BAB III METODE PENELITIAN. Bentuk penelitian ini adalah penelitian eksperimen.

dokumen-dokumen yang mirip
BAB III METODE PENELITIAN. mendapat perlakuan model pembelajaran kooperatif tipe Kancing Gemerincing

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini telah dilaksanakan di kelas X IPA SMAN 2 Pekanbaru

BAB III METODE PENELITIAN. semester 1 Tahun Ajaran 2013/2014. Waktu penelitian ini dilaksanakan pada bulan Agustus-

BAB III METODE PENELITIAN. Oktober pada Semester Ganjil Tahun Ajaran 2013/2014 di kelas X SMA. Negeri 8 Duri Kecamatan Mandau Kabupaten Bengkalis.

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini adalah penelitian eksperimen dengan desain pretest dan

BAB III METODE PENELITIAN. perlakuan dengan menggunakan strategi pembelajaran FIRE-UP dengan

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini adalah penelitian eksperimen dengan desain pretest dan

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di kelas X SMAN 2 Kuok Kecamatan Kuok

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

peningkatan hasil belajar melalui metode pembelajaran Accelerated Learning menggunakan langkah M-A-S-T-E-R siswa SMAN 2 Siak Hulu.

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di MAN Kampar Kabupaten Kampar pada

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. saat semester II Tahun Ajaran 2013/2014, yaitu pada tanggal 9 s.d 25 Januari

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini telah dilaksanakan di kelas Xb dan Xc di Pondok Pesantren

BAB III METODE PENELITIAN. mendapat perlakuan dengan menggunakan strategi pembelajaran aktif FIRE-UP,

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMAN 5 Pekanbaru di kelas XI semester 2

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. dua kelas, yaitu kelas eksperimen dan kelas kontrol. Desain yang digunakan

BAB III METODE PENELITIAN. perlakuan model pembelajaran kooperatif Giving Question and Getting Answer

BAB III METODE PENELITIAN. kelas, yaitu kelas eksperimen dan kontrol. Dimana kelas eksperimen mendapat

BAB III METODE PENELITIAN. Metode yang digunakan adalah metode quasi-eksperiment. Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di kelas XI MA Pondok Pesantren Islamic Centre Al-Hidayah

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian eksperimen dengan model pretest

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. mempengaruhi hasil penelitian. Desain yang digunakan adalah Pretest-

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan dikelas X SMAN 1 Sungai Apit Kecamatan

BAB III METODE PENELITIAN. eksperimen akan diterapkan Model Creative Problem Solving dengan Metode

BAB III METODE PENELITIAN. akan mendapat perlakuan dengan menggunakan model Pemecahan masalah

BAB III METODE PENELITIAN. Waktu penelitian ini dilakukan tanggal 6 sampai dengan 20 Mei 2013 dan

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini adalah penelitian quasi eksperimen dengan desain yang

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. 2013/2014 pada tanggal 20 September 2013 sampai dengan 11 Oktober 2013

BAB III METODE PENELITIAN. dua kelas, yaitu kelas eksperimen dan kelas kontrol. Pada kelas eksperimen

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Perlakuan dalam penelitian ini adalah pembelajaran matematika dengan model

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini diarahkan sebagai penelitian Quasi Eksperimen, karena

BAB III METODE PENELITIAN. tidak bisa mengontrol variabel-variabel lain atau pengaruh lain yang akan

BAB III METODE PENELITIAN. Sebelum perlakuan kedua kelas diberikan pretest. Soal-soal yang diberikan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. bentuk Nonequivalent Control Group Design karena pada kenyataanya penelitian

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. mempengaruhi pemahaman konsep matematika siswa. Penelitian ini

BAB III METODE PENELITIAN. 2013/2014 SMA Negeri 1 Rambah Samo Kabupaten Rokan hulu pada bulan Januari

BAB III METODE PENELITIAN. akan mendapat perlakuan penggunaan model pembelajaran Inquiry, sedangkan

BAB III METODE PENELITIAN. 2013/2014 yaitu mulai tanggal 06 Februari sampai 26 Februari 2014 di SMAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. 2014/2015 pada tanggal 10 Oktober Januari 2015 di SMA Negeri 1

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah eksperimen semu (quasi eksperimental) dengan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. menggunakan metode Snowball Drilling dalam strategi FIRE-UP, sedangkan kelas kontrol

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. penelitian eksperimen semu, yang mana variabel-variabelnya

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. 2013/2014 mulai tanggal 29 April 2014 sampai 20 Mei 2014 di SMPN 1

BAB III METODE PENELITIAN. digunakan adalah Pretest-Posttest Control Group Desain. TABEL III.1 PRETEST-POSTTEST CONTROL GROUP DESIGN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. penelitian ini merupakan penelitian quasi eksperimen karena peneliti tidak

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini merupakan penelitian quasi eksperimen. Penelitian quasi

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. penelitian tidak memungkinkan untuk dikontrol secara penuh. Desain yang

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang dilaksanakan adalah penelitian eksperimen

BAB III METODE PENELITIAN. 2013/2014. Waktu penelitian ini dilaksanakan pada bulan Agustus-September

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. 2013/2014 pada tanggal tanggal 17 maret 11 april 2014 di SMKN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. melibatkan dua kelompok yaitu kelompok ekperimen dan kelompok kontrol

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini diarahkan sebagai penelitian Quasi Eksperimen, karena

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. variabel. Secara khusus rancangan penelitian ini menggunakan hubungan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. menggunakan desain Nonequivalent Control Group Design. Desain ini sama

BAB III METODOLOGI PENELITIAN mulai dari tanggal 18 Mei sampai tanggal 8 Juni 2013 di SMP. Muhammadiyah Kuok Kecamatan Kuok Kabupaten Kampar.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Bendungan Uwai, Kecamatan Bangkinang, Kabupaten Kampar.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian tidak memungkinkan untuk dikontrol secara penuh, tetapi peneliti

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. IPA semester ganjil yaitu pada bulan September - Oktober Tahun Ajaran

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah penelitian Quasi Eksperimen. Tujuan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMP IT Al Ulum Pekanbaru pada. sampai 14 April 2014 di SMP Al Ulum Pekanabaru.

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

semester ganjil yaitu pada bulan Agustus tahun ajaran 2013/2014, yang terletak di Kecamatan Tampan, Kota Pekanbaru Provinsi Riau.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. 2013/2014 yaitu mulai tanggal 13 Januari sampai 29 Januari 2014 di SMP N 1

BAB III METODE PENELITIAN. Desain yang digunakan adalah Nonequivalent Control Group Design.

BAB III METODE PENELITIAN. Pelitian ini merupakan penelitian Quasi Eksperimen dan desain yang

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian quasi eksperimen. Perlakuan dalam

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. digunakan adalah pretest-posttest with Nonequevalent Control Grup. Kelompok Pretes Perlakuan Postes.

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian. Januari s/d 24 Januari 2014 di Madrasah Aliyah Negeri 1 Pekanbaru yang

BAB III METODE PENELITIAN. sungguhan (true experimental research) dan semu (quasi experimental research).

BAB III METODOLOGI PENEITIAN. Jenis penelitian ini adalah eksperimen semu (Quasi Eksperiment), di mana

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Pengumpulan data penelitian ini dilaksanakan pada semester ganjil tahun

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. yang mungkin dapat mempengaruhi kemampuan pemecahan masalah

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. dengan 25 Januari tahun ajaran 2013/2014 di SMA IT Mutiara Duri yang

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Bentuk penelitian yang dilaksanakan adalah penelitian quasi eksperimen

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Subjek dalam penelitian ini adalah siswa SMK Perbankan Riau tahun

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Campbell & Stanley dalam Arikunto (2006 : 84) mengelompokkan

BAB III METODE PENELITIAN. sasaran penelitian atau objek oleh peneliti adalah siswa SMK Farmasi

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Experimental Design dengan desainnya Nonequivalent Group Design. Desain

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN R X O 2 R O 4

Transkripsi:

32 BAB III METODE PENELITIAN Bentuk penelitian ini adalah penelitian eksperimen. Penelitian ini merupakan penelitian eksperimen kelas, dimana ada kelas kontrol yang tidak menggunakan model pembelajaran kooperatif Numbered Heads Together (NHT), dan kelas treatment atau kelas eksperimen yang menggunakan model pembelajaran kooperatif Numbered Heads Together (NHT). Kedua kelas terlebih dahulu diberikan pretes, setelah dilakukan perlakuan selanjutnya diberikan postes. Selisih antara nilai pretes dan postes antara kelas eksperimen dan kelas kontrol merupakan data yang digunakan untuk melihat peningkatan hasil belajar siswa setelah diadakan perlakuan. Tabel III.1 Rancangan Penelitian Pretes dan Postes 1 Kelompok Pretest Perlakuan Posttest Eksperimen Y 1 X Y 2 Kontrol Y 1 - Y 2 Y 1 X Y 2 = Tes sebelum diberikan pembelajaran pokok bahasan Termokimia = Perlakuan terhadap kelas eksperimen dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif Numbered Heads Together (NHT) = Tes setelah pembelajaran Termokimia A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada bulan September-Oktober 2013 di SMA PGRI Pekanbaru kelas XI IPA semester ganjil tahun pelajaran 2013/2014. 1 Sukardi, Metodologi Penelitian Pendidikan, Bumi Aksara, Jakarta, 2009, hlm.185

33 B. Objek dan Subjek Penelitian Objek dalam penelitian ini adalah penerapan model pembelajaran kooperatif Numbered Heads Together (NHT) untuk meningkatkan hasil belajar siswa pada pokok bahasan Termokimia di kelas XI IPA SMA PGRI Pekanbaru. Adapun subjeknya dalam penelitian ini adalah siswa kelas XI IPA SMA PGRI Pekanbaru. C. Populasi dan Sampel Populasi pada penelitian ini adalah seluruh siswa kelas XI IPA SMA PGRI Pekanbaru yang terdiri dari 2 kelas, sampelnya adalah kelas yang mempunyai tingkat homogenitas yang hampir sama setelah dilakukan uji homogenitas dengan meteri Struktur Atom dan Sistem Periodik. D. Teknik Pengumpulan Data Dalam penelitian ini data yang dikumpul melalui dua cara sebagai berikut: 1. Tes Adapun data hasil belajar yang dikumpulkan dalam penelitian ini adalah hasil belajar siswa yang diperoleh dari hasil tes sesudah proses pembelajaran yang menggunakan model pembelajaran kooperatif Numbered Heads Together (NHT). Peneliti akan mengambil data terhadap dua kelas yang salah satu kelas diterapkan model pembelajaran Numbered Heads Together (NHT) dan satu kelas lagi dengan pengajaran yang seperti biasa dilaksanakan oleh guru bidang studi ( sebagai kelas

34 kontrol). Teknik pengumpulan data hasil belajar dalam penelitian yang akan dilakukan adalah sebagai berikut: a. Data Uji Homogenitas Uji homogenitas menggunakan data berupa tes hasil pada pokok bahasan Struktur Atom dan Sistem Periodik Unsur Kelas XI IPA. b. Pretest Pretest yaitu pemberian tes hasil belajar pada saat sebelum pertemuan materi pelajaran pokok bahasan Termokimia. c. Posttest Posstest yaitu pemberian tes hasil belajar pada saat setelah pertemuan materi pelajaran pokok bahasan Termokimia selesai. 2. Observasi Dalam observasi peneliti bekerja sama dengan guru kimia untuk menjadi observer. Observasi dilakukan untuk melihat apakah penerapan model pembelajaran Numbered Heads Together (NHT) dalam kelas sudah berlangsung dengan maksimal sesuai dengan kriteria-kriteria pembelajaran Numbered Heads Together (NHT) tersebut. 3. Dokumentasi Dokumentasi adalah teknik pengumpulan data yang bersumber pada benda yang tertulis. Peneliti secara langsung dapat mengambil bahan dokumen yang sudah ada dan memperoleh data yang dibutuhkan, seperti sejarah sekolah, keadaan guru dan siswa, sarana dan prasarana yang ada disekolah.

35 E. Teknik Analisis Data 1. Analisis Butir Soal Untuk memperoleh soal-soal tes yang baik sebagai alat pengumpul data pada penelitian ini maka diadakan uji coba terhadap siswa lain yang tidak termasuk dalam sampel penelitian. Soal-soal yang diuji cobakan kemudian dianalisis untuk mengetahui validitas, reabilitas, tingkat kesukaran, dan daya pembeda. a. Validitas Tes Menurut Gay dalam buku Sukardi, suatu Instrumen dikatakan valid jika instrumen yang digunakan dapat mengukur apa yang hendak diukur. 2 Validitas tes digunakan dalam penelitian ini adalah validitas isi atau content validity. Validitas isi dari suatu tes hasil belajar adalah validitas yang diperoleh setelah dilakukan analisisan, penelusuran atau pengujian terhadap isi yang terkandung dalam tes hasil belajar tersebut 3. Oleh karena itu untuk memperoleh hasil tes yang valid maka tes yang peneliti gunakan dikonsultasikan dengan guru bidang studi yang mengajar di kelas XI SMA PGRI Pekanbaru. b. Reliabilitas Reabilitas alat penilaian adalah ketetapan atau keajengan alat tersebut tersebut dalam menilai apa yang dinilainya. Artinya, kapanpun alat penilaian tersebut digunakan akan memberikan hasil 2 Ibid, hlm. 121 3 Anas Sudijono, Pengantar Evaluasi Pendidikan, Rajawali Press, Jakarta, 1996, hlm. 164

36 yang relatif sama. 4 Untuk menentukan reliabilitas tes dapat menggunakan rumus Pearson Product Moment, yaitu: r xy = N XY ( X Y) N X 2 X 2 )(N Y 2 Y 2 : Koefisien korelasi X : Jumlah Skor Ganjil Y : Jumlah Skor Genap N : Banyaknya item 5 Langkah selanjutnya adalah mengkorelasikan skor dengan menggunakan rumus Spearman-Brown. 11 = 2 r1/21/2 (1+ r1/21/2) dengan keterangan: 11 : reabilitas instrumen r 1/21/2 : yang disebutkan sebagai indeks korelasi antara dua belahan instrumen 6 Interpretasi koefisien korelasi nilai r : 0,800 1,00 : sangat kuat 0,600 0,799 : kuat 0,400 0,599 : sedang 0,200 0,399 : rendah 4 Nana Sudjana, Op. Cit., hlm. 16 5 Riduwan, Belajar Mudah Penelitian, Alfabeta, Bandung, 2010, hlm.104 6 Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik, Rineka Cipta, Jakarta, 2006, hlm. 180-181

37 0,000 0,199 : sangat rendah 7 c. Tingkat Kesukaran Soal Soal yang baik adalah soal yang tidak terlalu sulit dan yang tidak terlalu mudah. Untuk mengetahui tingkat kesukaran soal peneliti menggunakan rumus: P B JS P : Indeks kesukaran B : Banyaknya siswa yang menjawab soal dengan benar JS : Jumlah seluruh siswa peserta tes 8 Kriteria yang digunakan adalah semakin kecil indeks yang diperoleh, makin sulit soal tersebut. Sebaliknya, makin besar indeks yang diperoleh, makin mudah soal tersebut. Kriteria indeks kesulitan soal itu adalah sebagai berikut: 0 0,30 = soal kategori sukar 0,31 0,70 = soal kategori sedang 0,71 1,00 = soal kategori mudah 9 Perbandingan antara soal mudah-sedang-sukar dapat menggunakan 3-4-3. Artinya, 30% soal kategori mudah, 40% soal kategori sedang, dan 30% lagi soal kategori sukar. Perbandingan yang 208 7 Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan, Alfabeta, Bandung, 2011, hlm. 257 8 Suharsimi Arikunto, Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan, Bumi Aksara, Jakarta, 2008, hlm. 9 Nana Sudjana, Op. Cit., hlm.137

38 lainnya bisa dibuat misalnya 3-5-2.Artinya, 30% soal kategori mudah, 50% soal kategori sedang dan 20% soal kategori sukar. 10 d. Daya Pembeda Daya pembeda soal merupakan suatu ukuran apakah soal mampu kelompok upper dan kelompok lower. Analisis daya pembeda mengkaji butir-butir soal dengan tujuan untuk mengetahui kesanggupan soal dalam membedakan siswa yang tergolong mampu (tinggi prestasinya) dengan siswa yang tergolong kurang atau lemah prestasinya. 11 Cara untuk menentukan kelompok atas dengan kelompok bawah dapat bervariasi, misalnya dengan menggunakan median sehingga terbagi menjadi 50% kelompok atas dan 50% kelompok bawah. Dapat pula dengan menggunakan 27% kelompok atas dan 27% kelompok bawah. Namun, yang paling sering digunakan adalah 27% kelompok atas dan 27% kelompok bawah. Penentuan siswa kelompok rendah dan tinggi dilakukan berdasarkan peringkat skor yang diperoleh dari tes tersebut. Ambillah 27% dari kelompok tinggi dan 27% dari kelompok rendah. 12 Langkah selanjutnya yaitu memasukkan kedalam rumus daya pembeda soal, yaitu: D B J A A B J B B P p A B J : Jumlah peserta tes 10 Ibid. hlm. 135-136 11 Ibid. hlm. 141 12 Ibid. hlm. 139

39 J A : Banyaknya peserta kelompok atas J B : Banyaknya peserta kelompok bawah B A : Banyaknya peserta kelompok atas yang menjawab soal dengan benar B B : Banyaknya peserta kelompok bawah yang menjawab soal dengan benar P A : Proporsi peserta kelompok atas yang menjawab benar P B : Proporsi peserta kelompok bawah yang menjawab benar 13 Sedangkan klasifikasi daya pembeda digunakan untuk mengklasifikan baik, sedang atau jelek suatu soal. Klasifikasi daya pembeda: D : 0,00-0,20 : jelek (poor) D : 0,20-0,40 : cukup (satisfactory) D : 0,40-0,70 : baik (good) D : 0,70-1,00 : baik sekali (excellent) D : negatif, semuanya tidak baik, jadi semua butir soal yang mempunyai D negatif sebaiknya dibuang. 14 2. Analisis Data Penelitian a. Analisis Data Awal (Uji Homogenitas) Pengujian homogenitas varians ( heteroscedasticity) dilakukan untuk memastikan bahwa kelompok-kelompok yang dibandingkan merupakan kelompok yang mempunyai varians homogen. 15 Uji homogenitas merupakan sebuah uji yang harus dilakukan untuk melihat populasi yang diteliti homogen atau tidak. Data dalam penelitian ini diuji dengan menggunakan rumus t-test. Untuk menentukan rumus t-test yang akan digunakan dalam pengujian 13 Op. Cit., hlm. 213-214 14 Ibid. hlm. 218 15 Purwanto, Statistika untuk Penelitian, Pustaka Pelajar, Yogyakarta, 2011, hlm. 176-177

40 hipotesis, maka perlu diuji dahulu varians kedua sampel, homogen atau tidak. Pengujian homogenitas varians dapat menggunakan uji varians atau uji Barlet. Uji barlet digunakan karena belum tentu kelompokkelompok yang dibandingkan mempunyai jumlah sampel yang sama besar. Homogenitas varians diuji dengan menggunakan rumus: χ 2 = (ln 10){ B Σ(n i 1)log S 2 i } dimana ln 10 = 2,303 Jika pada perhitungan awal didapat χ hitung < χ tabel, maka sampel dikatakan mempunyai varians yang sama atau homogen. χ 2 : Lambang statistik Chi Kuadrat untuk menguji varians B = (log s 2 ) (n i 1) S i = varians masing-masing kelompok 16 b. Uji Normalitas Menganalisis data dengan menggunakan tes t, maka sebelumnya dilakukan terlebih dahulu uji normalitas. Uji normalitas digunakan untuk mengetahui apakah sampel yang digunakan dalam penelitian berdistribusi normal atau tidak. Uji yang digunakan adalah uji Chi kuadrat. Rumus yang digunakan yaitu: 17 = ( ) 16 Ibid. hlm. 180 17 Ibid. hlm. 157

41 O i = Frekuensi Observasi E i = Frekuensi Harapan 2 = Chi kuadrat. Bila 2 h 2, distribusi data tidak normal Bila 2 h < 2, data berdistribusi normal c. Analisis Data Akhir (Uji Hipotesis) Uji hipotesis menggunakan rumus uji t. Terdapat beberapa persyaratan t-test yang digunakan untuk pengujian hipotesis, yaitu: 1) Bila jumlah anggota sampel n 1 = n 2, dan varians homogen maka dapat digunakan rumus t-test (rumus IV. 1), dengan t -tabel digunakan dk = n 1 + n 2 2. 2) Bila jumlah anggota sampel n 1 n 2, dan varians homogen maka dapat digunakan rumus t-test (rumus IV.1) dengan dk = n 1 + n 2 2. 3) Bila n 1 = n 2, varians tidak homogen dapat dapat digunakan rumus t- test (rumus IV. 1), dengan dk = n 1-1 atau n 2-1. 4) Bila n 1 n 2 dan varians tidak homogen. Untuk ini digunakan t-test. Harga t sebagai pengganti t-tabel dihitung dari selisih harga t-tabel dengan dk (n 1-1) dan (n 2-1) dibagi dua, dan kemudian ditambahkan dengan harga t yang terkecil. Maka rumus t-test: 18 18 Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek, hlm. 311

42 t 2 2 X Y 1 1 ( ) N x M N y x M 2 y N x N y X 2 = 2 Y 2 = 2 ( )2 ( )2 Mx = Rata-rata selisish nilai pretest dengan nilai posttest kelas eksperimen My = Rata-rata selisih nilai pretest dengan nilai posttest kelas kontrol. M = Nilai rata-rata hasil perkelompok X = Deviasi setiap nilai X 2 dari mean X 1 Y = Deviasi setiap nilai Y 2 dari mean Y 1 X 2 = Jumlah kuadrat deviasi kelas eksperimen Y 2 = Jumlah kuadrat deviasi kelas kontrol N x = Banyaknya subjek kelas eksperimen N y = Banyaknya subjek kelas kontrol Uji hipotesis ini juga digunakan untuk melihat peningkatan hasil belajar siswa antara nilai kelas kontrol dengan kelas eskperimen. Uji t yang digunakan adalah uji t satu pihak (1 -α). Dengan kriteria pengujian: hipotesis diterima apabila t hitung >t tabel dengan derajat kebebasan df = n x + n y 2 dan taraf nyata α = 0,05. d. Tingkat Peningkatan Hasil Belajar Untuk mengetahui signifikansi peningkatan hasil belajar siswa, maka diperlukan sebuah analisis kuantitatif yang disebut dengan uji normal gain. N-Gain adalah selisih antara nilai pretest dan nilai posttest. Uji normal gain dilakukan dengan menggunakan rumus normal-gain, yaitu:

43 N- Gain = dengan kategorisasi perolehan berikut ini: N-Gain tinggi : nilai G 0,70 N-Gain sedang : nilai 0,30 G < 0,30 N-Gain rendah : nilai G < 0,30 19 19 Ria Fitriani, Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Listening Team untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa pada Pokok Bahasan Kelarutan di Kelas XI SMAN 9 Pekanbaru, Universitas Riau, Pekanbaru, 2012, hlm. 4