BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. perubahan harga. (KDPPLK-PSAK paragraf 07 tahun 2009). Menurut PSAK No. 1 paragraf 07 Tahun 2009 Tujuan laporan

BAB I PENDAHULUAN. Kondisi perekonomian Indonesia berada pada tingkatan yang stabil pada

BAB I PENDAHULUAN. bisa membuat suatu perusahaan mengalami financial distress (Wahyu, 2009 dalam

1 BAB I PENDAHULUAN. besar dirasakan dalam kehidupan sehari-hari termasuk dalam sektor ekonomi.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Penelitian mengenai kekuatan rasio keuangan dalam memprediksi kondisi

BAB I PENDAHULUAN. ekonomi yang selalu berubah akhir-akhir ini telah mempengaruhi kegiatan dan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. terkait penghitungan pajak. Kreditur, misalnya supplier dan pihak bank

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Persaingan yang ketat dalam berbagai aspek merupakan hal yang tak dapat

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan penelitian yang dilakukan untuk mengetahui pengaruh

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkannya. Adapun tujuan akhir yang ingin

BAB I PENDAHULUAN. tersebut melalui suatu analisis yang dapat dijadikan pedoman untuk menilai

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan inovasi produk, meningkatkan kinerja karyawan, dan melakukan

BAB I PENDAHULUAN. laporan keuangan. Model yang sering digunakan dalam melakukan analisis

BAB 1 PENDAHULUAN. perusahaan untuk mendapatkan keuntungan (Meidera, 2013). Modal juga

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. muncul berkaitan dengan efisiensi informasi. Hal ini dapat terjadi karena pasar

BAB I PENDAHULUAN. dihasilkannya maupun kinerja industri secara keseluruhan. Semua perusahaan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. apalagi jika perusahaan tersebut sampai menutup usahanya.

BAB I PENDAHULUAN. stakeholders maupun calon investor dalam mengetahui seberapa besar potensi

BAB I PENDAHULUAN. untuk terus mengikuti perkembangan usahanya. Begitu juga dengan setiap

BAB I PENDAHULUAN. suatu negara dikarenakan pasar modal menjalankan fungsi ekonomi sekaligus

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Perkembangan dan perluasan industri pada umumnya membutuhkan sumbersumber

BAB I PENDAHULUAN. dipisahkan dari peran investor yang melakukan transaksi di Bursa Efek

BAB I PENDAHULUAN. luar negeri. Sementara itu bagi investor, pasar modal merupakan wahana untuk

BAB I PENDAHULUAN. untuk ekspor batubara, peringkat ke-2 untuk produksi timah, peringkat ke-2 untuk

BAB I PENDAHULUAN. Masalah keuangan yang terjadi pada sebuah perusahaan dapat. dikarenakan adanya beberapa penyebab. Diantaranya adanya sistem kelola

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. dari semakin banyaknya transaksi bisnis antara pihak-pihak yang berasal dari

BAB I PENDAHULUAN. Setiap perusahaan dalam menjalankan usahanya selalu diarahkan pada

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. mempertahankan dan meningkatkan kinerjanya agar dapat tetap bertahan dalam

BAB 1 PENDAHULUAN. Tujuan utama berdirinya sebuah perusahaan adalah untuk. dipastikan perusahaan beroperasi secara maksimal. Profitabilitas dapat

BAB I PENDAHULUAN. menjadi daya tarik bagi para investor, tidak hanya investor dalam negeri tetapi

BAB I PENDAHULUAN. bertambah ketat. Perusahaan yang tidak mampu bersaing maka tidak akan

BAB I PENDAHULUAN. berinvestasi di pasar modal. Mulai dari pengusaha, pegawai, buruh,

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat dunia yang tentunya tidak akan dan tidak dapat mengasingkan diri

BAB I PENDAHULUAN. memperoleh laba dari operasi perusahaan. Dari laba yang diperoleh maka

BAB I PENDAHULUAN. Industry) dan produk yang dihasilkan pun bermacam-macam dengan semakin

BAB I PENDAHULUAN. adalah perusahaan yang mengalami peningkatan, sejak beberapa tahun yang lalu

BAB I PENDAHULUAN. nilai tambah, antara lain dengan melakukan hubungan kontraktual dengan para pemasok dan

BAB I PENDAHULUAN. dapat menguasai pangsah pasar yang luas jika kinerja perusahaan baik.

MANFAAT RASIO KEUANGAN UNTUK MEMPREDIKSI KONDISI FINANCIAL DISTRESS PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. tahun 1989 menjadi 288 emiten pada tahun 1999 (Susilo dalam. di Bursa Efek Indonesia mencapai 442 emiten (

BAB I PENDAHULUAN. Kelangsungan hidup perusahaan menjadi sorotan penting bagi pihak-pihak

BAB I PENDAHULUAN. menurunnya pertumbuhan ekonomi dunia. Dunia usaha mengalami kesulitan

BAB 1 PENDAHULUAN. diukur karena dapat dipakai sebagai dasar pengambilan keputusan baik bagi pihak. internal maupun pihak eksternal perusahaan.

BAB I PENDAHULUAN. dari peran investor yang melalukan transaksi di Bursa Efek Indonesia. Sebelum

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. Kondisi kesulitan keuangan (financial distress) terjadi sebelum kebangkrutan,

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan sebagai penyedia laporan keuangan. Ketika mengaudit data. untuk memastikan apakah perusahaan dapat mempertahankan

BAB 1 PENDAHULUAN. Sejak terjadinya krisis moneter yang berlanjut dengan krisis ekonomi dan

BAB I PENDAHULUAN. dagang bertujuan untuk mencari laba, agar kelangsungan hidup dan

BAB I LATAR BELAKANG. suatu perusahaan adalah dengan menganalisis laporan keuangannya.

BAB I PENDAHULUAN. bagi kelangsungan suatu usaha, hal ini menjadi kendala yang sering dihadapi

BAB I. berbagai cara seperti melakukan inovasi produk dengan meningkatkan kualitas

BAB I PENDAHULUAN. mencari keuntungan sebesar-besarnya demi menyejahterakan karyawan dan

BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini perusahaan dituntut untuk memiliki manajemen yang baik agar dapat

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia sebanyak 25 perusahaan baru di tahun 2011, 23 perusahaan baru di

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. pertumbuhan ekonomi di Indonesia adalah pasar modal. Pasar modal efektif

BAB I PENDAHULUAN. diharapkan. Investasi pada sekuritas juga bersifat likuid (mudah dirubah). Oleh karena itu

BAB I PENDAHULUAN. dengan tujuan memperoleh laba (profit oriented). Dalam era globalisasi dan

BAB I. kemakmuran. Dalam hal ini kebijakan tersebut harus mempertimbangkan dan menganalisis

BAB I PENDAHULUAN Latar belakang. Sektor transportasi merupakan salah satu subsektor dari sektor

BAB I PENDAHULUAN. menghimpun dan menyalurkan dana masyarakat secara efektif dan efisien dengan

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah Industri bidang pengolahan sektor makanan dan minuman (foods and

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat (investor) yang kemudian disalurkan kepada sektor-sektor yang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. memiliki banyak kebutuhan, terutama yang berkaitan dengan dana. Dana

BAB 1 PENDAHULUAN. dapat diprediksi (Ariffandita dan Sudarno, 2012). auditor untuk mengeluarkan kembali opini audit going concern pada tahun

BAB I PENDAHULUAN. agar tercapainya tiga tujuan utama yaitu kesinambungan hidup (going concern),

BAB I PENDAHULUAN. berkembang, tidak hanya untuk daya hidup satu periode saja namun juga untuk

BAB I PENDAHULUAN. merupakan salah satu sarana penting untuk. mengkomunikasikan informasi keuangan kepada pihak-pihak luar

BAB 1 PENDAHULUAN. Semakin berkembangnya perekonomian, memacu perusahaan untuk terus

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan. Tujuan perusahaan yang pertama adalah untuk mencapai keuntungan. satu dengan yang lainnya (Martono dan Agus, 2005).

BAB I PENDAHULUAN. persaingan di dunia industri semakin kuat. Perusahaan-perusahaan yang ingin

BAB I PENDAHULUAN. pemegang saham untuk memperoleh pendapatan (dividen atau capital gain) di masa

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. yang menerbitkan saham. Kismono (2001 : 416) menyatakan:

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan berlomba-lomba untuk dapat menghasilkan keuntungan atau laba yang

BAB I PENDAHULUAN. sebisa mungkin mempertahankan kelangsungan usahanya. Pertumbuhan. cenderung menurun ditunjukkan pada gambar 1.1 (bareska.com).

BAB I PENDAHULUAN. Gejolak ekonomi yang selalu mengalami perubahan telah mempengaruhi

ANALISIS RASIO PROFITABILITAS DAN LEVERAGE TERHADAP PREDIKSI LABA MASA DEPAN PADA PERUSAHAAN GO PUBLIC YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kondisi ekonomi yang seiring waktu terus mengalami perubahan telah memberikan pengaruh terhadap kegiatan dan kinerja perusahaan besar. Pengaruh terhadap kinerja perusahaan ini dapat dilihat dari hasil analisis laporan keuangan perusahaan yang bersangkutan. Laporan keuangan merupakan ringkasan dari suatu aktivitas dan transaksi-transaksi yang terjadi selama tahun buku yang bersangkutan berdasarkan prosedur-prosedur yang telah ditetapkan dengan penjelasan-penjelasan agar maksud untuk menyediakan informasi yang bermanfaat dapat tercapai. Laporan keuangan dapat digunakan untuk membuat proyeksi tentang berbagai aspek finansial perusahaan di masa yang akan datang. Kinerja perusahaan yang diketahui dari analisis laporan keuangan tersebut dapat dijadikan sebagai dasar penentu kebijakan bagi pemilik, manajer dan para investor. Analisis rasio merupakan hal yang sangat umum digunakan untuk menganalisis laporan keuangan suatu perusahaan. Salah satu bentuknya yaitu untuk memprediksi kinerja perusahaan seperti kesehatan suatu perusahaan. Setiap perusahaan yang didirikan memiliki tujuan untuk memperoleh laba agar perusahaan dapat terus beroperasi. Dalam mengoperasikan usahanya tentunya perusahaan sering dihadapkan dengan berbagai permasalahan, salah satu permasalahan yang sering dihadapi oleh setiap perusahaan adalah masalah keuangan. Permasalahan keuangan yang dihadapi oleh suatu perusahaan apabila dibiarkan berlarut-larut tentunya akan mengakibatkan perusahaan mengalami kebangkrutan. Beberapa perusahaan yang mengalami masalah keuangan mencoba mengatasi masalah tersebut dengan cara melakukan pinjaman dan penggabungan usaha atau ada juga yang sampai menutup usahanya. Kebangkrutan merupakan kegagalan perusahaan dalam menjalankan operasi perusahaan dalam menghasilkan laba. Setiap perusahaan tentunya memiliki harapan bahwa perusahaannya akan tetap eksis dalam jangka waktu yang lama, sesuai dengan asumsi going concern yang dianut oleh standar akuntansi. Maka dari itu perusahaan perlu melakukan prediksi kebangkrutan 1

2 karena prediksi kebangkrutan ini akan dapat membantu pihak pihak lain yang memiliki kepentingan terhadap kinerja suatu perusahaan dan dengan adanya prediksi kebangkrutan perusahaan juga dapat membantu memberikan panduan terhadap pihak-pihak lain tersebut mengenai kondisi keuangan perusahaan di masa yang akan datang. Perusahaan tentu akan terus berusaha untuk menghindari kondisi-kondisi yang dapat mengakibatkan kebangkrutan, hal ini disebabkan karena kondisi kebangkrutan tersebut dapat mengakibatkan kerugian bagi banyak pihak. Perusahaan akan mengalami kebangkrutan ketika perusahaan mengalami kondisi financial distress yang terburuk. Setiap perusahaan sebaiknya harus menggunakan model financial distress agar membantu perusahaan dalam mengetahui kondisi financial distress perusahaan sejak dini. Pada saat ini masih banyak perusahaan yang diprediksi mengalami penurunan, akan tapi perusahaan tersebut masih tetap beroperasi dengan sangat baik. Perusahaan tersebut juga tetap menunjukkan laporan keuangan yang sangat baik dan menunjukkan peningkatan prospek usahanya sehingga perusahaan dapat dinyatakan sehat. Namun hal tersebut membuat keraguan akan kebenaran laporan keuangan yang disajikan. Dunia kesehatan Indonesia saat ini seperti sedang jalan ditempat. Banyak produsen obat dalam negeri seolah mengalami upaya pengkerdilan secara sistematis. Hal ini dapat dilihat dari Kinerja dan pertumbuhan industri farmasi Indonesia menurut International Pharmaceutical Manufactures Grup (IPMG), pada tahun 2014 industri farmasi mengalami perlambatan sebesar 8% dengan nilai transaksi sekitar Rp 56 triliun. Menurut International Pharmaceutical Manufactures Grup (IPMG), kondisi tersebut disebabkan rendahnya belanja obat dan kesehatan masyarakat. Kemampuan perusahaan yang berada pada industri farmasi dalam menjaga keeksistensian perusahaan ke depan untuk menghadapi perubahan situasi baik di dalam negeri maupun di luar negeri dapat dilihat dari informasi yang terdapat di dalam laporan keuangan perusahaan. Informasi yang dapat diambil dari laporan keuangan salah satunya adalah jumlah penerimaan laba setiap tahunnya. Pada tahun 2013 sebagian besar emiten farmasi mengalami penurunan pendapatan dan juga laba bersih. Hal ini disebabkan oleh melemahnnya nilai tukar rupiah terhadap

3 dollar yang berimbas pada meningkatnya beban usaha emiten, Karena emiten farmasi masih mengandalkan sebagian besar bahan baku impor maka laba bersihnya ikut tergerus oleh selisih kurs tersebut (http://www.mangamsi.com). Hal ini juga disertai dengan adanya beberapa perusahaan pada sektor farmasi yang mengalami penurunan laba. Apabila hal ini terus berlangsung maka bukan tidak mungkin perusahaan tersebut akan mengalami kebangkrutan. Rasio likuiditas juga dapat digunakan sebagai indikator dalam memprediksi terjadinya financial distress. Rasio likuiditas menunjukkan kemampuan perusahaan untuk memenuhi liabilitasnya dalam jangka pendek. Perusahaan dikatakan dapat memenuhi kewajiban keuangannya tepat waktu apabila perusahaan tersebut mempunyai alat pembayaran atau aset lancar yang lebih besar dari pada liabilitas jangka pendek. Perusahaan yang mempunyai aktiva lancar lebih besar dari kewajiban lancarnya dengan perbandingan 2:1 atau setidaknya rasio lancar lebih dari 1 (satu), maka bisa dikatakan perusahaan dalam kondisi yang likuid untuk menutup kewajiban lancarnya sehingga kecil kemungkinan terjadi financial distress. Namun, apabila jumlah aktiva lancar yang dimiliki perusahaan lebih rendah dari jumlah kewajiban lancarnya, maka tidak akan cukup untuk menutup kewajiban lancar yang dimiliki perusahaan. Akibatnya, perusahaan dapat mengalami kesulitan keuangan dimana pembayaran kewajiban menjadi lambat dan dapat memicu untuk melakukan pinjaman yang lebih banyak lagi. Semakin tinggi rasio likuiditas maka semakin kecil kemungkinan perusahaan mengalami financial distress. Selain itu, indikator yang dapat digunakan untuk mengukur financial distress adalah profitabilitas. Profitabilitas suatu perusahaan diukur dengan kesuksesan perusahaan dan kemampuan perusahaan dalam menggunakan aktivanya secara produktif, dengan demikian profitabilitas suatu perusahaan dapat diketahui dengan memperbandingkan antara laba yang diperoleh dalam suatu periode dengan jumlah aktiva atau jumlah modal perusahaan tersebut (Afriyeni, 2012). Rasio profitabilitas yang akan digunakan yaitu return on assets. Apabila Return on Asset suatu perusahaan meningkat, berarti profitabilitas perusahaan meningkat, sehingga dampak akhirnya adalah peningkatan profitabilitas yang dinikmati oleh pemegang saham. Dengan demikian, semakin tinggi rasio ROA,

4 maka semakin rendah kemungkinan terjadinya financial distress pada perusahaan. Sebaliknya semakin rendah rasio ROA menunjukkan kinerja keuangan yang tidak baik dimana perusahaan tidak mampu mengoptimalkan aktiva yang dimiliki untuk menghasilkan keuntungan sehingga profitabilitas menurun dan kemungkinan terjadinya financial distress semakin besar. Semakin tinggi kemampuan perusahaan menghasilkan laba, maka semakin kecil kemungkinan perusahaan akan mengalami financial distress. Hasil penelitian yang telah dilakukan sebelumnya mengenai pengaruh variabel likuiditas, profitabilitas terhadap financial distress menunjukkan hasil yang berbeda-beda.. Hasil penelitian yang dilakukan oleh Mas ud dan srengga (2012), menunjukkan bahwa likuiditas tidak berpengaruh signifikan terhadap financial distress, sedangkan profitabilitas dan arus kas operasi berpengaruh signifikan terhadap financial distress. Hasil penelitian yang dilakukan oleh Hapsari (2012), menunjukkan hasil yang berbeda yaitu likuiditas tidak berpengaruh signifikan terhadap financial distress, profitabilitas berpengaruh signifikan terhadap financia distress. Hasil penelitian yang dilakukan oleh Widarjo, Wahyu dan Doddy Setiawan (2009) menunjukkan bahwa Likuiditas dengan perhitungan Quick Ratio dan Profitabilitas memiliki pengaruh signifikan negatif terhadap Financial distress, sedangkan penelitian Triwahyuningtias dan Muharam (2012) yang menyatakan bahwa rasio likuiditas memiliki pengaruh positif dan signifikan terhadap prediksi financial distress. Dari penelitian-penelitian yang dilakukan sebelumnya menunjukkan hasil yang tidak konsisten, hal ini yang melatarbelakangi penulis untuk melakukan penelitian lebih lanjut mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi financial distress dengan judul Pengaruh Likuiditas, Profitabilitas terhadap Financial distress pada Perusahaan Farmasi Yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode 2010-2014.

5 1.2 Perumusan Masalah Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan diatas, maka permasalahan penelitian ini dapat dirumusan sebagai berikut : 1. Apakah likuiditas dan profitabiltas secara simultan berpengaruh terhadap kondisi financial distress pada perusahaan farmasi yang terdaftar di BEI periode 2010-2014? 2. Apakah likuiditas dan profitabiltas secara Parsial berpengaruh terhadap kondisi financial distress pada perusahaan farmasi yang terdaftar di BEI periode 2010-2014? 1.3 Ruang Lingkup Pembahasan Agar pembahasan dalam penulisan laporan akhir ini lebih terarah dapat dapat memberikan gambaran yang jelas terhadap permasalahan, maka penulis membatasi ruang lingkup pembahasan hanya pada perusahaan manufaktur sektor farmasi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2010-2014 mengenai Likuiditas, profitabilitas dan financial distress. 1.4 Tujuan dan Manfaat Penelitian 1.4.1 Tujuan Penelitian Tujuan penelitian ini sesuai dengan rumusan masalah yang telah dikemukakan adalah untuk mengetahui : 1. Pengaruh likuiditas dan profitabiltas secara simultan terhadap kondisi financial distress pada perusahaan industri farmasi yang terdaftar di BEI 2010-2014. 2. Pengaruh likuiditas dan profitabiltas secara Parsial terhadap kondisi financial distress pada perusahaan industri farmasi yang terdaftar di BEI 2010-2014.

6 1.4.2 Manfaat Penelitian Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai berikut: 1. Bagi Peneliti Dapat memberikan kegunaan bagi penulis dalam hal pengembangan wawasan dan pandangan dalam menerapkan ilmu yang telah penulis dapatkan semasa dibangku perkuliahan, baik dari segi teoritis maupun aplikasi secara nyata dalam dunia kerja. 2. Bagi Perusahaan Hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan dasar pertimbangan dalam pengambilan keputusan perusahaan untuk menilai faktor faktor yang dapat mempengaruhi financial distress. 3. Bagi Akademisi Sebagai referensi dalam menambah perbendaharaan penelitian akademisi untuk dapat dijadikan sebagai kajian lebih lanjut yang ingin melakukan penelitian pada bidang yang sama. 1.5 Sistematika Penulisan Sistem penulisan ini bertujuan untuk memberikan garis besar mengenai isi laporan akhir secara ringkas dan jelas, sehingga terdapat gambaran hubungan antara bab. Bab-bab tersebut dibagi menjadi beberapa sub bab secara keseluruhan. Adapun sistematika penulisan terdiri dari 5 (lima) bab, yaitu: BAB I BAB II PENDAHULUAN Pada bab ini, penulis mengemukakan tentang apa yang melatarbelakangi penulis dalam memilih judul, perumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian, metode pengumpulan data dan sistematika penulisan. TINJAUAN PUSTAKA Pada bab ini, penulis akan menguraikan teori-teori yang terkait dan melandasi penelitian ini yaitu penjelasan tentang analisis laporan keuangan, rasio keuangan, rasio-rasio yang digunakan untuk mengetahui faktor yang mempengaruhi financial distress serta

7 BAB III BAB IV BAB V perhitungan yang akan digunakan untuk mengukur financial distress. METODE PENELITIAN Pada bab ini berisi tentang sampel yang digunakan dalam penelitian dan informasi data-data yang diperlukan dalam melakukan pengujian penelitian meliputi identifikasi dan definisi operasional variabel, jenis penelitian, populasi dan sampel, jenis data, metode pengumpulan data, serta model dan teknik analisis yang digunakan. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Pada bab ini dijelaskan analisis data yang akan dilakukan dalam penelitian ini. Selain itu juga akan dijelaskan hasil pengujian hipotesis pada penelitian ini. SIMPULAN DAN SARAN Bab ini adalah bab terakhir dimana penulis memberikan kesimpulan dari isi pembahasan yang telah penulis uraikan pada bab-bab sebelumnya, serta saran-saran yang diharapkan akan bermanfaat dalam pemecahan masalah dan penelitian yang akan datang.