BAB I PENDAHULUAN. menghasilkan produk-produk baru atau pengembangan dari produk-produk. penting dalam menunjang pertumbuhan ekonomi suatu bangsa.

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. di bidang sosial, ekonomi, budaya maupun bidang-bidang lainnya yang

I. PENDAHULUAN. Hak kekayaan intelektual merupakan suatu hak milik hasil pemikiran yang bersifat

HAK KEKAYAAN INTELEKTUAL DAN HAK KEKAYAAN INDUSTRI (HAKI)

RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA TENTANG MEREK DAN INDIKASI GEOGRAFIS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

I. PENDAHULUAN. Hak Kekayaan Intelektual (yang selanjutnya disingkat HKI) merupakan

P E N J E L A S A N A T A S UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 31 TAHUN 2000 TENTANG DESAIN INDUSTRI

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. perjanjian World Trade Organization (WTO), membuat Indonesia harus. yang ada dalam kerangka General Agreement on Tariffs and Trade

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 20 TAHUN 2016 TENTANG MEREK DAN INDIKASI GEOGRAFIS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BAB 1 PENDAHULUAN. sangat penting. Oleh sebab itu banyak pengusaha asing yang berlomba

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 15 TAHUN 2001 TENTANG MEREK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

2016, No Indonesia Tahun 2014 Nomor 125, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5541) sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Pem

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 15 TAHUN 2001 TENTANG MEREK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 15 TAHUN 2001 TENTANG MEREK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 31 TAHUN 2000 TENTANG DESAIN INDUSTRI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 31 T a h u n Tentang Desain Industri

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

Undang-undang Nomor 7/1994 tentang Pengesahan Agreement Establishing the World Trade Organization (WTO)

BAB 5 PENUTUP 5.1 KESIMPULAN

BAB I PENDAHULUAN. perubahan mendasar dengan menempatkan prioritas pembangunan pada bidang

BAB I PENDAHULUAN. Sistem yang ada di dalam hukum merupakan upaya untuk menjaga

LEGAL ASPEK PRODUK TIK IMAM AHMAD TRINUGROHO

BAB I Pendahuluan. suatu barang atau jasa yang diproduksi oleh perusahaan diperlukan tanda

SEJARAH HKI DI INDONESIA Sejarah Hak Kekayaan Intelektual di Indonesia

Intellectual Property Rights (Persetujuan TRIPs) dengan Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1994 sehingga perlu diatur ketentuan mengenai Desain Industri;

BAB I PENDAHULUAN. dari Hak Kekayaan Intelektual (HKI). Keanekaragaman budaya yang dipadukan

PENJELASAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 15 TAHUN 2001 TENTANG MEREK

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 31 TAHUN 2000 TENTANG DESAIN INDUSTRI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 31 TAHUN 2000 PENJELASAN ATAS TENTANG DESAIN INDUSTRI UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 31 TAHUN 2000

BAB I PENDAHULUAN. Adanya perlindungan terhadap karya cipta manusia. menjadi semakin penting dengan terjadinya revolusi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Dewasa ini teknologi merupakan suatu kebutuhan mendasar bagi

(a) pembajakan merajalela akibatnya kreativitas menurun;

PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP DESAIN DAN HAK CIPTA PADA KAIN PRODUKSI PT ISKANDARTEX SURAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. Buku sebagaimana pepatah menyatakan adalah jendela dunia. Setiap isi

BAB I PENDAHULUAN. para pemilik bisnis baik kecil, menengah, maupun besar, benar-benar harus

PERMOHONAN PENDAFTARAN MEREK TIDAK BERITIKAD BAIK DALAM TEORI DAN PRAKTEK DI INDONESIA BAB I PENDAHULUAN

Pengenalan Kekayaan Intelektual Oleh : dr. Gita Sekar Prihanti, M Pd Ked SENTRA KI - UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG

FAKULTAS HUKUM UNIVERSITAS WIRARAJA SUMENEP - MADURA

BAB I PENDAHULUAN. sejumlah uang setiap waktu yang ditentukan. Maka dari itu, HKI akan mendorong

Undang Undang Republik Indonesia Nomor 32 Tahun 2000 Tentang Desain Tata Letak Sirkuit Terpadu

P E N J E L A S A N A T A S UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 30 TAHUN 2000 TENTANG RAHASIA DAGANG

PATEN. Disusun oleh : Dr. Henny Medyawati, SKom,MM. Sumber: UU NO. 14 tahun 2001, tentang Paten,2010, New Merah Putih, Yogyakarta

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 32 TAHUN 2000 TENTANG DESAIN TATA LETAK SIRKUIT TERPADU DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 15 TAHUN 2001 PENJELASAN ATAS TENTANG UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 15 TAHUN 2001 MEREK

LEMBARAN-NEGARA REPUBLIK INDONESIA. Presiden Republik Indonesia,

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 15 TAHUN 2001 TENTANG MEREK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. bidang industri, ilmu pengetahuan, kesusasteraan atau seni. 1 Hak atas kekayaan

TINJAUAN YURIDIS PERLINDUNGAN HAK MEREK DALAM PERSPEKTIF PERBANDINGAN HUKUM INDONESIA DAN AMERIKA SERIKAT. Yudhi Priyo Amboro Steven.

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 14 TAHUN 1997 TENTANG PERUBAHAN ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 19 TAHUN 1992 TENTANG MEREK

BAB V PENUTUP. A. Kesimpulan. Bahwa berdasarkan uraian-uraian tersebut di atas maka dapat ditarik. kesimpulan:

BAB I LATAR BELAKANG

ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga BAB I PENDAHULUAN. penemuan-penemuan di bidang teknologi. Indonesia sebagai negara berkembang

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA

*12398 UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA (UU) NOMOR 32 TAHUN 2000 (32/2000) TENTANG DESAIN TATA LETAK SIRKUIT TERPADU DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG DESAIN INDUSTRI DAN MEREK. Desain Industri merupakan salah satu bidang HKI yang dikelompokan

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 30 TAHUN 2000 TENTANG RAHASIA DAGANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 30 TAHUN 2000 TENTANG RAHASIA DAGANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 14 TAHUN 1997 TENTANG PERUBAHAN ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 19 TAHUN 1992 TENTANG MEREK

1 BAB V: PENUTUP. 5.1 Kesimpulan

UNDANG-UNDANG TENTANG MEREK DAN INDIKASI GEOGRAFIS Halaman 1

ETIKA BISNIS DAN TANGGUNGJAWAB SOSIAL

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 2 TAHUN 2005 TENTANG KONSULTAN HAK KEKAYAAN INTELEKTUAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

TINJAUAN TENTANG HAKI

PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP MEREK TERKENAL ASING MENURUT UNDANG UNDANG NOMOR 15 TAHUN 2001 TENTANG MEREK

TAMBAHAN LEMBARAN NEGARA R.I

Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1994 sehingga perlu diatur ketentuan mengenai Rahasia Dagang;

BAB I PENDAHULUAN. Merek adalah tanda yang berupa gambar, nama, kata, huruf-huruf, angkaangka,

NOMOR 14 TAHUN 1997 TENTANG PERUBAHAN ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 19 TAHUN 1992 TENTANG MEREK

No dan Cukai. Penting untuk digarisbawahi bahwa mekanisme perekaman ini sama sekali tidak menggantikan mekanisme pendaftaran HKI kepada Direkt

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 2 TAHUN 2005 TENTANG KONSULTAN HAK KEKAYAAN INTELEKTUAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 2 TAHUN 2005 TENTANG KONSULTAN HAK KEKAYAAN INTELEKTUAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan ekonomi global sekarang ini menuntut tiap-tiap negara

RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR... TAHUN... TENTANG DESAIN INDUSTRI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PENYELESAIAN SENGKETA MEREK MENURUT UNDANG-UNDANG NOMOR 15 TAHUN 2001 TENTANG MEREK. Abstract

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 14 TAHUN 2001 TENTANG PATEN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

I. PENDAHULUAN. Sejak dasawarsa delapan puluhan (era 1980-an), hak kekayaan intelektual atau

PERSPEKTIF PERLINDUNGAN HaKI BIDANG PERTANIAN DI INDONESIA (Suatu Telaah Deskriptif)

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 14 TAHUN 2001 TENTANG PATEN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB I PENDAHULUAN. Rencana Pembangunan Jangka Panjang sebagaimana yang diatur dalam. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2007 tentang Rencana Pembangunan

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 14 TAHUN 2001 TENTANG PATEN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

DISKUSI PUBLIC NASKAH AKADEMIK RUU TENTANG MEREK

RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR... TAHUN 2015 TENTANG MEREK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB I PENDAHULUAN. yang dapat menimbulkan Hak Atas Kekayaan Intelektual (HKI). 1

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 32 TAHUN 2000 TENTANG DESAIN TATA LETAK SIRKUIT TERPADU DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BAB I PENDAHULUAN. Manusia merupakan mahluk sosial yang berarti bahwa semua manusia

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 13 TAHUN 1997 TENTANG PERUBAHAN ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 6 TAHUN 1989 TENTANG PATEN

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 14 TAHUN 2001 TENTANG PATEN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG HAK KEKAYAAN INTELEKTUAL. resmi dari Intellectual Property Rights (IPR). Berdasarkan substansinya, HKI

BAB V KESIMPULAN, KETERBATASAN, DAN REKOMENDASI. paparkan sebelumnya, dengan uraian sebagai berikut:

BAB I PENDAHULUAN. Berkembangnya perdagangan internasional dan adanya gerakan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Indonesia akan menghadapi era perdagangan bebas yang

ETIKA PERIKLANAN. Pokok Bahasan : Contoh Pedoman Etika Periklanan Manca Negara. Yogi Prima Muda, S.Pd, M.Ikom. Modul ke:

BEBERAPA KOMPONEN YANG MENDUKUNG DALAM PELAKSANAAN SISTEM ADMINISTRASI DANDOKUMENTASI HAK KEKAYAAN INTELEKTUAL*

TAMBAHAN LEMBARAN NEGARA RI

BAB I PENDAHULUAN. secara signifikan meningkat dengan pesat, khususnya ketika ekonomi

HAKI PADA TEKNOLOGI INFORMASI

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perkembangan perdagangan global seiring berjalannya waktu selalu menghasilkan produk-produk baru atau pengembangan dari produk-produk sebelumnya yang memiliki kualitas dan kreatifitas yang berbeda. Saat produk tersebut ingin dipasarkan ke konsumen, maka perusahaan membutuhkan merek. Perkembangan perdagangan global telah membuktikan bahwa hak atas kekayaan intelektual (HAKI) telah menjadi salah satu komponen yang sangat penting dalam menunjang pertumbuhan ekonomi suatu bangsa. Dimasukkannya Trade Related Aspects of Intellectual Property Rights Agreement (TRIPs Agreement) atau Perjanjian mengenai Aspek-Aspek Hak Kekayaan Intelektual terkait Perdagangan sebagai salah satu bagian dari paket persetujuan pembentukan Organisasi Perdagangan Dunia atau World Trade Organization (WTO) merupakan bukti nyata semakin pentingnya peran HAKI dalam perdagangan. TRIPs Agreement dibuat oleh para anggota yang bertekad untuk mengurangi gangguan dan hambatan terhadap perdagangan internasional, dan dengan memperhatikan kebutuhan untuk meningkatkan perlindungan yang efektif dan memadai terhadap HAKI, serta untuk menjamin bahwa prosedur

dan langkah-langkah penegakan hukum HAKI itu sendiri tidak menjadi hambatan terhadap perdagangan yang sah. Indonesia dan Amerika Serikat sama-sama telah meratifikasi TRIPs Agreement dan Paris Convention for the Protection of Industrial Property (Konvensi Paris tentang Perlindungan Kekayaan Industri) yang ditandatangani di Paris, Perancis, pada tanggal 20 Maret 1883, yang merupakan salah satu perjanjian internasional berkaitan dengan kekayaan intelektual. Paris Convention merupakan perjanjian yang paling banyak ditandatangani oleh negara-negara di dunia. Menurut Pasal 4 Paris Convention, hak prioritas diberikan oleh negara dalam rangka paten, utility models, desain industri, dan merek. Hak prioritas berarti bahwa berdasarkan permohonan yang dilakukan di satu negara anggota, pemohon dalam jangka waktu tertentu, yaitu 6 (enam) bulan untuk merek, dapat mengajukan permohonan perlindungan yang serupa di negara anggota lain. Hak prioritas diberikan untuk mencegah pemanfaatan oleh pihak lain secara tidak sah. Merek adalah tanda yang berupa gambar, nama, kata, huruf-huruf, angka-angka, susunan warna, atau kombinasi dari unsur-unsur tersebut yang memiliki daya pembeda dan digunakan dalam kegiatan perdagangan barang atau jasa. Logo adalah bagian dari merek. Maka untuk dapat mendaftarkan

logo tersebut di Indonesia, ada undang-undang yang telah mengatur tentang hal tersebut yakni Undang-Undang nomor 15 tahun 2001 tentang Merek. Tujuan dari pemakaian merek adalah untuk memantapkan pertanggungjawaban pihak produsen atas mutu barang yang diperdagangkan. Selain dari itu, dimaksudkan untuk mengawasi batas-batas territorial perdagangan suatu jenis barang. Suatu produk tanpa identitas atau merek dapat dipastikan akan menemui kesulitan dalam pemasaran, karena merek merupakan unsur bagi suatu produk untuk dijual kepada konsumen. Parak konsumen membeli produk tertentu dengan melihat dari merek, kerena menurut konsumen merek yang dibeli berkualitas tinggi dan aman untuk dikonsumsi disebabkan reputasi dari merek. Terdapatnya merek dapat lebih memudahkan konsumen untuk membedakan produk yang akan dibeli oleh konsumen dengan produk lainnya sehubungan dengan kualitas, kepuasan, kebanggaan, maupun atribut lain yang melekat pada merek. Salah satu aset untuk mencapai keadaan ini adalah brand (merek). Untuk menjadikan brand (merek) menjadi brand image, memerlukan suatu tantangan tersendiri dalam hal menjaga dan meningkatkan mutu serta kualitas suatu merek. Terkenalnya suatu merek menjadi suatu well-known dapat lebih memicu tindakan-tindakan pelanggaran merek baik berskala nasional maupun

internasional. Merek terkenal harus diberikan perlindungan baik secara nasional maupun Internasional. Pelanggaran merek tekenal tidak saja berskala nasional, tetapi juga internasional. Suatu merek yang sudah terkenal mengalami perluasan perdagangan melintasi batas-batas negara. Khusus untuk merek terkenal, terdapat perlindungan khusus yang sesuai dengan standar internasional yang diatur dalam Pasal 6bis dari Paris Convention dan World Intellectual Property Organization (WIPO) Joint Recommendations Concerning the Provisions on the Protection of Well- Known Marks. WIPO merupakan badan PBB yang dibentuk untuk mengampanyekan perlindungan HAKI di seluruh dunia. WIPO juga menekankan pentingnya penghargaan terhadap para pencipta atau para pemegang HAKI. Indonesia dan Amerika Serikat merupakan bagian dari anggota WIPO yang berjumlah 184 negara. Perlindungan merek terkenal di Amerika Serikat diatur dalam undangundang merek Amerika yang dikenal dengan nama Lanhan Act. Ketentuan ini secara khusus memberikan perlindungan merek terkenal terhadap tindakan dilusi. Seorang pemilik merek terkenal mungkin akan mencegah pedagang lain menggunakan merek miliknya, bahkan juga berlaku bagi produk yang bukan merupakan saingan. Dalam menentukan suatu merek mempunyai karaktek pembeda atau ternama, pengadilan dapat mempertimbangkan faktor-faktor yang terdapat

dalam pasal 43 c Lanham Act dan dapat ditafsirkan lebih luas. Lanham Act mendefinisikan dilusi sebagai pudarnya reputasi merek terkenal, disebabkan oleh peniruan merek terkenal oleh kompetitor terhadap jenis barang atau produk yang berbeda dengan milik merek terkenal, sehingga memungkinkan timbulnya kebingungan dan penipuan di masyarakat. Negara Indonesia dan Amerika Serikat sama-sama memberikan perlindungan hukum terhadap pemegang merek. Namun, terdapat perbedaan dalam hal pengambilan langkah-langkah dalam memberikan perlindungan hukum. Indonesia menganggap adanya suatu pelanggaran apabila adanya aduan dari pihak yang merasa dirugikan. Berbeda dengan Amerika Serikat, dimana tidak hanya dengan adanya aduan dari pihak yang dirugikan, pemerintah dan petugas yang berwenang juga berperan penting dalam melakukan pencegahan, pembasmian dan perlindungan terhadap pemegang merek. Adanya persamaan dan perbedaan dalam perlindungan hukum ini, membuat setiap negara mempunyai sisi positif dan negatif dalam melindungi merek tersebut. Berdasarkan hal-hal yang telah diuraikan diatas, Penulis tertarik untuk melakukan penilitian dengan melakukan perbadingan hukum di negara Indonesia dan Amerika Serikat dengan mengangkat skripsi yang berjudul : Tinjauan Yuridis terhadap Pemegang Hak Merek dalam Persfektif Perbandingan Hukum Indonesia dan Amerika Serikat.

B. Rumusan Masalah Berdasarkan hal-hal yang telah diuraikan di atas, terdapat beberapa permasalahan yang akan dibahas dalam skripsi ini, antara lain : 1. Apa persamaan dan perbedaan ketentuan tentang hak merek di Indonesia dan Amerika Serikat? 2. Bagaimana perlindungan hukum terhadap pemegang hak merek di Indonesia dan Amerika Serikat? 3. Sistem hukum negara mana yang lebih baik dan efektif dalam memberikan perlindungan hukum terhadap pemegang hak merek? C. Tujuan dan Manfaat 1. Tujuan Penelitian Adapun yang menjadi tujuan dari penulisan skripsi dengan judul Tinjuan Yuridis terhadap Pemegang Hak Merek dalam Persfektif Perbandingan Hukum Indonesia dan Amerika Serikat adalah sebagai berikut :

a. Memaparkan dan menganalisa persamaan dan perbedaan dari hukum ataupun aturan tentang hak merek di Indonesia dan Amerika Serikat. b. Memaparkan dan menganalisa perlindungan hukum terhadap pemegang merek di Indonesia dan Amerika Serikat. c. Memaparkan dan menganalisa pendekatan hukum mana yang lebih baik dan efektif dalam memberikan perlindungan hukum terhadap pemegang merek. 2. Manfaat Penelitian Adapun penelitian ini diharapkan dapat membawa manfaat bagi semua pembaca, khususnya : a. Pemerintah Pemerintah khususnya badan legislatif yang mempunyai kuasa untuk membuat hukum. Penulis mengharapkan skripsi ini dapat menjadi bahan bagi pemerintah untuk mengkaji ketentuan-ketentuan tentang merek dalam memberikan kepastian dan perlidungan hukum terhadap pemegang hak merek. b. Pengusahan dan Masyarakat Penulis mengharapkan penelitian ini dapat memberikan informasi maupun pengetahuan kepada pengusaha dan masyarakat mengenai

ketentuan-ketentuan merek khususnya perlindungan merek terdaftar dan tindakan-tindakan pelanggaran yang mungkin terjadi. c. Akademisi Penulis mengharapkan penelitian ini dapat memberikan ilmu pengetahuan kepada akademisi, baik mahasiswa maupun dosen sehingga dapat menambah wawasan khususnya tentang ketentuanketentuan merek di Indonesia, Amerika Serikat maupun Internasional.