BAB II TINJAUAN PUSTAKA

dokumen-dokumen yang mirip
BAB II TINJAUAN PUSTAKA. kontrak yaitu pihak (principal) mengikat pihak lain (agent) untuk melalukan

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG. Laporan keuangan merupakan laporan yang menunjukkan kondisi

BAB II TINJAUAN PUSTAKA Teori Keagenan (Agency Theory) bekerja demi kepentingan pemegang saham. Karena mereka dipilih, maka

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. antara manajer (agent) dengan investor (principal). Terjadinya konflik

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. mempunyai kepentingan yang berbeda (Jensen dan Meckling 1976 dalam

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan selama satu periode akuntansi (Kasmir, 2011). Adanya

BAB I PENDAHULUAN. pihak-pihak yang berkepentingan yaitu kepada para stakeholder, laporan

BAB I PENDAHULUAN. Akuntansi didefinisikan sebagai seni untuk mengumpulkan, kinerja keuangan suatu entitas. Laporan keuangan perusahaan disusun

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Laporan keuangan merupakan ringkasan dari suatu proses

BAB I PENDAHULUAN. Akuntansi memiliki dua fungsi dasar yang saling melengkapi, yaitu : untuk

BAB I PENDAHULUAN. kasus laporan keuangan yang tidak disajikan secara wajar. Salah satunya

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Laporan keuangan merupakan sarana utama melalui mana informasi

BAB I PENDAHULUAN. pendanaan. Oleh karena itu, perusahaan-perusahaan di Indonesia dewasa ini mulai

BAB II KAJIAN PUSTAKA. variabel kompetensi, independensi, dan profesionalisme memiliki pengaruh

BAB I PENDAHULUAN. dalam pengambilan keputusan. Selain itu laporan keuangan juga berfungsi sebagai

BAB I PENDAHULUAN. untuk disajikan dengan integritas yang tinggi (Jamaan, 2008:1). perusahaan menderita kerugian sebesar Rp. 63 Miliar.

BAB 1 PENDAHULUAN. keuangan tersebut (Sembiring, 2010). Laporan keuangan memiliki peranan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Laporan keuangan merupakan salah satu instrumen penting yang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. pengelolaan perusahaan dilakukan oleh dua pihak berbeda, dalam hal ini pihak principal

DESSY APRILIA K Skripsi ini Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi

BAB I PENDAHULUAN. Setiap awal dan pertengahan tahun halaman-halaman surat kabar sering

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Saham adalah suatu nilai dalam berbagai instrumen finansial yang mengacu

BAB I PENDAHULUAN. badan usaha yang besar dimana para pemilik atau penanam modalnya sudah

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Setiap perusahaan menyajikan laporan keuangan sebagai bentuk

BAB I PENDAHULUAN. berintegritas. Statement of Financial Accounting Concept (SFAC) No. 2,

BAB I PENDAHULUAN. untuk meningkatkan kualitas kerja serta mengurangi penyimpangan

BAB I PENDAHULUAN. pengguna laporan keuangan dalam pembuatan keputusan ekonomi (Ikatan

BAB I PENDAHULUAN. keuangan juga harus memenuhi karakteristik kualitatif sehingga laporan keuangan

BAB I PENDAHULUAN. (Ikatan Akuntan Indonesia, 2009:1). Tujuan laporan keuangan menurut Ikatan

: Tabel Distribusi Kuesioner pada KAP di Jakarta dan Tangerang

BAB I PENDAHULUAN. Di Indonesia saat ini sudah banyak perusahaan-perusahaan yang semakin

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN. Pada bagian kajian pustaka dan hipotesis penelitian akan diuraikan teoriteori

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Laporan keuangan merupakan hal yang tidak dapat terpisahkan

BAB 1 PENDAHULUAN. meningkat. Permintaan terhadap laporan keuangan yang meningkat ini menjadi

BAB I PENDAHULUAN. untuk dapat bersaing guna mempertahankan efisiensi dan kelangsungan usahanya.

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. pihak yang berkepentingan seperti investor, karyawan, kreditur, pemerintah serta

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN PENDAHULUAN. sehubungan dengan semakin gencarnya publikasi tentang kecurangan (fraud)

BAB I PENDAHULUAN. yang paling bertanggung jawab terhadap masalah ini. Independensi auditor

BAB 1 PENDAHULUAN. manajemen dan auditor. Terkuaknya skandal Enron Corporation dan WorldCom

BAB I PENDAHULUAN. pengambilan keputusan tentunya dapat mengurangi kualitas keputusan yang

BAB I PENDAHULUAN. 2011). Upaya manajer perusahaan untuk mempengaruhi informasi-informasi

BAB I PENDAHULUAN. Penelitian ini bertujuan untuk meneliti pengaruh dari komponen corporate

BAB I PENDAHULUAN. informasi yang terdapat antara manajer dan pemegang saham. Untuk itu

Peran Praktek Corporate Governance Sebagai Moderating Variable dari Pengaruh Earnings Management Terhadap Nilai Perusahaan

BAB I PENDAHULUAN. pada laporan keuangan perusahaan terutama yang berbentuk Perseroan Terbatas,

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Bab ini merupakan tinjauan atas berbagai referensi, literatur, jurnal-jurnal

BAB I PENDAHULUAN. kepentingan (agen dan pemilik). Dalam teori keagenan (agency theory) menyatakan

BAB 1 PENDAHULUAN. Teori kontrakting atau bisa disebut juga teori keagenan (agency

BAB I PENDAHULUAN. akuntansi dan aktivitas perusahaan yang dilakukan serta kebijakan-kebijakan

BAB I PENDAHULUAN. Laporan keuangan yang baik akan menjadi informasi dalam pengambilan

BAB I PENDAHULUAN. yang akurat dan dapat dipercaya untuk pengambilan keputusan. Laporan

BAB I PENDAHULUAN. tentunya terlibat dalam kasus hukum, pada kenyataannya banyak. perusahaan yang membuat laporan keuangan tanpa menggunakan

BAB 1 PENDAHULUAN. yang disajikan oleh manajemen perusahaan dalam laporan keuangan (Mulyadi

BAB I PENDAHULUAN. pengelolaan dana dari pihak eksternal, dipihak lain pihak eksternal ingin

BAB I PENDAHULUAN. pertanggungjawaban kepada para pihak yang berkepentingan, laporan keuangan

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN. hubungan antara agent dengan principal. Hubungan teori keagenan mucul

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Laporan Keuangan merupakan sarana bagi investor untuk menilai kinerja

BAB I PENDAHULUAN. Penerapan Good Corporate Governance oleh perusahaan-perusahaan yang

BAB I PENDAHULUAN. memihak terhadap informasi yang disajikan oleh manajemen perusahaan dalam

BAB I PENDAHULUAN. suatu perusahaan digunakan untuk menjamin kelangsungan hidup perusahaan dan

BAB I PENDAHULUAN. maupun eksternal perusahaan. Menurut Financial Accounting Standards

BAB I PENDAHULUAN. keuangan yang telah diaudit oleh akuntan publik kewajarannya lebih dapat

BAB I PENDAHULUAN. dari kinerja suatu perusahaan selama periode tertentu. Laporan keuangan ini

Judul : Pengaruh Audit Tenure

BAB I PENDAHULUAN. para pengambil keputusan dalam menjalankan organisasi. Informasi dalam

BAB I PENDAHULUAN. Pengawas Pasar Modal) IX.1.5,Kep 29 /PM/2004 tanggal 22 desember 2003, UKDW

BAB I PENDAHULUAN. independen mengalami peningkatan. Laporan keuangan merupakan salah satu

BAB I PENDAHULUAN. suatu pencerminan dari suatu kondisi perusahaan, karena di dalam laporan

BAB II RERANGKA TEORI DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS. beberapa hal yang berkaitan dengan Komite Audit dalam perusahaan:

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Audit merupakan suatu proses untuk mengurangi ketidakselarasan

BAB I PENDAHULUAN. laporan keuangan adalah relevan (relevance) dan dapat diandalkan (reliable). Kedua

BAB I PENDAHULUAN. Makin banyaknya jumlah perusahaan yang go public menyebabkan arus

BAB I PENDAHULUAN. Institusi keuangan telah menjadi financial supermarket dengan jaringan

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. informasi yang terdapat antara manajer dan pemegang saham, sehingga

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan sebuah negara yang memiliki potensi ekonomi

BAB I PENDAHULUAN. untuk mengambil keputusan. Laporan keuangan sebaiknya disajikan secara akurat

BAB II TELAAH PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan perekonomian saat ini sedang mengarah pada persaingan usaha

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Dalam perkembangan dunia bisnis yang semakin meningkat dari tahun ke

BAB I PENDAHULUAN. pertanggungjawaban kepada pihak-pihak yang berkepentingan. Tujuan laporan

BAB I PENDAHULUAN. menanamkan modal pada perusahaan tersebut. Untuk memperoleh modal dari

BAB I PENDAHULUAN. dikelolanya. Berbagai cara digunakan manajemen perusahaan, tidak hanya dengan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Laporan keuangan merupakan sasaran utama bagi seorang auditor

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dan Komite Audit terhadap Manajemen Laba dan Good Corporate Governance

BAB I PENDAHULUAN. memiliki peranan dalam proses pengukuran dan penilaian kinerja suatu

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Peraturan Pemerintah No. 64 Tahun 1999 menyatakan bahwa untuk meningkatkan

BAB I PENDAHULUAN. berkualitas tentang suatu perusahaan semakin tinggi. Laporan keuangan sebagai

BAB I PENDAHULUAN. Jasa audit atas laporan keuangan merupakan jasa yang paling dikenal

BAB I PENDAHULUAN. tertentu atau jangka waktu tertentu. Laporan keuangan menyediakan berbagai

BAB I PENDAHULUAN. Laporan keuangan memberikan gambaran dan informasi posisi keuangan

BAB I PENDAHULUAN. Laporan keuangan adalah hasil akhir dari proses akuntansi yang dapat

BAB I PENDAHULUAN. menyebabkan hilangnya kepercayaan publik dan investor untuk berinvestasi

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Profesi akuntan publik merupakan salah satu profesi yang dianggap sangat

BAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS. pemilik (principals) dengan pihak lain, yaitu manajer (agent). Dalam kontrak,

Transkripsi:

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Penelitian Tentang Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Integritas Laporan Keuangan Membutuhkan Kajian Teori Sebagai Berikut: 1. Teori Keagenan (Agency Theory) Agency Theory atau teori keagenan merupakan tentang (kontrak) hubungan antara dua pihak yaitu principal (investor) dan agen (manajer) (Putra, 2012). Pada model keagenan ini dirancang dalam sebuah sistem yang melibatkan kedua belah pihak, hal ini karena diperlukan kontrak kerja antara pemilik (principal) dan manajemen (agent). Kepentingan yang berbeda sering kali memunculkan konflik kepentingan antara pemegang saham atau pemilik (principal) dengan manajemen (agent). Sehingga agency theory adalah model yang digunakan untuk memformulasikan permasalahan antara manjemen (agent) dengan pemilik (principal). 2. Integritas Laporan Keuangan Hardiningsih (2010) mengungkapkan integritas laporan keuangan adalah laporan keuangan yang menampilkan kondisi suatu perusahaan yang sebenarnya, tanpa ada yang ditutup-tutupi atau disembunyikan. Penelitian Efrianti (2012) menjelaskan integritas laporan keuangan merupakan laporan keuangan yang menerapkan prinsip konservatisme akuntansi yang mencerminkan nilai pasar perusahaan. Menurut Oktadela (2010) karakteristik konsep laporan keuangan konservatisme akuntansi 9

lebih reliable karena informasi yang disajikan tidak menyebabkan adanya pihak yang dirugikan. Kemampuan informasi akuntansi mempengaruhi keputusan pembaca laporan keuangan untuk mengubah atau membantu mengkonfirmasi dari hasil atau konsekuensi dalam suatu tindakan. Relevansi informasi dapat diukur dengan penggunaan informasi, yang apabila suatu informasi tidak relevan dengan kebutuhan pengambilan keputusan, sehingga informasi akuntansi dapat diandalkan apabila informasi akuntansi tersebut bebas dari kesalahan dan penyimpangan dalam suatu penyajian yang jujur. Kepercayaan dalam laporan keuangan auditan dan jasa lainnya yang diberikan pada akuntan publik yang mengharuskan akuntan publik memperhatikan kualitas auditan yang dihasilkan (Hardiningsih, 2010). Karakteristirk dalam integritas laporan keuangan memiliki integritas yang tinggi, informasi yang mempunyai integritas tinggi sehingga dapat diandalkan penyajian yang jujur sehingga dapat memungkinkan pengguna informasi akuntansi bergantung pada informasi tersebut (Kieso,2001 dalam Astria, 2011). Prinsip-prinsip dan kebiasaan dalam akuntansi (Accounting Convention and Postulate) adalah pencatatan yang terjadi dalam laporan keuangan yang didasarkan pada prosedur atau anggapan yang sesuai dengan prinsip akuntansi. Catatan dalam laporan akuntansi tidak dapat dilakukan dengan manajemen perusahaan, akan tetapi harus melalui 10

prosedur yang sesuai dengan prinsip dan kebiasaan dalam akuntansi. Tidak lain dari tujuan laporan keuangan adalah laporan keuangan yang dibuat perusahaan dapat memudahkan penyusunan, pemeriksaan, dan keseragaman (Kasmir, 2011). Oleh karena itu, dalam menampilkan suatu laporan keuangan harus jujur, reliable, dan relevan agar pengguna informasi laporan keuangan akan lebih mudah dalam mengambil keputusan. 3. Independensi Auditor Independensi merupakan auditor yang bersikap tidak mudah dipengaruhi dalam melaksanakan pekerjaannya untuk kepentingan umum. Hardiningsih (2010) berpendapat bahwa independensi merupakan persoalan sentral dalam pemenuhan kriteria objektivitas dan keterbukaan. Independensi bagi profesi akuntan publik sangat penting untuk menjadi dasar bagi akuntan publik untuk merumuskan dan memberikan pendapat atas laporan keuangan yang akan diperiksa. Laporan keuangan yang diperiksa agar dapat menambah kredibilitas dan dapat diandalkan bagi pihak yang berkepentingan. Profesi akuntan publik juga memegang kepercayaan masyarakat, apabila kepercayaan masyarakat menurun maka bukti independensi auditor ternyata kurang dalam menilai kewajaran laporan keuangan yang disajikan manajemen. Pentingnya independensi akuntan publik bagi auditor untuk melaksanakan prosedur audit yang bertujuan untuk menilai kewajaran dan dipercaya sebagai pihak independen untuk memberikan jaminan yang 11

memadai mengenai asersi manajemen laporan keuangan (Ardini, 2010). Dewan direksi dan komite audit yang memonitori independensi akuntansi harus aktif mulai dari penunjukan sampai dengan selesai tugas. Auditor hanya menilai yang diungkapkan oleh pihak manajemen, seberapa jauh manajemen mengungkapkan titik kritis pengaturan pergantian auditor oleh BAPEPAM (Agrianti, 2009). Jadi, independensi tidak memihak kepentingan siapa pun dan harus terbuka agar kepercayaan masyarakat pada independensi auditor meningkat. a. Komisaris Independen Komisaris independen adalah badan perusahaan yang beranggotakan dewan komisaris independen yang berfungsi untuk menilai kinerja perusahaan secara keseluruhan. Tujuan dari komisaris independen untuk menyeimbangkan dalam pengambilan keputusan khususnya dalam perlindungan terhadap pemegang saham minoritas dan pihak yang terkait (Putra dan Muid, 2012). Peranan dewan komisaris tergantung pada lingkungan yang dibuat oleh perusahaan yang bersangkutan. Beberapa kasus memang ada baiknya dewan komisaris memainkan peranan yang relatif pasif, sehingga sering terjadi anggota dewan komisaris tidak menjalankan peran pengawasnya yang mendasar tehadap dewan direksi. Dewan komisaris seringkali dianggap tidak mempunyai manfaat, karena dilihat dari fakta kebanyakan anggota dewan komisaris tidak mempunyai kemampuan dan tidak bisa menunjukan 12

independensinya (maka dari itu,banyak kasus dewan komisaris gagal untuk mewakili kepentingan stakeholders lainnya daripada kepentingan pemegang saham mayoritas) (Ardianingsih, 2012). Jadi, dewan komisaris harus mempunyai kemampuan dan menunjukan peranan yang aktif dalam pengawasannya terhadap dewan direksi. b. Komite Audit Komite audit adalah komite yang dibentuk oleh dewan direksi yang bertugas melaksanakan pengawasan independen atas proses laporan keuangan dan audit ekstern (Putra dan Muid, 2012). Komite audit mempunyai peranan dan tanggung jawab untuk mengawasi audit laporan keuangan, memastikan agar standar dan kebijaksanaan keuangan yang terpenuhi, memeriksa ulang laporan keuangan agar sesuai dengan standar dan kebijaksanaan, harus konsisten dengan informasi yang diketahui oleh anggota komite audit, serta menilai mutu pelayanan dan kewajaran biaya yang diajukan auditor eksternal (Astria, 2011). Pembentukan komite audit dan komisaris independen sudah diatur dalam regulasi-regulasi yang dikeluarkan oleh bursa efek Indonesia dan BAPEPAM (Oktadela, 2010) sebagai berikut : 1. Keputusan Nomor Kep-315/BEJ/06/2000 tentang perihal peraturan pencatatan Efek Nomor I-A yang antara lain adalah untuk mengatur tentang kewajiban mempunyai Komisaris Independen, Komite Audit, memberikan peran aktif Sekretaris perusahaan 13

didalam memenuhi kewajiban keterbukaan informasi serta mewajibkan perusahaan tercatat untuk menyampaikan informasi yang material dan relevan. 2. Surat Edaran Ketua BAPEPAM-LK Nomor SE-03/PM/2000 menjelaskan komite audit yang berisi himbauan perlunya komite audit dimiliki oleh setiap Emiten. 3. Surat Edaran Ketua BAPEPAM-LK Nomor SE-07/PM/2000 bahwa dalam peraturan Nomor IX.I.5 dijelaskan pembentukan dan pedoman pelaksanaan kerja komite audit. 4. Manajemen Laba Manajemen laba adalah manajemen yang dapat dipengaruhi oleh angka laba yang dilaporkan (Guna dan Herawati, 2010). Menurut Oktafia (2010) menyatakan bahwa manajemen laba merupakan salah satu faktor yang dapat mengurangi kredibilitas laporan keuangan. Manajemen laba dapat mengganggu pemakaian laporan keuangan yang mempercayai angka laba hasil rekayasa tersebut sebagai angka laba tanpa rekayasa. Oleh karena itu, manajemen laba dapat dipergunakan untuk melihat kondisi perusahaan dalam mencapai target laba yang telah ditentukan oleh perusahaan. Faktor-faktor yang memicu terjadinya manajemen laba yang berkaitan dengan pihak-pihak berkepentingan yang memakai informasi akuntansi adalah sebagai berikut (Setiawati dan Na im, 2000 dalam Oktafia, 2010) : 14

a. Kontrak antara manajer dan pemilik (melalui kompensasi). b. Sumber investor bagi investor di pasar modal c. Kontrak hutang. d. Penetapan pajak oleh pemerintah, penentuan proteksi kepada produk, terdapat penentuan denda dalam suatu kasus. e. Pesaing seperti menentukan keputusan yang diambil alih maupun sebagai peentapan strategi persaingan. f. Karyawan untuk meminta kenaikan upah atau gaji. 5. Reputasi Auditor Reputasi auditor merupakan kepercayaan publik yang dilihat auditor atas nama besar yang dimiliki auditor tersebut (Ningtias, 2011). Kantor Akuntan Publik yang bereputasi baik, diperkirakan dapat melakukan audit lebih efisien dan mempunyai fleksibilitas yang besar agar dapat menyelesaikan audit sesuai target. Maka informasi dapat lebih cepat diterima pengguna laporan keuangan didalam pengambilan keputusan ekonomi. Kantor Akuntan Publik (KAP) merupakan suatu bentuk organisasi akuntan publik yang memperoleh izin sesuai dengan peraturan perundang-undangan dalam bidang pemberian jasa profesional dalam praktek akuntan publik (Kartia, 2011). 15

2.2. KERANGKA PEMIKIRAN Laporan keuangan harus mempunyai integritas laporan keuangan yang tinggi agar yang disajikan dapat dipertanggungjawabkan dan informasinya jujur. Hardiningsih (2010) mengungkapkan integritas laporan keuangan adalah laporan keuangan yang menampilkan kondisi suatu perusahaan yang sebenarnya, tanpa ada yang ditutup-tutupi atau disembunyikan. a. Independensi Auditor Terhadap Integritas Laporan Keuangan Independensi adalah standar umum nomor dua dari tiga standar auditing yang ditetapkan oleh Ikatan Akuntansi Indonesia (IAI) yang menjelaskan bahwa dalam semua yang berhubungan dengan perikatan, independensi dan sikap mental harus dipertahankan oleh auditor. Hardiningsih (2010) menemukan bahwa independensi audit (lamanya hubungan audit) tidak berpengaruh terhadap integritas laporan keuangan. Arah koefisien yang negatif menemukan bahwa adanya kecenderungan bahwa semakin tinggi independensi maka semakin rendah integritas laporan keuangan. Putra dan Muid (2012) menjelaskan bahwa independensi mempunyai sifat yang tidak mudah dipengaruhi, karena KAP melaksanakan pekerjaannya untuk kepentingan umum. Hal ini dilakukan agar hubungan klien dengan KAP terlalu erat, maka mempengaruhi independensi dan integritas laporan keuangan semakin menurun. b. Komisaris Independen Terhadap Integritas Laporan Keuangan Komisaris independen adalah sebuah badan dalam perusahaan yang biasanya beranggotakan dewan komisaris yang independen yang berasal dari luar 16

perusahaan yang berfungsi untuk menilai kinerja perusahaan secara luas dan keseluruhan (Putra, 2012). Efrianti (2012) menunjukan bahwa komisaris independen berpengaruh positif terhadap integritas laporan keuangan. Putra dan Muid (2012) menemukan bahwa komisaris independen tidak berpengaruh secara signifikan terhadap integritas laporan keuangan. Komisaris independen relatif kecil, sehingga kurang mampu memberikan pengawasan yang terlalu besar dari tindakan manajemen, termasuk didalamnya tindakan integritas laporan keuangan. c. Komite Audit Terhadap Integritas Laporan Keuangan Komite audit adalah badan yang dibentuk dewan direksi untuk mengaudit operasi dan keadaan (Ardianingsih, 2012). Efrianti (2012) menunjukan bahwa komite audit berpengaruh positif terhadap integritas laporan keaungan. Putra dan Muid (2012) komite audit berpengaruh secara signifikan terhadap integritas laporan keuangan. Komite audit diharapkan bisa mengurangi kecurangan yang dilakukan oleh manajemen, termasuk didalamnya adalah integritass laporan keuangan. d. Manajemen Laba Terhadap Integritas Laporan Keuangan Manajemen laba adalah satu faktor yang yang dapat mengurangi kredibilitas laporan keuangan (Oktafia, 2010). Putra (2012) menjelaskan manajemen laba berpengaruh secara signifikan terhadap integritas laporan keuangan. Manajemen laba merupakan suatu tindakan yang dilakukan manajemen yang dapt mempengaruhi laba yang dilaporkan dalam laporan keuangan. Manajemen laba merupakan campur tangan manajemen dalam 17

pelaporan keuangan eksternal dengan tujuan menguntungkan dirinya sendiri (manajer) (Putra dan Muid, 2012). Sehingga dapat menyebabkan pengguna laporan keuangan salah persepsi dalam pengambilan keputusan investasi, Karena laporan keuangan tersebut menjadi tidak berintegrasi tinggi. e. Reputasi Auditor Terhadap Integritas Laporan Keuangan Reputasi auditor diukur dengan ukuran Kantor Akuntan Publik (KAP) yang menggunakan variabel dummy. Apabila KAP termasuk dalam kategori The Big Four Auditors, diberi kode 1, sedangkan apabila termasuk kategori Non The Big Four Auditors, diberi kode 0. Penelitian DeAngelo (1981) yang dikutip dari penelitian Lennox (2000) dalam Putra dan Muid (2012) menjelaskan bahwa KAP yang besar memiliki insentif yang lebih untuk menghindari hal-hal yang dapat merusak reputasinya dibandingkan dengan KAP yang lebih kecil, sehingga integritas laporan keuangan KAP besar lebih tinggi dibandingkan dengan KAP yang kecil. 18

Gambar 2.1 Gambar Kerangka Pemikiran H1 Independensi auditor (X1) H2 Komisaris Independen (X2) Komite Audit (X3) H3 H4 INTEGRITAS LAPORAN KEUANGAN (Y) Manajemen Laba (X4) H5 H6 Reputasi Audit (X5) 2.3. Hipotesis Berdasarkan kerangka pemikiran diatas, maka hipotesis dalam penelitian ini sebagai berikut: H1 : Independensi auditor, komisaris independen, komite audit, manajemen laba dan reputasi auditor secara simultan berpengaruh signifikan terhadap integritas laporan keuangan. 19

H2 : Independensi auditor secara parsial berpengaruh signifikan terhadap integritas laporan keuangan. H3 : Komisaris independen secara parsial berpengaruh signifikan terhadap integritas laporan keuangan. H4 : Komite audit secara parsial berpengaruh signifikan terhadap integritas laporan keuangan. H5 : Manajemen laba secara parsial berpengaruh signifikan terhadap integritas laporan keuangan. H6 : Reputasi auditor secara parsial berpengaruh signifikan terhadap integritas laporan keuangan. 20