BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

dokumen-dokumen yang mirip
BAB IV DESKRIPSI HASIL DAN PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB V PEMBAHASAN. A. Terdapat Pengaruh Pendekatan CTL Terhadap Hasil Belajar. Setelah analisis data penelitian selesai, langkah selanjutnya adalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. dengan teknik tes dan non-tes. Dalam teknik tes misalnya pemberian beberapa

BAB I PENDAHULUAN. Menengah Kejuruan (SMK). Posisi SMK menurut UU Sistem Pendidikan. SMK yang berkarakter, terampil, dan cerdas.

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan fenomena manusia yang fundamental, yang juga

PENGARUH PENERAPAN QUANTUM LEARNING TERHADAP HASIL BELAJAR BIOLOGI SISWA KELAS X SMA NEGERI 4 SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2011/2012

Nuria Ulpa Rambe

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan yang mampu mendukung pembangunan dimasa mendatang

PENGARUH CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING

A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Ilmu pengetahuan alam (IPA) berkaitan dengan cara mencari tahu tentang

PENERAPAN PENDEKATAN PEMBELAJARAN CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING (CTL) DISERTAI TUGAS TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA KELAS VII

PENERAPAN METODE CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING DALAM MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

JURNAL SAINTIFIK VOL.2 NO.2, JULI Kata kunci: Strategi Pembelajaran Aktif Tipe Tim Kuis, Eksperimen

PENGARUH CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING TERHADAP PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIS SISWA

BAB I PENDAHULUAN. mewarnai seluruh aspek kehidupan manusia. Dalam rangka mengimbangi

Meningkatkan Pemahaman Konsep Perubahan Wujud Benda Pada Siswa Kelas IV SDN 3 Siwalempu Melalui Pendekatan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING DISERTAI DENGAN KEGIATAN DEMONSTRASI TERHADAP PRESTASI BELAJAR ASAM, BASA, DAN GARAM

IMPLEMENTASI PEMBELAJARAN PENEMUAN TERBIMBING DENGAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL TERHADAP HASIL BELAJAR PLH MAHASISWA S-1 PGSD BOJONEGORO ABSTRAK

Oleh: Rusmiati SD Negeri 1 Punjul Karangrejo Tulungagung

BAB I PENDAHULUAN. manusia baik dalam hubungan dengan Tuhannya maupun berinteraksi dengan

BAB I PENDAHULUAN. adalah pembelajaran yang sifatnya aktif, inovatif dan kreatif. Sehingga proses

BAB I PENDAHULUAN. Observasi penulis pada kelas yang melakukan kegiatan pembelajaran fisika.

BAB I PENDAHULUAN. berjalan secara efektif dan efisien yang dimulai dari perencanaan, mengupayakan agar individu dewasa tersebut mampu menemukan

BAB I PENDAHULUAN. Sekolah, dalam kaitannya dengan pendidikan sebaiknya dijadikan tempat

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

PENERAPAN PENDEKATAN CTL DENGAN METODE EKSPERIMEN DALAM PENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPA TENTANG GAYA KELAS IV SD NEGERI 2 PANJER

Jurnal Dialog: Volume III, Maret 2016 ISSN:

MODEL KOOPERATIF STAD BERBASIS PENDEKATAN CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING (CTL) PADA PEMBELAJARAN FISIKA DI SMA ARTIKEL. Oleh

BAB I PENDAHULUAN. dirinya yang memungkinkannya untuk berfungsi secara baik dalam kehidupan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. dirasakan oleh siswa kelas VII SMPN 1 Bandar Lampung. Berdasarkan hasil

BAB I PENDAHULUAN. penunjang roda pemerintahan, guna mewujudkan cita cita bangsa yang makmur dan

Oleh: NINIK ASROFIN Dibimbing oleh : 1. Dr. Suryo Widodo, M.Pd. 2. Drs. Darsono, M.Kom.

BAB I PENDAHULUAN. (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2010), hlm Muhibbin Syah, Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru,

BAB I PENDAHULUAN. hlm. 36

PENGARUH MODEL CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING TERHADAP HASIL BELAJAR IPA MATERI GAYA

BAB I PENDAHULUAN. perbaikan sikap manusia. Proses pendidikan dilakukan oleh siapapun, dimanapun,

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

EFEKTIVITAS PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN CONTEXTUAL TEACHING LEARNING

BAB I PENDAHULUAN. Kencana, Jakarta, 2006, hlm Undang-Undang RI No.20 Tahun 2003, tentang Sistem Pendidikan Nasional, Sinar

PENERAPAN PENDEKATAN PEMBELAJARAN CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING

PENGGUNAAN MODEL CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING DENGAN MEDIA BENDA KONKRET

BAB II KAJIAN PUSTAKA

PENGARUH STRATEGIPEMBELAJARAN KONTEKSTUAL DAN MOTIVASI BERPRESTASI TERHADAP KOMPETENSI MENULIS DESKRIPSI SISWA SMP KELAS VIII

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. lebih besar, karena kedudukannya sebagai orang yang lebih dewasa, lebih

EFEKTIVITAS PENGGUNAAN MODUL DENGAN PENDEKATAN CTL TERHADAP KEBERHASILAN PENGAJARAN REMEDIAL KELAS VIII

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. yang wajib dipelajari di Sekolah Dasar. Siswa akan dapat mempelajari diri

*keperluan korespondensi, telp/fax: ,

Ivana Margaretta Simanjuntak* Jurusan Kimia, FMIPA, Universitas Negeri Medan *

Artikel diterima: Oktober 2017; Dipublikasikan: November 2017

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Iva Sucianti, 2013

BAB I PENDAHULUAN. manusia untuk mananggulangi masalah-masalah yang dihadapi sepanjang hayat

YANIK SULISTYANI SDN Ngletih Kec.Kandat Kab.Kediri

Penerapan Model Pembelajaran CTL

PENGARUH PENDEKATAN KONSTRUKTIVISME TERHADAP HASIL BELAJAR BIOLOGI SISWA KELAS I SMA SRIJAYA NEGARA PALEMBANG. Yenny Anwar*) Abstrak

II. TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PIKIR, DAN PARADIGMA. bersifat membentuk atau merupakan suatu efek.

PENINGKATAN HASIL BELAJAR MENGANALISIS RANGKAIAN LISTRIK MENGGUNAKAN METODE PEMBELAJARAN CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING (CTL) DI SMKN 2 LUBUK BASUNG

UPAYA MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP DAN CARA BERPIKIR KRITIS SISWA MELALUI METODE CONTEXTUAL

BAB I PENDAHULUAN. dan keterampilan manusia. Kita dapat mengembangkan kemampuan pribadi, daya

BAB I PENDAHULUAN. dengan cara melakukan perbaikan proses belajar mengajar. Berbagai konsep

I. PENDAHULUAN. Pendidikan di Indonesia sedang mendapat perhatian dari pemerintah. Berbagai

NPM :

PENCAPAIAN KETUNTASAN HASIL BELAJAR DENGAN MODEL SNOWBALLING PENDEKATAN CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING

PENERAPAN PENDEKATAN CTL

BAB I PENDAHULUAN. 1 Undang-Undang, Sistem Pendidikan Nasional (Sisdiknas) 2003, Sinar Grafika, Jakarta, 2006,

PENERAPAN MODEL CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING (CTL) DAN MEDIA BENDA KONKRET DALAM PENINGKATAN PEMBELAJARAN IPA SISWA KELAS III SDN 3 PANJER

Afif Yuli Candra Prasetya dan Suliyanah Jurusan Fisika, Universitas Negeri Surabaya

BAB I PENDAHULUAN. seluruh kalangan, keberadaannya yang multifungsional menjadikan pendidikan. merupakan tolak ukur yang utama dalam kehidupan.

ARTIKEL SKRIPSI. Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Syarat Guna. Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd.) Pada Jurusan PGSD OLEH : DEWI ANDARYUNI

BAB I PENDAHULUAN. keluarga, masyarakat dan pemerintah, melalui kegiatan bimbingan,

I. PENDAHULUAN. menghasilkan, mencipta, sekalipun tidak banyak suatu penciptaan dibatasi oleh

BAB I PENDAHULUAN. Media Group, Jakarta, 2010, hlm Wina Sanjaya, Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan, Prenada

SKRIPSI Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Program Studi Biologi. Diajukan oleh :

PENGARUH PENERAPAN PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL TERHADAP HASIL BELAJAR IPA SISWA KELAS IV SD NEGERI KARANGJATI

BAB I PENDAHULUAN. mengajar yaitu terdapatnya interaksi antara siswa dan guru. Belajar menunjuk. dan evaluasi pembelajaran (Hamalik, 2005).

mengembangkan aktivitas dan kreativitas peserta didik, melalui

BAB I PENDAHULUAN. siswanya menjadi lebih kritis dan kreatif. Pendidikan merupakan wadah untuk berlatih, berkreasi, mewujudkan cita-cita

Skripsi OLEH: REDNO KARTIKASARI K

ARTIKEL SKRIPSI. Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd.) Pada Jurusan PGSD UNP KEDIRI.

BAB I PENDAHULUAN. untuk mempelajari fakta dan informasi saja, namun juga harus mempelajari

BAB I PENDAHULUAN. hlm. 74.

I. PENDAHULUAN. menguasai informasi dan pengetahuan. Dengan demikian diperlukan suatu. tersebut membutuhkan pemikiran yang kritis, sistematis, logis,

P2M STKIP Siliwangi Jurnal Ilmiah UPT P2M STKIP Siliwangi, Vol.3, No.1, Mei 2016

PENGEMBANGAN MODUL PEMBELAJARAN PENGGUNAAN DAN PEMELIHARAAN ALAT-ALAT UKUR DI SMK NEGERI 4 PURWOREJO

SKRIPSI. Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd.) OLEH : BINTI UMI HANIK NPM :

BAB I PENDAHULUAN. ini akan dicapai apabila semua terlibat secara aktif baik fisik, mental, maupun

BAB V PEMBAHASAN. A. Aktivitas siswa dalam pembelajaran kooperatif berpengaruh positif

BAB II KAJIAN PUSTAKA

EKSPERIMENTASI MODEL PEMBELAJARAN TGT PADA MATERI BANGUN DATAR SEGITIGA

PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL. contextual teaching and learning

Wiyoto (PPPPTK-BMTI Bandung) ABSTRAK

PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN PENEMUAN TERBIMBING PADA MATERI GERAK DI SMP NEGERI 27 BANJARMASIN

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan Agama Islam merupakan salah satu subyek mata pelajaran yang harus ada dalam setiap jenjang penyelenggaraan pendidikan formal di Indonesia. Materi Pendidikan Agama Islam tidak hanya membahas tentang ilmu-ilmu ke- Islaman saja, tetapi juga ilmu-ilmu lain yang dapat membantu pencapaian keberagaamaan Islam secara menyeluruh. Karena, tujuan Pendidikan Agama Islam adalah untuk mewujudkan terciptanya peserta didik yang berkualifikasi sesuai dengan nilai-nilai ajaran Agama Islam. Pembelajaran Pendidikan Agama Islam tidak hanya mengajarkan ajaran agama Islam, tetapi juga menanamkan komitmen terhadap ajaran agama Islam yang telah dipelajari. Oleh karena itu, melalui Pendidikan Agama Islam peserta didik diharapkan dapat memahami dan mengamalkan setiap nilai-nilai yang terkandung dalam materi Pendidikan Agama Islam, serta mampu mengembangkannya dalam upaya menghadapi kehidupan di masyarakat. Hal ini sesuai dengan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia nomor 55 tahun 2007 pasal 2 dijelaskan bahwa "Pendidikan agama bertujuan untuk berkembangnya kemampuan peserta didik dalam memahami, menghayati, dan mengamalkan nilai-nilai agama yang menyerasikan penguasaannya dalam ilmu pengetahuan, teknologi dan seni". 1 Maka dalam proses pembelajarannya Pendidikan Agama Islam diharuskan berorientasi pada pendidikan nilai. Pembelajaran yang lebih menekankan pada pengembangan aspek afektif. Proses pembelajaran yang dikembangkan ke arah penanaman nilai (afektif) yang dibarengi dengan pengetahuan (kognitif) sehingga terdorong untuk mengamalkan dan menaati ajaran dan nilai-nilai dasar agama yang telah tertanam dalam diri peserta didik (psikomotorik). Peserta didik seharusnya lebih aktif dalam proses pembelajarannya, meskipun Pendidikan Agama Islam berisi muatan materi hafalan yang lebih banyak. Pembelajarannya 1 Kementerian Agama Republik Indonesia, Peraturan Pemerintah Republik Indonesia nomor 55 tahun 2007 pasal 1 tentang "Pendidikan Agama" dalam http://www.kemenag.go.id/index.php?a=artikel&id=12447 diakses 20 Pebruari 2013. 1

juga harus menyenangkan dan tetap bermakna sehingga tujuan Pendidikan Agama Islam dapat tercapai. Dengan demikian, peserta didik dapat menemukan dan memahami sendiri pengetahuan yang diterima kemudian menerapkan nilai ataupun hikmah yang ada dalam keseharian mereka. Selain itu, aspek afektif juga menentukan keberhasilan peserta didik dalam proses pembelajarannya. Melalui pendidikan nilai tersebut, peserta didik dapat memilih, menentukan, dan mengembangkan nilai-nilainya sendiri terhadap materi yang diterima tentunya didampingi oleh pendidik. Peserta didik akan memiliki komitmen terhadap ajaran agama Islam yang telah dipelajarinya. Karena pada hakikatnya pendidikan nilai adalah mengantar peserta didik untuk dapat menemukan, mengenali, mengembangkan, dan menerapkan nilai-nilai yang terkandung dalam ajaran agama Islam. 2 Namun permasalahannya bahwa proses pembelajaran Pendidikan Agama Islam masih terbatas pada pengembangan aspek kognitif. Pendidikan Agama Islam masih sekedar mengajarkan pengetahuan tentang ajaran agama Islam, sedangkan penanaman komitmen terhadap ajaran agama tersebut masih sangat kurang. Pendekatan pembelajaran yang berpusat pada pendidik menjadikan peserta didik menganggap bahwa Pendidikan Agama Islam merupakan sekedar salah satu mata pelajaran yang hanya perlu untuk dihafal. Hal tersebut diperkuat dengan wawancara yang dilakukan peneliti terhadap peserta didik dan pendidik di SMK Negeri 1 Kendal. Berdasarkan pada wawancara tersebut, diketahui bahwa peserta didik dalam proses pembelajarannya bersifat pasif menerima materi yang diajarkan. Peserta didik sibuk mencatat materi yang diajarkan. Mencatat materi tersebut bertujuan agar mendapat nilai bagus, ketika diadakan tes. Selain itu, diketahui bahwa peserta didik masih kurang disiplin, terlihat masih ada sebagian peserta didik yang terlambat datang ke sekolah. Peserta didik juga memiliki tingkat keberagamaan yang masih kurang. Hal tersebut terlihat ketika waktu istirahat pertama. Diketahui bahwa masih sedikit peserta didik yang 2 Sutarjo Adisusilo, J.R, Pembelajaran Nilai-Karakter, Kontruktivisme dan VCT sebagai Inovasi Pendekatan Pembelajaran Afektif, (Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada, 2012), hlm. 70 2

memanfaatkan waktu istirahat untuk melaksanakan sholat dhuha. Dengan demikian, bahwa pembelajaran Pendidikan Agama Islam masih menekankan pada pengembangan aspek kognitif. Selain itu, pendekatan pembelajaran yang diterapkan merupakan pembelajaran yang berpusat pada pendidik/guru dengan ceramah sebagai metodenya. Menjadikan pendidik terkesan sebagai penguasa proses pembelajaran. Pembelajaran tersebut bertujuan agar peserta didik disiplin mendengarkan materi yang diajarkan. Peserta didik dituntut untuk mencatat materi yang diajarkan, namun masih ada juga peserta didik yang tidak mencatat. Salah satu materi yang memerlukan peserta didik untuk dapat menemukan, menghayati, dan mengamalkan nilai-nilai yang terkandung dalam mata pelajaran Pendidikan Agama Islam adalah materi zakat. Zakat merupakan salah satu materi yang berisi hubungan manusia dengan Allah SWT dan sesama makhluk ciptaan Allah SWT. Mengandung nilai-nilai luhur bagi manusia sebagai makhluk sosial. Berdasarkan permasalahan di atas, maka diperlukan suatu model pembelajaran yang aktif, menyenangkan, dan tetap bermakna serta pembelajaran yang berpusat pada peserta didik. Pembelajaran yang membantu guru mengkaitkan antara materi yang diajarkannya dengan situasi dunia nyata peserta didik dan mendorong antara pengetahuan yang dimilikinya dengan penerapannya dalam kehidupan mereka sebagai anggota keluarga dan masyarakat. Model pembelajaran tersebut dapat diterapkan kontekstual (Contextual Teaching and Learning). menggunakan model pembelajaran Pembelajaran kontekstual (CTL) adalah suatu strategi pembelajaran yang menekankan kepada proses keterlibatan peserta didik secara penuh untuk dapat menemukan materi yang dipelajari dan menghubungkannya dengan situasi kehidupan nyata sehingga mendorong peserta didik untuk dapat menerapkannya dalam kehidupan mereka. 3 Kontruktivisme yang menjadi landasan filosofis untuk pendekatan CTL, yaitu bahwa pengetahuan dibangun oleh manusia (peserta didik) sendiri secara 3 Elaine B Johnson, Contextual Teaching and Learning : Menjadikan Kegiatan Belajar Mengajar Mengasyikkan Dan Bermakna terj. Ibnu Setiawan, (Bandung : Mizan Learning Centre, 2009), hlm. 65 3

bertahap, yang hasilnya diperluas melalui konteks yang terbatas (sempit). 4 Oleh karena itu, peserta didik dapat membangun pengetahuan di benak mereka sendiri dan memberi makna melalui pengalaman nyata sehingga pengetahuan menjadi milik mereka sendiri. Hal tersebut sesuai dengan Pendidikan Agama Islam yang berorientasi pada pendidikan nilai. Bahwa pendidikan nilai bukanlah memaksakan nilai-nilai, tetapi memberi keterampilan kepada peserta didik agar mampu memilih, mengembangkan, menganalisis, mempertanggungjawabkan dan menginternalisasikan nilai-nilainya sendiri. 5 Berdasarkan pada latar belakang tersebut di atas, peneliti berusaha untuk menerapkan pembelajaran yang dapat membantu peserta didik untuk dapat mengamalkan nilai-nilai ajaran agama Islam melalui mata pelajaran Pendidikan Agama Islam. Atas dasar masalah tersebut peneliti melakukan penelitian mengenai Efektivitas Model Pembelajaran Kontekstual (Contextual Teaching and Learning) dalam PAI yang Berorientasi Pada Pendidikan Nilai Materi Zakat pada Peserta Didik Kelas X Semester II di SMK Negeri 1 Kendal Tahun Ajaran 2012-2013". Dengan penerapan model pembelajaran kontekstual (Contextual Teaching and Learning) dalam pembelajaran PAI diharapkan efektif bagi peserta didik untuk dapat menerapkan nilai-nilai ajaran agama Islam sekaligus dapat meningkatkan hasil belajar peserta didik kelas X SMK Negeri 1 Kendal. Untuk menghindari kesalahan dalam mengartikan dan memahami pokok kajian dalam penelitian ini, maka perlu dijelaskan pengertian dan maksud dari penelitian ini. Sebagaimana disebutkan di atas bahwa judul penelitian ini adalah Efektivitas Model Pembelajaran Kontekstual (Contextual Teaching and Learning) dalam PAI yang Berorientasi Pada Pendidikan Nilai Materi Zakat pada Peserta Didik Kelas X Semester II di SMK Negeri 1 Kendal Tahun Ajaran 2012-2013". 4 Sutarjo Adisusilo, J.R, Pembelajaran Nilai-Karakter,, hlm. 92. 5 Sutarjo Adisusilo, J.R, Pembelajaran Nilai-Karakter, hlm. 144. 4

Adapun hal-hal yang perlu dijelaskan sehingga terbentuk pengertian utuh sesuai dengan maksud dari judul penelitian yang sebenarnya antara lain: 1. Efektivitas Kata efektivitas berasal dari kata efektif. Dalam kamus Besar Bahasa Indonesia kata efektif berarti ada akibatnya, pengaruhnya, yang dapat membawa hasil atau berhasil guna. Sedangkan efektivitas yang berarti sama dengan kata keefektifan, adalah keadaan yang berpengaruh, keberhasilan (tentang usaha, tindakan). 6 Efektivitas merupakan suatu usaha untuk memberikan pengaruh terhadap keadaan yang sudah ada dengan arah sebuah hasil yang lebih berdaya guna. 2. Model Pembelajaran Kontekstual Model pembelajaran kontekstual adalah sebuah model pembelajaran yang membantu guru untuk mengaitkan materi yang dipelajari oleh peserta didik dengan kondisi dunia nyata melalui kegiatan belajar mencari, mengolah, dan menemukan pengalaman belajar yang lebih bersifat konkret (terkait dengan kehidupan nyata). Sehingga peserta didik terdorong untuk menerapkannya dalam kehidupan mereka. 3. Pendidikan Agama Islam yang berorientasi pada pendidikan nilai Pendidikan Agama Islam adalah usaha sadar yang dilakukan untuk mempersiapkan peserta didik dalam meyakini, memahami, menghayati, dan mengamalkan ajaran agama Islam melalui kegiatan bimbingan, pengajaran, dan latihan dengan memperhatikan tuntutan untuk menghormati agama lain dalam hubungan kerukunan umat beragama dalam masyarakat untuk mewujudkan persatuan nasional. 7 Pembelajaran Pendidikan Agama yang dikembangkan ke arah proses internalisasi nilai (afektif) yang bersamaan dengan pengembangan aspek kognitif sehingga timbul dorongan untuk mengamalkan dan menaati ajaran dan nilai-nilai dasar agama yang telah melekat dalam diri peserta didik 6 Tim Penyusun Kamus Pusat Bahasa, Kamus Besar Bahasa Indonesia, ed.3, hlm. 284. 7 Muhaimin, dkk, Paradigma Pendidikan Agama Islam, (Bandung : PT. Remaja Rosydakarya, 2008), hlm. 75-76 5

(psikomotorik). 8 Konsep pembelajaran yang lebih menekankan pemgembangan aspek afektif peserta didik, agar mereka terdorong untuk menerapkan pengetahuan yang mereka terima dalam kehidupan sehari-hari mereka. 4. Penelitian Eksperimen Penelitian eksperimen merupakan penelitian yang dimaksudkan untuk mengetahui ada tidaknya akibat dari "sesuatu" yang dikenakan pada subjek selidik. 9 Dalam bukunya " How to Design and Evaluate Research in Education" Jack R. Fraenkel dan Norman E. Wallen menyebutkan bahwa : An experiment usually involves two groups of subject, an experimental group and a control or a comparison group, although it is possible to conduct an experiment with only one group (by providing all treatments to the same subjects) or with three or more groups. 10 Penelitian eksperimen biasanya melibatkan dua kelompok subjek, kelompok ekperimen dan kelompok kontrol atau pembanding, meskipun ada kemungkinan untuk melakukan eksperimen dengan hanya satu kelompok (dengan memberikan semua perlakuan pada subjek yang sama) atau dengan tiga kelompok atau lebih. Berarti penelitian ekperimen adalah suatu metode penelitian yang digunakan untuk mengetahui akibat suatu perlakuan atau percobaan yang diterapkan pada kelompok ekperimen, sedangkan kelas kontrol sebagai pembandingnya. B. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang yang tersebut di atas penulis merumuskan permasalahan sebagai berikut: Apakah model pembelajaran kontesktual (Contextual Teaching and Learning) efektif dalam PAI yang berorientasi pada pendidikan nilai materi zakat pada peserta didik kelas X semester II di SMK Negeri 1 Kendal tahun ajaran 2012-2013? 8 Muhaimin, dkk, Paradigma Pendidikan Agama Islam, hlm. 169. 9 Suharsimi Arikunto, Manajemen Penelitian, (Jakarta : PT. Rineka Cipta, 2010), hlm. 207 10 Jack R. Fraenkel dan Norman E. Wallen, How to Design and Evaluate Research in Education, ed. 7, (Avenue of Americas, New York : Mc Graw Hill Companie, Inc, 2008), Hlm. 262. 6

C. Tujuan Penelitian Sesuai dengan permasalahan yang telah dirumuskan, maka tujuan penelitian ini adalah: Untuk mengetahui efektivitas model pembelajaran kontekstual (Contextual Teaching and Learning) dalam PAI yang berorientasi pada pendidikan nilai materi zakat pada peserta didik kelas X semester II di SMK Negeri 1 Kendal tahun ajaran 2012-2013. D. Manfaat Penelitian 1. Secara Teoritis Bagi peneliti melalui penelitian ini dapat memberikan manfaat agar mampu menerapkan pembelajaran dengan model pembelajaran kontekstual (contextual teaching and learning) dalam PAI yang berorientasi pada pendidikan nilai sekaligus dapat meningkatkan hasil belajar peserta didik. 2. Secara Praktis a. Bagi pendidik, penelitian ini diharapkan dapat menjadi solusi atas permasalahan yang ada dan memberikan suatu pandangan pembelajaran baru dalam upaya peningkatan kompetensi guru. b. Bagi peserta didik untuk membangun sendiri pemahamannya terhadap nilainilai ajaran agama Islam, dan menerapkan dalam kehidupannya serta dapat meningkatkan prestasi belajar. c. Bagi peneliti sebagai calon pendidik untuk dapat menerapkan pembelajaran tersebut dalam pembelajaran Pendidikan Agama Islam. 7