I. PENDAHULUAN. untuk didapat, melainkan barang yang amat mudah didapat karena kebutuhan

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Penyalahgunaan narkoba di Indonesia sudah sangat mengkhawatirkan.

I. PENDAHULUAN. mengkhawatirkan. Narkotika sendiri merupakan barang yang tidak lagi dikatakan

I. PENDAHULUAN. Fenomena penyalahgunaan dan peredaran narkotika merupakan persoalan

I. PENDAHULUAN. Pemberantasan penyalahgunaan narkotika merupakan masalah yang sangat penting,

I. PENDAHULUAN. anak-anak yang kurang perhatian orang tua, dan begitu beragamnya kegiatan yang

I. PENDAHULUAN. Narkotika selain berpengaruh pada fisik dan psikis pengguna, juga berdampak

I. PENDAHULUAN. kita mengetahui yang banyak menggunakan narkoba adalah kalangan generasi muda

UPAYA PENEGAKAN HUKUM NARKOTIKA DI INDONESIA Oleh Putri Maha Dewi, S.H., M.H Dosen Fakultas Hukum Universitas Surakarta

BAB I PENDAHULUAN. nasional, tetapi sekarang sudah menjadi masalah global (dunia). Pada era

I. PENDAHULUAN. kemakmuran bagi rakyatnya. Namun apabila pengetahuan tidak diimbangi dengan rasa

I. PENDAHULUAN. Cita-cita bangsa Indonesia sebagaimana yang tercantum dalam Pembukaan UUD

I. PENDAHULUAN. mengisi kemerdekaan dengan berpedoman pada tujuan bangsa yakni menciptakan

TINJAUAN PUSTAKA. Upaya penanggulangan tindak pidana dikenal dengan istilah kebijakan kriminal

I. PENDAHULUAN. Indonesia sebagai Negara berkembang sangatlah membutuhkan pembangunan yang merata di

I. PENDAHULUAN. Kecanggihan teknologi seluler dewasa ini cukup memudahkan setiap orang

PENDAHULUAN. penyalahgunaan, tetapi juga berdampak sosial, ekonomi dan keamanan nasional,

I. PENDAHULUAN. Salah satu penyakit sosial masyarakat adalah penyalahgunaan narkotika. Saat ini

BAB I PENDAHULUAN. menimbulkan rasa kekhawatiran yang mendalam pada masyarakat. Berbagai

BAB I PENDAHULUAN. pidana yang diancamkan terhadap pelanggaran larangan 1. Masalah pertama

Kejahatan merupakan bayang-bayang peradaban manusia, bahkan lebih maju dari peradaban

I. PENDAHULUAN. Lalu lintas adalah salah satu permasalahan yang dihadapi kota-kota besar di

I. PENDAHULUAN. Penyalahgunaan izin tinggal merupakan suatu peristiwa hukum yang sudah sering

I. PENDAHULUAN. kesehatan penting untuk menunjang program kesehatan lainnya. Pada saat ini

I. PENDAHULUAN. 1998, dimana banyak terjadi peristiwa penggunaan atau pemakaian barang-barang

I. PENDAHULUAN. pengobatan dan pelayanan kesehatan. Namun, dengan semakin berkembangnya zaman, narkotika

I. PENDAHULUAN. regional dan nasional. Sampai dengan saat ini, penyalahgunaan obat-obatan. terlarang di seluruh dunia tidak pernah kunjung berkurang,

TINJAUAN PUSTAKA. kehidupan masyarakat. Peranan yang seharusnya dilakukan Kepolisian Resort

BAB I PENDAHULUAN. Pembukaan Undang-Undang Dasar tahun 1945 yaitu melindungi segenap

I. PENDAHULUAN. harus dilindungi. Anak tidak dapat melindungi diri sendiri hak-haknya, berkepentingan untuk mengusahakan perlindungan hak-hak anak.

I. PENDAHULUAN. Kejahatan (Crime) yang terjadi dalam masyarakat biasanya dilakukan oleh

I. PENDAHULUAN. Tindak pidana perjudian merupakan suatu tindak pidana biasa yang mempunyai

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Indonesia adalah Negara hukum, sebagaimana tertuang dalam

I. PENDAHULUAN. pembangunan ekonomi, perbaikan sistem publik, melakukan usaha

I. PENDAHULUAN. seluruh masyarakat untuk meningkatkan mutu kehidupannya, sebagaimana yang

I. PENDAHULUAN. spirituil berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar Oleh karena itu

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Peredaran gelap narkotika di Indonesia menunjukkan adanya

BAB I PENDAHULUAN. ketergantungan bagi penggunanya dimana kecenderung akan selalu

I. PENDAHULUAN. Negara Indonesia adalah negara hukum ( rechtstaats), maka setiap orang yang

I. PENDAHULUAN. kemajuan dalam kehidupan masyarakat, selain itu dapat mengakibatkan perubahan kondisi sosial

I. PENDAHULUAN. dalam rumah tangga saat ini kerap terjadi baik merupakan kekerasan secara fisik

I. PENDAHULUAN. seseorang (pihak lain) kepada pegawai negeri atau penyelenggara negara sebagai

I. PENDAHULUAN. saat ini membutuhkan kendaraan dengan tujuan untuk mempermudah segala akses

melaksanakan kehidupan sehari-hari dan dalam berinterkasi dengan lingkungannya. Wilayah

I. PENDAHULUAN. Anak adalah amanat sekaligus karunia Tuhan Yang Maha Esa, yang senantiasa

I. PENDAHULUAN. Hakekat pembangunan nasional adalah membangun seluruh manusia Indonesia

I. PENDAHULUAN. Perubahan kehidupan manusia pada era globalisasi sekarang ini terjadi dengan

I. PENDAHULUAN. segala bidanng ekonomi, kesehatan dan hukum.

BAB I PENDAHULUAN. rasa nyeri, dan dapat menimbulkan ketergantungan. 1. adanya pengendalian, pengawasan yang ketat dan seksama.

M. Rizki Novianto Jurusan Hukum Pidana Fakultas Hukum Universitas Brawijaya Malang

BAB I PENDAHULUAN. keberadaannya menjadi ancaman bagi kelangsungan hidup masyarakat karena

BAB I PENDAHULUAN. Berdasarkan perubahan tersebut ditegaskan bahwa ketentuan badan-badan lain

I. PENDAHULUAN. masyarakat menimbulkan dampak lain, yaitu dengan semakin tinggi kepemilikan

BAB I PENDAHULUAN. Pertama kalinya konferensi tentang psikotropika dilaksanakan oleh The United

BAB I PENDAHULUAN. yaitu masalah pidana yang diancamkan terhadap pelanggaran tertentu 2. Topik

I. PENDAHULUAN. Negara Republik Indonesia. Kepolisian adalah hak-ihwal berkaitan dengan fungsi

I. PENDAHULUAN. Penyalahgunaan, perdagangan gelap narkotika merupakan permasalahan nasional,

I. PENDAHULUAN. Salah satu persoalan yang selalu dihadapi di kota-kota besar adalah masalah lalu lintas. Hal ini

I. PENDAHULUAN. Salah satu persoalan yang selalu dihadapi di kota-kota besar adalah lalu lintas.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Narkotika diperlukan oleh manusia untuk memenuhi kebutuhan

I. PENDAHULUAN. Akhir-akhir ini banyak sekali beredar makanan yang berbahaya bagi kesehatan para

hukum terhadap tindak pidana pencurian, khususnya pencurian dalam keluarga diatur

Perlindungan Hukum Terhadap Anak Sebagai Kurir Narkotika. (Study Putusan No. 14/Pid.Sus Anak/2015/PN. Dps) Siti Zaenab

BAB I PENDAHULUAN. sosial dimana mereka tinggal.

BAB I PENDAHULUAN. kejahatan yang bersifat trans-nasional yang sudah melewati batas-batas negara,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pembangunan nasional Indonesia bertujuan mewujudkan manusia

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pertumbuhan dan perkembangan penduduk di Indonesia berkembang

I. PENDAHULUAN. Salah satu upaya yang sudah lumrah dilakukan oleh pembentuk Peraturan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. cepat dari proses pematangan psikologis. Dalam hal ini terkadang menimbulkan

BAB I PENDAHULUAN. kekerasan. Tindak kekerasan merupakan suatu tindakan kejahatan yang. yang berlaku terutama norma hukum pidana.

BAB I PENDAHULUAN. Penyalahgunaan narkotika, psikotropika, dan zat- zat adiktif lainnya (NAPZA)

BAB I PENDAHULUAN. penyakit kronik (sulit disembuhkan) yang berulang kali kambuh yang hingga

BAB I PENDAHULUAN. hukum seperti telah diatur dalam Pasal 12 Undang-Undang No. 35 Tahun

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pemidanaan terhadap Pecandu Narkotika merupakan salah satu

I. PENDAHULUAN. kebijakan sosial baik oleh lembaga eksekutif, legislatif dan yudikatif maupun

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat yang adil dan makmur, materil spiritual berdasarkan Pancasila dan UUD 1945.

BAB I PENDAHULUAN. Penyalahgunaan narkotika, psikotropika, dan zat- zat adiktif lainnya (NAPZA)

II. TINJAUAN PUSTAKA

I. PENDAHULUAN. tanpa ada satu pun aparat keamanan muncul untuk mengatasinya. Selama ini publik Jakarta

BAB I PENDAHULUAN. perbuatan menyimpang yang ada dalam kehidupan masyarakat. maraknya peredaran narkotika di Indonesia.

BAB I PENDAHULUAN. Di masa sekarang ini pemerintah Indonesia sedang giat-giatnya

BAB IV PENUTUP. A. Kesimpulan. 1. Peranan BNN dalam menjalankan fungsi pencegahan tindak pidana narkotika. yaitu :89

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Penyalahgunaan narkotika pada akhir-akhir tahun ini dirasakan

BAB I PENDAHULUAN. dalam kesatuan langkah menuju tercapainya tujuan pembangunan tersebut.

melakukan penyidikan terhadap tindak pidana psikotropika dengan pelaku anak

BAB I PENDAHULUAN. pengobatan atau pelayanan kesehatan dan pengembangan ilmu pengetahuan dan di

I. PENDAHULUAN. terhadap tindak pidana pencurian, khususnya pencurian dalam keluarga diatur didalam

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Trend perkembangan kejahatan Narkoba di Indonesia akhir-akhir ini

BAB I PENDAHULUAN. makmur yang merata materiil dan spirituil berdasarkan Pancasila dan Undang-

I. PENDAHULUAN. hukum sebagai sarana dalam mencari kebenaran, keadilan dan kepastian hukum. Kesalahan,

I. PENDAHULUAN. Pemerintah Indonesia sekarang ini melaksanakan pembaharuan hukum pidana.

I. PENDAHULUAN. Indonesia seutuhnya dan pembangunan masyarakat Indonesia seluruhnya untuk

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Peredaran narkotika semakin mengkhawatirkan di Indonesia karena

I. PENDAHULUAN. terpuruknya sistem kesejahteraan material yang mengabaikan nilai-nilai

I. PENDAHULUAN. kebebasan, baik yang bersifat fisik maupun pikiran. Oleh karena itu, Undang-Undang Dasar

I. PENDAHULUAN. Hukum merupakan seperangkat aturan yang diterapkan dalam rangka menjamin

BAB I PENDAHULUAN. Guna mewujudkan masyarakat Indonesia yang sejahtera, adil dan

BAB III PENUTUP. mengambil kesimpulan sebagai berikut: dilakukan oleh anak-anak, antara lain : bentuk penanggulangan secara preventif yaitu :

I. PENDAHULUAN. dalam Pembukaan UUD 1945 alinea ke-4 yang menyatakan sebagai berikut bahwa : Pemerintah

BAB I PENDAHULUAN. terus menerus termasuk derajat kesehatannya. dengan mengusahakan ketersediaan narkotika dan obat-obatan jenis tertentu

BAB I PENDAHULUAN. atau perubahan kesadaran, hilangnya rasa, mengurangi sampai menghilangkan. rasa nyeri, dan dapat menimbulkan ketergantungan.

Transkripsi:

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Penyalahgunaan narkoba di Indonesia sudah sangat mengkhawatirkan. Narkoba sendiri merupakan barang yang tidak lagi dikatakan barang haram yang susah untuk didapat, melainkan barang yang amat mudah didapat karena kebutuhan sesaat sebagai efek candu dan kenikmatan tubuh penggunanya. Pecandu narkoba akan menghalalkan segala cara untuk mendapatkan barang haram ini karena narkoba memang suatu zat yang memiliki efek candu yang kuat bagi penggunanya dan efek ketergantungan yang luar biasa. Ketergantungan yang dialami pemakai narkoba ini jika tidak terealisasi maka efek yang dialami adalah sakaw, yaitu keadaan dimana orang tersebut mengalami rasa gelisah atau gangguan psikis atau psikologis akibat kencanduan putau. 1 Dampak yang ditimbulkan karena pemakaian narkoba diatas, tentu dapat kita cermati bahwa penyalahgunaan narkoba adalah merupakan suatu tindak kejahatan dan pelanggaran yang mengancam keselamatan, baik fisik maupun jiwa si pemakai dan juga terhadap masyarakat disekitar secara sosial. 2 Penyalahgunaan narkoba tersebut tentunya tidak lepas dari peran peredaran narkoba yang semakin 1 Heriady Willy, Berantas Narkoba Tak Cukup Hanya Bicara (Tanya Jawab dan Opini), (Yogyakarta : UII Press), 2005, hlm 70 2 Makarao, Moh.Taufik. Tindak Pidana Narkotik, (Jakarta: Ghalia Indonesia). 2003. hlm 49

2 meluas dalam masyarakat dan membentuk jaringan yang berakar. Peredaran narkoba juga tidak lepas dari indikasi bahwa dikendalikannya peredaran narkoba di Indonesia oleh jaringan internasional, sebab hampir 70 persen narkoba yang beredar di dalam negeri merupakan kiriman dari luar negeri. Bisnis peredaran narkoba jika ditinjau dari segi penghasilan dapat dikatakan bahwa keuntungannya amat menjanjikan, tentu resiko yang akan dialami juga amat besar bagi para pengedar, maupun produsen. Peredaran dan penyalahgunaan narkoba dalam masyarakat harus dicegah dan ditanggulangi. Upaya pencegahan ini harus benar-benar dilaksanakan sesuai dengan dikeluarkannya Undang-Undang Narkotika agar masalah narkoba ini tidak terus tumbuh dalam masyarakat sebagai wabah yang buruk bagi perkembangan negara. Masalah hukum ini menyangkut peran aparat penegak hukum, khususnya Kepolisian yang sangat penting keberadaannya di tengah-tengah masyarakat sebagai abdi negara penyeimbang dan pengayom kehidupan dalam masyarakat. Pendapat Lawrence M. Friedman menyatakan bahwa, Semua produk hukum baik dalam bentuk undang-undang maupun peraturan perundang-undangan pasti akan memberikan dampak terhadap kinerja aparat penegak hukum. 3 Upaya pencegahan dan penanggulangan yang dilakukan oleh Kepolisian dalam penelitian ini, penulis menitik beratkan tugas Kepolisian pada kawasan kota Bandar Lampung. Satuan Polisi Resort Kota Bandar Lampung, khususnya satuan reserse narkoba, dalam hal ini memerlukan langkah-langkah lebih lanjut dalam proses penegakan hukum terhadap pelaku tindak pidana peredaran narkoba. 3 Siswantoro Sunarso, Penegakan Hukum Psikotropika, dalam Kajian Sosiologi Hukum, (Jakarta: Grfindo Persada. 2004), hlm 141

3 Realisasi dari penanggulangan pemberantasan tindak pidana peredaran narkoba tidak lepas dari peran aparat penegak hukum saja, diperlukan adanya kerjasama dari berbagai pihak antara lain adalah peran serta masyarakat. Hasil perkembangan saat ini dari peredaran narkoba yang semakin marak dalam masyarakat, ditemukan sebuah kasus baru yang dapat diungkap pihak Kepolisian Resort Kota Bandar Lampung. Peredaran narkoba tidak hanya melibatkan peran serta warga sipil, melainkan melibatkan jaringan yang dilatar belakangi oleh warga dalam status narapidana yang mendekam dalam lembaga pemasyarakatan. Temuan kasus baru ini terus dikembangkan pihak Kepolisian guna mengungkap jaringan peredaran narkoba sampai ke produsennya. Berdasarkan informasi yang penulis dapatkan pada saat prasurvey di kantor Polresta Bandar Lampung, diketahui bahwa terhadap salah satu anggota Kepolisian Polresta Bandar Lampung guna menjadi acuan bahwa adanya fakta hukum berupa peredaran narkoba di kalangan narapidana yang terjadi di kota Bandar Lampung. Informasi tersebut didapat dari anggota satuan Reskoba Polresta Bandar Lampung Kota yaitu Tantowi Darsyah yang berhasil mengungkap jaringan peredaran narkoba melalui penangkapan seorang tersangka pengguna narkoba yang diketahui berprofesi sebagai penyanyi dengan barang bukti 0,5 gram shabu-shabu. 4 Penyelidikan tidak berhenti sampai disini, pihak Reskoba Polresta Bandar Lampung dengan menggunakan keterangan tersangka pengguna, bahwa barang bukti didapat dari salah seorang pengedar. Pengedar tersebut seorang laki-laki 4 Hasil Prariset Penulis di Satuan Unit Narkoba Polresta Bandar Lampung 8 April 2013.

4 yang kesehariannya bekerja freeline atau serabutan. Hasil yang mampu diungkap yaitu pengedar dapat ditangkap. Selain itu, dibantu dengan kecanggihan teknologi yang ada saat ini, penelusuran dilanjutkan dengan cara melacak komunikasi dengan media handphone (HP) yang disita satuan Reskoba dari tangan pengguna dan pengedar, kemudian pelacakan dimulai melalui pesan singkat (SMS) yang akhirnya mengungkap pula bandar yang mengendalikan peredaran narkoba ini. Bandar tersebut diketahui merupakan salah seorang narapidana yang mendekam didalam Lembaga Pemasyarakatan (lapas) Way Huwi. Penelusuran dan pengembangan kasus tersebut, saat ini status tersangka yang merupakan narapidana masih di proses dalam persidangan. Gambaran kasus di atas, untuk itu penulis tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul: Upaya Unit Satuan Narkoba Polresta Bandar Lampung Dalam Menanggulangi Peredaran Narkoba Di Lembaga Pemasyarakatan Narkotika (Studi Pada Lembaga Pemasyarakatan Narkotika Way Huwi) B. Permasalahan dan Ruang Lingkup 1. Permasalahan Hal-hal yang menjadi pokok permasalahan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : a. Bagaimanakah upaya unit satuan narkoba Polresta Bandar Lampung dalam menanggulangi peredaran narkoba di Lembaga Pemasyarakatan Narkotika? b. Apakah faktor penghambat dalam upaya menanggulangi peredaran narkoba di Lembaga Pemasyarakatan Narkotika?

5 2. Ruang Lingkup Penelitian Adapun lingkup pembahasan dalam penelitian ini adalah bagian dari kajian Hukum Pidana. Sedangkan lingkup pembahasan dalam penelitian ini hanya terbatas pada pengaturan mengenai upaya unit satuan narkoba Polresta Bandar Lampung dalam menanggulangi peredaran narkoba di Lembaga Pemasyarakatan Narkotika dan faktor faktor yang menjadi penghambat dalam upaya menanggulangi peredaran narkoba di lembaga pemasyarakatan narkotika. Sedangkan dalam lingkup wilayah penelitian ini mengambil studi di Lembaga Pemasyarakatan Narkotika Way Huwi. C. Tujuan dan Manfaat Penelitian 1. Tujuan Penelitian Setiap kegiatan penelitian pastilah mempunyai tujuan, dimana tujuan-tujuan yang hendak dipakai penulis dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui : a. Upaya unit satuan narkoba Polresta Bandar Lampung dalam menanggulangi peredaran narkoba di Lembaga Pemasyarakatan Narkotika. b. Faktor-faktor penghambat dalam upaya menanggulangi peredaran narkoba di Lembaga Pemasyarakatan Narkotika. 2. Kegunaan Penelitian Kegunaan penelitian ini mencakup kegunaan teoritis dan kegunaan praktis, yaitu: a. Kegunaan Teoritis Secara teoritis, penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan pemikiran dalam rangka pengembangan ilmu hukum pidana tentang pengaturan mengenai upaya unit satuan narkoba Polresta Bandar Lampung

6 dalam menanggulangi peredaran narkoba di Lembaga Pemasyarakatan Narkotika. b. Kegunaan Praktis Penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai bahan masukan kepada Praktisi Hukum dan masyarakat khususnya mengenai faktor yang menjadi penghambat dalam upaya menanggulangi peredaran narkoba di Lembaga Pemasyarakatan Narkotika. D. Kerangka Teoritis dan Konseptual 1. Kerangka Teoritis Kerangka teoritis adalah konsep-konsep yang merupakan abstraksi dari hasil pemikiran atau kerangka acuan yang pada dasarnya bertujuan untuk mengadakan identifikasi terhadap dimensi-dimensi social yang dianggap relevan oleh peneliti. 5 Penerapan hukum pidana (criminal law application) tidak terlepas dari adanya peraturan perundang-undangan pidana. Menurut Sudarto, usaha mewujudkan peraturan perundang-undangan pidana yang sesuai dengan keadaan dan situasi pada suatu waktu dan untuk masa-masa yang akan datang berarti melaksanakan politik hukum pidana. Politik hukum pidana dalam kepustakaan asing sering dikenal dengan kebijakan hukum pidana. Kebijakan hukum pidana adalah upaya menanggulangi kejahatan dengan pemberian sanksi pidana atau sebagai suatu ilmu sekaligus seni yang bertujuan untuk memungkinkan peraturan positif dirumuskan secara lebih baik. 6 5 Soerjono Soekanto, Pengantar Penelitian Hukum, (Jakarta: Universitas Indonesia Press), 2010, hlm 125 6 Sudarto, Hukum Pidana I, (Bandung : Alumni), 1984, hlm. 38.

7 Kebijakan hukum dengan sarana pidana merupakan serangkaian proses yang terdiri atas tiga tahap yakni: a. Tahap kebijakan legislatif; b. Tahap kebijakan yudikatif; c. Tahap kebijakan eksekutif. 7 Upaya penanggulangan kejahatan secara garis besar dapat dibagi 2 (dua), yaitu lewat jalur penal (hukum pidana) dan lewat jalur non-penal (bukan/diluar hukum pidana). 8 Kebijakan penanggulangan kejahatan atau politik kriminal dapat meliputi ruang lingkup yang cukup luas. Dari pendapat tersebut di atas, bahwa kebijakan kriminal secara garis besar dapat dikelompokkan menjadi dua, yaitu: a. kebijakan kriminal dengan menggunakan sarana hukum pidana (penal policy). b. kebijakan kriminal dengan menggunakan sarana di luar hukum pidana (non penal policy). 9 Menjawab permasalah kedua di atas yaitu faktor penghambat dalam upaya penegakan hukum, maka dapat menggunakan teori mengenai faktor-faktor yang berpengaruh terhadap penegakan hukum. Faktor-faktor yang mempengaruhi penegakan hukum adalah sebagai berikut : a. Faktor hukumnya sendiri (Undang-Undang) b. Faktor penegak hukum, yakni pihak-pihak yang membentuk maupun yang menerapkan hukum c. Faktor sarana atau fasilitas yang mendukung penegakan hukum. hlm.78. 7 Barda Nawawi Arief, Teori-teori dan Kebijakan Pidana, (Bandung : Alumni), 2003, 8 Ibid 9 Ibid

8 d. Faktor masyarakat, yakni lingkungan dimana hukum tersebut berlaku atau diterapkan e. Faktor kebudayaan. 10 Kelima faktor tesebut diatas saling berkaitan erat karena merupakan esensi dari penegakan hukum, serta juga merupakan tolak ukur daripada efektfitas penegakan hukum. 2. Konseptual Konseptual adalah kerangka yang menggambarkan hubungan antara konsepkonsep khusus yang merupakan kumpulan dari arti yang berkaitan dengan istilah yang diteliti. 11 Agar tidak terjadi kesalahpahaman pada pokok permasalahan, maka dibawah ini penulis memberikan beberapa konsep yang dapat dijadikan pegangan dalam memahami tulisan ini. Berdasarkan judul akan diuraikan berbagai istilah sebagai berikut : a. Upaya adalah aspek yang dinamis dalam kedudukan (status) terhadap sesuatu. Apabila seseorang melakukan hak dan kewajibannya sesuai dengan kedudukannya, maka ia menjalankan suatu upaya. 12 b. Unit Satuan Narkoba adalah suatu unit kepolisian yang bertugas melakukan pengawasan dan mengendalikan terhadap penanganan kasus-kasus tindak pidana narkoba. c. Penanggulangan adalah suatu rancangan semacam program kerja yang sistematis, berdaya guna untuk meminimalisir atas kejadian alam atau human 10 Soerjono Soekanto, Faktor-faktor yang Mempengaruhi Penegakan Hukum, Raja Grafindo Persada, Jakarta.2005, hlm. 5 11 Soerjono Soekanto, Op, Cit., hlm 132 12 Soerjono Soekanto, Op, Cit., hlm 237.

9 error untuk keselamatan manusia, harta benda/aset dan lingkungan/kawasan yang dilaksanakan oleh pemerintah atau masyarakat. 13 d. Peredaran adalah peralihan (pergantian) dr keadaan yg satu ke keadaan yg lain yang berulang- ulang seakan-akan merupakan suatu lingkaran. 14 e. Narkotika adalah zat atau obat yang berasal dari tanaman atau bukan tanaman baik sintetis maupun semi sintetis yang dapat menyebabkan penurunan atau perubahan kesadaran, hilangnya rasa, mengurangi sampai menghilangkan rasa nyeri, dan dapat menimbulkan ketergantungan, atau ketagihan yang sangat berat (Pasal 1 Undang-Undang Nomor 35 Tahun 2009 tentang Narkotika). f. Lembaga Pemasyarakatan (disingkat LP atau LAPAS) adalah tempat untuk melakukan pembinaan terhadap narapidana dan anak didik pemasyarakatan di Indonesia. Sebelum dikenal istilah lapas di Indonesia, tempat tersebut di sebut dengan istilah penjara. 15 E. Sistematika Penulisan Supaya mempermudah dan memahami penulisan ini secara keseluruhan, maka penulisan ini dibagi menjadi 5 (lima) bab dengan sistematika yang tersusun sebagai berikut : BAB I PENDAHULUAN Pada bab ini memuat latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, metode penelitian dan sistematika penulisan. 13 Barda Nawawi Arief, Op, Cit., hlm. 4 14 http://www.artikata.com/arti-363029-peredaran.html, diakses 12 Mei 2013 (11.14). 15 http//:ditjenpas.kemenkumham.go.id, diakses 8 April 2013 (21.00).

10 BAB II TINJAUAN PUSTAKA Pada bab ini penulis akan menguraikan kerangka teori yang meliputi tinjauan tentang sinkronisasi peraturan perundang-undangan, tinjauan tentang penyadapan, tinjauan tentang pengaturan penyadapan dalam beberapa produk undang-undang dan diakhiri dengan kerangka pemikiran. BAB III : METODE PENELITIAN Pada bab ini memuat metode yang digunakan dalam penulisan yang menjelaskan mengenai langkah-langkah yang digunakan dalam pendekatan masalah, yaitu dalam memperoleh dan megklasifikasikan sumber dan jenis data, serta prosedur pengumpulan data dan pengolahan data, kemudian dari data yang telah terkumpul dilakukan analisis data dengan bentuk uraian. BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Pada bab ini berisi hasil penelitian dan pembahasan tentang analisis upaya unit satuan narkoba Polresta Bandar Lampung dalam menanggulangi peredaran narkoba di lembaga pemasyarakatan narkotika. BAB V PENUTUP Pada bab ini berisi simpulan serta saran-saran yang dapat penulis kemukakan kepada para pihak yang terkait dengan bahasan penulisan hukum ini. DAFTAR PUSTAKA