BAB II TINJAUAN PUSTAKA

dokumen-dokumen yang mirip
KOMPETENSI PROFESIONAL GURU TK

MENINGKATKAN KOMPETENSI PEDAGOGIK GURU DI SD YAYASAN MUTIARA GAMBUT

BAB I PENDAHULUAN. seorang guru mengetahui cara melakukan identifikasi kebutuhan belajar, dan bagaimana melakukan pembelajaran tersebut

BAB 1 PENDAHULUAN. terpenting dalam bidang pendidikan. Pendidikan yang berkualitas adalah yang. Pasal 3 tentang fungsi dan tujuan pendidikan adalah:

SERI MATERI PEMBEKALAN PENGAJARAN MIKRO 2015 PUSAT PENGEMBANGAN PPL & PKL STANDAR KOMPETENSI GURU KURIKULUM 2006 (KTSP)

Sasaran dan. Pengembangan Sikap Profesional. Kompetensi Dasar

BAB I PENDAHULUAN. Perubahan tersebut menuntut setiap guru untuk terus berupaya melakukan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pendidikan dilakukan berdasarkan rancangan yang terencana dan terarah

BAB I PENDAHULUAN. Sebagaimana digariskan dalam Pasal 3 Undang-Undang Republik. RI No. 20 tahun 2003 tentang Sisdiknas).

BAB I PENDAHULUAN. sejalan dengan perkembangan tuntutan dunia kerja yang tidak hanya

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. mencerdaskan kehidupan bangsa dan meningkatkan kualitas manusia. dan Undang-undang Dasar Tahun Upaya tersebut harus selalu

Arif Rahman ( ) Eny Andarningsih ( ) Nurul Hasanah ( ) Rahardhika Adhi Negara ( )

BAB I PENDAHULUAN. Ketatnya persaingan dalam lapangan kerja menuntut lembaga pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. diharapkan kompetensi setiap individu akan berkembang sesuai dengan jenjang

PROSEDUR DAN MEKANISME SERTIFIKASI GURU

II. KAJIAN PUSTAKA. Salah satu unsur penting yang paling menentukan dalam meningkatkan kualitas

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Pengertian peranan menurut Soejono Soekanto (2002;234) adalah sebagai berikut:

BAB I PENDAHULUAN. menjadi guru diperlukan syarat-syarat khusus, apalagi sebagai guru yang

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB II KAJIAN PUSTAKA

II. TINJAUAN PUSTAKA

BANK SOAL PLPG BANK SOAL PLPG

KOMPETENSI PEDAGOGIK GURU DALAM KEGIATAN PEMBELAJARAN. Rokayah Dosen Prodi PGMI Fakultas Tarbiyah IAIN Raden Intan Lampung.

menyatakan bahawa Guru wajib memiliki kualifikasi akademik, kompetensi,

BAB II KAJIAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRAN. kependidikan kompetensi merupakan pengetahuan, sikap-perilaku dan

BAB I KOMPETENSI DAN RANAH KOMPETENSI GURU

BAB l PENDAHULUAN. kinerja guru. Dengan adanya setifikasi guru, kinerja guru menjadi lebih baik

Profesional : pekerjaan atau kegiatan yang dilakukan oleh seseorang dan menjadi sumber penghasilan

BAB I PENDAHULUAN. dan evaluasi yang perlu dilakukan untuk menentukan tingkat pencapaian

DIREKTORAT PENDIDIK DAN TENAGA KEPENDIDIKAN NONFORMAL DIREKTORAL JENDERAL PENINGKATAN MUTU PENDIDIK DAN TENAGA KEPENDIDIKAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. mempunyai tujuan untuk mengubah siswa agar dapat memiliki kemampuan,

KOMPETENSI GURU SEKOLAH DASAR. Oleh: Anik Ghufron FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA 2008

MACAM KOMPETENSI PENDIDIK

KOMPETENSI PENGAWAS. OLEH YAYA SUNARYA, M.Pd. PPB UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

JENIS-JENIS KOMPETENSI GURU TK

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian . Josie Fitri Handayani, 2013

BAB I PENDAHULUAN. perilaku yang harus dimiliki, dihayati, dikuasai dan diwujudkan oleh guru dalam

I. PENDAHULUAN. yang diatur di dalam Undang-Undang No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan

SKRIPSI. Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Memperoleh Gelar Sarjana Starata 1 Program Studi Pendidikan Akuntansi.

BAB I PENDAHULUAN. Dunia pendidikan semakin banyak menghadapi masalah yang perlu. mendapatkan perhatian serius dari berbagai pihak baik pemerintah,

BAB I PENDAHULUAN. resmi. 1 Guru adalah semua orang yang berwenang dan bertangung jawab terhadap

BAB I PENDAHULUA N. pernah tuntas dimanapun, termasuk di Negara yang sudah maju sekalipun.

kompetensi profesional, dan kompetensi sosial.

BAB II TIJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. kontekstual dan relevan. Peran baru guru ini harus ditemukan karena

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA BERPIKIR, DAN HIPOTESIS

SERTIFIKASI GURU MERUPAKAN PERLINDUNGAN PROFESI. Sugeng Muslimin Dosen Pend. Ekonomi FKIP Unswagati ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN. Perguruan tinggi merupakan institusi yang mendidik para mahasiswa untuk

Sasaran dan. Pengembangan Sikap Profesional. Kompetensi Dasar

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Siti Robiah Adawiyah, 2014 Usaha Instruktur Dalam Optimalisasi Motivasi Belajar Bahasa Inggris

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan nasional dilaksanakan berdasarkan Pancasila dan Undang-

BAB I PENDAHULUAN. dalam menjalankan kerangka dan tujuan organisasi.masalah kompetensi itu menjadi penting,

BAB V PEMBAHASAN. A. Pembahasan Pada uraian ini, peneliti akan menyajikan uraian pembahasan sesuai

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Berdasarkan Permendiknas No. 16 Tahun 2007, guru harus memiliki

BAB I PENDAHULUAN. bersaing secara terbuka di era global sehingga dapat meningkatkan

BAB II KAJIAN TEORI. tentang sesuatu hal seperti orang atau peristiwa, (c) orang -orang yang

BAB I PENDAHULUAN. besar dalam meningkatkan pengetahuan siswa. Selain sebagai pengajar, guru juga

PERAN GUGUS PAUD DALAM MENINGKATKAN KOMPETENSI GURU PAUD NON FORMAL DI KECAMATAN CIRANJANG KABUPATEN CIANJUR

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan yang berkualitas mampu melahirkan sumber daya. manusia unggul yang dapat menjadi aktor penting di balik semua

PEDOMAN PENILAIAN PROFIL KOMPETENSI GURU SEKOLAH DASAR

BAB I PENDAHULUAN. Kualitas pembelajaran di sekolah dibangun oleh beberapa aspek, mulai

Kata Kunci : Supervisi Akademik, Kompetensi Guru Dalam Mengelola KBM, PAIKEM

BAB I PENDAHULUAN. yang berkaitan dengan eksistensi guru itu sendiri. meningkatkan pendidikan nasional ternyata masih banyak yang harus di

II TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Deskripsi Teoritis Tinjauan tentang Guru, Kompetensi, Kompetensi Pedagogik, dan PAUD

A. LATAR BELAKANG PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. Memasuki abad ke-21 ini Indonesia dihadapkan pada masalah yang

PENGEMBANGAN PROFESIONALISME GURU

BAB I PENDAHULUAN. baik secara langsung atau tidak langsung dipersiapkan untuk menopang dan

UPAYA PENINGKATAN KOMPETENSI PAEDAGOGIK GURU SEKOLAH DASAR

PEMBINAAN PROFESIONALISME GURU MELALUI KEGIATAN PPL KEPENDIDIKAN DENGAN PENDEKATAN LESSON STUDY. ( As ari Djohar )

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat modern yang menuntut spesialisasi dalam masyarakat yang. semakin kompleks. Masalah profesi kependidikan sampai sekarang

KOMPETENSI PROFESIONAL GURU

Sesuai dengan tujuan pendidikan yang berbunyi :

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUHUAN. A. Latar Belakang Masalah. UU No.20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional menyatakan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan salah satu wahana yang dapat mewujudkan

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian Yuniyarti, 2014 Pengaruh Pengelolaan Kelas terhadap Prestasi Belajar Siswa

adalah proses diterimanya rangsang (objek, kualitas, hubungan antar gejala, maupun

Oleh: Dr. En d a n g Poer w a n t i, M.Pd.

SKRIPSI. Disusun dan Diajukan untuk Memenuhi Syarat Mendapatkan Gelar Sarjana Pendidikan Sekolah Dasar. Disusun oleh: HARYANI ISTIQOMAH A

BAB I PENDAHULUAN. yang membedakan manusia dengan makhluk lainnya. Untuk mengembangkan potensi yang dimiliki oleh manusia tersebut maka

BAB I PENDAHULUAN. untuk meningkatkan sumber daya yang dimilikinya. Baik sumber daya materil

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Kualitas pelaksanaan pendidikan di sekolah ditentukan oleh berbagai unsur,

MANFAAT HASIL PROGRAM PENGALAMAN LAPANGAN (PPL) SEBAGAI KESIAPAN GURU PRODUKTIF

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan bagian yang paling penting dalam membentuk

BAB I PENDAHULUAN. Setiap pelaksanaan program pendidikan memerlukan adanya pengawasan atau supervisi.

I. PENDAHULUAN. ini karena tanpa pendidikan manusia akan sulit berkembang dan akan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Guru Sekolah Dasar merupakan ujung tombak keberhasilan dalam. membentuk generasi penerus bangsa yang berkualitas, nampaknya harus

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan Indonesia menduduki posisi sentral dalam pembangunan

I. PENDAHULUAN. kehidupan tersebut maka seseorang harus banyak belajar. Proses belajar yang

BAB I PENDAHULUAN. guru, siswa, orang tua, pengelola sekolah bahkan menjadi tujuan pemerintah.

BAB I PENDAHULUAN. fungsi utama guru adalah meningkatkan mutu pendidikan nasional

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan harus berlangsung secara berkelanjutan. Dari sinilah kemudian muncul istilah

WALIKOTA TASIKMALAYA

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Menurut Kamus Umum Bahasa Indonesia kompetensi berarti kewenangan. kuantitatif. Johnson (dalam Usman 2006: 14) menyatakan bahwa

PENGERTIAN KTSP DAN PENGEMBANGAN SILABUS DALAM KTSP. Oleh Dr. Jumadi

Transkripsi:

6 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Kompetensi Pedagogik Guru Sebelum membahas secara khusus tentang kompetensi pedagogik guru, ada baiknya terlebih dahulu dibahas tentang kompetensi secara umum. Kompetensi merupakan suatu kemampuan yang mutlak dimiliki guru agar tugasnya sebagai pendidik dapat terlaksanakan dengan baik. Beranjak dari inilah kompetensi merupakan suatu hal yang tidak bisa dipisahkan dari kegiatan pendidikan dan pengajaran. Dalam Undang-UndangNomor 14 Tahun 2005,kompetensi adalah seperangkat pengetahuan, keterampilan dan prilaku yang harus dimiliki, dihayati, dandikuasai oleh guru atau dosen dalam melaksanakan tugas keprofesionalannya. Kompetensi berasal dari Bahasa Inggris, yakni competence yang memiliki arti kecakapan dan kemampuan. Kompetensi didefinisikan dengan berbagai cara, namun pada dasarnya kompetensi merupakan kebulatan penguasaan pengetahuan, keterampilan, dan sikap yang ditampilkan melalui unjuk kerja, yang diharapkan bisa dicapai seseorang setelah menyelesaikan suatu program pendidikan (Sri, 2006). Menurut kamus besar Bahasa Indonesia, kompetensi berarti kemampuan dan kecakapan, maka hal ini berarti erat kaitannya dengan pemilikan pengetahuan dan kecakapan atau keterampilan sebagai guru.

7 Menurut Gordon sebagaimana yang dikutip oleh Mulyasa (2007), bahwa ada enam aspek atau ranah yang terkandung dalam konsep kompetensi, yaitu sebagai berikut: 1. Pengetahuan (knowledge), yaitu kesadaran dalam bidang kognitif, misalnya seorang guru mengetahui cara melakukan identifikasi kebutuhan belajar, dan bagaimana melakukan pembelajaran terhadap peserta didik sesuai dengan kebutuhannya. 2. Pemahaman (understanding), yaitu kedalaman kognitif dan afektif yang dimiliki oleh individu, misalnya seorang guru yang akan melaksanakan pembelajaran harus memiliki pemahaman yang baik tentang karakteristik dan kondisi fisik peserta didik, agar melaksanakan pembelajaran berjalan secara efektif dan efisien. 3. Kemampuan (skill), yaitu sesuatu yang dimiliki oleh individu untuk melakukan tugas atau pekerjaan yang dibebankan kepadanya, misalnya kemampuan guru dalam memilih dan membuat alat peraga sederhana untuk memberikan kemudahan belajar kepada peserta didik. 4. Nilai (value), yaitu suatu standar perilaku yang telah diyakini dan secara psikologis telah menyatu dalam diri seseorang, misalnya standar perilaku guru dalam pembelajaran (kejujuran, keterbukaan, demokratis, dan lainnya). 5. Sikap (attitude), yaitu perasaan (senang, tidak senang, suka, tidak suka) atau reaksi terhadap suatu rangsangan yang datang dari luar, misalnya reaksi terhadap krisis ekonomi, perasaan terhadap kenaikan gaji, dan lain-lain.

8 6. Minat (interest), yaitu kecenderungan seseorang untuk melakukan suatu perbuatan, misalnya minat untuk melakukan sesuatu atau untuk mempelajari sesuatu. Guru adalah orang yang memberikan ilmu atau orang yang memberikan bimbingan kepada muridnya yang didalamnya terjadi sebuah interaksi dan komunikasi antara guru dan muridnya dengan baik, baik itu terjadi secara formal atau tidak formal, langsung maupun tidak langsung.profesionalisme memiliki arti sebuah kecakapan, kedewasaan, keahlian, keterampilan dan penguasaan terhadap suatu bidang yang dikuasainya. Jika digabungkan guru dan profesional maka memiliki arti orang yang memberikan bimbingan ilmu dengan baik yang mumpunidalam bidangnya sehingga orang yang menerimanya dapat mengerti dengan mudah. Menurut N.A. Ametembun, guru adalah semua orang yang berwewenang dan bertanggung jawab terhadap pendidikan muridnya, baik secara individual ataupun klasikal, baik disekolah maupun diluar sekolah.hal ini menunjukkan bahwa seorang guru minimal memiliki dasar-dasar kompetensi sebagai wewenang dan kemampuan dalam menjalankan tugas.untuk itu seorang guru perlu memiliki kepribadian, menguasai bahan pelajaran dan menguasai cara-cara mengajar sebagai kompetensi. Bila seorang guru tidak memiliki bahan pelajaran dan cara-cara mengajar maka guru dianggap gagal menunaikan tugasnya, sebelum berbuat lebih banyak dalam pendidikan dan pengajaran. Oleh karena itu kompetensi mutlak dimiliki guru sebagai kemampuan, kecakapan dan keterampilan dalam mengelola kegiatan pendidikan.dengan demikian berarti kompetensi guru berarti pemilikan pengetahuan keguruan, dan pemilikan keterampilan serta kemampuan sebagai guru.

9 Kompetensi guru menurut PP RI No. 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan Pasal 28, pendidik adalah agen pembelajaran yang harus memiliki empat jenis kompetensi, yaitu (Mulyasa, 2007): a. Kompetensi pedagogik,merupakan kemampuan yang berkenaan dengan pemahaman peserta didik, pengelola pembelajaran yang mendidik, dan dialogis. Secara substantif, kompetensi ini mencakup kemampuan pemahaman terhadap peserta didik, perancangan dan pelaksanaan pembelajaran, evaluasi hasil belajar, dan pengembangan peserta didik untuk mengaktualisasikan berbagai potensi yang dimilikinya. b. Kompetensi kepribadian,merupakan kemampuan personal yang mencerminkan kepribadian yang mantap, stabil, dewasa, arif dan berwibawa, menjadi teladan bagi peserta didik, dan berakhlak mulia. c. Kompetensi profesional,merupakan kemampuan yang berkenaan dengan penguasaan materi bidang studi secara luas dan mendalam, yang mencakup penguasaan substansi isi materi kurikulum mata pelajaran di sekolah dan substansi keilmuan yang menaungi materi kurikulum tersebut, serta menambah wawasan keilmuan sebagai guru (Sholeh, 2008). d. Kompetensi sosial, berkenaan dengan kemampuan pendidik sebagai bagian dari masyarakat untuk berkomunikasi dan bergaul secara efektif dengan peserta didik, sesama pendidik, tenaga kependidikan, orang tua/wali peserta didik, dan masyarakat sekitar. Kompetensi guru tersebut bersifat menyeluruh dan merupakan satu kesatuanyang satu sama lain saling berhubungan dan saling mendukung. Namun

10 dalam penelitian ini, kompetensi guru hanya ditekankan pada kompetensi pedagogik saja. Menurut Fatah (2008) kompetensi pedagogik memiliki indikator sebagai berikut: a. Kemampuan memahami peserta didik, dengan indikator: 1) Memahami karakteristik perkembangan peserta didik, seperti memahami tingkat kognisi peserta didik sesuai dengan usianya. 2) Memahami prinsip-prinsip perkembangan kepribadian peserta didik, seperti mengenali tipe-tipe kepribadian peserta didik, mengenali tahapantahapan perkembangan kepribadian peserta didik. 3) Mampu mengidentifikasi bekal ajar awal peserta didik, seperti mengenali perbedaan potensi yang dimiliki peserta didik. b. Kemampuan dalam membuat perancangan pembelajaran, dengan indikator antara lain: 1) Mampu merencanakan pengorganisasian bahan pembelajaran, seperti mampu menelaah dan menjabarkan materi yang tercantum dalam kurikulum, mampu memilih bahan ajar yang sesuai dengan materi, mampu menggunakan sumber belajar yang memadai. 2) Mampu merencanakan pengelolaan pembelajaran, seperti merumuskan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai sesuai dengan kompetensi yang ingin dicapai, memilih jenis strategi atau metode pembelajaran yang cocok, menentukan langkah-langkah pembelajaran, menentukan cara yang dapat digunakan untuk memotivasi peserta didik, menentukan

11 bentuk-bentuk pertanyaan yang diajukan kepada peserta didik dan lainnya. 3) Mampu merencanakan pengelolaan kelas, seperti penataan ruang tempat duduk peserta didik, dan mengalokasi waktu. 4) Mampu merencanakan penggunaan media dan sarana yang bisa digunakan untuk mempermudah pencapaian kompetensi. 5) Mampu merencanakan model penilaian proses pembelajaran, seperti menentukan bentuk, prosedur, dan alat penilaian. c. Kemampuan melaksanakan pembelajaran, dengan indikator: 1) Mampu menerapkan keterampilan dasar mengajar, seperti membuka pelajaran, menjelaskan, pola variasi, bertanya, memberi penguatan, dan menutup pembelajaran. 2) Mampu menerapkan berbagai jenis model pendekatan, strategi/metode pembelajaran, seperti active learning, pembelajaran kontekstual, dan lainnya. 3) Mampu menguasai kelas, seperti mengaktifkan peserta didik dalam bertanya, mampu menjawab dan mengarahkan pertanyaan siswa, kerja kelompok, kerja mandiri. 4) Mampu mengukur tingkat ketercapaian kompetensi peserta didik selama proses pembelajaran berlangsung.

12 d. Kemampuan dalam mengevaluasi hasil belajar, dengan indikator: 1) Mampu merancang dan melaksanakan asesmen, seperti memahami prinsip-prinsip asesmen, mampu menyusun macam-macam instrumen evaluasi pembelajaran, mampu melaksanakan evaluasi. 2) Mampu menganalisis hasil asesmen, seperti mampu mengolah hasil evaluasi pembelajaran, mampu mengenali karakteristik instrumen evaluasi. 3) Mampu memanfaatkan hasil asesmen untuk perbaikan kualitas pembelajaran selanjutnya, seperti memanfaatkan hasil analisis instrumen evaluasi dalam proses perbaikan instrumen evaluasi, dan mampu memberikan umpan balik terhadap perbaikan perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi pembelajaran. e. Kemampuan dalam mengembangkan peserta didik untuk mengaktualisasikan berbagai potensi yang dimilikinya, dengan indikator: 1) Memfasilitasi peserta didik untuk mengembangkan potensi akademik, seperti menyalurkan potensi akademik peserta didik sesuai dengan kemampuannya, mampu mengarahkan dan mengembangkan potensi akademik peserta didik. 2) Mampu memfasilitasi peserta didik untuk mengembangkan potensi non akademik, seperti menyalurkan potensi non akademik peserta didik sesuai dengan kemampuannya, mampu mengarahkan dan mengembangkan potensi non akademik peserta didik.

13 B. Upaya Peningkatan Kompetensi Pedagogik Guru Upaya peningkatan kompetensi guru khususnya kompetensi pedagogik harus dilakukan oleh semua pihak, baik dari guru maupun kepala sekolah. Ada dua upaya peningkatan kompetensi guru yang sangat mempengaruhi satu sama lain, yaitu upaya yang dilakukan guru dan upaya yang dilakukan oleh kepala sekolah/lembaga pendidikan yang bersangkutan (Sahertian, 2000), yaitu: a. Upaya yang dilakukan guru Upaya peningkatan kompetensi pedagogik guru di sekolah dapat dilakukan melalui: 1) Mengikuti organisasi keguruan, misalnya MGMP (Musyawarah Guru Mata Pelajaran), yang bertujuan untuk meningkatkan mutu dan kualitas guru dalam kelompoknya masing-masing. Disamping itu untuk menyatukan kekurangan konsep makna dan fungsi pendidikan serta pemecahannya terhadap kekurangan yang ada, mendorong guru melakukan tugasnya dengan baik, sehingga mampu membawa mereka ke arah peningkatan kompetensinya. 2) Mengikuti kursus kependidikan. Dengan mengikuti kursus, guru diarahkan kepada dua hal, yaitu sebagai penyegaran, dan sebagai upaya peningkatan pengetahuan, keterampilan, dan mengubah sikap tertentu. b. Upaya yang dilakukan kepala sekolah/lembaga pendidikan Upaya peningkatan kompetensi pedagogik guru di sekolah dapat dilakukan melalui:

14 1) Mengadakan lokakarya (workshop). Lokakarya pendidikan merupakan suatu kegiatan belajar kelompok yang terdiri dari petugas-petugas pendidikan yang memecahkan masalah yang dihadapi melalui percakapan dan bekerja secara kelompok maupun perorangan. Masalah yang dibahas muncul dari peserta lokakarya sendiri dengan metode pemecahan masalah dengan cara musyawarah dan penyelidikan. 2) Mengadakan penataran guru. Penataran dilakukan berkaitan dengan kesempatan bagi guru-guru untuk berkembang secara profesional untuk meningkatkan kemampuan guru dalam melaksanakan proses belajar mengajar. Mengingat tugas rutin dalam melaksanakan aktivitas mendidik dan mengajar, maka guru perlu menambah ide-ide baru melalui kegiatan penataran. Penyelenggaraan penataran dapat dilakukan dengan berbagai cara, yaitu: a) sekolah yang bersangkutan mengadakan penataran sendiri dengan menyewa tutor yang dianggap profesional dan dapat memenuhi kebutuhan; b) sekolah bekerja sama dengan sekolah-sekolah lain atau lembaga-lembaga lain yang sama-sama membutuhkan penataran sebagai upaya peningkatan personalia; c) sekolah mengirimkan atau mengutus para guru untuk mengikuti penataran yang dilaksanakan oleh sekolah lain atau lembaga yang membawahi. 3) Memotivasi guru membuat karya ilmiah. Karya ilmiah adalah kegiatan penuangan gagasan pemikiran ke dalam bentuk karangan dengan mengikuti aturan dan metode ilmiah, sehingga menghasilkan informasi

15 ilmiah yang dapat didiskusikan dan disebarluaskan kepada masyarakat pendidikan serta didokumentasikan di perpustakaan sekolah. 4) Memberikan penghargaan. Melalui penghargaan, guru dirangsang untuk meningkatkan kinerja yang positif dan produktif. Penghargaan ini akan lebih bermakna apabila dikaitkan dengan prestasi guru secara terbuka, sehingga setiap guru memiliki peluang untuk meraihnya. 5) Mengadakan supervisi. Dengan adanya pengawasan akan dapat menciptakan kedisiplinan dan semangat kerja yang tinggi. Hal ini sangat penting guna membantu guru menjalankan tugasnya. Pengawasan hendaknya dilakukan dengan penuh keterbukaan dan kesungguhan. Jika tidak akan menimbulkan kesenjangan antara pimpinan sekolah dengan dewan guru. 6) Mengadakan rapat sekolah. Pertemuan dalam bentuk rapat mengenai pembinaan sekolah, siswa dan bidang studi merupakan salah satu cara yang dapat ditempuh untuk dapat meningkatkan kemampuan dan keterampilan guru dalam mengajar. Disamping itu, banyak masalah sekolah yang dapat diselesaikan dengan rapat. C. Faktor yang Mempengaruhi Upaya Peningkatan Kompetensi Pedagogik Guru Dalam upaya meningkatkan kompetensi pedagogik guru, ada beberapa faktor yang mempengaruhinya (Saiful, 2006), yaitu:

16 a. Latar belakang pendidikan guru Latar belakang pendidikan guru merupakan salah satu persyaratanyang diprioritaskan, guru yang memiliki latar belakang pendidikankeguruan telah mendapatkan bekal pengetahuan tentang pengelolaan kelas,proses belajar mengajar dan lain sebagainya, sedangkan guru yang belummengambil pendidikan keguruan, dia akan merasa kesulitan untuk dapatmeningkatkan kualitas keguruannya. b. Pengalaman guru dalam mengajar Pengalaman mengajar guru akan sangat mempengaruhikemampuan guru dalam menjalankan tugas dan peningkatan kompetensiguru. Bagi guru yang pengalaman mengajarnya baru beberapa tahun ataubelum berpengalaman sama sekali, akan berbeda dengan guru yangberpengalaman mengajarnya telah bertahun-tahun. Semakin lamadan semakin banyak pengalaman mengajar, tugasnya akan semakin baikdalam mengantarkan anak didiknya untuk mencapai tujuan belajar, sesuai hasil pengalamannya mengajar. c. Kesehatan guru Kondisi jasmani yang sehat akan menghasilkan proses belajarmangajar sesuai yang diharapkan. Guru yang sehat akan dapatmengerjakan tugas-tugas sebagai guru dengan baik, karena tugas-tugas itumenuntut energi yang cukup banyak. Terganggunya kesehatan guru akanmempengaruhi kegiatan proses belajar mengajar, terutama dalam meningkatkan kompetensinya. Jasmani yang sehat harus didukung rohani yang sehat pula, dengan mental dan jiwa

17 yang sehat maka guru dapat menjaga keseimbangan kebutuhan jasmani dan rohani. d. Penghasilan guru Perbaikan kesejahteraan ekonomi akan menumbuhkan semangatkerja guru, sebaliknya ketika penghasilan atau gaji tidak mencukupi makaguru akan berupaya mencari tambahan penghasilan lain. Jika gurumelakukan pekerjaan lain selain profesinya sebagai guru maka tugas dantanggung jawabnya sebagai guru tidak akan maksimal karena perhatiannyaterbagi. Kepala sekolah sebagai pemimpin dituntut untuklebihmemperhatikan gaji atau penghasilan guru sebagai upaya perbaikan kesejahteraan dan peningkatan kompetensi guru. e. Sarana pendidikan Tersedianya sarana yang memadai akan mempermudah pencapaintujuan pembelajaran, sebaliknya keterbatasan sarana pendidikan akanmenghambat tujuan dalam proses belajar mengajar. Jadi dengan demikiansarana pendidikan mutlak diperlukan terutama bagi pelaksanaan upaya guru dalam meningkatkan kompetensinya. f. Disiplin dalam bekerja Disiplin dalam lingkungan sekolah tidak hanya berlaku bagi siswasaja akan tetapi perlu diterapkan bagi kepala sekolah dan pegawai juga.demikian juga disiplin kerja bagi guru sebagai salah satu pelakupendidikan disekolah. Disinilah fungsi kepala sekolah sebagai pemimpin, pembimbing, dan pengawas diharapkan mampu untuk menjadi motivator agar tercipta

18 kedisiplinan didalam lingkungan sekolah. Kedisiplinan yang ditanamkan kepada guru dan seluruh staf sekolah akan mempengaruhi upaya peningkatan kompetensi guru. g. Pengawasan kepala sekolah Pengawasan kepala sekolah bertujuan untuk pembinaan danpeningkatan kualitas pembelajaran yang dilakukan para guru. Pengawasanini hendaknya bersikap fleksibel dengan memberi kesempatan kepada gurumengemukakan masalah yang dihadapinya serta diberi kesempatan kepadaguru untuk mengemukakan ide demi perbaikan dan peningkatan hasilpendidikan. Selain itu kepala sekolah bisa menampung kritik dan saran dari orang tua siswa.