BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. Undang No.20 tahun 2003). Pendidikan memegang peranan penting dalam

BAB I PENDAHULUAN. kemajuan suatu bangsa. Peningkatan mutu pendidikan berarti pula peningkatan

2015 PENGEMBANGAN INSTRUMEN PENILAIAN PROYEK UNTUK MENILAI KETERAMPILAN BERPIKIR KREATIF SISWA SMA PADA MATERI SISTEM KOLOID

2015 PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN DISCOVERY LEARNING DALAM PEMBELAJARAN PENDIDIKAN JASMANI TERHADAP KREATIVITAS SISWA

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. menyediakan lingkungan yang memungkinkan peserta didik untuk. penting pada penentuan kemajuan suatu bangsa. Sesuai dengan tujuan

BAB 1 PENDAHULUAN. sebelumnya. UU nomor 20 tahun 2003 pasal 3 menjelaskan bahwa fungsi

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan kualitas sumber daya manusia. Penyelenggaraan. pendidikan diharapkan mampu mencetak manusia yang berkualitas yang

BAB I PENDAHULUAN. sebagaimana yang tertuang dalam Undang Undang Nomor 20 tahun negara yang demokratis dan bertanggung jawab.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan dan Kebudayaan No.81a Tahun 2013 Lampiran IV tentang Pedoman

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan pada dasarnya adalah usaha sadar untuk menumbuh

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan mempunyai peranan yang sangat penting untuk menjamin

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan menjadi tuntutan wajib bagi setiap negara, pendidikan memegang

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi menyebabkan kurikulum

BAB I PENDAHULUAN. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 23 Tahun 2002 Pasal 9. tentang Perlindungan Anak mmenyatakan bahwa setiap anak berhak

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. yang dapat mengembangkan semua aspek dan potensi peserta didik sebaikbaiknya

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan Nasional yang berlandaskan Pancasila dan Undang-Undang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Ahmad Wahyudi, 2015

BAB I PENDAHULUAN. maka dari itu perlu dilakukan peningkatan mutu pendidikan. Negara Kesatuan

BAB I PENDAHULUAN. bangsa dan negara. Undang-Undang Republik Indonesia No. 20 Pasal 3 Tahun tentang tujuan pendidikan nasional yaitu;

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

I. PENDAHULUAN. Kemampuan berpikir kreatif merupakan salah satu kompetensi penting sebagai

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan kualitas sumber daya manusia. Pasal 31 ayat 2 Undang-Undang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. Kemampuan berpikir kreatif merupakan kebutuhan yang harus dimiliki

2015 ANALISIS NILAI-NILAI KARAKTER, KETERAMPILAN PROSES SAINS DAN PENGUASAAN KONSEP SISWA PADA TOPIK KOLOID MELALUI PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING

I. PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan faktor yang penting dalam kehidupan. Negara

BAB I PENDAHULUAN. Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi yang terus berkembang

BAB I PENDAHULUAN. terciptanya pembelajaran kimia yang kreatif dan inovatif, Hidayati (2012: 4).

BAB I PENDAHULUAN. bangsa. Dalam pelaksanaannya, proses pendidikan membutuhkan kesiapan,

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan usaha manusia untuk membina kepribadiannya sesuai dengan nilai-nilai di dalam

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan dalam kehidupan suatu negara memegang peranan yang. sangat penting untuk menjamin kelangsungan hidup negara dan bangsa.

BAB I PENDAHULUAN. mendapatkan pendidikan manusia akan belajar mengenai hal hal baru sehingga

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pada era globalisasi seperti sekarang ini, segala sesuatu berkembang secara pesat dan sangat cepat.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan bukan sekedar memberikan pengetahuan, nilai-nilai atau

BAB I PENDAHULUAN. aspirasi (cita-cita) untuk maju, sejahtera, dan bahagia menurut konsep

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pendidikan adalah suatu usaha untuk mewujudkan pembangunan di masa

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indrayogi, 2014

BAB I PENDAHULUAN. dipenuhi. Mutu pendidikan yang baik dapat menghasilkan sumber daya manusia

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan salah satu faktor yang sangat penting bagi kehidupan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. melalui kegiatan bimbingan, pengajaran, dan latihan bagi peranannya dimasa

BAB 1 PENDAHULUAN. meningkatkan kualitas dan mutu pendidikan. Oleh karena itu setiap tenaga

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian

I. PENDAHULUAN. yang diatur di dalam Undang-Undang No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan dikatakan berjalan baik apabila mampu berperan secara proporsif,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu tujuan pendidikan nasional yang ingin dicapai telah ditetapkan

BAB I PENDAHULUAN. Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Ivo Aulia Putri Yatni, 2013

I. PENDAHULUAN. karakter suatu bangsa dibangun dari proses pendidikan. Dalam Undang-undang

A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. ini berarti bahwa pembangunan itu tidak hanya mengejar lahiriah seperti

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan suatu aspek kehidupan yang sangat mendasar bagi pembangunan

BAB I PENDAHULUAN. yang diamanatkan dalam Undang-Undang No. 20 tahun 2003 pasal 3, bahwa:

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan. Pendidikan adalah sebuah proses dengan metode-metode tertentu

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan yang diselenggarakan di negara tersebut. Oleh karena itu, pendidikan

I. PENDAHULUAN. sepanjang hayat (long life education). Hal ini sesuai dengan prinsip

Pendidikan Nasional dalam pasal 3, bahwa:

BAB I PENDAHULUAN. perubahan. Pada era globalisasi, dituntut suatu mutu lulusan yang disiapkan

I. PENDAHULUAN. beradaptasi dengan lingkungan dan mengantisipasi berbagai kemungkinan

Skripsi Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Pendidikan Matematika

BAB I PENDAHULUAN. peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan

BAB I PEDAHULUAN. pendidikan nasional di Indonesia menyatakan bahwa: Pendidikan nasional

BAB I PENDAHULUAN. Melalui pendidikan, setiap siswa difasilitasi, dibimbing dan dibina untuk

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah Hasim Bisri, 2016

I. PENDAHULUAN. Sejarah suatu bangsa dapat dilihat dari perkembangan pendidikan yang diperoleh

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan hal yang sangat penting bagi kehidupan setiap

BAB I PENDAHULUAN. yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu,

I. PENDAHULUAN. belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif. mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. sumber belajar dalam suatu lingkungan belajar yang aktif dan kondusif.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan satu sektor yang paling penting dalam

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Tingkat kemajuan dari suatu bangsa dapat dilihat dari sektor pendidikannya.

BAB I PENDAHULUAN. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. pertama dan utama adalah pendidikan. Pendidikan merupakan pondasi yang

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan salah satu komponen penting dalam meningkatkan kualitas

BAB I PENDAHULUAN. sendiri, karena pendidikan yang berkualitas dapat menghasilkan tenaga-tenaga

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan mempunyai peran yang sangat penting dalam perkembangan dan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. kebutuhan yang paling mendasar. Dengan pendidikan manusia dapat mengembangkan

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan berperan penting bagi kehidupan manusia, bahkan tidak dapat dipisahkan dari keseluruhan proses hidup manusia. Dengan kata lain, pendidikan bersifat mutlak bagi kehidupan pribadinya. Dalam proses pendidikan diperlukan guru yang memberikan keteladanan, membangun kemauan, dan mengembangkan potensi dan kreativitas peserta didik. Proses pembelajaran pada setiap satuan pendidikan harus interaktir, insipiratif, menyenangkan, menantang, dan memotivasi peserta didik untuk berpartisipasi aktif, serta memberikan ruang untuk mengembangkan kreativitas, dan kemandirian sesuai dengan bakat, minat, dan perkembangan fisik serta psikologis peserta didik. Proses pembelajaran harus dikemas dalam model pembelajaran yang sesuai dengan peraturan pemerintah no 81A Tahun 2013. yang menjelaskan bahwa proses pembelajaran harus berpusat pada peserta didik, dapat mengembangkan kreativitas anak, bermuatan nilai etika, estetika, logika dan kinestetika, menciptakan kondisi menyenangkan dan menantang, serta menyediakan pengalaman belajar yang beragam. Supaya proses pembelajaran sesuai dengan yang diharapkan, guru diharuskan untuk menentukan model pembelajaran yang sesuai dengan peraturan pemerintah tersebut. Dalam menentukan model pembelajaran yang akan digunakan di dalam kelas, banyak hal yang harus dipertimbangkan oleh guru, salah satunya adalah peraturan pemerintah tersebut. Teori belajar Vygotsky mengatakan bahwa jalan pikiran seseorang harus dimengerti dari latar sosial budaya dan sejarahnya. Menurut Vygotsky (1978: 134) (dalam Pembelajaran Kontekstual Konsep dan Aplikasi: hlm 22) perolehan pengetahuan dan perkembangan kognitif seseorang sesuai dengan teori sosiogenesis. Pengetahuan dan perkembangan kognitif individu berasal dari sumber-sumber di luar dirinya. Hal ini tidak berarti bahwa individu bersikap pasif dalam perkembangan kognitifnya, tetapi Vygotsky juga menekankan pentingnya peran aktif seseorang dalam mengonstruksi pengetahuannya. Novianty Hidayatunnisa, 2015 Pengaruh Model Pembelajaran Project Based Learning Untuk Meningkatkan Kemampuan Berfikir Kritis Siswa Pada Mata Pelajaran Seni Budaya Sekolah Indonesia Johor Bahru Malaysia Universitas Pendidikan Indonesia repository.upi.edu perpustakaan.upi.edu

2 Salah satu model pembelajaran yang sesuai dengan peraturan pemerintah dan sesuai dengan teori belajar Vygotsky adalah model pembelajaran Project Based Learning atau pembelajaran berbasis proyek. Depdiknas (2003: 7) (dalam Pembelajaran Kontekstual Konsep dan Aplikasi: hlm 70) menegaskan bahwa pembelajaran berbasis proyek/tugas terstruktur (project based learning) merupakan pendekatan pembelajaran yang membutuhkan suatu pembelajaran komprehensif dimana lingkungan belajar siswa (kelas) didesain agar siswa dapat melakukan penyelidikan terhadap masalah autentik termasuk pendalaman materi suatu materi pelajaran, dan melaksanakan tugas bermakna lainnya. Pendekatan ini memfasilitasi siswa untuk bekerja secara mandiri dalam membentuk pembelajaran, dan mengaplikasikannya dalam produk nyata. Pembelajaran berbasis proyek (Project Based Learning) merupakan metode pembelajaran yang menggunakan proyek atau kegiatan sebagai media pembelajaran. Siswa dituntut untuk melakukan eksplorasi, penilaian, interpretasi, sintesis, dan informasi untuk menghasilkan berbagai bentuk hasil belajar. Dalam Model pembelajaran ini guru berperan hanya sebagai fasilitator, dan siswa menetapkan tujuan proyek. Dalam proses pembelajaran menggunakan model Project Based Learning ini biasanya memakan banyak waktu untuk memecahkan suatu masalah, untuk mengatasi hal ini pendidik memfasilitasi siswa untuk memecahkan masalah, membatasi waktu siswa dalam menyelesaikan proyek, meminimalis dan menyediakan peralatan yang sederhana dan terdapat di lingkungan sekitar, serta memilih lokasi penelitian yang mudah dijangkau sehingga tidak membutuhkan banyak waktu dan biaya. Kemampuan berfikir kritis dalam pembelajaran seni budaya memiliki pengaruh yang besar, karena dengan siswa memiliki kemampuan berfikir kritis yang baik guru dapat menilai siswa mana yang memiliki daya serap yang tinggi dan mana siswa yang kurang memiliki daya serap, dan dapat terlihat pula siswa yang aktif dan kurang aktif. Berfikir kritis menurut Beyer (1995) (dalam Menguak Rahasia Berpikir Kritis dan Kreatif: hlm. 56) menjelaskan definisi yang sederhana yakni berpikir kritis berarti membuat penilaian-penilaian yang masuk akal. Berpikir kritis adalah sebuah cara berpikir disiplin yang digunakan seseorang

3 untuk mengevaluasi validitas sesuatu (pernyataan-pernyataan, ide-ide, argumentargumen, penelitian dan lain-lain (menurut Beyer dalam Menguak Rahasia Berpikir Kritis dan Kreatif: hlm. 56). Dari beberapa definisi tersebut, dapat ditarik kesimpulan bahwa kemampuan berfikir kritis mempunyai makna yaitu kekuatan berfikir yang harus dimiliki siswa sehingga menjadi suatu watak yang akan terpatri dalam kehidupan sehari-hari siswa untuk memecahkan segala persoalan dalam hidupnya. Dengan cara mengidentifikasi setiap informasi yang dia terima, kemudian dia mampu untuk mengevaluasi informasi tersebut. Setelah siswa mampu mengevaluasi informasi, siswa menyimpulkan secara sistematis, dan dia mampu mengemukakan pendapat dengan cara yang terorganisasi. Maka dari itu guru harus mampu memfasilitasi mereka dengan membuat suasana di dalam kelas menjadi aktif, dimana guru bisa membuat diskusi kelompok atau semacamnya. Sehingga siswa bisa mengemukakan pendapat-pendapatnya, dari sinilah guru mampu menilai dan mengarahkan siswa untuk berfikir secara kritis atau berfikir secara sistematis. Seperti halnya siswa di sekolah yang akan dijadikan lokasi penelitian, yaitu Sekolah Indonesia Johor Bahru Malaysia. Di sekolah ini siswa-siswinya belum memiliki kemampuan berfikir kritis yang cukup dikarenakan, model pembelajaran yang belum memfasilitasi peserta didik untuk meningkatkan kemampuan berfikir kritis. Hal inilah yang menarik perhatian peneliti untuk melakukan penelitian di sekolah Indonesia Johor Bahru ini. Sekolah Indonesia Johor Bahru ini hanya memiliki murid sebanyak 108 siswa baik dari jenjang Sekolah Dasar, hingga Sekolah Menengah Pertama. Pada penelitian kali ini peneliti berupaya untuk meningkatkan kemampuan siswa untuk bertanggung jawab, mandiri, cakap, dan berilmu atau kemampuan siswa untuk berfikir kritis, serta untuk menanamkan nilai kebangsaan terhadap siswa karena bersekolah di Negara tetangga yang rentan terhadap pengaruh nilai kebangsaan Negara lain. Hal ini di lakukan untuk mendukung peraturan pemerintah dan permendiknas untuk mengembangkan potensi-potensi tersebut, agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga Negara yang demokratis serta bertanggung jawab.

4 Oleh sebab itu salah satu model pembelajaran yang dapat dijadikan alternatif yaitu model pembelajaran Project Based Learning. Model pembelajaran Project Based Learning ini merupakan model pembelajaran yang berbentuk proyek atau kegiatan sebagai media pembelajaran. Dalam model pembelajaran ini siswa di tuntut untuk mandiri dan siswa dapat memecahkan masalannya sendiri. Hasil belajar yang didapat dari model pembelajaran ini adalah siswa mendapatkan ilmu pengetahuan, keterampilan dan sikap. Dari model pembelajaran Project Based Learning ini siswa diharapkan dapat menemukan cara untuk menyelesaikan masalahnya dan siswa mampu memilah dan memilih informasi yang dia dapat, serta diharapkan siswa mampu menarik kesimpulan dari setiap informasi yang mereka dapatkan. Dalam hal ini peneliti menggunakan model pembelajaran berbasis projek, dimana projeknya berupa karya tari yang diciptakan oleh beberapa kelompok siswa. Guru memberikan stimulus kepada siswa kemudian siswa bereksplorasi dari stimulus yang diberikan oleh guru. Setelah itu siswa dibagi ke dalam beberapa kelompok untuk diberikan tugas membuat sebuah karya tari berdasarkan stimulus yang telah diberikan oleh guru sebelumnya. Setelah siswa dibagi ke dalam beberapa kelompok, siswa mulai melakukan kegiatan latihan untuk proyek berupa karya tari melalui bimbingan guru. Berdasarkan latar belakang ini, peneliti tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN PROJECT BASED LEARNING UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERFIKIR KRITIS SISWA PADA MATA PELAJARAN SENI BUDAYA DI SEKOLAH INDONESIA JOHOR BAHRU MALAYSIA. B. Identifikasi Masalah Berdasarkan latar belakang di atas, maka peneliti menyusun identifikasi masalah di lapangan. Adapun identifikasi masalah di lapangan adalah; 1. Model pembelajaran yang dipakai guru belum bisa memfasilitasi siswa untuk mengembangkan kemampuan berfikir kritis. 2. Sebagian besar peserta didik memiliki sikap manja, hal ini dikarenakan latar belakang orang tua siswa.

5 3. Peserta didik lebih senang menerima materi, dibandingkan siswa mencari materi sendiri. 4. Selama mata pelajaran seni tari siswa jarang sekali mendapatkan teori, siswa hanya menerima pembelajaran praktik. C. Rumusan Masalah Penelitian Rumusan masalah yang akan dikaji adalah mengenai pengaruh model pembelajaran berbasis projek, terhadap peningkatan kemampuan berfikir kritis siswa pada mata pelajaran Seni Budaya di Sekolah Indonesia Johor Bahru Malaysia. Untuk memudahkan pembahasan hasil penelitian masalah pokok tersebut, maka peneliti mengidentifikan dalam beberapa sub masalah, sebagai berikut: 1. Bagaimana kemampuan berfikir kritis siswa sebelum menggunakan model pembelajaran Project Based Learning dalam mata pelajaran seni budaya di Sekolah Indonesia Johor Bahru Malaysia? 2. Bagaimana proses pembelajaran seni budaya dengan menggunakan model Project Based Learning dalam meningkatkan kemampuan berfikir kritis siswa di Sekolah Indonesia Johor Bahru Malaysia? 3. Bagaimana hasil belajar model pembelajaran berbasis projek terhadap peningkatan kemampuan berfikir kritis siswa pada mata pelajaran seni budaya di Sekolah Indonesia Johor Bahru Malaysia? D. Tujuan Penelitian 1. Tujuan Umum Sesuai dengan rumusan masalah, penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan kemampuan berfikir kritis siswa pada mata pelajaran seni budaya di Sekolah Indonesia Johor Bahru Malaysia 2. Tujuan Khusus Adapun yang menjadi tujuan khusus dari penelitian ini adalah, sebagai berikut:

6 1) Mengetahui kemampuan berfikir kritis siswa sebelum menggunakan model pembelajaran Project Based Learning dalam mata pelajaran seni budaya di Sekolah Indonesia Johor Bahru Malaysia. 2) Mengetahui proses pembelajaran seni budaya menggunakan model pembelajaran Project Based Learning dalam meningkatkan kemampuan berfikir kritis siswa di Sekolah Indonesia Johor Bahru Malaysia. 3) Mengetahui hasil belajar model pembelajaran Project Based Learning dalam mata pelajaran seni budaya dalam meningkatkan kemampuan berfikir kritis siswa di Sekolah Indonesia Johor Bahru Malaysia. E. Manfaat Penelitian Secara garis besar manfaat dari penelitian ini adalah untuk memperoleh data dan memperoleh informasi mengenai pengaruh model pembelajaran berbasis proyek pada mata pelajaran seni budaya. Sehubungan dengan hal tersebut, maka diperoleh manfaat sebagai berikut; 1. Secara Teori Secara teori, penelitian ini bermanfaat sebagai bahan informasi, pengetahuan dan referensi dalam menerapkan model pembelajaran berbasis proyek pada mata pelajaran seni budaya. 2. Secara Praktis 1) Bagi guru Dapat meningkatkan pembelajaran Seni Budaya di Sekolah Menengah Pertama yang kreatif dan efektif. 2) Bagi Siswa Meningkatnya kemampuan berfikir kritis siswa. 3) Bagi Sekolah Dapat menjadi salah satu solusi agar siswa mampu berfikir kritis dan berani mengemukakannya. 4) Bagi Peneliti Dapat memberikan sumbangan pemikiran atau bahan kajian dalam dunia pendidikan khususnya yang berkaitan mengenai berfikir kritis siswa.

7 F. Hipotesis Hipotesis dalam penelitian menurut Sugiyono (2009: 96), hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap rumusan masalah penelitian, dimana rumusan masalah penelitian telah dinyatakan dalam bentuk pertanyaan. Hipotesis merupakan dugaan sementara, dugaan tersebut masih harus diuji kebenaranya apakah dapat diterima menjadi suatu pernyataan yang permanen atau tidak. Berdasarkan pengertian hipotesis di atas, peneliti mengajukan hipotesis sebagai berikut: Hipotesis Alternatif (Ha) Hipotesis alternatif menyatakan adanya hubungan Variabel X dan Variabel Y. Jadi hipotesis ini menyatakan bahwa adanya pengaruh model pembelajaran berbasis proyek terhadap kemampuan berfikir kritis siswa. G. Variabel Penelitian Menurut Sugiyono (2011:38) Variabel penelitian pada dasarnya adalah segala sesuatu yang berbentuk apa saja yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari sehingga diperoleh informasi mengenai hal tersebut, kemudian ditarik kesimpulannya. Variabel diartikan sebagai Segala sesuatu yang akan menjadi objek pengamatan penelitian (Suryabrata, 2012;25). Adapun variabel dari penelitian dari topik yang diambil peneliti adalah terdapat dua variabel yang meliputi variabel bebas (Variabel Independent) merupakan variabel yang mempengaruhi dan variabel terikat (Variabel Dependent) merupakan variabel yang dipengaruhi. Adapun variabel bebas yaitu model pembelajaran berbasis proyek, dan yang menjadi variabel terikat yaitu kemampuan berfikir kritis siswa. Hal ini dapat digambarkan seperti berikut; X Y r X = Model pembelajaran berbasis proyek Y = Kemampuan berfikir kritis siswa

8 Tabel 1.1 Sub Variabel No Variabel X Variabel Y 1 Model Pembelajaran Berbasis Kemampuan berfikir kritis siswa Proyek (project based learning) Indikator: 1. Mengidentifikasi, Mengumpulkan, dan menyusun informasi. 2 2. Mengemukakan ide-ide dan pendapat. 3. Mengevaluasi penampilan. 4. Menyelesaikan masalah. H. Struktur Organisasi Skripsi Struktur organisasi pada skripsi terdiri dari beberapa bab, antara lain: BAB I PENDAHULUAN berisi tentang : A. Latar Belakang Penelitian, B. Identifikasi Masalah Penelitian, C. Rumusan Masalah Penelitian, D. Tujuan Penelitian, E. Manfaat Penelitian, F. Hipotesis, G. Variabel Penelitian, H. Struktur Organisasi Skripsi. BAB II KAJIAN TEORETIS berisi tentang: A. Penelitian Terdahulu, B. Pengertian Berfikir Kritis, C. Model Pembelajarn Project Based Learning, D. Karakteristik Peserta Didik, E. Pembelajaran Tari Sebagai Media Pendidikan Dalam Upaya Meningkatkan Berpikir Kritis Siswa. BAB III METODE PENELITIAN berisi tentang : A/. Lokasi, Populasi dan Sampel Penelitian, B. Metode Penelitan, C. Teknik Pengumpulan Data, D. Instrumen Penelitian, E. Prosedur Penelitian, F. Pengolahan dan Analisis Data. BAB IV TEMUAN DAN PEMBAHASAN berisi tentang : A. Temuan yang terdiri dari: 1. Profil Sekolah Indonesia Johor Bahru, 2. Kemampuan Berfikir Kritis Siswa dalam Mata Pelajaran Seni Budaya sebelum menggunakan Model

9 Pembelajaran Project Based Learning, 3. Proses pembelajaran Seni Budaya menggunakan model pembelajaran Project Based Learning dalam meningkatkan kemampuan berfikir kritis siswa, 4. Hasil Belajar Menggunakan Model Pembelajaran Project Based Learning dalam meningkatkan kemampuan berfikir kritis siswa. B. Pembahasan Temuan Penelitian yang terdiri dari: 1. Pembahasan Kemampuan Berfikir Kritis Siswa Sebelum Menggunakan Model Pembelajaran Project Based Learning, 2. Pembahasan Proses Pembelajaran Menggunakan Model Pembelajaran Project Based Learning dalam meningkatkan kemampuan berfikir kritis siswa, 3. Hasil Belajar Menggunakan model pembelajaran Project Based Learningi terhadap peningkatan kemampuan berfikir kritis siswa, 4 Analisis Data. BAB V KESIMPULAN DAN SARAN yang terdiri dari : A. Kesimpulan, B. Saran. Selanjutnya terdapat DAFTAR PUSTAKA dan LAMPIRAN.