BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang semakin pesat pada

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang semakin pesat dewasa

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan harus dilaksanakan sebaik mungkin, sehingga akan diperoleh hasil

BAB I PENDAHULUAN. mampu beradaptasi dengan perkembangan zaman dan perubahan perubahan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan titik sentral yang sangat berpengaruh untuk

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pada era globalisasai saat ini suatu bangsa dituntut bersaing dan selalu

BAB I PENDAHULUAN. terencana dan secara sistematis ) diberikan kepada peserta didik oleh pendidik

BAB I PENDAHULUAN. teknologi diperlukan sumber daya manusia yang tangguh. Pendidikan merupakan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan satu sektor yang paling penting dalam

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang semakin pesat ini

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan sangat berpengaruh untuk meningkatkan kemajuan suatu

BAB I PENDAHULUAN. terus berkembang pesat sekarang ini, akan membawa berbagai dampak

BAB I PENDAHULUAN. merupakan suatu proses pengembangan individu dan kepribadian seseorang yang

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan bakat serta kepribadian mereka. Pendidikan membuat manusia

BAB I PENDAHULUAN. mencerdaskan kehidupan bangsa seperti yang tercantum dalam pembukaan UUD

BAB I PENDAHULUAN. membantu penyelesaian masalah pembangunan yang ada. Upaya yang dilakukan

BAB I PENDAHULUAN. globalisasi seperti sekarang ini akan membawa dampak diberbagai bidang

BAB I PENDAHULUAN. memperbaiki keadaan masyarakatnya dan dunia tidak terlepas dari peningkatan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan dalam kehidupan suatu negara memegang peranan yang. sangat penting untuk menjamin kelangsungan hidup negara dan bangsa.

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pada era globalisasi seperti sekarang ini, segala sesuatu berkembang secara pesat dan sangat cepat.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang semakin pesat

BAB I PEDAHULUAN. kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bertanah air. Selain itu, pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. pertama dan utama adalah pendidikan. Pendidikan merupakan pondasi yang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Upaya peningkatan mutu pendidikan dimasa yang akan datang akan

BAB I PENDAHULUAN. karena pada dasarnya setiap orang membutuhkan pendidikan. Pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan suatu hal yang sangat penting bagi seorang

BAB I PENDAHULUAN. tingkah laku pada diri pribadinya. Perubahan tingkah laku inilah yang

BAB I PENDAHULUAN. perilaku dari tidak tahu menjadi tahu yang meliputi aspek kognitif, afektif, dan psikomotorik.

BAB I PENDAHULUAN. menghadapi berbagai tantangan dan hambatan. Salah satu tantangan yang cukup

I. PENDAHULUAN. kehidupan sehingga diperlukan Sumber Daya Manusia (SDM) yang handal.

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Pendidikan mempunyai peran yang sangat strategis dalam meningkatkan

BAB I PENDAHULUAN. Cindy Noor Indah putri, 2014

BAB I PENDAHULUAN. Menurut UU No.20 tahun 2003 tentang sistem Pendidikan Nasional menyatakan. bahwa:

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia dianggap belum mampu bersaing dengan dunia luar. hal yang memang seharusnya terjadi sejalan dengan perubahan budaya

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi di Indonesia terus

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan teknologi, dibutuhkan peningkatan kualitas Sumber Daya Manusia

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan yang diperolehnya seorang warga negara dapat mengabdikan diri

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Seiring dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. dan peluang yang memadai untuk belajar dan mempelajari hal hal yang di

BAB I PENDAHULUAN. memiliki peran penting dalam menghasilkan generasi muda yang berkualitas

BAB I PENDAHULUAN. menjadi manusia yang mandiri, bertanggung jawab, kreatif, berilmu, sehat,

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Perkembangan yang terjadi dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Manusia membutuhkan pendidikan dalam kehidupannya. Dimana

BAB I PENDAHULUAN. adalah pendidikan yang mampu mengembangkan potensi siswa, sehingga yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Salah satu tujuan Negara Indonesia termuat dalam pembukaan UUD

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan intervasi yang paling utama bagi setiap

BAB I PENDAHULUAN. mampu bertahan hidup dan ikut berperan pada era globalisasi. dilakukan untuk mewujudkan tujuan pendidikan nasional.

BAB I PENDAHULUAN. melalui berbagai upaya yang berlangsung dalam lingkungan keluarga, sekolah dan

BAB I PENDAHULUAN. sebagaimana yang tertuang dalam Undang Undang Nomor 20 tahun negara yang demokratis dan bertanggung jawab.

I. PENDAHULUAN. Tujuan pendidikan nasional yang tercantum dalam Undang- Undang Sistem

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan tidak hanya mencakup pengembangan intelektualitas saja, akan tetapi

BAB I PENDAHULUAN. penyediaan sumber daya manusia yang berkualitas sangat diperlukan.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia dalam menghadapi persaingan yang semakin ketat diera

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

1.1. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN. Mata pelajaran pendidikan kewarganegaraan (PKn) merupakan salah satu

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan adalah salah satu usaha untuk sadar mengembangkan potensi

BAB I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan salah satu faktor yang sangat berpengaruh untuk

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. pendidikan, manusia dapat mengembangkan diri untuk menghadapi tantangan

BAB I PENDAHULUAN. meningkatkan mutu pendidikan bangsa itu sendiri. mempunyai sifat dan tabiat sesuai dengan cita-cita pendidikan.

BAB I PENDAHULUAN. teknologi. Dalam Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 Bab II Pasal 3

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan salah satu usaha yang bertujuan untuk mencerdaskan

BAB I PENDAHULUAN. kualitas pendidikan yang baik. Pendidikan memang bukanlah satu-satunya hal

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

siswa, berlangsungnya kegiatan belajar mengajar, serta pengelolaan atau manajemen sekolah. Di dalam faktor kurikulum yang mempengaruhi prestasi

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. teknologi diperlukan sumber daya manusia yang tangguh. Pendidikan merupakan

BAB I PENDAHULUAN. Sebagaimana tujuan Pendidikan Nasional dalam Undang-Undang No.

BAB I PENDAHULUAN. manusia, supaya anak didik menjadi manusia yang berkualitas, profesional,

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan nasional dibidang pendidikan merupakan upaya untuk. kehidupan Bangsa dan meningkatkan kualitas sumber daya

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Upaya mencerdaskan kehidupan bangsa dan mengembangkan kualitas

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Seiring dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang

BAB I PENDAHULUAN. Manusia (SDM) melalui kegiatan pembelajaran dan pendidikan merupakan proses

BAB I PENDAHULUAN. tentang sistem pendidikan nasional dalam bab II pasal 3 tentang fungsi dan tujuan

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan jaman yang semakin modern terutama pada era globalisasi

I. PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan salah satu komponen utama kebutuhan manusia. Melalui

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dalam upaya peningkatan mutu pendidikan banyak hal yang harus

Tim Pengembang Ilmu Pendidikan UPI (2009:171) mengemukakan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Perkembangan zaman yang semakin modern terutama pada era

BAB I PENDAHULUAN. hakikatnya tujuan pendidikan yaitu mengembangkan pengetahuan dan

BAB I PENDAHULUAN. kebijakan pembangunan dalam dunia pendidikan. Pembangunan dalam bidang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pendidikan Nasional berfungsi mengembangkan kemampuan serta

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. cara bertingkah laku yang sesuai dengan kebutuhan dan tujuan pendidikan.

BAB I PENDAHULUAN. kualitas sumber daya manusia (SDM), karena sumber daya yang berkualitas

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. manusia, baik aspek kemampuan, kepribadian, maupun tanggung jawab.

BAB I PENDAHULUAN. dan pengembangan potensi ilmiah yang ada pada diri manusia secara. terjadi. Dalam rangka pembangunan manusia Indonesia seutuhnya,

BAB I PENDAHULUAN. peserta didik. Pada hakikatnya pendidikan adalah sarana untuk mencerdaskan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Kemajuan suatu negara ditentukan oleh Sumber Daya Manusia (SDM)

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan suatu aspek kehidupan yang sangat mendasar bagi pembangunan

PENGEMBANGAN AKTIVITAS BELAJAR EKONOMI MELALUI METODE PEMBELAJARAN JIGSAW PADA SISWA KELAS XI SMA NEGERI 1 TERAS TAHUN AJARAN 2009/2010

BAB I PENDAHULUAN. Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional

Transkripsi:

1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang semakin pesat pada jaman ini, menuntut manusia terus mengembangkan wawasan dan kemampuan diberbagai bidang khususnya bidang pendidikan. Pendidikan sangat penting bagi umat manusia dan tidak dapat dipisahkan dari kehidupan manusia. Oleh karena itu pemerintah dituntut untuk lebih memperhatikan masalah pendidikan di Indonesia. Laju perkembengan ilmu pengetahuan dan teknologi melampaui laju peningkatan kualitas sumber daya manusia Indonesia. Sehingga sumber daya manusia Indonesia dianggap belum mampu bersaing dengan dunia luar. Pendidikan merupakan suatu hal yang sangat penting untuk dikembangkan. Melalui pembangunan Sumber Daya Manusia (SDM) dibidang pendidikan merupakan modal utama dalam pembangunan bangsa. Untuk menghadapi persaingan dalam era globalisasi, pemerintah berusaha mengantisipasi melalui peningkatan kualitas sumber daya manusia dengan cara peningkatan kualitas pendidikan. Hal ini sesuai dengan Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang sistem pendidikan nasional menyatakan bahwa : pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradapan bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan bangsa, bertujuan untuk mengembangkan potensi peserta didik agar manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat,

2 berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga negara yang demokratis dan yang bertanggung jawab. Dalam rangka mencapai tujuan pendidikan, pemerintah khususnya depertemen pendidikan nasional telah banyak melakukan upaya dan kebijakan seperti mengadakan perbaikan kurikulum, perubahan Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK) yang penyusunan kurikulumnya dilakukan oleh pemerintah menjadi Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP), yang merupakan penyempurnaan dari kurikulum 2004 (KBK) yaitu kurikulum yang operasionalnya disusun dan dilaksanakan oleh masing-masing satuan pendidikan/ sekolah, menambah sarana dan prasarana pendidikan, memperbaiki sistem pengajaran dan mengadakan pelatihan-pelatihan bagi guru di berbagai daerah yang bertujuan meningkatkan skiil dan pengetahuan mengajar guru. Namun indikator kearah mutu pendidikan belum menunjukkan peningkatan yang signifikan. Hal yang memperhatinkan dapat dilihat dari hasil belajar siswa yang belum mencapai harapan. Hasil belajar siswa dipengaruhi berbagai faktor, antara lain sebagaimana diungkapkan oleh Slameto (2003:54) yaitu : 1) Faktor eksternal (faktor yang berasal dari luar siswa), seperti faktor keluarga, lingkungan masyarakat, dan sekolah 2) Faktor internal (faktor yang berasal dari dalam diri siswa), seperti : minat, bakat, dan motivasi. 3) Faktor pendekatan belajar (approach to learning), yakni jenis upaya belajar siswa yang menjadi strategi dan metode yang digunakan siswa untuk

3 melakukan kegiatan pembelajaran materi-materi pembelajaran. (Muhibbin Syah, 2003:144). SMK (Sekolah Menengah Kejuruan) merupakan salah satu lembaga pendidikan yang tidak lepas dari proses pembelajaran. Peserta didik yang belajar di SMK dipacu untuk belajar lebih giat dan tekun, karena SMK merupakan tempat menggali ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK) yang dipersiapkan untuk memenuhi lapangan usaha dan industri. Untuk pencapaian tersebut diperlukan strategi yang cocok untuk memenuhi ilmu pengetahuan dan teknologi setiap peserta didik. Untuk mengetahui keadaan yang sebenarnya di sekolah tentang penyebab rendahnya hasil belajar siswa, maka penulis melakukan observasi ke SMK N1 Lubuk Pakam bahwa hasil belajar siswa rendah dilihat dari Daftar Kumpulan Nilai (DKN) rata-rata nilai siswa yaitu 67.25, sedangkan Depdiknas menetapkan bahwa syarat Ketentuan Kelulusaan Minimun untuk mata diklat kejuruan yaitu 70. Untuk pencapaian kriteria kelulusan minimum para guru melakukan ujian remedial. Ketika peneliti melakukan observasi proses pembelajaran mata diklat teknik elektronika di sekolah, ternyata guru masih menggunakan pembelajaran konvensional (metodeh ceramah, dan latihan/ tugas rumah). Metode ceramah adalah sistem pembelajaran yang biasa dilakukan guru kepada peserta didik yang terdiri dari tiga(3) tahap yaitu 1). Pembukaan, 2) Inti, dan 3) Penutup. Di dalam kegiatan pembukaan guru melakukan pengkondisian kelas, mengabsen siswa, dan memberi motivasi siswa. Pada kegiatan inti guru melakukan penyajian materi, menjelaskan materi, membuat kesimpulan serta memberi latihan. Pada kegiatan

4 penutup guru memberikan tugas rumah sesuai dengan topik materi yang dijelaskan pada kegiatan inti. Pembelajaran seperti ini memunculkan sikap pasif siswa dalam kelas, seperti kurangnya minat belajar siswa sehingga motivasi belajar siswa rendah, siswa mengantuk sehingga konsentrasi siswa tidak stabil, waktu siswa lebih banyak mendengar sehingga tidak terjadi interaksi proses belajar mengajar di dalam kelas, siswa sering ribut sehingga konsentrasi siswa terganggu, siswa mengambil kesibukan sendiri sehingga mengakibatkan minimnya informasi yang diterima siswa dari guru, dan siswa mengganggu teman lainnya. Dari hasil observasi di atas, pembelajaran konvensional belum memaksimalkan proses belajar mengajar yang efektif karena kegiatan pembelajaran cenderung berpusat pada guru sehingga mempengaruhi menurunnya hasil belajar siswa. Untuk meningkatkan hasil belajar siswa peneliti akan mencoba menerapakan sebuah strategi pembelajaran yaitu pembelajaran kooperatif model STAD (Students Teams Achievement Division). Pembelajaran koperatif merupakan satu pembelajaran kelompok yang memiliki aturan-aturan tertentu. Prinsip dasar pembelajaran kooperatif adalah siswa membentuk kelompok kecil dan saling mengajar sesamanya untuk mencapai tujuan bersama. Dalam pembelajaran kooperatif siswa yang pandai mengajar siswa yang kurang pandai tanpa merasa dirugikan. Siswa yang kurang pandai dapat belajar dalam suasana yang menyenangkan karena banyak teman yang membantu dan memotivasinya. Siswa yang sebelumnya terbiasa bersikap pasif, setelah menggunakan pembelajaran kooperatif akan terpaksa berpartisipasi secara aktif agar bisa diterima oleh anggota kelompoknya. (Priyanto,2007).

5 Menurut Nurhadi dan Senduk (2003) mengemukakan bahwa pebelajaran kooperatif adalah pembelajaran yang secara sadar menciptakan interaksi yang saling silih asah sehingga sumber belajar bagi siswa bukan hanya guru dan buku ajar, tetapi juga sesama siswa. Menurut Suryanto (2002) bila siswa belajar dalam kooperatif, siswa dapat mencapai prestasi akademik yang tinggi, belajar lebih baik serta menguasai materi pelajaran yang lebih banyak dibangding kan siswa belajar dalam dunia abstrak. Hasil penelitian Jessica Ball di Malaysia yang frustasi dengan strategi pembelajaran konvensional yang berkutat pada kapur dan cerita telah mencoba menggantinya dengan pembelajaran kooperatif yang menciptakan kondisi pembelajaran yang aktif. Penelitian George M. Jacobs yang meneliti pembelajaran kooperatif di Thailand dan Singapura berpendapat bahwa perencanaan aktivitas kelompok merupakan hal penting yang menjadi penentu keefektifan pembelajaran. Gan Siouek Lee yang meneliti pembelajaran kooperatif di Singapura menyimpulkan bahwa pembelajaran kooperatif membuat pembelajaran berkelompok menjadi lebih bermakna, menyenangkan, dan lebih efektif. (Priyanto, 2007). Berdasarkan hasil penelitian Thomson (dalam Kusno, 2002 : 69) dapat dikemukakan beberapa manfaat yang dapat diperoleh dari pembelajaran kooperatif yaitu : 1. Meningkatkan pencurahan waktu pada tugas 2. Meningkatkan rasa harga diri 3. Memperbaiki kehadiran 4. Saling memahami adanya perbedaan individu 5. Mengurangi konflik antar pribadi 6. Mengurangi sikap apatis

6 7. Memperdalam pemahaman 8. Meningkatkan motivasi 9. Meningkatkan hasil belajar 10. Menguatkan kebaikan budi, kepekaan dan toleransi. Untuk mencapai tujuan pembelajaran dengan maksimal dalam pembelajaran koperatif, terdapat lima unsur pembelajaran kooperatif (cooperative learning) yang harus diterapkan, yaitu: 1. Saling ketergantungan positif yaitu menciptakan kelompok kerja efektif sesuai tugas untuk mencapai tujuan. 2. Tanggung jawab perorangan merupakan kunci keberhasilan kelompok. 3. Tatap muka dengan kegiatan interaksi memberikan sinergi yang menguntungkan, inti dari sinergi ini adalah menghargai perbedaan, memandang kelebihan, dan mengisi kekurangan masing-masing. 4. Komunikasi antar anggota sangat perlu digali untuk memberi semangat dan memperkaya pengalaman belajar, pembinaan perkembangan mental dan emosional. 5. Evaluasi proses kelompok untuk mengetahui tingkat partisipasi dan kerjasama setiap anggota, saling membantu dan medengarkan atau memberikan saran satu dan lainnya.( Sudrajat Akhmad. 2008 ). Pada pembelajaran Teknik Elektronika diharapkan siswa mampu menguasai pembelajaran tersebut, karena pembelajaran Teknik Elekronika merupakan langkah awal atau dasar sebagai penunjang untuk mata diklat selanjutnya.

7 Berdasarkan uraian tersebut, maka menjadi latar belakang penulis untuk melaksanakan penelitian, yaitu untuk melihat pengaruh pembelajaran kooperatif tipe STAD meningkatkan hasil belajar Teknik Elektronika lebih efektif dan efisien sehingga hasil belajar siswa meningkat. B. Identifikasi Masalah Dari berbagai latar belakang masalah maka penulis mengidentifikasikan masalah yang berkenan dengan penelitian antara lain sebagai berikut : 1). Apakah pembelajaran konvensional dapat mengakibatkan siswa kurang konsentrasi dalam mengikuti proses pembelajaran? 2). Apakah pembelajaran konvensional dapat mengakibatkan siswa ribut di dalam kelas? 3). Apakah dengan menggunakan pembelajaran konvensional siswa malas mengikuti proses pembelajaran? 4). Apakah di dalam pembelajaran guru salah pemilihan strategi pembelajaran yang kurang tepat? 5). Apakah dengan menggunakan pembelajaran konvensional siswa cenderung menerima informasi dari guru? 6). Apakah pembelajaran konvensional dapat mengakibatkan siswa kurang efektif dalam proses belajar mengajar? 7). Apakah penggunaan pembelajaran konvensional menyebabkan rendahnya hasil belajar siswa? 8). Dapatkah pembelajaran kooperatif tipe STAD meningkatkan hasil belajar siswa?

8 C. Pembatasan Masalah Sesuai dengan latar belakang masalah, identifikasi masalah, serta keterbatasan penulis dalam kemampuan, waktu dan dana, maka penlisan ini dibatasi pada : 1. Pokok bahasan yang dieksperimenkan meliputi Komponen Aktif, Pasif, dan Optik. 2. Aspek penelitian pada bidang kognitif (pengetahuan), psikomotorik (keterampilan), dan afektif (sikap). 3. Untuk melihat pengaruh pembelajaran kooperatif tipe STAD terhadap hasil belajar siswa Teknik Elektronika menggunakan uji t. D. Perumusan Masalah Berdasarkan latar belakang masalah, identifikasi masalah, dan pembatasan masalah penelitian, maka rumusan masalah yang dikemukakan dalam penelitian ini adalah apakah hasil belajar Teknik Elektronika siswa yang dibelajarkan dengan strategi pembelajaran kooperatif tipe STAD secara signifikan lebih tinggi dibandingkan dengan siswa yang dibelajarkan dengan pembelajaran konvensional? E. Tujuan Penelitian Adapun tujuan dari penelitian ini adalah : 1. Untuk mengetahui peningkatan hasil belajar Teknik Elektronika yang dibelajarkan dengan menggunanakan strategi pembelajaran tipe STAD. 2. Untuk meningkatkan keefektifan peserta didik dalam proses belajar mengajar.

9 3. Untuk meningkatkan mutu lulusan SMK kejuruan dibidang Teknik Audio Video. F. Manfaat Penelitian Adapun manfaat teoritis dari penelitian ini diharapkan dapat: 1. Menambah pengetahuan khususnya tentang teori-teori yang berkaitan dengan strategi pembelajaran kooperatif tipe STAD dan strategi pembelajaran konvensional, serta pengaruhnya terhadap hasil belajar Teknik Elektronika. 2. Memperluas wawasan penulis akan hakekat mengajar yang efektif dan efisien. Sedangkan manfaat praktis yang diharapkan dari hasil penelitian ini adalah : 1. Sebagai informasi bagi sekolah dan kepala sekolah dalam meningkatkan hasil belajar di SMK Negeri 1 Lubuk Pakam. 2. Sebagai informasi bagi guru/ mahasiswa, sehingga dapat dijadikan sebagai bahan pertimbangan untuk merencanakan pembelajaran dengan menggunakan strategi pembelajaran Kooperatif Tipe STAD sebagai bahan pengembangan bagi penelitian selanjutnya 3. Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai pijakan untuk melakukan penelitian lanjutan terhadap variabel-variabel yang relevan. 4. Bagi peneliti adalah upaya untuk meningkatkan kualitas pemahaman strategi pembelajaran dalam pengajaran Teknik Elektronika di SMK N 1 Pakam.