PENGARUH PEMBELAJARAN MATEMATIKA REALISTIK TERHADAP KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIS SISWA

dokumen-dokumen yang mirip
I. PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan suatu upaya untuk memberikan pengetahuan, wawasan,

PENERAPAN MODEL PBL UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN REPRESENTASI MATEMATIS SISWA

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH TERHADAP KEMAMPUAN REPRESENTASI MATEMATIS DAN BELIEF SISWA

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE THINK PAIR SHARE TERHADAP KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIS

PENERAPAN PENDEKATAN MATEMATIKA REALISTIK UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN REPRESENTASI MATEMATIS SISWA

PENGARUH METODE PENEMUAN TERBIMBING TERHADAP PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIKA. Bahrudin 1, Rini Asnawati 2, Pentatito Gunowibowo 2

PENINGKATAN KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF MATEMATIS SISWA MELALUI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM POSING

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN THINK PAIR SHARE TERHADAP PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIS SISWA

I. PENDAHULUAN. Pendidikan memegang peranan penting dalam kehidupan suatu bangsa guna

EFEKTIVITAS MODEL DISCOVERY LEARNING UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIS SISWA

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE THINK PAIR SHARE TERHADAP PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIS SISWA

PENERAPAN PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN PENALARAN MATEMATIS DAN SELF CONFIDENCE

PERBANDINGAN KEMAMPUAN REPRESENTASI MATEMATIS ANTARA MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TPS DAN TTW

PENGARUH PENDEKATAN KONTEKSTUAL TERHADAP KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIS SISWA

EFEKTIVITAS PENERAPAN GROUP INVESTIGATION DITINJAU DARI PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIS SISWA

PERBANDINGAN PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIS ANTARA PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TSTS DENGAN TPS

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE ROTATING TRIO EXCHANGE TERHADAP KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIS

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INVESTIGASI KELOMPOK TERHADAP KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIKA SISWA

PENGARUH PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE CIRC TERHADAP KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIS

EFEKTIVITAS MODEL PROBLEM BASED LEARNING DITINJAU DARI KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIS SISWA

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW TERHADAP PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIS SISWA

EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW DITINJAU DARI KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIS SISWA

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE GROUP INVESTIGATION TERHADAP KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIS

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE THINK PAIR SHARE TERHADAP PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIS

PENERAPAN PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN REPRESENTASI MATEMATIS DAN BELIEF SISWA

EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN PROBING-PROMPTING DITINJAU DARI PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIS SISWA

PENINGKATAN KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIS SISWA DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA DENGAN PENDEKATAN REALISTIK

EFEKTIVITAS PEMBELAJARAN LANGSUNG DENGAN PENDEKATAN PROBLEM POSING DITINJAU DARI KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF

PEMBELAJARAN TPS BERBASIS OPEN-ENDED PROBLEM DITINJAU DARI KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF MATEMATIS

PENGARUH CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING TERHADAP PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIS SISWA

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TPS TERHADAP KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIS SISWA

EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW DITINJAU DARI PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIS

PERBANDINGAN PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIS ANTARA MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TTW DAN NHT

PENINGKATAN KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIS MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE THREE-STEP INTERVIEW

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NHT UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIS SISWA

METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di MTs Matlaul Anwar Padangcermin.

PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISION TERHADAP PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIS SISWA

PENGARUH PENDEKATAN KONTEKSTUAL TERHADAP KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIS DAN BELIEF SISWA

PENGARUH PENDEKATAN PROBLEM POSING TERHADAP KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIS SISWA

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH TERHADAP KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIS SISWA

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN REPRESENTASI MATEMATIS SISWA

EFEKTIVITAS METODE PEMBELAJARAN SOCRATES KONTEKSTUAL UNTUK MENGEMBANGKAN KEMAMPUAN PEMAHAMAN KONSEP SISWA

PENGARUH PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN THINK TALK WRITE TERHADAP KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIS SISWA

EFEKTIVITAS PENERAPAN MODEL PROBING-PROMPTING DITINJAU DARI KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWA

EFEKTIVITAS PENERAPAN MODEL GUIDED DISCOVERY LEARNING TERHADAP PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIS SISWA

EFEKTIVITAS METODE PENEMUAN TERBIMBING TERHADAP PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIS SISWA

EFEKTIVITAS MODEL PROBLEM BASED LEARNING DITINJAU DARI KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIS SISWA

PENGARUH MODEL PROBLEM BASED LEARNING TERHADAP KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIS SISWA

EFEKTIVITAS PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NHT DITINJAU DARI KEMAMPUANKOMUNIKASI MATEMATIS SISWA

EFEKTIVITAS PENDEKATAN PEMBELAJARAN CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING TERHADAP KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIS

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN DISCOVERY TERHADAP PENINGKATAN KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIS DAN SELF CONFIDENCE

PERBANDINGAN MODEL KOOPERATIF TIPE NHT DAN TPS DITINJAU DARI PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIS

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE THINK PAIR SHARE TERHADAP PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIS

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF DENGAN TEKNIK PROBING-PROMPTING TERHADAP PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIS

PENINGKATAN KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIS MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE THINK TALK WRITE

EFEKTIVITAS STRATEGI PEMBELAJARAN THINK TALK WRITE DITINJAU DARI KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIS SISWA

EFEKTIVITAS PROBLEM-BASED LEARNING TERHADAP KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIS SISWA

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 19 Bandar Lampung yang terletak di

PENGARUH PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE GROUP INVESTIGATION (GI) TERHADAP KEMAMPUAN PENALARAN MATEMATIS SISWA MTs

PENERAPAN PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS DAN DISPOSISI MATEMATIS

PENGARUH PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE CORE TERHADAP KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIS SISWA

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 8 Bandar Lampung yang terletak di

: model pembelajaran, pemahaman konsep matematis, tutor sebaya

EFEKTIVITAS PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TAI TERHADAP PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIS

PENERAPAN PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS DAN SELF CONFIDENCE

EFEKTIVITAS PROBLEM BASED LEARNING TERHADAP KEMAMPUAN REPRESENTASI DAN SELF CONFIDENCE MATEMATIS SISWA ABSTRAK

PERBANDINGAN KEMAMPUAN REPRESENTASI MATEMATIS SISWA ANTARA MODEL PEMBELAJARAN TTW DAN TPS

NASKAH PUBLIKASI EKSPERIMEN PEMBELAJARAN MATEMATIKA DENGAN STRATEGI PROBLEM BASED LEARNING

MENINGKATKAN KEMAMPUAN REPRESENTASI MATEMATIS SISWA MELALUI PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TSTS

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN DISCOVERY LEARNING DISERTAI MEDIA GAMBAR UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR BIOLOGI KELAS X SMA NEGERI 4 PARIAMAN

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 1 Sribhawono.

III. METODE PENELITIAN. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VIII MTs Al-Hikmah

THE INFLUENCE OF THE INPLEMENTATION OF COOPERATIVE LEARNING MODEL TYPE MAKE A MATCH TOWARD STUDENTS MATHEMATICAL COCEPTUAL UNDERSTANDING

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 8 Bandar Lampung yang

Pengaruh penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe student facilitator and explaining terhadap pemahaman matematik peserta didik

Zita Srikandi Sinaga Katrina Samosir. Abstract

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE THINK PAIR SHARE TERHADAP PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIS

Nego Linuhung Pendidikan Matematika FKIP Universitas Muhammadiyah Metro Abstract

METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 8 Bandarlampung. Populasi dalam

EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN APTITUDE TREATMENT INTERACTION

P-34 PENINGKATAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIS SISWA SMP MELALUI PENDEKATAN PENDIDIKAN MATEMATIKA REALISTIK

III. METODE PENELITIAN. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VII SMP Negeri 4

PERBANDINGAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS MATEMATIS ANTARA SISWA YANG BELAJAR MENGGUNAKAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING DAN MODEL RECIPROCAL TEACHING

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMP Xaverius 2 Bandarlampung. Populasi dalam

PENERAPAN STRATEGI BELAJAR AKTIF TIPE LEARNING TOURNAMENT PADA PEMBELAJARAN MATEMATIKA SISWA KELAS VIII SMPN 15 PADANG

III. METODE PENELITIAN. Populasi dalam penelitian ini adalah semua siswa kelas VII SMP Tamansiswa

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE FIND SOMEONE WHO TERHADAP HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA

METODE PENELITIAN. Bandarlampung Tahun Ajaran 2013/2014 dengan jumlah siswa sebanyak 200

I. PENDAHULUAN. serta bertanggung jawab. Salah satu cara memperoleh sumber daya manusia yang

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 20 Bandarlampung. Populasi dalam

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 1 Bandarlampung. Populasi dalam

IMPLEMENTASI PENDEKATAN MATEMATIKA REALISTIK (PMR) DALAM MENINGKATKAN KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIS SISWA MAN

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 7 Bandarlampung.

PENGARUH MODEL MEA (Means-End Analysis) DISERTAI STRATEGI PEMBERIAN TUGAS TERHADAP PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIS SISWA

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEAD TOGETHER (NHT) TERHADAP PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIS SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 53 BATAM

ARTIKEL. Oleh : RINI MELIA SARI PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

EFEKTIVITAS DISCOVERY LEARNING DITINJAU DARI PEMAHAMAN KONSEP DAN KEMAMPUAN AWAL MATEMATIKA

PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEAD TOGETHER (NHT) TERHADAP PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIS SISWA KELAS VII SMPN 30 PADANG

PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE THINK TALK WRITE

Christina Khaidir1, Rahmi1

Transkripsi:

PENGARUH PEMBELAJARAN MATEMATIKA REALISTIK TERHADAP KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIS SISWA Cita Bhekti Laksana Ria (1), Rini Asnawati (2), M.Coesamin (2) Citabhekti24@gmail.com 1 Mahasiswa Program Studi Pendidikan Matematika 2 Dosen Program Studi Pendidikan Matematika ABSTRAK This quasi experimental research aimed to know the influence of the realistic mathematics education towards student s mathematical problem solving skill. The population of this research was all students of grade 7 th of MTs Matlaul Anwar Padangcermin in academic year of 2013/2014 that was distributed into three classes. By purposive sampling technique, it was chosen students of VII A and VII B class as samples. The research data were obtained by the test of mathematical problem solving skill. Based on the result of hypothesis test, it was gotten the conclusion that the implementation of the realistic mathematics education did not affects student s mathematical problem solving skill. Penelitian eksperimen semu ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pembelajaran matematika realistik terhadap kemampuan pemecahan masalah matematis siswa. Populasi penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VII MTs Matlaul Anwar Padangcermin tahun ajaran 2013/2014 yang terdistribusi dalam tiga kelas. Dengan teknik purposive sampling, dipilih siswa kelas VII A dan VII B sebagai sampel. Data penelitian diperoleh melalui tes kemampuan pemecahan masalah matematis. Berdasarkan hasil pengujian hipotesis, diperoleh kesimpulan bahwa penerapan pembelajaran matematika realistik tidak berpengaruh terhadap kemampuan siswa. Kata kunci: konvensional, pembelajaran matematika realistik, pemecahan masalah matematis

PENDAHULUAN Pendidikan merupakan suatu upaya untuk memberikan pengetahuan, wawasan, keahlian, dan keterampilan kepada individu untuk menumbuhkembangkan potensipotensi yang ada dalam diri mereka sehingga mampu menghadapi setiap perubahan yang terjadi. Matapelajaran matematika merupakan matapelajaran yang telah diberikan mulai dari TK sampai perguruan tinggi. Hal ini dimaksudkan untuk membekali siswa dengan kemampuan berpikir logis, analitis, sistematis, kritis, kreatif dan kemampuan pemecahan masalah. Salah satu kemampuan matematis yang perlu diperhatikan dan dikembangkan adalah kemampuan pemecahan masalah. Sebagaimana dikemukakan oleh Branca dalam Kesumawati (2009: 485) bahwa kemampuan pemecahan masalah sebagai jantungnya matematika. Pemecahan masalah merupakan fokus dalam pembelajaran matematika yang mencakup masalah dengan solusi tunggal maupun tidak tunggal serta masalah dengan berbagai cara penyelesaiannya. Kemampuan pemecahan masalah meliputi memahami masalah, merencanakan penyelesaian, menyelesaikan rencana penyelesaian, dan memeriksa kembali serta menarik kesimpulan. Polya dalam Upu (2003: 31) mengartikan pemecahan masalah sebagai suatu usaha mencari jalan keluar dari suatu tujuan yang tidak begitu mudah segera dapat dicapai. TIMSS (Mullis et al, 2012) mengukur kemampuan matematis siswa yang meliputi pengetahuan, penerapan, dan penalaran. Berdasarkan hasil TIMSS tahun 2011 (Mullis et al, 2012) persentase kelulusan kemampuan matematis siswa di Indonesia untuk pengetahuan (knowing), penerapan (applying), dan penalaran (reasoning) berturut-turut sebesar 31%, 23%, dan 17%. Rata-rata tersebut jauh dibawah rata-rata persentase kelulusan internasional yaitu: knowing (49%), applying (39%), dan reasoning (30%). Persentase ini menunjukkan bahwa pengetahuan, penerapan dan penalaran matematis siswa di Indonesia masih rendah. Rendahnya pengetahuan, penerapan dan penalaran ini membuat siswa mengalami kesulitan dalam memecahkan masalah matematis.

Kondisi secara umum tentang kemampuan pemecahan masalah matematika yang rendah juga terjadi pada siswa kelas VII MTs Matlaul Anwar Padangcermin. Dilihat dari hasil ulangan mid semester ganjil tahun ajaran 2013/2014, nilai-nilai dari mata pelajaran matematika pada sekolah tersebut rendah. Soal-soal pada ulangan mid semester tersebut berbentuk soal uraian yang dimaksudkan untuk mengetahui langkah-langkah dari penyelesaian siswa berdasarkan ide atau gagasan mereka untuk menyelesaikan masalah. Namun pada kenyataannya, yang tertera pada lembar jawaban masih banyak yang tidak sesuai dengan kriteria jawaban. Berdasarkan observasi yang dilakukan, siswa merasa kesulitan untuk menjawab soal-soal matematika yang diberikan karena tidak terbiasa mengungkapkan ide-ide yang dimiliki untuk memecahkan masalah agar soal tersebut dapat diselesaikan dengan mudah. Oleh karena itu, dalam proses pembelajaran yang berlangsung di kelas diperlukan suatu pendekatan pembelajaran yang dapat meningkatkan kemampuan siswa. Guru di MTs Matlaul Anwar masih menerapkan pembelajaran konvensional. Dalam penyampaian materi, pendekatan pembelajaran yang digunakan masih bersifat abstrak sehingga sulit dipahami oleh siswa karena tidak mengkaitkan dengan hal-hal yang konkrit bagi siswa. Siswa terbiasa dengan menerima materi pelajaran dengan metode ceramah dan pemberian tugas. Siswa belajar dengan cara mendengarkan dan guru lebih mendominasi kegiatan pembelajaran. Dengan demikian membuat pembelajaran cenderung membosankan, siswa kurang aktif sehingga kemampuan siswa dalam memecahkan masalah matematis tidak berkembang secara optimal. Berdasarkan masalah di atas, perlu ada usaha untuk mengatasi masalah tersebut. Diperlukan perubahan pendekatan pembelajaran matematika dari yang biasanya sangat abstrak dan teoritis menjadi lebih konkrit berkaitan dengan kehidupan nyata dan kegiatan pembelajaran terpusat pada guru ke situasi dimana siswa menjadi pusat perhatian. Guru

sebagai fasilitator dan pembimbing sedangkan siswa mengembangkan ide-ide, membangun matematika untuk mereka sendiri. Salah satu pendekatan pembelajaran yang sesuai dengan gerakan perubahan tersebut adalah pembelajaran matematika realistik (PMR). PMR mendasarkan pada pandangan Freudenthal (Turmudi, 2008: 7) bahwa matematika adalah aktivitas manusia. PMR adalah pembelajaran yang berdasarkan dari hal-hal yang riil bagi siswa, menekankan aktivitas siswa untuk berdiskusi, berkolaborasi dan berargumentasi dengan teman sekelas sehingga mereka dapat menemukan penyelesaiannya sendiri. Pada pembelajaran ini peran guru lebih sebagai seorang fasilitator, sementara siswa sebagai pusat pembelajaran. PMR adalah pendekatan yang baik bagi proses pembelajaran terutama matematika karena menurut Soejadi (2002: 49), PMR adalah pemanfaatan realitas dan lingkungan yang dipahami siswa untuk memperlancar proses pembelajaran matematika. Dengan demikian, diharapkan PMR berpengaruh terhadap kemampuan siswa. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh pembelajaran matematika realistik terhadap kemampuan pemecahan masalah matematis siswa kelas VII MTs Matlaul Anwar Padangcermin. METODE PENELITIAN Penelitian ini dilaksanakan di MTs Matlaul Anwar Padangcermin. Populasi penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VII yang terdiri dari 90 siswa yang terdistribusi dalam tiga kelas. Dari tiga kelas tersebut diambil 2 kelas sebagai sampel penelitian. Pengambilan sampel menggunakan purposive sampling dengan mengambil dua kelas yang memiliki rata-rata kemampuan matematika yang paling mendekati nilai rata-rata kemampuan matematika populasi. Berdasarkan hasil ujian semester ganjil tahun pelajaran 2013/2014, diperoleh siswa kelas VII A dan VII B sebagai sampel. Penelitian ini merupakan penelitian eksperimen semu dengan pretest-posttest with control group design. Data penelitian ini adalah data kuantitatif yang diperoleh dari hasil tes tertulis.

Validitas instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah validitas isi. Setelah instrumen dinyatakan valid oleh guru mitra, selanjutnya instrumen tes diuji coba pada siswa kelas VIII C. Dari hasil uji coba diperoleh koefisien reliabilitas instrumen sebesar 0,80, sehingga menurut Sudijono (2008: 209) reliabilitas instrumen tes tergolong tinggi, daya pembeda dengan kriteria baik dan sangat baik, dan tingkat kesukaran dengan kriteria mudah dan sedang. Dengan demikian, disimpulkan bahwa instrumen tes dapat digunakan untuk mengukur kemampuan pemecahan masalah matematis siswa. Berdasarkan uji normalitas, data gain nilai kemampuan pemecahan masalah matematis siswa yang mengikuti pembelajaran dengan PMR dan pembelajaran konvensional berasal dari populasi yang berdistribusi normal. Selanjutnya dilakukan uji homogenitas dan diperoleh bahwa data gain nilai kedua sampel bersifat homogen. Oleh karena itu, uji hipotesis dilakukan menggunakan uji t. HASIL DAN PEMBAHASAN Berdasarkan penelitian yang dilakukan, diperoleh data gain nilai kemampuan siswa dari pretest dan posttest seperti yang disajikan pada Tabel 1. Tabel 1. Data Gain Nilai Kemampuan Pemecahan Masalah Matematis Siswa Data Kelas x min x maks s Pretest PMR 2 31 12 7,36 PK 3 23 11 7,05 PMR 21 82 55 17,31 Posttest PK 25 93 54 16,36 Indeks Gain PMR 0,13 0,78 0,48 0,167 PK 0,21 0,91 0,49 0,172 Berdasarkan Tabel 1 diketahui juga bahwa rata-rata (gain) nilai kemampuan pemecahan masalah matematis siswa dengan PMR (0,49) lebih tinggi dari pembelajaran konvensional (0,48). Uji hipotesis menggunakan uji kesamaan dua rata-rata satu pihak menggunakan uji t. Berdasarkan hasil analisis, diperoleh nilai t = 0,23 dan t 1-α = 1,67. Hasil ini menunjukkan bahwa nilai t < t 1-α yang berarti dalam kriteria uji hipotesis yaitu H 0 diterima. Oleh karena itu, peningkatan kemampuan siswa dengan penerapan PMR tidak

berbeda secara signifikan dengan peningkatan kemampuan pemecahan masalah matematis siswa dengan penerapan pembelajaran konvensional. Jadi, PMR tidak berpengaruh terhadap kemampuan pemecahan masalah matematis siswa. Hal-hal yang menyebabkan peningkatan kemampuan pemecahan masalah matematis siswa dengan PMR dan kemampuan pemecahan masalah matematis siswa dengan pembelajaran konvensional tidak berbeda secara signifikan, yaitu karena PMR merupakan pembelajaran baru bagi siswa sehingga siswa yang belum mampu beradapatasi merasa kesulitan untuk mengikuti pembelajaran. Pada pertemuan pertama di kelas yang menerapkan PMR, siswa merasa kesulitan dalam menjawab pertanyaan-pertanyaan yang terdapat di dalam LKK karena tidak terbiasa menghadapi masalah-masalah non rutin. Masalah yang terdapat dalam LKK meminta siswa untuk memberikan alasan dan membuat suatu hubungan dari keadaan yang mereka temukan dalam LKK. Tidak terbiasanya siswa menghadapi masalahmasalah non rutin membuat siswa kurang berminat untuk memecahkan masalah tersebut. Hal ini yang mengakibatkan siswa mengalami kesulitan dalam menghadapi masalah non rutin. Seperti yang dikatakan oleh Dalyono (1997: 235) bahwa tidak adanya minat seorang anak terhadap suatu pelajaran akan timbul kesulitan belajar. Pada pertemuan-pertemuan berikutnya di kelas yang menerapkan PMR, kemampuan pemecahan masalah matematis siswa tidak semua terlatih dengan baik. Hal ini karena, pada saat diskusi berlangsung tidak semua siswa menggunakan kemampuan berfikirnya untuk menyelesaikan masalah yang diberikan. Beberapa siswa hanya mengandalkan teman sekelompoknya yang mereka anggap pintar sehingga siswa tersebut tidak membantu menyelesaikan masalah yang terdapat di dalam LKK. Hal ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Syaiful (2012) bahwa bagi siswa berkemampuan matematis rendah tidak terdapat perbedaan peningkatan kemampuan pemecahan masalah matematis antar pembelajaran PMR dengan pembelajaran konvensional. Kemudian pada tahap

menyajikan hasil diskusi, beberapa siswa masih tidak peduli dan enggan untuk memberikan tanggapan kepada kelompok penyaji. Oleh karena itu, kemampuan dari beberapa siswa tersebut tidak terlatih dengan maksimal. Salah satu alasan siswa pada kelas dengan pembelajaran konvensional lebih banyak menjawab soalsoal dengan benar karena siswa pada kelas konvensional lebih sering mengerjakan soal-soal atau latihan dengan banyak bantuan dari guru untuk menjawab soal. Pada proses pembelajaran, siswa pada kelas konvensional mendapatkan materi langsung dari guru. Pada kelas PMR siswa hanya diberikan pengenalan mengenai materi pelajaran, selanjutnya belajar bersama kelompok dan guru hanya sebagai fasilitator untuk menggiring siswa agar menemukan ide untuk penyelesaian masalah. Penyebab lain dari PMR tidak memberikan pengaruh terhadap kemampuan siswa kelas VII MTs Matlaul Anwar, karena kondisi sekolah yang kurang baik, membuat siswa tidak disiplin terhadap waktu pembelajaran. Kemudian siswa belum menguasai kemampuan prasyarat sehingga siswa sulit untuk mengikuti proses pembelajaran. Berdasarkan pembahasan di atas, PMR tidak memberikan pengaruh terhadap kemampuan pemecahan masalah matematis siswa, karena tidak ada perbedaan yang signifikan antara peningkatan kemampuan siswa pada PMR dengan peningkatan kemampuan pemecahan masalah matematis siswa pada pembelajaran konvensional. SIMPULAN Berdasarkan hasil analisis data diperoleh simpulan bahwa pembelajaran matematika realistik tidak berpengaruh terhadap kemampuan pemecahan masalah matematis pada siswa kelas VII MTs Matlaul Anwar, karena peningkatan kemampuan pemecahan masalah matematis siswa pada PMR sama dengan peningkatan kemampuan siswa pada pembelajaran konvensional. DAFTAR PUSTAKA Dalyono. 1997. Psikologi Pendidikan. Jakarta: Rineka Cipta.

Kesumawati, Nila. 2009. Peningkatan Kemampuan Pemecahan Masalah Matematis Siswa SMP Melalui Pendekatan Pendidikan Matematika Realistik. Prosiding Seminar Nasional Matematika dan Pendidikan Matematika Jurusan Pendidikan Matematika FMIPA UNY. [Online]. Tersedia: http://eprints.uny.ac.id. [13 Januari 2014]. Upu, Hamzah. 2003. Problem Posing dan Problem Solving dalam Pembelajaran Matematika. Bandung: Pustaka Ramadhan. Mullis, et. al. 2012. TIMSS 2011 International Results in Mathematics. Tersedia: http://timssandpirls.bc.edu. [13 Januari 2014]. Soejadi. 2002. Pemanfaatan Realitas dan Lingkungan dalam Pembelajaran Matematika. Jakarta: Bumi Aksara. Sudijono, Anas. 2008. Pengantar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Raja Gravindo Persada. Syaiful. 2012. Peningkatan Kemampuan Pemecahan Masalah Matematis Melalui Pendekatan Pendidikan Matematika Realistik. Jurnal FPMIPA FKIP Universitas Jambi. Volume 02. Nomor 01. [Online]. Tersedia: http://eprints.uny.ac.id. [26 September 2014]. Turmudi. 2008. Landasan Filsafat dan Teori Pembelajaran Matematika (Berparadigma Eksploratif dan Investigatif). Jakarta: Leuser Cita Pustaka.