolit blok dengan karakteristik ketahanan tekan lebih tinggi jika dibandingkan tanpa aditif. Djarot S.W. Seberapa besar dampak agregat Si pada sementasi limbah U + konsentrat evaporator? Prayitno Untuk beban limbah lumpur konsentrat evaporator sampai 6,0%, agregat pasir silikat mampu meningkatkan karakteristik ketahanan tekan monolit rerata sampai 118,396%. Pada penambahan limbah lumpur konsentrat evaporator sampai 12,0%, agregat pasir silikat mampu mempertahankan monolitas blok monolit pada pelindihan.