BAB III METODE PENELITIAN. Yang menjadi objek dari penelitian ini adalah investasi swasta di

dokumen-dokumen yang mirip
BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN. Objek penelitian yang dianalisis adalah faktor-faktor yang mempengaruhi

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini mengungkapkan tentang faktor-faktor yang mempengaruhi

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Objek penelitian merupakan sumber diperolehnya data dari penelitian

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN. Obyek dari penelitian yang akan diteliti dalam penelitian ini adalah besarnya

III. METODE PENELITIAN. Pusat Statistik (BPS) Kota Bandar Lampung yang berupa cetakan atau publikasi

BAB III METODE PENELITIAN. Objek dalam penelitian ini adalah perkembangan PMA di Indonesia berupa

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. 3.1.Objek Penelitian Dalam penelitian ini terdiri dari varabel terikat dan variabel bebas. Dimana

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN. Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder, time series triwulan dari

BAB III METODE PENELITIAN. Objek dalam penelitian ini adalah untuk menganalisis pengaruh promosi

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Sasaran penelitian ini berkaitan dengan obyek yang akan ditulis, maka

BAB V HASIL PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. logika matematika dan membuat generalisasi atas rata-rata.

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan kajian tentang faktor-faktor yang mempengaruhi

BAB III METODE PENELITIAN. Volume Perdagangan Saham. Dengan populasi Indeks Harga Saham

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan data sekunder tahunan Data sekunder

BAB III METODE PENELITIAN. Objek dari penelitian ini adalah daya saing produk industri pengolahan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Sampoerna, Tbk dengan data laporan keuangan selama 5 tahun terhitung

BAB III METODE PENELITIAN. Di dalam penelitian ilmiah diperlukan adanya objek dan metode penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. Dalam penelitian ini, variabel yang diteliti terdiri dari variabel

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. berbentuk time series selama periode waktu di Sumatera Barat

BAB III METODE PENELITIAN. Sebelum melaksanakan suatu penelitian, seorang peneliti harus

BAB III METODE PENELITIAN. Objek dalam penelitian ini adalah tingkat suku bunga kredit pada Bank

BAB III METODE PENELITIAN. analisis tersebut untuk memperoleh kesimpulan. 68 Jenis penelitian kuantitatif

BAB III METODE PENELITIAN. umum dari obyek penelitian. Pada penelitian ini peneliti mengambil data waktu tiga

BAB III OBYEK DAN METODE PENELITIAN. Obyek penelitian yang akan diteliti dalam penelitian ini adalah biaya dana

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada BPR yang ada di Propinsi Riau, baik yang berbentuk

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan data sekunder tahunan Data sekunder

BAB III METODE PENELITIAN. data PDRB, investasi (PMDN dan PMA) dan ekspor provinsi Jawa Timur.

III. METODE PENELITIAN. Dalam penelitian Analisis Pengaruh Nilai Tukar, Produk Domestik Bruto, Inflasi,

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Riau,

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan data time series tahunan Data

III. METODE PENELITIAN. Jenderal Pengelolaan Utang, Bank Indonesia dalam berbagai edisi serta berbagai

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada bulan November 2013 sampai Maret 2014

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III OBYEK & METODE PENELITIAN. Objek penelitian merupakan masalah yang diteliti dalam suatu penelitian.

BAB III METODE PENELITIAN. Yang menjadi objek dari penelitian ini adalah ekspor industri tekstil dan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Setiap penelitian tentu tidak terlepas dari objek penelitian atau unit of

III. METODOLOGI PENELITIAN. Modal, Dinas Penanaman Modal Kota Cimahi, Pemerintah Kota Cimahi, BPS Pusat

BAB III METODE PENELITIAN. di peroleh dari Website Bank Muamlat dalam bentuk Time series tahun 2009

BAB III METODE PENELITIAN

KORELASI LINIER BERGANDA

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Lokasi dari penelitian ini adalah CV.Nusaena Konveksi yang beralamat di

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada website Bank Indonesia ( Bank

Korelasi Linier Berganda

BAB III METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Kudus. Dipilihnya Koperasi karyawan tersebut sebagai obyek penelitian karena

BAB III METODE PENELITIAN. kutipan langsung dari berbagai sumber. Data data yang digunakan dalam penelitian ini

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN. Data yang digunakan dalam penelitian ini merupakan data kuantitatif dengan

BAB III METODE PENELITIAN. Objek dalam penelitian ini adalah ekspor kayu lapis Indonesia di pasar

BAB III METODE PENELITIAN. Ruang lingkup penelitian ini adalah menganalisis Pengaruh Pajak Daerah,

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Bursa Efek Indonesia melalui situs

BAB IV METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. (independent variable) adalah sumber-sumber penerimaan daerah yang terdiri dari

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN. Objek dalam penelitian ini adalah ekspor non migas Indonesia ke Amerika

BAB III OBYEK DAN METODE PENELITIAN. Menurut Jogiyanto (2007:61) mengemukakan bahwa, obyek penelitian

KORELASI LINIER BERGANDA. Debrina Puspita Andriani /

BAB III METODE PENELITIAN. buku-buku, internet serta laporan yang tercatat melalui website

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah kuantitatif. Penelitian kuantitatif merupakan

BAB III METODE PENELITIAN. transaksi berjalan di Indonesia periode adalah anggaran pemerintah,

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB 4 ANALISIS DAN PEMBAHASAN

BAB 3 METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Sampel dari penelitian ini adalah Bank Syariah Mandiri. Alasan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian

BAB 3 DESAIN PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN. Data yang digunakan dalam penulisan ini adalah jenis sumber data sekunder

METODE PENELITIAN. keperluan tertentu. Jenis data ada 4 yaitu data NPL Bank BUMN, data inflasi, data

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Agriculture, Manufacture Dan Service di Indonesia Tahun Tipe

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN. independent variable yaitu profitabilitas (X1) dan struktur modal (X2).

BAB III METODE PENELITIAN. Dalam penelitian ini daerah yang akan dijadikan lokasi penelitian adalah

BAB IV METODE PENELITIAN

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini merupakan jenis penelitian kuantitatif, jenis data yang

BAB III OBYEK DAN METODE PENELITIAN. Sesuai dengan judul penelitian ini yaitu Pengaruh Likuiditas dan Cost

BAB III METODE PENELITIAN. Jadwal penelitian dilaksanakan mulai Maret 2016

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Data kuantitatif adalah data yang diukur dalam suatu skala numerik atau

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

Pengaruh Suku Bunga, Inflasi dan Kurs terhadap Perkembangan Harga Saham PT. Telkom Tbk Menggunakan Analisis Regresi

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN. Dalam penelitian ini, objek penelitian yang menjadi variabel bebas atau

BAB 4 ANALISIS DAN HASIL PENELITIAN. Penggunaan analisis statistik deskriptif untuk memberikan gambaran data yang akan

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

METODE PENELITIAN. deposito berjangka terhadap suku bunga LIBOR, suku bunga SBI, dan inflasi

BAB III METODE PENELITIAN. menganalisis data-data secara kuantitatif kemudian menginterpretasikan hasil

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN. Penelitian ini akan dilakukan dengan mengunakan harga minyak mentah

BAB III METODE PENELITIAN. dalam periode tahun Data tersebut merupakan data laporan keuangan

BAB III METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN. Indonesia periode Penelitian ini menggunakan PBV, ROE, dan PER

Transkripsi:

BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Objek Penelitian Yang menjadi objek dari penelitian ini adalah investasi swasta di Indonesia periode tahun 1988 2007. Sehingga data yang digunakan merupakan data time series dengan perincian sebagai berikut : 1. Investasi swasta yang terdiri dari PMDN dan PMA Indonesia pada periode 1988 2007 2. Tingkat Suku Bunga Kredit Investasi Indonesia periode 1988 2007 3. Anggaran Pembangunan Infrastruktur Indonesia yang terdiri dari sektor pengairan, transportasi, energi dan telekomunikasi periode 1988 2007 4. Produk Domestik Bruto Indonesia periode 1988 2007 3.2 Metode Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriftif analitik. Ciri-ciri metode deskriftif analitik, yaitu Memusatkan diri pada pemecahan masalah yang ada pada masa sekarang, pada masalah yang aktual dan data yang dikumpulkan disusun, dijelaskan dan dianalisis. Sedangkan pengertian metode deskriptif menurut Suryana (2000: 14), yaitu metode yang digunakan untuk mencari unsur-unsur, ciri-ciri, sifat-sifat suatu fenomena. Metode desktiptif dalam pelaksanaannya dilakukan melalui teknik survey, studi kasus, studi komparatif, studi tentang waktu dan gerak, analisis tingkah laku, dan analisis dokumenter. Metode deskriptif ini dimulai dengan 59

60 mengumpulkan data, mengklasifikasi data, menganalisis data dan menginterpretasikannya. Data yang digunakan dalam penelitian ini merupakan data sekunder yang bersumber dari Badan Pusat Statistik (BPS), Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM), Bank Indonesia, World Bank, Departemen Perindustrian dan Perdagangan, dan sumber-sumber lain yang relevan. 3.3 Teknik Pengumpulan Data Teknik pengumpulan data merupakan prosedur sistematik dan standar untuk memperoleh data yang diperlukan guna menguji hipotesis. Adapun teknik pengumpulan data yang digunakan adalah sebagai berikut : 1. Studi dokumentasi, yaitu dengan memanfaatkan informasi-informasi yang berupa laporan, catatan, serta dokumen dari berbagai lembaga yang berhubungan dengan masalah yang akan diteliti. 2. Studi literatur, yaitu teknik pengumpulan data dengan cara mencari dan memperoleh data dari buku, berbagai laporan penelitian para ahli, majalah, serta media cetak dan media elektronik lainnya

61 3.4 Definisi Operasionalisasi Variabel Tabel 3.1 Operasionalisasi Variabel VARIABEL INDIKATOR ASPEK/DIMENSI SKALA Variabel Bebas (X) Tingkat Bunga (X 1 ) Tingkat bunga Tingkat suku bunga kredit Interval investasi periode 1988-2007 Infrastruktur (X 2 ) Anggaran Pembangunan Infrastruktur Anggaran Pembangunan Infrastruktur dasar (meliputi: pengairan, transportasi, energi dan telekomunikasi) Indonesia periode 1988-2007 Interval Variabel Instrumental (Z) Pendapatan Nasional (Z) Data PDB PDB Indonesia periode 1988-2007 Interval Investasi (Y) Variabel Terikat (Y) Jumlah Investasi Swasta Nilai Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN) dan Penanaman Modal Asing (PMA) di Indonesia tahun 1988-2007 Interval 3.5 Teknik Analisis Data Dan Pengujian Hipotesis 3.5.1 Teknik Analisis Data Teknik analisis data dalam penelitian ini menggunakan analisis regresi berganda (multiple regression), dengan metode variabel instrumental. Hal ini dikarenakan ada salah satu variabel yang sangat berkorelasi dengan Y tetapi tidak berkorelasi secara langsung tetapi melalui variabel yang lain. Misalnya kita mendapatkan suatu wakil untuk Y t-1 yang sangat berkorelasi dengan Y t-1 tetapi tidak berkorelasi dengan variabel yang lain. Suatu wakil tersebut disebut variabel instrumental (instrumental variable) (Gujarati, 2001 :245)

62 Berdasarkan hipotesis konseptual yang diajukan, terdapat hubungan antara variabel penelitian. Hipotesis tersebut digambarkan dalam sebuah paradigma seperti berikut : Tingkat Bunga (X 1 ) Infrastruktur (X 2 ) Pendapatan Nasional (Z) Investasi Swasta (Y) Gambar 3.1 Model Penelitian Dapat dilihat dari model diatas, bahwa variabel infrastruktur tidak berkorelasi secara langsung dengan investasi swasta tetapi harus melalui pendapatan nasional dan pendapatan nasional sangat berkorelasi dengan investasi swasta tetapi tidak memiliki korelasi dengan variabel tingkat bunga. Sehingga dari model diatas, dapat diperoleh persamaan sebagai berikut: Z = α 10 + β 11 X 2 + e 1... (3.1) Y = α 20 + α 21 Z + β 21 X 1 + β 22 X 2 + e 2... (3.2) Keterangan : X 1 X 2 Z Y = Tingkat Bunga = Infrastruktur = Pendapatan Nasional = Investasi Swasta

63 3.5.2. Pengujian Hipotesis Dalam menguji hipotesis dilakukan Uji F dan Uji t. Selanjutnya pengujian hipotesis dapat dilakukan dengan mencari terlebih dahulu nilai statistik dari tabel, melalui: 3.5.2.1 Uji Koefisien Determinasi Koefisien determinan merupakan alat yang dipergunakan untuk mengukur besarnya sumbangan atau andil (share) variabel X terhadap variasi atau naik turunnya Y (J. Supranto, 2005 : 75). Dengan kata lain, pengujian dilakukan untuk mengetahui seberapa besar sumbangan variabel independent (X 1, X 2, X 3, X 4, X 5, dan X 6 ) terhadap variabel Y, dengan rumus sebagai berikut : R 2 b1 X 1Y + b2 X 2Y + b = 2 Y 3 X 3 Y (Gujarati,2001:139) Besarnya nilai R 2 berada diantara 0 (nol) dan 1 (satu) yaitu 0 < R 2 < 1. Jika nilai R 2 semakin mendekati 1 (satu) maka model tersebut baik dan pengaruh antara variabel bebas X dengan variabel terikat Y semakin kuat (erat hubungannya).

64 3.5.2.2 Uji F Untuk mengetahui pengaruh bersama secara keseluruhan terhadap variabel terikat, maka perlu dilakukan uji F atau pengujian koefisien regresi secara simultan dengan derajat bebas v 1 = k dan v 2 = n k 1. Untuk mengetahui pengaruh secara simultan digunakan rumus : F Hitung = R 2 /k (1 - R 2 ) / (n k - 1) (Sudjana, 1996 : 385) Maka kriteria pengambilan keputusan sebagai berikut : Uji hipotesis dapat diketahui dengan membandingkan antara F hitung dengan F tabel sebagai berikut : 1. Hipotesis H 0 H 1 : Tidak terdapat pengaruh antara X 1, X 2 terhadap Y : Terdapat pengaruh antara X 1, X 2 terhadap Y 2. Ketentuan Jika F hitung F tabel (n k 1), maka pengaruh bersama antara variabel bebas secara keseluruhan terhadap variabel terikat adalah signifikan (H 0 ditolak, H 1 diterima). Jika F hitung F tabel, maka pengaruh bersama antara variabel bebas secara keseluruhan terhadap variabel terikat adalah tidak signifikan (H 0 diterima, H 1 ditolak)

65 3.5.2.3 Uji T Rumus yang digunakan adalah : bi t hitung = ; i = 1, 2, 3 (J. Supranto, 2005:190) se b ) ( i Uji T dilakukan untuk mengetahui tingkat signifikansi secara statistik dari pengaruh masing-masing variabel bebas terhadap variabel terikat dengan kriteria pengujian hipotesis yang digunakan adalah dengan menggunakan α = 0,05 dan derajat bebas (db) n k 1. Cara pengujiannya akan dilakukan dengan membandingkan t hitung dengan t α/2. adapun kriteria pengambilan keputusannya sebagai berikut : 1. Hipotesis H 0 H 1 : Secara parsial tidak terdapat pengaruh X 1, X 2 terhadap Y : Secara parsial terdapat pengaruh X 1, X 2 terhadap Y 2. Ketentuan t hitung < t α/2 (H 0 diterima, H 1 ditolak) t hitung > t α/2 (H 0 ditolak, H 1 diterima)

66 3.5.3.Uji Asumsi Klasik 3.5.3.1. Uji Normalitas Uji normalitas digunakan untuk menguji kenormalan dari variabel pengganggu untuk mengetahui sifat distribusi dari penelitian. Tujuan dari penggunaan uji ini adalah untuk menguji apakah variabel pengganggunya berdistribusi normal atau tidak, apabila variabel pengganggu berdistribusi normal maka uji F dan uji t dapat dilakukan. Uji ini berfungsi untuk menguji normal tidaknya sampel penelitian, yaitu menguji sebaran data yang dianalisis. Pada penelitian ini, untuk menguji distribusi normalitas data yakni dengan menggunakan normal probability plots. Kriteria pengujian yaitu jika plot titik-titik pengamatan berada pada sekitar garis lurus, maka kecenderungan data berdistribusi normal. Jika plot titik-titik pengamatan tidak berada pada sekitar garis lurus, maka kecenderungan data berdistribusi tidak normal. 3.5.3.2. Uji Linieritas Uji linieritas dapat dilakukan dengan melihat diagram gambar pencar (scatter diagram) dengan kriteria bahwa apabila plot titik-titik mengikuti pola tertentu berarti data tidak linier, sebaliknya apabila plot titik-titik tidak mengikuti pola tertentu berarti data bersifat linier. Selain melihat gambar scatter plot, uji linieritas dapat dilakukan dengan melihat nilai deviation from linierity dari uji F liniernya, dengan kriteria jika nilai sig. Deviation from linierity lebih dari (>) 0,05 berarti hubungan variabel X dengan variabel Y adalah linier.

67 3.5.3.3 Heteroskedastis Salah satu dari asumsi penting model regresi linear klasik adalah bahwa varians tiap unsur pengganggu tergantung pada nilai yang dipilih dari variabel penjelas, adalah suatu angka konstan yang sama dengan σ 2. ini merupakan asumsi homoskedastis, atau penyebaran (scedasticity) sama (homo), yaitu varians yang sama. (Gujarati, 2001:177) Heteroskedastis adalah suatu penyimpangan asumsi OLS dalam bentuk varians gangguan estimasi yang dihasilkan oleh estimasi OLS tidak bernilai konstan. (Prapto Yuwono, 2005:121). Akibat heteroskedastisitas adalah: 1. Estimasi yang diperoleh menjadi tidak efisien, hal ini disebabkan variannya sudah tidak minim lagi (tidak efisien), 2. Kesalah baku koefisien regresi akan terpengaruh, sehingga memberikan indikasi yang salah dan koefisien determinasi memperlihatkan daya penjelas terlalu besar. Ada dua cara yang dapat dilakukan untuk mendeteksi adanya heteroskedastis, salah satu cara yang sering digunakan adalah metode grafik. Metode grafik digunakan untuk melihat sebaran variabel. Jika dalam grafik terlihat menunjukkan pola sistematik atau pola tertentu maka terjadi heteroskedastis. Sedangkan jika grafik menunjukkan tidak ada pola yang sistematis antara dua variabel, maka dapat dikatakan tidak terjadi heteroskedastisitas.

68 3.5.3.4 Multikolinearitas Multikolinearitas berarti adanya hubungan linear yang sempurna atau pasti, diantara beberapa atau semua variabel yang menjelaskan dari model regresi. Dengan kata lain adalah terdapatya lebih dari satu hubungan linear yang pasti. (Gujarati, 2001 :157). Adapun sebab-sebab terjadinya multikolinearitas menurut Koutsoyiannis (Dalam Prapto Yuwono, 2005 :151), yaitu: 1. Perubahan nilai beberapa variabel yang sejalan dengan perkembangan waktu. Perubahan besaran ini terutama disebabkan oleh faktor yang sama. 2. Penggunaan variabel predeterminasi sebagai variabel bebas. Model dengan variabel predeterminasi sering memberikan penjelasan yang lebih memuaskan, namun variabel ini sering memiliki korelasi yang kuat dengan variabel bebas lain. Ada beberapa cara yang dapat digunakan untuk mendeteksi multikolinearitas, yaitu: 1. Kolinearitas seringkali diduga ketika hasil perhitungan korelasi sederhana atau korelasi parsial lebih dari cukup kuat, yang dapat ditandai dengan nilai R 2 yang tinggi (antara 0,7 hingga 1) tetapi ada satu atau beberapa variabel yang secara uji t menunjukkan hasil tidak signifikan. 2. Tanda arah dari korelasi sederhana dan korelasi parsialnya berbeda 3. Menggunakan regresi parsial, untuk menemukan nilai R 2 parsial kemudian dibandingkan dengan nilai R 2 estimasi. Jika nilai R 2 parsial > R 2 estimasi, maka dalam model terdapat multikolinearitas.

69 4. Menurut Hanke et. Al (2003) memberikan alternatif untuk mendeteksi multikolinieritas yaitu melalui faktor varian inflasi (VIF, Varian Inflation Factor). 1 VIF = j = 1,2,...k 2 1 R j R 2 j yang dimaksud adalah koefisien determinasi dari regresi variabel bebas ke j pada k-1, variabel bebas sisanya k = 2, R 2 j adalah kuadrat dari korelasi sampel r. Jika variabel X ke j kita berkaitan dengan x sisa, R 2 j = 0 dan VIF j = 1. Jika terdapat hubungan, maka VIF j > 1, atau jika nilai VIF j melampaui angka 10, maka terjadilah multikolinieritas yang tinggi. Selain menggunakan VIF, kita pun dapat menggunakan nilai Tolerance (TOL) untuk mendeteksi multikolinieritas. Nilai TOL dapat ditentukan melalui rumus : 1 2 j TOL = = (1 R VIF ) Apabila R 2 j = 1, dan TOL = 0, maka terjadi kolinieritas sempurna. Namun apabila R 2 j = 0, dan TOL = 0, maka tidak ada kolinieritas.

70 3.5.3.5 Autokorelasi Menurut Maurice G. Kendall dan William R. Buckland (dalam J. Supranto, 2004: 82), autokorelasi yaitu korelasi antar anggota seri observasi yang disusun menurut waktu (time series) atau menurut urutan tempat/ruang (in cross sectional data), atau korelasi pada dirinya sendiri. Autokorelasi dapat terjadi karena beberapa hal, seperti yang dikemukakan oleh Koutsoyannis (dalam Prapto Yuwono, 2005:138), yaitu: 1. Autokorelasi pada variabel penjelas, banyak variabel yang cenderung berautokorelasi. Jika suatu variabel ditampilkan, dampaknya akan terlihat pada nilai variabel gangguan estimasi yang berkorelasi juga. 2. Kesalahan spesifikasi model matematika. Jika model matematika yang digunakan berbeda dengan model yang sebenarnya, maka nilai gangguan estimasi akan berkaitan satu sama lain. Suatu jenis pengujian yang umum digunakan untuk mengetahui adanya autokorelasi telah dikembangkan oleh J.Durbin dan G.Watson. Pengujian ini disebut sebagai statistik Durbin-Watson yang dihitung berdasarkan jumlah selisih kuadrat nilai-nilai taksiran faktor-faktor gangguan yang berurutan. Nilai statistik d dari Durbin-Watson diperoleh melalui rumus: d = t = N Σ (ei- ei1) ² t = 2 t = N Σ ei² t = 1