V. GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

dokumen-dokumen yang mirip
VI. TATANIAGA SAPI POTONG PT KARIYANA GITA UTAMA

I. PENDAHULUAN. Kebutuhan daging sapi setiap tahun selalu meningkat, sementara itu pemenuhan

IV. GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN. Lokasi peternakan penggemukan sapi potong Haji Sony berada di Desa Karang

I. PENDAHULUAN. Peternakan di Indonesia setiap tahunnya mengalami peningkatan, sehingga

PENDAHULUAN. Latar Belakang. Sapi potong merupakan salah satu komoditas ternak yang potensial dan

Reny Debora Tambunan, Reli Hevrizen dan Akhmad Prabowo. Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Lampung ABSTRAK

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Jenis Sapi Potong di Indonesia

I. PENDAHULUAN. Pembangunan sektor peternakan merupakan bagian integral dari. pembangunan pertanian dan pembangunan nasional. Sektor peternakan di

Tatap muka ke : 10 POKOK BAHASAN VII VII. SISTEM PRODUKSI TERNAK KERBAU

KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN. A. Letak Geografis dan Topografi CV. Anugrah Farm

I. PENDAHULUAN. Barat cendrung meningkat dari tahun ke tahun. Berdasarkan data Badan Pusat

HASIL DAN PEMBAHASAN Keadaan Umum Lokasi Konsumsi Pakan

POTENSI DAN PELUANG PENGEMBANGAN TERNAK SAPI DI LAHAN PERKEBUNAN SUMATERA SELATAN

TEKNIK PENGOLAHAN UMB (Urea Molases Blok) UNTUK TERNAK RUMINANSIA Catur Prasetiyono LOKA PENGKAJIAN TEKNOLOGI PERTANIAN KEPRI

FAKTOR-FAKTOR DALAM PENGGEMUKAN SAPI POTONG

FORMULASI RANSUM PADA USAHA TERNAK SAPI PENGGEMUKAN

BAB I PENDAHULUAN. diperlukannya diversifikasi makanan dan minuman. Hal tersebut dilakukan untuk

1) Pencarian dan sewa lahan yang digunakan untuk tempat penggemukan sapi. BAB V RENCANA AKSI. 5.1 Kegiatan

tumbuh lebih cepat daripada jaringan otot dan tulang selama fase penggemukan. Oleh karena itu, peningkatan lemak karkas mempengaruhi komposisi

IV. METODOLOGI PENELITIAN

METODE. Materi 10,76 12,09 3,19 20,90 53,16

V. GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN. penggemukan sapi potong. Sapi-sapi potong disini merupakan sapi impor dengan

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini telah dilaksanakan di Kandang Peternakan Koperasi PT Gunung

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Sapi potong merupakan sumber utama sapi bakalan bagi usaha

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Organisasi merupakan suatu gabungan dari orang-orang yang bekerja sama

A. UPTD Balai Pembibitan Ternak Sapi Potong

MATERI DAN METODE. Materi

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Kambing Boer berasal dari Afrika Selatan, yang merupakan hasil persilangan

TEKNIS BUDIDAYA SAPI POTONG

UMMB ( Urea Molasses Multinutrient Block) Pakan Ternak Tambahan bergizi Tinggi

TINJAUAN PUSTAKA. Gaduhan Sapi Potong. Gaduhan adalah istilah bagi hasil pada bidang peternakan yang biasanya

BAB I PENDAHULUAN. mengandung protein dan zat-zat lainnya seperti lemak, mineral, vitamin yang

RENCANA KINERJA TAHUNAN

MATERI DAN METODE. Gambar 4. Ternak Kerbau yang Digunakan Dalam Penelitian

Sistem Usahatani Terpadu Jagung dan Sapi di Kabupaten Takalar Provinsi Sulawesi Selatan

V. KESIMPULAN DAN IMPLIKASI KEBIJAKAN

III BAHAN DAN METODE PENELITIAN. adalah Day Old Duck (DOD) hasil pembibitan generasi ke-3 sebanyak 9 ekor itik

II. KEADAAN UMUM PERUSAHAAN A.

PENDAHULUAN. Domba adalah salah satu ternak ruminansia kecil yang banyak. Indonesia populasi domba pada tahun 2015 yaitu ekor, dan populasi

I. PENDAHULUAN. mengandangkan secara terus-menerus selama periode tertentu yang bertujuan

RENCANA KERJA TAHUNAN BALAI INSEMINASI BUATAN LEMBANG TAHUN 2018

Kajian Kelayakan Pengembangan Usaha Ternak Sapi Tebu di Kabupaten Majalengka

PEMBERIAN PAKAN PADA PENGGEMUKAN SAPI

KONSENTRAT TERNAK RUMINANSIA

PAKAN LENGKAP BERBASIS BIOMASSA SAWIT: PENGGEMUKAN SAPI LOKAL DAN KAMBING KACANG

I. PENDAHULUAN. yang memiliki potensi hijauan hasil limbah pertanian seperti padi, singkong, dan

BAB III METODE PENELITIAN. Ayam Pedaging dan Konversi Pakan ini merupakan penelitian penelitian. ransum yang digunakan yaitu 0%, 10%, 15% dan 20%.

HASIL DAN PEMBAHASAN Kondisi Umum Penelitian

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian dilaksanakan selama 13 minggu, pada 12 Mei hingga 11 Agustus 2012

TINJAUAN PUSTAKA. : Artiodactyla. Bos indicus Bos sondaicus

V. PROFIL PETERNAK SAPI DESA SRIGADING. responden memberikan gambaran secara umum tentang keadaan dan latar

I. PENDAHULUAN. kontribusi positif terhadap pertumbuhan Produk Domestik Bruto Indonesia.

I. PENDAHULUAN. besar untuk dikembangkan, sapi ini adalah keturunan Banteng (Bos sundaicus)

LAMPIRAN. Universitas Sumatera Utara

I. PENDAHULUAN. sapi yang meningkat ini tidak diimbangi oleh peningkatan produksi daging sapi

I. PENDAHULUAN. untuk memenuhi kebutuhan protein hewani adalah sapi perah dengan produk

: PENGGEMUKAN SAPI DI INDONESIA

PENDAHULUAN. dengan meningkatnya jumlah penduduk dan pertumbuhan ekonomi. Menurut

MATERI DAN METODE. Lokasi dan Waktu

TINJAUAN PUSTAKA. A. Perkembangan Produksi Kakao di Indonesia. Kakao (Theobrema cocoa L.) merupakan salah satu jenis tanaman perkebunan

HASIL DAN PEMBAHASAN Gambaran Umum PT Widodo Makmur Perkasa

II. TINJAUAN PUSTAKA

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian tentang Pengaruh Penggunaan Campuran Onggok dan Molase

I. PENDAHULUAN. Pakan merupakan masalah yang mendasar dalam suatu usaha peternakan. Minat

KOMPOSISI KIMIA BEBERAPA BAHAN LIMBAH PERTANIAN DAN INDUSTRI PENGOLAHAN HASIL PERTANIAN

V. GAMBARAN UMUM PETERNAKAN MAJU BERSAMA. 5.1.Gambaran Umum Desa Cikarawang

RENCANA KINERJA TAHUNAN

PROJECT PENGGEMUKAN & PEMOTONGAN SAPI

I PENDAHULUAN. pedesaan salah satunya usaha ternak sapi potong. Sebagian besar sapi potong

HASIL DAN PEMBAHASAN. 4.1 Keadaan Umum Pasar Hewan Ingon-Ingon Ciwareng. yang menjual ternak besar yang berlokasi di Jalan Kopi, Desa Ciwareng,

Ditulis oleh Mukarom Salasa Minggu, 19 September :41 - Update Terakhir Minggu, 19 September :39

V. GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Sapi Madura merupakan hasil persilangan antara sapi Bali (Bos sondaicus)

PENDAHULUAN. memadai, ditambah dengan diberlakukannya pasar bebas. Membanjirnya susu

I. PENDAHULUAN. pertumbuhan tubuh dan kesehatan manusia. Kebutuhan protein hewani semakin

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan selama 6 minggu dari 12 September 2014 sampai

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Lingkungan Eksternal Penggemukan Sapi. diprediksi oleh Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional

HASIL DAN PEMBAHASAN Keadaan Umum Penelitian

MATERI DAN METODE Lokasi dan Waktu. Materi

PENDAHULUAN. yang sangat penting untuk peningkatan kualitas sumber daya manusia Indonesia.

Lampiran 1. Kuisioner Penelitian Desa : Kelompok : I. IDENTITAS RESPONDEN 1. Nama : Umur :...tahun 3. Alamat Tempat Tinggal :......

Gambar 2. Domba didalam Kandang Individu

PENDAHULUAN. Latar Belakang. yang sangat besar. Hal ini dipengaruhi oleh pertumbuhan penduduk yang

ANALISIS HASIL USAHA TERNAK SAPI DESA SRIGADING. seperti (kandang, peralatan, bibit, perawatan, pakan, pengobatan, dan tenaga

MANAJEMEN PENGGEMUKAN SAPI BRAHMAN CROSS HEIFER DI PT. KARYA ANUGERAH RUMPIN, DESA CIBODAS, KECAMATAN RUMPIN, KABUPATEN BOGOR, JAWA BARAT TUGAS AKHIR

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. klasifikasi taksonomi sebagai berikut : Phylum : Chordata; Subphylum :

VI. GAMBARAN WILAYAH, KARAKTERISTIK PETERNAKAN SAPI POTONG DAN RESPONDEN PENELITIAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Sapi perah merupakan salah satu jenis sapi yang dapat mengubah pakan

Budidaya Sapi Potong Berbasis Agroekosistem Perkebunan Kelapa Sawit ANALISIS USAHA Seperti telah dikemukakan pada bab pendahuluan, usaha peternakan sa

MATERI DAN METODE. Materi

HASIL DAN PEMBAHASAN Keadaan Umum Penelitian Efisiensi Penggunaan Pakan

BAB XVI KEGIATAN AGRIBISNIS

TINJAUAN PUSTAKA Sapi Perah Sapi Friesian Holstein (FH) Produktivitas Sapi Perah

RESPON JERAMI PADI FERMENTASI SEBAGAI PAKAN PADA USAHA PENGGEMUKAN TERNAK SAPI

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

UMMF (Urea Molasses MultinullrienL Olock) Fakan Ternak Tambahan Eerqizi Tinqqi

TINJAUAN PUSTAKA. keberhasilan usaha pengembangan peternakan disamping faktor bibit dan

I. PENDAHULUAN. Permintaan pangan hewani terutama daging sapi meningkat cukup besar

METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan pada 12 September 2014 sampai dengan 20 Oktober 2014

I. PENDAHULUAN. Pertanian merupakan sektor potensial yang memegang peranan penting

Transkripsi:

V. GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 5.1 Sejarah dan Perkembangan PT. Kariyana Gita Utama Kariyana Gita Utama (KGU) merupakan perusahaan berbentuk PT (perseroan terbatas) yang bergerak pada bidang peternakan, khususnya sapi potong. PT. KGU merupakan perusahaan pelopor di bidang penggemukan sapi dengan sistem feedlot di Indonesia. Perusahaan ini didirikan melalui akte notaris Abdul Latief, SH. tertanggal 8 Juli 1986 di Jakarta yang didirikan oleh Yanatera Bulog dan PT. PP. Berdikari dengan kepemilikan saham perusahaan masing masing sebesar 50 persen. Saat ini proporsi kepemilikan saham perusahaan adalah Yabinstra Bulog sebesar 70 persen dan karyawan sebesar 30 persen. PT. Kariyana Gita Utama pada awalnya merupakan perusahaan kerjasama antara PT. United Livestock Service Inc. dengan PT. Berdikari United Livestock Indonesia (BULI). PT. United Livestock Service Inc. bertempat di Stonon, Virginia, Amerika Serikat sedangkan PT. BULI bertempat di Pare pare, Sulawasei Selatan. PT. United Livestock merupakan sebuah perusahaan yang bergerak dalam bidang penggemukan dan perdagangan sapi. Untuk menunjang usahanya perusahaan ini memiliki Bila River Ranch. Wilayah pengembangan ternak tersebut berlokasi di Sulawesi Selatan dengan luas 12.000 hektar. Lokasi penggemukan sapi berada di Desa Lainungan, sekitar 11 Km dari Pare Pare. Kapasitas produksi saat itu sekitar 5000 ekor dan jenis sapi yang dipelihara di lahan tersebut adalah sapi jenis Brahman Cross. Pada bulan September 1983, PT. Berdikari United Livestock membuka proyek baru yang berlokasi di Kampung Ciutara, Kecamatan Cicurug Parung Kuda, Kabupaten Sukabumi. Proyek tersebut berdiri diatas lahan seluas 14,5 Ha dengan kapasitas kandang 5000 ekor. Proyek baru ini saat itu terkenal dengan sebutan Proyek Cicurug yang khusus bergerak di penggemukan anak sapi perah. Selanjutnya pada tanggal 8 Juli 1986, Proyek Cicurug ini dibeli oleh PT. Pilot Proyek yang merupakan induk dari PT. United Livestock dan PT. Yanatera dari Bulog dengan pemilikan saham masing masing perusahaan tersebut sebesar 50 persen. Sejak itulah Proyek Cicurug ini resmi berganti menjadi PT. Kariyana Gita Utama yang berdiri sendiri dan terlepas dari PT. United Livestock. 30

Usaha PT. Kariyana Gita Utama sebelum krisis moneter tahun 1997 tidak hanya fokus pada penggemukan sapi, tetapi juga pada usaha sapi perah, pemotongan sapi, dan penjualan daging serta pengolahan daging. Namun dengan terjadinya krisis moneter tersebut berakibat pada penurunan kemampuan pada keuangan perusahaan, sehingga dilakukan penutupan usaha yang tingkat keuntungannya terbilang rendah. Dan akhirnya perusahaan memutuskan untuk hanya berfokus pada bidang penggemukan sapi dengan sistem feedlot. Dalam menjalankan usaha penggemukan sapi potong ini, perusahaan mendatangkan sapi sapi bakalan dewasa dari berbagai sumber. Sumber sapi bakalan impor diperoleh dari Australia, sedangkan sumber sapi bakalan lokal diperoleh dari peternak di Jawa Timur, Jawa Tengah, Sulawesi Selatan, dan Nusa Tenggara Timur. Visi dari PT. KGU adalah Menjadi perusahaan feedlot yang mampu berperan baik di pasar nasional dalam perdagangan ternak, khususnya sapi dan kerbau dan dengan misi yaitu : 1. Secara Berkelanjutan meningkatkan kemampuan perusahaan dalam menyediakan sapi / kerbau potong sesuai dengan permintaan pasar. 2. Tercapainya pertumbuhan perusahaan. 3. Memberi kontribusi kepada pemegang saham dan kesejahteraan karyawan. 4. Berkontribusi pada pengembangan ekonomi masyarakat. Saat ini, dalam jangka menengah perusahaan akan mengembangkan pasar ke wilayah yang tinggi populasi penduduk dengan penempatan dan pembangunan kandang yang berfungsi sebagai feedlot yang juga berfungsi sebagai outlet, dimana pembeli dapat memilih langsung sapi di kandang. Sedangkan rencana jangka panjang adalah pembangunan farm yang berfungsi sebagai breeding dan feedlot di lokasi yang jauh dari penduduk. PT. KGU saat ini memiliki dua areal peternakan yang berlokasi di Cicurug, Sukabumi dan di Bojong, Karawang dengan masing masing kapasitas sapi sebesar 5.500 dan 2.000 ekor sapi. 31

5.2 Lokasi Perusahaan PT. Kariyana Gita Utama bertempat di Kampung Ciutara KM 28 RT 18 / RW 07, Kecamatan Cicurug Parungkuda, Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat. Keadaan iklim pada daerah ini yaitu dengan suhu rata rata 20 30 C dengan kelembapan rata rata 85 89 3, sehingga cocok untuk tempat penggemukan sapi jenis brahman dan sapi lokal. Lokasi perusahaan dapat dikatakan strategis jika dilihat dari daerah pemasarannya karena mudah untuk diakses, dimana perusahaan terletak di sepanjang jalan raya Cicurug dan dekat dengan akses jalan tol. 5.3 Struktur Organisasi dan Ketenagakerjaan Struktur organisasi PT. KGU berbentuk organisasi garis, yaitu struktur organisasi dimana kekuasaan mengalir dari atasan kepada bawahan. Masing masing bagian merupakan unit yang berdiri sendiri dan kepala bagian menjalankan semua fungsi pengawasan dalam bagiannya. Struktur organisasi PT. KGU terdapat pada Lampiran 1. Direktur Utama. Direktur utama merupakan pihak yang paling bertanggung jawab terhadap kelangsungan hidup perusahaan. dalam kegiatan operasional sehari harinya, direktur utama dibantu oleh direktur operasional, direktur keuangan, dan kepala bagian. Direktur Operasional. Tugas utama seorang direktur operasional ialah mengarahkan dan mendelegasikan fungsi fungsi fattening dan feedmill. Kepala Bagian Fattening. Tugas utama kepala bagian fattening ialah mengelola pemeliharaan sapi sampai mencapai bobot yang telah ditetapkan. Kepala Bagian Feedmill. Kepala bagian ini paling bertanggung jawab terhadap kebutuhan pakan Unit Fattening. Tugasnya ialah mengolah bahan baku pakan menjadi ransum ternak berupa konsentrat dan amoniase. Selain itu, bertugas juga dalam proses pendistribusian pakan ternak sesuai dengan kebutuhan dan permintaan Unit Fattening. Kepala Bagian Litbang. Bagian litbang bertanggung jawab dalam kegiatan penelitian dan pengembangan usaha penggemukan sapi di perusahaan. Dalam menjalan kegiatan, kepala bagian litbang bersama dengan bagian produksi 3 www.kabupatensukabumi.go.id, Keadaan Iklim Daerah. Diakses 3 Januari 2010 32

berupaya menemukan teknik teknik penggemukan sapi yang efisien bagi perusahaan. Direktur Keuangan. Tugas utama seorang direktur keuangan adalah membuat anggaran, mengkoordinir, serta mengawasi seluruh proses transaksi keuangan perusahaan. Direktur keuangan dalam dalam menjalankan tugasnya dibantu oleh kepala bagian keuangan, kepala bagian umum dan personalia, kepala bagian pemasaran, serta kepala bagian akuntansi. Kepala Bagian Keuangan. Bertugas melayani pembayaran dan transaksi keuangan konsumen. Kepala Bagian Pemasaran. Tugas utamanya ialah memasarkan sapi potong hasil penggemukan perusahaan ke pedagang, peternak, atau kepada masyarakat yang membutuhkan. Kepala Bagian Akuntansi. Bertugas mencatat berbagai kegiatan pembelian dan penjualan yang terjadi di perusahaan. Kepala keamanan. Bertanggung jawab terhadap keamanan, penjagaan, dan pengawasan aktifitas perusahaan di sekitar lingkungan perusahaan. Kepala Bagian Umum. Bertugas dalam proses pencatatan kegiatan kegiatan kebutuhan barang perusahaan. Bagian Personalia. Bertugas melakukan perekrutan tenaga kerja yang dibutuhkan perusahaan, membuat sistem kerja, dan melakukan pengawasan terhadap karyawan. Bagian Logistik. Bertanggung jawab terhadap : 1. Pembelian sarana produksi untuk masing masing unit seperti sapi dan bahan baku konsentrat. 2. Memasarkan hasil perusahaan meliputi sapi siap potong. 3. Menyediakan sarana angkutan, meliputi pengangkutan bahan baku dan distribusi pakan. Bagian Maintenance. Bertanggung jawab pada kegiatan perawatan, perbaikan, maupun saran dan prasarana produksi perusahaan. Saat ini, jumlah karyawan PT. KGU berjumlah 87 orang yang terbagi ke dalam delapan unit kerja. Seluruh karyawan diklasifikasikan sebagai pegawai berstatus tetap, kontrak, dan harian (Tabel 7). 33

Tabel 7. Jumlah Karyawan pada PT. KGU Tahun 2009 Bagian Status Pegawai Tetap Kontrak Harian Jumlah Manager Farm 1 - - 1 Fattening 6 14 12 32 Feedmill 2 10 4 16 Logistik 8 5 1 14 Maintenance 1 2-3 Keuangan 1 1-2 Pemasaran 3 1-4 Keamanan 4 9 2 15 Jumlah 26 42 19 87 Sumber : Bagian Personalia PT. KGU, 2009 Struktur tenaga kerja pada Tabel 7 menunjukkan bahwa tenaga kerja terbanyak dialokasikan pada bagian penggemukan, dimana terdapat 62 karyawan yang terbagi pada bagian fattening, feedmill, dan logistik. Hal ini menunjukkan bahwa proses penggemukan merupakan aktivitas inti dari PT. KGU. Pada bagian keamanan juga tersedia cukup banyak karyawan, yaitu sebanyak 15 orang. Hal ini dikarenakan keamanan merupakan hal yang cukup penting untuk menjaga keamanan dari ternak sapi potong, di samping itu lokasi kandang yang berada di sekitar pemukiman penduduk menjadi salah satu alasan untuk meningkatkan keamanan di area kandang. Latar belakang tingkat pendidikan karyawan PT. KGU cukup beragam mulai dari SD, SMP, SMA, dan perguruan tinggi. Seperti pada umumnya, posisi jabatan seorang karyawan di PT. KGU sangat tergantung pada latar belakang pendidikan. Karyawan yang berpendidikan tinggi umumnya berada pada tingkat manajemen, sedangkan karyawan yang berpendidikan rendah berada pada kegiatan kegiatan operasional perusahaan. Sistem kerja di PT. KGU dibagi ke dalam tiga shift dengan durasi kerja rata rata sekitar delapan jam per shift. Pembagian jadwal kerja shift hanya dilakukan di bagian atau unit kerja Fattening, Feedmill, Logistik, pemasaran, dan keamanan. Jadwal kerja shift I pada pukul 07.00 16.00, shift II pada pukul 15.00 23.00, dan shift III pada pukul 23.00 07.00. 34

5.4 Sarana dan Prasarana Produksi PT. KGU memiliki lahan seluas 14 hektar yang dipergunakan untuk usaha penggemukan sapi potongnya. Perincian lahan diperlihatkan pada Tabel 8. Tabel 8. Luas Lahan dan Bangunan PT. KGU No. Penggunaan Luas Lahan (m2) Persentase 1. Kantor 450 0,32 2. Kandang 14.770 10,55 3. Gudang 1.000 0,71 4. Kebun Rumput*) 113.780 81,27 5. Sarana Lain 10.000 7,14 6. Total 140.000 100,00 Sumber : Bagian Personalia PT. KGU, 2009 Keterangan : *) sejak tahun 2000 dipergunakan untuk penampungan pupuk a.) Bangsa sapi Sapi yang digemukkan di PT. KGU mayoritas adalah sapi bakalan impor yang berasal dari Australia yang mencapai 97 persen, sedangkan sisanya yaitu sebesar 3 persen merupakan sapi lokal yang didatangkan dari Jawa Tengah, Jawa Timur, Nusa Tenggara Timur, dan Sulawesi. Sapi yang didatangkan dari Australia merupakan jenis sapi Australian Commercial Cross (ACC), Shorthorn Cross (SX), dan Brahman Cross (BX), seperti Brangus dan Charolais. Alasan PT. KGU dalam memilih jenis sapi tersebut karena mampu beradaptasi dengan sangat baik, cocok, potensial dari segi pertumbuhan berat badan, dan layak untuk digemukkan di lingkungan Indonesia. Sedangkan sapi lokal merupakan jenis Peranakan Ongole (PO) dan Sumba Ongole (SO). b.) Pakan sapi Makanan ternak atau yang disebut pakan merupakan bagian penting dalam penggemukan sapi sistem feedlot karena merupakan salah satu faktor penentu kualitas dan kuantitas karkas dan daging, disamping sifat dan genetis dari sapi. Secara umum, PT. KGU dalam proses penggemukan memberi dua jenis pakan yaitu hijauan berupa jerami dan konsentrat. Faktor penentuan jenis pakan yang diberikan yaitu ketersediaan dan kemudahan dalam pengadaan bahan baku. Hijauan jerami sangat melimpah di sekitar daerah kandang Cicurug. Sedangkan konsentrat memiliki komposisi tersendiri yang merupakan campuran berbagai 35

macam bahan baku yang didatangkan dari daerah daerah di Indonesia dan juga mengimpor dari Cina. Komposisi campuran pada konsentrat merupakan hasil penelitian dan pengalaman yang dilakukan perusahaan, khususnya bagian feedmill, dengan melihat hasil yang terbaik bagi sapi. kandungan gizi konsentrat yang harus dicapai yaitu protein (14%), serat kasar (13%), lemak (14%), fosfor (1%), kalsium (0,5%), TDE (75%), dan menghasilkan energi 4000 kalori. Bahan baku konsentrat didatangkan dua kali dalam satu bulan. Konsentrat terdiri dari bahan baku utama dan tambahan (campuran mineral). Bahan baku utama terdiri dari white polar, white brain, bungkil sawit, onggok singkong, bungkil kelapa, biji kapuk dan kulit ari kedelai. White polar berfungsi sebagai dedak yang berasal dari kulit gandum, sedangkan white brain berfungsi sebagai sekam yang juga berasal dari gandum. Bungkil sawit didatangkan oleh PT. KGU dari Jambi, Lampung, Sulawesi, dan Kalimantan. Onggok singkong merupakan hasil dari limbah tapioka yang berada di Lampung. Bungkil kelapa didapatkan dari jambi. Biji kapuk didatangkan dari daerah Pati. Bahan baku tambahan terdiri dari Vitamin Mix (vitmix) dengan perbandingan campuran 1 kg vitmix untuk 1 ton konsentrat, garam dengan kandungan 0,4 persen dari total konsentrat, sodium karbonat (soda kue) dengan kandungan 0,2 persen, kalsium dengan kandungan 1 persen dan tetes tebu (molases) dengan perbandingan 60 kg tetes untuk 1.5 ton konsentrat. Dalam menunjang kegiatan pembuatan pakan, khususnya konsentrat, PT. KGU memiliki satu gudang untuk memproduksi/mengkomposisikan konsentrat dan dua gudang untuk menyimpan konsentrat dan bahan baku konsentrat. Perusahaan juga memiliki mesin mesin untuk mengolah konsentrat yaitu mix horizontal, mix vertikal, dan mesin penggiling. Mesin mix vertikal digunakan untuk mengaduk bebagai macam bahan baku berukuran besar untuk menghasilkan konsentrat yang siap dipakai/diberi makan ke sapi. Mesin tersebut berkapasitas 1,5 ton dan mampu menghasilkan 45 50 ton konsentrat per hari. Mesin mix horizontal digunakan untuk mengolah bahan baku tambahan yang berukuran kecil, yaitu bahan campuran mineral, sehingga siap untuk dicampurkan ke mesin 36

vertikal. Sedangkan mesin penggiling digunakan hanya untuk menggiling/menghaluskan onggok singkong. c.) Alat alat produksi penggemukan sapi Sarana dan prasarana yang ada di PT. KGU antara lain cattle yard yang dilengkapi loading ramp, crush, pusat kebuntingan (PKB) dan sarana transportasi serta sarana komunikasi. Peralatan produksi selengkapnya disajikan pada Tabel 9. Tabel 9. Peralatan Produksi PT. KGU (dalam unit) No. Jenis Keterangan 1. Timbangan Sapi Kapasitas 2 ton 1 2. Timbangan Pakan/Barang Kapasitas 40 ton 1 3. Mobil Truk 2 4. Mobil Minibus 2 5. Mobil Distribusi Pakan 3 6. Mobil Pupuk 2 7. Tangki Air Kapasitas 10.000 Liter 7 Sumber : Bagian Personalia PT. KGU, 2009 d.) Perkandangan Kandang yang digunakan untuk pemeliharaan ternak sapi potong di PT. KGU berbentuk kandang koloni dengan kapasitas 40 50 ekor tiap paddock. Konstruksi kandang terbuat dari kayu dan besi, atap kandang menggunakan asbes, dinding terbuka dan lantai terbuat dari semen. Perrlengkapan kandang untuk menunjang pemeliharaan berupa tempat pakan (feed bunk) dan bak minum (water bunk) yang terbuat dari beton. Ukuran kandang dalam pemeliharaan sapi yaitu : Ukuran paddock : 10 x 10 x 5 m3 Feed bunk : 10 x 0,5 x 0,25 m3 Water bunk : 1 x 0,5 x 0,2 m3 Lebar selokan : 0,2 m Lebar pintu paddock : 2,5 m 5.5 Proses Produksi Seperti telah disinggung sebelumnya, bahwa sekitar 97 persen sapi yang digemukkan merupakan bakalan sapi yang didatangkan dari Australia. Impor sapi bakalan rata rata dilakukan 2 kali dalam satu bulan dengan jumlah yang 37

disesuaikan dengan kebutuhan permintaan pasar dan juga disesuaikan dengan stok/persediaan sapi yang ada di Australia. Jumlah bakalan yang diimpor tersebut tidak semuanya digemukkan di kandang Cicurug, tetapi juga digemukkan di kandang yang berada di Karawang sebanyak ± 25 persen. Pemesanan bakalan sapi dilakukan dengan berkerja sama dengan agen pengumpul yang berada di Australia. Jumlah bakalan sapi yang didatangkan dibagi menurut tiga kriteria yaitu : (1) feeder, dengan bobot 250 350 kg, akan digemukkan selama 90 hari (2) medium, dengan bobot 350 400 kg, akan digemukkan antara 45 60 hari (3) slaughter, dengan bobot > 400 kg, dimana sapi siap langsung untuk dijual tanpa melalui proses penggemukan. Kriteria lain bakalan sapi tentunya berdasarkan umur dan kelamin. Proses pengiriman bakalan sapi dilakukan dengan menggunakan jasa transportasi laut yang memakan waktu selama satu pekan dengan penanggungan risiko kematian sapi ditanggung oleh pihak agen. Pihak perusahaan menerima bakalan sapi di pelabuhan Tanjung Priuk dan melakukan proses penimbangan yang akan ditulis dalam faktur yang akan dibayarkan ke agen pengumpul. Transaksi dengan agen dilakukan dengan sistem pembayaran tunai dan giro. Penimbangan dilakukan dengan menimbang sapi yang telah dimasukkan ke dalam truk milik jasa ekspedisi, sehingga didapatkan berat bruto dengan tingkat penyusutan berat ± 3 persen. Kemudian sapi dikirim ke kandang sukabumi dengan menggunakan jasa ekspedisi tersebut, dengan penanggungan risiko dibebankan kepada pihak ekspedisi. Dalam hal ini risiko yang dimaksud seperti kematian sapi, patah kaki, dan risiko lainnya yang memungkinkan merugikan sapi. Penerimaan oleh PT. KGU dilakukan saat bakalan sapi tiba di kandang. Kemudian sapi dikumpulkan di cattle yard lalu dilakukan penimbangan untuk dilakukan grading menurut umur dan jenis kelamin. Setelah dilakukan grading, sapi dipasangkan ear tag untuk menjadi penanda sapi dan untuk memudahkan dalam inventaris data sapi yang digemukkan dan juga agar bisa terekam historis sapi selama periode penggemukan. Kemudian bakalan sapi tersebut masuk dalam periode penggemukan. Dalam masa penggemukan, sapi dikelompokan per paddock sesuai dengan kelas mutu/grading agar memudahkan dalam pengawasan dan mencegah terjadinya kebuntingan pada sapi betina. 38

Proses penggemukan dibagi mejadi dua periode. Periode pertama merupakan periode untuk sapi dapat menyesuaikan diri atau beradaptasi dengan lingkungan kandang sehingga sehat dan tidak stress. Periode ini berlangsung selama dua minggu dengan target mengembalikan jumlah bobot badan yang susut selama masa pengiriman dari Australia ke Indonesia. Bakalan sapi dikumpulkan per paddock dan mulai diberi pakan berupa jerami secara penuh tanpa campuran lain selama dua hari pertama. Kemudian secara berangsur mulai diberi pakan tambahan berupa konsentrat dan tetes tebu hingga hari ke-14 dengan target pada hari tersebut sapi telah siap untuk dikondisikan diberi pakan dengan komposisi konsentrat sebesar 85 persen dan amoniasi jerami sebesar 15 persen dan masuk ke periode penggemukan. Periode kedua merupakan periode penggemukan sapi yang dilakukan selama 3 bulan. Target peningkatan bobot yaitu 1 1,5 kg per hari. Pakan jerami diberikan 2 kali dalam sehari sedangkan konsentrat diberi terus menerus. Setelah melalui proses penggemukan, sapi siap dijual berdasarkan grading/klasifikasi yang telah dilakukan pada saat awal sapi diterima di kandang. Lebih lanjut grading/klasifikasi tersebut sangat menentukan harga jual dari sapi tersebut. Grading sapi yang dilakukan PT. KGU dapat dilihat di Tabel 10. Tabel 10. Klasifikasi Menurut Umur dan Jenis Kelamin pada PT. KGU Tahun 2009 No. Kelas Mutu Jenis Kelamin Berat Sapi (Kg) 1. Bull Jantan 550 650 2. Mini Bull Jantan 400 550 3. Steer Jantan 330 550 4. Heifer Betina 300 380 5. Cow Betina 370 500 Kelas bull merupakan mutu sapi yang tertinggi jika dilihat dari sisi harga jual diikuti steer, heifer, dan cow. Rata rata dalam setiap periode penggemukan, proporsi grading sapi tersebut masing masing secara berurut yaitu bull, steer, heifer, dan, cow sebesar 50 persen, 25 persen, 15 persen, dan 10 persen. Sapi jenis cow biasanya tidak melalui proses penggemukan, karena umumnya sapi jenis tersebut langsung dijual setelah tiba di kandang. Komposisi tersebut merupakan pola yang dianggap terbaik oleh perusahaan berdasarkan pengalaman pola 39

penggemukan yang selama ini sudah dilakukan. Dan tentunya, komposisi tersebut juga disesuaikan dengan kemampuan daya beli dan permintaan konsumen secara umum. Bagan alir proses produksi dapat dilihat pada Gambar 3. Pemesanan Bakalan Pengiriman Penimbangan, grading, & Pemasangan eartag Penggemukan Tahap Adaptasi Proses Penggemukan (2-3 bulan) Penjualan Gambar 3. Bagan Alir Produksi PT. KGU 40