AMMONIUM IODIDA AMMONIUM IODIDE

dokumen-dokumen yang mirip
MINYAK BIJI GANJA CANNABIS SATIVA SEED OIL

AMONIUM OKSALAT MONOHIDRAT AMMONIUM OXALATE MONOHYDRATE

SEMEN ALUMINA KIMIA CEMENT, ALUMINA, CHEMICALS

AMONIUM PARA-MOLIBDAT AMMONIUM PARA-MOLYBDATE

SELENIUM ASPARTAT SELENIUM ASPRATATE

BRUSIN SULFAT BRUCINE SULFATE

1,4-DIKLOROBENZEN-D4 1,4-DICHLOROBENZENE-D4

1,2-DIBROMO-1,1-DIFLUOROETHANE 1,2-DIBROMO-1,1-DIFLUOROETANA

KARBOWAKS 300 CARBOWAX 300

SODIUM BROMAT SODIUM BROMATE

PROPILEN KARBONAT PROPYLENE CARBONATE

KRISOIDIN ( JINGGA BASA 2 ) CHRYSOIDINE (C.I. BASIC ORANGE 2)

ALIZARIN ALIZARINE. 1. N a m a. 2. Sifat Fisika Kimia. Golongan senyawa anorganik

1,2-DIBROMO-3-KLOROPROPANA 1,2-DIBROMO-3-CHLOROPROPANE

ASAM TARTARAT TARTARIC ACID

MINYAK JARAK CASTOR OIL

N - Heptana. N - heptane

TRANSFLUTRIN TRANSFLUTHRIN

KALSIUM KARBONAT CALCIUM CARBONATE

POLIVINIL ASETAT POLYVINYL ACETATE

RHODAMIN B RHODAMINE B

ISOPROPIL MIRISTAT ISOPROPYL MYRISTATE

PIPERONAL PIPERONAL. 1. N a m a Golongan Aldehida, Heterosiklik

BENDIOKARB BENDIOCARB

Polietilen Tereftalat (PET)

PARASETAMOL ACETAMINOPHEN

SERAT KERAMIK CERAMICS FIBER

BROMASIL BROMASIL. 1. N a m a. Golongan Heterocyclic, nitrogen, halogen, aromatic

BUTIL FENIL METIL KARBAMAT BUTHYL PHENYL METHYL CARBAMATE (BPMC)

ASAM ANTRANILAT ANTHRANILIC ACID

Asam Maleat MALEIC ACID

KALSIUM HIPOKLORIT CALCIUM HYPOCHLORITE

ATROPIN SULFAT ATROPINE SULPHATE

IDENTIFIKASI BAHAYA B3 DAN PENANGANAN INSIDEN B3

AMIL ALKOHOL AMYL ALCOHOL

Material Safety Data Sheet. : Gliserin Mentah

BARIUM SULFAT BARIUM SULFATE

SODIUM HIPOKLORIT SODIUM HYPOCHLORITE

BRODIFAKUM BRODIFACOUM

Material Safety Data Sheet

ASAM ADIPAT ADIPIC ACID

ISOAMIL ASETAT ISOAMYL ACETATE

DISODIUM OXALATE. Sinonim / Nama Dagang (1,2,3,8) Ethanedioic acid, disodium salt; Oxalic acids, disodium salt; Disodium Sodium oxalate.

LEMBAR DATA KESELAMATAN

KALIUM HIDROKSIDA POTASSIUM HYDROXIDE

BENOMIL BENOMYL. 1. N a m a. 2. Sifat Fisika Kimia. Golongan Karbamat heterosiklik. Sinonim / Nama Dagang

BUTIL BENZIL FTALAT BUTYL BENZYL PHTHALATE

LEMBAR DATA KESELAMATAN

AlCl₃ (Aluminium Klorida) Ishmar Balda Fauzan ( ) Widya Fiqra ( ) Yulia Endah Permata ( )

LEMBAR DATA KESELAMATAN

LEMBAR DATA KESELAMATAN

LEMBAR DATA KESELAMATAN

Material Safety Data Sheet. : Resin Pinus Oleo

ASAM BORAT BORIC ACID

TIMBAL ASETAT LEAD ACETAT

PIRIDIN PYRIDINE. 2. Sifat Fisika Kimia (1,4,5,6) Nama Bahan Piridin Deskripsi

AMONIUM NITRAT AMMONIUM NITRATE

ASAM SALISILAT SALICYLIC ACID

ALUMINIUM HIDROKSIDA ALUMINUM HYDROXIDE

LEMBAR DATA KESELAMATAN

LEMBAR DATA KESELAMATAN

KARBON DIOKSIDA CARBON DIOXIDE

LEMBAR DATA KESELAMATAN

LEMBAR DATA KESELAMATAN

TOKSIKOLOGI BEBERAPA ISTILAH. Toksikologi Toksisitas Toksin / racun Dosis toksik. Alfi Yasmina. Sola dosis facit venenum

SODIUM SULFIT SODIUM SULFITE

ALUMUNIUM N a m a Golongan Sinonim / Nama Dagang Nomor Identifikasi : Sifat Fisika Kimia Nama bahan Deskripsi

Data Keracunan Rumah Sakit Tahun

2,3,7,8 TETRAKLORODIBENZO P - DIOKSIN 2,3,7,8 TETRACHLORODIBENZO P DIOXIN

KALSIUM SIANAMIDA CALCIUM CYANAMIDE

Material Safety Data Sheet. : Stearin Sawit RBD Terhidrogenasi

ASAM ASETAT ACETIC ACID

KARBON HITAM CARBON BLACK

ISOOKTANA ISOOCTANE. 2. PENGGUNAAN Digunakan dalam menentukan bilangan oktan bahan bakar, sebagai pelarut. (2)

Material Safety Data Sheet. : Asam Laurat

DIETILTOLUAMIDA N,N-DIETHYLTOLUAMIDE

MELAMIN MELAMINE (1, 2, 3, 5, 6, 8)

PT. BINA KARYA KUSUMA

11/9/2011 TOKSIKOLOGI. Alfi Yasmina BEBERAPA ISTILAH. Toksikologi Toksisitas Toksin / racun Dosis toksik. Sola dosis facit venenum

LEMBARAN DATA KESELAMATAN BAHAN menurut Peraturan (UE) No. 1907/2006

ALIL ALKOHOL. Alil Alcohol

VINIL ASETAT VINIYL ACETATE

T-BUTIL ALKOHOL T-BUTYL ALCOHOL

MSDS NaCl (natrium klorida)

PAPARAN PESTISIDA DI LINGKUNGAN KITA

LEMBARAN DATA KESELAMATAN BAHAN menurut Peraturan (UE) No. 1907/2006

PENTAERITRITOL PENTAERYTHRITOL

Lenkote Alkali Resisting Primer

: Prevathon 50 SC Insektisida

LEMBARAN DATA KESELAMATAN BAHAN menurut Peraturan (UE) No. 1907/2006

Lem Vip. Lembar Data Keselamatan. 1. Deskripsi Produk dan Perusahaan : 2. Identifikasi Bahaya : 3. Komposisi / Informasi dari zat zat yang digunakan :

MERKURI MERCURY. Sinonim / Nama Dagang (5, ) Air raksa (Liquid Silver); logam merkuri (Metal Silver); Hydrargyrum; Quick Silver, Colloidal Mercury

PT. BINA KARYA KUSUMA

KALSIUM KARBIDA CALCIUM CARBIDE

PT. BINA KARYA KUSUMA

BESI (II) GLUKONAT ANHIDRAT FERROUS GLUCONATE, ANHYDROUS

LEMBAR DATA KESELAMATAN

Material Safety Data Sheet Alpha-Pinene

ARSENIK ARSENIC. Frasa Risiko, Frasa Keamanan dan Tingkat Bahaya Peringkat NFPA (Skala 0-4):

LEMBARAN DATA KESELAMATAN BAHAN menurut Peraturan (UE) No. 1907/2006

Transkripsi:

AMMONIUM IODIDA AMMONIUM IODIDE 1. N a m a Golongan Garam, Anorganik (1) Sinonim / Nama Dagang (3) Azanium Iodide, Ammonium Iodide; Ammonium Iodide 99+% A.C.S Reagent ; Ammonium Iodide ACS Reagent ; Ammonium Iodide 99.999%; Ammonium Iodide, ACS; A-937. Nomor Identifikasi Nomor CAS : 12027-06-4 Nomor OHS : 01265 Nomor EINECS : 234-717-7 2. Sifat Fisika Kimia Nama bahan Ammonium Iodide Deskripsi (2,3,4,10) Berbentuk kristal/serbuk, berwarna putih, kuning kecoklatan bila terkena cahaya dan air. higroskopik, Berat Molekul 144.94, Rumus Molekul NH 4 I, tidak berbau, kerapatan relatif (air=1 g/ml) 2,56 g/ml, kelarutan dalam air 1670 g/l, titik lebur 551 0 C, Tekanan Uap 1@211 0 C. Stabil dalam suhu dan tekanan normal. Hindari dari bahan yang tidak kompatibel, cahaya, debu, paparan udara, panas berlebih, oksidan kuat, paparan udara yang lembab atau air. Tidak kompatibel dengan udara, kelembaban, oksidator kuat. Berbahaya bila dicampurkan dengan oksida nitrogen, gas amonia, hidrogen iodida. Frasa Risiko, Frasa Keamanan dan Tingkat Bahaya Peringkat NFPA (Skala 0-4) (2) : Kesehatan 2 = Tingkat keparahan tinggi

Kebakaran 0 = Tidak dapat terbakar Reaktivitas 0 = tidak reaktif Klasifikasi EC (3,4) R36/37/38 = Menyebabkan iritasi pada mata, sistem pernapasan, dan kulit S 24/25 = Hindari/cegah persinggungan/kontak dengan kulit dan mata S26 = Jika terkena mata, segera bilas dengan air mengalir dan segera dapatkan pertolongan medis. S36 = Pakai/kenakan pakaian pelindung yang tepat S37 = Pakai/kenakan sarung tangan yang tepat S45 = Jika terjadi kecelakaan atau jika anda tidak sehat, jika memungkinkan segera bawa ke dokter/rumah sakit/ puskesmas (perlihatkan label kemasan) 3. Penggunaan Iodida banyak digunakan sebagai pereduksi untuk membentuk Iodine. (12) 4. Identifikasi Bahaya Risiko utama dan sasaran organ Bahaya utama terhadap kesehatan : tidak ada target sasaran yang signifikan yang dilaporkan (1). Rute paparan Paparan jangka pendek (1) Terhirup Dapat mengiritasi, koma Kontak dengan kulit Dapat mengiritasi kulit Kontak dengan mata Dapat mengiritasi mata. Tertelan

Dapat menyebabkan mual, muntah, sakit perut, dan diare serta Iritasi saluran pencernaan (terbakar) Paparan jangka panjang (1) Terhirup Diare, detak jantung tak beraturan, kelainan pada paru-paru dan membran mukosa. Kontak dengan kulit Dapat mengiritasi kulit Kontak dengan mata Sama seperti yang dilaporkan pada paparan jangka pendek Tertelan Ruam, rasa logam, mengeluarkan air mata, gangguan pencernaan, kehilangan suara, asma, dan sakit kepala. 5. Stabilitas dan Reaktivitas (7) Stabilitas : Stabil pada suhu dan tekanan normal (1), Stabil dibawah kondisi penyimpanan (8), Stabil kontak dengan udara dan kelembapan (7) Kondisi yang harus : Udara, kelembapan, cahaya, incompatibel (8) dihindari Bahan tak tercampurkan : Halogen. Oksidator, logam aktif dan basa kuat (1,7), Bromin trifluorida, heptafluoride Iodium, dan Bahaya dekomposisi produk Polimerisasi kalium (8) : Produk dekomposisi termal : amonia, asam halida, oksida atau nitrogen Ketika dipanaskan sampai dekomposisi, memancarkan asap sangat beracun hidrogen, amonia dan nitrogen iodida (8) : Tidak akan terpolimerisasi 6. Penyimpanan

Simpan dan tangani sesuai dengan peraturan perundang-undangan dan standard yang berlaku. Simpan di tempat yang sejuk dan kering dengan ventilasi yang baik Simpan pada wadah yang tertutup rapat Hindarkan dari air/uap air 7. Toksikologi Data Karsinogenik Tidak ada data Data Tumorigenik Tidak ada data Data Mutagenik Tidak ada data Data Reproduksi Tidak ada data Informasi Ekologi Tidak ada data 8. Efek Klinis Keracunan akut (1) Terhirup Debu amonium Iodida menyebabkan iritasi pada saluran pernapasan. Intoksikasi akut Amonium Iodida menyebbakan iritasi dan jumlah yang banyak dapat mempengaruhi sistem saraf pusat yang menyebabkan kejang, kebingungan, tremor, bicara cadel, ataksia, pingsan dan koma. Sindrom ini menyerupai terminal kegagalan hati. Hipersensitif terhadap iodida telah dilaporkan pada beberapa individu. Kontak dengan kulit Kontak langsung dapat menimbulkan iritasi kulit. Beberapa individu dilaporkan mengalami hipersensitif terhadap iodida.

Kontak dengan mata Debu atau serbuknya dapat meyebabkan iritasi mata. Tertelan Garam iodida dapat sebagai ekspektoran dan diuretik. Garam ini tidak bersifat korosif seperti pada iodine bebas, tetapi pada larutan air memungkinkan bersifat korosif dan menyebabkan rasa terbakar pada mulut, kerongkongan dan abdomen yang diikuti muntah dan diare, yang kadang disertai darah hitam. Angioedema, laryngeal, pembengkakan, exophthalmos, edema orbital, dan syok mungkin dapat terjadi. Keracunan kronik Terhirup Paparan yang berulang atau dalam jangka waktu yang lama menyebabkan iodism dengan ciri khas : bronkitis, hidung berair, insomnia, tremor, takikardia, parotitis, diare dan berat badan turun. Beberapa individu dilaporkan mengalami hipersensitif terhadap iodida. Kontak dengan kulit Paparan yang berulang atau dalam jangka waktu yang lama menyebabkan dermatitis. Beberapa individu dilaporkan mengalami hipersensitif terhadap iodida. Kontak dengan mata Paparan yang berulang atau dalam jangka waktu yang lama menyebabkan konsungtivitis. Tertelan Menyebabkan iodism dengan rasa logam pada mulut, air liur berlebih, coryza, rinitis berair, lakrimasi, edema pada kelopak mata, konjungtivitis, bersin, bronkitis, stomatitis, parotitis, radang tenggorokan, edema glotal, gastritis, sakit kepala, dan demam. Ruam kulit mungkin dengan eritema, jerawat, urtikaria, dan ioderma. Anoreksia, penurunan berat badan, sulit tidur, myxedema, dan gejala saraf mungkin dapat terjadi. Penggunaan iodida untuk asma pada kehamilan telah menyebabkan kematian janin, gondok berat dan penampilan

kretinoid pada bayi yang baru lahir. Terapi iodida berkepanjangan dapat mengakibatkan hipotiroidisme. 9. Pertolongan Pertama Terhirup (1) Segera pindahkan dari area pemaparan ke area dan pindahkan ke area dengan udara segar. Bila perlu gunakan kantong masker berkatup atau pernafasan penyelamatan. Segera bawa ke rumah sakit atau fasilitas kesehatan terdekat. Kontak dengan kulit ( 1) Segera tanggalkan pakaian, perhiasan, dan sepatu yang terkontaminasi. Cuci dengan sabun atau detergen ringan dan air dalam jumlah yang banyak sampai dipastikan tidak ada bahan kimia yang tertinggal (selama kurang lebih 15-20 menit). Bila perlu segera bawa ke rumah sakit atau fasilitas kesehatan terdekat. Kontak dengan mata (1) Cuci mata dengan air yang banyak atau dengan larutan garam normal (NaCl 0,9%), sekurang-kurangnya selama 15 menit, dengan sesekali membuka kelopak mata atas dan bawah sampai dipastikan tidak ada lagi bahan kimia yang tertinggal. Segera bawa ke rumah sakit atau fasilitas kesehatan terdekat. Tertelan (1) Jika muntah telah terjadi, posisikan kepala lebih rendah dari pinggul untuk membantu mencegah aspirasi. Segera bawa ke rumah sakit atau fasilitas kesehatan terdekat. 10. Penatalaksanaan Oleh Petugas Kesehatan Stabilisasi a. Penatalaksanaan jalan nafas, yaitu membebaskan jalan nafas untuk menjamin pertukaran udara. b. Penatalaksanaan fungsi pernafasan untuk memperbaiki fungsi ventilasi dengan cara memberikan pernafasan buatan untuk menjamin cukupnya kebutuhan oksigen dan pengeluaran karbon dioksida.

c. Penatalaksanaan sirkulasi, bertujuan mengembalikan fungsi sirkulasi darah. d. Jika ada kejang, beri diazepam dengan dosis: Dewasa: 10-20 mg IV dengan kecepatan 2,5 mg/30 detik atau 0,5 ml/30 menit, jika perlu dosis ini dapat diulang setelah 30-60 menit. Mungkin diperlukan infus kontinyu sampai maksimal 3 mg/kg BB/24 jam. Anak-anak: 200-300 µg/kg BB Dekontaminasi a. Dekontaminasi mata Dilakukan sebelum membersihkan kulit: Posisi pasien duduk atau berbaring dengan kepala tengadah dan miring ke sisi mata yang terkena atau terburuk kondisinya. Secara perlahan bukalah kelopak mata yang terkena dan cuci dengan sejumlah air bersih dingin atau larutan NaCl 0,9% diguyur perlahan selama 30 menit atau sekurangnya satu liter untuk setiap mata. Hindarkan bekas air cucian mengenai wajah atau mata lainnya. Jika masih belum yakin bersih, cuci kembali selama 10 menit. Jangan biarkan pasien menggosok matanya. Tutuplah mata dengan kain kassa steril dan segera bawa ke rumah sakit atau fasilitas kesehatan terdekat dan konsul ke dokter mata. b. Dekontaminasi kulit (termasuk rambut dan kuku) Bawa segera pasien ke air pancuran terdekat. Cuci segera bagian kulit yang terkena dengan air mengalir yang dingin atau hangat serta sabun minimal 10 menit. Jika tidak ada air, sekalah kulit dan rambut pasien dengan kain atau kertas secara lembut. Jangan digosok. Lepaskan pakaian, arloji, dan sepatu yang terkontaminasi atau muntahannya dan buanglah dalam wadah/plastik tertutup. Penolong perlu dilindungi dari percikan, misalnya dengan menggunakan sarung tangan, masker hidung, dan apron. Hati-hati untuk tidak menghirupnya. Keringkan dengan handuk yang kering dan lembut.

c. Dekontaminasi saluran cerna: - Antidotum: Tidak ada antidotum yang spesifik untuk keracunan amonium iodida 11. Batas Paparan dan Alat Pelindung Diri Batas Paparan Udara: Tidak ada batas paparan yang dikembangkan oleh OSHA, ACGIH atau NIOSH. (1) Sistem Ventilasi: Sebuah sistem pembuangan lokal dan/atau umum dianjurkan untuk menjaga karyawan untuk selalu di bawah batas paparan udara. Ventilasi pembuangan lokal umumnya lebih disukai karena dapat mengontrol emisi kontaminan dari sumbernya, mencegah dispersi ke area kerja umum. Respirator Pribadi (Disetujui NIOSH): Untuk kondisi paparan berupa debu atau kabut yang jelas namun mesin kontrol tidak layak, sebuah partikulat respirator (jenis NIOSH N95 atau filter lain yang lebih baik) dapat dipakai. Jika partikel berupa minyak (misalnya pelumas, cutting fluid, gliserin, dll), gunakan jenis NIOSH R atau filter P. Pada keadaan darurat atau kasus di mana tingkat paparan yang tidak diketahui, gunakan full-face positive-pressure, udara yang dipasok respirator. Peringatan: respirator tidak dapat melindungi pekerja dalam keadaan kekurangan oksigen. Perlindungan kulit: Pakailah sarung tangan pelindung dan lindungi tubuh dengan pakaian. Perlindungan mata: Gunakan kacamata pengaman kimia. Sediakan kran pencuci mata untuk keadaan darurat serta semprotan air deras dekat dengan area kerja. 12. Manajemen Pemadam Kebakaran Bahaya kebakaran dan ledakan : bahaya kebakaran diabaikan

Media pemadam kebakaran: senyawa kimia kering: karbon dioksida, air, busa biasa Kebakaran besar : Gunakan busa atau banjiri dengan semprotan air yang lembut (1). Pemadaman kebakaran: Pindahkan wadah dari daerah yang terbakar jika memungkinkan dilakukan tanpa adanya risiko. Jangan menyebarkan ceceran atau tumpahan bahan dengan aliran air bertekanan tinggi. Buat saluran untuk pembuangan lebih lanjut. Gunakan bahan pemadam di sekitar api untuk mengisolasi api. Hindarkan menghirup bahan atau produk samping pembakaran. Tetaplah berada di tempat yang arah anginnya berlawanan dan hindari daerah yang lebih rendah (1). 13. Manajemen Tumpahan Kumpulkan tumpahan bahan dalam wadah yang sesuai untuk pembuangan. Hindarkan dari sumber air dan saluran pembuangan. Hindarkan orang yang tidak berkepentingan untuk mendekat, isolasi area tumpahan, dan beri larangan masuk (1). 14. Daftar Pustaka 1. OHS, MDL Information System, Inc. Donelson Pike, Nashvill, 1997 2. http://www.sciencelab.com/msds.php?msdsid=9922921 3. http://www.chemicalbook.com/productmsdsdetailcb0327628_en.htm 4. http://www.chemcas.org/drug/analytical/cas/12027-06-4.asp 5. O Neil, M.J., et al. The Merck Index. Thirteenth Edition. Merck & Co.,Inc. USA. 2001 6. Sittig, M. Handbook of Toxic and Hazardous Chemicals and Carcinogens. Third Edition. Noyes Publications. New Jersey. 1991 7. http://www.strem.com/catalog/v/93-0214/2/

8. http://www.wku.edu/msds/docs/3102.pdf 9. http://www.chemcas.org/drug/analytical/cas/12027-06-4.asp 10. http://cameochemicals.noaa.gov/chemical/8248 11. http://en.wikipedia.org/wiki/ammonium_iodide 12. http://chemicalland21.com/industrialchem/inorganic/ammonium%20iodid E.htm ------------------------------------------------------------------------------------------------------------- Disusun oleh: Sentra Informasi Keracunan Nasional (SIKerNas) Pusat Informasi Obat dan Makanan, Badan POM RI Tahun 2011 -------------------------------------------------------------------------------------------------------------