Desember 2012 JURNAL TUGAS AKHIR. REANATA KADIMA GINTING ( )

dokumen-dokumen yang mirip
KAJIAN OPTIMASI KUAT TEKAN BETON DENGAN SIMULASI GRADASI UKURAN BUTIR AGREGAT KASAR. Oleh : Garnasih Tunjung Arum

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Hasil Pemeriksaan Bahan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI. Yufiter (2012) dalam jurnal yang berjudul substitusi agregat halus beton

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II DASAR TEORI DAN TINJAUAN PUSTAKA. Istimewa Yogyakarta. Alirannya melintasi Kabupaten Sleman dan Kabupaten

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN. Berat Tertahan Komulatif (%) Berat Tertahan (Gram) (%)

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB I I TINJAUAN PUSTAKA. direkatkan oleh bahan ikat. Beton dibentuk dari agregat campuran (halus dan

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Berat Tertahan (gram)

BAB III LANDASAN TEORI. untuk bangunan gedung, jembatan, jalan, dan lainnya baik sebagai komponen

BAB I PENDAHULUAN. beton, minimal dalam pekerjaan pondasi. Semakin meluasnya penggunaan beton

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Pemeriksaan Gradasi Agregat Halus (Pasir) (SNI ) Berat Tertahan (gram)

BAB III LANDASAN TEORI. (admixture). Penggunaan beton sebagai bahan bangunan sering dijumpai pada. diproduksi dan memiliki kuat tekan yang baik.

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB III LANDASAN TEORI

BAB III LANDASAN TEORI. tidak terlalu diperhatikan di kalangan masyarakat.

PEMANFAATAN SERBUK KACA SEBAGAI SUBSTITUSI PARSIAL SEMEN PADA CAMPURAN BETON DITINJAU DARI KEKUATAN TEKAN DAN KEKUATAN TARIK BELAH BETON

BAB III LANDASAN TEORI

PERBANDINGAN PEMAKAIAN AIR KAPUR DAN AIR TAWAR SERTA PENGARUH PERENDAMAN AIR GARAM DAN AIR SULFAT TERHADAP DURABILITAS HIGH VOLUME FLY ASH CONCRETE

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB III LANDASAN TEORI

PENGARUH PEMANFAATAN LIMBAH BATU MARMER SEBAGAI AGREGAT TERHADAP KUAT DESAK BETON ABSTRAK

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB III LANDASAN TEORI. Beton pada umumnya adalah campuran antara agregat. kasar (batu pecah/alam), agregat halus (pasir), kemudian

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. waktu. Pertumbuhan penduduk, dan kemajuan IPTEK memberikan tantangan

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV METODE PENELITIAN. A. Bahan atau Material Penelitian

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. dipakai dalam pembangunan. Akibat besarnya penggunaan beton, sementara material

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. dilakukan agar berat bangunan dapat dikurangi yang berdampak pada efisiensi

PENGARUH PENGGUNAAN ZEOLIT DAN SIKAMENT-520 TERHADAP KUAT TEKAN BETON MENGGUNAKAN PORTLAND POZZOLAND CEMENT (PPC)

BAB III LANDASAN TEORI

BAB III LANDASAN TEORI. Belanda. Kata concrete dalam bahasa Inggris berasal dari bahasa Latin concretus

BAB I PENDAHULUAN. ekonomis, lebih tahan akan cuaca, lebih tahan korosi dan lebih murah. karena gaya inersia yang terjadi menjadi lebih kecil.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pada masa sekarang, dapat dikatakan penggunaan beton dapat kita jumpai

PENGARUH BENTUK AGREGAT TERHADAP KUAT DESAK BETON NON PASIR. Oleh : Novi Andhi Setyo Purwono & F. Eddy Poerwodihardjo. Intisari

PENGGUNAAN PASIR SILIKA DAN PASIR LAUT SEBAGAI AGREGAT BETON The Use of Sea and Silica Sand for Concrete Aggregate

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BARtl TINJAUAN PUSTAKA. Teknologi beton terns berkembang seiring dengan tuntutan kebutuhan

KUAT TEKAN BETON DENGAN VARIASI AGREGAT YANG BERASAL DARI BEBERAPA TEMPAT DI SULAWESI UTARA

BAB III LANDASAN TEORI

4. Gelas ukur kapasitas maksimum 1000 ml dengan merk MC, untuk menakar volume air,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

TINJAUAN KUAT TEKAN BETON DENGAN SERBUK BATU GAMPING SEBAGAI BAHAN TAMBAH PADA CAMPURAN BETON

Pengaruh Variasi Jumlah Semen Dengan Faktor Air Yang Sama Terhadap Kuat Tekan Beton Normal. Oleh: Mulyati, ST., MT*, Aprino Maramis** Abstrak

III. METODOLOGI PENELITIAN. Bahan-bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah : 1. Semen yang digunakan pada penelitian ini ialah semen PCC merek

BAB III LANDASAN TEORI. penambal, adukan encer (grout) dan lain sebagainya. 1. Jenis I, yaitu semen portland untuk penggunaan umum yang tidak

RABID. Salah satu material yang banyak digunakan untuk struktur teknik sipil. adalah beton. Beton dihasilkan dari peneampuran semen portland, air, dan

BAB IV METODE PENELITIAN

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. pengganti batu bata yang tersusun dari komposisi antara pasir, semen Portland. dan air dengan perbandingan 1 semen : 7 pasir.

BAB III METODOLOGI DAN RANCANGAN PENELITIAN

STUDI EKSPERIMENTAL PENGARUH PENGGUNAAN PASIR DARI BEBERAPA DAERAH TERHADAP KUAT TEKAN BETON. Abstrak

DAFTAR ISI. KATA PENGANTAR... i. UCAPAN TERIMAKASIH... ii. DAFTAR ISI... iv. DAFTAR TABEL... vii. DAFTAR GAMBAR... viii. DAFTAR GRAFIK...

PENGARUH LIMBAH PECAHAN GENTENG SEBAGAI PENGGANTI AGREGAT KASAR PADA CAMPURAN MUTU BETON 16,9 MPa (K.200)

II. TINJAUAN PUSTAKA. sejenisnya, air dan agregat dengan atau tanpa bahan tambahan lainnya. 2. Kegunaan dan Keuntungan Paving Block

TEKNOLOGI BETON JURUSAN PENDIDIKAN TEKNIK SIPIL FAKULTAS PENDIDIKAN TEKNOLOGI DAN KEJURUAN UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

hendak dicapai, maka diskusi antara insinyur perencana dan pemborong pekerjaan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB III LANDASAN TEORI

BAB III LANDASAN TEORI

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. menguntungkan seperti kekuatan tarik dan sifat daktilitas yang relatif rendah.

BAB IV METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

HASIL PENELITIAN AWAL (VICAT TEST) I. Hasil Uji Vicat Semen Normal (tanpa bahan tambah) Penurunan (mm)

SIFAT - SIFAT MORTAR DARI PASIR MERAUKE DI KABUPATEN MERAUKE PAPUA. Daud Andang Pasalli, ST., M.Eng

BAB 1 PENDAHULUAN. Beton memiliki berat jenis yang cukup besar (± 2,2 ton/m 3 ), oleh sebab itu. biaya konstruksi yang semakin besar pula.

BAB I PENDAHULUAN A. LatarBelakang

III. METODE PENELITIAN

BAB III LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. bidang konstruksi, pemakaian beton yang cukup besar memerlukan usaha-usaha

BAB IV BAHAN AIR UNTUK CAMPURAN BETON

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB III LANDASAN TEORI

Kinerja Kuat Tekan Beton dengan Accelerator Alami Larutan Tebu 0.3% Lampiran 1 Foto Selama Penelitian

a. Jenis I merupakan semen portland untuk penggunaan umum yang memerlukan persyaratan persyaratan khusus seperti yang disyaratkan pada jenis-jenis

BAB I PENDAHULUAN. & error) untuk membuat duplikasi proses tersebut. Menurut (Abdullah Yudith, 2008 dalam lesli 2012) berdasarkan beratnya,

BAB I PENDAHULUAN. beton mutu tinggi, beton mutu sangat tinggi, beton ringan, beton dengan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Metodelogi penelitian dilakukan dengan cara membuat benda uji (sampel) di

PENAMBAHAN LIMBAH PADAT PABRIK GULA (BLOTONG) SEBAGAI PENGGANTI SEMEN PADA CAMPURAN BETON

proporsi perbandingan tertentu dengan ataupun tanpa bahan tambah yang

PENGARUH PENGGUNAAN RESIN EPOXY PADA CAMPURAN BETON POLIMER YANG MENGGUNAKAN SERBUK GERGAJI KAYU

PEMANFAATAN LIMBAH ASPAL HASIL COLD MILLING SEBAGAI BAHAN TAMBAH PEMBUATAN PAVING. Naskah Publikasi

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Hasil dari penelitian ini dapat dikelompokan menjadi dua, yaitu hasil

KAJIAN KUAT TEKAN BETON UMUR 90 HARI MENGGUNAKAN SEMEN PORTLAND DAN SEMEN PORTLAND POZOLAND. Oleh: F. Eddy Poerwodihardjo

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB III LANDASAN TEORI

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Dunia konstruksi bangunan di Indonesia saat ini mengalami perkembangan

Transkripsi:

1. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakng merupakan bahan bangunan yang terbuat campuaran kerikil, pasir, semen dan air dengan perbandingan tertentu. Seiring berjalanya waktu pemakaian beton sangat pesat dalam pembangunan infrastruktur, termasuk untuk bangunan di daerah laut yang menyebabkan kebutuhan beton semakin besar terutama pada bahan penyusun utama yaitu semen, hal tersebut mendorong untuk mengkaji pengaruh kuat tekan beton dengan kalsium karbonat buatan sebagai replacement sebagian Portland cement pada lingkungan air bergaram. 1.2 Batasan Masalah Penelitian ini dibatasi oleh beberapa masalah yaitu: a. Pengujian kuat tekan beton 0%, 5%, dan 7,5% kalsium karbonat buatan sebagai replacement sebagian portlant cement dilingkungan air normal dan air bergaram (25%) dengan menggunakan hammer test pada umur 3, 7, 14, 21, 28, 60, 90 hari. b. Pembuatan benda uji beton dengan bahan tambah kalsium karbonat buatan sebanyak 0%, 5%, 7,5% dari kebutuhan semen. c. Penggunaan garam tanpa dicek kadar Nacl. 1.3 Tujuan Penelitian Tujuan penelitian ini adalah mengkaji pengaruh kuat tekan beton dengan bahan tambah kalsium karbonat buatan sebagai replacement sebagian cement pada lingkungan air normal dan lingkungan air brgaram dengan kadar garam (25%). 1.4 Manfaat Penelitian a. Mengetahui pengaruh kalsium karbonat buatan sebagai replacement sebagian cement portlant terhadpa kuat tekan beton pada lingkungan air normal dan air bergaram. 1

b. Mendapatkan informasi dibidang teknik sipil tentang kalsium karbonat buatan sebagi replacement sebagian portlad cement, sebelum digunakan dibidang infrastruktur dilingkungan air bergaram. c. Pemanfaatan limbah padat sebagai bahan pembuat kalsium karbonat buatan sebagai replacement sebagian cement portlant dalam pembuatan beton. 2. DASAR TEORI DAN TINJAUAN PUSTAKA 2.1 merupakan bahan bangunan yang diperoleh dari dengan mencampurkan agrgat kasar, agregat halus, air dan semen sebagai pengikat hidrolisis, pada saat ini beton sangat banyak digunakan dalam pembangunan infrastruktur karena mempunyai kuat tekan yang cukup tinggi, mudah dikerjakan dan ekonomis. 2 2.1.1 Agregat Agregat kasar adalah butiran mineral alami yang berfungsi sbagai bahan pengisi beton. Agregat dibedakan menjadi 2 macam yaitu agregat kasar dan agregat halus. Agregat kasar memiliki ukuran butiran yang tertinggal diayakan 4,8 mm tetapi lolos ayakan 40 mm sedangkan agregat halus lebih kecil dari 4,8 mm. Volume agregat dalam beron kira-kira sebanyak 70%. 2.1.2 Semen Portland Semen portland adalah bahan pengikat pada hidrolisis yang dihasilkan dengan cara menghaluskan klingker (bahan ini terutama terdiri dari silikat-silikat yang bersifat hidrolisi). Komponen bahan baku adalah batu kapur,pasir silikat, tanah liat, biji besi, magnesia, sulfur,soda potash. Semen befungsi sebagai pengikat butiran agregat menjadi suatu massa yang padat dan dan mengisi ronga diantara butiran agregat.

(Spesifikasi bahan bangunan bukan logam, SK SNI S-04-1989-F) semen dibagi menjadi 5 yaitu: a. Semen Tipe I : Semen Portland untuk konstruksi umum, yang tidak memerlukan persyaratan khusus. b. Semen Tipe II : Semen Portland untuk konstruksi yang agak tahan terhadap sulfat dan pana hidrasi sedang. c. Semen Tipe III : Semen Portland untuk konstruksi dengan syarat kekuatan awal yang tinggi. d. Semen Tipe IV : Semen Portland untuk konstruksi dengan syarat panas hidrasi rendah. e. Semen Tipe V : Semen Portland untuk konstruksi sangat tahan terhadap sulfat. 2.1.3 Air Air an bahan dasar pembuatan beton yang sangat penting dan juga mudah didapat. Dalam pembuatan beton air diprlukan untuk: a. Bereaksi dengan semen portland b. Menjadi pelumas antara butir-butir agregat agar dapat mudah dikerjakan ( diaduk, dituang, dan dipadatkan). 2.1.4 Kalsium Karbonat Kalsium karbonat pada umumnya sering dijumpai pada batu kapur, kalsit, marmer, dan batu gampinang. Kalsium karbonat alami yang didapat dari alam yang dihasilkan dari sendimentasi fosil, kerang dan karang Selama jutaan tahun. Kalsium karbonat terdiri dari 2 unsur kalsium,1 unsur karbon dan 3 unsur oksigen, kalsium karbonat bila dipanaskan pecah dan menjadi serbuk lemah yang lunak dinamakn (CaO). Molekul dari kalsium akan tergabung dengan satu atom oksigen yang menghasilkan CO 2 yang akan 3

terlepas ke udara sebagai gas karbon. Reaksi sebagai berikut CaCo 3 > CaO + CO 2. Kalsium karbonat buatan diperoleh dari pengolahan limbah. Limbah yang dimaksud mengandung kalsium didalamnya, kalsium karbonat buatan diproses dengan cara tertentu dan kemudian disatukan dan dihalukan bersama. 2.2 Kuat Tekan Kuat tekan beton adalah besarnya beban persatuan luas yang menyebabkan benda uji hancur bila dibebani dengan gaya tertentau. Kuat tekan beton bias diketahui dengan membuat benda uji silinder ukuran berdiameter 150 mm dan tinggi 300 mm. Hasil uji tekan dengan satuan (ton), untuk mendapatkan kuat tekan dalam Mpa bias didapatkan dengan persamaan: ƒ c = x 100 Keterangan : ƒ c = Kuat Tekan, (MPa) P = Bacaan Kuat Tekan pada alat uji tekan, (ton) A = Luas permukaan siinder yg berupa lingkaran (π.r 2 ), (cm) 2.3 Hammer Test Alat uji hammer test atau palu beton ini ditemukan pada tahun 1948 dan sangat populer digunakan karena sederhana dan mudah pemakainannya (mindess, 1981). Pada prinsipnya alat ini mengukur pantulan dari massa baja keras yang dibenturkan pada permukaan beton dengan suatu pegas. Pengujian beton menggunakan Hammer Test untuk mengetahui kuat tekan beton yang dihasilkan. Pengujian menggunakan Hammer Test dapat dilakukan untuk mendapatkan banyak data dalam waktu yang relative 4

singkat dan murah. Uji hammer test sangat peka terhadpa keadaan lokal (Tjokrodimuljo, K.,2007) misalnya: a. Adanya butiran agregat besar di bawah permukaan beton yang akan memperbesar nilai pantulan b. Adanya pori udara dibawah permukaan beton akan memperkecil nilai pantulan. c. Pemukulan pada trmpat yang sama akan memperbesar nilai pantulan karena permukaan beton yang sudah dipukul menjadi lebih padat. 2.4 Air Laut Air laut adalah air dari laut atau dari samudra. Air laut memiliki kadar garam rata-rata 3,6 sampai 4%. Artinya 1 liter (1000 ml) air laut terdapat 36 gram garam. Air laut memiliki kadar garam karena bumi dipenuhi dengan garam mineral yang terdapat di dalambatu-batuan dan tanah. Contohnya natrium, kalium, kalsium dll. Air laut merupakan campuran dari 96,5% air murni dan 3,5% material lainnya seperti garaman, gas-gas terlarut, bahan-bahan organic dan partikel-partikel tak terlarut. Sehingga dipastikan bahwa komposisi air laut umumnya mengandung ion klorida, ion klorida akan bereaksi kepada sebagian besar logam, seperti baja, besi dll. Besi tulangan pada beton terbuat dari besi baja, jika terkena air laut secara langsung akan bereaksi dengan ion klorida yang menimbulkan korosi dan konservasi sulfat pada air laut kurang lebih 3,5 gram/liter sehingga dapat menyebabkan kerusakan pada pasta semen. 5

3. METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Alat Persiapa alat yang digunakan dalam proses penelitian. 3.2 Bahan a. Agregat kasar yang diperoleh dari Purworejo. b. Agregat halus berasal dari sungai krasak. c. Cement Porland, menggunakan semen gresik tipe I d. Air yang digunakan dalam penelitian ini berasal dari Laboratorium Bahan Bangunan Teknik UNY. e. Kalsium Karbonat Buatan, berasla dari limbah padat yang melalui proses pembuatannya. f. Garam tanpa dicek (NaCl) 3.3 Prosedur Penelitian a. Pengujian gradasi pasir, pengujian kadar air pasir, pengujian kadar air pasir, pengujian berat jenis pasir. b. Pengujian gradasi kerikil, pengujian kadar air kerikil, pengujian berat jenis kerikil, pengujian kerikil. c. Pengujian kadar air kalsium karbonat buatan, pengujian gradasi kalsium karbonat buatan. d. Perancangan adukan beton. e. Proses pembuatan benda uji beton, 6 buah untuk 0% (KKB), 6 buah 5% (KKB), 6 buah 7,5% (KKB). f. Proses perendaman masing-masing 3 buah di air normal dan 3 buah di air bergaram (25%). g. Pengujian Hammer test pada umur 3, 7, 14, 21, 28, 60, 90. 6

4. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN No 4.1 Hasil Uji Pasir a. Pasir mempunyai berat jenis 2,543 termasuk agregat normal yaitu 2,5-2,7. Bisa mencapai kuat tekan antara 15 Mpa- 40 Mpa. b. Kadar air yang terkandung dalam pasir 0,702 %. Pasir yang digunakan baik karena kadar airnya tidak melebihi 5%. c. Gradasi butiran pasir 3,414 ( termasuk zone I) butiran pasir termasuk halus. 4.2 Hasil Uji Kerikil a. Kerikil mempunyai berat jenis 2,57 termasuk agregat normal. b. Keausan kerikil 13,46%, kerikil mempunya kekerasan yang baik Karen angka keausan tidak lebih dari 50%. c. Kadar air kerikil 0,793 %. d. Modulus kehalusan butir 7,324. 4.3 Hasil uji Kalsium karbonat a. Kadar air Kalsium Karbonat Buatan 2,01%. b. Gradasi kalsium karbonat butiran terbesar yaitu 0,15 mm dan mempunyai MKB 4,2. 4.4 Hasil Uji Hammer Test Tabel 1. Hasil Uji Hammer Test KKB 0% Di rendam Pada Air Normal. Umur (hari) 3 7 14 21 28 60 90 N1 16,08 17,64 17,96 20,16 21,64 17,12 18,32 N2 14,08 15,16 19,36 18,32 19,6 18,56 18,08 N3 16,42 17,16 17,68 22,28 22,48 15,4 20,32 Rerata 15,52 16,65 18,33 20,25 21,24 17,03 18,91 7

Tabel 2. Hasil Uji Hammer Test KKB 0% Pada Air Bergaram (25%). No Umur (hari) 3 7 14 21 28 60 90 G1 14,76 14,08 18,4 18,24 19,4 13,96 18,92 G2 12,24 12,4 14,88 15,52 17,48 14,88 18,12 G3 13,88 11,96 14,44 16,96 16,8 13,88 15,52 Rerata 13,63 12,81 15,01 16,91 17,89 14,24 17,52 Tabel 3. Hasil Uji Hammer Test KKB 5% Di rendam Pada Air Normal. No Umur (hari) 3 7 14 21 28 60 90 N1 14,52 15,28 17,2 15,92 17,64 15 17,56 N2 15,44 15,56 16,36 17,32 17,36 17,36 17 N3 15,04 15,4 16,64 16,56 17,68 17,32 17,24 Rerata 15 15,41 16,73 16,6 17,56 16,56 17,27 Tabel 4. Hasil Uji Hammer Test KKB 5% Pada Air Bergaram (25%) No Umur (hari) 3 7 14 21 28 60 90 G1 12,44 14,12 15,36 15,32 16,56 13,68 14,84 G2 13,86 14,76 17,28 15,68 15,8 15,76 15,8 G3 12,96 15,6 15,88 16,36 16,44 15,12 15,92 Rerata 13,09 14,83 16,17 15,78 16,27 14,85 15,4 Tabel 5. Hasil Uji Hammer Test KKB 7,5% Di rendam Pada Air Normal No Umur (hari) 3 7 14 21 28 60 90 N1 12,68 12,92 11,88 13,88 14,72 16,68 14,68 N2 12,28 11,72 11,44 12,88 14,12 16,68 13,88 N3 13,2 11,4 11,4 13,48 15,04 16,2 14,92 Rerata 12,72 12,01 11,57 13,41 14,63 16,52 14,49 8

Tabel 6. Hasil Uji Hammer Test KKB 7,5% Pada Air Bergaram (25 %) No Umur (hari) 3 7 14 21 28 60 90 G1 10,88 11,56 11,88 11,8 12,24 13,04 15,72 G2 10,48 12,32 11,44 12,76 12,2 13,38 16,48 G3 10,2 11,4 11,4 12,08 13,08 13,28 15,8 Rerata 10,52 11,76 11,57 12,21 12,51 13,2 16 Hasil uji hammer test yang dilakukan pada penelitian sebelumnya dengan menggunakan replacement 5% kalsium kalsium karbonat buatan yang di rendam pada air normal. Tabel 7. Hasil Uji Hammer Test di Air Normal (0%) No Umur (Hari) 3 7 14 21 28 60 90 N 1 11,980 14,340 12,640 11,720 15,120 * * N 2 12,000 14,480 14,060 14,260 14,060 12,400 15,940 N 3 11,440 14,360 12,380 11,620 11,080 11,870 15,060 N 4 12,620 15,200 13,600 14,220 16,900 * * N 5 11,460 14,740 13,640 13,040 10,440 13,020 16,840 rerata 11,900 14,624 13,264 12,972 13,520 12,430 15,950 *silinder beton sudah di uji tekan pada umur 28 hari No Tabel 8. Hasil Uji Hammer Test di air normal Umur (Hari) 120 150 180 210 240 270 300 330 360 N1 15,04 13,92 19,12 19,1 15,28 17,7 19,4 16,32 21,72 N2 13,04 17,78 18,4 15,52 14,38 17,92 17,56 15,12 19,6 N3 * * * * * * * * * N4 16,42 18,46 18,36 16,22 14,58 17,8 19,48 17,28 19 N5 * * * * * * * * * Rerata 14,83 16,76 18,62 16,95 14,74 17,81 18,81 16,24 20,11 *silinder beton sudah di uji tekan pada umur 28 hari 9

Tabel 9. Hasil Uji Hammer Test di Air Bergaram (25%) UMUR BETON NO SAMPEL 3 hari 7 hari 14 hari 21 hari 28 hari 60 hari 90 hari G 1 12,360 12,940 11,580 10,640 10,480 * * G 2 12,080 11,240 11,720 11,000 11,600 * * G 3 13,440 13,400 12,480 11,620 10,600 10,560 13,300 G 4 12,500 12,780 13,140 11,140 11,940 10,740 14,640 G 5 11,460 12,040 11,060 10,540 10,240 10,240 12,320 rerata 12,316 12,480 11,996 10,928 10,972 10,513 13,420 *silinder beton sudah di uji tekan pada umur 28 hari No Tabel 10. Hasil Uji Hammer Test direndam di air air bergaram (25%) Umur (Hari) 120 150 180 210 240 270 300 330 360 G1 * * * * * * * * * G2 * * * * * * * * * G3 12,9 15,8 15,1 15,72 13,84 15,68 16,28 16 18,96 G4 13 16,76 16,3 15,5 14,6 16,7 17,08 15,36 17,52 G5 11,32 10,58 15,02 14,2 13,76 15,08 16,08 13,28 16,04 Rerata 12,41 14,37 15,47 15,14 14,03 15,82 16,58 14,88 17,50 *silinder beton sudah di uji tekan pada umur 28 hari 4.4 Hasil Uji Kuat Tekan No. rendaman di air normal (0%) Tabel 11. Hasil Uji Kuat Tekan Umur 28 hari dengan Alat Uji Tekan Diameter (cm) Tinggi (cm) Berat (gram) P (ton) Jari-jari (cm) Kuat Tekan (MPa) N1 15.2 30.28 12200 33 7.6 18.195 N4 15.1 30.15 12420 43 7.55 24.024 10

rendaman di air bergaram (25%) Tabel 12. Hasil Uji Kuat Tekan Umur 28 Hari dengan Alat Uji Tekan No. Diameter (cm) Tinggi (cm) Berat (gram) P (ton) Jari-jari (cm) Kuat Tekan / fc (MPa) G1 15.1 30.36 12620 29 7.55 16.202 G2 15.26 30.48 11820 20 7.63 10.941 direndam pada air normal (0%) Tabel 13. Hasil Kuat Tekan Umur 1 tahun No Umur A (Luas) Berat P (Ton) P/A= Mpa (cm) (kg) N2 1 Tahun 176,154 12,5 54 ton 30,65 Mpa N3 1 Tahun 172,644 12,5 46 ton 26,64 Mpa N5 1 Tahun 173,343 12,6 45 ton 25,96 Mpa direndam di air bergaram (25%) Tabel 14. Hasil Kuat Tekan Umur 1 tahun No Umur A (Luas) Berat P (Ton) P/A=Mpa (cm) (kg) G3 1 Tahun 172,178 12,70 59 ton 34,26 Mpa G4 1 Tahun 174,980 12,82 40 ton 22,85 Mpa 11

Kuat Tekan JURNAL TUGAS AKHIR. REANATA KADIMA GINTING (09510134009) G5 1 Tahun 170,786 12,6 34 ton 19,90 Mpa P : Bacaan Kuat Tekan Pada Alat Uji Tekan (ton) A : Luas Silinder (cm) Kuat Tekan di cari dengan rumus : Kuat Tekan (ƒ c ) = 100 5. PEMBAHASAN Dari hasil uji hammer test yang telah dilakukan pada replacement KKB 0 %, 5 % dan 7,5 % hasilnya tidak jauh berbeda, tetapi hasil uji direndam di air normal lebih baik dari hasil uji yang di rendam di air bergaram 25%. Dilihat dari hasil uji kuat tekan yang dilakukan pada umur 28 dan umur 1 tahun hasil kuat tekannya cukup tinggi. Seperti yang terlihat pada grafik dibawah ini: Grafik 1. Hasil Hammer test beton direndam pada air Normal (0%) 25 20 15 10 KKB 0% KKB 5 % KKB7,5% 5 Penelitian sebelumnya KKB 5 % 0 0 100 200 300 400 Umur (Hari) 12

kuat Tekan Kuat Tekan JURNAL TUGAS AKHIR. REANATA KADIMA GINTING (09510134009) Grafik 2. Hasil Hammer test beton direndam pada air bergaram (25%) 20 18 16 14 12 10 8 6 4 2 0 0 100 200 300 400 Umur (Hari) KKB 0 % KKB 5% KKB 7,5% KKB 5 % Penelitian Sebelumnya Grafik 3. Hasil hammer test beton direndam di air normal dan air bergaram (25%) 25 KKB 0% 20 KKB 5 % 15 KKB 7,5% Penelitian sebelumnya KKB 5 % 10 KKB 0%, Direndam di air bergaram 25 % 5 KKB 5%, Direndam di air bergaram 25% 0 0 50 100 150 200 250 300 350 400 13 PROGRAM Umur STUDI (Hari) TEKNIK SIPIL Series7 KKB 5% pada penelitian sebelumnya direndam pada air bergaram 25%

6. PENUTUP 6.1 Simpulan Berdasarkan hasil kajian yang dilakukan dan data-data yang diperoleh dalam penelitian kajian kalsium karbonat sebagai replacement sebagian portlant cement yang diuji menggunkan hammer test dapat diambil kesimpulan sebagai berikut: a. Pengujian kuat tekan menggunakan hammer test yang direndam pada air normal menggunakan kalsium karbonat buatan sebagai replacement sebagian portlant cement 0% pada umur 28 hari= 22,4 Mpa, 90 hari= 18,91, replacement KKB 5% pada umur 28 hari=17,56 Mpa, 90 hari=17,27 Mpa, dan replacement 7,5% pada umur 28 hari=14,63, pada umur 90 hari=14,49 Mpa b. Pengujian kuat tekan menggunakan hammer test yang direndam pada air bergaram dengan kadar garam 25%, menggunakan kalsium karbonat buatan sebagai replacement sebagian portlant cement 0% pada umur 28 hari= 17,89 Mpa, 90 hari= 17,52, replacement KKB 5% pada umur 28 hari=16,27 Mpa, 90 hari=15,4 Mpa, dan replacement 7,5% pada umur 28 hari=12,52, pada umur 90 hari=16 Mpa. c. Kuat tekan beton menggunakan hammer test yang dihasilkan dengan kalsium karbonat buatan sebagai replacement 0% KKB, 5% KKB, dan 7,5% KKB hasilnya tidak terlalu jauh bebeda, ini menunjukkan kalsium karbonat buatan berpengaruh terhadap kuat tekan beton. d. Dari hasil pengamatan yang kami peroleh kuat tekan beton 5% KKB pad umur 1 tahun cukup tingggi. 14