BAB I PENDAHULUAN. bahasa pemikiran dan perasaan dinyatakan dalam bentuk lisan, tulisan, isyarat

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. perkembangan bahasa anak untuk jenjang pendidikan selanjutnya Ruspitasari

PENGARUH METODE BERCERITA TERHADAP KEMAMPUAN MENYIMAK ANAK USIA 4-5 TAHUNDI TK

BAB I PENDAHULUAN. Oleh karena itu, pendidikan dipandang sebagai suatu investasi dalam pengembangan

BAB I PENDAHULUAN. Anak usia 4 sampai 5 tahun memiliki rasa ingin tahu dan sikap antusias

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat lain, suatu bangsa berhubungan dengan bangsa lain. Bahasa

BAB I PENDAHULUAN. alamiah untuk beradaptasi dengan lingkungannya, sebagai alat. bersosialisasi, bahasa juga merupakan suatu cara merespon orang lain.

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangann berpikir anak-anak usai Taman Kanak-Kanak atau

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Masa usia dini merupakan periode emas (golden age) bagi perkembangan

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa adalah alat atau perwujudan budaya yang digunakan manusia

BAB 1 PENDAHULUAN. Keterampilan adalah suatu hal yang harus dikuasai oleh manusia berkaitan dengan

BAB I PENDAHULUAN. mengungkapkan berbagai keinginan maupun kebutuhannya, serta memungkinkan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kuasi eksperimen.

BAB I PENDAHULUAN. manusia tentunya membutuhkan alat komunikasi yang berupa bahasa guna

BAB I PENDAHULUAN. pembelajaran sepanjang hayat (long life learning). Kegiatan membaca

BAB II LANDASAN TEORITIS. Taman Kanak-kanak. Dalam kehidupan sehari-hari bahasa menjadi kebutuhan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Ilmu pendidikan telah berkembang pesat dan terspesialisasi. Salah satu di

BAB I PENDAHULUAN. Dalam Undang-Undang Republik Indonesia no. 20 tahun 2003 tentang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Pembelajaran merupakan kunci keberhasilan sumber daya manusia untuk

BAB I PENDAHULUAN. Keterampilan sosial dan keterampilan berbicara merupakan hal yang paling

TINJAUAN PUSTAKA. seseorang dalam proses pembelajaran (Suparlan, 2004: 31). Di dunia

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa merupakan alat yang penting untuk berkomunikasi bagi setiap

BAB I PENDAHULUAN. usia Taman Kanak-kanak memiliki karakteristik yaitu rasa ingin tahu dan antusias

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Dalam UU No.20/2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional (Sisdiknas)

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Tia Setiawati, 2013

BAB 1. Pembelajaran Bahasa Indonesia adalah pembelajaran yang memiliki. beberapa aspek keterampilan berbahasa yang harus dicapai oleh siswa.

METODE PENGENALAN BAHASA UNTUK ANAK USIA DINI*

PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMBACA ANAK MELALUI PERMAINAN MAZE KATA DI TAMAN KANAK-KANAK PADANG ARTIKEL

BAB I PENDAHULUAN. tahun. Pendidikan Taman Kanak-Kanak memiliki peran yang sangat penting

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Yeyen Yeni Aminah, 2014

BAB II KAJIAN PUSTAKA. 1. Kegiatan Pembelajaran Bahasa Indonesia di Sekolah Dasar

BAB II LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. peran penting dalam kehidupan. Pendidikan bahasa sastra Indonesia yang menitikberatkan

BAB I PENDAHULUAN. Anak usia dini adalah anak yang unik, dan memiliki karakteristik khusus,

BAB I PENDAHULUAN. masa yang terjadi sejak anak berusia 0 6 tahun. Masa ini adalah masa yang

BAB I PENDAHULUAN. didik (siswa), materi, sumber belajar, media pembelajaran, metode dan lain

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan Taman Kanak-Kanak (TK) merupakan bentuk pendidikan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. proses perkembangan dengan pesat dan sangat fundamental bagi kehidupan

BAB I PENDAHULUAN. dari orang tua, guru, dan orang dewasa lainya yang ada disekitarnya. Usaha

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Taman Kanak-Kanak adalah pendidikan anak usia dini jalur formal

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan memegang peranan yang penting untuk menjamin

BAB III METODE PENELITIAN. A. Lokasi, subjek, populasi, dan sampel penelitian. Penelitian ini dilakukan di TKIT An-Nur yang beralamat di TKIT AN-

BAB I PENDAHULUAN. sejak lama, yaitu sejak awal kemerdekaan Indonesia, dengan berdirinya Taman Siswa

BAB 1 PENDAHULUAN. Ia memiliki dunia dan karakteristik sendiri yang jauh berbeda dari orang dewasa.

BAB I PENDAHULUAN. yang berbeda, akan tetapi kesemuanya itu memiliki kesamaan fungsi yaitu

BAB II KAJIAN TEORETIS DAN HIPOTESIS TINDAKAN. pengetahuan bila anak mengadakan hubungan dengan orang lain. Anak yang

BAB I PENDAHULUAN. pentingnya kemampuan bahasa bagi kehidupan manusia, tidak terkecuali bagi

BAB IV DESKRIPSI HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Penelitian ini bertujuan untuk melihat efektifitas penggunaan media

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa merupakan media berkomunikasi dengan orang lain. Tercakup semua

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) adalah pembinaan yang ditujukan kepada

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Bahasa Indonesia merupakan salah satu mata pelajaran yang diajarkan

II. TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PIKIR DAN HIPOTESIS

K A R M I NIM. A53B111043

MENGENALKAN HURUF MELALUI LONCAT ABJAD PADA ANAK USIA 4-5 TAHUN

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

NASKAH PUBLIKASI PROGRAM STUDI PAUD SULASTRI A53B111027

BAB I PENDAHULUAN. anak usia 0-6 tahun yang dilakukan melalui pemberian rangsangan pendidikan

BAB IV ANALISIS IMPLIKASI METODE CANTOL ROUDHOH TERHADAP KEMAMPUAN KEGIATAN BELAJAR MEMBACA DAN MENULIS ANAK DI LEMBAGA PENDIDIKAN PRA SEKOLAH ROUDHOH

BAB I PENDAHULUAN. tahun yang memiliki rasa ingin tahu yang besar terhadap lingkungan sekitar dan

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD), saat ini sedang mendapat perhatian

BAB I PENDAHULUAN. tulisan atau isyarat. Bahasa merupakan simbol-simbol yang disepakati dalam

BAB I PENDAHULUAN. membiasakan peserta didik aktif dalam kegiatan berbahasa secara lisan.

BAB V SIMPULAN DAN SARAN. Bab ini menyajikan simpulan hasil penelitian tentang penerapan

BAB I PENDAHULUAN. belajar bahasa pada hakikatnya sama dengan belajar berkomunikasi. Kegiatan

BAB I PENDAHULUAN. strategis dalam rangka menghasilkan sumber daya manusia indonesia seutuhnya.

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Ghyna Amanda Putri, 2013

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Hampir dapat dipastikan bahwa setiap orangtua menginginkan yang terbaik

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan Anak Usia Taman Kanak-kanak merupakan salah satu bentuk

BAB I PENDAHULUAN. dalam undang-undang nomor 20 tahun 2003 tentang sistem Pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. berkualitas sehingga mampu memajukan dan mengembangkan bangsa atau negara,

BAB I PENDAHULUAN. pembelajaran Bahasa Indonesia nilai KKM siswa masih dibawah rata-rata

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. yang diajarkan adalah keinginan setiap orang tua (Ummu Shofi, 2008 : 2006).

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. dorong untuk mengembangkan kemampuan berpikir. Proses pembelajaran

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Anak usia dini sebagai pribadi unik yang memiliki masa-masa emas dalam

BAB 1 PENDAHULUAN. menjadi bagian terpadu dan tak terpisahkan dari peningkatan. yang digunakan dalam proses pembelajaran, kemajuan teknologi dapat

BAB I PENDAHULUAN. membedakannya dengan makhluk lain. Bahasa merupakan kemampuan untuk

BAB I PENDAHULUAN. 0-6 tahun yang masih memiliki potensi yang masih harus dikembangkan. Anak

BAB I PENDAHULUAN. orang lain, baik secara lisan maupun tulisan.

BAB I PENDAHULUAN. lain-lain. Ketrampilan berbahasa (atau language atrs, language skills) dalam

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Permasalahan Pendidikan Taman Kanak-Kanak merupakan salah satu bentuk Pendidikan anak

Belajar yang Efektif dan Kreatif

BAB I PENDAHULUAN. apabila ingin memenuhi kebutuhan anak dan memenuhi perkembangan

BAB I PENDAHULUAN. sosial masyarakat yang diakibatkan oleh kemajuan teknologi, perubahan

Oleh Dian V. Sitompul Dra. Inayah Hanum, M.Pd.

BAB I PENDAHULUAN. tahun. Usia ini merupakan masa emas atau Golden Age, dimana seluruh. aspek pertumbuhan dan perkembangan sangatlah pesat.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Anak usia dini adalah anak yang berumur nol tahun atau sejak lahir

Kompetensi Dasar : 1. IPS : Menunjukkan sikap hidup rukun dalam kemajemukan keluarga. 2. IPA : Membedakan lingkungan sehat dan tidak sehat.

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan yang lain. Usia dini merupakan awal dari pertumbuhan dan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Bahasa merupakan alat komunikasi yang penting bagi manusia. Tanpa

PENGGUNAAN MEDIA WAYANG UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN MENYIMAK CERITA PENDEK. Widayati

Transkripsi:

1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bahasa merupakan sarana berkomunikasi dengan orang lain. Melalui bahasa pemikiran dan perasaan dinyatakan dalam bentuk lisan, tulisan, isyarat atau gerak. Melalui bahasa manusia dapat mengenal dirinya, sesama manusia, alam sekitar, ilmu pengetahuan dan nilai-nilai moral agama. Badudu (1989 dalam Nurbiana, 2007: 1.11) menyatakan, Bahasa adalah alat penghubung atau komunikasi antara anggota masyarakat yang terdiri dari individu yang menyatakan pikiran, perasaan dan keinginannya. Bahasa sebagai suatu sistem lambang bunyi yang bersifat arbitrer (manasuka) digunakan masyarakat dalam rangka kerjasama, berinteraksi dan mengidentifikasikan diri. Berbahasa berarti menggunakan bahasa berdasarkan pengetahuan individu tentang adat istiadat dan sopan santun. Dari uraian di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa bahasa merupakan sistem lambang bunyi yang digunakan sebagai alat komunikasi oleh anggota masyarakat yang bersifat arbitrer (mana suka) dan manusiawi. Pentingnya bahasa sebagai alat komunikasi telah diteliti oleh beberapa ahli. Berd telah melaporkan hasil penelitian tentang perkembangan bahasa di Stepene College Cirl sebagai berikut : menyimak 42%, berbicara 25%, membaca 15% dan menulis 18%. (Tarigan, 1994: 6). Rankin dalam penelitiannya tentang perkembangan bahasa adalah : menyimak 42%, berbicara 32%, membaca 15% dan menulis 11%. (Tarigan, 1994: 7) 1

2 Dari dua penelitian tersebut penulis berpendapat bahwa menyimak lebih banyak digunakan dalam berkomunikasi dan membaca merupakan keterampilan berbahasa yang sama pentingnya dikembangkan sejak usia dini disamping kemampuan berbicara dan menulis. Keterampilan menyimak dan membaca anak harus dikembangkan melalui stimulasi-stimulasi dan latihan-latihan agar keterampilan berbahasa anak dapat dimiliki secara optimal Menurut Nurbiana (2007: 4.6), Menyimak adalah kegiatan mendengarkan secara aktif dan kreatif untuk memperoleh informasi, menangkap isi atau pesan serta memahami makna komunikasi yang disampaikan secara lisan. Brooks (dalam Tarigan, 2008: 4) menyatakan bahwa Menyimak dan membaca mempunyai persamaan, kedua-duanya bersifat receptif, bersifat menerima, dan perbedaannya bahwa menyimak menerima informasi dan sumber lisan, sedangkan membaca menerima informasi dari sumber tertulis. Banyak penelitian mutakhir membuktikan bahwa anak belajar membaca sebelum dia mencapai usia sekolah. Salah satunya Durkin dalam Nurbiana (2007: 5.3) Tidak ada efek negatif pada anak-anak dari membaca dini. Anak-anak yang telah belajar membaca sebelum masuk SD pada umumnya lebih maju di sekolah dari anak-anak yang belum pernah memperoleh membaca dini. Ahli lain yang telah bereksperimen mengenai mengajar membaca dini untuk anak-anak berusia antara 1-4 tahun, yaitu Steinberg menemukan Anak-anak yang telah mendapat pelajaran membaca dini umumnya lebih maju di sekolah (Nurbiana, 2007: 5.3). Meski demikian Ftanzen dalam Bachrudin (2008: 3)

3 menyatakan bahwa Pembelajaran pada masa prasekolah secara kualitatif berbeda dari pembelajaran pada masa sekolah. Berdasarkan pandangan para ahli tersebut, penulis berpendapat bahwa anak TK dapat belajar membaca dini setelah diketahui memiliki tanda kesiapan anak untuk belajar membaca dan pembelajaran yang disampaikan oleh pendidik tidak boleh sama cara penyampaiannya dengan SD, karena pembelajaran di Taman Kanak-kanak tidak sama dengan pembelajaran di Sekolah Dasar. Agar dapat mengembangkan kemampuan menyimak dan membaca anak, guru memiliki peran yang utama dalam memfasilitasi dan memberi stimulus secara optimal. Bimbingan guru sangat membantu dalam meningkatkan minat anak untuk dapat menyimak dan membaca dengan baik dan lancar. Implikasinya, guru harus menciptakan pembelajaran yang menarik dan menyenangkan. Pembelajaran yang menarik diharapkan akan memotivasi anak untuk membaca dan mempelajarinya, rasa ingin tahu anak akan terlihat dari antusias dan konsentrasinya pada saat anak menyimak materi yang diberikan guru. Daya konsentrasi anak berbanding lurus dengan usianya, anak usia lima tahun bisa berkonsentrasi selama lima menit, anak usia enam tahun dapat berkonsentrasi selama enam menit dan seterusnya. Meningkatkan kemampuan menyimak dan membaca anak Taman Kanakkanak memerlukan suatu cara atau teknik yang menarik dan menyenangkan. Suasana belajar yang menyenangkan harus ditunjang dengan berbagai metode. Jika guru dapat memilih dan menerapkan metode pembelajaran yang tepat, maka

4 anak akan belajar dengan nyaman, sehingga kemampuan menyimak dan membaca anak dapat lebih meningkat. Apabila melihat kenyataan di lapangan, banyak guru yang belum menerapkan metode pembelajaran yang tepat, khususnya dalam mengembangkan kemampuan menyimak dan membaca. Sehingga potensi-potensi yang melekat pada diri anak tidak dapat tergali secara optimal. Berdasarkan pertimbangan tersebut maka dalam penelitian ini, penulis akan meneliti sebuah metode pembelajaran bagi anak TK yang dinilai efektif untuk mengembangkan potensipotensi yang terdapat pada anak, khususnya kemampuan menyimak dan membaca. Metode yang diteliti adalah metode cantol raudhoh. Nurhasanah (2007: 2) menyatakan bahwa metode cantol raudhoh adalah sebuah metode membaca yang berpegang pada prinsip dengan mengembangkan aspek visual, auditorial dan kinestetik yang di dalamnya terdapat unsur warna, gambar, nada, irama dan rasa nyaman. Berdasarkan pernyataan tersebut dan dari hasil survei di Taman Kanakkanak Negeri Pembina Kabupaten Majalengka yang belum pernah menerapkan pembelajaran dengan menggunakan metode cantol roudhoh maka peneliti akan melakukan kajian tentang pembelajaran membaca permulaan dengan menggunakan metode cantol raudhoh yang disesuaikan dengan karakteristik dan kebutuhan anak untuk mengembangkan kemampuan menyimak dan membaca anak usia dini. Oleh karena itu penulis mengajukan judul penelitian tentang Pengaruh Metode Cantol Roudhoh terhadap Kemampuan Menyimak Dan Membaca Anak Usia Dini

5 B. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang penelitian di atas menunjukkan perlu adanya upaya dalam memperbaiki proses belajar mengajar dalam meningkatkan kemampuan menyimak dan membaca anak. Adapun permasalahan penelitian ini adalah : Apakah terdapat pengaruh dari penggunaan metode cantol roudhoh terhadap kemampuan menyimak dan membaca pada anak TK Negeri Pembina Kabupaten Majalengka? Rumusan masalah tersebut secara rinci dapat dijabarkan sebagai berikut: 1. Bagaimana penerapan metode cantol roudhoh pada anak kelompok B TK Negeri Pembina Majalengka? 2. Apakah terdapat pengaruh yang signifikan penerapan metode cantol roudhoh terhadap kemampuan menyimak anak? 3. Apakah terdapat pengaruh yang signifikan penerapan metode cantol roudhoh terhadap kemampuan membaca anak? C. Tujuan Penelitian Sesuai dengan permasalahan di atas, maka tujuan yang akan dicapai dalam penelitian ini adalah untuk: 1. Mengetahui penerapan metode cantol roudhoh pada anak kelompok B TK Negeri Pembina Majalengka. 2. Mengetahui pengaruh metode cantol roudhoh terhadap kemampuan menyimak anak kelompok B TK Negeri Pembina Majalengka. 3. Mengetahui pengaruh metode cantol roudhoh terhadap kemampuan membaca anak. kelompok B TK Negeri Pembina Majalengka.

6 D. Manfaat Penelitian 1. Secara Teoretis Secara teoretis, penelitian ini dapat memberi kontribusi yang berharga bagi pengembangan khasanah ilmu, khususnya pengetahuan tentang metode cantol roudhoh terhadap kemampuan menyimak dan membaca anak pada jenjang Taman Kanak-kanak. 2. Secara Praktis Secara praktis penelitian ini dapat memberikan manfaat yaitu: a. Bagi peneliti Hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai temuan awal untuk melakukan penelitian lebih lanjut mengenai pengembangan kemampuan menyimak dan membaca anak usia dini. b. Bagi Guru Guru Taman Kanak-kanak Negeri Pembina Kabupaten Majalengka khususnya dan guru Taman Kanak-kanak lain pada umumnya untuk memilih dan mengunakan metode cantol roudhoh sebagai upaya mengembangkan kemampuan menyimak dan membaca anak usia dini. c. Bagi Pengelola Pengelola Taman Kanak-kanak Negeri Pembina Kabupaten Majalengka khususnya dan Taman Kanak-kanak lain pada umumnya dalam rangka pengembangan dan peningkatan kualitas pembelajaran.

7 E. Asumsi Penelitian Menurut Kamus Bahasa Indonesia asumsi adalah anggapan dasar, dugaan, pikiran, landasan berpikir. Asumsi yang mendasari hipotesis penelitian ini adalah : 1. Membaca bagi anak usia dini sebagai salah satu usaha menumbuhkan minat dan kebiasaan membaca pada anak, sekaligus mempersiapkan anak memasuki Pendidikan Dasar (SD) (Tampubolon, 1993: 62) 2. Berhasil tidaknya suatu program pembelajaran bahasa seringkali dinilai dari segi metode yang digunakan, karena metodelah yang menentukan isi dan cara mengajar bahasa (Djunaidi, 1987: 27) 3. Metode membaca cantol raudhoh dinilai dapat meningkatkan kemampuan menyimak dan membaca anak TK. F. Hipotesis Penelitian Hipotesis dalam penelitian menurut Furqon dan Emilia (2010: 26) merupakan jawaban sementara terhadap pertanyaan penelitian. Secara umum tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh metode cantol roudhoh terhadap kemampuan menyimak dan membaca anak di TK Negeri Pembina Kabupaten Majalengka. Hipotesis yang akan diuji dalam penelitian ini adalah : 1. Terdapat pengaruh metode cantol roudhoh terhadap kemampuan menyimak anak kelompok B TK Negeri Pembina Majalengka. 2. Terdapat pengaruh metode cantol roudhoh terhadap kemampuan membaca anak kelompok B TK Negeri Pembina Majalengka.

8 G. Definisi Operasional 1. Metode Cantol Roudhoh Metode cantol roudhoh menurut Nurhasanah (2007: 2) adalah sebuah metode membaca yang berpegang pada prinsip dengan mengembangkan aspek visual, auditorial dan kinestetik yang di dalamnya terdapat unsur warna, gambar, nada, irama dan rasa nyaman. Lagu merupakan salah satu unsur di dalamnya. Ketiga aspek tersebut dipadukan dengan metode menghafal cepat yaitu metode cantol yang dikembangkan dalam Quantum Learning. Dalam metode ini anak dipermudah dengan hanya mengingat 21 cantolan dengan kelompok suku katanya yang mudah dihafal dalam bentuk lagu, sehingga metode ini sangat mudah sekali diserap oleh anak-anak prasekolah. Metode ini mengguanakan media VCD untuk mempermudah anak memahami dan menghapal materi yang diberikan. Metode cantol roudhoh dalam penelitian ini adalah suatu cara yang dipakai guru dalam pengenalan membaca pada anak dengan menggunakan sebuah alat yang dapat menyampaikan pesan melalui visual berupa gambar dan tulisan sekaligus juga melalui suara-suara atau bunyi yang diperdengarkan dengan maksud untuk meningkatkan kemampuan menyimak dan membaca anak di TK Negeri Pembina Majalengka yang penyajiannya disesuaikan dengan usia dan karakteristik anak usia dini. Adapun langkah-langkah penerapan metode cantol roudhoh yang dilaksanakan di TK Negeri Pembina Majalengka pada kelas eksperimen sebagai berikut: Kegiatan awal anak diberi keleluasaan untuk menyimak pembelajaran membaca permulaan melalui tayangan video, lalu anak bersama-sama

9 mendiskusikan hasil simakannya. Pada kegiatan inti anak melaksanakan kegiatan membaca sesuai dengan tata cara penerapan metode cantol roudhoh yaitu anak diarahkan untuk terlebih dahulu menguasai titian ingatannya. Anak akan mengetahui bunyi kelompoknya, cukup apabila ia mengetahui bunyi awal kelompok suku kata tersebut, yaitu ba, ca, da, dan seterusnya. Untuk membantu anak sebagai sandaran dalam pola berfikir, maka suku awal diberi cantolan berupa nama-nama benda yang bunyi suku awalnya sama dengan bunyi suku awal tiap kelompok. Misalnya kelompok satu cantolannya "baju", kelompok dua "cabe", kelompok tiga "dadu" dan seterusnya. Nama benda-benda yang dijadikan cantolan diusahakan dikenal anak. Cantolan diterapkan dalam bentuk kartu-kartu yang dijadikan sebagai alat peraga. Misalnya kelompok satu kartu bergambar baju, kelompok dua kartu bergambar cabe dan seterusnya. Sebuah cantolan kelompok satu yaitu "baju". Pada penerapannya, anak dikenalkan mengenai "baju" itu sendiri, anak ditekankan pada bunyi suku kata awal yaitu "ba". Begitupun untuk cantolan cabe yaitu ca dan cantolan lainya. Apabila anak sudah memahami titian ingatan tiap kelompok, maka dengan sendirinya ia akan mengenal tiap kelompok suku kata melalui cantolan ini. Untuk membantu anak menghapal cantolan dan kelompok suku katanya, maka diberi lagu yang disukai dan mudah diingat oleh anak dan ini memang terbukti sangat efektif. Pada kegiatan akhir anak mendiskusikan hasil membacanya bersamasama.

10 2. Kemampuan Menyimak Kemampuan menyimak menurut Nurbiana (2007: 3.17) merupakan kemampuan anak untuk dapat menghayati lingkungan sekitarnya dan mendengar orang lain dengan indera pendengaran. Kemampuan ini terkait dengan kesanggupan anak dalam menangkap isi pesan secara benar dari orang lain Kemampuan menyimak yang dimaksud dalam penelitian ini adalah suatu ketentuan yang dimiliki anak dalam menangkap isi dari pembelajaran membaca disampaikan guru. Pada saat anak menonton tayangan VCD, maka anak akan menangkap bunyi bahasa, suara dan melihat aneka gambar dengan menggunakan kemampuan memusatkan perhatian. Indikator kemampuan menyimak yang disampaikan kepada anak sebagai alat ukur dalam penelitian ini adalah menunjukkan ekspresi, antusias dan konsentrasi ketika menyimak, melakukan 3-5 perintah secara berurutan dengan benar, meniru kembali 3-5 urutan kata, menirukan dan membedakan suara tertentu (binatang, alam, lagu), menirukan kalimat sederhana sesuai dengan cerita yang disampaikan guru. 3. Kemampuan Membaca Anderson dkk dalam Nurbiana (2007) Membaca sebagai proses untuk memahami tulisan. Kemampuan membaca anak usia dini dalam penelitian ini adalah ketentuan yang dimiliki anak dalam melafalkan simbol-simbol tertulis baik suku kata, kata maupun kalimat sederhana. Indikator kemampuan membaca untuk kelompok B yaitu antara usia 4-5 tahun adalah, melafalkan simbol suku kata, menemukan/menebak simbol suku

11 kata, menyebutkan kata benda dari suku kata yang sama, merangkai suku kata yang dibaca menjadi nama sendiri, merangkai kata menjadi kalimat. H. Metode Penelitian Penelitian ini menggunakan metode kuasi eksperimental karena sifatnya menguji, yakni menguji pengaruh metode cantol roudhoh terhadap kemampuan menyimak dan membaca anak usia dini. Disebabkan sifat penelitian ini menguji, maka semua variabel yang diuji diukur dengan menggunakan instrumen tes (Sa ud, 2007: 82-83). Instrumen penelitian dikembangkan untuk menjaring skor kemampuan menyimak dan membaca sebelum (pre) dan sesudah (post) memperoleh perlakuan karena desain yang digunakan dalam penelitian ini adalah Nonequivalent Contrl Groups Pretest-postest. Observasi dilakukan guna memperoleh data hasil pelaksanaan pembelajaran metode cantol roudhoh terhadap kemampuan menyimak dan membaca anak. Analisis data dilakukan setelah uji homogenitas varians. Tujuan analisis ini adalah untuk mengetahui pengaruh metode cantol roudhoh terhadap kemampuan menyimak dan membaca anak TK Negeri Pembina Majalengka.