LEMBAGA SERTIFIKASI PRODUK BANJARBARU SERTIFIKASI PRODUK PENGGUNAAN TANDA SNI

dokumen-dokumen yang mirip
LEMBAGA SERTIFIKASI PRODUK BANJARBARU SERTIFIKASI PRODUK PENGGUNAAN TANDA SNI

LEMBAGA SERTIFIKASI PRODUK

2016, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1994 tentang Pengesahan Agreement Establishing The World Trade Organization (Persetujuan P

SKEMA SERTIFIKASI PIPA BAJA SALURAN AIR DENGAN ATAU TANPA LAPISAN SENG NO FUNGSI PENILAIAN KESESUAIAN PERSYARATAN I. SELEKSI

2017, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2014 tentang Perindustrian (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 4, Tambaha

Penerapan Skema Sertifikasi Produk

SKEMA SERTIFIKASI PUPUK SP-36 SERTIFIKASI TIPE 5

Penerapan skema sertifikasi produk

PEDOMAN MUTU. RUANG LINGKUP SPPT SNI PADA LSPro SAMARINDA ETAM. Ruang Lingkup Nomor SNI Judul SNI Sistem Sertifikasi

Skema sertifikasi produk

Penerapan skema sertifikasi produk

BALAI BESAR LOGAM DAN MESIN LEMBAGA SERTIFIKASI PRODUK Jl. Sangkuriang No. 12 Bandung Telp. (022) Fax. (022)

LEMBAGA SERTIFIKASI PRODUK

LEMBAGA SERTIFIKASI PRODUK

BALAI BESAR LOGAM DAN MESIN LEMBAGA SERTIFIKASI PRODUK Jl. Sangkuriang No. 12 Bandung Telp. (022) Fax. (022)

BALAI BESAR LOGAM DAN MESIN LEMBAGA SERTIFIKASI PRODUK Jl. Sangkuriang No. 12 Bandung Telp. (022) Fax. (022)

BALAI BESAR LOGAM DAN MESIN LEMBAGA SERTIFIKASI PRODUK Jl. Sangkuriang No. 12 Bandung Telp. (022) Fax. (022)

BALAI BESAR LOGAM DAN MESIN LEMBAGA SERTIFIKASI PRODUK Jl. Sangkuriang No. 12 Bandung Telp. (022) Fax. (022)

BALAI BESAR LOGAM DAN MESIN LEMBAGA SERTIFIKASI PRODUK Jl. Sangkuriang No. 12 Bandung Telp. (022) Fax. (022)

Penerapan Skema Sertifikasi Produk

BALAI BESAR LOGAM DAN MESIN LEMBAGA SERTIFIKASI PRODUK Jl. Sangkuriang No. 12 Bandung Telp. (022) Fax. (022)

BALAI BESAR LOGAM DAN MESIN LEMBAGA SERTIFIKASI PRODUK Jl. Sangkuriang No. 12 Bandung Telp. (022) Fax. (022)

BALAI BESAR LOGAM DAN MESIN LEMBAGA SERTIFIKASI PRODUK Jl. Sangkuriang No. 12 Bandung Telp. (022) Fax. (022)

BALAI BESAR LOGAM DAN MESIN LEMBAGA SERTIFIKASI PRODUK Jl. Sangkuriang No. 12 Bandung Telp. (022) Fax. (022)

BALAI BESAR LOGAM DAN MESIN LEMBAGA SERTIFIKASI PRODUK Jl. Sangkuriang No. 12 Bandung Telp. (022) Fax. (022)

BALAI BESAR LOGAM DAN MESIN LEMBAGA SERTIFIKASI PRODUK

BALAI BESAR LOGAM DAN MESIN LEMBAGA SERTIFIKASI PRODUK Jl. Sangkuriang No. 12 Bandung Telp. (022) Fax. (022)

BALAI BESAR LOGAM DAN MESIN LEMBAGA SERTIFIKASI PRODUK Jl. Sangkuriang No. 12 Bandung Telp. (022) Fax. (022)

BALAI BESAR LOGAM DAN MESIN LEMBAGA SERTIFIKASI PRODUK Jl. Sangkuriang No. 12 Bandung Telp. (022) Fax. (022)

BALAI BESAR LOGAM DAN MESIN LEMBAGA SERTIFIKASI PRODUK Jl. Sangkuriang No. 12 Bandung Telp. (022) Fax. (022)

BALAI BESAR LOGAM DAN MESIN LEMBAGA SERTIFIKASI PRODUK Jl. Sangkuriang No. 12 Bandung Telp. (022) Fax. (022)

BALAI BESAR LOGAM DAN MESIN LEMBAGA SERTIFIKASI PRODUK Jl. Sangkuriang No. 12 Bandung Telp. (022) Fax. (022)

BALAI BESAR LOGAM DAN MESIN LEMBAGA SERTIFIKASI PRODUK Jl. Sangkuriang No. 12 Bandung Telp. (022) Fax. (022)

Penerapan skema sertifikasi produk Garam Komsumsi Beryodium(13.10)

SKEMA SERTIFIKASI KATUP TABUNG BAJA LPG NO FUNGSI PENILAIAN KESESUAIAN PERSYARATAN

LEMBAGA SERTIFIKASI PRODUK

Penerapan skema sertifikasi produk

SKEMA SERTIFIKASI BAJA LEMBARAN DAN GULUNGAN LAPIS PADUAN ALUMINIUM-SENG NO FUNGSI PENILAIAN KESESUAIAN PERSYARATAN

Penerapan Skema Sertifikasi Produk

SKEMA SERTIFIKASI BAJA TULANGAN BETON HASIL CANAI PANAS ULANG NO FUNGSI PENILAIAN KESESUAIAN PERSYARATAN

Penerapan skema sertifikasi produk Sub kategori produk Gula Kristal Rafinasi ( )

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PERINDUSTRIAN REPUBLIK INDONESIA,

DOKUMEN PENDUKUNG SKEMA SERTIFIKASI TIPE 5 (UMUM)

LEMBAGA SERTIFIKASI PRODUK

LEMBAGA SERTIFIKASI PRODUK BALAI RISET DAN STANDARDISASI INDUSTRI MANADO (LSPro BARISTAND INDUSTRI MANADO)

LEMBAGA SERTIFIKASI PRODUK

Penerapan skema sertifikasi produk Tepung Terigu ( )

Penerapan skema sertifikasi produk Kakao Bubuk (15.05)

SKEMA SERTIFIKASI SEMEN

SKEMA SERTIFIKASI. BAJA PROFIL KANAL U PROSES CANAI PANAS (BjP Kanal U) NO FUNGSI PENILAIAN KESESUAIAN PERSYARATAN

LEMBAGA SERTIFIKASI PRODUK

Penerapan skema sertifikasi produk Sub kategori produk karet dan produk plastik (20.03)

2011, No Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 125, Tambahan Lem

LEMBAGA PENYELENGGARA AUDIT DAN SERTIFIKASI SISTEM MANAJEMEN PT. ANUGERAH GLOBAL SUPERINTENDING DOKUMEN PENDUKUNG

SKEMA SERTIFIKASI REGULATOR TEKANAN TINGGI UNTUK TABUNG BAJA LPG NO FUNGSI PENILAIAN KESESUAIAN PERSYARATAN

SKEMA SERTIFIKASI AIR MINUM DALAM KEMASAN NO FUNGSI PENILAIAN KESESUAIAN PERSYARATAN

SISTEM OPERASIONAL PROCEDURE (SOP) JASA PELAYANAN TEKNIS BBIA

LEMBAGA SERTIFIKASI PRODUK

PROSEDUR MUTU LSPro-BBIA

"Copy Peraturan ini di buat untuk penayangan di website "

SKEMA SERTIFIKASI SEMEN PORTLAND PUTIH SNI

SISTEM SURVEILEN DAN PENGAWASAN PPSP MINYAK GORENG SAWIT

SKEMA SERTIFIKASI SETRIKA LISTRIK

PERATURAN KEPALA BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN INDUSTRI DEPARTEMEN PERINDUSTRIAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : 247/BPPI/X/2008 TENTANG

PROSEDUR MUTU ABI-Pro

LAMPIRAN PERJANJIAN SERTIFIKASI PERATURAN SERTIFIKASI

SKEMA SERTIFIKASI LAMPU SWA-BALLAST UNTUK PELAYANAN PENCAHAYAAN UMUM SKEMA SERTIFIKASI

Peran BARISTAND INDUSTRI SURABAYA LOGO. Dalam Pelaksanaan Standardisasi

2016, No terakhir dengan Peraturan Presiden Nomor 3 Tahun 2013 tentang Perubahan Ketujuh Atas Keputusan Presiden Nomor 103 Tahun 2001 tentang

MENTERI ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL NOMOR 0027 TAHUN 2005 TENTANG

PERATURAN DIREKTUR JENDERAL INDUSTRI LOGAM MESIN TEKSTIL DAN ANEKA NOMOR : 02/ILMTA/PER/1/2008 TENTANG

Penerapan Skema Sertifikasi Produk

SKEMA SERTIFIKASI A. SERTIFIKASI AWAL DAN RE-SERTIFIKASI

LEMBAGA SERTIFIKASI PRODUK

BAB I KETENTUAN UMUM Menteri adalah Menteri Perindustrian.

PERATURAN DIREKTUR JENDERAL INDUSTRI LOGAM MESIN TEKSTIL DAN ANEKA NOMOR : 01/ILMTA/PER/1/2008 TENTANG

PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR /PERMEN-KP/2017 TENTANG SERTIFIKASI PRODUK HASIL KELAUTAN DAN PERIKANAN

PERATURAN MENTERI PERINDUSTRIAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR TAHUN TENTANG PEMBERLAKUAN STANDAR NASIONAL INDONESIA PELUMAS SECARA WAJIB

SKEMA SERTIFIKASI BAJA LEMBARAN LAPIS SENG & BAJA LEMBARAN DAN GULUNGAN LAPIS PADUAN ALUMUNIUM SENG

Penerapan Skema Sertifikasi Produk

SKEMA SERTIFIKASI BAJA LEMBARAN, PELAT DAN GULUNGAN CANAI PANAS NO FUNGSI PENILAIAN KESESUAIAN PERSYARATAN

"Copy Peraturan ini di buat untuk penayangan di website "

SKEMA SERTIFIKASI PERALATAN AUDIO, VIDEO DAN ELEKTRONIK SEJENIS - PERSYARATAN KESELAMATAN

LEMBAGA SERTIFIKASI PRODUK

LEMBAGA SERTIFIKASI PRODUK

SKEMA SERTIFIKASI SEMEN PORTLAND SNI

PERATURAN MENTERI PERINDUSTRIAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : TENTANG

PERATURAN BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN NOMOR 27 TAHUN 2017 TENTANG PENDAFTARAN PANGAN OLAHAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

SKEMA SERTIFIKASI POMPA LISTRIK

SKEMA SERTIFIKASI PERALATAN AUDIO, VIDEO DAN ELEKTRONIK SEJENIS - PERSYARATAN KESELAMATAN

SKEMA SERTIFIKASI ALUMUNIUM SULFAT NO FUNGSI PENILAIAN KESESUAIAN PERSYARATAN

SYARAT DAN ATURAN SERTIFIKASI PRODUK LEMBAGA SERTIFIKASI PRODUK PALEMBANG LSPRO BIPA

PROSEDUR MUTU LSPro-BBIA

SURAT PERJANJIAN SERTIFIKASI PRODUK/PENGGUNAAN SPPT SNI ANTARA ... DENGAN LSPRO CHEMPACK. Nomor :... Nomor :...

SKEMA SERTIFIKASI AKI KENDARAAN BERMOTOR RODA EMPAT ATAU LEBIH

Air demineral SNI 6241:2015

LEMBAGA SERTIFIKASI PRODUK BALAI RISET DAN STANDARDISASI INDUSTRI MANADO (LSPro BARISTAND INDUSTRI MANADO)

SKEMA SERTIFIKASI BAN MOBIL PENUMPANG (PC) SNI

PERATURAN MENTERI PERINDUSTRIAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR TENTANG PEMBERLAKUAN STANDAR NASIONAL INDONESIA (SNI) KAWAT BAN (BEAD WIRE/KB) SECARA WAJIB

PEMBERLAKUAN SNI MINYAK GORENG SAWIT SECARA WAJIB. Direktorat Industri Makanan, Hasil Laut dan Perikanan Kementerian Perindustrian

Transkripsi:

A. Ruang Lingkup Skema sertifikasi ini berlaku untuk sertifikasi SPPT-SNI (sertifikasi awal, survailen dan sertifikasi ulang) yang berlaku untuk sertifikasi produk air mineral, air demineral, air mineral alami dan air minum embun secara wajib. B. Acuan Normatif No Jenis Produk Nomor SNI 1 Air Mineral 3553:2015 2 Air Demineral 6241:2015 3 Air Mineral Alami 6242:2015 4 Air Minum Embun 7812:2013 C. Definisi 1. Air Mineral adalah air minum dalam kemasan yang mengandung mineral dalam jumlah tertentu tanpa menambahkan mineral dengan atau tanpa penambahan oksigen (O 2 ) atau karbondioksida (CO 2 ). 2. Air demineral adalah air minum dalam kemasan yang diperoleh melalui proses pemurnian secara destilasi, deionisasi, reverse osmosis dan atau proses setara lainnya, dengan atau tanpa penambahan oksigen (O 2 ) atau karbondioksida (CO 2 ). 3. Air mineral alami adalah air minum yang diperoleh langsung dari air sumber alami atau dibor dari sumur dalam, dengan proses terkendali yang menghindari pencemaran atau pengaruh luar atas sifat kimia, fisika, dan mikrobiologi air mineral alami. 4. Air minum embun adalah air minum yang diperoleh dari proses pengembunan uap air dari udara lembab menjadi tetesan air embun yang diolah lebih lanjut menjadi air minum embun yang dikemas. 1 dari 12

D. Proses SPPT SNI Proses Sertifikasi dilakukan berdasarkan Sistem Tipe 5 atau Tipe 4 I. SELEKSI URAIAN 1. Permohonan: Sesuai persyaratan Permohonan yang tercantum dalam dokumen Prosedur LSPro Baristand Banjarbaru (PK.07.1- PPS). a. Fotocopy Akta notaris perusahaan b. Fotocopy SIUP c. Fotocopy NPWP d. Fotocopy Sertifikat merek/surat Pendaftaran Merek dari Dirjen HAKI e. Surat pernyataan diri/fotokopi sertifikat SNI ISO 9001:2008 atau revisinya atau SNI ISO 22000:2009 atau HACCP f. Daftar informasi terdokumentasi perusahaan g. Struktur Organisasi perusahaan yang disahkan h. Skema Diagram Alir Proses Kerja yang disahkan i. Ilustrasi desain merek, tata cara pembubuhan tanda SNI j. Fotocopy SIPA/Surat izin kerjasama dari PDAM atau yang setara lainnya atau surat keterangan kerjasama Perusahan Pemohon dengan perusahaan pemegang SIPA untuk air baku k. Fotocopy sertifikat hasil uji air baku l. Formulir Permohonan (FM.07-1-FPS) m. Folmulir Pengendalian Mutu bahan baku / penolong (FM.07-2-PMB) n. Formulir Proses Produksi dan Pengendalian Mutu Dalam Proses (FM.07-3-PPP) 2 dari 12

2. Sistem Manajemen Mutu yang diterapkan o. Formulir Pengendalian Mutu Produk (FM.07-4-PMP) p. Formulir Peralatan Inspeksi / Pengujian (FM.07-5-PPI) Apabila pemohon berasal dari luar negeri maka harus melampirkan dokumen legal perusahaan dan dokumen sistem mutu yang harus diterjemahkan dalam bahasa Indonesia oleh penerjemah tersumpah. Tipe 5 menerapkan : 1. CPPOB minimal level 2 dan SNI ISO 9001:2008 atau SNI ISO 9001:2015 2. SNI CAC/RCP 1:2011 tentang rekomendasi nasional kode praktis higiene pangan yang didalamnya termasuk HACCP dan SNI ISO 9001:2008 atau SNI ISO 9001:2015 atau revisinya 3. Sistem Manajemen Keamanan Pangan SNI ISO 22000:2009 atau revisinya *SNI ISO 9001:2008 hanya berlaku sampai tahun 2018 Tipe 4 : 1. Tidak wajib menerapkan sistem manajemen. Bagi produksi dalam negri dilakukan verifikasi setiap 1 (satu) tahun terhadap penerapan CPPOB sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan mengenai penerapan CPPOB (minimal level 2) atau GMP bagi produk impor 2. Pengambilan contoh dipabrik setiap 6 (enam) bulan. 3. Memiliki petugas pengendali mutu lapangan AMDK yang bersertifikat kompetensi dari Lembaga 3 dari 12

Sertifikasi Profesi (LSP) yang berlisensi dari Badan Nasional Sertifikasi Profesi (BNSP) atau yang sejenis. 3. Waktu Asesmen Tipe 5: Minimal 4 man/ days atau 2 hari/ 2 orang 4. Petugas Pengambil Contoh: 5. Laboratorium Uji yang digunakan Tipe 4: Verifikasi terhadap penerapan CPPOB dilakukan minimal 4 man/days Minimum memenuhi kualifikasi PPC sesuai dengan Pedoman Mutu LSPro Baristand Banjarbaru (PK.06.1-MKP) Memahami cara pengemasan contoh pangan Terdaftar sebagai PPC di LSPro Baristand Banjarbaru Laboratorium Baristand Industri Banjarbaru Laboratorium Baristand Industri Samarinda (Laboratorium SubKontrak) untuk parameter-parameter yang belum terakrediatsi di LP Baristand Banjarbaru Laboratorium Balai Besar Industri Agro untuk parameter-parameter yang belum terakrediatsi di LP Baristand Banjarbaru dan Baristand Samarinda II. DETERMINASI 1. Audit Kecukupan 1. Daftar informasi terdokumentasi 2. Peralatan produksi minimal, yaitu : a. Air mineral : bak penampung, makro/mikri filter, UV, perlatan desinfektan, alat pencuci kemasan, alat pengisian dan penutup kemasan, tangki pengangkutan (untuk air baku 4 dari 12

dari luar pabrik) b. Air demineral : seperti peralatan air mineral ditambah dengan unti membran RO, destilasi atau deionisasi. c. Air mineral alami : alat penyaring dan alat pencuci kemasan (bottle washer) jika dibutuhkan, mesin pengisian serat mesin penutup kemasan. d. Air minum embun : alat pengambil udara, alat filtrasi udara, pengmbun udara, tangki penampung embun, penyaring karbon aktif, alat desinfektan, pencuci kemasan, alat pengisian dan mesin penutup kemasan, dan alat pengepakan. 3. Fasilitas Laboratorium minimal: a. Peralatan pengujian fisikakimia : ph meter, turbidimeter, TDS meter, dan atau konduktimeter. b. Peralatan pengujian mikrobiologi: inkubator, colony counter, oven, autoklaf, peralatan gelas (cawan petri, pipet, erlemyer) 2. Audit Lapangan Tim Auditor Sesuai Prosedur LSPro (PK.07.2-EVA) Auditor minimum memenuhi kualifikasi Auditor yang tercantum dalam Pedoman Mutu LSPro (PK.06.1-MPK). Minimal 1 orang dari tim auditor memiliki kompetensi keamanan pangan dan proses produksi Air mineral, Air demineral, air mineral alami atau air embun.. 5 dari 12

Area yang diaudit: Titik kritis yang harus diperhatikan: - Bahan Baku dan Bahan Penolong - Proses Produksi dan Gudang Sasaran Mutu, Prasarana, Lingkungan Kerja, Perencanaan Realisasi Produk, Pengendalian Proses dan Pengendalian Produk, Identifikasi dan Mampu Telusur, Preservasi Produk, Verifikasi Barang Yang Dibeli, Pengendalian Peralatan Pemantauan dan Pengukuran, Monitoring dan Pengukuran Proses, Pemantauan dan Pengukuran Produk, Pengendalian Produk Tidak Sesuai, Tindakan Perbaikan, Tindakan Pencegahan dan Sumber Daya manusia. - Sesuai spesifikasi Bahan Baku & Bahan Penolong - Fasilitas - Water Treatment - Filtrasi - Desinfeksi - Filling - Packing - Sanitasi Mesin dan Peralatan - Sanitasi Ruang Proses - Higiene personel - Mesin/Peralatan - Peralatan laboratorium minimal - Penyimpanan Untuk tipe 4: dilakukan verifikasi lapangan terhadap penerapan CPPOB/GMP, Rencana pengambilan contoh yang disiapkan oleh PPC, LSPro sebelum pelaksanaan audit CPPOB memberikan informasi kepada BPOM mengenai rencana pelaksanaan audit 6 dari 12

3. Kategori Ketidaksesuaian Tipe 5: 1. Mayor apabila : berhubungan langsung dengan mutu produk dan mengakibatkan ketidakpuasan pelanggan atau sistem manajemen mutu tidak berjalan, waktu penyelesaian 1 (satu) bulan. 2. Minor apabila : terdapat inkonsistensi dalam menerapkan sistem manajemen mutu, waktu penyelesaian 2 (dua) bulan. 4. Pelaksanaan pengambilan contoh Tipe 4: Memenuhi atau tidak memenuhi persyaratan CPPOB minimal level 2 sesuai dengan ketentuan peraturan perundangan-undangan mengenai penerapan CPPOB. 1. PPC membuat rencana pengambilan contoh yang disetujui ketua auditor. 2. Contoh uji dilengkapi dengan berita acara pengambilan contoh dan label contoh. 3. Contoh yang diambil dapat berasal dari lini produksi untuk sertifikasi awal dan resertifikasi. 4. Pengambilan contoh diambil secara acak. 5. Jumlah contoh yang diambil untuk pengujian mewakili setiap jenis untuk setiap kemasan: a. Cup minimal 3 L b. Botol plastik dan kaca minmal 3 L c. Galon, dipindahkan secara kuantitatif kewadah steril minimal 3 L 6. Untuk uji mikrobiologi contoh diambil secara aseptis. 7 dari 12

7. 1 Contoh dapat mewakili sebanyak-banyak nya 4 merek. 8. Dilakukan penyimpanan untuk arsip contoh diperusahaan. 5. Pengujian contoh uji Untuk pengujian air mineral, air demineral, air mineral alami sesuai SNI 3554:2015 Cara uji AMDK, sedangkan untuk pengujian air embun sesuai dengan SNI 7812:2013 pasal 7 cara uji 6. Laporan Hasil Uji Parameter hasil uji sesuai dengan pemenuhan SNI III. EVALUASI DAN KEPUTUSAN 1. Evaluasi terhadap laporan Hasil Uji dan laporan audit 2. Keputusan Sertifikasi melalui rapat Tim Evaluasi 1. Paling sedikit dilakukan oleh satu orang reviewer. 2. Tinjauan dilakukan terhadap laporan audit dan hasil uji pengujian sampel 3. Untuk parameter fisika dan kimia yang tidak memenuhi syarat maka dilakukan kembali pengjuian terhadap arsip sampel 4. Untuk pengujian mikrobiologi yang tidak memenuhi syarat maka dilakukan pengambilan contoh kembali 5. Jika hasil ulangan tetap tidak memenuhi syarat makan proses sertifikasi dinyatakan gagal. Kasi SS mengadakan rapat dengan evaluator (reviewer) yang ditunjuk untuk memberikan keputusan hasil proses sertifikasi berdasarkan tinjauan hasil audit dan hasil pengujian. (PK.07.3-KPP) IV. LISENSI 1. Penerbitan SPPT-SNI 1. Masa berlaku SPPT-SNI untuk tipe 5 adalah 4 tahun, dan untuk tipe 4 adalah 2 tahun 2. SPPT-SNI mencantunkan informasi paling sedikit : 8 dari 12

KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN RI a. Nama dan alamat perusahaan b. Nama dan alamat perusahaan importir/perwakilan (produsen luar negri) c. Alamat pabrik d. Merek e. Nomor dan judul SNI f. Jenis produk g. Jenis kemasan 3. Dalam 1 SPPT-SNI hanya dicantumkan 1 perusahaan perwakilan/importir 4. Surat perjanjian tanggung jawab lisensi pengguna tanda SNI antara LSPro dengan perusahaan wajib mencantumkan nama penanggungjawab. V. SURVAILEN 1. Lingkup yang diaudit Tipe 5: 1. Audit SMM, pada saat sertfikasi awal bagi yang sudah mendapatkan sertifikat SMM berlogo KAN audit dilakukan pada elemen kritis, sedangkan bagi yang tidak audit dilakukan pada seluruh elemen 2. Asesmen proses produksi dan konsistensi produk yang diajukan untuk sertifikasi harus dipriksa di lokasi produksi Tipe 4: Dilakukan verifikasi lapangan terhadap penerapan GMP/CPPOB 2. Durasi Audit 1 hari kerja atau dapat menyesuaikan kondisi lingkungan 3. Kategori ketidaksesuaian 1. Mayor apabila : berhubungan langsung dengan mutu produk dan mengakibatkan ketidakpuasan pelanggan atau sistem 9 dari 12

4. Jumlah contoh yang diambil 5. Evaluasi terhadap laporan Hasil Uji dan laporan audit manajemen mutu tidak berjalan, waktu penyelesaian 1 (satu) bulan. 2. Minor apabila : terdapat inkonsistensi dalam menerapkan sistem manajemen mutu, waktu penyelesaian 2 (dua) bulan. 1. PPC membuat rencana pengambilan contoh yang disetujui ketua auditor. 2. Contoh uji dilengkapi dengan berita acara pengambilan contoh dan label contoh. Contoh dimabil di aliran produksi. 3. Contoh yang diambil dapat berasal dari lini produksi untuk sertifikasi awal dan resertifikasi. 4. Pengambilan contoh diambil secara acak. 5. Jumlah contoh yang diambil untuk pengujian mewakili setiap jenis untuk setiap kemasan: d. Cup minimal 3 L e. Botol plastik dan kaca minmal 3 L f. Galon, dipindahkan secara kuantitatif kewadah steril minimal 3 L 6. 1 Contoh dapat mewakili sebanyak-banyak nya 4 merek. 7. Dilakukan penyimpanan untuk arsip contoh diperusahaan. 1. Paling sedikit dilakukan oleh sati orang reviewer. 2. Tinjauan dilakukan terhadap laporan audit dan hasil uji pengujian sampel 3. Untuk parameter fisika dan kimia yang tidak memenuhi syarat maka dilakukan kembali pengjuian terhadap arsip sampel 10 dari 12

4. Untuk pengujian mikrobiologi yang tidak memenuhi syarat maka dilakukan pengambilan contoh kembali 5. Jika hasil ulangan tetap tidak memenuhi syarat makan proses sertifikasi dinyatakan gagal. 6. Keputusan survailen Kasi SS mengadakan rapat dengan evaluator (reviewer) yang ditunjuk untuk memberikan keputusan hasil proses sertifikasi berdasarkan tinjauan hasil audit dan hasil pengujian. (PK.07.3-KPP) VI. PENUNDAAN DAN PENCABUTAN 1 Penundaan 1. Berdasarkan hasil survailen, klien diberi kesempatan untuk melakukan perbaikan terhadap ketidaksesuaian yang diterbitkan sesuai dengan target/batas waktu yang ditetapkan. 2. Perusahaan harus melakukan tindakan perbaikan terhadap ketidaksesuaian yang diterbitkan dan dikirimkan ke LSPro Baristand Banjarbaru sesuai dengan target/batas waktu yang ditetapkan. 3. Apabila sesuai dengan target/batas waktu yang ditetapkan perusahaan belum melakukan tindakan perbaikan, maka LSPro Baristand Banjarbaru menerbitkan surat penundaan Sertifikat SPPT SNI. Perusahaan diberikan tambahan waktu untuk melakukan tindakan perbaikan terhadap ketidaksesuaian yang diterbitkan. 4. Apabila perusahaan telah melakukan tindakan perbaikan dan dapat diverifikasi serta 11 dari 12

ditutup, maka LSPro Baristand 5. Banjarbaru menerbitkan Surat berlakunya Sertifikat SPPT SNI kembali. 2 Pencabutan Hasil survailen dari butir penundaan (lima bulan setelah penangguhan), bila hasil perbaikan yang telah dilakukan tidak memenuhi persyaratan maka sertifikat produknya akan dicabut. VII. PENGHENTIAN, PENAMBAHAN DAN PENGURANGAN LINGKUP SERTIFIKASI Pelanggan mengajukan permohonan tertulis untuk penghentian atau memperluas atau mengurangi ruang lingkup sertifikasi produk. LSPro menindak lanjuti permohonan tertulis tersebut. Jika pemohon mengajukan perluasan lingkup sertifikasi maka Lembaga Sertifikasi Produk Banjarbaru akan melakukan evaluasi terhadap dokumen yang dikirim pemohon sebagaimana disyaratkan dalam Permohonan Sertifikasi. Lembaga menugaskan urusan terkait untuk melakukan asesmen terhadap sistem mutu perusahaan, pengambilan contoh untuk pengujian, dan pengujian produk sebagaimana dijabarkan dalam Prosedur Evaluasi. Dilakukan evaluasi terhadap hasil yang telah dilakukan diatas. Ketua Lembaga Sertifikasi Produk Banjarbaru akan memberikan sertifikat produk kepada pemohon untuk perluasan sertifikasi dengan ruang lingkup yang memenuhi persyaratan. LSPro harus memperbaharui publikasi atau direktori sertifikasi yang berkaitan dengan pelanggan yang menghentikan, mengurangi dan memperluas lingkup sertifikasinya. 12 dari 12