BAB I PENDAHULUAN. Muhammad saw (Q.S Al Anbiya: 107), tetapi kebanyakan manusia masih. Rahmat yang diberikan Allah swt kepada manusia bermacam-macam

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. hipotesis penelitian; f) kegunaan penelitian; g) penegasan istilah.

BAB I PENDAHULUAN. diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang. diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa, dan Negara.

BAB I PENDAHULUAN. memiliki potensi kreatif dan inovatif dalam segala bidang kehidupannya, sehingga

BAB I PENDAHULUAN. Menyambung yang Terputus dan Menyatukan yang Tercerai), Alfabeta, Bandung, 2009, hlm. 2.

BAB I PENDAHULUAN. manusia. Pendidikan di mulai dari kandungan, hingga dewasa yang didapatkan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan salah satu pilar dalam kemajuan bangsa, dan

BAB I PENDAHULUAN. banyak berhubungan dengan para siswa jika dibandingkan dengan personal

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah usaha yang dilakukan dengan sengaja dan sistematis

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Long life education adalah motto yang digunakan oleh orang yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pendidikan memegang peranan yang amat penting untuk menjamin

BAB 1 PENDAHULUAN. tetapi pendidikan bukan sesuatu yang ada dengan sendirinya, pendidikan harus di

BAB I PENDAHULUAN. adalah bidang pendidikan. Pendidikan merupakan salah satu aspek terpenting

BAB I PENDAHULUAN. ketrampilan tetapi lebih dari itu adalah transfer prilaku.

BAB I PENDAHULUAN. hlm Wahjosumidjo, Kepemimpinan Kepala Sekolah, PT. Raja Grafindo Persada, Jakarta, 2003,

BAB I PENDAHULUAN. Islam dimana norma-norma agama senantiasa dijadikan sumber pegangan. 1

BAB I PENDAHULUAN. Suwarto, Pengembangan Tes Diagnosis dalam Pembelajaran, Pustaka Pelajar, Yogyakarta, 2013, hal. 3-4.

BAB I PENDAHULUAN. memperoleh kesempatan untuk mengembangkan potensi yang dimilikinya

BAB I PENDAHULUAN. cita-cita bangsa, seperti yang telah tertuang dalam Pembukaan Undang-Undang. Allah dalam Al-Qur an pada surah Al-Mujadalah ayat 11:

BAB I PENDAHULUAN. Sebuah konsep Pembelajaran Berbasis Kecedasan, PT. Bumi Aksara, Jakarta, 2009, hlm. 108.

PENGARUH LINGKUNGAN SOSIAL DAN MOTIVASI BELAJAR TERHADAP PRESTASI BELAJAR EKONOMI PADA SISWA KELAS VIII MTs AL IRSYAD NGAWI TAHUN AJARAN 2011/2012

BAB I PENDAHULUAN. dalam keluarga, masyarakat, maupun kehidupan berbangsa dan bernegara. Maju

BAB I PENDAHULUAN. dengan mengkondisikan kelas atau mengelola kelas, agar pelaksanaan. pembelajaran dapat berjalan dengan efektif.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. belum lagi ditemukan pada saat arus globalisasi dan Era pasar bebas terus

BAB I PENDAHULUAN. Karya, Bandung, 2008, hlm Kamus Besar Bahasa Indonesia lengkap, CV Mini Jaya Abadi, Jakarta, 2000, hlm. 58.

BAB I PENDAHULUAN. semua pihak terhadap pendidikan anak-anak, karena anak adalah amanah yang

BAB I PENDAHULUAN. Masalah pendidikan adalah masalah yang sangat penting dalam. kehidupan, baik kehidupan keluarga atau berbangsa dan bernegara.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. kemakmuran atau kemajuan suatu bangsa. Pendidikan yang ada di sekitar kita. tentang Sistem Pendidikan Nasional disebutkan bahwa:

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan adalah sebagai usaha membina dan mengembangkan

BAB I PENDAHULUAN. bangsa, karena salah satu faktor penting dalam kemajuan suatu bangsa itu terletak

BAB I PENDAHULUAN. sebagai sesuatu yang penting dan utama dalam konteks pembangunan bangsa

BAB I PENDAHULUAN. Mempelajari pendidikan Islam sangat penting bagi kehidupan setiap. muslim karena pendidikan merupakan suatu usaha yang membentuk

BAB I PENDAHULUAN. beradaptasi dengan lingkungan sekitarnya. Tidak seorangpun yang dilahirkan

BAB I PENDAHULUAN. untuk memimpin jasmani dan rohani ke arah kedewasaan. Dalam artian,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Era globalisasi saat ini ditandai dengan ilmu teknologi yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif

BAB I PENDAHULUAN. merupakan pembeda dengan makhluk lainnya. Oleh karena itulah manusia

BAB I PENDAHULUAN. rohaninya untuk mencapai tingkat dewasa. 2 Dengan demikian, pendidikan. berlangsung di sekolah dan di luar sekolah.

BAB I PENDAHULUAN. kegiatan bimbingan, pengajaran atau latihan, yang berlangsung di sekolah dan

BAB I PENDAHULUAN. untuk memimpin jasmani dan rohani kearah kedewasaan. 1 Dalam artian,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan suatu kebutuhan pokok bagi manusia. Tanpa

BAB 1 PENDAHULUAN. masyarakat. Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945

BAB I PENDAHULUAN. luas, pendidikan diartikan sebagai tindakan atau pengalaman yang mempengaruhi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pendidikan merupakan sistem dan cara meningkatkan kualitas

BAB I PENDAHULUAN. yang harus dipenuhi sepanjang hayat. Tanpa pendidikan sama sekali mustahil

BAB I PENDAHULUAN. dengan eksistensi pendidikan. Jika pendidikan memiliki kualitas tinggi, maka

BAB I PENDAHULUAN. untuk membina kepribadiannya sesuai dengan nilai-nilai di dalam masyarakat dan

BAB I PENDAHULUAN. menghadapi masa depannya. Sasaran pendidikan yaitu memajukan dan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan hal yang sangat penting karena itu merupakan kebutuhan

A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. keberhasilan suatu bangsa. Dalam Undang-Undang Nomor 20 Tahun Negara yang demokratis, serta bertanggung jawab.

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan nasional termasuk didalamnya bidang pendidikan, itulah sebabnya

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar

BAB I PENDAHULUAN. secara menyeluruh bagi seseorang. Tidak terkecuali bagi seorang siswa dalam

BAB I PENDAHULUAN. jauh lebih banyak dan lebih komplek dibandingkan pada masa-masa sebelumnya.

I. PENDAHULUAN. Pendidikan adalah salah satu kebutuhan yang penting bagi setiap bangsa.

A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. melalui metode pengajaran dalam pendidikan islam di dalamnya memuat

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan di Indonesia saat ini mengalami kemajuan dan

BAB I PENDAHULUAN. Pembelajaran adalah suatu proses pendewasaan berfikir. Nilai demi nilai

BAB I PENDAHULUAN. terkecuali bangsa Indonesia yang sedang membangun sehingga dapat. bertujuan untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia.

BAB I PENDAHULUAN. kembali pemikiran kita tentang makna pendidikan itu sendiri. Pendidikan terkait dengan nilai-nilai, mendidik berarti memberikan,

BAB I PENDAHULUAN. bahwa bangsa yang berada dalam tahap pembangunan dan perkembangan,

BAB I PENDAHULUAN. berkembang disegala aspek kehidupannya. Oleh karena itu, pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. mengalami proses pendidikan yang didapat dari orang tua, masyarakat maupun

BAB I PENDAHULUAN. dalam membangun dan mengembangkan karakter manusia yang seutuhnya.

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah suatu proses usaha manusia guna menimbulkan dan

BAB I PENDAHULUAN. Press, Jakarta, 2007, Hlm. 4. Daya Saing Lembaga Pendidikan Islam, Ar-Ruzz Media, Jogjakarta, 2013, Hlm. 189

BAB I PENDAHULUAN. Islam yang akan menjadikan pendidikan berkualitas, individu-individu yang

BAB I PENDAHULUAN. religiusitas dalam kehidupan manusia. Temuan-temuan empiric dan

BAB I PENDAHULUAN. alam. Pedoman dalam mengajarkan ajarannya yaitu berupa Al-Qur an. Al-

BAB I PENDAHULUAN. Fungsi sekolah erat hubungannya dengan masyarakat. dan didukung oleh lingkungan masyarakat. 1

BAB I PENDAHULUAN. Bandung, Hlm E. Mulyasa, Pengembangan Dan Implementasi Kurikulum 2013, Remaja Rosdakarya,

BAB I PENDAHULUAN. didik melalui suatu interaksi, proses dua arah antara pendidik dan peserta didik

Bab I. Pendahuluan. semua manusia, sebuah kebutuhan pokok yang wajib dipenuhi bagi

BAB I PENDAHULUAN. yang semakin mengglobal dan kompetitif memunculkan tantangan-tantangan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar

BAB I PENDAHULUAN. Kode etik adalah norma-norma yang mengatur tingkah laku seseorang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan mempunyai peran yang sangat menentukan bagi

BAB I PENDAHULUAN. keharusan bagi bangsa Indonesia sebagai negara yang sedang berkembang

BAB I PENDAHULUAN. tertentu termasuk pendidikan yang ada di Indonesia. Tujuan pendidikan di

BAB I PENDAHULUAN. sehingga kelangsungan hidup manusia akan berjalan dengan lancar dan optimal.

BAB I PENDAHULUAN. dirumuskan itu bersifat abstrak sampai pada rumusan-rumusan yang dibentuk

BAB I PENDAHULUAN. sangat pesat. Demikian juga piranti pendidikan yang semakin canggih, oleh

BAB I PENDAHULUAN. kalangan ilmuwan khususnya para ahli pendidikan. Hal ini karena pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. keberhasilan dan kelangsungan hidup Bangsa dan Negara di segala bidang. dan mengembangkan kualitas sumber daya manusia.

BAB I PENDAHULUAN. Manusia adalah makhluk yang dinamis dan bercita-cita ingin meraih

BAB I PENDAHULUAN. di antara makluk-nya yang lain. Allah memberi banyak kelebihan kepada

BAB I PENDAHULUAN. nasional adalah pembangunan di bidang pendidikan yang bertujuan untuk

BAB I PENDAHULUAN. dicapai demi tercapainya tujuan. Masalah pendidikan telah disebutkan dalam

BAB I PENDAHULUAN. Seorang Guru merupakan bagian terpenting dalam proses belajar

BAB I PENDAHULUAN. sangatlah beragam, antara lain: kurikulum 2013 hanya akan memberi beban

BAB I PENDAHULUAN. berperan dengan sebaik-baiknya dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.

A. LATAR BELAKANG MASALAH

BAB II KEPALA MADRASAH DAN KINERJA GURU. madrasah. Kata kepala dapat diartikan ketua atau pemimpin dalam suatu

BAB I PENDAHULUAN. tujuan pendidikan menurut sistem Pendidikan Nasional Pancasila dengan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan tidak diperoleh begitu saja dalam waktu yang singkat, namun

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan suatu bangsa. Pendidikan itu sendiri adalah usaha sadar dan terencana

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Konteks Penelitian Allah swt telah memberikan rahmat kepada seluruh umat manusia, baik yang langsung atau tidak langsung dari agama yang dibawa oleh Nabi Muhammad saw (Q.S Al Anbiya: 107), tetapi kebanyakan manusia masih banyak yang mengingkari. Padahal apabila manusia menerima rahmat dan mensyukuri nikmat ini, niscaya dia akan bahagia di dunia dan di akhirat. Rahmat yang diberikan Allah swt kepada manusia bermacam-macam diantaranya manusia diberikan akal untuk bisa berfikir. Allah swt berfirman: Artinya:..... Katakanlah: "Adakah sama orang-orang yang mengetahui dengan orang-orang yang tidak mengetahui?" Sesungguhnya orang yang berakallah yang dapat menerima pelajaran. (Q.S Az Zumar: 9) 1 Dalam ayat ini Allah swt menekankan perbedaan orang yang berilmu dengan yang tidak berilmu. Hal ini menunjukkan bahwa kedudukan orang yang berilmu itu berbeda dengan orang tidak berilmu. Orang yang berilmu itu mempunyai kedudukan yang lebih tinggi. Dan hanya orang-orang yang mepunyai akallah yang bisa menerima pelajaran. Jadi orang tidak berakal susah untuk bisa menerima pelajaran yang diajarkan. 1 Departemen Agama RI, Al- Qur an dan Terjemah, (Surakarta : Media Insani Publishing, 2007) 1

2 Allah swt memberikan potensi kepada manusia yang bersifat jasmaniah dan rohaniah untuk belajar dan mengembangkan ilmu pengetahuan dan teknologi untuk kemaslahatan umat manusia itu sendiri. Potensi-potensi tersebut terdapat dalam organ-organ fisio-psikis manusia yang berfungsi sebagai alat-alat penting untuk melakukan kegiatan belajar, diantaranya adalah sebagai berikut: 1. Indera penglihat (mata), yakni alat fisik yang berguna untuk menerima informasi visual. 2. Indera pendengar (telinga), yakni alat fisik yang berguna untuk menerima informasi verbal. 3. Akal, yakni potensi kejiwaan manusia berupa system psikis yang kompleks untuk menyerap, mengolah, menyimpan, memproduksi kembali item-item informasi dan pengetahuan (ranah kognitif). 2 Sehingga belajar merupakan kewajiban dan kebutuhan manusia. Tanpa ilmu manusia akan tersesat dari jalan kebenaran. Tanpa ilmu manusia tidak akan mampu merubah suatu peradaban. Bahkan dirinyapun tidak bisa menjadi lebih baik. Karena menuntut ilmu (belajar) merupakan sesuatu yang sangat penting dan merupakan kewajiban bagi setiap muslim. Dari uraian tersebut sudah menjadi keharusan dalam menuntut ilmu. Setiap manusia bisa mendapatkan ilmu dari keluarga, lingkungan maupun lembaga pendidikan formal (sekolah). Sesuai dengan asas pendidikan yang dianut oleh pemerintah dan bangsa Indonesia, yakni pendidikan seumur hidup (life long education), maka 2 Muhibbin Syah, Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2010) hal.99

3 pendidikan merupakan tanggung jawab bersama antara keluarga, masyarakat dan pemerintah. Hal ini dinyatakan dalam GBHN 1983 1988 sebagai berikut: Pendidikan berlangsung seumur hidup dan dilaksanakan di dalam lingkungan rumah tanga, sekolah, dan masyarakat. Karena itu, pendidikan adalah tanggung jawab bersama antara keluarga, masyarakat, dan pemerintah. 3 Hakekat pendidikan adalah usaha orang dewasa secara sadar untuk membimbing dan mengembangkan kepribadian serta kemampuan dasar anak didik baik dalam bentuk pendidikan formil dan non formil. Jadi dengan kata lain, pendidikan pada hakikatnya adalah ikhtiar manusia untuk membantu dan mengarahkan fitrah manusia supaya berkembang sampai kepada titik maksimal yang dapat dicapai sesuai dengan tujuan yang dicita-citakan. 4 Maka pendidikan merupakan suatu proses atau upaya sadar untuk menjadikan manusia ke arah yang lebih baik. Pendidikan memberikan kita pengetahuan yang luas, juga memberikan pelajaran kepada kita mengenai dunia sekitar, mengembangkan pemikiran tentang pandangan kehidupan. Pendidikan juga memberi kontribusi yang sangat besar terhadap kemajuan suatu bangsa dan membangun watak bangsa. Sekolah / Madrasah diharapkan dapat menghasilkan lulusan-lulusan ataupun output yang baik, berkualitas, memiliki prestasi belajar yang bagus dan bisa diandalkan. Untuk mencapai keberhasilan pendidikan tersebut harus melalui beberapa proses dan sistem yang baik. Oleh karena itu pendidikan mempunyai berbagai macam perangkat 3 Ngalim purwanto, ilmu pendidikan teoritis, Bandung: PT Remaja Rosdakarya, Cet 19 : 2009, hal:13 4 Muhammad Arifin, Hubungan Timbal Balik Pendidikan Agama Di Lingkungan Sekolah Dan Keluarga, (Jakarta: Bulan Bintang, 1977), hal. 108

4 dalam belajar mengajar, yakni mulai dari sumber belajar, metode yang digunakan, media, hingga evaluasi, dan itu semua juga tidak terlepas dari kepemimpinan kepala madrasah atau sekolah. Sedangkan kurikulum pendidikan agama islam itu sendiri merupakan penjabaran UU no. 20 tahun 2003 Pasal 1 menyatakan bahwa pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual-keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia serta ketrampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan Negara. 5 Sekolah sebagai lembaga pendidikan formal diharapkan dapat mencetak generasi penerus yang tidak hanya pandai dalam bidang keilmuannya tapi juga memiliki akhlak yang baik. Untuk mencapai tujuan pendidikan tersebut, perlu adanya faktor pendukung baik dari orang tua peserta didik, masyarakat, pendidik, juga dari pemerintah agar menjalin hubungan yang baik supaya apa yang diharapkan dapat tercapai. Di era globalisasi seperti sekarang ini, pendidikan harus menjadi fokus utama, agar bangsa ini bisa bersaing dengan negara lain. Salah satu problematika dalam dunia pendidikan saat ini adalah mengenai kualitas guru. Guru merupakan pahlawan tanpa tanda jasa, memiliki peran yang sangat penting, karena dalam pembelajaran guru memiliki hubungan yang terdekat dengan peserta didik. Gagalnya seorang guru mencapai tujuan pengajaran sejalan dengan ketidak mampuan guru mengelola kelas. Indikator kegagalan itu adalah 5 Undang-Undang R.I No. 20 tahun 2003 pasal 1, Tentang Sisdiknas, hal. 1

5 prestasi belajar siswa rendah, tidak sesuai standart atau batas ukuran yang ditentukan. Karena itu, pengelolaan kelas merupakan kompetensi guru yang sangat penting dikuasai oleh guru dalam kerangka keberhasilan proses belajar mengajar. 6 Masalah ini yang harus diperhatikan oleh guru, bagaimana seorang guru berkreatifitas dalam meningkatkan kualitas proses belajar mengajar, seperti membuat kegiatan belajar mengajar lebih menarik, mengecek pekerjaan siswa, memberikan tugas atau mungkin membuat kelompok belajar agar siswa saling berdiskusi dan sebagainya, supaya anak didik mempunyai peluang untuk berperan aktif sehingga anak didik mampu mengubah tingkah lakunya secara lebih efektif dan efisien. 7 Rendahnya kualitas guru di Indonesia dapat dilihat dari kelayakan guru mengajar. Bukti dari rendahnya kualitas guru tersebut dapat terlihat dari masih banyaknya guru yang tidak menguasai berbagai kompetensi. Misalnya saja masih banyak guru mengalami kendala dalam menerapkan berbagai strategi pembelajaran. Dalam pembelajaran, seorang guru dituntut untuk mampu mengembangkan berbagai kompetensi yang ada pada dirinya. Sehingga diharapkan dengan peningkatan kompetensi tersebut akan menciptakan suasana belajar yang lebih menarik. Jika dalam mengajar ternyata guru belum mampu menggunakan variasi metode pembelajaran, maka dikhawatirkan minat siswa terhadap pelajaran akan berkurang. Menurut Agus Mirwan dalam bukunya teori mengajar : mendidik dan mengajar bukan 6 Syaiful Bahri Djamarah dan Aswan Zain, Strategi Belajar Mengajar, Cet.4 (Jakarta:Rineka Cipta,2010), hal.194 7 Syaiful Bahri Djamarah, Guru dan Anak didik dalam Interaksi Edukatif, (Jakarta: Rineka Cipta, 2000), hal. 80

6 pekerjaan amatiran yang dikerjakan sambil lalu ataupun pekerjaan iseng melainkan pekerjaan professional, harus dikerjakan dengan penuh kesungguhan, kesabaran, ketekunan, dan tanggung jawab, apalagi yang dihadapi adalah anak-anak yang sedang tumbuh dan berkembang. 8 Salah satu usaha untuk meningkatkan kualitas guru, dilakukan melalui supervisi kepala madrasah untuk meningkatkan kinerja guru. Kepala sekolah merupakan figur yang menjadi contoh dan panutan bagi para guru dan para siswa dalam hal pembentukan karakter baik dalam hal disiplin, maupun dalam hal etika dan moral. Kepala madrasah merupakan jabatan tertinggi di suatu lembaga pendidikan, dimana ada guru dan staf-stafnya yang berada dibawah pimpinannya. Peserta didik juga tidak terlepas dari pimpinan kepala madrasah. Menurut Mulyasa dalam bukunya Implementasi Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan Kemandirian Guru dan Kepala Sekolah yaitu: Kepala madrasah dikatakan sebagai pemimpin yang efektif bilamana ia mampu menjalankan proses kepemimpinannya yang mendorong, mempengaruhi dan mengarahkan kegiatan dan tingkah laku kelompoknya. Inisiatif dan kreativitas kepala madrasah yang mengarah kepada kemajuan madrasah merupakan bagian integratif dari tugas dan tanggungjawab. Fungsi utamanya ialah menciptakan kegiatan belajar mengajar yang efektif dan efesien. 9 Menurut M. Ngalim Purwanto, Kepala Sekolah merupakan pemimpin pendidikan yang sangat penting karena lebih dekat dan langsung berhubungan dengan pelaksanaan dengan program pendidikan tiap-tiap sekolah dan tercapai tidaknya tujuan pendidikan itu, sangatlah bergantung kepeda kebijakan dan kecakapan kepala sekolah sebagai pemimpin 8 Agus Mirwan, Teori Mengajar, Yogyakarta: Sumbangsih Offset, hal. 3 9 Mulyasa, Implementasi Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan Kemandirian Guru dan Kepala Sekolah. Jakarta: PT Bumi Aksara, 2009, hal. 102

7 pendidikan. 10 Ketika seorang kepala madrasah dapat mempengaruhi kegiatan dan tingkah laku kelompokya, terutama guru maka proses belajar mengajar akan berjalan dengan lancar. Tujuan utamanya untuk menjadikan peserta didik yang berprestasi yang bermula dari pembelajaran yang menyenangkan di dalam kelas. Ketika seorang kepala madrasah dapat mempengaruhi kegiatan dan tingkah laku kelompokya, terutama guru maka proses belajar mengajar akan berjalan dengan lancar. Tujuan utamanya untuk menjadikan peserta didik yang berprestasi yang bermula dari pembelajaran yang menyenangkan di dalam kelas. Hal tersebut bisa terjadi apabila seorang guru memiliki kinerja yang baik. Seorang kepala madrasah dan guru apabila tidak memperhatikan permasalahan ini, dikhawatirkan kinerja guru tidak akan mengalami perubahan. Pembelajarannya juga hanya akan seperti kurikulum-kurikulum terdahulu tanpa ada perubahan yang berarti. Seorang guru membutuhkan supervisi yang dilakukan oleh kepala madrasah bersifat kunjungan kelas. Dimana kepala madrasah masuk ke dalam kelas dan melihat proses pembelajaran yang dilakukan oleh guru secara langsung. Kepala madrasah memberi masukan kepada guru apabila ada kekurangan, memberikan solusi terhadap masalah yang sedang dihadapi guru, mendengar setiap keluhan yang menjadi permasalahan guru. Kepala madrasah juga menilai apakah pembelajaran yang sedang berlangsung sudah sesuai dengan kurikulum yang berlaku atau belum. Jadi, supervisi tidak hanya hal.12 10 M. Ngalim Purwanto dkk, Administrasi Pendidikan. Jakarta: Mutiara Offset. 1984,

8 menilai tentang perangkat pembelajaran saja, namun proses pembelajaran seharusnya juga mendapatkan perhatian kepala madrasah. Menurut Suharsimi Arikuntoro, supervisi dalam dunia pendidikan adalah pembinaan yang diberikan kepada seluruh staf sekolah agar mereka dapat meningkatkan kemampuan untuk mengembangkan situasi belajar mengajar yang lebih baik. 11 kegiatan pokok supervisi adalah melakukan pembinaan kepada sekolah pada umumnya dan guru pada khususnya agar kualitas pembelajarannya meningkat. Sebagai dampak meningkatnya kualitas pembelajaran, tentu dapat meningkatkan pula prestasi belajar siswa, dan itu berarti meningkatlah kualitas lulusan sekolah itu. 12 MAN 2 Tulungagung merupakan salah satu dari beberapa lembaga yang bercirikan Islam dalam mendukung keberhasilan tujuan pendidikan Nasional. Hal tersebut dapat dilihat dalam meningkatkan prestasi belajar peserta didik secara terus menerus, dengan inovasi pendidikan yang dikembangkan di madrasah tersebut adalah dengan membuka jurusan agama yang masih berjalan 2 (dua) tahun ini dan diadakannya kegiatan-kegiatan yang menunjang prestasi belajar peserta didik. MAN 2 Tulungagung juga membuka jurusan yang setara dengan D1 yaitu jurusan prodistik. Dimana dalam jurusan ini, peserta didik mendapatkan ketrapilan dalam memanfaatkan teknologi yang semakin berkembang pada saat ini. Supervisi yang baik nampaknya juga dimiliki oleh kepala madrasah di MAN 2 Tulungagung. Guru-guru yang ada di MAN 2 Tulungagung 11 Suharsimi Arikuntoro, Organisasi dan Administrasi Pendidikan Teknologi dan Kejuruan, Jakarta: Rajawali Pusat, 1990, hal.154 12 Suharsimi Arikuntoro, Dasar-Dasar Supervisi, (Jakarta: PT Rineka Cipta, 2004), hal.5

9 tersebut sangat giat dan rajin dalam bekerja (mengajar peserta didiknya). Hal tersebut dikarenakan setiap hari kepala madrasahnya telah memberikan motivasi dan mendukung guru-guru dalam bekerja. Di samping itu, kepala madrasah yang ada di lembaga tersebut mampu mengatur dan mengelola sumber daya dengan baik. Hal tersebut terbukti dengan arahan-arahan yang diberikan kepala madrasah kepada guru di sana dalam hal peningkatan efektifitas pembelajaran. 13 Berdasarkan latar belakang diatas secara singkat bahwa kepala madrasah berperan penting dalam meningkatkan kinerja guru sehingga pengelolaan yang terjadi didalam kelas dapat mencapai keberhasilan yang diinginkan. Berangkat dari hal itulah maka peneliti tertarik untuk mengadakan penelitian yang peneliti tuangkan dalam skripsi yang berjudul Supervisi Kepala Madrasah dalam meningkatkan kinerja guru di MAN 2 Tulungagung B. Fokus Masalah Atas dasar pemikiran dan permasalahan di atas maka yang muncul antara lain: 1. Bagaimana perencanaan supervisi kepala madrasah dalam meningkatkan kinerja guru di MAN 2 Tulungagung? 2. Bagaimana pelaksanaan supervisi kepala madrasah dalam meningkatkan kinerja guru di MAN 2 Tulungagung? C. Tujuan Penelitian Berdasarkan pada fokus penelitian di atas, tujuan yang ingin dicapai antara lain: 13 Observasi tanggal 26 April 2016

10 1. Untuk mengetahui perencanaan supervisi kepala madrasah dalam meningkatkan kinerja guru di MAN 2 Tulungagung. 2. Untuk mengetahui pelaksanaan supervisi kepala madrasah dalam meningkatkan kinerja guru di MAN 2 Tulungagung. D. Batasan Masalah Memperhatikan fokus penelitian di atas perlu adanya pembatasan masalah agar penelitian ini lebih terfokus pada tema pokok penelitian. Adapun masalah yang akan dipecahkan pada penelitian ini mengenai Perencanaan dan Pelaksanaan Supervisi Kepala Madrasah dalam Meningkatkan Kinerja Guru di MAN 2 Tulungagung. E. Manfaat Penelitian Hasil penelitian ini diharapkan akan memberikan manfaat sebagai berikut: 1. Manfaat Teoritis Memperkaya kajian tentang Supervisi kepala madrasah dalam meningkatkan kinerja guru di MAN 2 Tulungagung. Hasil penelitian ini diharapkan dapat melengkapi atau sebagai sumbangsih pikiran terhadap khazanah ilmiah dalam meningkatkan kualitas pendidikan agama Islam dan lebih khusus lagi sebagai kontribusi bagi kepala madrasah dalam meningkatkan kinerja guru. 2. Manfaat Praktisi a. Bagi Peneliti Sebagai sarana untuk menambah wawasan, pengetahuan dan pengalaman peneliti serta salah satu prasyarat yang harus dipenuhi guna memperoleh gelar sarjana.

11 b. Bagi MAN 2 Tulungagung Dapat memberikan informasi bagi madrasah, mengenai pengaruh supervisi kepala madrasah terhadap kinerja guru. Selain itu juga sebagai bahan evaluasi pelaksanaan supervisi akademik oleh kepala madrasah. c. Bagi IAIN Tulungagung Sebagai salah satu bahan untuk menambah referensi bacaan bagi mahasiswa IAIN Tulungagung pada umumnya, dan bagi mahasiswa Pendidikan Agama Islam pada khususnya. F. Penegasan Istilah Untuk mempermudah pemahaman serta untuk menghindari kesalahpahaman dalam menafsirkan istilah-istilah dalam judul penelitian ini, maka dalam kesempatan ini penulis memberikan penjelasan agar maksud dan artinya menjadi jelas, sebagai berikut : 1. Secara Konseptual Supervisi berasal dari dua kata bahasa Inggris, yaitu super dan vision. Super yang berarti di atas dan vision yang berarti melihat, masih serumpun dengan inspeksi, pemeriksaan dan pengawasan, dan penilikan, dalam arti kegiatan yang dilakukan oleh atasan (orang yang berposisi di atas, yaitu pimpinan) terhadap hal-hal yang ada di bawahnya, yaitu yang menjadi bawahannya. Di dalam supervisi, pelaksanaan bukan mencari-cari kesalahan tetapi lebih banyak mengandung unsur pembinaan, agar kondisi pekerjaan yang sedang disupervisi dapat diketahui kekurangannya (bukan semata-mata

12 kesalahannya) untuk dapat diberitahu bagian yang perlu dierbaiki. 14 Kegiatan pokok supervisi adalah melakukan pembinaan kepada sekolah pada umumnya dan guru pada khususnya agar kualitas pembelajarannya meningkat. Sebagi dampak meningkatnya kualitas pembelajran, tentu dapat meningkat pula prestasi belajar siswa, dan itu berarti meningkatlah kualitas lulusan sekolah itu. 15 Kepala madrasah dapat didefinisikan sebagai seorang tenaga fungsional guru yang diberi tugas untuk memimpin suatu madrasah dimana diselenggarakan proses belajar mengajar. 16 Kinerja berasal kata kerja yang artinya apa yang dilakukan, kegiatan. 17 Kinerja adalah gambaran mengenai tingkat pencapaian pelaksanaan suatu kegiatan/program/kebijakan dalam mewujudkan sasaran, tujuan, misi, dan visi lembaga. 18 Guru adalah pendidik profesional dengan tugas utama mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai, dan mengevaluasi peserta didik pada pendidikan anak usia dini jalur pendidikan anak usia dini jalur pendidikan formal, pendidikan dasar, dan pendidikan menengah. 19 2. Secara Operasional 14 Suharsimi Arikuntoro, Dasar-dasar Supervisi, Jakarta: PT RINEKA CIPTA, Cet.1: 2006, hlm.2 15 Suharsimi Ibid. hal 5 16 Wahjo sumidjo, Kepemimpinan Kepala Sekolah, Tinjauan Teoritik dan Permasalahannya, (Jakarta: PT Raja grafindo Persada, 1999), Hlm. 81 17 JS Badudu dan Sutan Muhammad Zain, Kamus Umum Bahasa Indonesia, (Jakarta: Pustaka Sinar Harapan, 1996), h. 678 18 Abdullah Munir, Menjadi Kepala Sekolah Yang Efektif, (Yogyakarta: Ar-Ruzz Media, 2008), h. 30 19 Undang-Undang RI Nomor 14 Tahun 2005 Tentang Guru dan Dosen, (Jakarta:CV Novindo Mandiri, 2005), hlm. 2

13 Pengertian dari Supervisi kepala madrasah dalam meningkatkan kinerja guru di MAN 2 Tulungagung adalah sebuah penelitian yang membahas tentang supervisi yang harus dilakukan kepala madrasah dalam mengelola dan meningkatkan kinerja guru yang meliputi: perencanaan dan pelaksanaan supervisi yang dilakukan Kepala Madrasah Aliyah Negeri Tulungagung. Kepala madrasah merupakan jabatan tertinggi di lembaga pendidikan (sekolah) memiliki kebijakan dan wewenang dalam menggerakkan dan mengkoordinir pendidik dalam rangka meningkatkan kinerja pendidik. G. Sitematika Pembahasan Agar lebih mempermudah pembahasan dalam penulisan ini peneliti menulis sistematika pembahasan sebagai berikut: BAB I Merupakan pembahasan pendahuluan yang berisi konteks penelitian, fokus penelitian yang akan dikaji dalam bentuk pertanyaan-pertanyaan yang membantu dalam proses penelitian serta tujuan penelitian, batasan masalah dan kegunaan hasil penelitian, penegasan istilah, dan sistematika penulisan. BAB II Pembahasan pada bab ini difokuskan pada landasan teori dari judul penelitian, yang meliputi pembahasan mengenai tinjauan teoritis tentang pengertian dari supervisi kepala madrasah dan kinerja guru. Selain itu pada bab ini juga dibahas tentang

14 kepemimpinan kepala madrash, tugas dan tanggung jawab sebagai kepala madrasah BAB III Dalam bab ini akan diuraikan seputar metode penelitian, meliputi rancangan penelitian, lokasi penelitian, kehadiran peneliti, sumber data penelitian, teknik pengumpulan data, analisis data, pengecekan keabsahan temuan dan tahap-tahap penelitian. BAB IV Merupakan bab tentang hasil penelitian, temuan penelitian, yang menguraikan latar belakang obyek penelitian yakni MAN 2 Tulungagung, penyajian data penelitian yang telah diperoleh serta analisa data penelitian. BAB V BAB VI Pembahasan Merupakan bab penutup pembahasan dan penelitian dalam penulisan skripsi ini yang berfungsi untuk menyimpulkan hasil penelitian ini secara keseluruhan, dan kemudian dilanjutkan dengan memberi saran-saran sebagai perbaikan dari segala kekurangan, dan disertai dengan lampiran-lampiran.