BAB 1 PENDAHULUAN. pengalaman manusia dalam bentuk adegan dan latar pada naskah drama. Dengan

dokumen-dokumen yang mirip
BAB 1 PENDAHULUAN. Pembelajaran keterampilan menulis sulit dilakukan oleh siswa,

BAB 1 PENDAHULUAN. Menulis naskah drama merupakan salah satu kegiatan atau bentuk dari

BAB I PENDAHULUAN. menulis. Menurut Tarigan (2008:21) Proses menulis sebagai suatu cara. menerjemahkannya ke dalam sandi-sandi tulis.

BAB I PENDAHULUAN. Ridha Wulan Kartika, 2014

BAB I PENDAHULUAN. Kemampuan menulis merupakan kemampuan yang sangat penting untuk

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Bahasa seseorang dapat mencerminkan pikirannya. Semakin terampil

BAB 1 PENDAHULUAN. Penelitian ini dilatarbelakangi oleh adanya anggapan bahwa keterampilan

BAB I PENDAHULUAN. Sebagai alat komunikasi manusia yang paling efektif, bahasa memegang. penanan yang sangat penting. Dengan berbahasa, manusia mampu

BAB 1 PENDAHULUAN. baca-tulis bangsa Indonesia. Budaya baca-tulis di Indonesia masih kurang

PENERAPAN MEDIA PHOTO STORY

BAB I PENDAHULUAN. keterampilan menulis merupakan suatu ciri dari orang terpelajar atau bangsa yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Sesuai dengan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan Bahasa Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. khususnya bahasa Indonesia sebagai salah satu mata pelajaran yang penting dan

BAB 1 PENDAHULUAN. Keterampilan berbahasa mencakup keterampilan menyimak, berbicara,

BAB 1 PENDAHULUAN. bentuk karya yang bereaksi langsung secara kongkret (Hasanuddin, 2009:1).

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan pada dasarnya adalah usaha sadar untuk

BAB I PENDAHULUAN. pembelajaran sastra disekolah. Salah satu tujuan pelajaran bahasa Indonesia di

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa seseorang dapat mencerminkan pikirannya. Semakin terampil

BAB I PENDAHULUAN. dengan istilah catur- tunggal. Keempat keterampilan tersebut yaitu : keterampilan

BAB I PENDAHULUAN. dan gaya penulisan. Menulis merupakan suatu kemampuan berbahasa yang

BAB I PENDAHULUAN. pikiran, pendapat, imajinasi, dan berhubungan dengan manusia lainnya.

A. LATAR BELAKANG MASALAH

BAB I PENDAHULUAN. mudah dipahami oleh orang lain. Selain itu menulis berarti mengorganisasikan

BAB 1 PENDAHULUAN. manusia. Bahasa juga pada umumnya digunakan untuk menyampaikan perasaan,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pada dasarnya pendidikan adalah salah satu faktor yang sangat penting di

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan pada dasarnya adalah usaha sadar untuk menumbuh kembangkan

BAB I PENDAHULUAN. menulis seseorang dapat menyampaikan hal yang ada dalam pikirannya.

BAB I PENDAHULUAN. lingkungan sekolah, keterampilan menulis selalu dibelajarkan. Hal ini disebabkan oleh menulis

BAB I PENDAHULUAN. bidang pendidikan. Terbentuknya sistem pendidikan yang baik diharapkan

HUBUNGAN PENGUASAAN DIKSI DENGAN KEMAMPUAN MENULIS NASKAH DRAMA SISWA KELAS XI SMA NEGERI 15 MEDAN TAHUN PEMBELAJARAN 2014/2015

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. Komunikasi dalam hidup bermasyarakat bukan hanya melalui lisan yang dilakukan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pembelajaran bahasa mencakup empat aspek keterampilan berbahasa

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pembelajaran bahasa Indonesia diarahkan untuk meningkatkan

BAB I PENDAHULUAN. dalam melaksanakan keterampilan menulis dan hasil dari produk menulis itu.

BAB I PENDAHULUAN. yang bermanfaat bagi kehidupan manusia, khususnya para siswa. Pada saat

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan memegang peranan yang sangat penting untuk menjamin

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Rizky Ananda Oktaviani, 2015

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan sehari-hari (Dalman, 2015: 1). Dengan bahasa itulah manusia dapat

BAB 1 PENDAHULUAN. Bahasa menduduki fungsi utama sebagai alat komunikasi dalam kehidupan.

BAB I PENDAHULUAN. pembelajaran yang sesuai dengan kurikulum. Saat ini sempat diterapkan

I. PENDAHULUAN. bahan kajian bahasa Indonesia diarahkan kepada penguasaan empat keterampilan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pembelajaran Bahasa Indonesia tidak lepas dari hubungan pembelajaran

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Winda Victoria Febriani, 2013

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Pembelajaran Bahasa Indonesia mencakup empat keterampilan berbahasa,

KEMAMPUAN MENULIS TEKS BERITA SISWA KELAS VIII E SMP NEGERI 7 MUARO JAMBI TAHUN PELAJARAN 2017/2018 SKRIPSI OLEH HINDUN RRA1B114025

BAB I PENDAHULUAN. Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) yang wajib dilaksanakan dari jenjang sekolah dasar

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Bahasa merupakan alat komunikasi penting yang digunakan manusia.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. dapat menghasilkan bunyi yang disebut dengan bahasa. laku bahkan kebiasaan-kebiasaan tokoh idolanya sendiri. Seperti misalnya jika

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS PARAGRAF NARASI DENGAN TEKNIK REKA CERITA GAMBAR PADA SISWA KELAS X SMA NEGERI 1 KARANGDOWO KLATEN TAHUN AJARAN

2015 PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH DALAM PEMBELAJARAN MENULIS TEKS EKSPLANASI KOMPLEKS

BAB I PENDAHULUAN. dilaksanakan sebaik-baiknya guna mewujudkan harapan dan cita-cita bangsa.

BAB I PENDAHULUAN. Sekolah Dasar (SD) hingga Sekolah Menengah Atas (SMA) universitas juga diberikan mata pelajaran bahasa Indonesia.

BAB I PENDAHULUAN. pada satu atau beberapa karakter utama yang sukses menikmati perannya atau

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pembelajaran bahasa Indonesia diarahkan untuk meningkatkan

BAB I PENDAHULUAN. terbatas oleh usia, ruang, dan waktu. Dalam situasi dan kondisi apapun apabila

BAB I PENDAHULUAN. yaitu: keterampilan menyimak, keterampilan berbicara, keterampilan membaca, dan

BAB I PENDAHULUAN. yang beragam. Selain bahasa Inggris di SMA, SMK dan MA, peserta didik juga

BAB I PENDAHULUAN. di sekolah sangat erat dengan teknik mengajar guru agar mampu memotivasi siswa

BAB I PENDAHULUAN. menulis seperti membuat ikhtisar, menulis puisi, mencatat pelajaran, menulis

BAB 1 PENDAHULUAN. Pelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia dalam kurikulum satuan tingkat

SKRIPSI Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Pendidikan Bahasa, Sastra Indonesia, dan Daerah.

SKRIPSI. Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Pendidikan Bahasa, Sastra Indonesia, dan Daerah.

BAB I PENDAHULUAN. Keterampilan menulis merupakan salah satu kompetensi harus dikuasai

BAB I PENDAHULUAN. Peserta didik memerlukan suatu sistem pendidikan yang memberikan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Windy Tantriyani, 2013

BAB 1 PENDAHULUAN. kekayaan yang tidak mungkin dicapai jika tidak ada kebiasaan dan usaha yang

PENDAHULUAN. Oleh Rexona Purba Trisnawati Hutagalung, S.Pd., M.Pd

BAB I PENDAHULUAN. dapat terlaksananya pendidikan dan tersampainya ilmu pengetahuan. Dengan

BAB I PENDAHULUAN. secara tidak langsung ataupun tidak tatap muka dengan orang lain (Tarigan, 1981:3). Dalam

32. Mata Pelajaran Bahasa Indonesia untuk Sekolah Menengah Atas (SMA)/ Madrasah Aliyah (MA)

BAB I PENDAHULUAN. diajarkan. Pengajaran bahasa Indonesia pada hakikatnya merupakan salah satu

BAB I PENDAHULUAN. Kurikulum Berbasis Kompetensi Mata Pelajaran Bahasa dan Sastra

BAB I PENDAHULUAN. untuk meningkatkan kualitas pembelajaran. Melalui penguasaan keterampilan. jenis tulisan baik tulisan fiksi maupun nonfiksi.

BAB I PENDAHULUAN. dalam merangkai kata. Akan tetapi, dalam penerapannya banyak orang

33. Mata Pelajaran Bahasa Indonesia untuk Sekolah Menengah Atas Luar Biasa Tunanetra (SMALB A)

BAB I PENDAHULUAN. seorang pendidik yang mempunyai kompetensi, baik kompetensi pedagogik,

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

2014 KEEFEKTIFAN MOD EL PEMECAHAN MASALAH (PROBLEM SOLVING) D ALAM PEMBELAJARAN MENULIS TEKS D ISKUSI

BAB I PENDAHULUAN. manusia dengan yang lainnya. Keterampilan berbahasa yang dimiliki manusia

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Dalam pembelajaran bahasa Indonesia terdapat empat aspek keterampilan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. peran yang sangat menetukan, bagi perkembangan individu maupun suatu

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Bahasa Indonesia merupakan salah satu mata pelajaran dalam Kurikulum

BAB I PENDAHULUN. Menulis merupakan suatu keterampilan berbahasa yang terpadu dan

PENINGKATAN KUALITAS PEMBELAJARAN MENULIS KARANGAN PERSUASI DENGAN MEDIA POSTER IKLAN BERTEMA LINGKUNGAN PADA SISWA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Peranan seorang guru dalam proses belajar-mengajar harus mampu

2014 PENERAPAN METODE MENULIS BERANTAI DALAM MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENULIS CERPEN

BAB I PENDAHULUAN. keterampilan siswa dalam menyerap materi pendidikan. Guru sebagai fasilitator, menyampaikan ilmunya melalui bentuk-bentuk ajaran

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Dalam kehidupan sehari-hari manusia tidak dapat terlepas dari kegiatan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pada hakikatnya, belajar bahasa adalah belajar berkomunikasi.

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. terdiri dari 12 orang siswa laki-laki dan 13 orang siswa perempuan.

BAB I PENDAHULUAN. komunikasi di tengah-tengah pergaulan dan interaksi sosial. Melalui penguasaan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. keterampilan berbahasa yang baik. Bentuk bahasa dapat dibagi dua macam, yaitu

BAB I PENDAHULUAN. mendapatkan ilmu pengetahuan dari guru dalam proses belajar-mengajar. membimbing dan memfasilitasi siswa dalam kegiatan belajar.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Marfuah, 2013

Transkripsi:

1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Berdasarkan Standar Kompetensi KTSP, kompetensi dasar dari aspek menulis, di sekolah menengah pertama kelas XI terdapat kompetensi dasar tentang mendeskripsikan perilaku manusia melalui naskah drama dan menarasikan pengalaman manusia dalam bentuk adegan dan latar pada naskah drama. Dengan menulis naskah drama siswa akan memperoleh pengalaman bersastra yang akan menyentuh siswa dalam beberapa aspek kehidupan. Hal ini karena drama merupakan potret kehidupan manusia, potret suka duka, pahit manis, dan hitam putih kehidupan. Namun hasil pengamatan guru bidang studi bahasa Indonesia di SMA Muhammadiyah 1 Garut menunjukan bahwa keterampilan menulis siswa dalam naskah drama tidak terlaksana dengan baik. Hal ini dilihat dari observasi awal penulis, beberapa siswa belum mampu menuangkan pikiran atau gagasannya ke dalam bentuk tulisan dengan sempurna. Hasil dari penulisan naskah drama menjadi tidak teratur dan penggunaan bahasanya pun semakin kacau. Sejalan dengan hal itu, dalam artikel Arif (2010) berpendapat bahwa menulis karya sastra, khusunya menulis naskah drama merupakan pekerjaan yang berat, membosankan, dan kurang diminati.

2 Selain artikel yang ditulis oleh Arif (2010) Rendahnya mutu kemampuan menulis siswa disebabkan oleh kenyataan bahwa pengajaran menulis atau mengarang masih dianaktirikan (Badudu, 1985: 35). Hal ini diperjelas oleh Alwasilah (1993: 3) bahwa pelajaran bahasa Indonesia di sekolah-sekolah lebih mengutamakan keterampilan menyimak, membaca, berbicara, daripada mengajarkan menulis. Morsey dalam Tarigan (1976: 122) mengungkapkan bahwa menulis dipergunakan oleh orang terpelajar untuk mencatat/ merekam, meyakinkan, melaporkan/ memberitahukan, dan mempengaruhi. Maksud dan tujuan seperti ini hanya dapat dicapai baik oleh orang-orang yang dapat menyusun pikirannya dan mengutarakannya dengan jelas. Kejelasan itu tergantung pada pikiran, organisasi, pemakaian kata-kata dan struktur kalimat. Kemampuan menulis melalui naskah drama dengan bahasa Indonesia yang baik dan benar memang tidak mudah. Hal ini terbukti dari hasil angket yang telah dibagikan pada siswa-siswa kelas XI-IPA 1 SMA Muhamadiyah 1 Garut yang berjumlah 25 siswa. Dari hasil angket tersebut dapat disimpulkan bahwa, 100% siswa menyatakan kesulitan ketika menulis naskah drama. Pada umumnya siswa kesulitan dalam menentukan tema, memusatkan pada ide yang telah didapat, menentukan watak tokoh, membuat dialog dan menggambarkan keadaan. Namun, dalam hal ini bukan berarti siswa mengalami kebutaan dalam mengembangkan cerita, akan tetapi ide- ide tersebut begitu dituangkan ke dalam naskah drama hasilnya terasa kaku, fokus ceritanya kurang jelas dan pilihan katanya pun kurang mengenai sasaran.

3 Selain mengemukakan kesulitan-kesulitan tersebut, beberapa siswa juga menyatakan malas sebab tidak ada motivasi untuk menulis. Hal tersebut juga diperkuat dari hasil wawancara terhadap guru bahasa dan sastra Indonesia SMA Muhamadyah 1 Garut, yaitu Tatang, S.Pd yang menyatakan bahwa selama ini pembelajaran menulis belum beranjak dari metode ceramah dan kurang memberikan bimbingan terutama dalam menulis naskah drama. Di samping itu kurangnya minat siswa dalam menulis naskah drama membuat siswa kesulitan menuangkan ide yang dimilikinya ke dalam bentuk tulisan dan juga pembelajaran sastra di sekolah masih monoton dan terpaku pada buku yang mengakibatkan siswa semakin jenuh. Selain itu pembelajaran menulis naskah drama berbeda dengan naskah sastra pada umumnya. Naskah drama mengandung unsur tokoh dan dialog yang dilengkapi dengan petunjuk akting, latar, dan juga peralatan yang digunakan. Sehingga Kesulitan yang dialami siswa pada umumnya berkait tentang hal tema, cara penulisan, menentukan watak, tokoh, menggambarkan keadaan, alur, membuat epilog dan prolog drama serta dialog-dialog antartokoh. Menurut Thoifuri (2002:25) dalam artikel Arif (2010) gaya guru inisiator itu selalu menekankan pada siswanya memaknai segala sesuatu yang ada di sekitarnya untuk menjadi lebih baik. Sesulit apapun pelajaran yang akan ditransormasikan ke siswa, sebenarnya guru harus mampu menerjemahkan dengan baik. Strategi pembelajaran harus dioptimalkan dengan baik, lebi bervariasi, dan tidak semata-mata komunikasi verbal melalui penuturan sehingga siswa cepat bosan.

4 Oleh karena hambatan diatas, perlu dilakukan upaya untuk menemukan penggunaan strategi pembelajaran yang dapat merangsang aktivitas siswa dan juga pengajaran yang akan lebih menarik perhatian siswa sehingga dapat menumbuhkan motivasi. Adapun penelitian yang penulis lakukan adalah mencoba menerapkan model pembelajaran picture and picture hal ini karena strategi ini menggunakan gambar dan dipasangkan/ diurutkan menajadi urutan logis sehingga, siswa menjadi lebih mudah untuk menentukan tema, watak, tokoh, menggambarkan keadaan, alur, membuat epilog dan prolog drama serta dialog-dialog antartokoh. Model pembelajaran picture and picture adalah model pembelajaran yang menggunakan alat bantu atau media gambar untuk menerangkan sebuah materi atau memfasilitasi siswa untuk aktif belajar. Media gambar berwarna selayaknya bisa diterapakan dalam proses pembelajaran menulis naskah drama. Biasanya anak mengalami kesulitan menuangkan pikirannya dalam bentuk kalimat tertulis berdasarkan tema yang telah ditentukan oleh guru. Model picture and picture dengan menggunakan media gambar berwarna memungkinkan siswa dapat mengembangkan konsep-konsep grafis yang dijelaskan atau diilustrasikan dari suatu gambar tersebut dengan menyandarkan pada kehidupan nyata siswa menjadi sebuah naskah drama yang baik dan menarik. Kelebihan model inipun yaitu guru lebih mengetahui kemampuan masing-masing siswa dan juga dapat melatih berpikir logis dan sistematis untuk merangkai sebuah urutan gambar manjadi sebuah drama singkat dan menuliskannya dalam bentuk naskah drama.

5 Berdasarkan pengamatan penulis, upaya meningkatkan keterampilan menulis dengan menggunakan model yang sama juga pernah dilakukan oleh Iman Firmansyah pada tahun 2007 dengan judul penggunaan media bergambar sebagai upaya meningkatkan keterampilan menulis karangan deskripsi di Kelas X SMA Negeri 10 Bandung Tahun 2006/2007. Pada penelitian ini peneliti mencantumkan masalah spesifik yang dialami siswa ketika kesulitan menulis,. Penggunaan media gambar membuat siswa menjadi lebih mudah untuk mendapat gambaran menulis karangan deskripsi sehingga peningkatan menulis karangan deskripsi dengan menggunakan media gambar siswa jelas terlihat. Atas dasar pemikiran tersebut, akhirnya penulis semakin yakin dan memilih judul Upaya Meningkatkan Kemampuan Menulis Kreatif Naskah Drama dengan Menggunakan Model Pembelajaran Picture and Picture. (Penelitian Tindakan Kelas terhadap Siswa Kelas XI SMA Muhamadiyah 1 Garut Tahun Ajaran 2011/2012) 1.2 Identifikasi Masalah Berdasarkan latar belakang yang dipaparkan di atas, penulis mengidentifikasi masalah dalam penelitian ini sebagai berikut. 1) Menulis merupakan salah satu dari empat keterampilan berbahasa yang relatif sulit dilakukan sehingga diperlukan model pembelajaran yang dapat meningkatkan keterampilan menulis.

6 2) Pembendaharaan kata siswa masih minim. 3) Siswa kurang termotivasi dalam menulis. 4) Penggunaan model pembelajaran menulis yang belum maksimal dan efektif. 1.3 Batasan Masalah Adapun pembatasan masalah dalam penelitian ini hanya difokuskan pada bagaimana pengaruh model pembelajaran picture and picture terhadap pembelajaran menulis naskah drama. 1.4 Rumusan Masalah Permasalahan penelitian dirumuskan dalam bentuk pertanyaan sebagai berikut. 1) Bagaimana perencanaan pembelajaran menulis kreatif naskah drama siswa kelas XI IPA 1 SMA Muhammadiyah 1 Garut dengan menggunakan model pembelajaran picture and picture? 2) Bagaimana pelaksanaan pembelajaran menulis kreatif naskah drama siswa kelas XI IPA 1 SMA Muhammadiyah 1 Garut dengan menggunakan model pembelajaran picture and picture? 3) Bagaimana hasil yang diperoleh dari pembelajaran menulis kreatif naskah drama Siswa kelas XI IPA 1 SMA Muhammadiyah 1 Garut dengan menggunakan model pembelajaran picture and picture?

7 1.5 Tujuan Penelitian Penelitian ini dilakukan dengan tujuan sebagai berikut: 1) mendeskripsikan perencanaan pembelajaran menulis kreatif naskah drama dengan menggunakan model pembelajara picture and picture pada siswa; 2) mendeskripsikan proses pembelajaran menulis kreatif naskah drama pada siswa menggunakan model pembelajara picture and picture; 3) mendeskripsikan hasil pembelajaran menulis kreatif naskah drama dengan menggunakan model pembelajara picture and picture. 1.6 Manfaat Penelitian Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberi manfaat sebagai berikut: 1) Pembelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia Melalui penelitian ini, pembelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia mendapatkan strategi baru untuk meningkatkan kemampuan menulis kreatif naskah drama, yaitu model pembelajara picture and picture. 2) Guru mata pelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia Guru dapat mengetahui strategi apa yang paling efektif dalam pembelajaran menulis kreatif naskah drama. Selain itu, dengan adanya penelitian ini guru diajak untuk lebih kreatif dan inovatif dalam penggunaan strategi pembelajaran sehingga motivasi siswa untuk belajar menulis kreatif naskah drama pun akan lebih meningkat. 3) Siswa

8 Motivasi siswa dalam pembelajaran menulis kreatif naskah drama pun akan lebih meningkat. Selain itu, melalui model picture and picture siswa dimungkinkan untuk lebih kreatif dalam mengembangkan ide yang ada dalam pikirannya dalam bentuk tulisan dan siswa tidak merasa jenuh ketika pembelajaran berlangsung. 1.7 Definisi Operasional Keterampilan menulis naskah drama adalah kemampuan mengekpresikan drama secara tertulis dalam bentuk dialog untuk kepentingan pementasan dan menulis kreatif naskah drama adalah dengan menggali nilai-nilai dramatik dari naskah drama yang kaya akan situasi dramatik. Menulis naskah drama, selain mengungkapkan perasaan, pikiran, ide, gagasan dan pengalaman secara tertulis, juga harus memenuhi persyaratan sebagai standar karya yang bernilai estetis yaitu yang menggunakan bahasa yang indah dan kaya makna. Pembelajaran dengan model picture and picture adalah kegiatan belajar dimana prosesnya bisa menjadi begitu menyenangkan, sehingga para siswa dapat dengan mudah menangkap esensi dari pembelajaran itu sendiri, tanpa merasa bahwa mereka tengah belajar. Siswa dalam penelitian ini adalah siswa kelas siswa kelas XI IPA 1 Sekolah Menengah Atas Muhammadiyah 1 Garut.