HUBUNGAN ASUPAN MAKANAN DENGAN PENAMBAHAN BERAT BADAN PADA REMAJA HAMIL USIA TAHUN (Studi pada Kelurahan Rowosari Kota Semarang)

dokumen-dokumen yang mirip
Hubungan Tingkat Kecukupan Energi, Protein Dan Frekuensi Kunjungan Antenatal Care Dengan Taksiran Berat Janin

HUBUNGAN DUKUNGAN SUAMI DENGAN KEPATUHAN KONSUMSI TABLET FE PADA IBU HAMIL TRIMESTER III DI PUSKESMAS WIROBRAJAN KOTA YOGYAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. Sebagai tolak ukur keberhasilan kesehatan ibu maka salah satu indikator

GAMBARAN KARAKTERISTIK IBU HAMIL YANG MENDERITA KEKURANGAN ENERGI KRONIS (KEK) DI KECAMATAN WONOSALAM KABUPATEN DEMAK

HUBUNGAN ASUPAN ENERGI DAN PROTEIN DENGAN STATUS GIZI NARAPIDANA UMUM (Studi di Lembaga Pemasyarakatan Klas I Semarang Tahun 2016)

Rizqi Mufidah *), Dina Rahayuning P **), Laksmi Widajanti **)

Keywords : pregnant mother`s characteristics, intake level energy, intake level protein, pregnancy check-up frequency, pregnat mother`s weight gain.

HUBUNGAN TINGKAT KEPUASAN MUTU HIDANGAN DENGAN TINGKAT KONSUMSI ENERGI DAN MAKRONUTRIEN PADA REMAJA DI BPSAA PAGADEN SUBANG

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Masalah gizi masih merupakan masalah kesehatan masyarakat yang

HUBUNGAN ANTARA ASUPAN ENERGI DENGAN STATUS GIZI PADA PELAJAR SMP NEGERI 10 KOTA MANADO.

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEKURANGAN ENERGI KRONIS PADA IBU HAMIL DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS SUNGAI BILU BANJARMASIN

Hubungan Tingkat Pengetahuan Ibu Tentang Gizi Dengan Status GIzi Pada Balita di Desa Papringan 7

Dian Purnama Sari. Akademi Kebidanan Bunga Kalimantan ABSTRAK

TINGKAT PENGETAHUAN IBU HAMIL TENTANG KEKURANGAN ENERGI KRONIK (KEK) DI PUSKESMAS KEDUNG MUNDU KECAMATAN TEMBALANG KOTA SEMARANG

HUBUNGAN PERILAKU IBU DALAM PEMBERIAN ASI DAN MP-ASI DENGAN PERTUMBUHAN BADUTA USIA 6-24 BULAN (Studi di Kelurahan Kestalan Kota Surakarta)

SIKAP IBU DALAM PEMENUHAN KEBUTUHAN GIZI DENGAN KEJADIAN KEKURANGAN ENERGI KRONIS PADA IBU HAMIL

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN IBU DENGAN PERILAKU PEMENUHAN KEBUTUHAN NUTRISI SELAMA KEHAMILAN

142 Jurnal Kesehatan Samodra Ilmu Vol. 07 No. 02 Juli 2016

Relationship of Food Intake, Physical Activity with Weight Gain of Pregnant Women in The City of Makassar

HUBUNGAN ANTARA ASUPAN ENERGI DENGAN STATUS GIZI PELAJAR SMA NEGERI 2 TOMPASO Claudya Momongan*, Nova H Kapantow*, Maureen I Punuh*

HUBUNGAN ASUPAN GIZI MAKAN PAGI DAN MAKAN SIANG DENGAN STATUS GIZI DAN KESEGARAN JASMANI PADA ANAK SEKOLAH DASAR NEGERI TEMBALANG SEMARANG TAHUN 2012

Liva Maita, Na imatu Shalihah : Faktor-Faktor Yang Menyebabkan Pemberian Kolostrum Pada Ibu Nifas Di Ruang Camar I Rsud Arifin Achmad Provinsi Riau


Kehamilan akan meningkatkan metabolisme energi karena itu kebutuhan energi dan zat gizi lainnya juga mengalami peningkatan selama masa kehamilan.

Jurnal Care Vol.5, No2,Tahun 2017

Hubungan Antara Tingkat Konsumsi Energi, Protein dan Daya Beli Makanan dengan Status Gizi pada Remaja di SMP Negeri 2 Banjarbaru

BUDAYA PANTANG MAKAN, STATUS EKONOMI, DAN PENGETAHUAN ZAT GIZI IBU HAMIL PADA IBU HAMIL TRIMESTER III DENGAN STATUS GIZI. Abstrak

ABSTRAK. Kata Kunci: Asupan Energi, Frekuensi Antenatal Care, Ketaatan Konsumsi Tablet Fe, Anemia

Dea Riskha Fitriliana 1 ABSTRACT

HUBUNGAN ANTARA KONSUMSI TABLET Fe DAN FREKUENSI ANTENATAL CARE (ANC) DENGAN KADAR HEMOGLOBIN PADA IBU HAMIL DI DESA SENDANG PONOROGO NASKAH PUBLIKASI

HUBUNGAN ANEMIA DAN KEK PADA IBU HAMIL AKHIR TRIMESTER III DENGAN BERAT BADAN LAHIR BAYI (Studi di Wilayah Kerja Puskesmas Kalisat Kabupaten Jember)

HUBUNGAN PENGETAHUAN TENTANG GIZI DENGAN KEJADIAN KEK PADA IBU HAMIL DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS BRINGIN KABUPATEN SEMARANG ARTIKEL

ABSTRAK. Faktor - Faktor yang Berhubungan dengan Status Gizi Ibu Hamil Trimester I di RSIA Pertiwi Makassar

HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU DAN POLA KONSUMSI DENGAN KEJADIAN ANEMIA GIZI PADA IBU HAMIL DI PUSKESMAS KASSI-KASSI

HUBUNGAN PENGETAHUAN TENTANG ANEMIA, PENDIDIKAN IBU, KONSUMSI TABLET FE DENGAN KADAR HB PADA IBU HAMIL TRIMESTER III DI RB BHAKTI IBU KOTA SEMARANG

HUBUNGAN ANTARA KETERATURAN MENGKONSUMSI TABLET ZAT BESI DENGAN KEJADIAN ANEMIA PADA IBU HAMIL DI PUSKESMAS JETIS II BANTUL YOGYAKARTA

HUBUNGAN PENGETAHUAN LANSIA TENTANG OSTEOPOROSIS DENGAN PERILAKU MENGKONSUMSI MAKANAN BERKALSIUM DI PANTI WREDHA X YOGYAKARTA

BAB II LANDASAN TEORI

PENGETAHUAN, SIKAP, DAN PRAKTEK GIZI SERTA TINGKAT KONSUMSI IBU HAMIL DI KELURAHAN KRAMAT JATI DAN KELURAHAN RAGUNAN PROPINSI DKI JAKARTA

SKRIPSI HUBUNGAN PENAMBAHAN BERAT BADAN IBU SELAMA HAMIL DENGAN BBL DI BPS MEI SUWARSONO KLEDOKAN TAHUN 2012

Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Pola Pemberian ASI Eksklusif di Wilayah Kerja Puskesmas Bungus Tahun 2014

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

HUBUNGAN KEPATUHAN MINUM TABLET FE PADA IBU PRIMIGRAVIDA DENGAN KEJADIAN ANEMIA DI PUSKESMAS TEGALREJO TAHUN 2016

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN GANGGUAN PERTUMBUHAN BALITA DI KABUPATEN PADANG PARIAMAN

HUBUNGAN POLA MAKAN DENGAN KEJADIAN ANEMIA PADA REMAJA PUTRI KELAS XI DI SMK N 2 YOGYAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. jumlah remaja dan kaum muda berkembang sangat cepat. Menurut World

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB II LANDASAN TEORI

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI STATUS GIZI BAIK DAN GIZI KURANG PADA BALITA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS PAYO SELINCAH KOTA JAMBI TAHUN 2014

STATUS GIZI IBU HAMIL SERTA PENGARUHNYA TERHADAP BAYI YANG DILAHIRKAN

HUBUNGAN STATUS GIZI DENGAN KEJADIAN ANEMIA PADA SISWI KELAS VIII SMP II KARANGMOJO GUNUNGKIDUL

HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP IBU DENGAN PERSALINAN PRETERM DI RUANG BERSALIN RUMAH SAKIT UMUM MEURAXA KOTA BANDA ACEH TAHUN 2012

HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP IBU HAMIL TERHADAP KEJADIAN KEKURANGAN ENERGI KRONIS (KEK) Abstrak

Hubungan Pengetahuan Gizi Dan Frekuensi Konsumsi Fast Food Dengan Status Gizi Siswa SMA Negeri 4 Surakarta

HUBUNGAN ANTARA ASUPAN ENERGI DENGAN STATUS GIZI SISWI SMA NEGERI 4 MANADO

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN ANEMIA PADA IBU HAMIL TRIMESTER III DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS AIR DINGIN KOTA PADANG TAHUN 2012

HUBUNGAN PENGGUNAAN KB SUNTIK 3 BULAN (DMPA) DENGAN KENAIKAN BERAT BADAN DI PUSKESMAS CENDRAWASIH KOTA MAKASSAR

HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN IBU HAMIL TENTANG TANDA BAHAYA KEHAMILAN DENGAN KEPATUHAN PEMERIKSAAN KEHAMILAN DI BPS ERNAWATI BOYOLALI

FAKTOR FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KADAR HB IBU HAMIL DI PUSKESMAS KECAMATAN SENEN TAHUN Nur Romdhona Putri Nabella.

Ika Sedya Pertiwi*)., Vivi Yosafianti**), Purnomo**)

BAB 1 PENDAHULUAN. untuk mencapai tujuan pembangunan kesehatan yaitu meningkatnya kesadaran,

FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN STATUS GIZI BAYI DI KELURAHAN BIRA KOTA MAKASSAR TAHUN 2010

HUBUNGAN USIA DAN PARITAS DENGAN INVOLUSIO UTERUS PADA IBU NIFAS DI RSUD DR. H. MOCH ANSARI SALEH BANJARMASIN

PENGARUH KEKURANGAN ENERGI KRONIS (KEK) DENGAN KEJADIAN ANEMIA PADA IBU HAMIL

Hubungan Antara Status Gizi Dengan Usia Menarche Dini pada Remaja Putri di SMP Umi Kulsum Banjaran Kab. Bandung Provinsi Jawa Barat Tahun 2016

HUBUNGAN MINAT IBU MENYUSUI DENGAN PERAWATAN PAYUDARA DI RS PKU MUHAMMADIYAH KOTAGEDE

STUDI D IV KEBIDANAN SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN NGUDI WALUYO UNGARAN

ABSTRAK. Kata kunci : Balita, Status gizi, Energi, Protein PENDAHULUAN

KEJADIAN KEK DAN ANEMIA PADA IBU HAMIL DI PUSKESMAS KALONGAN KABUPATEN SEMARANG

Hubungan Pengetahuan Ibu Hamil tentang Proses Persalinan dengan Tingkat Kecemasan Menghadapi Persalinan

BAB I PENDAHULUAN. trimester III sebesar 24,6% (Manuba, 2004). Maka dari hal itu diperlukan

HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU HAMIL TENTANG GIZI TERHADAP STATUS GIZI IBU HAMIL DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS REJOSARI KELURAHAN REJOSARI PEKANBARU ABSTRAK

Woro Rahmanishati* STIKES Kota Sukabumi ABSTRAK

BAB 1 PENDAHULUAN. postpartum adalah masa yang dimulai dari tanda akhir periode intrapartum

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB Ι PENDAHULUAN. Kehamilan merupakan suatu proses fisiologis yang terjadi pada setiap

HUBUNGAN ANTARA ANEMIA IBU HAMIL DENGAN KEJADIAN BERAT BAYI LAHIR RENDAH DAN PERDARAHAN POSTPARTUM

BAB I PENDAHULUAN. keluar melalui serviks dan vagina (Widyastuti, 2009). Berdasarkan Riset

BAB I PENDAHULUAN. berlangsung dengan baik, bayi tumbuh sehat sesuai yang diharapkan dan

HUBUNGAN ASUPAN ENERGY DAN PROTEIN DENGAN STATUS GIZI BALITA DI KELURAHAN TAMAMAUNG

Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Kejadian Anemia

HUBUNGAN PENAMBAHAN BERAT BADAN IBU SELAMA HAMIL DENGAN KEJADIAN BBLR DI RUMAH SAKIT DR. NOESMIR BATURAJA TAHUN 2014

HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU NIFAS TENTANG BENDUNGAN ASI DENGAN PRAKTIK PENCEGAHAN BENDUNGAN ASI (BREAST CARE) DI RB NUR HIKMAH KWARON GUBUG

HUBUNGAN ANTARA ASUPAN ENERGI DAN ZAT GIZI MAKRO DENGAN STATUS GIZI PADA PELAJAR DI SMP NEGERI 13 KOTA MANADO.

Adequacy Levels of Energy and Protein with Nutritional Status in Infants of Poor Households in The Subdistrict of Blambangan Umpu District of Waykanan

HUBUNGAN LINGKAR LENGAN ATAS (LILA) DAN KADAR HEMOGLOBIN (Hb) DENGAN BERAT BAYI LAHIR

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. seseorang dengan tujuan tertentu pada waktu tertentu. Konsumsi pangan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

POLA MAKAN ANAK DENGAN STATUS GIZI ANAK USIA 6-8 TAHUN DI SD WILAYAH KELURAHAN CEMPAKA

III TAHUN Disusun Oleh WIWEN INDITA PROGRAM

MOTIVASI DAN KEPATUHAN KUNJUNGAN ANTENATAL CARE (ANC) PADA IBU HAMIL TRIMESTER III

BAB 1 : PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Periode remaja adalah periode transisi dari anak - anak menuju dewasa, pada

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN KEKURANGAN ENERGI KRONIK (KEK) PADA IBU HAMIL DI PUSKESMAS HALMAHERA SEMARANG

HUBUNGAN POLA NUTRISI PADA IBU NIFAS DENGAN KECUKUPAN ASI PADA BAYI DI DESA MEJASEM TIMUR KECAMATAN KRAMAT KABUPATEN TEGAL TAHUN 2013

HUBUNGAN ANTARA ASUPAN PROTEIN, ZAT BESI, DAN VITAMIN C DENGAN KEJADIAN ANEMIA PADA ANAK USIA PRA SEKOLAH DI KELURAHAN SEMANGGI DAN SANGKRAH SURAKARTA

BAB III METODE PENELITIAN

TRIMESTER III DI PUSKESMAS TEGALREJO YOGYAKARTA

BAB 1 PENDAHULUAN. Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional (RPJP-N) tahun

HUBUNGAN TINGKAT KECUKUPAN BESI DENGAN KADAR HEMOGLOBIN PADA REMAJA HAMIL USIA TAHUN (Studi di Kelurahan Rowosari Kota Semarang Tahun 2016)

BAB I PENDAHULUAN. Kekurangan gizi akan menyebabkan kegagalan pertumbuhan fisik dan. perkembangan kecerdasan, menurunkan produktivitas kerja, dan

Transkripsi:

HUBUNGAN ASUPAN MAKANAN DENGAN PENAMBAHAN BERAT BADAN PADA REMAJA HAMIL USIA 15-19 TAHUN (Studi pada Kelurahan Rowosari Kota Semarang) Awanis Farisa Setyarahma*), Martha Irene Kartasurya**), Ronny Aruben**) *) Mahasiswa Peminatan Gizi Kesehatan Masyarakat, FKM UNDIP Semarang **) Dosen Peminatan Gizi Kesehatan Masyarakat, FKM UNDIP Semarang Email : awanisfarisa@yahoo.co.id Abstract : Adolescent pregnancy need higher food intake than adult pregnant women, because they were still in the growth period. There were many cases (415) of adolescent pregnancy in Rowosari, Semarang in 2015. The purpose of this study was to analyze the association of energy, protein, fat, vitamin B1, vitamin B6, vitamin B12, and calcium adequacy levels and the weight gain among adolescent pregnanciesat Rowosari Village, Semarang. This study was an analytical study with a cross-sectional approach. The subjects were44 pregnant adolescent who were chosen purposively. Data were collected through interviews using structured questionnaires and 2 x 24 hours recalls. Qualitative data were also collected through indepth interviews. Data were analysed by Pearson and Spearman Rank correlation tests. The results showed that the adequacy level of energy was (79.5±8.55)%, protein (70.55±24.88)%, fat (52.3±22.54)%, vitamin B1 (90.9±22.99)%, vitamin B6 (65.9±24.30)%, vitamin B12 (56.8±79.21)% and calsium (59.1±49.83)%. There were correlation between energy adequacy levels (p = 0.000), protein adequacy level (p = 0.040), fat adequacy level (p = 0.032), vitamin B1 adequacy (p = 0.021), vitamin B6 adequacy (p = 0.034), calsiumadequacy levels (p = 0.016) and weight gain. There was no correlation between adequacy levels of vitamin B12 (p = 0.188) and the pregnancy weight gain. It was concluded that there were correlation between adequacy level of energy, protein, fat, vitamin B1, vitamin B6 and calcium with the pregnancy weight gain of adolescent pregnancy. Keyword : Adequacy level, weight gain, adolescent pregnancy PENDAHULUAN Remaja mengalami perubahan yang mendasar dalam sikap dan perilaku. Berbagai hal tersebut mengakibatkan peningkatan kerentanan remaja terhadap berbagai macam penyakit terutama yang berhubungan dengan kesehatan seksual dan reproduksi. 1 Masa remaja merupakan masa transisi dalam rentang kehidupan manusia yang menghubungkan masa kanak-kanak dan masa dewasa. Pada masa ini terjadi pertumbuhan dan perkembangan yang pesat dari tubuh termasuk fungsi reproduksi. 158

Pertumbuhan dan perkembangan ini mempengaruhi perubahan fisik, mental maupun sosial, sehingga masa ini disebut masa-masa kritis dalam kehidupan manusia. 2 Salah satu masalah yang cukup mengkhawatirkan di kalangan remaja adalah seks pranikah. 3 Wanita hamil membutuhkan asupan makanan yang cukup untuk dirinya dan bayi yang dikandungnya. Ibu hamil yang mengalami kekurangan asupan gizi, akan menyebabkan kelainan pada janin yang dikandungnya. Masalah yang sering terjadi pada ibu hamil yaitu tidak menyadari adanya peningkatan kebutuhan gizi selama masa kehamilan, serta perilaku gizi yang salah sehingga terjadi ketidakseimbangan antara konsumsi dan kebutuhan. Selain itu, sebagian ibu hamil takut mengalami kesulitan melahirkan karena bayi yang dikandung menjadi besar sehingga ibu hamil cenderung mengurangi konsumsi makanannya. Di beberapa daerah masih terdapat kebiasaan pantang/tabu makan sesuatu seperti ikan, padahal selama hamil makanan tersebut merupakan sumber zat gizi yang diperlukan. 4 Konsumsi pangan sebelum dan selama kehamilan berpengaruh terhadap kesehatan ibu hamil. Makanan sangat penting selama kehamilan karena makanan dibutuhkan untuk pertumbuhan anak. Kualitas anak dalam kandungan ditentukan oleh makanan ibunya. Jika makanan ibu kurang, pertumbuhan anak juga kurang. Jika ibu terlampau banyak makan, anak juga akan tumbuh terlalu besar dan tidak sehat. Konsumsi ibu selama hamil sebaiknya lebih banyak dari sebelum hamil, karena bayi yang dikandungnya juga membutuhkan makanan, namun banyaknya makanan yang dikonsumsi harus tetap sesuai kebutuhan. 5 Asupan energi dan protein mempunyai peranan penting dalam penambahan berat badan, hal ini sejalan dengan penelitian sebelumnya yang menyatakan bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara asupan energi dan protein dengan penambahan berat badan pada ibu hamil. 6 Umur kehamilan yang dipilih yaitu pada usia trimester ketiga karena pada trimester ketiga para ibu kurang memperhatikan asupan zat gizinya sehingga memungkinkan untuk mereka kekurangan asupan makanan yang menunjang 159

kesehatan tetapi pada trimester ketiga ini cenderung ibu mengalami peningkatan nafsu makan dan laju penambahan berat badannya sudah stabil karena sudah memasuki akhir kehamilan. Asupan makanan pada remaja hamil perlu mendapat perhatian karena makanan yang dikonsumsi oleh ibu secara langsung akan berpengaruh terhadap janin yang dikandungnya serta remaja hamil perlu untuk meningkatkan asupan gizinya mengingat mereka masih dalam usia pertumbuhan. Sampai saat ini belum adanya penelitian asupan makanan pada remaja hamil. Hal tersebut membuat peneliti tertarik untuk melakukan penelitian mengenai hubungan asupan makanan dengan penambahan berat badan pada remaja hamil usia 15-19 tahun di Kelurahan Rowosari Kota Semarang tahun 2016. purposive sampling. Sampel berjumlah 44 remaja hamil. Variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah tingkat kecukupan energi, tingkat kecukupan protein, tingkat kecukupan lemak, tingkat kecukupan vitamin B, dan tingkat kecukupan kalsium. Pengambilan data dilakukan dengan kuesioner, wawancara mendalam dan recall2x24 jam. Analisis data dilakukan secara univariat dan bivariat menggunakan uji korelasi Pearson dan Rank Spearman. HASIL DAN PEMBAHASAN 1. Analisis Variabel Penelitian Tabel 1 Distribusi Frekuensi Tingkat Pendidikan dan Umur Kehamilan Responden F % Pendidikan Terakhir SMP 19 43,2 SMA 25 56,8 Umur Kehamilan 7 Bulan 8 Bulan 9 Bulan 15 24 5 34,1 54,5 11,4 Total 44 100,0 METODE PENELITIAN Penelitianinimerupakan penelitian analitik kualitatif dengan jenispenelitian observasional melalui pendekatan cross sectional. Teknik pengambilan sampel adalah Tabel 1 menunjukkan bahwa sebagian besar pendidikan terakhir responden adalah SMA, sedangkan sebagian besar umur kehamilan responden adalah 8 bulan. 160

Tabel 2 Rata-rata Penambahan Berat badan Responden Variabel Min Maks Rata SD 2 Penambahan Berat Badan (kg) 7,40 17,0 11,4 2,5 Tabel 2 menunjukkan bahwa penambahan berat badan responden berkisar antara 7,40-17,0 kg, data penambahan berat badan berdistribusi normal. Tabel 3 Distribusi Frekuensi Penambahan Berat Badan Responden Kategori Penambahan Berat Badan Jumlah Frekuensi % BB kurang (<12.5 kg) 34 77,3 BB cukup ( 12,5 kg) 10 22,7 Total 44 100 Tabel 3 menunjukkan bahwa sebagian besar remaja hamil memiliki penambahan berat badan yang kurang sebesar 34 responden, dan penambahan berat badan yang cukup sebesar 10 responden. Tabel 4 Asupan Responden Makanan Tabel 4 menunjukkan bahwa ratarata kecukupan energi, protein, lemak, vitamin B1, vitamin B6, vitamin B12 dan kalsium responden Variabel Tingkat Kecukupan sudah tergolong baik diatas AKG yang dianjurkan. Tabel 5 Rata-rata Asupan Makanan Responden Kategori Tingkat Kecukupan a. Energi Kurang (<70%) Cukup (>70%- <100%) Baik (>100%- 130%) b. Protein Kurang (<80%) Baik ( 80%- 100%) c. Lemak Kurang (<80%) Baik ( 80%- 100%) d. Vitamin B1 Kurang (<77%) Min Maks Median SD Energi (%) 77 115 93,50 8,55 Protein (%) 12,49 108,88 62,40 24,88 Lemak (%) 13,10 111,20 61,45 22,54 Vitamin B1 (%) Vitamin B6 (%) Vitamin B12 (%) 17,86 107,14 46,43 22,99 25,00 137,50 65,60 24,30 3,80 409,60 86,50 79,21 Kalsium (%) 8,07 170,49 84,25 49,83 Jumlah Frekuensi % 0 35 9 0 79,5 20,5 31 70,5 13 29,5 21 23 40 4 47,7 52,3 90,9 9,1 Baik ( 77%) e. Vitamin B6 Kurang (<77%) 29 65,9 Baik (>77%) 15 34,1 f. Vitamin B12 Kurang (<77%) 19 43,2 Baik (>77%) 25 56,8 g. Calsium Kurang (<77%) 18 40,9 Baik (>77%) 26 59,1 Total 44 100 Tabel 5 menunjukkan, bahwa ratarata kecukupan protein, vitamin B1, dan vitamin B6 responden kurang, namun kecukupan energi, lemak, 161

vitamin B12 dan kalsium tergolong baik. 2. Analisis Hubungan Variabel Bebas dengan Terikat Penambahan Berat Badan Variabel Koefisien Korelasi (r) p value Energi 0,975 0,000 Protein 0,311 0,040 Lemak 0,323 0,032 Vitamin B1 0,348 0,021 Vitamin B6 0,321 0,034 Vitamin B12 0,202 0,188 Kalsium 0,360 0,016 fisik yang cukup akan sangat membantu meningkatkan tingkat kecukupan energi responden. Adanya hubungan dalam penelitian ini, sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Joko Prianto tahun 2006 di Kabupaten Gunungkidul Yogyakarta dan sejalan dengan teori yang ada yang menyatakan bahwa selama proses kehamilan terjadi peningkatan laju metabolik basal dan penambahan berat badan selama kehamilan. 6,8 a. Hubungan Energi dengan penambahan Berat Badan Hasil uji statistik menunjukkan bahwa p value sebesar0,000 <0,05 yang berarti bahwa ada hubungan tingkat kecukupan energi dengan penambahan berat badan. Adanya hubungan antara tingkat kecukupan energi dengan penambahan berat badan pada penelitian ini karena asupan energi yang baik tidak diimbangi dengan olahraga dan aktifitas fisik yang cukup. Konsumsi gizi yang mencukupi kebutuhan serta diiringi dengan latihan fisik yang ringan sehingga akan memberi dampak baik bagi ibu hamil. 7 Adanya aktifitas b. Hubungan Protein dengan Penambahan Berat Badan Hasil uji statistik menunjukkan bahwa p value sebesar0,040 <0,05 yang berarti bahwa ada hubungan tingkat kecukupan protein dengan penambahan berat badan. Berdasarkan hasil wawancara sebagian besar ibu hamil dalam penelitian ini menyatakan bahwa makanan yang sering dikonsumsi adalah makanan yang kaya akan protein seperti tahu, tempe, telur, dan lain-lain. Namun kurangnya variasi makanan yang mereka konsumsi sehari-hari menyebabkan asupan protein tidak tercukupi. Protein pada ibu hamil berfungsi 162

untuk pertumbuhan dan perkembangan janin, plasenta, uterus, payudara serta peningkatan volume darah ibu. 8,9,10 Hal ini menunjukan, responden mengetahui sangat baik bahwa masa hamil adalah masa penting untuk pertumbuhan optimal janin dan persiapan persalinan. Oleh karena penambahan zat-zat gizi yang berguna untuk kesehatan ibu hamil, pertumbuhan janin, saat persalinan, persiapan menyusui dan tumbuh kembang bayi. Adanya hubungan dalam penelitian ini, sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Joko Prianto tahun 2006 di Kabupaten Gunungkidul Yogyakarta dan sejalan dengan teori yang ada yang menyatakan bahwa selama proses kehamilan terjadi peningkatan laaju metabolik basal dan penambahan berat badan selama kehamilan. 6,9 c. Hubungan Lemak dengan Penambahan Berat Badan Hasil uji statistik menunjukkan bahwa p value sebesar 0,032< 0,05, yang berarti bahwa ada hubungan tingkat kecukupan lemak dengan penambahan berat badan. Asupan lemak pada sebagian besar ibu hamil tergolong baik yaitu (>80%). Fungsi lemak antara lain : sebagai sumber energi, sumber asam lemak esensial, alat angkut vitamin larut lemak, menghemat protein, memelihara suhu tubuh dan sebagai pelindung organ tubuh. Adanya hubungan tingkat kecukupan lemak dengan penambahan berat badan pada penelitian ini tidak sesuai dengan penelitian sebelumnya yang menyatakan tidak ada hubungan antara tingkat konsumsi lemak dengan penambahan berat badan. 11 Hal ini dapat terjadi karena responden mengkonsumsi bahan makanan yang mengandung banyak lemak seperti goreng-gorengan, tahu goreng dan tempe goreng serta responden banyak mengkonsumsi bahan makanan yang mengandung banyak garam seperti mie instan, kecap, dll sehingga menyebabkan kenaikan berat badan d. Hubungan Vitamin B1 dengan Penambahan Berat Badan Hasil uji statistik menunjukkan bahwa p value sebesar 0,021 < 0,05, yang berarti bahwa ada hubungan tingkat 163

kecukupan vitamin B1 dengan penambahan berat badan. Hubungan memiliki korelasi positif dan kekuatan hubungan kuat. Vitamin B1 berfungsi untuk mengubah karbohidrat yang telah masuk ke dalam tubuh menjadi energi. Fungsi ini juga bermanfaat untuk ibu hamil, yaitu saat vitamin B1 masuk ke dalam tubuh, maka akan menghasilkan energi baru bagi si bayi sehingga memungkinkan untuk perkembangan otak,otot, sistem saraf dan perkembangan organ lain didalam tubuh. Adanya hubungan dalam penelitian ini karena asupan vitamin B1 yang dikonsumsi responden masih kurang serta pengetahuan dan sosial ekonomi mereka masih rendah. e. Hubungan Vitamin B6 dengan Penambahan Berat Badan Hasil uji statistik menunjukkan bahwa p value sebesar 0,034 <0,05, yang berarti bahwa ada hubungan tingkat kecukupan vitamin B6 dengan penambahan berat badan. Vitamin B6 berfungsi untuk menghancurkan lemak didalam tubuh agar dapat menjadi energi, penting untuk kesehatan tubuh ibu dan perkembangan otak serta saraf bagi organ tubuh bayi dan untuk pembentukan sel darah merah ibu dan bayi. Jika ibu hamil kekurangan vitamin B6, tanda-tanda nya terlihat berupa gejala awal yang mirip seperti orang yang menderita kekurangan vitamin C, misalnya terdapat gatal, luka dan memar kecil dibagian sudut bibir. Adanya hubungan dalam penelitian ini karena asupan vitamin B6 yang dikonsumsi responden masih kurang serta pengetahuan dan sosial ekonomi mereka masih rendah. f. Hubungan Vitamin B12 dengan Penambahan Berat Badan Hasil uji statistik menunjukkan bahwa p value sebesar 0,188 >0,05, yang berarti bahwa tidak ada hubungan tingkat kecukupan vitamin B12 dengan penambahan berat badan Tidak adanya hubungan dalam penelitian ini karena asupan vitamin B12 yang dikonsumsi responden masih kurang serta pengetahuan dan sosial ekonomi mereka masih rendah 164

g. Hubungan Kalsium dengan Penambahan Berat Badan Hasil uji statistik menunjukkan bahwa p value sebesar 0,016<0,05, yang berarti bahwa ada hubungan tingkat kecukupan kalsium dengan penambahan berat badan. Adanya hubungan dalam penelitian ini karena responden kurang mengkonsumsi asupan kalsium selama kehamilan seperti susu. Tingginya angka ibu hamil yang kurang mengkonsumsi kalsium, dikarenakan responden kurang informasi terkait kebutuhan kalsium untuk ibu hamil selama kehamilan serta pengetahuan dan sosial ekonomi mereka masih rendah. h. Penyebab asupan makanan yang rendah secara kualitatif Dari hasil wawancara mendalam dengan 10 responden remaja hamil dipilih 5 responden dengan berat badan yang tergolong kurang dan 5 responden dengan berat badan yang normal. Dapat diketahui bahwa penyebab asupan makanan yang rendah yaitu karena pengetahuan mereka tentang makanan bergizi bagi ibu hamil masih kurang, serta nafsu dan pola makan yang masih cenderung belum diperhatikan KESIMPULAN DAN SARAN 1. Kesimpulan a. Sebagian besar penambahan berat badan ibu adalah kurang, yaitu <12,5 kg penambahan berat badannya sebanyak 34 orang dari 44 responden dengan persentase 77,3%. b. Ada hubungan tingkat kecukupan energi dengan penambahan berat badan pada remaja hamil di =0,975 ; p =0,000) c. Ada hubungan tingkat kecukupan protein dengan penambahan berat badan pada remaja hamil di =0,311 ; p =0,040) d. Ada hubungan tingkat kecukupan lemak dengan penambahan berat badan pada remaja hamil di =0,323 ; p =0,032) e. Ada hubungan tingkat kecukupan vitamin B1 dengan penambahan berat badan pada remaja hamil di 165

=0,348 ; p=0,021) f. Ada hubungan tingkat kecukupan vitamin B6 dengan penambahan berat badan pada remaja hamil di =0,321 ; p=0,034) g. Tidak ada hubungan tingkat kecukupan vitamin B12 dengan penambahan berat badan pada remaja hamil di =0,202 ; p =0,188) h. Ada hubungan tingkat kecukupan kalsium dengan penambahan berat badan pada remaja hamil di =0,360 ; p =0,016) i. Penyebab asupan makanan yang rendah pada remaja hamil yaitu pengetahuan yang rendah karena kurangnya informasi dari kader atau petugas kesehatan setempat mengenai asupan gizi yang baik bagi ibu hamil, sosial ekonomi yang kurang sehingga mempengaruhi responden dalam memperhatikan asupan makanan selama kehamilan dan kurangnya variasi makanan yang mempengaruhi nafsu makan responden. 2. Saran a. Remaja Hamil lebih aktif untuk mencari informasi tentang asupan gizi dan lebih memperhatikan asupan dan variasi makanan selama kehamilan. b. Peneliti selanjutnya diharapkan dapat menggali lebih dalam lagi mengenai kehamilan remaja menggunakan variabel lain yang terdapat dalam kerangka teori yang belum diteliti. DAFTAR PUSTAKA 1. Badan Pusat Statistik (BPS). Daftar Jumlah Penduduk Indonesia 2013. Jakarta. 2013. 2. Suryoputro et al. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Perilaku Seksual. Jogjakarta : Pustaka Cendekia Press. 2006. 3. Departemen Kesehatan dan Kesejahteraan Sosial RI. Profil Kesehatan Indonesia 2000. Jakarta : Depkes RI. 2001. 166

4. Kartasapoetra G, Marsetyo H. Ilmu Gizi (Korelasi Gizi dan Kesehatan dan Produktifitas Kerja). 4th ed. Jakarta: Rineka Cipta; 2003. 5. Departemen Gizi dan Kesehatan Masyarakat Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia. Jakarta: Gizi dan Kesehatan Masyarakat. PT Rajagrafindo Persada. 2007. 6. Prianto, J. Hubungan antara Asupan Energi dan Protein dengan Kenaikan Berat Badan Ibu Hamil di Kabupaten Gunungkidul Yogyakarta. (Karya Tulis Ilmiah). Universitas Gadjah Mada. Yogyakarta. 2006. 7. Adam, Nurlaela. Hubungan Tingkat pendidikan dan Pengetahuan dengan Kekurangan Energi Kronis pada Ibu Hamil pada Puskesmas Ampana Timur Kecamatan Ampana Kota Kabupaten Tojo Una-Una. 2013. 8. Kristiyanasari, W. Gizi Ibu Hamil. Nuha Medika, Yogyakarta. 2010. 9. Prawirohardjo, S. A. B. Saifuddin, T. Rachimhadi, dan G. H. Wiknjosastro. Ilmu Kebidanan. Ed 3, Cet. 6. PT Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo, Jakarta. 2002. 10. Supariasa, Bakri, dan Fajar. Penilaian Status Gizi. EGC, Jakarta. 2002. 11. AS. O. Maternal diet in early and late pregnancy in relation to weight gain. International Journal of Obesity (London). 2007:492 9. 167