BAB II TINJAUAN PUSTAKA

dokumen-dokumen yang mirip
II TINJAUAN PUSTAKA. Kebijakan dividen (Dividend Policy) merupakan keputusan mengenai laba yang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS DAN HIPOTESIS

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Kebijakan dividen adalah keputusan apakah laba yang. atau akan ditahan dalam bentuk laba ditahan guna pembiayaan investasi

BAB I PENDAHULUAN. Kebijakan dividend merupakan fungsi yang tidak dapat dipisahkan dari

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II TEORI DAN PERUMUSAN HIPOTESIS

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. kepada para pemegang saham atau equity investor. Dividen merupakan bagian

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan. Salah satu kebijakan yang utama untuk memaksimalisasi keuntungan

BAB I PENDAHULUAN. modal dan industri-industri sekuritas pada negara tersebut. Pasar modal

BAB II KAJIAN PUSTAKA, RERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS. a. Teori burung di tangan (Bird in the Hand)

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS

ANALISIS PENGARUH CASH POSITION, DEBT TO EQUITY RATIO, RETURN ON ASSETS, CURRENT RATIO DAN FIRM SIZE TERHADAP

II. TINJAUAN PUSTAKA. Dividen adalah pembagian laba kepada pemegang saham berdasarkan

BAB II VARIABEL YANG MEMPENGARUH DIVIDEND PAYOUT RATIO DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. pajak. Menurut Bastian dan Suhardjono (2006), net profit margin adalah

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. variabel pengembalian yang akan menentukan nilai saham bagi pemilik dan

BAB II KAJIAN PUSTAKA, RERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA. keuntungan bagi investor yaitu keuntungan berupa dividend. gain. Capital gain diperoleh dari selisih harga jual dan harga beli.

BAB II. Tinjauan Pustaka. baik dalam bentuk kas maupun saham kepada para pemegang saham suatu

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 2014). Stice et al (2005) dalam Suharli (2007) mengartikan dividen sebagai

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat walaupun keadaan ekonomi memburuk. Pekembangan industri

BAB 1 PENDAHULUAN. kondisi ekonomi dan politik dalam suatu negara. Informasi yang diperoleh dari

BAB I PENDAHULUAN. mempertahankan dan meningkatkan kinerjanya agar dapat tetap bertahan dalam

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB 1 PENDAHULUAN. keberhasilan perusahaan dapat didasarkan pada kemampuan perusahaan untuk

BAB I PENDAHULUAN. selisih antara harga beli dan harga jual saham, sedangkan yield merupakan cash. biasanya dalam bentuk deviden (Jones, 2002:124).

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Tujuan akhir dari investor perorangan maupun badan usaha

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan,dapat melakukan menahan uang sebagai laba. yang tepat dan memaksimalisasi keuntungan untuk perusahaan.

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS. Profitabilitas sering dikaitkan dengan kemampuan perusahaan dalam

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dibagikan perusahaan dapat berupa tunai (cash dividend) yaitu kepada setiapp

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH. Saat ini kebanyakan masyarakat mengukur keberhasilan sebuah

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. mempunyai kelebihan dana (surplus funds) dengan cara melakukan investasi

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Sartono (2008: 281) kebijakan dividen adalah keputusan apakah laba yang diperoleh

BAB I PENDAHULUAN. sehingga keuntungan yang dihasilkan bisa maksimal. sebagian besar didanai dengan internal equity maka akan mempengaruhi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Perkembangan ekonomi suatu negara dapat diukur dengan banyak

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. mempengaruhi pengembalian investasi pada equity securities pada perusahaan

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS. Hubungan agensi terjadi karena adanya suatu perjanjian atau kontrak yang

BAB I PENDAHULUAN. Investasi dalam suatu perusahaan merupakan suatu hal yang sangat

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN Debt To Equity Ratio (DER) dan Devidend Payout Ratio (DPR)


BAB I PENDAHULAN. Investasi dapat dilakukan dalam bentuk investasi pada aspek fisik (real asset)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. penelitian. Telaah pustaka tersebut berasal dari berbagai sumber yaitu text book

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. keputusan, terutama pihak diluar perusahaan, mengenai posisi keuangan dan hasil

BAB I PENDAHULUAN. pasar untuk berbagai instrumen keuangan jangka panjang yang bisa diperjualbelikan,

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh invesment opportunity

BAB I PENDAHULUAN. Tujuan utama investor dalam menanamkan modalnya di sebuah perusahaan yaitu

I. PENDAHULUAN. Hal ini mendukung berkembangnya pasar modal di Indonesia, pasar modal

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 1. Penelitian Budi Hardiatmo dan Daljono (2013) Penelitian ini mengambil topik tentang analisis faktor - faktor yang

BAB II URAIAN TEORITIS. Penelitian mengenai dividend payout ratio atau kebijakan dividen telah

BAB I PENDAHULUAN. kelangsungan untuk mempertahankan hidup perusahaan semakin beraneka ragam.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Darmadji dan Fakhrudin (2006) Saham dapat didefenisikan

BAB I PENDAHULUAN. Pada umumnya investor mempunyai tujuan utama untuk meningkatkan

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS. yang berisiko serta yang terakhir adalah saham biasa (Myers & Majluf, 1984

umum lebih menyukai dividen daripada capital gain. Berarti pula bahwa terdapat

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Gitman (2003:570) mengatakan bahwa dividen payout ratio indicates

BAB II LANDASAN TEORI

I PENDAHULUAN. pendapatan atau tingkat pengembalian investasi, baik berupa dividen maupun

BAB I PENDAHULUAN. keputusan (corporate action) dengan membagikan dividen atau menahan laba.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA A.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. tunai adalah sumber aliran kas untuk pemegang saham dan memberikan

[JURNAL ECOBISMA] Vol. 2 No. 1 Jan 2015

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. pembagian dividen. Karena dividen yang diterima oleh pemegang saham

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. diterbitkan oleh pemerintah, public authorities, maupun perusahaan swasta.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB III METODE PENELITIAN. manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. faktor-faktor yang mempengaruhi kebijakan dividen. Perusahaan yang sukses akan memperoleh pendapatan (income).

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI DIVIDEND PAYOUT RATIO PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BEI

BAB I PENDAHULUAN. laba ditahan (Levy dan Sarnat, 1990). Kebijakan dividen pada perusahaan-perusahaan

BAB I PENDAHULUAN. sekuritas pada negara tersebut. Pasar modal Indonesia memiliki peran besar

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS

BAB I PENDAHULUAN. baik berupa pendapatan dividen (dividend yield) maupun pendapatan dari selisih

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Tujuan utama dari suatu perusahaan adalah menjalankan kebijakan

BAB II LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. Struktur pendanaan merupakan indikasi bagaimana perusahaan membiayai

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI. Kebijakan dividen (dividend policy) adalah keputusan apakah laba yang diperoleh

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Teori mengenai kebijakan pembayaran dividen

BAB 1 PENDAHULUAN. pemegang saham, khususnya pemegang saham yang berinvestasi untuk jangka

BAB I PENDAHULUAN. membutuhkan dana yang cukup besar, sehubungan dengan hal ini perusahaan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Likuiditas perusahaan akan mempengaruhi besar kecilnya dividen yang

BAB 1 PENDAHULUAN. pasar modal adalah dengan harapan memperoleh capital gain dan dividen.

BAB I PENDAHULUAN. Pengaruh Likuiditas, Leverage, Pertumbuhan, Jaminan Dan Profitabilitas Terhadap Kebijakan

BAB I PENDAHULUAN. keputusan keuangan yang saling berkaitan yaitu keputusan investasi,

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. kepada investor, yaitu keuntungan berupa dividen dan capital gain. Capital gain

BAB II LANDASAN TEORI. Menurut Stice, at al, (Pasadena, 2013) Dividen adalah pembagian kepada

II. LANDASAN TEORI. laba ditahan (retained earnings) yang ditahan sebagai cadangan bagi perusahaan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian

Transkripsi:

BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. KERANGKA TEORI 1. Definisi Dividend Dividend adalah suatu bentuk pembayaran yang dilakukan oleh perusahaan baik dalam bentuk kas maupun saham kepada para pemegang saham suatu perusahaan sebagai proporsi dari jumlah saham yang dimiliki oleh pemilik. Menurut Halim (2007) dividen merupakan pembagian keuntungan yang diberikan perusahaan penerbit saham tersebut atas keuntungan yang diperoleh perusahaan. Jika perusahaan memutuskan untuk membagi keuntungan dalam dividen maka semua pemegang saham biasa mendapatkan hak yang sama. Pembagian dividen untuk saham biasa dapat dilakukan jika perusahaan sudah membayar dividen untuk saham preferen (Jogiyanto,1998). Widoadmodjo (1996) juga menyatakan bahwa dividend adalah saham secara tunai untuk setiap lembarnya (dividend per share). Sedangkan dividen saham (stock dividend) merupakan dividen yang dibayar atau dibagi dalam bentuk saham, yang diperhitungkan untuk setiap lembar sahamnya. Dividen yang dibagikan perusahaan kepada para pemegang saham dapat dibagi dalam beberapa jenis deviden. 8

9 Dividen yang paling disukai oleh para pemegang saham adalah dividen tunai atau dividend kas. 2. Jenis-Jenis Dividend Menurut (Darmadji, 2006) dividend dapat terbagi dalam beberapa jenis yaitu: 1. Dividend tunai (cash dividend), yaitu dividend tunai yang mengacu pada devidend yang diberikan emiten kepada pemegang saham dalam bentuk uang tunai. 2. Dividend saham (stock dividend), yaitu dividend yang dibagikan perusahaan dalam bentuk saham perusahaan sehingga jumlah saham perusahaan menjadi bertambah. 3. Dividend property (property dividend), yaitu pembagian kepada pemegang saham yang dapat dibayar dengan aktiva selain kas. 4. Dividend likuidasi (liquidation dividend), yaitu dividend yang diberikan kepada pemegang saham sebagai dilikuidasikannya perusahaan. Dividen yang dibagikan adalah selisih nilai realisasi asset perusahaan dikurangi dengan semua kewajibannya. 5. Dividend Utang/Scrip Dividends, yaitu timbul apabila laba tidak dibagi itu saldonya mencukupi untuk pembagian dividend, tetapi saldo kas yang ada tidak cukup. Oleh karena itu pimpinan dalam suatu perusahaan akan mengeluarkan scrip dividends yaitu janji tertulis untuk membayar jumlah tertentu diwaktu yang akan datang (Baridwan, 2004).

10 3. Kebijakan Dividend Menurut Sartono (2001: 281) kebijakan dividend adalah keputusan apakah yang diperoleh perusahaan akan dibagikan kepada pemegang saham sebagai dividen atau akan ditahan dalam bentuk laba ditahan guna pembiayaan investasi dimasa datang. Apabila perusahaan memilih untuk membagikan laba sebagai dividen, maka akan mengurangi laba yang ditahan dan selanjutnya mengurangi total sumber dana intern atau internal financing. Sebaliknya jika perusahaan memilih untuk menahan laba yang diperoleh, maka kemampuan pembentukan dana intern akan semakin besar. Kebijakan dividend adalah suatu kebijakan perusahaan sehubungan dengan membayar pendapatan sebagai dividend dibandingkan mempertahankan mereka untuk reinvestasi di perusahaan (Mgbame, 2011). Ini adalah pembagian keuntungan antara pembayaran kepada pemegang saham dan investasi kembali dalam perusahaan. Dengan demikian kebijakan devidend merupakan bagian penting dari jangka panjang strategi perusahaan pembiayaan 4. Teori Kebijakan Dividend Ada beberapa teori yang digunakan sebagai landasan dalam menentukan kebijakan dividend untuk perusahaan, sehingga dapat dijadikan pemahaman mengapa suatu perusahaan mengambil kebijakan dividend tertentu. Teori-teori tersebut adalah sebagai berikut (Brigham dan Houston, 2001) :

11 1. Teori irelevansi dividend (dividend irrelevance theory) Bahwa nilai perusahaan hanya ditentukan oleh kemampuan dasar untuk menghasilkan laba dan resiko bisnisnya. Dengan kata lain, bahwa nilai dari sebuah perusahaan akan tergantung hanya pada laba yang diproduksi oleh aktiva-aktivanya, bukan pada bagaimana laba tersebut akan dibagi menjadi dividend dan saldo laba ditahan. Teori ini menyatakan bahwa kebijakan dividen sebuah perusahaan tidak memiliki pengaruh baik terhadap harga saham maupun biaya modalnya. 2. Teori burung di tangan (bird-in-the-hand theory) Menurut Keown (2000;611) kepercayaan bahwa pendapatan dividend mempunyai nilai lebih tinggi bagi investor dari pada pendapatan modal. Sedangkan menurut (Litner, 1962) mengemukakan bahwa para pemegang saham lebih suka kalau keuntungan dibagikan dalam bentuk dividend dari pada retained earning. Alasan mereka adalah pembayaran dividend merupakan penerimaan yang pasti dibanding dengan capital gain. Mereka mengkiaskan bahwa satu burung ditangan lebih berharga dari pada seribu burung di udara. 3. Tax preference theory Apabila dividend dikenai pajak dengan jumlah yang lebih tinggi dari pada pajak atas capital gains, pemodal menginginkan

12 agar dividend tersebut dibagikan dalam jumlah kecil dengan maksud untuk memaksimumkan nilai perusahaan. Menurut (Atmaja, 1994) faktor yang mempengaruhi dalam menentukan kebijakan dividend, antara lain : 1. Perjanjian Hutang, pada umumnya perjanjian hutang antara perusahaan dengan kreditor membatasi pembayaran dividend. 2. Pembatasan dari Saham Preferen, tidak ada pembayaran dividend untuk saham biasa jika dividen saham preferen belum dibayar. 3. Tersedianya Kas, dividend berupa uang tunai hanya dapat dibayar jika tersedia uang tunai yang cukup. 4. Pengendalian, Jika manajemen ingin mempertahankan kontrol terhadap perusahaan, ia cenderung menjual saham baru. Akibatnya dividend yang dibayarkan kecil. 5. Kebutuhan Dana untuk Investasi, Perusahaan yang berkembang selalu membutuhkan dana baru untuk diinvestasikan pada proyekproyek yang menguntungkan. 6. Fluktuasi Laba, jika laba perusahaan cenderung stabil, perusahaan dapat membagikan dividend yang relatif besar tanpa takut harus menurunkan dividend jika laba tiba-tiba merosot. Sebaliknya jika laba perusahaan berfluktuasi dividend sebaiknya kecil agar kestabilannya terjaga.

13 5. Dividend Payout Ratio (DPR) a) Definisi Dividend Payout Ratio (DPR) Dividend payout ratio (DPR) merupakan persentase pendapatan yang akan dibayarkan kepada pemegang saham sebagai cash dividen. Persentase dari pendapatan yang akan dibayarkan kepada pemegang saham dengan earning per share (EPS). Menurut Darmadji (2006) menyatakan bahwa rasio pembayaran dividend (payout ratio) merupakan rasio yang mengukur perbandingan dividend per share terhadap laba perusahaan earning per share (EPS). Sedangkan Jogiyanto Hartono (1998), menyatakan bahwa DPR diukur sebagai dividen yang dibayarkan dibagi dengan laba yang tersedia untuk pemegang saham umum. Jadi DPR merupakan prosentase laba yang dibagikan kepada pemegang saham umum dari laba yang diperoleh perusahaan Menurut Darmadji dan Fakhruddin (2006), jika rasio pembayaran dividen dihitung dalam basis per lembar saham, maka rumus perhitungannya adalah sebagai berikut: DPR = Divident Per Share EPS Dengan demikian dapat dikatakan bahwa semakin tinggi DPR yang ditetapkan oleh suatu perusahaan, maka semakin besar jumlah laba perusahaan yang akan dibayarkan sebagai dividen kepada para pemegang saham.

14 Menurut Jogiyanto Hartono (1998), DPR seringkali dikaitkan dengan signaling theory. DPR yang berkurang dapat mencerminkan laba perusahaan yang makin berkurang. Akibatnya sinyal buruk akan muncul karena mengindikasikan bahwa perusahaan kekurangan dana. Menurut Brav et.al., (2003), kondisi ini akan menyebabkan preferensi investor akan suatu saham berkurang karena investor memiliki preferensi yang sangat kuat atas dividen. Sehingga perusahaan akan selalu berupaya untuk mempertahankan DPR meskipun terjadi penurunan jumlah laba yang diperolehnya. Pentingnya kebijakan dividend terutama yang berkaitan dengan DPR juga telah dibahas oleh Miller dan Modigliani (1961) dalam Adaoglu(2000). Miller dan Modigliani (1961) dalam Adaoglu (2000) menyatakan bahwa setiap perubahan dalam kebijakan dividend akan selalu dievaluasi oleh investor sebagai sinyal atas kemampuan masa depan perusahaan. b) Faktor-faktor yang Mempengaruhi Dividend Payout Ratio Menurut Gitosudarmo (1992) dalam Rini (2007) Dividend Payout Ratio adalah perbandingan antara dividend yang dibayarkan dengan laba bersih yang didapatkan dan biasanya disajikan dalam bentuk persentase. Semakin tinggi dividend payout ratio akan menguntungkan para investor tetapi dari pihak perusahaan akan memperlemah internal financial karena memperkecil laba ditahan.

15 Tetapi sebaliknya dividend payout ratio semakin kecil akan merugikan para pemegang saham dan internal financial perusahaan semakin kuat. Menurut Sundaja dan Barlian (2002) dalam Rini (2007), menyatakan bahwa pengertian rasio pembayaran dividend (dividend payout ratio) adalah presentase dari setiap rupiah yang dihasilkan dibagikan kepada pemilik dalam bentuk tunai; dihitung dengan membagi dividend kas per saham dengan laba per saham. Sedangkan Keown, Scott, Martin and Petty (1999) dalam Rini (2007) menyatakan Dividend payout ratio indicates the amount of dividends relative to the company s net or earning per share Menurut Gitosudarmo (2002) dalam Rini (2007) besar kecilnya dividend payout ratio dipengaruhi oleh beberapa faktor berikut ini : 1) Faktor Likuiditas, semakin tinggi likuiditas akan meningkatkan dividend payout ratio dan sebaliknya semakin rendah likuiditas akan menurunkan dividend payout rati. 2) Kebutuhan dana untuk melunasi utang, semakin besar dana untuk melunasi utang baik untuk obligasi, hipotik dalam tahun tersebut yang diambilkan dari kas maka akan berakibat menurunkan dividend payout ratio dan sebaliknya. 3) Tingkat ekspansi yang direncanakan, semakin tinggi ekspansi yang direncanakan oleh perusahaan berakibat mengurangi

16 dividend payout ratio karena laba yang diperoleh diprioritaskan untuk penambahan aktiva. 4) Faktor pengawasan, semakin terbukanya perusahaan akan memperkuat modal sendiri sehingga mengakibatkan kenaikan dividend payout ratio dan sebaliknya semakin tertutupnya perusahaan akan menurunkan dividend payout ratio. 5) Ketentuan-ketentuan dari pemerintah, ketentuan-ketentuan yang berkaitan dengan laba perusahaan maupun pembayaran dividend. 6) Pajak kekayaan/penghasilan dari pemegang saham, apabila para pemegang saham adalah ekonomi lemah yang bebas pajak maka dividend payout ratio lebih tinggi disbanding apabila pemegang saham para ekonomi kuat yang kena pajak. Menurut Sinuraya (1999) dalam Rini (2007) menyatakan bahwa dalam menentukan pembagian dividend, faktor yang harus dipertimbangkan ada kemungkinan pengurangan pembayaran dividend disebabkan proyek perusahaan memburuk atau menghadapi kesempatan investasi yang menguntungkan dan pembayaran yang stabil atas dividend payout ratio. Faktor-faktor yang harus dipertimbangkan sebagai berikut : 1) Faktor Likuiditas 2) Biaya pengeluaran saham baru (emisi saham), karena penerbitan saham baru selalu mengakibatkan pengeluaran biaya, sekalipun secara kritis pembayaran dividend bias diganti dengan penerbitan

17 saham baru. Emisi saham mengakibatkan biaya modal baru akan lebih tinggi daripada biaya modal laba ditahan. Umumnya dividend payout ratio (DPR) berkorelasi negatif dengan kebutuhan dana investasi. 3) Pengendalian, kalau perusahaan emisi saham, maka pemilik saham lama akan mempunyai proporsi perusahaan yang berkurang sehingga pengendalian terhadap perusahaan akan berkurang. 4) Stabilitas keuntungan dan kebangkrutan, apabila perusahaan memperoleh keuntungan yang relatif stabil. 5) Biaya transaksi dan kebutuhan permodal, secara teoritis kenaikan harga saham akan sama dengan jumlah dividen yang dibagikan, meskipun demikian hal ini bias menyulitkan pemilik saham kalau tiba-tiba perusahaan memperkecil pembayaran dividendnya, kalau hal ini dihubungkan dengan pola kebutuhan dana dari modal tersendiri. 6. Cash Position (CP) Cash Position (CP) merupakan salah satu ukuran dari rasio likuiditas (liquidity ratio) yang merupakan kemampuan perusahaan memenuhi kewajiban jangka pendeknya (current liability) melalui sejumlah kas (dan setara kas, seperti giro atau simpanan lain di bank yang dapat ditarik setiap saat) yang dimiliki perusahaan. Semakin tinggi CP menunjukkan kemampuan kas perusahaan untuk memenuhi

18 (membayar) kewajiban jangka pendeknya, (Brigham,1983). Dengan semakin meningkatnya cash ratio juga dapat meningkatkan keyakinan para investor untuk membayar dividend yang diharapkan oleh investor. Secara matematis cash position dapat dirumuskan sebagai berikut: Cash Potition = saldo kas akhir Laba bersih setelah pajak (Lisa Marlina dan Clara Danica, 2009) Kas dan equivalennya dalam persamaan tersebut menunjukkan besarnya kas dan setara kas (giro dan simpanan lain yang pengambilannya tidak dibatasi oleh waktu) yang tercermin dalam neraca (sisi asset/current asset). Sedangkan current liability menunjukkan jumlah kewajiban jangka pendek perusahaan yang tercermin dalam neraca (sisi liability/current liability) (Mollah et al.,2000) menunjukkan bahwa posisi cash ratio merupakan variabel penting yang dipertimbangkan oleh manajemen dalam penentuan DPR (Dividend Payout Ratio). Namun posisi cash ratio menunjukkan variabel yang lebih penting daripada investasi dalam pengambilan keputusan dividend. Perusahaan yang menunjukkan kendala pembayaran (kekurangan likuiditas) mengarahkan manajemen untuk membatasi pertumbuhan dividend (Sharaks,2005). Dengan kata lain, meningkatnya posisi CP (Cast Position) juga akan meningkatkan pembayaran dividend.

19 7. Debt to Equity Ratio (DER) Bambang Riyanto (1998) menyatakan bahwa solvabilitas merupakan kemampuan perusahaan membayar semua hutanghutangnya. Apabila perusahaan menentukan bahwa pelunasan utangnya akan diambilkan dari laba ditahan, berarti perusahaan harus menahan sebagian besar dari pendapatannya untuk keperluan tersebut, yang mana ini berarti hanya sebagian kecil saja yang pendapatan yang dapat dibayarkan sebagai dividend (Riyanto 1998). Prihantoro (2003) menyatakan bahwa DER (Debt To Equity Ratio) mencerminkan kemampuan perusahaan dalam memenuhi seluruh kewajibannya, yang ditunjukkan oleh berapa bagian modal sendiri yang digunakan untuk membayar hutang secara sistematik, DER dapat dirumuskan sebagai berikut : Debt to Equity Ratio (DER) = Total Hutang Total Equity (Lisa Marlina dan Clara Danica, 2009) Semakin besar rasio ini menunjukkan semakin besar tingkat ketergantungan perusahaan terhadap pihak eksternal dan semakin besar beban biaya hutang yang harus dibayar perusahaan. Semakin meningkat rasio hutang maka hal tersebut berdampak pada menurunnya profit yang diperoleh peusahaan, karena sebagian digunakan untuk membayar bunga pinjaman. Peningkatan hutang pada gilirannya akan mempengaruhi besar kecilnya laba bersih yang tersedia bagi pemegang

20 saham termasuk dividen yang akan diterima. Jika beban hutang semakin tinggi, maka kemampuan perusahaan untuk membagi dividend akan semakin rendah. 8. Return On Assets (ROA) Profitabilitas adalah tingkat keuntungan bersih yang berhasil diperoleh perusahaan dalam menjalankan operasionalnya. Dividend adalah merupakan sebagian dari laba bersih yang diperoleh perusahaan, oleh karenanya dividend akan dibagikan jika perusahaan memperoleh keuntungan. Keuntungan yang layak dibagikan kepada para pemegang saham, adalah keuntungan setelah perusahaan memenuhi seluruh kewajiban tetapnya yaitu beban bunga dan pajak. Karena dividend diambil dari keuntungan bersih yang diperoleh perusahaan, maka keuntungan tersebut akan mempengaruhi besarnya DPR. Perusahaan yang memperoleh keuntungan cenderung akan membayar porsi keuntungan yang lebih besar sebagai dividend. Semakin besar keuntungan yang diperoleh, maka akan semakin besar pula kemampuan perusahaan untuk membayar dividend. Atribut profitabilitas ini diwakili oleh tingkat keuntungan setelah pajak dibagi dengan total assets (Chang dan Rhee,1990). Rumus dari ROA adalah: Return On Assets (ROA) = Laba bersih setelah pajak Total Aktiva (Lisa Marlina dan Clara Danica, 2009)

21 Return on assets (ROA) diukur dari profitabilitas/laba bersih setelah pajak (earning after tax) terhadap total investasinya yang mencerminkan kemampuan perusahaan dalam penggunaan investasi yang digunakan untuk operasi perusahaan dalam rangka menghasilkan profitabilitas perusahaan. Partington(1989) dan Widodo (2002) menyatakan bahwa profitabilitas merupakan factor terpenting yang dipertimbangkan oleh manajemen dalam DPR. Semakin besar ROA menunjukkan kinerja perusahaan yang semakin baik, karena tingkat kembalian investasi (return) semakin besar. Seperti diuraikan sebelumnya, bahwa return yang diterima oleh investor dapat berupa pendapatan dividend dan capital gain. Dengan demikian meningkatnya ROA juga akan meningkatkan pendapatan dividend. 9. Current Ratio (CR) Current ratio juga merupakan salah satu ukuran rasio likuiditas (liquidity ratios) yang dihitung dengan membagi aktiva lancar (curent assets) dengan hutang/ kewajiban lancar (current liability). Semakin besar current ratio menunjukkan semakin tinggi kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban jangka pendeknya (termasuk di dalamnya kewajiban membayar DPS yang terutang). Sebagaimana cash ratio, maka tingginya current ratio juga menunjukkan keyakinan investor terhadap terhadap kemampuan perusahaan membayar dividen yang dijanjikan.

22 Menurut Brigham (1999) dalam Tesdi (2006), secara matematis current ratio dapat dirumuskan sebagai berikut: Current Ratio = Current Assets Current Liability Hanafi dan halim (2005) Kedua rasio likuiditas tersebut menunjukkan kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban-kewajiban jangka pendeknya. Dipisahkannya kedua rasio likuiditas ke dalam cash ratio dan current ratio dimaksudkan untuk mengetahui mana yang lebih berpengaruh terhadap pendapatan dividend per lembar saham (dividend per share). 10. Firm Size (Ukuran Perusahaan) Menurut Brigham dan Houston (2001) dalam Yustiana (2010), perusahaan besar dapat dengan mudah untuk mengakses pasar modal. Kemudahan untuk mengakses pasar modal berarti perusahaan memiliki fleksibilitas dan kemampuan untuk mendapatkan dana yang dibutuhkan. Menurut Tittman dan Wessels (1988) Yustiana (2010), Firm size (ukuran perusahaan) merupakan ukuran besar kecilnya perusahaan yang diukur melalui logaritma natural dari total asset (Ln total asset). Total asset dijadikan sebagai indikator ukuran perusahaan karena sifatnya jangka panjang dibandingkan dengan penjualan. Menurut Hatta (2002) dalam Tesdi (2006), suatu perusahaan besar dan mapan akan mudah untuk menuju ke pasar modal. Karena kemudahan untuk berhubungan dengan pasar modal maka berarti fleksibilitas lebih besar dan kemampuan untuk mendapatkan dana

23 dalam jangka pendek, perusahaan besar dapat mengusahakan pembayaran dividend yang lebih besar dibandingkan dengan perusahaan kecil. Ukuran untuk menentukan ukuran perusahaan adalah dengan log natural dari net sales. Secara matematis ukuran perusahaan (size) dapat dirumuskan sebagai berikut: Ukuran Perusahaan = Ln of Net Sales (Prihantoro, 2003). B. Hasil Penelitian Terdahulu Sudarsi (2002) dalam penelitiannya menganalisis pengaruh variabel-variabel yang diperkirakan mempengaruhi Dividend Payout Ratio (DPR), antara lain Cash Position (CP) dan Return on Assets (ROA). Penelitian ini menggunakan model regresi berganda, dan memperoleh hasil bahwa variabel Cash Position (CP) memiliki pengaruh yang negatif terhadap variabel Dividend Payout Ratio (DPR), sedangkan variabel Return on Assets (ROA) memiliki pengaruh yang positif terhadap Dividend Payout Ratio (DPR). Arief Basuki (2012), hasil penelitiannya menyimpulkan bahwa DER dan ROA tidak berpengaruh signifikan terhadap DPR pada derajat signifikansi lebih dari 5%. CR dan ROA berpengaruh positif, sedangkan DER berpengaruh negatif. Sementara itu DER dan ROA berpengaruh signifikan terhadap DPR pada derajat signifikansi kurang dari 5%. Anggit Satria Pribadi dan R Djoko Sampurna (2012) hasil penelitiannya itu menyimpulkan bahwa variable Return On Assaets (ROA)

24 mempunyai pengaruh positif dan signifikan terhadap DPR sedangkan CP mempunyai pengaruh yang negatif dan signifikan terhadap DPR. Variabel firm size mempunyai pengaruh yang negatif serta signifikan terhadap variabel DPR. Sutari Sri Rejeki (2011), hasil penelitian menunjukkan bahwa Firm Size memberikan pengaruh yang positif dan signifikant terhadap Dividend Payout Ratio (DPR). Debt to Equity Ratio (DER) dan Current Ratio memberikan pengaruh yang negatif dan tidak signifikan terhadap Dividend Payout Ratio (DPR). C. Perumusan Hipotesis 1. Pengaruh Cah Position terhadap Dividend Payout Ratio Cash Position atau likuiditas perusahaan merupakan faktor yang penting yang harus dipertimbangkan sebelum mengambil keputusan untuk menetapkan besarnya deviden yang akan dibayarkan kepada para pemegang saham. Olehkarna itu dividend merupakan Cash Outflow, maka makin kuat posisi cash peruahaan berarti semakin besar kemampuan perusahaan untuk membayar dividend. Penelitian Hedi Gustian dan Utik Bidayati (2009) tentang Analisi Pengaruh Cash Position, Debt To Equity Ratio, dan Return on Assets Terhadap Dividend Payout Ratio Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar di BEI menyimpulkan bahwa Cash Position berpengaruh Positif Terhadap Dividend Payout Ratio

25 H1 : Cash Position berpengaruh positif signifikan terhadap Dividend Payout Ratio. 2. Pengaruh Debt To Equity Ratio terhadap Dividend Payout Ratio Debt To Equity Ratio merupakan rasio hutang terhadap modal. Prihantoro(2003:10) dalam penelitian Hedi Gustian Dan Utik Bidayati (2009) menyatakan bahwa DER mencerminkan kemampuan perusahaan dalam memenuhi seluruh kewajibannya yang ditujukan oleh berapa bagian modal sendiri yang digunakan untuk membayar hutang. Oleh karna itu, semakin rendah DER akan semakin tinggi kemampuan perusahaan untuk membayar semua kewajibannya. Penelitian Lisa Marlina dan Clara Danica (2009) tentang Analisi Pengaruh Cash Position, Debt To Equity Ratio, dan Return on Assets Terhadap Divident Payout Ratio Pada Departemen staff engajar FE USU menyimpulkan bahwa DER berpengaruh Positif dan signifikan Terhadap Dividend Payout Ratio. Hasil penelitiannya tidak sesuai dengan konsep DER yang berpengaruh negarif terhadap DPR. H2 : DER berpengaruh negatif dan signifikan terhadap Dividend Payout Ratio. 3. Pengaruh Return On Assets terhadap Dividend Payout Ratio Rasio Return On Assets menunjukan kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba dengan assets yang dimiliki pada masa lalu yang kemudian dianalisis untuk memproyeksikan kemampuan perusahaan menghasilkan laba dimasa mendatang. Semakin tinggi

26 keuntungan yang diterima perusahaan, maka berpengaruh pada tingginya ketersediaan dana pada perusahaan yang dialokasi untuk deviden. Penelitian Anggit Satria Pribadi dan R.Djoko Sampurmo (2012) tentang Analisis pengaruh Cash Position, Firm size, Growth Opportunity, Ownership, dan Return On Assets terhadap Dividend Payout Ratio menghasilkan bahwa Return On Assets berpengaruh positif signifikan terhadap Dividend Payout Ratio. H3 : Return On Assets berpengaruh positif signifikan terhadap Dividend Payout Ratio. 4. Pengaruh Current Ratio terhadap Dividend Payout Ratio Current ratio juga merupakan salah satu ukuran rasio likuiditas (liquidity ratios) yang dihitung dengan membagi aktiva lancar (curent assets) dengan hutang/ kewajiban lancar (current liability). Semakin besar current ratio menunjukkan semakin tinggi kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban jangka pendeknya (termasuk di dalamnya kewajiban membayar DPS yang terutang). Penelitian yang di la kukan Arief Basuki (2012), hasil penelitiannya menyimpulkan bahwa Current Ratio (CR) berpengaruh positif dan signifikan terhadap Dividend Payout Ratio (DPR). Berdasarkan penjelasan di atas, hipotesis yang dapat di susun adalah : H4 : Current Ratio berpengaruh positif signifikan terhadap Dividend Payout Ratio.

27 5. Pengaruh Firm Size terhadap Dividend Payout Ratio Menurut Hatta (2002) dalam Tesdi (2006), suatu perusahaan besar dan mapan akan mudah untuk menuju ke pasar modal. Karena kemudahan untuk berhubungan dengan pasar modal maka berarti fleksibilitas lebih besar dan kemampuan untuk mendapatkan dana dalam jangka pendek, perusahaan besar dapat mengusahakan pembayaran dividend yang lebih besar dibandingkan dengan perusahaan kecil. Penelitian yang di lakukan oleh Sutari Sri Rejeki (2011) dengan judul Pengaruh Debt To Equity Ratio, Net Profit Margin, Asset Growth, Firm Size, Dan Current Ratio Terhadap Dividend Payout Ratio. Studi Kasus Pada Perusahaan Non Financial Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Periode 2005-2009. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Firm Size memberikan pengaruh yang positif dan signifikant terhadap Dividend Payout Ratio (DPR). Debt to Equity Ratio (DER) dan Current Ratio memberikan pengaruh yang negatif dan tidak signifikan terhadap Dividend Payout Ratio (DPR). Dari uraian di atas maka hipotesis yang dapat di susun yaitu : H5 : Firm Size berpengaruh positif signifikan terhadap Dividend Payout Ratio.

28 D. Model Penelitian Pada model penelitian dibawah ini menunjukkaan CP,DER, dan ROA sebagai variabel independen baik secara parsial maupun simultan mempengaruhi DPR sebagai varibel dependen. Variabel Independen Variabel dependen CP (X1) H1 (+) DER (X2) ROA (X3) H2 H3 H4 (-) (+) (+) DPR(Y1) CR (X4) Firm Size X((X5) H5 H (+) Gambar 2.1 Model Penelitian