- 42 Bab 42 Menghapal Ilmu Penjelasan : Salah satu cara Allah menjaga agama ini adalah dengan dibangkitkannya para ulama yang menghapal Al Qur an dan Sunah Nabi-Nya. Maka lahirlah diberbagai penjuru negeri-negeri Islam para panghapal Al Qur an dan hadits-hadits Nabi. Para penghapal ini dimulai dari generasi terbaik Shahabat, diteruskan oleh Tabi in dan Tabi it Tabi in dan seterusnya. Mereka adalah Hufadz Islam yang membawa agama ini. Berkata Imam Bukhori : - 118 ) ( ) ( - - 60). Hadits no. 118 Haddatsanaa Abdul Aziz nin Abdullah ia berkata, haddatsanii Malik dari Ibnu Syihaab dari Al A roj dari Abu Huroiroh ia berkata : sesungguhnya manusia berkata, yang paling banyak meriwayatkan hadits adalah Abu Huroiroh. Seandainya tidak ada 2 ayat dalam Kitabullah aku tidak akan meriwayatkan 1 hadits pun, lalu beliau membaca ayat : {Sesungguhnya orang-orang yang menyembunyikan apa yang telah Kami turunkan berupa keterangan-keterangan (yang jelas) dan petunjuk, setelah Kami menerangkannya kepada manusia dalam Al Kitab, mereka itu dila'nati Allah dan dila'nati (pula) oleh semua (mahluk) yang dapat mela'nati. kecuali mereka yang telah taubat dan mengadakan perbaikan[105] dan menerangkan (kebenaran), maka terhadap mereka itulah Aku menerima taubatnya dan Akulah Yang Maha Menerima taubat lagi Maha Penyayang } (QS. Al Baqoroh (2) : 159-160). Sesungguhnya saudara-saudara kami orang-orang Muhajirin sibuk dengan perdagangan dipasar-pasar, sedangkan saudara-saudara kami dari Anshor sibuk dengan pekerjaan mereka
memutar uangnya, sedangkan Abu Huroiroh senantiasa bermulazamah dengan Rasalullah dalam keadaan lapar perutnya, maka aku hadir pada saat mereka tidak hadir dan aku hapal pada saat orang lain tidak menghapalnya. Muslim pada no. 2492. Penjelasan biografi perowi hadits : Para perowinya telah berlalu keterangannya, kecuali : 1. Nama : Abul Qosim Abdul Aziz bin Abdullah bin Yahya bin Amr Kelahiran : - Komentar ulama : Ditsiqohkan oleh Imam Abu Dawud, Imam Daruquthni dan Imam Ibnu Hibban. Imam Abu Hatim menilainya, shoduq. Hubungan Rowi : Malik bin Anas adalah gurunya dan tinggal senegeri dengannya, sebagaimana dinukil oleh Imam Al Mizzi. (Catatan : Semua biografi rowi dirujuk dari kitab tahdzibul kamal Al Mizzi dan Tahdzibut Tahdzib Ibnu Hajar). Penjelasan Hadits : 1. Keutamaan Abu Huroiroh yang menyibukkan dirinya dengan ilmu dan hapalan. 2. Tradisi pondok pesantren dengan sistem mulazamah kepada sang guru adalah warisan salaf. Berkata Imam Bukhori : - 119»... «
61). Hadits no. 119 Haddatsanaa Ahmad bin Abi Bakr Abu Mush ab ia berkata, haddatsanaa Muhammad bin Ibrohim bin Dinar dari Ibnu Abi Dzi b dari Sa id Al Maqbariy dari Abu Huroiroh ia berkata : Wahai Rasulullah aku mendengar dari engkau hadits, namun banyak yang aku lupa, doakan aku? Nabi berkata : bentangkan selendangmu. Maka aku bentangkan selendangku, lalu Nabi mengambilnya kemudian berkata : lipatlah, maka akupun melipatnya sehingga setelahnya aku tidak lagi lupa hadits-hadits Rasulullah. Haddatsanaa Ibrohim ibnul Mundzir ia berkata haddatsanaa Ibnu Abi Fudaik dengan sanad ini, Abu Huroiroh berkata : Nabi mengambil selendang yang dibentangkan tadi dengan tangannya. Penjelasan biografi perowi hadits : Para perowinya telah berlalu keterangannya, kecuali : 1. Nama : Abu Mush ab Ahmad bin Abi Bakar Kelahiran : Lahir 152 H wafat 242 H Komentar ulama : Ditsiqohkan oleh Imam Ibnu Hibban. Imam Abu Hatim dan Abu Zur ah menilainya, shoduq. Hubungan Rowi : Muhammad bin Ibrohim adalah gurunya dan tinggal senegeri dengannya, sebagaimana dinukil oleh Imam Al Mizzi. 2. Nama : Abu Abdillah Muhammad bin Ibrohim bin Diinar Kelahiran : Wafat 182 H Komentar ulama : Ditsiqohkan oleh Imam Abu Hatim dan Imam Daruquthni. Imam Abu Hatim berkata bahwa ia adalah fuqohanya Madinah sama seperti Imam Malik. Hubungan Rowi : Muhammad bin Abdur Rokham ibnul Mughiroh Ibnul Harits bin Abi Dzi b adalah gurunya dan tinggal senegeri dengannya, sebagaimana dinukil oleh Imam Al Mizzi. (Catatan : Semua biografi rowi dirujuk dari kitab tahdzibul kamal Al Mizzi dan Tahdzibut Tahdzib Ibnu Hajar).
Kedudukan sanad : Sanad dalam hadits ini adalah orang Madinah semuanya, namun dalam sanad ini terdapat seorang perowi yang bernama Abu Mush ab dimana beliau hanya mendapatkan tautsiq dari Imam Ibnu Hibban, sedangkan dua Imam yang lebih pakar darinya yakni Imam Abu Hatim dan Imam Abu Zur ah hanya menilainya shoduq, sehingga barangkali hal inilah yang membuat Al Hafidz dalam At Taqriib juga hanya memberikan penilaian shoduq. Tentu saja Imam Bukhori sebagaimana yang sudah sering kita bahas dalam memasukkan perowi yang derajatnya seperti ini tentu sudah melalui berbagai pertimbangan dan kemungkinan salah satu pertimbangannya bahwa hadits ini telah memiliki penguat dari jalan lain. Saya akan mengambil salah satu jalan penguat tersebut yang diriwayatkan dari para perowi shahih yang haditsnya hampir mirip lafadznya dengan hadits dalam nomor ini, yaitu yang diriwayatkan oleh Imam Tirmidzi dalam As-Sunan (no. 4206) kata beliau : Haddatsanaa Abu Musa Muhammad ibnul Mutsana, haddatsanaa Utsman bin Umar, haddatsanaa Ibnu Abi Dzi b dari Sa id Al Maqbariy dari Abu Huroiroh : idem. Kedudukan sanad : Muhammad ibnul Mutsana (167 252 H) perowi Bukhori-Muslim, dinilai tsiqoh tsabat oleh Al Hafidz dalam At Taqriib. Utsman bin Umar (w. 209 H) perowi Bukhori-Muslim, ditsiqohkan oleh Imam Ahmad, Imam Ibnu Ma in dan Imam Al ijli (Tahdzibain). Sisa perowinya telah berlalu keterangannya. Kesimpulannya : sanad ini shahih memenuhi syarat Bukhori-Muslim. Penjelasan Hadits : 1. Barokah Doa Nabi yang membuat Shahabat Abu Huroiroh memiliki hapalan yang kokoh. 2. Dhohirnya bahwa Shahabat Abu Huroiroh tidak menulis hadits, namun beliau bersandar 100 persen kepada hapalannya. Namun dalam sebuah riwayat Imam Ibnu Wahhab dari jalan Al Hasan bin Amr bin Umayyah ia berkata : aku diceritakan hadits oleh Abu Huroiroh sebuah hadits, lalu ia menuntunku ke rumah dan kami diperlihatkan sebuah buku yang berisi
hadits Nabi. Abu Huroiroh berkata : ini adalah tulisan yang aku miliki. Maka dalam riwayat ini seolah-olah bertentangan dengan pernyataan Abu Huroiroh sendiri yang katanya beliau tidak menulis dan beliau hanya menghapal saja. Kompromi dari riwayat tersebut yang terbaik adalah bahwa buku tersebut bukan hasil tulisannya, karena telah tsabit bahwa Shahabat Abu Huroiroh tidak bisa menulis, sehingga itu adalah buku haidts koleksi Shahabat Abu Huroiroh dari tulisan orang lain. Wallahu A lam (dinukil dari Fathul Bari). 3. Lupa adalah sifat alamiah manusia, Nabi Adam pun pernah lupa akan larangan Allah untuk tidak mendekati suatu pohon di jannah. Firman- Nya : Dan sesungguhnya telah Kami perintahkan kepada Adam dahulu, maka ia lupa (akan perintah itu), dan tidak Kami dapati padanya kemauan yang kuat. (QS. Thaahaa (20) : 115). Muridnya Nabi Musa pun pernah lupa, firman-nya : Muridnya menjawab: "Tahukah kamu tatkala kita mencari tempat berlindung di batu tadi, maka sesungguhnya aku lupa (menceritakan tentang) ikan itu dan tidak adalah yang melupakan aku untuk menceritakannya kecuali syaitan dan ikan itu mengambil jalannya ke laut dengan cara yang aneh sekali (QS. Al Kahfi (18) : 63). Oleh karenanya kita seharusnya senantiasa memohon kepada Rabbunaa yang tidak pernah lupa sebagaimana dalam Kitabnya : Musa menjawab: "Pengetahuan tentang itu ada di sisi Tuhanku, di dalam sebuah kitab, Tuhan kami tidak akan salah dan tidak (pula) lupa (QS. Thaahaa (20) : 52). Inilah doa yang selayaknya kita panjatkan :
(Mereka berdoa): "Ya Tuhan kami, janganlah Engkau hukum kami jika kami lupa atau kami tersalah. Ya Tuhan kami, janganlah Engkau bebankan kepada kami beban yang berat sebagaimana Engkau bebankan kepada orang-orang sebelum kami. Ya Tuhan kami, janganlah Engkau pikulkan kepada kami apa yang tak sanggup kami memikulnya. Beri ma'aflah kami; ampunilah kami; dan rahmatilah kami. Engkaulah Penolong kami, maka tolonglah kami terhadap kaum yang kafir." (QS. Al Baqoroh (2) : 286). Berkata Imam Bukhori : - 120 - - 62). Hadits no. 120 Haddatsanaa Ismail ia berkata, haddatsanii Saudaraku dari Ibnu Abi Dzi b dari Sa id Al Maqbariy dari Abu Huroiroh ia berkata : aku hapal dari Rasulullah dua karung hadits, yang satu karung saya sampaikan adapun yang lain, seandainya disampaikan maka akan dipotong urat leherku. Penjelasan biografi perowi hadits : Para perowinya telah berlalu keterangannya, kecuali : 1. Nama : Abu Bakar Abdul Hamiid bin Abdullah Abi Uwais Kelahiran : Wafat 202 H Komentar ulama : Ditsiqohkan oleh Imam Ibnu Ma in, Imam Daruquthni dan Imam Ibnu Hibban. Hubungan Rowi : Ibnu Abi Dz ib adalah gurunya dan tinggal senegeri dengannya, sebagaimana dinukil oleh Imam Al Mizzi. (Catatan : Semua biografi rowi dirujuk dari kitab tahdzibul kamal Al Mizzi dan Tahdzibut Tahdzib Ibnu Hajar).
Penjelasan Hadits : 1. Hadits yang tidak diceritakan oleh Shahabat Abu Huroiroh adalah berkaiatan dengan sesuatu yang dikabarkan oleh Rasulullah berupa kerusakan-kerusakan dan perubahan zaman, dimana pada saat Shahabat Abu Huroiroh hidup sepeninggalnya Nabi mulailah terjadi. Seandainya Shahabat Abu Huroiroh menyebutkan pihak-pihak yang telah dikabarkan oleh Rasulullah yang terlibat dalam fitnah ini, tentu nyawanya sendiri tidak akan aman. Oleh karenanya Abdullah bin Umar berkata : Kalau Abu Huroiroh mengabarkan kepada kalian, niscaya kalian akan memerangi kholifah kalian dan melakukan pergolakan ini dan itu, sehingga kalian mengatakan, Abu Huroiroh telah berdusta (dinukil dari Majmu Fatawa Syaikhul Islam (3/182). 2. Riwayat ini bukan berarti Shahabat Abu Huroiroh menyembunyikan ilmu, karena ini adalah rahasia yang bukan konsumsi publik, sebagaimana Shahabat Khudzaifah ibnul Yaman yang diberitahu oleh Rasulullah nama-nama Munafikin yang ada, dimana Khudzaifah tidak menyebutkan nama-nama tersebut kepada orang lain.