Merasakan Perjalanan di Jalan Sholeh Iskandar Oleh : Octadian Pratiwanggono Pendahuluan Pagi itu, hari Rabu tanggal 17 Februari 2016, waktu penunjukan pukul 07.00 wib, perjalanan setiap hari yang dilakukan untuk menuju ke tempat kerja. Jarak tempat tinggal menuju ke tempat kerja berjarak + 18 km. Dengan jarak yang tidak terlalu jauh, maka dengan waktu 30 menit diharapkan perjalanan itu dapat diselesaikan dengan kecepatan 36 km/jam. Namun ternyata perhitungan waktu yang telah dipersiapkan tidak dapat berjalan sesuai harapan. Kondisi lalu lintas yang terjadi di ruas jalan Sholeh Iskandar menunjukan kondisi lalu lintas yang sudah saturated. Kondisi saturated dimaksudkan adalah kondisi lalu lintas yang sudah sangat terganggu kelancarannnya dan cenderung mengalami kemacetan. Ruas jalan Sholeh Iskandar sepanjang +5 km dari jalan Raya Raya Bogor-Pajajaran sampai dengan pertigaan Selabenda (Jl. Semplak) memiliki karakteristik yang berbeda. Perbedaan dapat dibagi dalam 2 (dua) segmen, yaitu (1) ruas jalan Raya Bogor-Pajajaran sampai dengan simpang Yasmin, dan (2) Simpang Yasmin sampai dengan Simpang Selabenda. Gambar 1 Ruas Jalan Sholeh Iskandar Kota Bogor Pada Gambar 1, dapat diketahui kedua segmen ruas jalan Sholeh Iskandar yang memiliki karakteristik sangat berbeda, sehingga kecepatan perjalanan yang dapat ditempuh pada kedua ruas jalan juga sangat berbeda. Ruas jalan Segmen 1 yang menghubungkan jalan Raya Bogor-Pajajaran menuju ke persimpangan Yasmin menunjukan pemanfaatan ruang yang sudah sangat padat kegiatan, sementara pada segmen 2 menujukan pemanfaatan ruang yang sedang. 1
Pemanfaatan Ruang Ruas jalan Sholeh Iskandar merupakan jalan raya yang memiliki fungsi sebagai jalan Kolektor Primer, dan berstatus sebagai jalan Nasional. Ruas jalan ini menghubungkan Kota Bogor dengan Kota Jakarta, maupun Kota Tangerang. Sebagai fungsi kolektor primer, ruas jalan ini seyogya memiliki karakteristik pelayanan sebagai ruas jalan yang memiliki kecepatan sedang-tinggi, dan lalu lintas besar. Dengan karakteristik pelayanan ruas jalan tersebut, tentunya pemanfaatan ruang yang berada di sisi kiri dan kanan jalan menyesuaikan dengan fungsi ruas jalan. Untuk ruas jalan Sholeh Iskandar menunjukan bahwa pemanfaatan fungsi ruang yang berada di sisi kiri dan kanan jalan menunjukan kondisi yang berbeda. Sepanjang ruas jalan Sholeh Iskandar, khususnya untuk segmen 1, menunjukan pemanfaatan ruang untuk perdagangan, perkantoran, perbengkelan, rumah makan, pendidikan dan perumahan/apartemen maupun perhotelan. Pemanfaatan ruang perdagangan, pada ruas jalan ini terdapat beberapa pusat perdagangan yang tersedia, seperti pusat perdagangan Yogya, Ramayana, Lotte Mart, Depo Bangunan, Mitra 10, Sumber Perkakas yang jaraknya sangat berdekatan, selain perdagangan yang besar juga terdapat kegiatan perdagangan dalam skala kecil, seperti Alfamart, Indomart, maupun perdagangan oleh-oleh khas kota Bogor. Gambar 2 Pusat Perdagangan Yogya dan Ramayana Pada segmen 1 ruas jalan Sholeh Iskandar juga terdapat pemanfaatan ruang untuk perkantoran terdapat beberapa fungsi perkantoran seperti, kantor Manulife, kantor Perbankan (BCA, Mandiri, Panin) maupun perkantoran swasta lainnya. Lokasi perkantoran ini juga 2
menunjukan adanya fasilitas akses langsung menuju jalan Sholeh Iskandar. Fasilitas akses ini juga memberikan kontribusi beban bagi kinerja ruas jalan ini. Untuk pemanfaatan ruang pendidikan pada ruas jalan ini terdapat Kampus 1 Akademi Kebidanan Bogor Husada Plus (Pendidikan Kebidanan Terpadu), Universitas Ibnu Khaldun, Sekolah Bahasa ILP, TK Mini Pak Kasur (Cabang Bogor), Sekolah Bina Insani, Sekolah SMAN 2, SMA PGRI 3, SMK Tri Dharma 2 & 4. Kegiatan pendidikan yang terjadi di ruas jalan ini memberikan konstribusi gangguan arus lalu lintas, mengingat cukup banyak siswa/mahasiswa yang menyeberang jalan. Pada lokasi kegiatan pendidikan ini tidak disedianya fasilitas menyeberang jalan yang grade separate (penyeberangan tidak sebidang). Penyeberang jalan dilakukan sebidang dengan jalan raya, sehingga jika ada penyeberang jalan maka kendaraan akan berhenti, hal ini tentunya akan sangat mengganggu pengendara jalan. Gambar 3 Pemanfaatan Ruang Pendidikan (Kantor UT dan Uni Ibnu Khaldun) Pemanfaatan ruang di sepanjang jalan Sholeh Iskandar masih cukup banyak fungsi ruang lainnya, seperti fungsi rumah makan, pada ruas jalan ini terdapat beberapa rumah makan, seperti rumah makan Ampera, MC Donald, Ayam KQ5, Sate Tegal, Bebek Goreng H Slamet, distributor minuman Teh Botol. Selain rumah makan juga terdapat perdagangan buah, seperti toko buah Total. Beberapa toko bangunan seperti TB Mitra Agung, PD Cimanggu Jaya (Distributor Kayu), TB Agung Jaya, dan TB Duta Bangunan beroperasi di ruas jalan Sholeh Iskandar. Fungsi perhotelan juga terdapat beberapa hotel yang terdapat di ruas jalan ini, seperti Pondok Nirwana, dan Hotel Arnava. Fungsi perumahan yang mengakses langsung ke jalan Sholeh Iskandar cukup banyak yang telah beroperasi/berfungsi, seperti perumahan Griya Cimanggu Indah, Perumahan Cimangggu Permai, Bukit Cimanggu City, Cimanggu Wates, Perumahan Budi Agung, 3
Sailendra Residence. Setiap jalan akses menuju ke kawasan perumahan memberikan konstribusi beban yang relatif berat pada jalan ini. Khususnya untuk perumahan Cimanggu Permai secara langsung memberikan dampak kemacetan yang signifikan, mengingat akses keluar dari perumahan ini, setelah keluar menuju ke jalan Sholeh Iskandar dalam jarak kurang dari 10 meter, langsung melakukan gerakan membalik arah, sehingga arus lalu lintas yang menerus terganggu oleh kendaraan yang membalik arah dari kawasan perumahan ini. Gambar 4 Kawasan Perumahan di Segmen 1 Jalan Sholeh Iskandar Fungsi pemanfaatan ruang yang terjadi di sepanjang ruas jalan Sholeh Iskandar (segmen 1) menunjukan fungsi pemanfaatan ruang yang memiliki sifat lokal, keberadaan fungsi ruang yang ada saat ini ditujukan kepada masyarakat lokal. Peranan Ruas Jalan Ruas jalan Soleh Iskandar memiliki peranan dalam sistem jaringan primer. Dalam sistem jaringan primer ruas jalan ini merupakan fungsi jaringan jalan antara kota. Ruas Jalan Sholeh Iskandar memiliki fungsi untuk menghubungkan Kota Bogor dengan kota Jakarta maupun kota Tangerang dan seterusnya untuk ke arah Utara/Barat, sementara untuk arah ke Selatan dan Timur, ruas jalan ini berfungsi untuk menghubungkan kota Sukabumi, Cianjur, maupun kota Bandung. Dalam sistem jaringan jalan nasional, ruas jalan ini memiliki peranan yang sangat strategis, ruas jalan ini merupakan jalan alternatif jalan raya Bogor-Jakarta. Jalan Raya Bogor-Jakarta yang menghubungkan Kota Bogor dan Kota Jakarta merupakan jalan Daendels yang dibangun pada jaman Belanda untuk menghubungkan Kota Batavia (Jakarta) dengan kota Bogor. Fungsi jalan Raya Bogor-Jakarta ini memiliki fungsi arteri dengan peranan primer, sehingga ruas jalan raya bogor-jakarta memiliki peranan sebagai jalan Arteri Primer. Pada sistem jaringan jalan arteri primer, ruas jalan Raya Bogor-Jakarta memiliki karakteristik, sebagai berikut : Jalan arteri primer didesain berdasarkan kecepatan rencana paling rendah 60 (enam puluh) kilometer per jam (km/h); Lebar Daerah Manfaat Jalan minimal 11 (sebelas) meter; 4
Jumlah jalan masuk dibatasi secara efisien; jarak antar jalan masuk/akses langsung minimal 500 meter, jarak antar akses lahan langsung berupa kapling luas lahan harus di atas 1.000 m 2, dengan pemanfaatan untuk perumahan; Persimpangan pada jalan arteri primer diatur dengan pengaturan tertentu yang sesuai dengan volume lalu lintas dan karakteristiknya; Harus mempunyai perlengkapan jalan yang cukup seperti rambu lalu lintas, marka jalan, lampu lalu lintas, lampu penerangan jalan, dan lain-lain; Jalur khusus seharusnya disediakan, yang dapat digunakan untuk sepeda dan kendaraan lambat lainnya; Jalan arteri primer mempunyai 4 lajur lalu lintas atau lebih dan seharusnya dilengkapi dengan median (sesuai dengan ketentuan geometrik); Apabila persyaratan jarak akses jalan dan atau akses lahan tidak dapat dipenuhi, maka pada jalan arteri primer harus disediakan jalur lambat (frontage road) dan juga jalur khusus untuk kendaraan tidak bermotor (sepeda, becak, dll). Ruas jalan Jakarta-Bogor yang menghubungkan Kota Jakarta dengan Kota Bogor melewati ibukota Kabupaten Bogor (Cibinong). Ruas jalan ini Pada ruas jalan Sholeh Iskandar yang merupakan jalan alternatif untuk menghubungkan kota Bogor dengan Kota Jakarta memiliki fungsi jalan kolektor. Jalan kolektor, merupakan jalan umum yang berfungsi melayani angkutan pengumpul atau pembagi dengan ciri perjalanan jarak sedang, kecepatan rata-rata sedang, dan jumlah jalan masuk dibatasi. Karakteristik jalan Kolektor Primer, sebagai berikut : Jalan kolektor primer dalam kota merupakan terusan jalan kolektor primer luar kota. Jalan kolektor primer melalui atau menuju kawasan primer atau jalan arteri primer. Jalan kolektor primer dirancang berdasarkan kecepatan rencana paling rendah 40 (empat puluh) km per jam. Lebar badan jalan kolektor primer tidak kurang dari 7 (tujuh) meter Jumlah jalan masuk ke jalan kolektor primer dibatasi secara efisien. Jarak antar jalan masuk/akses langsung tidak boleh lebih pendek dari 400 meter. Kendaraan angkutan barang berat dan bus dapat diizinkan melalui jalan ini. Persimpangan pada jalan kolektor primer diatur dengan pengaturan tertentu yang sesuai dengan volume lalu lintas nya. Jalan kolektor primer mempunyai kapasitas yang sama atau lebih besar dari volume lalu lintas rata-rata. Lokasi parkir pada badan jalan sangat dibatasi dan seharusnya tidak diizinkan pada jam sibuk. Harus mempunyai perlengkapan jalan yang cukup seperti rambu lalu lintas, marka jalan, lampu lalu lintas dan lampu penerangan jalan. Besarnya lalu lintas harian rata-rata pada umumnya lebih rendah dari jalan arteri primer. Dianjurkan tersedianya Jalur Khusus yang dapat digunakan untuk sepeda dan kendaraan lambat lainnya. Untuk ruas jalan Sholeh Iskandar dari Simpang Raya Bogor-Jakarta menuju ke simpang Yasmin terdapat sebanyak 5 (lima) jalan akses dari kawasan perumahan, sebanyak 4 (empat) dari tempat pendidikan, sebanyak 4 (empat) jalan akses perkantoran, sebanyak 6 (enam) jalan akses perdagangan, 7 (tujuh) jalan akses pertokoan. Dengan demikian jumlah jalan akses untuk pemanfaatan ruang di sisi kiri jalan sebanyak 26 (dua puluh enam) jalan akses. Dengan 5
mempertimbangkan panjang ruas jalan dan jumlah akses yang ada, maka jarak antara akses pada saat ini berkisar 77 meter. Hal ini berarti setiap 77 meter terdapat gangguan akses keluar masuk kendaraan. Kesesuaian Peranan Jalan dan Pemanfaatan Ruang Dengan mencermati bahwa ruas jalan Sholeh Iskandar memiliki peranan jalan kolektor primer, tentunya dengan peranan jalan kolektor primer memiliki persyaratan yang harus dipenuhi, sebagai jalan kolektor primer ruas jalan ini harus memiliki kecepatan paling rendah 40 km/jam. Sementara kondisi saat ini untuk menempuh ruas jalan Sholeh Iskandar dari persimpangan jalan raya Bogor-Jakarta, menuju ke persimpangan Yasmin dengan jarak yang hanya 2 kilometer, diperlukan waktu berkisar 15-25 menit, pada waktu pagi hari dan sore hari. dengan waktu tempuh selama 20 menit, maka kecepatan perjalanan yang dihasilkan pada ruas jalan Sholeh Iskandar hanya berkisar 6 km/jam. Hal ini terjadi dikarenakan gangguan yang terjadi di ruas jalan Sholeh Iskandar sudah sangat tinggi. Faktor pengganggu ruas jalan sholeh Iskandar dapat berupa jalan akses perumahan, jalan akses perkantoran, jalan akses kegiatan ekonomi lainnya, dan gangguan penyeberang jalan pada lokasi perdagangan dan pendidikan. Kondisi pemanfaatan ruang dan peranan ruas jalan menunjukan kondisi yang tidak sesuai, kondisi peranan jalan yang cukup tinggi sebagai Kolektor Primer, sementara pemanfaatan ruang menunjukan sebagai fungsi lokal sekunder. Keidka sesuaian antara peranan ruas jalan dan pemanfaatan ruang di jalan Sholeh Iskandar akan mengakibatkan terjadinya kemacetan lalu lintas yang berkelanjutan. Upaya Penanganan Kemacetan Lalu Lintas Upaya penanganan yang dapat dilakukan untuk membantu mengatasi kemacetan lalu lintas yang terjadi di jalan Sholeh Iskandar dapat dilakukan melalui beberapa alternatif penanganan, sebagai berikut : a. Penyesuaian antara perananan ruas jalan Sholeh Iskandar dengan pemanfaatan ruang di sisi kiri dan kanan jalan. Pemanfaatan raung pada sisi kiri dan kanan ruas jalan menunjukan fungsi lokal, dengan kondisi pemanfaatan ruang yang bersifat lokal, tentunya lebih mudah menurunkan peranan ruas jalan Sholeh Iskandar sebagai peranan Sekunder. Untuk menggantikan peranan ruas jalan Sholeh Iskandar sebagai peranan jalan kolektor primer perlu dipersiapkan jalan pengganti, yang berfungsi sebagai jalan Bypass (jalan baru). Upaya ini agak sulit untuk dilaksanakan, dikarenakan kemampuan pemerintah yang sangat terbatas, walaupun pada saat ini telah dipersiapkan pembangunan jalan tol yang menghubungkan Sentul Selatan menuju ke Dramaga, yang terbangun sudah sampai dengan Kedung Badak. b. Pembatasan akses jalan menuju ke jalan Sholeh Iskandar. Pemerintah daerah melakukan kajian untuk melakukan pembatasan jalan akses dengan minimal jarak akses sepanjang 300 meter. Melakukan pengaturan dengan melakukan penggabungan jalan akses yang menuju ke jalan Sholeh Iskandar, dengan panjang jalan 2 kilometer, maka jumlah akses yang diperbolehkan berjumlah maksimal 4-7 akses. 6
c. Pembanguan Grade Separation untuk pejalan kaki yang berbentuk underpass. Fasilitas penyeberang jalan kiranya dapat dipisahkan dengan arus lalu lintas kendaraan bermotor. Pada lokasi yang tingkat penyeberang jalan cukup tinggi, diperlukan fasilitas penyeberang jalan, seperti di depan Perdagangan Yogya dan Ramayana serta tempat pendidikan Universitas Ibnu Khadun dan Akbid Persada Husada. Kesimpulan Peranan ruas jalan Sholeh Iskandar menunjukan ketidaksesuaian dengan pemanfaatan ruang yang berada di sisi kiri dan kanan jalan. Peranan ruas jalan Sholeh Iskandar relatif terlalu tinggi jika dibandingkan dengan pemanfaatan ruang. Dengan terjadinya ketidaksesuaian peranan ruas jalan dan pemanfaatan ruang maka akan menimbulkan dampak-dampak yang tidak baik, dampak yang secara langsun dirasakan oleh pengguna adalah kemacetan lalu lintas. Dengan tingkat aktifitas kegiatan ekonomi masyarakat di sisi kiri dan kanan jalan yang cenderung semakin meningkat, maka kecenderungan penurunan kinerja ruas jalan Sholeh Iskandar akan terus berlangsung. Penanganan terhadap permasalahan lalu lintas ini perlu segera di lakukan, untuk meningkatakan pelayanan ruas jalan Sholeh Iskandar. Diharapkan denan penanganan yang tepat akan diperoleh manfaat bagi masyarakat. Dampak kemacetan secara tidak langsung memberikan dampaik kerugian kepada masyarakat. 7