BAB I PENDAHULUAN. memfasilitasi kegiatan belajar mereka. Secara detail dalam Undang-Undang

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. menyebabkankurangnya minat untuk mempelajari mata pelajaran sejarah. kebudayaan Islam,dan rendahnya prestasi belajar.

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan pada dasarnya adalah usaha sadar untuk menumbuh kembangkan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

KONSEP PENDIDIKAN. Imam Gunawan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. potensi siswa dengan cara mendorong dan memfasilitasi kegiatan belajar

BAB I PENDAHULUAN. sepanjang hidupnya. Proses belajar mengajar adalah suatu kegiatan yang di

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. dengan sengaja oleh orang dewasa agar seseorang menjadi dewasa. 1 Menurut Ki Hajar

BAB I PENDAHULUAN. al-qur an/hadits, Akidah dan Akhlak, Fikih/Ibadah dan Sejarah

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah suatu hal yang harus dipenuhi dalam upaya meningkatkan

BAB I PENDAHULUAN. Penilaian merupakan rangkaian kegiatan untuk memperoleh, menganalisis dan menafsirkan data tentang proses hasil belajar peserta

BAB I PENDAHULUAN. mengalami proses pendidikan yang didapat dari orang tua, masyarakat maupun

BAB I PENDAHULUAN. sepanjang hidupnya. Proses belajar mengajar adalah suatu kegiatan yang di

BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. berprestasi dalam sejarah Islam pada masa lampau, mulai dari sejarah

BAB I PENDAHULUAN. Seiring dengan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi dewasa ini,

BAB I PENDAHULUAN. terjadi dimana-mana. Kualitas pendidikan, di samping menjadi fokus kebijakan

BAB I PENDAHULUAN. Istilah pendidikan ini semula berasal dari bahasa Yunani yaitu Paedagogie yang

BAB I PENDAHULUAN. Sekolah, dalam kaitannya dengan pendidikan sebaiknya dijadikan tempat

BAB I PENDAHULUAN. Sistem Pendidikan Nasional, Bab I Pasal 1 ayat (1) dikemukakan bahwa

BAB I PENDAHULUAN. terus belajar dan dilakukan tanpa beban. manusia dalam mengembangkan potensi diri sehingga mampu menghadapi

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar

BAB I PENDAHULUAN. tentang pendidikan akan selalu muncul dan orangpun tak akan berhenti untuk

BAB I PENDAHULUAN. Faturrahman Dkk, Pengantar Pendidikan, Prestasi Pustaka Publisher, Jakarta, 2012, hlm 2

BAB I PENDAHULUAN. Dalam menghadapi tantangan globalisasi sekarang ini sangat sekali diperlukan sumber

BAB I PENDAHULUAN. sepanjang hidupnya. Proses belajar mengajar adalah suatu kegiatan yang di dalamnya

BAB I. Sumber Daya Manusia (SDM) melalui kegiatan. Kegiatan tersebut. diselenggarakan pada semua satuan dan jenjang pendidikan yang meliputi wajib

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi menyebabkan kurikulum

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan hal yang terpenting dalam kehidupan kita,

BAB I PENDAHULUAN. mampu beradaptasi dengan perkembangan zaman dan perubahan perubahan

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan kualitas sumber daya manusia. Pasal 31 ayat 2 Undang-Undang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. yang diinginkan. Kemungkinan guru dalam menyampaikan materi saat proses

BAB I PENDAHULUAN. suatu ukuran maju mundurnya suatu bangsa. 1. Pendidikan Nasional pada Bab III Pasal 4 menyebutkan bahwa: Pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan nasional yang mampu bersaing di dunia internasional.

BAB I PENDAHULUAN. hanya berlaku di dalam masyarakat saja, namun dalam suatu negara juga akan

BAB I PENDAHULUAN. manusia. Dimanapun dan kapanpun di dunia pasti terdapat pendidikan. Hakikat

BAB I PENDAHULUAN alinea ke 4 yaitu mencerdaskan kehidupan bangsa. Mencerdaskan kehidupan

BAB I PENDAHULUAN. Sekolah merupakan salah satu tempat dimana siswa mendapatkan ilmu secara

BAB I PENDAHULUAN. manusia untuk mengembangkan pengetahuan dan kepribadiannya. Pendidikan ini

BAB I PENDAHULUAN. Ruzz Media Group, 2009), hlm Wiji Suwarno, Dasar-Dasar Ilmu Pendidikan, (Jogjakarta: Ar-

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. kembangkan potensi Sumber Daya Manusia sehingga tercipta generasi yang siap

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. sangat dianjurkan pelaksanaannya oleh Allah SWT. Islam juga memerintah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indri Cahyani

BAB I PENDAHULUAN. melalui kegiatan bimbingan, pengajaran, dan latihan bagi peranannya dimasa

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan kebutuhan manusia sepanjang hayat. Setiap

BAB I PENDAHULUAN. kehidupannya. Dalam Undang-Undang Republik Indonesia No. 20 tahun 2003

BAB I PENDAHULUAN. Persada, 2003), hlm Jalaluddin, Teologi Pendidikan,(Jakarta: PT. Raja Grafindo

BAB I PENDAHULUAN. merupakan sarana untuk mencapai tujuan pembelajaran serta dapat

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. Agoes Dariyo, Dasar-Dasar Pedagogi Modern, Indeks, Jakarta, hlm. 1

BAB II. mengembangkan diri, baik dalam aspek kognitif, psikomotorik maupun sikap.12 Ketiganya merupakan satu kesatuan yang tidak

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pendidikan memegang peranan yang amat penting untuk menjamin

BAB I PENDAHULUAN. suatu upaya melalui pendidikan. Pendidikan adalah kompleks perbuatan yang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan kepribadian dan kemampuan belajar baik dari segi kognitif,

BAB I PENDAHULUAN. Muhammad saw (Q.S Al Anbiya: 107), tetapi kebanyakan manusia masih. Rahmat yang diberikan Allah swt kepada manusia bermacam-macam

BAB I PENDAHULUAN. manusia. Pendidikan juga merupakan salah satu faktor pendukung maju atau

BAB I PENDAHULUAN. pembelajaran sebagai suatu segmen kurikulum, strategi pembelajaran, media. pengajaran, dan evaluasi pembelajaran.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. merupakan suatu proses pengembangan individu dan kepribadian seseorang yang

SKRIPSI. Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Memperoleh Gelar Sarjana Starata 1 Program Studi Pendidikan Akuntansi.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Pendidikan dapat dikatakan sebagai salah satu kebutuhan manusia yang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. SD Negeri Tlahap terletak di Desa Tlahap Kecamatan Kledung Kabupaten

BAB I PENDAHULUAN. Undang-Undang tersebut, tugas utama guru adalah mendidik, mengajar,

BAB I PENDAHULUAN. yang cerdas dalam menghadapi kehidupan modern sekarang ini.

BAB I PENDAHULUAN. Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi

BAB I PENDAHULUAN. PT Rineka Cipta, 2003),cet 1, hlm, 2. 2 Wina Sanjaya, Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses

BAB I PENDAHULUAN. Menengah Kejuruan (SMK). Posisi SMK menurut UU Sistem Pendidikan. SMK yang berkarakter, terampil, dan cerdas.

BAB I PENDAHULUAN. menamabah jumlah alokasi dana untuk pendidikan, jumlah jam pelajaran, dan

BAB I PENDAHULUAN. dalam keluarga, masyarakat, maupun kehidupan berbangsa dan bernegara. Maju

BAB I PENDAHULUAN. lembaga atau individu untuk mencapai tujuan tertentu. Pendidikan merupakan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan memiliki kedudukan yang sangat penting dalam pembangunan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan pada saat ini telah menjadi kebutuhan yang sangat penting dalam

BAB I PENDAHULUAN. Rasulullah lahir hingga wafat sampai diteruskan oleh para sahabatsahabatnya.

BAB I PENDAHULUAN. dalam membangun dan mengembangkan karakter manusia yang seutuhnya.

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan sebagai tempat mencetak sumber daya manusia yang berkualitas.

BAB I PENDAHULUAN. Peningkatan mutu pendidikan selalu dilaksanakan oleh pemerintah. Indonesia. Salah satu upaya yang ditempuh untuk meningkatkan mutu

BAB I PENDAHULUAN. penanaman akhlakul karimah, pembiasaan-pembiasaan atau keterampilan peserta

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat. Pendidikan pada dasarnya merupakan interaksi antara peserta didik

BAB I PENDAHULUAN. Bandung, 2013, hlm Ismail, Strategi Pembelajaran Agama Islam Berbasis PAIKEM, Rasail Media Group, Semarang, 2008, hlm.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. estafet perjuangan untuk mengisi pembangunan. Hal ini sesuai dengan rumusan

BAB I PENDAHULUAN. Ciputat Press, 2005), h Syafaruddin, dkk, Manajemen Pembelajaran, Cet.1 (Jakarta: Quantum Teaching, PT.

Oleh : Muhammad Abdul Wahid A

PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA DENGAN METODE NUMBERED HEADS TOGETHER

PENGARUH MINAT BELAJAR DAN LINGKUNGAN SEKOLAH TERHADAP PRESTASI BELAJAR EKONOMI PADA SISWA. KELAS VIII MTs MUHAMMADIYAH WARU TAHUN AJARAN 2013/2014

BAB I PENDAHULUAN. sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam berinteraksi dengan

BAB I PENDAHULUAN. terbentuknya kepribadian yang bulat dan utuh sebagai manusia individual dan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah salah satu upaya untuk menciptakan manusia- manusia

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana

BAB I PENDAHULUAN. para siswa mencapai tujuan pendidikan yang telah ditetapkan. Dalam upaya

Transkripsi:

1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan pada dasarnya usaha sadar untuk menumbuh kembangkan potensi sumber daya manusia peserta didik dengan cara mendorong dan memfasilitasi kegiatan belajar mereka. Secara detail dalam Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional Bab I Pasal 1 disebutkan bahwa Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlaq mulia serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan Negara. 1 Ki Hajar Dewantara juga berpendapat bahwa pendidikan adalah menuntun segala kekuatan kodrat yang ada pada anak-anak agar mereka sebagai manusia dan sebagai anggota masyarakat dapat mencapai keselamatan dan kebahagiaan yang setinggitingginya. 2 Jadi pada dasarnya pendidikan sebagai transformasi nilai, dalam prosesnya harus selalu memperhatikan peserta didik sebagai subyek pendidikan, dalam hal ini ranah psikologis. Sebagai suatu kegiatan yang sadar akan tujuan, pendidikan berintikan interaksi pendidik dan peserta didik dalam upaya 1 Muhibbin Syah, E.Ed., Psikologi Belajar, (Jakarta: PT. Logos Wacana Ilmu, 1999), h.1. 2 Wens Tanlain, et.al, Dasar-Dasar Ilmu Pendidikan, (Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama, 1996), h. 65 1

2 membantu mencapai tujuan pendidikan, tujuan pendidikan akan terwujud apabila proses pengajaran berjalan dengan baik. Menurut Clair Wistein dan Ricard Meiyer pengajaran berjalan baik meliputi pengajaran siswa bagaimana belajar, bagaimana mengingat, bagaimana berfikir dan bagaimana memotivasi diri mereka sendiri. 3 Secara garis besar pendidikan adalah upaya membentuk suatu lingkungan untuk anak yang dapat meransang perkembangan potensi-potensi yang dimilikinya dan akan membawa perubahan yang diinginkan dalam kebiasaan dan sifatnya. Jelas sudah bahwasanya pendidikan mempunyai peran penting dan tanggung jawab besar untuk menyiapkan generasi penerus, membawa tongkat estafet kepemimpinan bangsa ke depan. Maju mundurnya, tergantung bagaimana proses dan pembentukan kaderisasi itu untuk memangkas berbagai problem yang melanda bangsa ini. Mengingat begitu pentingnya proses belajar yang dialami peserta didik maka seorang guru harus kompeten akan lebih mampu untuk membelajarkan siswa karena mengetahui tidak sepenting memperoleh pengetahuan sendiri atau learning to learn. Peran guru dalam proses belajar mengajar bukan lagi menyampaikan pengetahuan melainkan memupuk pengetahuan serta membimbing siswa untuk belajar sendiri, karena keberhasilan siswa sebagian 3 Muhammad Nur, Strategi-strategi Belajar, (Surabaya: Unipress, 2004), h.4.

3 besar bergantung pada kemampuannya untuk belajar secara mandiri dan memonitor belajar mereka sendiri. 4 Namun pada dewasa ini berdasarkan pengamatan banyak pihak masih banyak model-model pembelajaran yang dikembangkan oleh guru di sekolah lebih didasarkan pada kebutuhan formal dari pada kebutuhan riil peserta didik. Akibatnya proses pembelajaran yang dilaksanakan oleh guru terkesan lebih merupakan pekerjaan administratif, dan belum berperan dalam mengembangkan potensi peserta didik secara optimal. 5 Sejarah kebudayaan Islam di Madrasah Tsanawiyah merupakan salah satu mata pelajaran yang menelaah tentang asal-usul dan perkembangan kebudayaan Islam dan para tokoh yang berprestasi dalam sejarah Islam di masa lampau, yakni mulai dari perkembanagan masyarakat Islam pada masa Nabi Muhammad SAW sampai perkembangan Islam di Indonesia. Dengan tujuan membangun kesadaran peserta didik tentang petingnya mempelajari landasan ajaran, nilai-nilai dan norma-norma Islam yang telah dibagun oleh Rasulullah saw dalam rangka mengembangkan kebudayaan dan peradaban Islam, serta membangun kesadaran dan daya nalar kritis peserta didik untuk memahami fakta 4 Muhammad Nur, Strategi-strategi Belajar, (Surabaya: Unipress, 2004), h.44. 5 Syafruddin Nurdin, M.Pd, Model Pembelajaran yang Memperhatikan Individu Siswa dan Kurikulum Berbasis Kompetensi, (Ciputat: Quantum Teaching, 2005), h.5

4 sejarah terhadap peninggalan sejarah Islam sebagai bukti peradaban umat Islam di masa depan. 6 Maka dalam pelaksanaan proses belajar mengajar dalam bidang Sejarah Kebudayaan Islam untuk mendorong keberhasilan peserta didik, guru dalam hal ini harus memahami materi yang harus disampaikan kepada anak didiknya dan pemilihan model pembelajaran yang dapat meningkatkan keaktifan belajar peserta didik sehingga pembelajar lebih hidup dan bermakna. Akan tetapi kita mengetahui bahwa, pada saat ini banyak sekali pembelajaran pada bidang Sejarah Kebudayaan Islam masih secara klasikal dan sederhana yang berpusat pada guru (teacher centered) sehingga sering kali pembelajaran tidak efektif dan menimbulkan kejenuhan pada peserta didik. Bukannya banyak model-model pembelajaran yang dapat meningkatkan keaktifan belajar peserta didik, sehingga memudahkan guru dalam proses belajar mengajar dalam kelas. Pada perkembangan model-model pembelajaran pada saat ini yang membuat pelajaran lebih relevan dan dapat mengembangkan keterampilan dalam logika, pemecahan masalah, berfikir kritis, meningkatkan daya ingat peserta didik terhadap Sejarah Kebudayaan Islam serta komunikasi lisan dan tulisan masih sangat kurang, maka dari itu dengan adanya permasalahan tersebut pada saat ini 6 Peraturan Menteri Agama RI Nomor 2 Tahun 2008 Tentang Standarkompetensi Lulusan dan Standar Isi Pendidikan Agama Islam dan Bahasa Arab Di Madrasah, (Direktorat Pendidikan Madrasah dan Direktoral Jendral Pendidikan Islam, Kanwil Dep. Agama Prov. Jawa Timur, 2008), h.77

5 dalam pendidikan menampilkan suatu model pembelajaran yang khusus yakni model pembelajaran advokasi. Model pembelajaran advokasi yakni suatu model pembelajaran yang berpusat pada peserta didik (student centered) yaitu suatu pendekatan alternatif terhadap pengajaran di dalam kelas yang memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk mempelajari isu-isu sosial dan personal dengan terlibat langsung dan partisipasi pribadi. Dengan model pembelajaran advokasi ini peserta didik terfokus pada topik yang telah ditentukan sebelumnya oleh guru dan dapat mengajukan pendapat yang bertalian dengan topik tersebut. Dengan model pembelajaran advokasi peserta didik dituntut menjadi advokat dari pendapat tertentu yang bertalian dengan topik yang tersedia. Dan peserta didik menggunakan keterampilan riset, keterampilan analisis, keterampilan berbicara dan mendengar, sebagaimana mereka berpartisipasi dalam kelas pengalaman advokasi, dan peserta didik dihadapkan pada isu-isu kontroversial dan harus mengembangkan suatu kasus untuk mendukung pendapat di dalam perangkat petunjuk dan tujuan-tujuan khusus. 7 Berdasarkan latar belakang dan uraian diatas, maka penulis akan menulis skripsi dengan Judul Pengaruh Penerapan Model Pembelajaran Advokasi Terhadap Hasil Belajar Peserta Didik Pada Mata Pelajaran Sejarah Kebudayaan Islam (SKI) Kelas VIII di Madrasah Tsanawiyah Al- Furqon Kecamatan Ambunten Kabupaten Sumenep. 7 Omar Hamalik, Proses Belajar Mengajar, (Jakarta : Bumi Aksara, 2004), h. 228

6 B. Rumusan Masalah 1. Bagaimana penerapan model pembelajaran advokasi pada mata pelajaran Sejarah Kebudayaan Islam (SKI) Kelas VIII di Madrasah Tsanawiyah Al- Furqon Kecamatan Ambonten? 2. Bagaimana hasil belajar peserta didik pada mata pelajaran Sejarah Kebudayaan Islam (SKI) Kelas VIII di Madrasah Tsanawiyah Al-Furqon Kecamatan Ambonten? 3. Adakah pengaruh model pembelajaran advokasi terhadap hasil belajar siswa Kelas VIII di Madrasah Tsanawiyah Al-Furqon Kecamatan Ambonten? C. Tujuan Penelitian Adapun tujuan dari penelitian 1. Untuk mengetahui dan mendeskripsikan model pembelajaran advokasi dalam kegiatan pembelajaran Sejarah Kebudayaan Islam di di Madrasah Tsanawiyah Al-Furqon Kecamatan Ambonten. 2. Untuk menetahui hasil belajar peserta didik pada mata pelajaran Sejarah Kebudayaan Islam di di Madrasah Tsanawiyah Al-Furqon Kecamatan Ambonten. 3. Untuk mengetahui pengaruh pelaksanaan model pembelajaran advokasi terhadap hasil belajar peserta didik pada mata pelajaran Sejarah Kebudayaan Islam di di Madrasah Tsanawiyah Al-Furqon Kecamatan Ambonten.

7 D. Kegunaan Penelitian 1. Bagi penulis Kegunaan penelitian ini akan memberikan manfaat yang sangat berharga berupa pengalaman praktis dalam bidang penelitian. 2. Almamater Sebagai sumbangan bagi pemerhati keilmuan dan dapat menjadi bahan acuan dalam penelitian selanjutnya.. 3. Bagi sekolah/ pendidik Hasil dari penelitian ini dapat memberikan masukan yang nantinya dapat meningkatkan kualitas pembelajaran di kelas. 4. Peserta didik Dapat meningkatkan berbagai model pembelajaran yang variatif guna membekali untuk melaksanakan proses belajar mengajar. E. Asumsi Penelitian Asumsi penelitian adalah anggapan-anggapan dasar tentang sesuatu hal yang dianggap benar dan dijadikan sebagai pijakan berfikir dan bertindak dalam penelitian. Asumsi tidak perlu dibuktikannya, sehingga peneliti langsung menggunakannya. Adapun asumsi dalam penulisan skripsi ini adalah peneliti ingin mengetahui adakah pengaruh model pembelajaran advokasi pada mata pelajaran Sejarah Kebudayaan Islam (SKI) terhadap hasil belajar peserta didik.

8 F. Ruang Lingkup dan Keterbatasan Penelitian 1. Ruang Lingkup Penelitian Variabel adalah konsep yang mempunyai variasi nilai. Misalnya variable model kerja, keuntungan, biaya promosi, volume penjualan, tingkat pendidikan dan sebagainya. 8 Variabel juga dapat diartikan sebagai pengelompokan yang logis dari 2 atribut atau lebih. Variabel dalam penelitian ada dua macam yaitu variabel bebas (Independent Variable) dan variabel terikat (Dependent Variable). Adapun yang dimaksud dengan variabel bebas (Independent Variable) adalah variabel yang mempengaruhi variabel lain (di sudut penyebab). 9 Sedangkan variabel terikat (Dependent Variable) adalah variabel yang dipengaruhi oleh variabel lain. Bertolak dari masalah penelitian yang dikemukakan diatas, maka dengan mudah dikenali variabel-variabel penelitiannya. Dalam penelitian ini terdapat dua variabel, yaitu : a. Variabel Bebas (Independent Variable) Variabel bebas dalam penelitian ini adalah model pembelajaran advokasi, disebut demikian karena kemunculan atau keberadaannya tidak dipengaruhi oleh variabel lain. Adapun indikator dari variabel X adalah : bagaimana guru memberikan isu-isu social, partisipasi dalam kelas, 8 Margono, Metodologi Penelitian Pendidikan, (Jakarta : Rineka Cipta, 1997), h. 133 9 Suharsimi Arikunto, prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek, (Jakarta : Rineka Cipta, 2002), h.101

9 keterampilan dalam menggunakan riset saat peserta didik melakukan pembelajaran advokasi, keterampilan analisis, dan mengembangkan kasus dalam mendukung pendapat saat advokasi berlangsung. b. Variabel Terikat (Dependent Variable) Variabel terikat dalam penelitian ini adalah hasil belajar peserta didik. Disebut demikian karena kemunculan atau keberadaannya di pengaruhi variabel lain. Adapun indikator nilai pelajaran Sejarah Kebudayaan Islam (SKI) pada raport, karena nilai raport mencakup tiga ranah yaitu: kognitif, afektif, dan psikomotorik. 2. Keterbatasan Penelitian Banyak sekali faktor yang diperkirakan akan mempengaruhi hasil peserta didik, namun karena adanya masalah yang dihadapi sangat luas dan adanya keterbatasan waktu, tenaga dan biaya serta pikiran, maka dalam hal ini penulis membatasi masalah sebagai berikut: a. Masalah ini terbatas pada mata pelajaran Sejarah Kebudayaan Islam (SKI) dalam pokok bahasan memahami perkembangan Islam di Indonesia, karena disesuaikan dengan materi pengajaran pada kelas VIII. b. Objek penelitian ini adalah semua peserta didik kelas VIII MTs. Al-Furqon Kecamatan Ambonten Kabupaten Sumenep.

10 G. Definisi Operasional Agar tidak terjadi kesalahan dalam memahami istilah judul penelitian, serta agar tidak terjadi kesimpangsiuran, maka akan dijelaskan definisi operasional dari judul penelitian Pengaruh Model Pembelajaran Advokasi Terhadap Hasil Belajar Peserta Didik Pada Mata Pelajaran Sejarah Kebudayaan Islam (SKI) Kelas VIII di Madrasah Tsanawiyah Al-Furqon Kecamatan Ambonten Kabupaten Sumenep. Pengaruh adalah daya yang ada atau timbul dari sesuatu (orang atau benda) yang ikut membentuk watak, kepercayaan, atau perbuatan seseorang. 10 Model Pembelajaran adalah suatu pengajaran didaktis yang memberikan kepada peserta didik untuk berfikir dalam memecahkan sesuatu pada materi sejarah kebudayaan Islam dan personal yang berarti melalui keterlibatan langsung dan pastisipasi pribadi dengan mengmbangkan langsung suatu kasus untuk mendukung pendapat mereka. Pengajaran advokasi juga disebut dengan debat aktif. Hasil belajar adalah kemampuan yang dimiliki peserta didik setelah ia menerima pengalaman belajarnya. 11 Peserta Didik adalah anggota masyarakat yang berusaha mengembangkan potensi diri melalui proses pembelajaran yang tersedia pada jalur, jengan, dan jenis pendidikan tertentu. 12 10 Sulhan Yasin, Kamus Lengkap Bahasa Indonesia (KBI-beSar) (Surabaya: Amanah, 1997), 375 11 http://www.lintasberita.com/dunia/berita-dunia/pengertian-hasil-belajar-siswa.

11 Sejarah Kebudayaan Islam adalah salah satu mata pelajaran yang memuat tentang asal-usul dan perkembangan Islam dan para tokoh yang berprestasi dalam sejarah Islam di masa lamapau, mulai dari Nabi Muhammad SAW sampai perkembangan Islam di Indonesia yang secara segaja di berikan kepada peserta didik pada jenjang MTs dan sederajat. Madrasah Tsanawiyah Al-Furqon merupakan lembaga pendidikan satusatunya yang berada di Desa Mandaraga Kecamatan Ambonten Kabupaten Sumenep, suatu lembaga yang setara dengan Sekolah Menengah Pertama (SMP) yang mengedepankan nilai-nilai Islamiah. H. Sistematika Pembahasan Bab 1 : Berisi pendahuluan yang terdiri dari latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, kegunaan penelitian, ruang lingkup penelitian, definisi operasional, dan sistematika pembahasan. Bab II : Kajian pustaka yang membahas tentang model pembelajaran advokasi yang meliputi: pengertian model pembelajran advokasi, prinsip-prinsip model pembelajran advokasi, pelaksanaan belajar berdasarkan advokasi. Serta membahas tentang hasil belajar yang berisi tentang: pengertian hasil belajar, arti penting belajar, jenisjenis hasil belajar, faktor-faktor yang mempengaruhi hasil belajar, 12 Wiji Suwarno, Dasar-Dasar Ilmu Pendidikan, (Jogjakarta : Ar-Ruzz Media, 2006), h. 36

12 Bab III : Metode Penelitian yang berisi tentang : jenis penelitian, rancangan penelitian, populasi dan sample, metode pengumpulan data, instrument penelitian, analisis data. Bab IV : Hasil penelitian yang membahas tentang: deskripsi data, analisis data dan pengujian hipotesis Bab V : Simpulan dan Saran