BAB 1 PENDAHULUAN. dikeluarkan oleh asap rokok orang lain (Harbi, 2013). Gerakan anti rokok

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. masyarakat menganggap merokok sebuah perilaku yang bisa membuat. ditentukan tidak boleh merokok/ kawasan tanpa rokok.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. kesehatan. Kandungan rokok adalah zat-zat kimiawi beracun seperti mikrobiologikal

BAB 1 PENDAHULUAN. mengodentifikasi diri mereka sebagai bagian dari keluarga (Friedman, 1998).

TINGKAT PENGETAHUAN DAN SIKAP PENGUNJUNG DI LINGKUNGAN RSUP Dr. KARIADI TENTANG KAWASAN TANPA ROKOK JURNAL MEDIA MEDIKA MUDA KARYA TULIS ILMIAH

BAB I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. gangguan kesehatan. Beberapa masyarakat sudah mengetahui mengenai bahaya

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Menurut WHO, jumlah perokok di dunia pada tahun 2009 mencapai 1,1

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. dan politik (Depkes, 2006). Rokok merupakan salah satu zat adiktif yang bila

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. penyakit arteri koroner (CAD = coronary arteridesease) masih merupakan

BAB I PENDAHULUAN. Merokok tidak hanya berdampak pada orang yang merokok (perokok aktif)

BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini, Indonesia menghadapi tantangan dalam meyelesaikan UKDW

BAB I PENDAHULUAN. nikotin akan mencapai otak (Soetjiningsih, 2010). tahun adalah populasi laki-laki, sedangkan 12% adalah populasi wanita

BAB I PENDAHULUAN. (main stream smoke) dan asap samping (side stream smoke). Asap utama

BAB I BAB 1 : PENDAHULUAN PENDAHULUAN. Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia tahun Oleh karena itu,

BAB 1 : PENDAHULUAN. tempat seperti di lingkungan keluarga, kantor, fasilitas kesehatan, cafe, kendaraan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Meskipun terdapat larangan untuk merokok di tempat umum, namun perokok

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. kemungkinan sebelas kali mengidap penyakit paru-paru yang akan menyebabkan

BAB I PENDAHULUAN. menghisap dan menghembuskannya yang menimbulkan asap dan dapat terhisap oleh

BAB I PENDAHULUAN. inaktivitas fisik, dan stress psikososial. Hampir di setiap negara, hipertensi

BAB 1 PENDAHULUAN. perempuan. Artinya bahwa laki-laki mempunyai risiko PJK 2-3x lebih besar

BAB 1 PENDAHULUAN. Penyakit Diabetes Melitus atau kencing manis, seringkali dinamakan

Oleh : Yophi Nugraha, Inmy Rodiyatam ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. menimbulkan berbagai penyakit atau gangguan kesehatan salah satunya

BAB 1 : PENDAHULUAN. karena membunuh 6 juta orang setiap tahunnya (1). Sekitar 21% dari populasi dunia

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Indonesia adalah negara yang menjunjung tinggi nilai-nilai demokratis dan

BAB 1 PENDAHULUAN. Indonesia. Dewasa ini perilaku pengendalian PJK belum dapat dilakukan secara

BAB I PENDAHULUAN I.I LATAR BELAKANG

BAB 1 PENDAHULUAN. dapat menyebabkan kematian baik bagi perokok dan orang yang ada

BAB 1 PENDAHULUAN. seperti riwayat keluarga, umur, jenis kelamin (Ditjen PP&PL Kemenkes

BAB 1 PENDAHULUAN. yang disebabkan oleh kuman TB (Mycobacterium tuberculosis). Sebagian

- 1 - WALIKOTA MADIUN PERATURAN DAERAH KOTA MADIUN NOMOR 21 TAHUN 2011 TENTANG KAWASAN TANPA ROKOK DAN KAWASAN TERBATAS MEROKOK

BAB 1 PENDAHULUAN. memungkinkan setiap orang hidup produktif secara sosial maupun ekonomis. Oleh. menurunkan kualitas hidup manusia (Aditama,1997).

BAB 1: PENDAHULUAN. ketergantungan) dan tar yang bersifat karsinogenik. (1)

HUBUNGAN PERAN ORANG TUA DALAM PENCEGAHAN PNEUMONIA DENGAN KEKAMBUHAN PNEUMONIA PADA BALITA DI PUSKESMAS SEI JINGAH BANJARMASIN

BAB I PENDAHULUAN. Bahaya merokok terhadap remaja yang utama adalah terhadap fisiknya.

BAB I PENDAHULUAN. dihirup asapnya yang dihasilkan dari tanaman Nicotiana tabacum, Nicotiana rustica

BAB I PENDAHULUAN. sampai saat ini telah dikenal lebih dari 25 penyakit berbahaya disebabkan oleh rokok.

BAB I PENDAHULUAN. Rokok merupakan benda kecil yang paling banyak digemari dan tingkat

BAB 1 PENDAHULUAN. proses transportasi bahan-bahan energi tubuh, suplai oksigen dan kebutuhan

PENGARUH PERSEPSI MAHASISWA TERHADAP KAWASAN TANPA ROKOK (KTR) DAN DUKUNGAN PENERAPANNYA DI UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

BAB 1 PENDAHULUAN. Hepatitis akut. Terdapat 6 jenis virus penyebab utama infeksi akut, yaitu virus. yang di akibatkan oleh virus (Arief, 2012).

BAB 1 PENDAHULUAN. walaupun sering ditulis di surat-surat kabar, majalah dan media masa lain yang

BAB I PENDAHULUAN. Penyakit tekanan darah tinggi menduduki peringkat pertama diikuti oleh

BAB I PENDAHULUAN. Kebiasaan merokok di masyarakat kini seolah telah menjadi budaya. Hal ini

BAB 1 PENDAHULUAN. tekanan darah diatas normal yang mengakibatkan peningkatan angka morbiditas

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah i

BAB 1 PENDAHULUAN. kesehatan umat manusia pada abad ke 21. Diabetes mellitus (DM) adalah suatu

BAB 1 : PENDAHULUAN. menimbulkan banyak kerugian, baik dari segi sosial, ekonomi, kesehatan bahkan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Berdasarkan analisis data dari Centers of Disease Control and

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang. Rokok sudah dikenal manusia sejak tahun sebelum Masehi. Sejak

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang. Diabetes Mellitus (DM) atau kencing manis merupakan salah satu

BUPATI BADUNG PERATURAN DAERAH KABUPATEN BADUNG NOMOR 8 TAHUN 2013 TENTANG KAWASAN TANPA ROKOK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BADUNG,

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Perilaku merokok dapat dilihat dari berbagai sudut pandang, sangat

hari berdampak negatif bagi lingkungan adalah merokok (Palutturi, 2010).

BAB I PENDAHULUAN. mmhg. Penyakit ini dikategorikan sebagai the silent disease karena penderita. penyebab utama gagal ginjal kronik (Purnomo, 2009).

Vol. 10 Nomor 1 Januari 2015 Jurnal Medika Respati ISSN :

BAB 1 PENDAHULUAN. memungkinkan setiap orang hidup produktif secara sosial dan ekonomi (UU

BAB I PENDAHULUAN. gerakan gerakan shalat yang meliputi berdiri, ruku, sujud, dan duduk adalah

BAB I PENDAHULUAN. impotensi, emfisema, dan gangguan kehamilan (Pergub DIY, 2009).

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. salah satu negara konsumen tembakau terbesar di dunia.

BAB 1 PENDAHULUAN. virus, bakteri, dan berbagai penyebab penyakit lainnya yang dapat

BAB I PENDAHULUAN. Stroke merupakan gangguan neurologis fokal maupun global yang terjadi

KUESIONER PENELITIAN FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERILAKU MEROKOK PADA PELAJAR SMP NEGERI 3 MAJENANG CILACAP TAHUN AJARAN 2014/2015

BAB I PENDAHULUAN. baik orang dewasa, remaja, bahkan anak anak. Peningkatan konsumsi rokok

BAB I PENDAHULUAN. kecenderungan yang semakin meningkat dari waktu ke waktu (Kemenkes RI,

BAB 1 PENDAHULUAN. menjadi penyakit multisistemik yang disebabkan oleh kuman Salmonella

BAB I PENDAHULUAN. asma di dunia membuat berbagai badan kesehatan internasional. baik, maka akan terjadi peningkatan kasus asma dimasa akan datang.

BAB I PENDAHULUAN. menurut tingkatan usia lanjut yakni usia pertengahan (45-59), usia lanjut (60-

BAB I PENDAHULUAN. Penyakit Paru Obstruktif Kronis (PPOK) termasuk ke dalam penyakit

BUPATI DHARMASRAYA PROVINSI SUMATERA BARAT PERATURAN DAERAH KABUPATEN DHARMASRAYA NOMOR 6 TAHUN 2015 TENTANG KAWASAN TANPA ROKOK

BAB I PENDAHULUAN. balita di dunia, lebih banyak dibandingkan dengan penyakit lain seperti

dalam terbitan Kementerian Kesehatan RI 2010).

BAB I PENDAHULUAN. setelah katarak. Pada tahun 2013, prevalensi kebutaan di Indonesia pada

BAB 1 PENDAHULUAN. Global Adult Tobacco survey (GATS) pada tahun 2011 menunjukkan bahwa

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. tambahan (Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta, 2009). Masalah utama. yang menjadi semakin tinggi tiap tahunnya.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Rokok sudah menjadi suatu barang konsumsi yang sudah familiar kita

commit to user BAB IV HASIL PENELITIAN Penelitian tentang hubungan serangan asma dengan

BAB 1 PENDAHULUAN. merupakan 63% penyebab kematian di seluruh dunia dengan membunuh 36 juta jiwa

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kesehatan merupakan salah satu kebutuhan manusia yang sangat

BAB I PENDAHULUAN. mencapai 1,2 milyar. Pada tahun 2000 diperkirakan jumlah lanjut usia

BAB IV METODE PENELITIAN. Penelitian ini adalah penelitian di bidang Ilmu Penyakit Dalam. Waktu: Waktu penelitian dilaksanakan pada Maret-Juli 2013.

BAB I PENDAHULUAN. pembuluh darah, kanker paru-paru, kanker rongga mulut, kanker laring,

BAB I PENDAHULUAN. Menurut laporan World Health Organitation tahun 2014, kasus penularan

BAB I PENDAHULUAN. pada fasilitas pelayanan kesehatan lainnya. sosial dan medis berfungsi memberikan pelayanan kesehatan yang lengkap

BAB I PENDAHULUAN. dikonsumsi mulai dari usia remaja hingga orang tua baik laki-laki maupun

BAB 1 PENDAHULUAN. SL, Cotran RS, Kumar V, 2007 dalam Pratiwi, 2012). Infark miokard

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

PENGARUH PENGETAHUAN, SIKAP DENGAN PERILAKU TERHADAP UPAYA PENCEGAHAN BAHAYA MEROKOK BAGI KESEHATAN REMAJA DI SMA MUHAMMADIYAH 1 PONTIANAK ABSTRAK

I. PENDAHULUAN. dapat ditemui pada kalangan remaja (Fatimah, 2006). kimia yang akan menimbulkan berbagi penyakit (Partodiharjo, 2008).

BAB I. PENDAHULUAN A.

Summary HUBUNGAN SANITASI RUMAH DENGAN KEJADIAN ISPA PADA BALITA DIWILAYAH KERJA PUSKESMAS MARISA KECAMATAN MARISA KABUPATEN POHUWATO TAHUN 2012

HUBUNGAN KADAR GULA DARAH DENGAN KECEMASAN PADA PASIEN DIABETES MELLITUS DI RUMAH SAKIT ISLAM SURAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Masalah rokok pada hakekatnya sekarang sudah menjadi masalah nasional,

BAB I PENDAHULUAN. sehat merupakan bagian pokok di bidang kesehatan, udara sebagai komponen

BAB 1 PENDAHULUAN. ketidaknyamanan yang berkepanjangan sampai dengan kematian. Tindakan

BAB I PENDAHULUAN. Overweight dan obesitas adalah dua istilah yang berbeda. Overweight

BAB 1 PENDAHULUAN. berada pada masa ini berkisar antara usia 6-12 tahun. Penyakit yang sering

Transkripsi:

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Merokok merupakan sebuah perilaku yang tidak sehat, selain berbahaya bagi diri sendiri terlebih lagi pada orang lain yang memiliki hak untuk menghirup udara yang bersih dan terhindar dari segala bahan cemaran yang dikeluarkan oleh asap rokok orang lain (Harbi, 2013). Gerakan anti rokok yang bertujuan untuk mengkampanyekan mengenai bahaya dari rokok dan mengeluarkan beberapa peraturan tegas terkait rokok, yang salah satunya adalah peraturan mengenai KATAR (Kawasan Tanpa Rokok). Rumah sakit termasuk dalam tatanan institusi kesehatan yang menyelenggarakan promosi perilaku tidak merokok (DepKes RI, 2009). Selain itu rumah sakit merupakan sarana kesehatan yang termasuk dalam ruang lingkup Kawasan Tanpa Rokok (KATAR) (Kemenkes RI, 2010). Fenomena perokok terjadi di RSUD. Dr. M. Ashari Pemalang ketika asap rokok mengepul disana-sini hampir sepanjang siang dan malam. Meskipun sudah ada papan bertulis larangan merokok, aktivitas merokok di teras samping yang berhadapan dengan pintu ruangan rawat inap (Nolowiyono, 2014). Dalam 10 detik, di dunia ini terjadi satu kasus kematian akibat rokok. Secara keseluruhan terdapat 4,9 juta kematian setiap tahunnya. WHO memprediksi bahwa pada tahun 2020 penyakit yang berkaitan dengan tembakau akan menjadi masalah kesehatan utama di dunia yang menyebabkan 8,4 juta kematian setiap tahun di mana separuhnya terjadi di 1

2 Asia. Kematian di Asia akibat masalah tembakau akan meningkat hampir 4 kali lipat dari 1,1 juta (tahun 1990) menjadi 4,2 juta (tahun 2020). Di Indonesia total perokok aktif mencapai 70% dari total penduduk atau 141,44 juta orang perokok. Dan diperkirakan lebih dari 97% penduduk Indonesia terpapar asap rokok. (Depkes RI, 2009). Menurut Data Riset Kesehatan Dasar Provinsi Jawa Timur tahun (2013) prevalensi angka perokok setiap hari di Jawa Timur menduduki peringkat ke 5 setelah Kepulauan Riau, NTB, Maluku Utara, Sumatera Selatan, dengan nilai 23,9 dari setiap propinsi di Indonesia. Dengan rata-rata usia kebiasaan merokok umur 10 tahun dan rata-rata 84,2% yang anggota rumah tangga. Berdasarkan data rekam medis RSUD Dr.Hardjono Ponorogo didapatkan jumlah pasien rawat jalan IRJ tahun 2013 sejumlah 129.734 pasien, tahun 2014 sejumlah 129.638 pasien dan pada tahun 2015 sampai bulan Oktober berjumlah 120.892 pasien. Selama ini keluarga pasien melakukan aktivitas merokok di lingkungan Poli RSUD Dr.Hardjono Ponorogo, padahal sudah ada tanda peringatan Kawasan Tanpa Rokok. Struktur bangunan di Poli RSUD Dr.Hardjono Ponorogo tidak menyediakan tempat merokok. Rumah sakit merupakan instansi kesehatan yang menyelenggarakan promosi ruang lingkup Kawasan Tanpa Rokok (KATAR) (Kemenkes RI, 2010). Saat orang merokok di dalam ruangan, kandungan rokok akan terbakar dan menimbulkan asap yang beterbangan di dalam ruangan. Jika asap rokok dihirup pembakar rokok (perokok aktif) akan berakibat kanker paru-paru, jantung koroner, bronkitis, penyakit stroke, hipertensi, penyakit diabetes, dan impotensi. Sedangkan pada perokok pasif adalah asap rokok yang dihirup

3 oleh seseorang yang tidak merokok (perokok pasif). Asap rokok tersebut bisa menjadi polutan bagi manusia dan lingkungan sekitar. Asap rokok yang terhirup oleh orang-orang bukan perokok karena berada disekitar perokok bisa menimbulkan asap tangan kedua yang berakibat meningkatkan bahaya kerusakan paru-paru. Kadar nikotin, karbon monoksida, serta zat-zat lain yang tinggi dalam mereka memperparah penyakit yang sedang diderita, dan kemungkinan mendapat serangan jantung yang lebih tinggi bagi mereka yang berpenyakit jantung (Aryani, 2010) Upaya yang harus dilakukan untuk meningkatkan perilaku masyarakat dalam mewujudkan kawasan tanpa rokok antara lain dengan meningkatkan pengetahuan masyarakat mengenai dampak-dampak yang akan terjadi ketika merokok, peran serta masyarakat dalam mewujudkan kawasan tanpa rokok (KATAR) seperti memberikan sumbangan pemikiran dan pertimbangan penentuan kebijakan, memberikan bantuan sarana, ikut serta dalam memberikan bimbingan dan penyuluhan serta penyebarluasan informasi kepada masyarakat, mengingatkan setiap orang yang melakukan kegiatan menjual rokok di kawasan tanpa rokok, melaporkan ke pejabat berwenang jika terjadi pelanggaran. Pada tata cara peringatan atau pelaporan kawasan tanpa rokok (KATAR) dengan membuat dan memasang tanda atau petunjuk peringatan larangan merokok, memberikan peringatan dan melaporkan kepada pihak yang berwenang terhadap setiap orang yang menjual rokok di kawasan tanpa rokok, mempromosikan atau mengiklankan rokok di kawasan tanpa rokok, merokok di kawasan tanpa rokok (Kemenkes, 2013).

4 Melihat fenomena di atas membuat peneliti tertarik untuk meneliti permasalahan tersebut dengan fokus Perilaku Masyarakat dalam mewujudkan Kawasan Tanpa Rokok (KATAR) di Lingkungan Poli RSUD Dr.Hardjono Ponorogo. 1.2 Rumusan Masalah Berdasarkan uraian latar belakang di atas maka rumusan masalah : Bagaimanakah Perilaku Masyarakat dalam mewujudkan Kawasan Tanpa Rokok (KATAR) di Lingkungan Poli RSUD Dr.Hardjono Ponorogo? 1.3 Tujuan Umum Untuk mengidentifikasi Perilaku Masyarakat dalam mewujudkan Kawasan Tanpa Rokok (KATAR) Lingkungan Poli RSUD Dr.Hardjono Ponorogo. 1.4 Manfaat Penelitian 1.4.1 Manfaat Teoritis 1. Bagi institusi kesehatan Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai referensi mahasiswa terkait dengan asuhan keperawatan sistem respirasi/pernafasan, komunitas, kardiovaskuler. 2. Bagi peneliti Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai acuan atau sebagai bahan dalam mengembangakan penelitian yang terkait dengan perilaku masyarakat dalam mewujudkan kawasan tanpa rokok.

5 1.4.2 Manfaat Praktis 1. Bagi IPTEK Diharapkan hasil penelitian ini digunakan oleh masyarakat sebagai ilmu pengetahuan yang baru dan sebagai acuan penggerak masyarakat memenuhi Perilaku masyarakat dalam mewujudkan kawasan tanpa rokok (KATAR). 2. Bagi peneliti selanjutnya Diharapkan hasil penelitian ini dapat digunakan untuk penelitian selanjutnya dengan judul perilaku masyarakat dalam menerapkan kawasan tanpa rokok. 1.5 Keaslian Penelitian 1. Febri Wibowo: judul penelitian Pengetahuan Masyarakat Tentang Kawasan Tanpa Rokok (KATAR) di Lingkungan Universitas Muhammadiyah Ponorogo. Desain penelitian yang digunakan adalah deskriptif. Tehnik sampling yang digunakan adalah purposive sampling, dengan jumlah sampel 129 responden dan instrument pengumpulan data menggunakan angket/kuesioner dan tehnik analisa menggunakan skore benar=1 dan salah=0. Data disajikan menggunakan table distribusi frekuensi dan dikonfirmasikan dalam bentuk prosentase, dan narasi. Hasil penelitian menunujukan bahwa pengetahuan masyarakat tentang kawasan tanpa rokok adalah 98 responden (75,97%) berpengetahuan baik 31 responden (24,03%) berpengetahuan buruk. Perbedaan dengan penelitian yang akan dilakukan adalah terletak pada variabel yang akan diteliti, sedangkan persamaannya adalah sama-sama meneliti tentang Kawasan

6 Tanpa Rokok (KATAR), dimana pada penelitian yang sudah dilakukan difokuskan pada Pengetahuan Masyarakat, sedangkan pada penelitian yang akan dilakukan difokuskan pada Perilaku Masyarakat. 2. Rizkia Amalia Solicha: judul penelitian Tingkat Pengetahuan dan Sikap Pengunjung Dilingkungan RSUP Dr. KARIADI Tentang Kawasan Tanpa Rokok. Desain studi adalah penelitian observasional yang dilakukan dengan pendekatan cross sectional. Penelitian ini dilakukan di RSUP Dr. Kariadi Semarang. Penelitian dilakukan pada tahun 2012. Teknik pengambilan sampel adalah simple random sampling dan didapatkan jumlah responden sebanyak 90 orang. Data dikumpulkan menggunakan kuesioner. Hasil yang didapat sebanyak 38,9% responden memiliki pengetahuan baik dan 48,9% responden cukup. Dari seluruh responden, ada 85,6% bersikap patuh dan 14,4% nya tidak. Analisis hubungan antara keduannya didapat nilai siknifikan p adalah 0,001. Perbedaan dengan penelitian yang akan dilakukan adalah terletak pada variable yang akan diteliti, sedangkan persamaannya adalah sama- sama meneliti tentang Kawasan Tanpa Rokok (KATAR), dimana pada penelitian yang sudah dilakukan difokuskan pada Pengetahuan Masyarakat, sedangkan pada penelitian yang akan dilakukan difokuskan pada hubungan pengetahuan dan sikap Masyarakat. 3. Amalia Puswitasari: judul penelitian Faktor Pengaruh Kepatuhan Mahasiswa Dan Karyawan Terhadap Peraturan Kawasan Tanpa Rokok Dilingkungan Kampus Fakultas Kedokteran Universitas Diponegoro. Penelitian ini dilaksanakan pada tahun 2012. Penelitian ini adalah

7 observasional analitik dengan studi cross-sectional. Sampel didapatkan dengan mengambil responden secara acak (simple random sampling). Data dianalisis menggunakan uji chi-square (X 2 ), hasil terdapat hubungan yang bermakna antara latar belakang perilaku merokok (p=0,01) dan pengetahuan kawasan tanpa rokok (p=0,007) terhadap tingkat kepatuhan, sedangkan bahaya kandungan rokok tidak menunjukkan hasil yang bermakna (p=0,6) kemudian pengaruh lingkungan memberikan resiko 1,6 (1,1-2,2) kali lipat terhadap tingkat kepatuhan, tidak mengetahui bahaya kandungan rokok memberikan resiko 1,3 (0,5-3,4) kali lipat, yang tidak mengetahui peraturan kawasan tanpa rokok memberikan resiko 1,5(1,1-2,0) kali lipat. Persamaannya adalah sama-sama meneliti tentang Kawasan Tanpa Rokok (KATAR), sedangkan perbedaan dengan penelitian yang akan dilakukan adalah terletak pada variabel yang akan diteliti. Penelitian yang sudah dilakukan difokuskan pada Pengetahuan Masyarakat, sedangkan pada penelitian yang akan dilakukan difokuskan pada Faktor Pengaruh Kepatuhan Mahasiswa Dan Karyawan Terhadap Peraturan