BAB I PENDAHULUAN. selisih antara harga beli dan harga jual saham, sedangkan yield merupakan cash. biasanya dalam bentuk deviden (Jones, 2002:124).

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. Menurut Tandelin (2010) pasar modal itu sendiri adalah pertemuan

BAB I PENDAHULUAN. luar negeri. Sementara itu bagi investor, pasar modal merupakan wahana untuk

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan. Salah satu kebijakan yang utama untuk memaksimalisasi keuntungan

BAB I PENDAHULUAN. Investasi dalam suatu perusahaan merupakan suatu hal yang sangat

BAB I PENDAHULUAN. Tujuan utama investor dalam menanamkan modalnya di sebuah perusahaan yaitu

BAB I PENDAHULUAN. harus diperhatikan dan dipertimbangkan secara seksama.kebijakan dividen

BAB I PENDAHULUAN. modal dan industri-industri sekuritas pada negara tersebut. Pasar modal

BAB I PENDAHULUAN. yang sedang mengalami pertumbuhan ekonomi. Kondisi ini didukung oleh adanya

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu fungsi utama pasar modal adalah sebagai sarana untuk

BAB I PENDAHULUAN. Kepercayaan investor terhadap perusahaan yang sudah go

BAB I PENDAHULUAN. tersebut. Pasar modal (capital market) merupakan pasar untuk berbagai instrumen

ANALISIS PENGARUH PROFITABILITAS, LEVERAGE, DAN HARGA SAHAM TERHADAP JUMLAH DIVIDEN TUNAI. (Studi Empiris pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan berlomba-lomba untuk dapat menghasilkan keuntungan atau laba yang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu tujuan perusahaan adalah memberi keuntungan yang maksimal

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan,dapat melakukan menahan uang sebagai laba. yang tepat dan memaksimalisasi keuntungan untuk perusahaan.

BAB I PENDAHULUAN. pemegang saham dan bagi perusahaan yang akan membayar dividen. Para

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Seiring berjalannya waktu, umumnya suatu perusahaan memerlukan dana

BAB I PENDAHULUAN. dimanfaatkan oleh perusahaan-perusahaan yang memerlukan dana dalam jumlah

BAB 1 PENDAHULUAN. kondisi ekonomi dan politik dalam suatu negara. Informasi yang diperoleh dari

BAB I PENDAHULUAN. return sebesar-besarnya dengan risiko tertentu. Return. (tingkat pengembalian) tersebut dapat berupa capital gain ataupun dividen,

BAB I PENDAHULUAN. pesat. Hal tersebut mendorong transaksi jual-beli yang dilakukan antara produsen

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Tujuan akhir dari investor perorangan maupun badan usaha

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Tujuan utama dari suatu perusahaan adalah menjalankan kebijakan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Di sebuah negara, pembangunan menjadi salah satu faktor penting

BAB I PENDAHULUAN. yang perlu dipertimbangkan perusahaan dalam melakukan kebijaakn

BAB I PENDAHULUAN. untuk terus mengikuti perkembangan usahanya. Begitu juga dengan setiap

BAB I PENDAHULUAN. kas atau setara kas yang dimiliki oleh perusahaan yang diharapkan akan. kekayaan melalui distribusi hasil investasi.

BAB I PENDAHULUAN. mana yang harus dibeli oleh perusahaan misalnya pemilihan proyek atau

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Sebuah organisasi didirikan oleh seseorang atau sekelompok orang dengan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. banyak diminati masyarakat saat ini. Menerbitkan saham merupakan salah

I. PENDAHULUAN. Hal ini mendukung berkembangnya pasar modal di Indonesia, pasar modal

BAB I PENDAHULUAN. Pada saat ini sudah sangat banyak orang yang tertarik ataupun ingin mencoba

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Kebijakan dividen adalah keputusan apakah laba yang. atau akan ditahan dalam bentuk laba ditahan guna pembiayaan investasi

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat walaupun keadaan ekonomi memburuk. Pekembangan industri

BAB I PENDAHULUAN. baik berupa pendapatan dividen (dividend yield) maupun pendapatan dari selisih

BAB I PENDAHULUAN. lurus dengan risiko yang diperoleh. Return setiap jenis asset akan dijadikan

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

BAB I PENDAHULAN. Investasi dapat dilakukan dalam bentuk investasi pada aspek fisik (real asset)

BAB I PENDAHULUAN. sehingga keuntungan yang dihasilkan bisa maksimal. sebagian besar didanai dengan internal equity maka akan mempengaruhi

BAB I PENDAHULUAN. memperoleh laba yang sebesar-besarnya sesuai dengan pengorbanan sumber daya

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. kepada para pemegang saham atau equity investor. Dividen merupakan bagian

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh invesment opportunity

BAB I PENDAHULUAN. dari tantangan-tantangan yang harus di hadapi, para pelaku bisnis property di

BAB I PENDAHULUAN. Era globalisasi, dengan dukungan teknologi informasi, telah membuka peluang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Perekonomian suatu negara tidak lepas dari peran para pemegang dana,

BAB I PENDAHULUAN. proporsi dana dan sumber daya yang mereka miliki untuk konsumsi saat ini dan

BAB I PENDAHULUAN. Pasar modal memiliki peranan besar bagi perekonomian suatu negara,

BAB I PENDAHULUAN. ketidakpastian yang seringkali sulit diprediksikan oleh para investor. Pesatnya perkembangan

BAB I PENDAHULUAN. jangka panjang seperti obligasi saham, dan lainnya (Wikipedia). penjualan saham meningkat secara signifikan.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Perkembangan ekonomi suatu negara dapat diukur dengan banyak

BAB II KAJIAN PUSTAKA. keuntungan bagi investor yaitu keuntungan berupa dividend. gain. Capital gain diperoleh dari selisih harga jual dan harga beli.

BAB 1 PENDAHULUAN. berupa capital gain ataupun dividend yield. Capital gain dapat diperoleh jika

BAB I PENDAHULUAN. keputusan (corporate action) dengan membagikan dividen atau menahan laba.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH. Saat ini kebanyakan masyarakat mengukur keberhasilan sebuah

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan dunia bisnis dewasa ini cenderung semakin pesat. Tingkat

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan lazimnya didasarkan pada kinerja perusahaan.

BAB I PENDAHULUAN. Rasio pembayaran dividen atau dividend payout ratio merupakan persentase

BAB II LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. mempertahankan dan meningkatkan kinerjanya agar dapat tetap bertahan dalam

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Bangsa Indonesia saat ini berada dalam era pembangunan yang diharapkan

BAB I PENDAHULUAN. investasi (return) dari investasi yang dilakukan. Return yang diperoleh berupa

BAB I PENDAHULUAN. pasar untuk berbagai instrumen keuangan jangka panjang yang bisa diperjualbelikan,

BAB I PENDAHULUAN. kelangsungan untuk mempertahankan hidup perusahaan semakin beraneka ragam.

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu tujuan suatu perusahaan adalah untuk meningkatkan kesejahteraan atau

BAB 1 PENDAHULUAN. suatu hal yang dapat menunjukkan trend negatif dalam pergerakan saham

BAB I PENDAHULUAN. kas kepada para pemegang sahamnya (Grinblatt dan Titman, ). Kebijakan

BAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS

BAB I PENDAHULUAN. hanya dapat dinilai berdasar dampaknya pada harga saham biasa perusahaan.

1.1 Latar Belakang Masalah

UKDW BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Kebijakan dividen menjadi perhatian banyak pihak seperti pemegang saham,

BAB I PENDAHULUAN. sekuritas pada negara tersebut. Pasar modal Indonesia memiliki peran besar

BAB I PENDAHULUAN. investasi yang memberikan return yang paling optimal. Tujuan utama investor

BAB I PENDAHULUAN. tetapi perusahaan juga memiliki tujuan utama yaitu meningkatkan. kekayaan pemegang saham. Melihat bahwa kekayaan pemegang saham

BAB I PENDAHULUAN. Sebagai sumber dana ekstern pasar modal merupakan suatu pengertian

BAB I PENDAHULUAN. berbagai macam jenis salah satunya adalah pasar modal (capital market), pasar

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. dinamakan manajemen keuangan. Kegiatan-kegiatan yang ada dalam

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan untuk investasi kembali (reinvestasi) pada aset yang. dalam bentuk dividen tunai maupun dividen saham.

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pengaruh aktivitas pasar modal yang menjadi peluang yang baik untuk masa

BAB I PENDAHULUAN. dituntut untuk mampu bersaing dalam persaingan industri. Perusahaan harus dapat

BAB I PENDAHULUAN. perekonomian Indonesia. Bursa Efek Indonesia sebagai salah satu pasar modal


BAB I PENDAHULUAN. kondisi ekonomi negara tersebut saat ini: apakah ekonominya sedang booming

ANALISIS PENGARUH ROI, CASH RATIO, CURRENT RATIO DAN DER TERHADAP CASH DEVIDEND DI BURSA EFEK INDONESIA

BAB 1 PENDAHULUAN. Sesuai dengan teori Bird in the hand theory menyatakan bahwa investor lebih

BAB 1 PENDAHULUAN. keberhasilan perusahaan dapat didasarkan pada kemampuan perusahaan untuk

BAB II KAJIAN PUSTAKA, RERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. pada instrument keuangan seperti saham, obligasi, reksa dana, dan lain-lain.

BAB 1 PENDAHULUAN. Persaingan dunia usaha bagi perusahaan yang sudah Go Public semakin

BAB 1 PENDAHULUAN. pasar modal adalah dengan harapan memperoleh capital gain dan dividen.

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Pasar modal memiliki peranan penting dalam memfasilitasi kegiatan perekonomian suatu negara. Pasar modal memberikan sarana utama dalam mempertemukan investor sebagai pihak yang memiliki kelebihan dana dan perusahaan ataupun institusi pemerintah sebagai pihak yang membutuhkan dana. Suatu alternatif investasi yang dapat dilakukan oleh investor dalam rangka memanfaatkan dana yang dimiliki adalah pada saham. Terdapat dua jenis pengembalian yang diharapkan oleh investor ketika melakukan investasi saham, yaitu capital gain dan yield. Capital gain adalah keuntungan yang diperoleh atas selisih antara harga beli dan harga jual saham, sedangkan yield merupakan cash flow atau arus kas yang dibayarkan secara periodik kepada pemegang saham, biasanya dalam bentuk deviden (Jones, 2002:124). Deviden akan diterima oleh pemegang saham hanya apabila ada usaha akan menghasilkan cukup kas untuk membagi deviden tersebut dan apabila dewan direksi menganggap layak bagi perusahaan untuk mengumumkan deviden. Deviden merupakan pembagian keuntungan yang diberikan perusahaan penerbit saham atas keuntungan yang dihasilkan perusahaan (Sundjaja dan Barlian, 2003:437). Jika perusahaan memutuskan membagi keuntungan dalam bentuk deviden maka semua pemegang saham mendapatkan hak yang sama. Namun pembagian deviden untuk pemegang saham preferen lebih diutamakan dari pembagian deviden pemegang saham biasa. Pemegang saham biasa 1

umumnya menginginkan pembagian dividen yang relatif stabil. Kebijakan dividen yang stabil oleh perusahaan akan memberikan kesan kepada para investor bahwa perusahaan mempunyai prospek yang baik di masa mendatang (Riyanto, 1995:270). Dalam praktiknya pembagian dividen oleh perusahaan dapat dibedakan dengan berbagai bentuk, suatu bentuk yang paling umum adalah dividen tunai. Dividend tunai bersumber dari aliran kas perusahaan untuk pemegang saham yang secara implisit memberikan informasi tentang kinerja perusahaan saat ini dan akan datang. Dividen tunai yang diharapkan merupakan variabel pengembalian utama yang akan menentukan nilai saham bagi pemillik saham dan investor (Sundjaja dan Barlian, 2003:380). Kebijakan dividen merupakan salah satu keputusan yang penting dilakukan oleh perusahaan dalam manajemen keuangan. Kebijakan ini akan melibatkan dua pihak yang berkepentingan dan saling bertentangan, yaitu antara kepentingan pemegang saham dengan dividennya dan kepentingan perusahaan dengan saldo labanya. Keputusan pembagian dividen merupakan suatu masalah yang sering dihadapi oleh perusahaan dimana manajemen perusahaan sering mengalami kesulitan untuk memutuskan apakah akan membagikan dividennya atau akan menahan laba untuk diinvestasikan kembali pada proyek-proyek dan kegiatan yang menguntungkan bagi perusahaan di masa yang akan datang. Apabila semakin besar tingkat dividen yang dibayarkan, berarti semakin sedikit saldo laba dan akibatnya akan menghambat tingkat pertumbuhan perusahaan (Riyanto, 1995:266). Jika perusahaan ingin menahan sebagian besar dari pendapatan agar tetap di dalam perusahaan, berarti jumlah yang tersedia untuk 2

membayar dividen semakin kecil. Oleh karena itu diperlukan berbagai pertimbangan bagi perusahaan untuk menentukan langkah kebijakan deviden yang tepat karena manajemen harus memperhatikan kesejahteraan pemegang saham dengan tetap menjaga pertumbuhan dan kelangsungan hidup perusahaan (Warsono, 2003:207). Investor melakukan analisis keuangan terhadap investasi yang tersedia termasuk saham. Analisis keuangan memerlukan informasi keuangan dari perusahaan yang berbentuk laporan keuangan agar dapat memprediksi dan menentukan investasi yang memberikan prospek jangka panjang yang menjanjikan bagi investor. Analisis rasio keuangan merupakan alat utama dalam analisis keuangan, karena alasan ini dapat dipergunakan untuk menjawab berbagai pertanyaan tentang keadaan keuangan perusahaan. Menurut Sartono (2001:114) tujuan dari analisis rasio keuangan bagi investor adalah sebagai alat untuk mengevaluasi nilai saham dan obligasi berbagai perusahaan. Selain itu juga dapat dipergunakan untuk mengukur adanya jaminan atas keamanan dana yang akan ditanamkan dalam perusahaan. Berdasarkan analisa rasio keuangan dimungkinkan untuk dapat menentukan tingkat likuiditas, solvabilitas, keefektifan operasi serta derajat keuntungan suatu perusahaan (Munawir, 2010:65). Oleh karena itu, analisis rasio keuangan sangat diperlukan oleh investor dalam membuat keputusan mengenai investasi pada suatu perusahaan dan mempertimbangkan bagaimana prospek perusahaan tersebut di masa depan. Pembagian dividen oleh perusahaan dipengaruhi oleh beberapa faktor. Menurut Riyanto (1995:267) faktor yang memengaruhi kebijakan dividen antara 3

lain, posisi likuiditas perusahaan, kebutuhan dana untuk membayar hutang, tingkat pertumbuhan perusahaan, dan pengawasan perusahaan, sedangkan menurut Rodoni dan Ali (2010:123) faktor-faktor yang mempengaruhi pembayaran dividen adalah likuiditas, leverage, dan profitabilitas. Dalam penelitian ini faktor yang digunakan untuk menguji hal yang mempengaruhi kebijakan dividen adalah likuiditas (X1), leverage (X2), aktivitas (X3), profitabilitas (X4) dan potensi pertumbuhan (X5), sedangkan dividend payout ratio (DPR) sebagai variabel dependen (Y) yang merupakan persentase dividen sebagai tujuan yang diharapkan investor. Penelitian mengenai kebijakan dividen yang menggunakan dividend payout ratio (DPR) telah banyak dilakukan diantaranya, oleh Simorangkir (2010), Siswanti (2014), Sari dan Sudjarni (2015), dan Permana (2016). Dalam penelitiannya, Simorangkir (2010) menggunakan variabel posisi kas untuk likuiditas, ROA untuk profitabilitas, DER untuk leverage, firm size dan growth potential terhadap variabel independen yaitu DPR. Hasil penelitian menunjukkan bahwa semua variabel secara simultan memiliki pengaruh terhadap DPR, dimana rasio ROA, DER, posisi kas memiliki pengaruh positif namun tidak signifikan, sedangkan growth potential memiliki pengaruh negatif dan signifikan. Penelitian yang dilakukan Siswanti (2014) pada perusahaan real estate dan property dengan variabel independen ROI, debt to total asset (DTA), total asset turnover (TAT) dan EPS menunjukkan hasil bahwa hanya rasio aktivitas yang diproksikan oleh TAT tidak bepengaruh terhadap DPR sedangkan variabel ROI, DTA dan EPS berpengaruh signifikan terhadap DPR. 4

Sari dan Sudjarni (2015) dalam penelitiannya menggunakan variabel current ratio (CR), DER, ROA dan growth menemukan bahwa hanya variabel CR, DER dan growth yang memiliki pengaruh signifikan terhadap kebijakan dividen. Sementara itu, penelitian yang dilakukan oleh Permana (2016) menunjukkan bahwa variabel CR dan ROA tidak berpengaruh terhadap kebijakan dividen dan variabel DER, size dan growth memiliki pengaruh yang signifikan. Nilai perbandingan antara dividen yang dibayarkan dengan laba bersih yang didapatkan dan disajikan dalam bentuk persentase merupakan dividend payout ratio. Semakin tinggi dividend payout ratio akan menguntungkan pihak pemegang saham, namun bagi pihak perusahaan akan memperlemah internal financial, karena jumlah laba ditahan yang kecil. Sebaliknya, jika dividend payout ratio semakin rendah, maka akan merugikan para pemegang saham (investor) namun internal financial perusahaan semakin kuat (Gitosudarmo dan Basri, 2002). Likuiditas merupakan kemampuan suatu perusahaan untuk memenuhi kewajiban keuangan yang segera harus dipenuhi. Posisi kas atau likuiditas merupakan pertimbangan utama dalam banyak kebijakan dividen. Karena dividen tunai merupakan kas keluar bagi perusahaan, maka semakin besar posisi kas dan likuiditas perusahaan secara keseluruhan akan semakin besar kemampuan perusahaan untuk membayar dividen (Riyanto, 1995:267). Leverage mencerminkan kemampuan perusahaan dalam memenuhi seluruh kewajibannya yang ditunjukkan oleh beberapa bagian modal sendiri yang digunakan untuk membayar hutang (Rodoni dan Ali, 2010:123). Perbandingan 5

hutang yang lebih tinggi terhadap modal dapat diasumsikan bahwa perusahaan harus mendahulukan pelunasan kewajiban dibandingkan pembayaran dividen kepada pemegang saham. Oleh karena itu semakin tinggi rasio hutang terhadap ekuitas maka pembayaran dividen akan semakin kecil. Rasio aktivitas yang diproksikan dengan rasio total assets turnover menggambarkan perbandingan antara penjualan bersih dan total aktiva. Rasio ini menceminkan kinerja keuangan perusahaan terhadap efektivitas penggunaan aktiva. Semakin tinggi perputaran aktiva perusahaan maka diasumsikan pendapatan perusahaan akan meningkat, dengan demikian akan mendorong penigkatan dividen yang dibagikan. Profitabilitas merupakan kemampuan perusahaan memperoleh laba dalam hubungannya dengan penjualan, total aktiva maupun modal sendiri. Menurut Hanafi dan Halim (2005:85) rasio profitabilitas sangat bermanfaat bagi kelangsungan perusahaan karena dapat membantu perusahaan untuk mengetahui kontribusi keuntungan perusahaan dalam jangka pendek atau jangka panjang. Oleh karena dividen diambil dari keuntungan bersih yang diperoleh perusahaan, maka keuntungan tersebut akan mempengaruhi besarnya dividend payout ratio. Semakin besar keuntungan yang diperoleh, maka akan semakin besar pula kemampuan perusahaan untuk membayar dividen. Potensi pertumbuhan (growth potential) pada perusahaan dapat dilihat melalui peningkatan total aktiva yang dimiliki oleh perusahaan. Berdasarkan penelitian sebelumnya yang menyatakan bahwa terdapat hubungan negatif antara potensi pertumbuhan perusahaan dan kebijakan dividen dapat menjelaskan 6

bahwa semakin bertumbuh perusahaan maka pembayaran dividen akan semakin kecil. Pertumbuhan perusahaan akan mempengaruhi kebijakan dividen dimana dengan tingkat pertumbuhan yang cepat, kebutuhan akan dana untuk membiayai pertumbuhan tersebut juga akan semakin besar dan perusahaan biasanya lebih memiliih untuk menahan labanya daripada dibayarkan sebagai dividen sehingga dividend payout ratio menjadi rendah (Riyanto, 1995:268) Penelitian ini dilakukan pada perusahaan-perusahaan sektor manufaktur. Industri manufaktur merupakan industri yang paling mendominasi perusahaan-perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI). Selain itu, industri manufaktur merupakan industri yang paling banyak membagikan dividen selama periode 2013 hingga 2015 jika dibandingkan dengan sektor lain pada Bursa Efek Indonesia yaitu dari total 143 peusahaan manufaktur yang terdaftar terdapat 49 perusahaan yang membagikan dividen secara rutin. Oleh karena itu masyarakat atau investor menaruh kepercayaan dengan menanamkan dananya kepada perusahaan manufaktur dengan mengarapkan adanya pembayaran dividen yang konsisten. Peneliti tertarik untuk melakukan penelitian ini karena ingin menguji kembali dan membuktikan penelitian-penelitian terdahulu yang menunjukkan hasil yang tidak konsisten, selain itu peneliti ingin memberikan data yang terbaru sehingga hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai data yang relevan bagi pihak-pihak lain yang membutuhkan. Berdasarkan latar belakang dan permasalahan diatas maka judul yang diketengahkan dalam penelitian ini adalah Pengaruh Likuiditas, Leverage, 7

Aktivitas, Profitabilitas dan Potensi Pertumbuhan terhadap Kebijakan Dividen pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia. 1.2.Rumusan Masalah Berdasarkan identifikasi dan batasan masalah, maka perumusan masalah sebagai berikut: a. Apakah rasio likuiditas mempengaruhi kebijakan dividen perusahaan? b. Apakah rasio leverage mempengaruhi kebijakan dividen perusahaan? c. Apakah rasio aktivitas mempengaruhi kebijakan dividen perusahaan? d. Apakah rasio profitabilitas mempengaruhi kebijakan dividen perusahaan? e. Apakah potensi pertumbuhan mempengaruhi kebijakan dividen perusahaan? 1.3.Tujuan Penelitian Sesuai dengan rumusan masalah di atas, adapun tujuan penelitian yaitu: a. Untuk menguji pengaruh rasio likuiditas terhadap kebijakan dividen perusahaan. b. Untuk menguji pengaruh rasio leverage terhadap kebijakan dividen perusahaan. c. Untuk menguji pengaruh rasio aktivitas terhadap kebijakan dividen perusahaan. d. Untuk menguji pengaruh rasio profitabilitas terhadap kebijakan dividen perusahaan. 8

e. Untuk menguji pengaruh potensi pertumbuhan terhadap kebijakan dividen perusahaan. 1.4.Manfaat Penelitian Manfaat yang diharapkan dalam penelitian yaitu: a. Bagi penulis penelitian ini berguna untuk menambah wawasan dan pengetahuan mengenai pengaruh rasio keuangan terhadap dividen pada perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Selain itu, penulisan skripsi ini merupakan latihan bagi penulis untuk mengembangkan potensi dalam bidang penulisan. b. Bagi bidang akuntansi dan keuangan penelitian ini dapat memberikan bukti empiris dan referensi dalam pengembangan ilmu mengenai kebijakan dividen. c. Bagi praktisi penelitian ini sebagai salah satu acuan pengambilan keputusan oleh pihak manajemen apakah laba akan diberikan pada investor, ditahan, atau untuk reinvestasi internal perusahaan. Bagi investor, calon investor, analis dan pemerhati investasi hasil penelitian ini dapat memberikan pedoman dalam membuat keputusan investasi terkait dengan pengembalian berupa dividen. 1.5.Sistematika Penulisan Pembahasan dalam skripsi ini dibagi menjadi lima bagian dengan sistematika sebagai berikut: BAB I : Pendahuluan 9

Bab ini berisi tentang latar belakang, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian dan sistematika penulisan. BAB II : Landasan Teori Bab ini menjelaskan tentang landasan teori yang mendukung perumusan hipotesis, penelitian terdahulu yang relevan dengan penelitian, dan hipotesis penelitian. BAB III : Metode Penelitian Bab ini membahas mengenai jenis penelitian, jenis dan sumber data, populasi dan sampel, variable penelitian dan metode analisis. BAB IV : Analisis dan Pembahasan Bab ini berisi mengenai hasil dan analisis penelitian yang menjelaskan deskripsi objek penelitian, analisis data dan interpretasi hasil. BAB V : Penutup Berisi kesimpulan dari penelitian yang telah dilakukan. Pada bab ini juga dijelaskan keterbatasan dan saran-saran dari penelitian. 10