TATA CARA PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian. Penelitian ini dilakukan di Green House, Lahan Percobaan, Laboratorium

dokumen-dokumen yang mirip
TATA CARA PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian. Penelitian ini telah dilaksanakan di Laboratorium Tanah, Laboratorium

Tata Cara penelitian

TATA CARA PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian. Penelitian ini dilakukan pada bulan Januari 2016 sampai dengan Juli 2016

TATA CARA PENELITIAN. A. Waktu Pelaksanaan. Penelitian ini dilakukan di lahan percobaan dan laboratorium Fakultas

TATA CARA PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian. Yogyakarta, GreenHouse di Fakultas Pertanian Universitas Muhammadiyah

TATA CARA PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian. Istimewa Yogyakarta. Waktu pelaksanaan dimulai pada bulan September 2015

TATA CARA PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian. Agustus Analisa laboratorium dilakukan di Laboratorium Penelitian dan

III.TATA CARA PENELITIAN

TATA CARA PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian. Pertanian, Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY), Yogyakarta.

METODE PELAKSANAAN. Yogyakarta dan di Laboratorium Tanah, Fakultas Pertanian, Universitas. Muhammadiyah Yogyakarta pada bulan April-Agustus 2017.

TATA CARA PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian. Penelitian ini dilakukan pada tanggal 15 Maret sampai dengan 15 Juni 2015.

A. Waktu dan tempat penelitian. B. Bahan dan Alat. C. Metode Penelitian

TATA CARA PENELITIAN. A. Waktu dan Tempat Penelitian. Penelitian ini dilakukan di rumah kaca dan di laboratorium dan rumah

TATA CARA PENELITIAN

I. TATA CARA PENELITIAN. A. Tempat Dan Waktu Penelitian. Penelitian ini dilakukan pada bulan Juni 2016 Agustus 2016 yang

TATA CARA PENELITIAN. A. Waktu dan Tempat Penelitian. pertumbuhan tanaman cabai merah telah dilakukan di kebun percobaan Fakultas. B.

TATA CARA PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian. Muhammadiyah Yogyakarta di Desa Tamantirto, Kecamatan Kasihan, Kabupaten

TATA CARA PENELITIAN

TATA CARA PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian. Muhammadiyah Yogyakarta pada bulan Mei 2016 sampai bulan Agustus 2016.

TATA CARA PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu penelitian. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Desember 2015 sampai Mei 2016

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di kebun Kota Sepang Jaya, Kecamatan Labuhan Ratu,

TATA CARA PENELITIAN. A. Rencana Waktu dan Tempat. Penelitian ini dilakukan pada bulan Juni - Juli 2017 bertempat di

TATA CARA PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di Green House dan Laboratorium penelitian

TATA CARA PENELITIAN

TATA CARA PENELITIAN. Penelitian dilakukan di Greenhouse Universitas Muhammadiyah

III. TATA CARA PENELITIAN

TATA CARA PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian. Penelitian ini dilaksanakan di Lahan Percobaan, Laboratorium Penelitian

TATA CARA PENELITIAN. A. Waktu dan Tempat. Penelitian ini dilaksanakan di rumah kompos (Green House ) Fakultas

TATA CARA PENELITIAN

MATERI DAN METODE Lokasi dan Waktu Penelitian Materi Prosedur Pembuatan MOL Tapai dan Tempe Pencampuran, Homogenisasi, dan Pemberian Aktivator

METODE PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian. Penelitian dilakukan di Laboratorium Proteksi Tanaman dan di Green

TATA CARA PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian. Timur Kabupaten Semarang dan di Laboratorium Penelitian Fakultas Pertanian

TATA CARA PENELITIAN. A. Waktu dan Tempat Penelitian. Pengamatan pertumbuhan tanaman kedelai Edamame dilakukan di rumah. B. Bahan dan Alat Penelitian

TATA CARA PENELITIAN

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Lapang Terpadu Fakultas Pertanian

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian dilaksanakan pada bulan November Februari 2017, di

III. TATA CARA PENELITIAN

I. TATA CARA PENELITIAN. Muhammadiyah Yogyakarta di Desa Tamantirto, Kecamatan Kasihan, Kabupaten

I. TATA CARA PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian. Penelitian dilakukan pada bulan Desember 2015 April 2016 yang

III. TATA CARA PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian dilaksanakan mulai 3 Juni Juli 2016 di Green House

MATERI DAN METODE. Prosedur Penelitian

TATA CARA PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian. Penelitian telah dilaksanakan di Green House Fakultas Pertanian UMY dan

TATA CARA PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian. Penelitian ini dilakukan di GreenHouse dan di Laboratoriums Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian pengaruh konsentrasi dan lama perendaman IAA (Indole Acetic

I. TATA CARA PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian. Penelitian telah dilaksanakan dengan percobaan rumah kaca pada bulan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian dilaksanakan di rumah kaca Ilmu Tanah, Laboratorium Ilmu Tanah dan

TATA CARA PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian. Muhammadiyah Yogyakarta pada bulan Januari sampai Maret B. Penyiapan Bahan Bio-slurry

III. TATA CARA PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian. Penelitian ini dilaksanakan di Green House, Lab.Tanah dan Lab.

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian dilaksanakan di Screen House, Balai Penelitian Tanaman Sayuran

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian pengaruh media tanam dan pemberian konsentrasi MOL bonggol

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilakukan di rumah kaca dan laboratorium Ilmu Tanah Fakultas

III. TATA CARA PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian. Penelitian dilaksanakan pada bulan September November 2016.

III. BAHAN DAN METODE. Kecamatan Natar, Kabupaten Lampung Selatan pada bulan Maret hingga Juli

METODE PENELITIAN. 3 bulan dari bulan Juni sampai dengan bulan September 2016.

TATA CARA PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian. Penelitian ini dilaksanakan di lahan Percobaan dan Laboratorium

METODOLOGI PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian. Penelitian dilakukan di Desa Tamantirto, Kecamatan Kasihan, Kabupaten

PANDUAN PRAKTIKUM PROBLEMATIKA HUBUNGAN AIR, TANAH DAN TANAMAN

BAB III METODE PENELITIAN

MATERI DAN METODE. Lokasi dan Waktu. Materi

III. BAHAN DAN METODE

METODE PENELITIAN. pembuatan vermikompos yang dilakukan di Kebun Biologi, Fakultas

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di Greenhouse Jurusan Bioloi Fakultas Sains dan

III. BAHAN DAN METODE

III. TATA CARA PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Pelaksanaan. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Agrobioteknologi,

BAB III BAHAN DAN METODE. Medan Area yang berlokasi di Jalan Kolam No. 1 Medan Estate, Kecamatan

BAHAN DAN METODE Waktu dan Tempat Alat dan Bahan Metode Penelitian

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilakukan di rumah kaca gedung Hortikultura Universitas Lampung

TATA CARA PENELITIAN. A. Tempat dan waktu penelitian Penelitian dilakukan di green house milik UMY dan Laboratorium

III. TATA CARA PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian. Juli 2017 di Laboratorium Bioteknologi dan Greenhouse Fakultas

BAHAN DAN METODE Metode Percobaan

III. METODE PENELITIAN A.

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) yang

III. BAHAN DAN METODE

III. TATA CARA PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian. Penelitian ini akan dilakukan bulan Juli sampai Agustus 2015 di Green House dan

TATA CARA PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Agrobioteknologi, Laboratorium

TATA LAKSANA PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu. Penelitian ini dilakukan di daerah Minggir, Sleman, Yogyakarta dan di

MATERI DAN METODE Tempat dan Waktu

III. TATA CARA PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian. Penelitian dilakukan di Laboratorium dan Lahan Percobaan Fakultas

BAB III METODE PENELITIAN. secara faktorial yang terdiri atas dua faktor dan tiga kali ulangan.

BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Bahan dan Alat Metode Percobaan

BAB IV. METODE PENELITIAN

III. BAHAN DAN METODE

BAHAN DAN METODE. Tempat dan Waktu Penelitian

APLIKASI KOMPOS KULIT BUAH JARAK PAGAR SEBAGAI SUMBER KALIUM PADA BUDIDAYA TANAMAN JAGUNG MANIS (Zea mays saccharata Sturt)

METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Mei sampai dengan September 2015 di

III. BAHAN DAN METODE. sistem olah tanah dengan pemupukan N jangka panjang dari tahun 1987 sampai

BAB III MATERI DAN METODE. sampai panen okra pada Januari 2017 Mei 2017 di lahan percobaan dan

III. BAHAN DAN METODE. Februari 2013 sampai dengan September 2013 pada lahan pertanaman tebu di PT

TATA CARA PENELITIAN. A. Waktu dan Tempat Penelitian. Penelitian ini dilakukan di Lahan Percobaan, di daerah Ketep, kecamatan

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian ini dilaksankan di Lahan Fakultas Peternakan dan Pertanian dan

BAHAN DAN METODE. Tempat dan Waktu Penelitian

III. METODE PENELITIAN. Pembuatan biochar dilakukan di Kebun Percobaan Taman Bogo Lampung Timur.

III. TATA CARA PENELITIAN. A. Tempat dan waktu penelitian. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Ilmu Tanah dan Green House

III. TATA CARA PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian. B. Bahan dan Alat Penelitian. Penah atau pensil, Buku pengamatan. C.

BAHAN DAN METODE. Tempat dan Waktu

BAB III METODE. 1. Waktu Penelitian : 3 bulan ( Januari-Maret) 2. Tempat Penelitian : Padukuhan Mutihan, Desa Gunungpring,

III. METODE PENELITIAN

BAHAN DAN METODE. Y ij = + i + j + ij

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan jenis penelitian eksperimental menggunakan

Transkripsi:

III. TATA CARA PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di Green House, Lahan Percobaan, Laboratorium Penelitian dan Laboratorium Tanah Fakultas Pertanian, Universitas Muhammadiyah Yogyakarta, Desa Tamantirto, Kecamatan Kasihan, Kabupaten Bantul, Provinsi DIY. Penelitian dilaksanakan pada bulan November 2015 sampai dengan bulan Agustus 2016. B. Bahan dan Alat Penelitian Bahan yang digunakan pada penelitian ini yaitu ampas aren, cairan isi rumen sapi, benih tanaman jagung manis, pasir Pantai Samas Bantul, air, bekatul, gula jawa, terasi, larutan K2CrO7 0,5 N, larutan H2SO4 pekat, larutan H3PO4 85%, indikator dipenilamin, larutan FeSO4 0,5 N, larutan H2SO4 0,1 N, campuran katalisator K2SO4 dan CuSO4 dalam perbandingan 20 : 1, indikator methyl red, air suling (aquades), pupuk Urea, pupuk SP-36, pupuk KCl. Alat yang digunakan pada penelitian ini yaitu kantong plastik, pengaduk, karung plastik, cangkul, polybag, jirigen, parang, termometer, ph meter, timbangan, wadah pembuatan aktivator rumen, cepuk plastik, jangka sorong, labu takar 50 ml, pipet 10 dan 5 ml, botol semprot, labu erlenmeyer 50 ml, biuret, timbangan analitik, piranti destruksi, piranti destilasi, tabung Kjehdahl 250 ml, gelas piala 100-150 ml, gelas ukur 100 ml, gelas ukur 250 ml, mistar. 20

21 C. Metode Penelitian Penelitian dilakukan menggunakan metode eksperimental dengan rancangan percobaan faktor tunggal yaitu dosis pupuk kompos ampas aren dengan menggunakan berbagai konsentrasi rumen sapi yang disusun dalam Rancangan Acak Lengkap (RAL). Perlakuan yang diujikan terdiri atas 10 aras yaitu: 1. K1 = Dosis 20 ton/hektar kompos ampas aren dengan konsentrasi aktivator rumen sapi 60% 2. K2 = Dosis 20 ton/hektar kompos ampas aren dengan konsentrasi aktivator rumen sapi 70% 3. K3 = Dosis 20 ton/hektar kompos ampas aren dengan konsentrasi aktivator rumen sapi 80% 4. K4 = Dosis 20 ton/hektar kompos ampas aren dengan konsentrasi aktivator rumen sapi 90% 5. K5 = Dosis 20 ton/hektar kompos ampas aren dengan konsentrasi aktivator rumen sapi 100% 6. K6 = Dosis 25 ton/hektar kompos ampas aren dengan konsentrasi aktivator rumen sapi 60% 7. K7 = Dosis 25 ton/hektar kompos ampas aren dengan konsentrasi aktivator rumen sapi 70% 8. K8 = Dosis 25 ton/hektar kompos ampas aren dengan konsentrasi aktivator rumen sapi 80% 9. K9 = Dosis 25 ton/hektar kompos ampas aren dengan konsentrasi aktivator rumen sapi 90%

22 10. K10 = Dosis 25 ton/hektar kompos ampas aren dengan konsentrasi aktivator rumen sapi 100% Setiap perlakuan pemupukan pada tanaman jagung manis diulang sebanyak 4 kali. Total tanaman yang digunakan yakni sebanyak 40 tanaman percobaan (Layout terlampir pada Lampiran 1). D. Cara Penelitian 1. Tahap Pembuatan Pupuk Kompos Ampas Aren a. Penyiapan Bahan dan Alat Bahan yang perlu untuk dipersiapkan lebih dulu yaitu pembuatan aktivator rumen sapi dan penyiapan ampas aren. 1) Pembuatan Aktivator Rumen Sapi Rumen sapi yang digunakan perlu melalui tahapan pengolahan terlebih dahulu sebelum dapat digunakan untuk pengomposan ampas aren. Beberapa bahan yang digunakan untuk membuat aktivator rumen sapi seperti isi rumen sapi, bekatul, gula jawa, terasi dan air. Langkah-langkah pembuatan aktivator rumen sapi sebagai berikut (M. Isnaini, 2006): a) Mendidihkan 2,03 kg gula jawa dengan air secukupnya hingga gula mencair. b) Menambahkan 6,09 kg bekatul dan 609,23 gram, kemudian diaduk rata dan didinginkan di dalam ember. c) Menambahkan 2,03 liter cairan rumen sapi ke dalam campuran gula, bekatul dan terasi setelah campuran tersebut dingin.

23 d) Mengaduk campuran hingga merata dan menutup rapat campuran dalam ember hingga dua hari. e) Pada hari ketiga, mengaduk campuran selama kurang lebih 10 menit, pengadukan dilakukan kembali setiap 24 jam. f) Aktivator siap digunakan setelah terfermentasi selama 5 hari setelah pembuatan. Hasil pembuatan aktivator ini merupakan aktivator rumen sapi konsentrasi 100% yang digunakan. Untuk setiap 6 kg bahan ampas aren yang dibuat kompos, diperlukan 6.600 ml aktivator rumen sapi. Hal ini sesuai dengan Heppy (2011), dalam pembuatan kompos daun lamtoro sebanyak 500 gram diperlukan aktivator rumen sapi sebanyak 550 ml. Dari hasil tersebut, maka dapat dibuat aktivator rumen sapi untuk konsentrasi 60%, 70%, 80% dan 90%. Sebagai contoh untuk pembuatan konsentrasi aktivator 60%, pembuatannya dengan cara mengambil 60% dari total aktivator 6.600 ml yaitu 3.960 ml yang kemudian dicampurkan dengan air hingga diperoleh volume 6.600 ml. Pembuatan ini berlaku sama untuk perlakuan konsentrasi aktivator rumen sapi 70%, 80% dan 90% (Perhitungan terlampir pada Lampiran 2). 2) Pencacahan Ampas Aren Pencacahan dilakukan dengan cara mengumpulkan ampas yang digunakan kemudian mencacah ampas tersebut hingga memiliki serat yang lebih halus daripada sebelumnya. Pencacahan dilakukan dengan menggunakan pisau ataupun parang. Selain itu, juga dilakukan penimbangan sesuai dengan

24 kebutuhan bahan yang digunakan untuk masing-masing perlakuan pengomposan. b. Pembuatan Kompos Ampas Aren Pembuatan kompos ampas aren dengan berbagai konsentrasi aktivator rumen sapi dibuat dengan cara menyiapkan bahan ampas aren dan aktivator rumen sapi dengan perbandingan sesuai dengan perlakuan konsentrasinya. Menurut Heppy (2011), untuk pembuatan kompos daun lamtoro sebanyak 500 gram diperlukan aktivator rumen sapi sebanyak 550 ml. Ampas aren yang telah dicacah dimasukkan ke dalam kantong plastik kemudian ditambahkan aktivator rumen sapi sedikit demi sedikit hingga campurannya merata ke seluruh bagian ampas aren yang dikomposkan. Setelah tumpukan kompos siap, bagian atas kantong plastik ditutup dan diberi lubang di beberapa bagian. Pengomposan ini dilakukan selama 2 bulan. c. Pembalikan/Pengadukan Pembalikan dilakukan dengan cara membolak-balik lapisan kompos yang telah dibuat hingga yang semula berada di tepi kantong plastik menjadi di tengah tumpukan begitu pula sebaliknya. Pembalikan ini dilakukan setiap satu minggu sekali secara manual menggunakan tangan. d. Pengamatan Kompos Pengamatan terhadap kondisi kompos dilakukan selama proses pengomposan berlangsung yaitu selama dua bulan. Parameter yang diamati yaitu ph kompos, temperatur/suhu kompos, kadar C-Organik, kadar bahan organik, kadar N total dan C/N rasio kompos.

25 2. Tahap Aplikasi Kompos Ampas Aren pada Tanaman Jagung Manis a. Persiapan Media Tanam dan Aplikasi Kompos Ampas Aren Media tanam yang digunakan merupakan tanah pasir pantai. Media tanam pasir pantai diambil dari Pantai Samas Bantul, Yogyakarta secara komposit. Teknik pengambilan dilakukan dengan cara membersihkan bagian permukaan tanah pasir pantai terlebih dahulu dan mengambil sampel tanah pasir dari kedalaman 0-30 cm. Pengambilan pada kedalaman ini menyesuaikan dengan kedalaman akar tanaman jagung manis dan mengambil sesuai dengan kebutuhan untuk penanaman sebanyak 400 kg pasir pantai. Pasir pantai yang digunakan terlebih dahulu disaring menggunakan ayakan. Pasir pantai yang telah diayak kemudian dicampur dengan pupuk kompos ampas aren dan dimasukkan ke dalam polybag yang berukuran 35 cm x 35 cm. Dosis kompos ampas aren yang digunakan yaitu sebanyak 20 ton per hektar dan 25 ton per hektar, sehingga untuk dosis yang digunakan setiap polybag sebanyak 600 gram dan 750 gram (perhitungan terlampir di Lampiran 3). Media tanam yang telah siap kemudian dimasukkan dalam polybag yang telah diberi label sesuai dengan perlakuan kompos. Media tanam kemudian didiamkan selama 1 minggu sebelum dilakukan penanaman benih tanaman jagung manis. b. Penanaman Penanaman benih jagung manis dilakukan dengan membenamkan 2 benih jagung manis pada setiap polybag perlakuan pada kedalaman ± 4 cm dari permukaan tanah.

26 c. Pemeliharaan 1) Penyiraman Penyiraman dilakukan secara rutin setiap dua hari sekali pada pagi atau sore hari. 2) Penyulaman Penyulaman tanaman jagung manis dilakukan dengan mengganti tanaman jagung manis yang mati pada polybag perlakuan dengan tanaman cadangan yang memiliki umur tanaman yang sama. Penyulaman tanaman jagung manis ini dilakukan pada saat tanaman berumur 7-10 hari setelah tanam. 3) Pemupukan Pemupukan pada tanaman jagung manis dilakukan 2 kali, yaitu pemupukan dasar dan pemupukan susulan. Pemupukan dasar yang diberikan yaitu berupa pupuk kompos ampas aren, ½ dosis pupuk Urea yaitu sebanyak 6 gram (dosis per hektar yaitu 400 kg), seluruh dosis pupuk SP-36 yaitu sebanyak 9 gram (dosis per hektar yaitu 300 kg) dan pupuk KCl sebanyak 7,5 gram (dosis per hektar yaitu 250 kg). Pemupukan dasar dilakukan dengan cara mencampur terlebih dahulu tanah pasir pantai yang digunakan dengan perlakuan kompos ampas aren. Kemudian setelah dilakukan penanaman, campuran pupuk Urea, SP-36 dan KCl diberikan secara ring placement yaitu dengan membenamkan pupuk melingkar di sekeliling benih yang ditanam. Pemupukan susulan diberikan pada saat tanaman berumur 4 minggu setelah tanam dengan pemberian ½ dosis pupuk Urea yaitu sebanyak 6 gram (dosis per hektar yaitu 400 kg) (Bilman dkk., 2002) (Perhitungan pupuk terlampir pada

27 Lampiran 3). Pemupukan susulan diberikan secara ring placement yaitu dengan membenamkan pupuk melingkar di sekeliling tanaman. 4) Pengendalian OPT Pengendalian OPT yang dilakukan berupa pengendalian hama, gulma dan penyakit. Pengendalian terhadap hama dilakukan dengan cara teknis dan juga secara kimiawi bergantung pada serangan hama dan besar kerusakannya. Pengendalian secara kimiawi diberikan kepada tanaman yang telah mengalami serangan dan kerusakan tanaman telah melebihi ambang batas ekonomi. Pengendalian terhadap gulma dilakukan dengan cara penyiangan (pengendalian secara teknis). Pengendalian terhadap penyakit dilakukan dengan cara memberikan fungisida pada media tanam bersamaan dengan pada saat penanaman benih untuk meminimalisir tanaman terserang penyakit. Selain itu, pengendalian terhadap penyakit dilakukan pada tanaman yang memiliki gejala awal terserang penyakit dengan cara pengendalian secara kimiawi yang menyesuaikan dengan jenis penyakit yang menyerangnya. d. Pengamatan Pengamatan terhadap pertumbuhan tanaman jagung manis yang dilakukan hanya mencapai fase vegetatif maksimum yaitu pengamatan tinggi tanaman, jumlah daun dan diameter batang.

28 E. Parameter yang Diamati 1. Pengamatan Kompos a. ph Kompos Pengamatan ph kompos dilakukan setiap satu minggu sekali hingga akhir pengamatan yaitu selama 2 bulan. Pengamatan dilakukan dengan cara mengambil sampel sebanyak 2,5 gram dan memasukkannya ke dalam cepuk plastik dan ditambahkan aquades sebanyak 12,5 ml. Kemudian cepuk dikocok selama 10 menit dan didiamkan selama 15 menit. Cairan dalam cepuk yang telah diendapkan kemudian diukur dengan menggunakan ph meter hingga diperoleh angka yang tetap. b. Temperatur/Suhu Kompos Pengamatan temperatur/suhu kompos dilakukan setiap 3 hari sekali hingga akhir pengamatan yaitu selama 2 bulan. Pengamatan ini dilakukan dengan cara mengukur suhu pada bagian atas, tengah dan bawah lapisan kompos menggunakan termometer kaca, kemudian diambil rata-rata nilai dari tiga kali pengukuran tersebut. c. Kadar C-organik dan Bahan Organik Analisis C-organik dilakukan pada bahan ampas aren sebelum dikomposkan dan pada saat kompos matang. Analisis ini dilakukan dengan cara mengambil sampel kompos dan melakukan pengukuran kadar C-organik dan bahan organik di laboratorium menggunakan metode Walkley and Black. Berikut merupakan rumus untuk menghitung kadar C-organik dan bahan organik. Rumus perhitungan kadar C = (B A) nfeso 4 3 100 100+KL 100 100 100% berat tanah (mg) 77

29 Rumus perhitungan kadar bahan organik = kadar C 100 58 % Keterangan: B : banyaknya FeSO4 yang digunakan dalam titrasi Baku (dengan contoh tanah) A : banyaknya FeSO4 yang digunakan dalam titrasi Blangko (tanpa contoh tanah) 100 : nisbah ketelitian antara volumetris dan oksidimetris 77 100 58 : kadar rata-rata unsur C dalam bahan organik d. Kadar N total Analisis kadar N total dilakukan pada bahan ampas aren sebelum dikomposkan dan pada saat kompos matang. Analisis ini dilakukan dengan cara mengambil sampel kompos dan melakukan pengukuran kadar N total di laboratorium dengan metode Kjehdahl. Berikut rumus untuk menghitung kadar N total. Rumus perhitungan kadar N total = (B A) nnaoh 14 100 100+KL berat tanah (mg) 100% Keterangan: B : banyaknya NaOH 0,1 N yang digunakan dalam titrasi Baku (dengan contoh kompos) A : banyaknya NaOH 0,1 N digunakan dalam titrasi Blangko (tanpa contoh kompos) Hasil perolehan kadar C-organik dan kadar N total digunakan untuk menghitung C/N rasio masing-masing kompos perlakuan. Rumus yang digunakan untuk menghitung C/N rasio yaitu sebagai berikut: C N Rasio = kadar C organik kadar N total

30 2. Parameter Tanaman a. Tinggi Tanaman (cm) Pengamatan tinggi tanaman dilakukan setiap satu minggu sekali dimulai sejak tanaman berumur 1 mst sampai tanaman berumur 8 mst. Tinggi tanaman diukur dengan cara mengukur dari pangkal batang hingga titik tumbuh tanaman jagung manis. Pengamatan tinggi tanaman ini dilakukan dengan menggunakan mistar. b. Jumlah Daun (helai) Pengamatan jumlah daun dilakukan dengan cara menghitung semua helai daun tanaman jagung manis yang utuh. Pengamatan jumlah daun dilakukan setiap satu minggu sekali sejak tanaman berumur 1 mst sampai tanaman berumur 8 mst. c. Diameter Batang (cm) Pengamatan diameter batang dilakukan pada saat tanaman berumur 8 mst dengan menggunakan jangka sorong pada batang tanaman jagung manis. F. Analisis Data Data yang diperoleh dari penelitian ini dianalisis menggunakan sidik ragam Analisis of Variance (ANOVA) dengan taraf nyata α=5%. Apabila terdapat pengaruh yang signifikan dari perlakuan yang dicobakan, maka dilakukan uji lanjutan menggunakan Uji Duncan Multiple Range Test (DMRT) dengan taraf α=5%. Hasil analisis ditampilkan dalam bentuk grafik atau histogram.