Relations between Chronic Renal Failure and Pulmonary Edema in Terms of Radiology HUBUNGAN GAGAL GINJAL KRONIK DENGAN EDEMA PARU DITINJAU DARI

dokumen-dokumen yang mirip
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Muhammadiyah Yogyakarta Unit Gamping. Data dikumpulkan pada bulan

BAB 1 PENDAHULUAN. nefrologi dengan angka kejadian yang cukup tinggi, etiologi luas, dan sering diawali

DAFTAR ISI. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Rumusan Masalah Tujuan Penelitian Manfaat Penelitian...

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Hipertensi merupakan gangguan sistem peredaran darah yang dapat

BAB I PENDAHULUAN. bersifat progresif dan irreversible. Dimana kemampuan tubuh gagal untuk

HUBUNGAN ANTARA KEBIASAAN MEROKOK DENGAN PENYAKIT PARU OBSTRUKTIF KRONIS PADA WANITA DI RUMAH SAKIT HA. ROTINSULU BANDUNG PERIODE ARTIKEL

BAB I PENDAHULUAN. yang progresif dan lambat yang biasanya berlangsung beberapa tahun.

KORELASI LAMA DIABETES MELITUS TERHADAP KEJADIAN NEFROPATI DIABETIK : STUDI KASUS DI RUMAH SAKIT DOKTER KARIADI SEMARANG JURNAL MEDIA MEDIKA MUDA

ABSTRAK GAMBARAN PENDERITA TB PARU DI PUSKESMAS PAMARICAN KABUPATEN CIAMIS PERIODE JANUARI 2013 DESEMBER : Triswaty Winata, dr., M.Kes.

POLA PENGGUNAAN OBAT ANTIHIPERTENSI DAN KESESUAIANNYA PADA PASIEN GERIATRI RAWAT JALAN DI RSUD ULIN BANJARMASIN PERIODE APRIL

BAB I PENDAHULUAN. menyebabkan peningkatan angka morbiditas secara global sebesar 4,5 %, dan

Gambaran Profil Lipid Terhadap Derajat Hipertensi Pada Pasien Gagal Ginjal Kronik

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG. Ginjal menjalankan fungsi yang vital sebagai pengatur volume dan

BAB 1 : PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Gagal ginjal kronik (Chronic Kidney Disease) merupakan salah satu penyakit

NASKAH PUBLIKASI TINGKAT PENGETAHUAN, SIKAP DAN TINDAKAN KELUARGA PASIEN HEMODIALISIS MENGENAI GAGAL GINJAL KRONIK DI RSUD DOKTER SOEDARSO PONTIANAK

Abstract ASSOCIATION OF ATRIAL FIBRILLATION AND ISCHEMIC STROKE ANALYSIS FROM RSUP DR. SARDJITO YOGYAKARTA

BAB 1 PENDAHULUAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

BAB I PENDAHULUAN. mengeksresikan zat terlarut dan air secara selektif. Fungsi vital ginjal

ABSTRAK GAMBARAN FAKTOR-FAKTOR RISIKO PADA PASIEN GAGAL JANTUNG DI RUMAH SAKIT SANTO BORROMEUS BANDUNG PERIODE JANUARI-DESEMBER 2010

BAB I PENDAHULUAN. Penyakit Paru Obstruktif Kronis (PPOK) termasuk ke dalam penyakit

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

ABSTRAK ANGKA KEJADIAN KANKER PARU DI RUMAH SAKIT IMMANUEL BANDUNG PERIODE 1 JANUARI DESEMBER 2010

ABSTRAK GAMBARAN PROFIL LIPID PADA PENDERITA DIABETES MELITUS TIPE 2 YANG DIRAWAT DI RS IMMANUEL BANDUNG PERIODE JANUARI - DESEMBER 2005

ABSTRAK PREVALENSI TUBERKULOSIS PARU DI RUMAH SAKIT PARU ROTINSULU BANDUNG PERIODE JANUARI-DESEMBER 2007

BAB I PENDAHULUAN. Berkembangnya ilmu pengetahuan dan teknologi sekarang ini mampu

Manado

Perbedaan Kadar Hb Pra dan Post Hemodialisa pada Penderita Gagal Ginjal Kronis di RS PKU Muhammadiyah Yogyakarta

ABSTRAK TINGKAT PENGETAHUAN DIET PADA PENDERITA DIABETES MELITUS DENGAN KOMPLIKASI CHRONIC KIDNEY DISEASE DI RSUP SANGLAH DENPASAR

BAB I PENDAHULUAN. Gagal ginjal kronis atau End Stage Renal Desease (ESRD) merupakan

ABSTRAK ANALISIS KASUS PENDERITA PNEUMONIA DI RUANG INTENSIVE CARE UNIT RUMAH SAKIT IMMANUEL BANDUNG TAHUN 2007

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN UKDW. ginjal. Dari data American Heart Association tahun 2013 menyebutkan bahwa di

UKDW BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Hipertensi merupakan salah satu kondisi kronis yang sering terjadi di

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG


I. PENDAHULUAN. mempertahankan homeostasis tubuh. Ginjal menjalankan fungsi yang vital

HUBUNGAN ANTARA KEPATUHAN MENJALANI TERAPI HEMODIALISA DAN KUALITAS HIDUP PASIEN CHRONIC KIDNEY DISEASE (CKD) DI RUMAHSAKIT Dr.

BAB 1 PENDAHULUAN. Penyakit ginjal kronik (PGK) atau chronic kidney disease (CKD) adalah

BAB I PENDAHULUAN. Penyakit ginjal stadium akhir (gagal ginjal kronik tahap 5) dapat

UKDW BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian. Diabetes melitus (DM) merupakan suatu penyakit yang banyak dialami oleh

KARAKTERISTIK PASIEN PENYAKIT GINJAL KRONIK YANG MENJALANI HEMODIALISIS DI RSUD KABUPATEN KOTABARU ABSTRAK

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang

PERUBAHAN TEKANAN DARAH PADA PASIEN GAGAL GINJAL KRONIS SEBELUM DAN SETELAH MENJALANI TINDAKAN HEMODIALISIS DI RUANG HEMODIALISA RSUD

BAB I PENDAHULUAN. Banyak penyebab dari disfungsi ginjal progresif yang berlanjut pada tahap

BAB I PENDAHULUAN. sebagai organ pengeksresi ginjal bertugas menyaring zat-zat yang sudah tidak

ABSTRAK. Gea Nathali Halim, 2017, Pembimbing 1: Penny Setyawati M, Dr, SpPK, MKes Pembimbing 2: Yenni Limyati, Dr, SSn,SpKFR,MKes

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Esa Unggul

ABSTRAK GAMBARAN FAKTOR RISIKO PENDERITA PENYAKIT JANTUNG KORONER DI RUMAH SAKIT IMMANUEL BANDUNG PERIODE JANUARI DESEMBER 2014

BAB I PENDAHULUAN. 2010). Penyakit hipertensi dikenal dengan sebutan silent killer karena

BAB 1 PENDAHULUAN. waktu lebih dari tiga bulan. Menurut Brunner dan Suddarth, gagal ginjal kronik. sampah nitrogen lain dalam darah) (Muhammad, 2012).

BAB I PENDAHULUAN. Pneumonia merupakan infeksi akut di parenkim paru-paru dan sering

BAB I PENDAHULUAN. Congestive Heart Failure (CHF) atau gagal jantung merupakan salah

BAB I PENDAHULUAN. banyak pabrik-pabrik yang produk-produk kebutuhan manusia yang. semakin konsumtif. Banyak pabrik yang menggunakan bahan-bahan

BAB I PENDAHULUAN. jantung, seorang pasien harus memiliki tampilan berupa gejala gagal. gangguan fungsi struktur atau fungsi jantung saat istirahat.

BAB 1 PENDAHULUAN. dengan adanya peningkatan tekanan darah sistemik sistolik diatas atau sama dengan

HUBUNGAN ASUPAN PROTEIN NABATI DAN HEWANI DENGAN KADAR UREUM DAN KREATININ PADA PENDERITA GAGAL GINJAL KRONIK DENGAN HEMODIALISIS RAWAT JALAN DI RSUP

PERBEDAAN PENYEBAB GAGAL GINJAL ANTARA USIA TUA DAN MUDA PADA PENDERITA PENYAKIT GINJAL KRONIK STADIUM V YANG MENJALANI HEMODIALISIS DI RSUD

BAB 1 : PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Seiring dengan perkembangan teknologi dan peningkatan perekonomian ke

BAB I PENDAHULUAN. keseimbangan cairan dan elektrolit, menyebabkan uremia (retensi urea dan

ABSTRAK GAMBARAN PENDERITA PENYAKIT KANKER PARU PERIODE 1 JANUARI DESEMBER 2012 DI RS. IMMANUEL KOTA BANDUNG

BAB I PENDAHULUAN. sebesar 15,2%, prevalensi PGK pada stadium 1-3 meningkat menjadi 6,5 % dan

BAB I PENDAHULUAN. kasus. Kematian yang paling banyak terdapat pada usia tahun yaitu

HUBUNGAN JUMLAH VOLUME DRAINASE WATER SEALED DRAINAGE DENGAN KEJADIAN UDEMA PULMONUM RE- EKSPANSI PADA PASIEN EFUSI PLEURA MASIF

I. PENDAHULUAN. urea dan sampah nitrogen lain dalam darah) (Brunner dan Suddarth, 2002)

BAB I PENDAHULUAN. penurunan fungsi ginjal secara progresif dan irreversible 1. Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Centers for Disease Control

BAB I PENDAHULUAN. mempengaruhi kualitas hidup serta produktivitas seseorang. Penyakit penyakit

BAB I PENDAHULUAN. irreversible. Hal ini terjadi apabila laju filtrasi glomerular (LFG) kurang dari 50

BAB I PENDAHULUAN. ini terdapat diseluruh dunia, bahkan menjadi problema utama di negara-negara

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

ABSTRAK. Hubungan Penurunan Pendengaran Sensorineural dengan Pasien Diabetes Melitus Tipe 2 Terkontrol dan Tidak Terkontrol di RSUP Sanglah

PREVALENSI TERJADINYA TUBERKULOSIS PADA PASIEN DIABETES MELLITUS (DI RSUP DR.KARIADI SEMARANG) LAPORAN HASIL KARYA TULIS ILMIAH

BAB 1 PENDAHULUAN. Penyakit Diabetes Melitus atau kencing manis, seringkali dinamakan

Hubungan Kadar Gula Darah dengan Glukosuria pada Pasien Diabetes Mellitus di RSUD Al-Ihsan Periode Januari Desember 2014

Profesi _Keperawatan Medikal Bedah_cempaka

BAB I PENDAHULUAN UKDW. kasus terbanyak yaitu 91% dari seluruh kasus DM di dunia, meliputi individu

BAB I PENDAHULUAN. Gagal ginjal kronik merupakan masalah medik, sosial dan ekonomik. yang sedang berkembang yang memiliki sumber-sumber terbatas untuk

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. kreatinin serum pada pasien diabetes melitus tipe 2 telah dilakukan di RS

Analisis Faktor Risiko Kejadian Stroke di Rumah Sakit Umum Pusat Dr. Kariadi Semarang

BAB I PENDAHULUAN. darah yang melalui ginjal, reabsorpsi selektif air, elektrolit dan non elektrolit,

I. PENDAHULUAN. Air merupakan komponen terbesar dari tubuh sekitar 60% dari berat badan

BAB I PENDAHULUAN. multipel. Semua upaya mencegah gagal ginjal amat penting. Dengan demikian,

HUBUNGAN ANTARA TINGKAT PENGETAHUAN IBU DENGAN PENGELOLAAN AWAL INFEKSI SALURAN PERNAPASAN AKUT PADA ANAK

KADAR SERUM KREATININ PADA PASIEN SEPSIS YANG DIRAWAT DI RUANG ICU RSUP DR. KARIADI LAPORAN AKHIR HASIL PENELITIAN KARYA TULIS ILMIAH

Kata kunci: diabetes melitus, diabetic kidney disease, end stage renal disease

ABSTRAK INSIDEN GAGAL GINJAL KRONIK DENGAN HIPERTENSI YANG DIRAWAT DI RUMAH SAKIT IMMANUEL BANDUNG PERIODE 1 JANUARI DESEMBER 2005

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Pada penelitian ini digunakan sampel 52 orang yang terbagi menjadi 2

BAB I PENDAHULUAN. didefenisikan sebagai kerusakan ginjal yang terjadi lebih dari 3 bulan berupa

PREVALENSI DAN FAKTOR RISIKO PENYAKIT JANTUNG KORONER PADA PENDERITA DIABETES MELITUS TIPE 2 DI RUMAH SAKIT IMMANUEL BANDUNG PERIODE JANUARI DESEMBER

2 Penyakit asam urat diperkirakan terjadi pada 840 orang dari setiap orang. Prevalensi penyakit asam urat di Indonesia terjadi pada usia di ba

ABSTRAK GAMBARAN PENDERITA KANKER PARU DI RUMAH SAKIT HASAN SADIKIN BANDUNG PERIODE JANUARI DESEMBER 2011

BAB I PENDAHULUAN. Ginjal memiliki peranan yang sangat vital sebagai organ tubuh

BAB 1 : PENDAHULUAN. yang bersifat progresif dan irreversibel yang menyebabkan ginjal kehilangan

ABSTRAK GAMBARAN FAKTOR-FAKTOR RISIKO PADA PASIEN PENYAKIT JANTUNG KORONER DI RUMAH SAKIT IMMANUEL BANDUNG PERIODE JANUARI-DESEMBER 2009

BAB I PENDAHULUAN. menghambat kemampuan seseorang untuk hidup sehat. Penyakit penyakit

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Sepsis didefinisikan sebagai adanya infeksi bersama dengan manifestasi

ABSTRAK GAMBARAN PENYAKIT STROKE DI RUMAH SAKIT IMMANUEL BANDUNG PERIODE 1 JANUARI DESEMBER 2009

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

ABSTRAK GAMBARAN PASIEN KANKER PARU DI RUMAH SAKIT IMMANUEL BANDUNG PERIODE JANUARI 2013 DESEMBER 2014

ANGKA KEMATIAN PASIEN END STAGE RENAL DISEASE DI ICU DAN HCU RSUP DR. KARIADI JURNAL MEDIA MEDIKA MUDA

Transkripsi:

Relations between Chronic Renal Failure and Pulmonary Edema in Terms of Radiology HUBUNGAN GAGAL GINJAL KRONIK DENGAN EDEMA PARU DITINJAU DARI GAMBARAN RADIOLOGI Ezra Senna Pradesya 1, dr. H. Ahmad Faesol, Sp.Rad, M.Kes 2 1 Student of Medical and Health Science Faculty of Universitas Muhammadiyah Yogyakarta 2 Department of Radiology of Medical and Health Science Faculty of Universitas Muhammadiyah Yogyakarta ABSTRACT Background: Chronic kidney disease is a health problem in the world. According to data from the Health Research ( Riskesdas ) in 2013, the prevalence of chronic renal failure in Indonesia around 0.2 %. The prevalence of 75 years age group by 0.6 % higher than other age groups. The prevalence of chronic renal failure is in Yogyakarta, namely 0.2 %. Thorax X-ray examination is done to check for signs of pulmonary edema due to accumulation of fluid, pleural effusion, cardiomegaly and pericardial effusion Methods: This study using cross sectional approach. 69 samples were collected with the inclusion criteria, ie men and women who are diagnosed with chronic kidney disease and conduct X-ray examination of the thorax, and a history of exclusion that can cause pulmonary edema such as heart failure, drowning, malnutrition, and others. Result: A total of 57 patients with chronic kidney disease tested positive pulmonary edema. Conclusion: From the research that has been done can be concluded that there is a relation between chronic renal failure and pulmonary edema at PKU Muhammadiyah Hospital Unit Gamping ( p = 0.0027 ) Keywords: chronic kidney failure, pulmonary edema, radiology

INTISARI Latar Belakang : Penyakit ginjal kronik merupakan salah satu masalah kesehatan di dunia. Menurut data dari Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun 2013, prevalensi gagal ginjal kronik di Indonesia sekitar 0,2%. Prevalensi kelompok umur 75 tahun dengan 0,6% lebih tinggi daripada kelompok umur yang lain. Prevalensi gagal ginjal kronik di Provinsi DI Yogyakarta yaitu 0,2%. Pemeriksaan rontgen thorax dilakukan untuk memeriksa adanya tanda-tanda edema paru akibat penumpukan cairan, efusi pleura, kardiomegali dan efusi perikadial. Metode : Penelitian ini menggunakan pendekatan cross sectional. Dikumpulkan 69 sampel dengan kriteria inklusi, yaitu pria dan wanita yang didiagnosis penyakit ginjal kronik dan melakukan pemeriksaan rontgen thorax, dan eksklusi riwayat yang dapat menyebabkan edema paru seperti gagal jantung, tenggelam, malnutrisi, dan lain lain. Hasil : Sebanyak 57 pasien gagal ginjal kronik atau 82,6% positif mengidap edema paru. Kesimpulan : Dari penelitian yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa terdapat hubungan antara gagal ginjal kronik dengan edema paru di RS PKU Muhammadiyah Unit Gamping (p = 0.027) Kata kunci : gagal ginjal kronik, edema paru, radiologi

Pendahuluan Penyakit ginjal kronik merupakan salah satu masalah kesehatan di dunia. Ginjal memiliki fungsi vital yaitu untuk mengatur volume dan komposisi kimia darah dengan mengeksresikan zat sisa metabolisme tubuh dan air secara selektif. Jika terjadi gangguan fungsi pada kedua ginjal maka ginjal akan mengalami kematian dalam waktu 3-4 minggu (Prince SA, Wilson LM, 2005). Menurut data dari Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun 2013, prevalensi gagal ginjal kronik di Indonesia sekitar 0,2%. Prevalensi kelompok umur 75 tahun dengan 0,6% lebih tinggi daripada kelompok umur yang lain. Prevalensi gagal ginjal kronik di Provinsi DI Yogyakarta yaitu 0,2% (Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan, 2013). Edema paru adalah komplikasi yang umum terjadi pada gagal ginjal kronik maupun akut. Hipoalbuminemia, yang merupakan karakteristik dari gagal ginjal kronik, menurunkan tekanan onkotik plasma dan dengan demikian mendorong pergerakan cairan dari kapiler paru. (David J, 2006). Sebuah data dari studi observasional menunjukkan, dari hampir 30.000 pasien gagal ginjal yang dirawat di ICU dari 54 rumah sakit di 23 negara, ditemukan bahwa 5,7% dari semua pasien mengalami kegagalan pernafasan akut selama mereka tinggal (David J, 2006). Edema paru adalah akumulasi cairan di interstisial dan alveoulus paru yang terjadi secara mendadak. Hal ini dapat disebabkan oleh tekanan intravaskular yang tinggi (edem paru kardiogenik) atau karena peningkatan permeabilitas membran kapiler (edem paru non kardiogenik) yang mengakibatkan terjadinya ekstravasasi cairan secara cepat sehingga terjadi gangguan pertukaran udara di alveoli secara progresif dan mengakibatkan hipoksia (Harun S, 2009). Penting bagi tenaga medis untuk menyadari hubungan antara fungsi organ

pernafasan dan fungsi ginjal dalam penatalaksanaan pasien dengan gangguan paru dan ginjal (David J, 2006). Dengan melihat latar belakang di atas penulis tertarik untuk mengetahui serta meneliti lebih dalam mengenai hubungan antara gagal ginjal kronik dengan edema paru ditinjau dari ginjal kronik tetapi menderita edema paru. Sampel yang digunakan dalam penelitian ini sebanyak 69 pasien, yang telah memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi. Data dianalisa dengan uji Mann-Whitney. Hasil 1. Berdasarkan Jenis Kelamin gambaran radiologi. Bahan dan Cara Penelitian ini menggunakan pendekatan cross sectional. Sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah rekam medik pasien dengan penyakit ginjal kronik yang melakukan pemeriksaan foto thorax. Sampel dibagi menjadi 4 kelompok, kelompok kontrol adalah kelompok pasien yang tidak menderita gagal ginjal kronik dan edema paru, kelompok 1 adalah kelompok pasien yang menderita gagal ginjal kronik dan edema paru, kelompok 2 adalah kelompok pasien yang menderita gagal ginjal kronik tetapi tidak menderita edema paru, dan kelompok 3 adalah kelompok pasien yang tidak menderita gagal Tabel 1. Analisis data penelitian berdasarkan jenis kelamin Jenis Kelamin Berdasarkan hasil pengumpulan data terhadap 69 pasien diperoleh data karakteristik pasien berdasarkan jenis kelamin. Pada tabel 3 dapat diketahui bahwa pasien pria yang mengalami penyakit ginjal kronik sebanyak 45 atau 65,2%. Sementara pasien wanita yang mengalami gagal ginjal sebanyak 24 atau 34,8%. Frekuensi Presentase (%) Pria 45 65,2 Wanita 24 34,8 Total 69 100

2. Berdasarkan Usia 3. Berdasarkan Kreatinin Tabel 2. Analisis data penelitian berdasarkan usia Jumlah data Terendah Tertinggi Rata- Rata Usia 69 25 86 50 Rerata usia pasien adalah 50 tahun, dengan usia tertua 86 tahun dan usia termuda adalah 25 tahun. Data Riset Kesehatan Dasar RI tahun 2013 menunjukkan bahwa angka kejadian penyakit ginjal kronik meningkat seiring dengan bertambahnya umur, meningkat tajam pada kelompok umur 35-44 tahun (0,3%), diikuti umur 45-54 tahun (0,4%), dan umur 55-74 tahun (0,5%), tertinggi pada kelompok umur 75 tahun (0,6%). (Kementerian Kesehatan, 2013) Tabel 3. Analisis data penelitian berdasarkan nilai kreatinin Jumlah data Terendah Tertinggi Tabel diatas menjelaskan bahwa rata-rata terjadi peningkatan pada kreatinin. Kreatinin diekskresi oleh ginjal dan konsentrasinya dalam darah sebagai indikator fungsi ginjal. Konsentrasi kreatinin meningkat akibat penurunan dari fungsi ginjal tersebut, salah satu komplikasi dari sirosis hati adalah sindrom hepatorenal. Pada sindrom hepatorenal, terjadi gangguan fungsi ginjal akut berupa oliguri, peningkatan urea, kreatinin tanpa adanya kelainan organik ginjal. Kerusakan hati lanjut menyebabkan penurunan perfusi ginjal yang berakibat pada Rata- Rata Kreatinin 69 1,4 30,9 8,5 penurunan filtrasi glomerulus (Nurdjanah, 2009).

4. Berdasarkan Hasil Pemeriksaan Rontgen Thorax Uji kappa dilakukan dengan meminta dua pembaca radiologi membaca 10 foto toraks dengan kasus edema paru dan tidak edema Tabel 4. Analisis data penelitian berdasarkan Edema Paru Jumlah Presentase Positif 57 82,6 Negatif 12 17,4 hasil pemeriksaan rontgen thorax paru pada dua waktu yang berbeda. Uji ini dilakukan dalam kurun waktu 1 minggu, uji pertama dilakukan pada tanggal 3 Juni 2016 dan dilakukan uji kedua pada tanggal 8 Juni 2016. Dari keseluruhan foto yang diujikan, pembaca radiologi menunjukkan konsistensi Hasil pembacaan rontgen thorax pada 69 pasien penyakit ginjal kronik, didapatkan 57 (82,6%) positif edema paru, dan 12 (17,4%) negatif edema paru. dalam membaca sebanyak 10 foto atau sebanyak 100%. Hal ini menunjukkan bahwa hasil bacaan pembaca radiologi dapat digunakan dalam penelitian ini (>70%). Diskusi 5. Uji Kappa Tabel 5. Uji kappa No. Waktu Uji Pertama Waktu Uji Kedua 1. Negatif Negatif 2. Negatif Negatif 3. Negatif Negatif 4. Negatif Negatif 5. Negatif Negatif 6. Positif Positif 7. Negatif Negatif 8. Negatif Negatif 9. Negatif Negatif 10. Negatif Negatif Jumlah Konsistensi : 100% Dilihat dari hasil penelitian didapatkan besar hubungan antara penyakit ginjalkronik terhadap kejadian edema paru adalah p=0,027. Hassan, et al. (2005) mengungkapkan edema paru terkait dengan akumulasi kelebihan cairan ekstra seluler setelah terjadinya gangguan ekskresi cairan dan zat terlarut. Dalam keadaan normal terjadi pertukaran dari cairan, koloid dan solute dari pembuluh darah

ke ruangan interstisial. Edema paru terjadi jika terdapat perpindahan cairan dari darah ke ruang interstisial atau ke alveoli yang melebihi jumlah pengembalian cairan ke dalam pembuluh darah dan aliran cairan ke sistem pembuluh limfe. Edema paru merupakan komplikasi yang umum terjadi pada gagal ginjal kronik ataupun gagal ginjal akut. Hipoalbuminemia, yang Dalam jurnal yang ditulis oleh Levey dan Coresh (2012) dijelaskan, di negara berkembang, gagal ginjal kronik umumnya dikaitkan dengan usia, diabetes, hipertensi, obesitas, dan penyakit kardiovaskular, Penyebab umum lain dari gagal ginjal kronik yaitu penyakit glomerular dan tubulointerstisial yang merupakan hasil dari infeksi dan paparan oleh obat dan racun. merupakan karakteristik dari gagal ginjal kronik, menyebabkan penurunan tekanan onkotik plasma yang kemudian mendorong pergerakan cairan dari kapiler paru. Menurut penelitian sebelumnya yaitu penelitian yang dilakukan oleh Bush, Gabriel. (1991), dengan judul Pulmonary Function in Chronic Renal Failure: Effects of dialysis and transplantation, kondisi patologis paru yang paling paling umum pada gagal ginjal adalah edema paru, umumnya merupakan akibat dari kombinasi penumpukan kelebihan cairan dan permeabilitas yang abnormal pada mikrosirkulasi paru. Kesimpulan Dalam penelitian ini didapatkan kesimpulan yaitu terdapat hubungan yang bermakna antara gagal ginjal kronik dengan edema paru. Pada penelitian ini juga didapatkan angka presentase 82,6% pasien gagal ginjal kronik mengalami edema paru. Saran Beberapa hal yang dapat dilakukan baik untuk perbaikan dalam penelitian selanjutnya maupun bagi rumah sakit adalah sebagai berikut:

1. Menggunakan metode penelitian yang lebih baik. 2. Menambah variabel-variabel lainnya sehingga dapat dilihat hubungan dari beberapa aspek. 3. Perlu diadakan dokumentasi dan sistem pencatatan rekam medis yang lebih baik mengenai pasien dan penyakitnya sehingga tidak terjadi kesalahan pada data maupun hasil penelitian. 4. Bagi institusi diharapkan pemeriksaan Rontgen Thorax dapat dijadikan prosedur standar atau rutin untuk kasus penyakit ginjal kronik pada stadium 5 atau gagal ginjal kronik. Daftar pustaka 1. Alasdair et al. Noninvasive Ventilation in Acute Cardiogenic Pulmonary Edema. N Engl J Med 2008; 359: 142-51. 2. Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan, (2013), Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas 2010), Kementerian Kesehatan Republik Indonesia, Jakarta. 3. Brenner, B. M., dan Lazarus, J. M. 2012. Gagal Ginjal Kronik dalam Prinsip-Prinsip Ilmu Penyakit Dalam Harrison Edisi 13. Jakarta: EGC. 4. Brunner dan Suddarth.2001. Keperawatan Medikal Bedah Edisi 8 Volume 2. Jakarta: EGC. 5. Bush A dan Gabriel R. 1991. Pulmonary function in chronic renal failure: effects 6. of dialysis and transplantation; 46: 424-428 7. Gomersall C. Noncardiogenic Pulmonary Oedema. Update: June 2009. Available from: http://www.aic.cuhk.edu.hk/web8/nonca rdiogenic_pulmonary_oedema 8. Harun S dan Sally N. 2009. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam. Jakarta: Pusat Penerbitan Departemen Ilmu Penyakit Dalam Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia. 9. Hassan, I.S.A. dan Ghalib, M.B. 2005. Lung Disease in Relation to Kidney Diseases : Saudi Center for Organ Transplantation 10. Guyton A.C. dan J.E. Hall 2007.Buku Ajar Fisiologi Kedokteran.Edisi 9. Jakarta: EGC. 11. Levey A.S. dan Coresh J. 2011. Chronic kidney disease. Lancet 2012; 379: 165 80 12. Lorraine et al. Acute Pulmonary Edema.N Engl J Med. 2005; 353:2788-96.

13. Maria I. 2010. Penatalaksanaan Edem Paru pada Kasus VSD dan Sepsis VAP.Anestesia & Critical Care.Vol 28 No.2 Mei 2010 p.52. 14. Pierson DJ, 2006. Respiratory Considerations in the Patient With Renal Failure. Respiratory Case, 51 (4), 21-39. 15. Price, S.A. dan Wilson, L.M. 2002.Patofisiologi.Jakarta : EGC. 16. Sugiyono. 2007. Statistika Untuk Penelitian. Bandung: Alfabeta. 17. Suhardjono. 2001.Ilmu Penyakit Dalam jilid II, Jakarta : Widya Utama.