1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dengue merupakan penyakit mosquito-borne yang dapat menyerang berbagai kelompok usia dan dapat berakibat fatal dalam waktu yang singkat (Setyawan, 2012 ; Hastuti, 2008). Infeksi dengue dapat terjadi pada segala usia dan memiliki spektrum manifestasi klinis, perkembangan klinis, dan hasil akhir yang beragam, mulai dari tanpa gejala apapun, sindrom viral yang ringan/tidak spesifik, hingga gejala yang berat dan mematikan seperti manifestasi perdarahan dan syok dengue (Halasa et al.,2011). Penyakit infeksi sistemik dan akut ini disebabkan oleh empat serotipe virus dengue (DEN1, DEN2, DEN3, dan DEN4) (Pozo-Aquilar et al.,2014; Halasa et al.,2011). Keempat jenis virus dengue tersebut ditularkan melalui perantaraan gigitan vektor nyamuk Aedes aegypti dan Aedes albopictus (Setyawan, 2012). Setelah masuk ke tubuh manusia, virus dengue mengalami inkubasi selama 2 hari hingga 2 minggu sebelum munculnya gejala (Guzman dan Isturiz, 2010). Rata-rata masa inkubasi
2 virus dengue dalam tubuh manusia hingga meimbulkan gejala adalah 4-6 hari (Kemenkes, 2011). Manifestasi klinis dari infeksi dengue memiliki beberapa derajat keparahan, mulai dari infeksi yang asimtomatik sampai manifestasi yang berat pada sebagian kecil populasi yaitu demam berdarah dengue/dengue hemorrhagic fever (DHF) dan sindrom syok dengue/dengue shock syndrome (DSS) (Wichmann et al., 2011). Saat ini penyakit dengue demam dengue, DHF, maupun DSS telah menjadi salah satu fokus utama kesehatan global karena frekuensinya meningkat dengan cukup tinggi pada tiga dekade terakhir ini (WHO, 2011). Terdapat insidensi infeksi dengue sebanyak 30 kali lipat di dunia sekitar 50 tahun terakhir ini (Shepherd, 2014). Telah banyak studi yang mencari faktor-faktor yang mempengaruhi keparahan infeksi dengue yang dapat diperiksa dengan pemeriksaan laboratorium, misalnya kadar tumor necrosis factor alpha (TNF-α), platelet activating factor (PAF), interleukin-1(il-1), interleukin-6 (IL-6), dan interleukin-8 (IL-8). Sementara itu, masih terdapat data laboratorium yang belum termanfaatkan dengan baik pada pemeriksaan rutin infeksi dengue, yaitu platelet distribution width (PDW). Berdasarkan studi Gunawan et al. (2010), PDW berhubungan dengan keadaan trombositopenia dan
3 DSS pada pasien anak-anak. Selain itu, berdasarkan studi yang dilakukan Rey et al. (2015), rata-rata PDW lebih tinggi bermakna secara statistik pada trombositopenia karena destruksi platelet dan sekuestrasi lien. Infeksi dengue termasuk hal yang dapat meningkatkan destruksi platelet sehingga diasumsikan terdapat PDW yang bermakna pada infeksi dengue. Peningkatan destruksi platelet merupakan sebuah peluang untuk mengetahui lebih lanjut keterkaitan antara PDW dengan tingkat keparahan manifestasi klinis pada infeksi dengue pada pasien dewasa sekaligus membandingkan nilai PDW anara pasien dengue dewasa dengan pasien dengue anak. B. Rumusan Masalah Berdasar uraian latar belakang di atas, rumusan masalah yang dapat disusun adalah: 1. Apakah ada perbedaan PDW pada penderita dengue dewasa pada berbagai derajat keparahan? 2. Apakah ada perbedaan PDW pada penderita dengue anak dan dewasa?
4 C. Tujuan Penelitian Tujuan dari penelitian ini adalah untuk: 1. mengetahui perbedaan PDW pada berbagai derajat keparahan penyakit dengue pada pasien dewasa. 2. Mengetahui perbedaan PDW pada pasien dengue anak dan pasien dengue dewasa. D. Keaslian Penelitan Sebelum penelitian ini dilakukan, terdapat beberapa penelitian serupa mengenai PDW pada penyakit infeksi yang diakibatkan oleh virus dengue. Beberapa penelitian tersebut antara lain adalah:
5 Nama peneliti Gunawan et al. Katti et al. Tabel 1.1. Penelitian Terdahulu Mengenai PDW pada Infeksi Dengue Tahun Lokasi Sampel Penanda Metode Tujuan Hasil 2010 Manado 89 PDW dan Mean Platelet Volume (MPV) 2014 India 200 PDW dan MPV Dewi 2015 Yogyaka rta 100 PDW dan MPV Potong lintang Case control Potong lintang Mengetahui hubungan MPV dan PDW dengan derajat infeksi dengue Mengetahui hubungan antara trombositop enia dengan indeks platelet pada beberapa penyakit Menganalisi s besar rasio prevalensi PDW dan MPV pada kejadian DHF dibandingka n dengan DF Terdapat korelasi negative antara PDW dengan angka trombosit (AT) dan antara MPV dengan AT (1)Indeks platelet menunjukkan korelasi negative dengan trombositopen ia pada kasus destruksi trombosit. (2) indeks trombosit memiliki korelasi positif dengan kasus hipoproduksi platelet (1)Rasio prevalensi MPV pada DHF 4,8 kali lebih besar secara bermakna dibandingkan DF. (2) Rasio prevalensi PDW 2,8 kali lebih besar secara bermakna pada populasi DHF dibandingkan pada populasi DF
6 E. Manfaat Penelitian 1. Manfaat bagi pasien dengue Hasil penelitian ini diharapkan dapat membantu kecepatan dan ketepatan proses diagnosis dan tata laksana pada pasien dengue. 2. Manfaat bagi klinisi Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi pertimbangan klinisi dalam mengambil keputusan dalam tata laksana dengue. 3. Manfaat bagi akademisi dan keilmuan Penelitian ini diharapkan akan membuka peluang bagi penelitian lanjutan mengenai platelet distribution width tingkat keparahan penyakit dengue.