BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian berjudul Profil Penerapan Pelayanan Farmasi Klinik di Rumah

dokumen-dokumen yang mirip
BAB IV PEMBAHASAN. sakit yang berbeda. Hasil karakteristik dapat dilihat pada tabel. Tabel 2. Nama Rumah Sakit dan Tingkatan Rumah Sakit

BAB III METODE PENELITIAN. Cross Sectional. Metode yang digunakan adalah metode deskriptif-korelatif yang

Lampiran 1. Surat Ijin Penelitian RSUD Bangka Selatan

BAB IV PEMBAHASAN. Permenkes Nomor 58 tahun 2014 ini di lakukan di 4 Rumah Sakit Umum

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. 1. Pelaksanaan Farmasi Klinik di Rumah Sakit. Penelitian ini dilakukan di beberapa rumah sakit

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Berdasarkan kepmenkes RI No. 983/ MENKES/ SK XI/ 1992 tentang

BAB II TINJAUAN UMUM RUMAH SAKIT. pasien yang membutuhkan tindakan medis segera guna penyelamatan nyawa dan

BAB II TINJAUAN UMUM RUMAH SAKIT

STANDAR PELAYANAN KEFARMASIAN DI RUMAH SAKIT

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. hidup pasien yang dalam praktek pelayanannya memerlukan pengetahuan,

INTISARI PROFIL PENERAPAN PELAYANAN FARMASI KLINIK DI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH DI PULAU BANGKA. Universitas Muhammadiyah Yogyakarta

BAB VI PENUTUP. korelasi sebesar 72,2%, variabel Pelayanan informasi obat yang. mendapat skor bobot korelasi sebesar 74,1%.

MAKALAH STANDAR PELAYANAN KEFARMASIAN DI RUMAH SAKIT

BAB II TINJAUAN UMUM RUMAH SAKIT. Menurut Undang-Undang RI Nomor 44 tahun 2009 pasal 1 rumah sakit

BAB II TINJAUAN UMUM RUMAH SAKIT. Menurut Undang-Undang RI Nomor44 tahun 2009 pasal 1 Rumah Sakit

SURAT KEPUTUSAN PENGURUS PUSAT IKATAN APOTEKER INDONESIA Nomor : PO. 002/ PP.IAI/1418/VII/2014. Tentang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. atau penyaluran obat, pengelolaan obat, pelayanan obat atas resep dokter,

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. alat ilmiah khusus, dan difungsikan oleh berbagai kesatuan personel terlatih dan

BAB II TINJAUAN UMUM RUMAH SAKIT. Menurut Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor

TUGAS DAN FUNGSI APOTEKER DI RUMAH SAKIT. DIANA HOLIDAH Bagian Farmasi Klinik dan Komunitas Fakultas Farmasi Universitas Jember

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat. Selain itu, sebagai tempat pendidikan dan pengembangan

BAB II TINJAUAN UMUM RUMAH SAKIT. rumah sakit, rumah sakit adalah institusi pelayanan kesehatan yang

BAB II TINJAUAN UMUM RUMAH SAKIT. Menurut Undang-Undang RI Nomor 44 Tahun 2009 pasal 1 tentang rumah

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Tujuan bangsa Indonesia sebagaimana yang tercantum dalam

BAB II TINJAUAN UMUM RUMAH SAKIT. Rumah sakit merupakan suatu unit yang mempunyai organisasi teratur,

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. pelanggan terbagi menjadi dua jenis, yaitu: fungsi atau pemakaian suatu produk. atribut yang bersifat tidak berwujud.

Stabat dalam rangka pembinaan Puskesmas. BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Pusat Kesehatan Masyarakat yang disingkat puskesmas adalah unit

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. perlindungan kesehatan agar peserta memperoleh manfaat pemeliharaan kesehatan

BAB II TINJAUAN UMUM RUMAH SAKIT. Menurut Undang-Undang RI Nomor 44 tahun 2009 pasal 1 tentang Rumah

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Lampiran 1 Hasil lembar ceklist Puskesmas Helvetia, Medan-Deli dan Belawan Bagian II Nama puskesmas Kegiatan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. (Kemenkes RI, 2014). Praktek pelayanan kefarmasian merupakan kegiatan

BAB II TINJAUAN UMUM RUMAH SAKIT. menyelenggarakan pelayanan kesehatan perorangan secara paripurna yang

BAB III METODE PENELITIAN

BAB II TINJAUAN UMUM RUMAH SAKIT. Rumah Sakit, rumah sakit adalah institusi pelayanan kesehatan yang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN UMUM RUMAH SAKIT. Rumah Sakit adalah institusi pelayanan kesehatan bagi masyarakat dengan

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif observasional dengan

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Jaminan Kesehatan adalah jaminan berupa perlindungan kesehatan agar

Pharmaceutical barrier in preventing counterfeit medicines in hospitals. Hadi Sumarsono, S. Farm., Apt.

BAB II TINJAUAN UMUM RUMAH SAKIT. Menurut Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 44 Tahun 2009

BAB 1 PENDAHULUAN. Indonesia nomor 36 tahun 2014, tentang Kesehatan, adalah. setiap orang yang mengabdikan diri dalam bidang kesehatan 1

BAB II TINJAUAN UMUM RUMAH SAKIT. pemeliharaan kesehatan yang baik (Siregar dan Amalia, 2004).

BAB III METODE PENELITIAN. desain penelitian deskriptif analitik. Pengambilan data dilakukan secara

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

SURAT KEPUTUSAN DIREKTUR NO. / SK / RSPB / / 2017

BAB II TINJAUAN UMUM RUMAH SAKIT. rumah sakit, rumah sakit adalah institusi pelayanan kesehatan yang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Indonesia sebagai apoteker (Presiden, RI., 2009).

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. sarana pelayanan kefarmasian oleh apoteker (Menkes, RI., 2014). tenaga teknis kefarmasian (Presiden, RI., 2009).

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan desain penelitian non eksperimental dengan

BAB II TINJAUAN UMUM RUMAH SAKIT. tentang rumah sakit, rumah sakit adalah institusi pelayanan kesehatan yang

BAB II TINJAUAN UMUM RUMAH SAKIT. Menurut Undang-Undang RI Nomor 44 tahun 2009 pasal 1 Rumah Sakit

PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 72 TAHUN 2016 TENTANG STANDAR PELAYANAN KEFARMASIAN DI RUMAH SAKIT

2. Bagi Apotek Kabupaten Cilacap Dapat dijadikan sebagai bahan masukan sehingga meningkatkan kualitas dalam melakukan pelayanan kefarmasian di Apotek

LAPORAN PRAKTEK KERJA PROFESI APOTEKER DI RSUP Dr. SARDJITO YOGYAKARTA JALAN KESEHATAN NO. 1 YOGYAKARTA 03 AGUSTUS 30 SEPTEMBER 2015 PERIODE XLV

BAB II TINJAUAN UMUM RUMAH SAKIT

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN UMUM RUMAH SAKIT. Rumah sakit adalah institusi pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian yang berjudul Evaluasi ketepatan penggunaan antibiotik untuk

PELAYANAN PENCAMPURAN ASEPTIK DI RSUP DR SARDJITO YOGYAKARTA. Oleh: Dra. Nastiti Setyo Rahayu. Apt

BAB II TINJAUAN UMUM RUMAH SAKIT DAN INSTALASI FARMASI RUMAH SAKIT 2.1 Rumah Sakit

Elemen Penilaian PKPO 1 Elemen Penilaian PKPO 2 Elemen Penilaian PKPO 2.1 Elemen Penilaian PKPO Elemen Penilaian PKPO 3

BAB II TINJAUAN UMUM RUMAH SAKIT. Menurut Undang-Undang RI Nomor 44 tahun 2009, rumah sakit adalah

KERANGKA ACUAN KERJA / TERM OF REFERENCE KEGIATAN EVALUASI DAN PENGEMBANGAN STANDAR PELAYANAN KESEHATAN TA. 2017

REGULASI DI BIDANG KEFARMASIAN DAN ALAT KESEHATAN UNTUK MENDUKUNG JKN

DINAS KESEHATAN PUSKESMAS CADASARI

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB II TINJAUAN UMUM RUMAH SAKIT. Menurut Undang-Undang Republik Indonesia No.44 Tahun 2009 Tentang Rumah

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian non eksperimental bersifat deskriptif.

BAB II TINJAUAN UMUM RUMAH SAKIT. pelayanan kesehatan perorangan secara paripurna yang menyediakan pelayanan

BAB II TINJAUAN UMUM RUMAH SAKIT. Rumah sakit adalah institusi pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan

PERANAN APOTEKER DALAM PEMBERIAN INFORMASI OBAT DI INSTALASI FARMASI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH HAJI ANDI SULTHAN DAENG RADJA KABUPATEN BULUKUMBA

Evaluasi Penerapan Standar Pelayanan Kefarmasian di Puskesmas Kabupaten Magelang Berdasarkan Permenkes RI No.74 tahun 2016

PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 58 TAHUN 2014 TENTANG STANDAR PELAYANAN KEFARMASIAN DI RUMAH SAKIT

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB III METODE PENELITIAN. pendekatan studi potong lintang (cross sectional) yaitu jenis pendekatan

BAB II TINJAUAN UMUM RUMAH SAKIT. institusi pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan pelayanan kesehatan

LAPORAN PRAKTIK KERJA PROFESI APOTEKER DI RUMAH SAKIT UMUM PUSAT Dr. SARDJITO JL. KESEHATAN NO 1 SEKIP SINDUADI YOGYAKARTA 03 APRIL 30 MEI 2017

BAB I PENDAHULUAN. yang semula hanya berfokus kepada pengelolaan obat (drug oriented)

PROFIL PENEREPAN FARMASI KLINIK DI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH LOMBOK. Yogyakarta

BAB III METODE PENELITIAN. A. Metode Penelitian. Penelitian ini menggunakan metode penelitian non eksperimental dan

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

2 Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 59, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4844); 3. Undang-Undang Nomor 35 Tahun 2009 tentang Narkot

BAB III METODE PENELITIAN. desain cross-sectional deskriptif. Pengumpulan data resep obat off-label

BAB III METODE PENELITIAN. secara descriptive dengan metode cross sectional dan pengambilan data secara

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. konsekuensi terutama dalam proses penyembuhan penyakit atau kuratif (Isnaini,

karena selain komoditas perdagangan, obat juga memiliki fungsi sosial. Obat berperan sangat penting dalam pelayanan kesehatan karena penanganan dan

FAKULTAS FARMASI UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA SURAKARTA

BAB 1 PENDAHULUAN. setiap orang agar terwujud derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya.

SILABUS MATA KULIAH. Revisi : 1 Tanggal Berlaku : 1 Februari Kompetensi dasar Indikator Materi Pokok Strategi Pembelajaran

TUJUAN. a. Meningkatkan mutu Pelayanan Kefarmasian. b. Menjamin kepastian hukum bagi tenaga kefarmasian; dan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. hal yang harus mendapat perhatian dari pemerintah sebagai salah satu upaya

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. serta untuk menghindari kesalahn intepretasi. Instrumen diuji kepada 26

A. Latar Belakang Masalah

Transkripsi:

BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian berjudul Profil Penerapan Pelayanan Farmasi Klinik di Rumah Sakit Umum Daerah di Pulau Bangka merupakan penelitian noneksperimental. Metode dalam penelitian ini menggunakan deskriptif-korelatif. Metode deskriptif untuk melihat gambaran atau profil penerapan pelayanan farmasi klinik dan metode korelatif untuk melihat hubungan antara tipe RSUD dan jumlah apoteker terhadap pelayanan farmasi klinik di RSUD di Pulau Bangka. Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah Cross Sectional yaitu rancangan penelitian dengan melakukan pengukuran atau pengamatan pada saat bersamaan atau sekali waktu. B. Tempat dan Waktu Penelitian ini dilakukan di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) yang ada di Pulau Bangka, yaitu RSUD Pangkal Pinang, RSUD Toboali, RSUD Bangka Tengah dan RSUD Sungailiat. Pelaksanaan penelitian ini dimulai dari persetujuan judul, studi pustaka, penelitian lapangan terhitung dari bulan Juni 2016-Juli 2016. C. Populasi dan Sampel Populasi dalam penelitian ini adalah Rumah Sakit Umum Daerah di Pulau Bangka. Sampel dalam penelitian ini adalah rumah sakit yang memenuhi kriteria inklusi. 18

19 D. Kriteria Inklusi 1. Kriteria Inklusi Kriteria inklusi dalam penelitian ini adalah RSUD di Pulau Bangka. 2. Kriteria Ekslusi Kriteria inklusi dalam penelitian ini adalah RSUD yang tidak bersedia memberi perizinan untuk penelitian ini. E. Identifikasi Variabel Penelitian dan Definisi Operasional 1. Variabel Penelitian a. Variabel Bebas (variabel independen) 1) Tipe rumah sakit 2) Jumlah apoteker b. Variabel tergantung (variabel dependen) 1) Penerapan pelayanan farmasi klinik menurut Permenkes No. 58 tahun 2014. 2. Definisi Operasional a. Rumah Sakit Umum Daerah yang berada di Pulau Bangka yaitu RSUD Depati Hamzah Kota Pangkal Pinang, RSUD Toboali Kabupaten Bangka Selatan, RSUD Kabupaten Bangka Tengah, dan RSUD Sungailiat. b. Kepala Intalasi Farmasi dan apoteker yang terlibat dalam pelayanan farmasi klinik di Rumah Sakit Umum Daerah yang ahli dibidang farmasi.

20 c. Standar pelayanan farmasi klinik adalah standar yang digunakan dalam penerapan pelayanan farmasi klinik dalam hal ini adalah Permenkes Nomor 58 tahun 2014 yang meliputi: 1) Pengkajian dan Pelayanan Resep Kegiatan ini menganalisa adanya masalah terkait obat yang kemudian harus ditindak lanjuti dengan konsultasi kepada dokter penulis resep. Kegiatan pengkajian dan pelayanan resep meliputi penerimaan, pemeriksaan ketersediaan, pengkajian (administrasi, farmasetika, klinis), penyiapan sediaan farmasi, alat kesehatan, dan penyerahan disertai pemberian informasi yang dilakukan oleh apoteker. 2) Penelusuran Riwayat Penggunaan Obat Kegiatan ini merupakan proses untuk mendapatkan informasi mengenai seluruh obat/sediaan farmasi yang pernah dan sedang digunakan. Riwayat penggunaan obat dapat diperoleh dari wawancara atau data rekam medik / pencatatan penggunaan obat. 3) Rekonsiliasi Obat Rekonsiliasi obat adalah proses perbandingan intruksi pengobatan dengan obat yang didapat oleh pasien untuk meminimalisir terjadinya kesalahan pemberian obat (medication error). 4) Pelayanan Infomasi Obat (PIO) PIO merupakan kegiatan penyediaan dan pemberian informasi, rekomendasi obat yang independen, akurat, tidak bias, terkini dan

21 komprehensif yang dilakukan oleh apoteker kepada dokter, apoteker, perawat, profesi kesehatan lainnya serta pasien dan pihak lain diluar Rumah Sakit. 5) Visite Visite merupakan kegiatan kunjungan ke pasien rawat inap yang dilakukan apoteker secara mandiri atau bersama tim tenaga kesehatan untuk mengamati kondisi klinis pasien secara langsung, dan mengkaji masalah terkait obat, memantau terapi obat dan reaksi obat yang tidak dikehendaki, meningkatkan terapi obat yang rasional, dan menyajikan informasi obat kepada dokter, pasien, dan tenaga kesehatan lainnya. 6) Konseling Konseling merupakan kegiatan pemberian saran terkait terapi obat dari apoteker sebagai konselor kepada pasien dan keluarganya. 7) Pemantauan Terapi Obat (PTO) PTO merupakan suatu proses yang mencakup kegiatan untuk memastikan terapi obat yang aman, efektif, dan rasional bagi pasien. 8) Monitoring Efek Samping Obat (MESO) MESO adalah kegiatan pemantauan setiap respon terhadap obat yang tidak dikehendaki dan terjadi pada dosis lazim yang digunakan pada manusia untuk tujuan profilaksis, diagnosa, dan terapi. 9) Evaluasi Penggunaan Obat (EPO) EPO adalah program evaluasi penggunaan obat yang terstruktur dan berkelanjutan secara kualitatif dan kuantitatif.

22 10) Dispensing Sediaan Steril Dispensing sediaan steril harus dilakukan di instalasi farmasi rumah sakit dengan teknik aseptis untuk menjamin sterilitas dan stabilitas produk dan melindungi petugas dari paparan zat berbahaya serta terjadinya kesalahan pemberian obat. 11) Pemantauan Kadar Obat dalam Darah (PKOD) PKOD adalah kegiatan yang menginterpretasi hasil pemeriksaan kadar obat tertentu atas permintaan dokter yang merawat karena indeks terapi yang sempit atau atas usulan apoteker kepada dokter. F. Instrumen Penelitian Alat dan bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah: 1. Perangkat lunak SPSS. 2. Kuisioner digunakan untuk mengambil data primer yang diisi oleh responden (apoteker). Data-data yang diperlukan dalam penelitian ini adalah: 1. Data RSUD di Pulau Bangka. 2. Data konsep farmasi klinik dari kepala instalasi farmasi di RSUD. 3. Data tentang gambaran pelayanan farmasi klinik yang diterapkan di Rumah sakit. Data yang diperlukan dalam penelitian ini didapatkan melalui: 1. Kuisioner, digunakan untuk mengambil data yang diisi oleh responden (apoteker kepala instalasi).

23 2. Wawancara, digunakan untuk mendukung dalam melengkapi dan membandingkan data primer. 3. Kepustakaan, dilakukan dengan mempelajari buku-buku, literature, penelitian sebelumnya agar memperoleh informasi yang berhubungan dengan penelitian ini. G. Cara Kerja Langkah kerja dalam penelitian ini terdiri dari dua tahap yaitu tahap persiapan dan tahap pelaksanaan. Tahap persiapan meliputi pengajuan judul dan pembuatan proposal penelitian. Setelah itu peneliti mengajukan perizinan ke direktur rumah sakit yang akan diteliti. Tahap pelaksanaan meliputi penelitian dengan memberikan penjelasan tentang latar belakang dan tujuan penelitian kepada responden serta memandu responden dalam menjawab pertanyaan agar data yang diperoleh sesuai dengan tujuan penelitian. H. Skema Kerja Persiapan Melakukan perizinan kepada direketur Rumah Sakit Pelaksanaan dengan pengambilan data dengan kuisioner, wawancara dan observasi Olah data penelitian Gambar 2. Skema kerja

24 I. Analisis Data Analisis data pada penelitian ini ada dua yaitu menggambarakan profil pelayanan farmasi klinik yang disesuaikan dengan Permenkes Nomor 58 tahun 2014 dengan rumus : jumlah pelyanan farmasi klinik yang dilakukan RSUD jumlah pelayanan farmasi klinik menurut Permenkes Nomor 58 tahun 2014 x 100% dan untuk melihat korelasi menggunakan metode korelatif. Korelatif bertujuan untuk melihat pengaruh jumlah apoteker dan tipe rumah sakit terhadap penerapan pelayanan farmasi klinik di RSUD di Pulau Bangka. Perhitungan data pada penelitian kali ini dengan menggunakan perangkat lunak SPSS. Uji yang dilakukan yaitu: 1. Uji Korelasi Uji Korelasi memiliki 2 aspek untuk analisis data yang pertama untuk menentukan apakah data sampel yang ada menyediakan bukti cukup bahwa ada kaitan antara variabel-variabel dalam populasi asal sampel dan aspek yang kedua adalah jika ada hubungan, seberapa kuat hubungan antara variabel tersebut. Keeratan hubungan itu dinyatakan dengan nama koefisien korelasi. Variabel yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah numerik-numerik (parametrik) maka pemilihan hipotesis menggunakan uji korelasi Pearson. Uji ini yang akan menghasilkan data seberapa kuat hubungan antara jumlah apoteker yang bekerja di rumah sakit dan tipe rumah sakit dengan pelayanan farmasi klinik yang diterapkan. Untuk interpretasi hasil uji korelasi bisa dilihat dari tabel 1 berikut:

25 Tabel 1. Interpretasi Hasil Uji Korelasi No. Parameter Nilai Interpretasi 1 Kekuatan Korelasi (r) 0,00-0,199 0,20-0,399 0,40-0,599 0,60-0,799 0,80-1,00 Sangat lemah Lemah Sedang Kuat Sangat kuat 2 Nilai p (dalam SPSS, ditujukan dengan nilai sig). p<0,05 p>0,05 3 Arah Korelasi + (positif) - (negatif) Terdapat kolerasi yang bermakna anatar 2 variabel yang diuji Tidak terdapat korelasi yang bermakna antara dua variabel yang diuji (+) Seararah, semakin besar nilai satu variabel semakin besar pula nilai variabel lainnya (-) Berlawanan arah, semakin besar nilai satu variabel, semakin kecil nilai variabel lainnya