I. PENDAHULUAN. (space), seperti terlihat dalam perspektif geografi bahwa seluruh permukaan bumi

dokumen-dokumen yang mirip
III. METODE PENELITIAN. sebagai prosedur pemecahan masalah yang diselidiki dengan menggambarkan

I. PENDAHULUAN. Potensi sumber daya alam yang dimiliki setiap wilayah berbeda-beda, tiap daerah mempunyai

I. PENDAHULUAN. upaya pemenuhan kebutuhan hidupnya sangat erat kaitannya dengan pemanfaatan

I. PENDAHULUAN. kehidupan masyarakat tersebut tidak hanya terjadi di daerah perkotaan, tetapi juga. dengan keberadaan industri yang ada di pedesaan.

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Tanggamus merupakan salah satu kabupaten di Propinsi Lampung yang

I. PENDAHULUAN. Beberapa tahun terakhir terjadi peningkatan jumlah Tenaga Kerja Indonesia (TKI) ke luar negeri.

BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

I. PENDAHULUAN. penduduknya untuk mendapatkan pekerjaan atau mata pencaharian di daerah yang

KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Provinsi Jawa Tengah secara geografis berada pada koordinat ' 19" BT

I. PENDAHULUAN. Pembangunan pada prinsipnya merupakan usaha pertumbuhan dan perubahan yang

V. GAMBARAN UMUM PENELITIAN. Kabupaten Brebes, Provinsi Jawa Tengah. Kecamatan Kersana mempunyai 13

I. PENDAHULUAN. pertumbuhan ekonomi yang dapat mempercepat pertumbuhan kesempatan kerja, untuk meningkatkan taraf hidup dan kesejahteraan masyarakat.

PENDAHULUAN. 1 http ://cianjur.go.id (diakses15 Mei 2011)

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. a. Letak, Batas dan Luas Daerah Penelitian. Kabupaten Wonosobo, terletak lintang selatan

I. PENDAHULUAN. lebih dari dua pertiga penduduk Propinsi Lampung diserap oleh sektor

I. PENDAHULUAN. baik, yang sesuai dengan martabat manusia. Oleh karena itu setiap warga negara

V. GAMBARAN UMUM WILAYAH

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Kabupaten Kulon Progo merupakan salah satu dari lima daerah otonom di

I. PENDAHULUAN. Pembangunan pada dasarnya bertujuan untuk menaikan taraf hidup dan dapat dikatakan bahwa

BAB IV GAMBARAN UMUM

dibandingkan dengan kabupaten-kabupaten lain yang berada di Provinsi

V. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

IV. KONDISI UMUM DAERAH PENELITIAN

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Kabupaten Pesawaran merupakan kabupaten baru yang dibentuk berdasarkan

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. A. Gambaran Umum Wilayah Penelitian Kabupaten Lampung Selatan

IV. GAMBARAN UMUM. Awal berdirinya pemerintahan Kecamatan Bumi Waras terbentuk berdasarkan

IV. KONDISI UMUM DAERAH PENELITIAN

BAB IV. KONDISI UMUM WILAYAH PENELITIAN

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Kecamatan Sragi merupakan salah satu kecamatan dari 17 Kecamatan yang

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. A. Keadaan Umum Kabupaten Lampung Selatan

V. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN Keadaan Umum Kabupaten Lampung Selatan. Wilayah Kabupaten Lampung Selatan terletak antara 105.

BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Belitung yang terbentuk berdasarkan Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2003 sejak

V. GAMBARAN UMUM. Desa Lulut secara administratif terletak di Kecamatan Klapanunggal,

PENDAHULUAN. Latar Belakang

V. GAMBARAN UMUM PENELITIAN. Desa Purwasari terletak di Kecamatan Dramaga, Kabupaten Bogor.

I. PENDAHULUAN. nasional dan dapat mengurangi hasil-hasil pembangunan yang dapat dinikmati

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Kabupaten Tulang Bawang Barat terletak pada BT dan

IV. KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN

KONDISI UMUM WILAYAH STUDI

V. GAMBARAN UMUM. administratif terletak di Kecamatan Junrejo, Kota Batu, Provinsi Jawa Timur.

I. PENDAHULUAN. tinggi dan tidak terkendalikan akan berpengaruh terhadap semakin menurunnya

I. PENDAHULUAN. tidak segera mendapatkan pemecahannya. Jumlah penduduk yang besar dapat. menimbulkan dampak terhadap kesejahteraan setiap keluarga.

I. PENDAHULUAN. Sebagian besar wilayah Indonesia merupakan pedesaan yang kehidupan

V. GAMBARAN UMUM KECAMATAN TOSARI

KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. tentang partisipasi masyarakat dalam pelaksanaan program wajib belajar sembilan

V GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

I. PENDAHULUAN. Wilayah Indonesia merupakan daerah agraris artinya pertanian memegang

BAB I PENDAHULUAN. memberantas kemiskinan yang tujuannya untuk mensejahterakan masyarakat.

BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Desa Sendayan, Desa Naga Beralih, dan Desa Muara Jalai.

BAB V GAMBARAN UMUM RESPONDEN

BAB IV GAMBARAN UMUM 4.1. Gambaran Umum Desa

III. METODE PENELITIAN. kota Bandar Lampung. Kecamatan kemiling merupakan kecamatan hasil

I. PENDAHULUAN. kebutuhan pokok manusia, seperti kebutuhan makan, pakaian, dan tempat tinggal

KONDISI UMUM DAERAH PENELITIAN. Berdasarkan data monografi Desa Sukorejo (2013) menunjukkan keadaan

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. terkecil lingkup Balai Besar TNBBS berbatasan dengan:

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Kecamatan Pugung memiliki luas wilayah ,56 Ha yang terdiri dari

BAB IV DESKRIPSI LOKASI PENELITIAN

KARAKTERISTIK WILAYAH STUDI. A. Kondisi Fisiografi

BAB III KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. gender yaitu suatu sifat yang melekat pada kaum laki-laki maupun

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Kecamatan Kemiling, Kota Bandarlampung. Kota

2014 EVALUASI KESESUAIAN LAHAN PERTANIAN UNTUK TANAMAN PANGAN DI KECAMATAN CIMAUNG KABUPATEN BANDUNG

TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR

V. GAMBARAN UMUM LOKASI DAN RESPONDEN

BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. sekitar 4 Km dari Kabupaten Gunungkidul dan berjarak 43 km, dari ibu kota

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Propinsi Lampung. Kabupaten Lampung Tengah terletak pada

I. PENDAHULUAN. Indonesia. Pada tahun 2010 diperhitungkan sekitar 0,8 juta tenaga kerja yang

IV. KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN

V. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Kabupaten Blora merupakan kabupaten yang berada di Provinsi Jawa

PENAMBANGAN BATUBARA OLEH RAKYAT DI DESA TANJUNG LALANG KECAMATAN TANJUNG AGUNG (JURNAL) Oleh : ADITYA EKO SAPUTRA

V. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. Menurut FAO (dalam Arsyad 1989:206) mengenai pengertian lahan, Adapun pengertian dari FAO (1976) yang dikutip oleh Sitorus (1998)

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Kabupaten Pringsewu dengan ibukota Pringsewu terletak 37 kilometer sebelah

IV. KONDISI UMUM WILAYAH PENELITIAN

METODE PENELITIAN. sekarang, yang dilakukan dengan langkah-langkah pengumpulan, klasifikasi, dan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

DESKRIPSI FAKTOR-FAKTOR YANG MENDUKUNG PEMEKARAN WILAYAH PEKON TAMBAHREJO BARAT (JURNAL) Oleh. Jepri Rison Wardana

BAB V GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. Manusia memanfaatkan lahan untuk melakukan aktivitas mulai dari

BAB IV KONDISI UMUM DAERAH PENELITIAN

IV. PETA SOSIAL KELURAHAN SUKAMISKIN DAN LEMBAGA PEMASYARAKATAN SUKAMISKIN BANDUNG

IV. GAMBARAN UMUM WILAYAH DAN PRODUKSI PADI SAWAH DI DAERAH PENELITIAN

DAFTAR ISI DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR... DAFTAR LAMPIRAN...

KEADAAN UMUM LOKASI DESA BANGUNKERTO

I. PENDAHULUAN. Sektor pertanian merupakan salah satu sektor yang sangat penting dalam

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Metro. Kelurahan Karangrejo pertama kali dibuka pada zaman pemerintahan

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Kabupaten Pesawaran merupakan salah satu dari 14 Kabupaten/Kota yang ada di

II. TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR

BAB II KONDISI WILAYAH DESA SEMPOR. membuat sungai dari sebelah barat (Sungai Sampan), sedang yang muda

I. PENDAHULUAN. pada setiap tahunnya juga berpengaruh terhadap perkembangan pembangunan

GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

V. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. a. Letak, Luas dan Batas Wilayah

GAMBARAN UMUM LOKASI

HASIL SENSUS PERTANIAN 2013 (ANGKA TETAP)

IV. KONDISI UMUM WILAYAH STUDI

Transkripsi:

1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Permukaan bumi merupakan wilayah yang sangat luas dengan berbagai variasi fenomena geosfer di dalamnya. Permukaan bumi tidak terlepas dari suatu ruang (space), seperti terlihat dalam perspektif geografi bahwa seluruh permukaan bumi adalah ruang (space) yang menjadi tempat hidup makhluk hidup, baik di dalam maupun di atas permukaan bumi. Ruang selalu terkait dengan wilayah, sedangkan wilayah paling tidak mengandung unsur lokasi, bentuk, luas, dan fungsi. Menurut UU Nomor 24 Tahun 1992 tentang penataan ruang, wilayah adalah ruang yang merupakan kesatuan geografis beserta segenap unsur terkait padanya yang batas dan sistemnya ditentukan berdasarkan aspek administratif dan atau aspek fungsional. Wilayah adalah suatu areal yang memiliki karakteristik tertentu yang dapat diklasifikasikan berdasarkan satu atau beberapa karakterisik, misalnya berdasarkan iklim, relief, tipe batuan, pola pertanian, vegetasi alami, kegiatan ekonomi, dan sebagainya (Wardiyatmoko 2006: 176). Berdasarkan hal tersebut, perbedaan wilayah atau daerah akan menyebabkan potensi yang berbeda pula, baik potensi fisik maupun potensi sosial budaya kehidupan manusianya. Dalam geografi, keadaan seperti ini dikenal dengan konsep perbedaan wilayah (diferensiasi area).

2 Potensi wilayah atau daerah yang berbeda akan mendorong adanya aktivitas manusia yang berbeda pula, karena pada dasarnya manusia akan selalu memanfaatkan potensi daerah yang ia tempati guna mencapai kesejahteraan hidupnya. Dalam hal ini kondisi alam/sumber daya alam memengaruhi corak aktivitas kehidupan manusia di antaranya memengaruhi jenis mata pencaharian penduduk. keruangan. Dalam konsep geografi hubungan seperti ini disebut keterkaitan Hal tersebut seperti yang terlihat pada masyarakat di daerah Tambahrejo Barat Kecamatan Gadingrejo Kabupaten Pringsewu yang banyak memanfaatkan sumber daya alam berupa batu dengan bekerja menjadi pemecah batu. Dalam kegiatan pertambangan batu rakyat, usaha ini didukung oleh kondisi fisiografis daerah ini yang sebagian besar merupakan perbukitan berbatu. Batubatu tersebut dimanfaatkan antara lain untuk keperluan bangunan dan sebagainya. Lahan pertambangan batu di Desa Tambahrejo Barat menempati wilayah yang paling luas dibandingkan penggunaan lahan lainnya. Untuk mengetahui penggunaan lahan yang ada di Desa Tambahrejo Barat Kecamatan Gadingrejo Kabupaten Pringsewu secara terperinci dapat dilihat pada Tabel 1 berikut: Tabel 1. Penggunaan Lahan Desa Tambahrejo Barat Kecamatan Gadingrejo Kabupaten Pringsewu Tahun 2013 No Jenis Lahan Luas Lahan (ha) 1 Perbukitan/Pertambangan 47,0 2 Pemukiman 37,5 3 Sawah Tadah Hujan 14,5 4 Lapangan, Sekolah, Jalan, 4,2 Persentase (%) 45,54 36,34 14,05 4,07 Kolam Jumlah 103,2 100,00 Sumber: Monografi Desa Tambahrejo Barat Tahun 2013

3 Berdasarkan Tabel 1 tersebut dapat dijelaskan bahwa penggunaan lahan di Desa Tambahrejo Barat Kecamatan Gadingrejo Kabupaten Pringsewu pada tahun 2013 didominasi oleh lahan untuk pertambangan yaitu seluas 47,0 ha atau 45,54 persen. Sementara itu, lahan sawah tadah hujan di desa ini mengalami penyempitan dimana luas lahan tersebut pada tahun 2008 adalah seluas 18,55 ha (Monografi Desa Tambahrejo Barat, 2008: 21) dan sekarang hanya seluas 14,05 ha (Monografi Desa Tambahrejo Barat, 2013: 13). Kondisi tersebut menunjukkan bahwa lahan pertanian di desa ini semakin menyempit. Penyempitan lahan pertanian tersebut disebabkan oleh perubahan penggunaan lahan pertanian menjadi pemukiman. Hal tersebut dapat dijelaskan dimana pada tahun 2008 lahan pemukiman hanya seluas 33,05 ha (Monografi Desa Tambahrejo Barat, 2008: 21) dan sekarang mencapai luas hingga 37,05 ha (Monografi Desa Tambahrejo Barat, 2013: 13). Keadaan lahan yang demikian memengaruhi bentuk mata pencaharian penduduknya, dimana penduduk desa ini banyak yang bermata pencaharian di sektor pertambangan batu. Potensi sumber daya alam pertambangan yang ada telah dimanfaatkan oleh masyarakat desa ini sejak tahun 1990-an ketika dibukanya sebuah CV bernama CV Batu Utama oleh pemilik lahan pertambangan (Widodo, 2013). Saat ini kegiatan pertambangan tersebut semakin berkembang dan menuju ke arah yang lebih maju. Penggalian batu tersebut dilakukan pada bukit-bukit yang memang terdapat di desa ini. Bukit tersebut merupakan bukit batu yang banyak mengandung deposit batuan. Batuan yang digali ialah batuan yang ukurannya besar hingga cukup kecil. Oleh karena itu aktivitas penggalian batu tersebut dilakukan dengan menggunakan alat berat berupa buldoser agar batu-batu tersebut

4 terlepas dari timbunannya. Buldoser merupakan alat berat beroda rantai yang berfungsi sebagai alat penumbang pohon, meratakan dan mengeruk tanah. Selanjutnya batu-batu besar dan keras yang sudah dikeruk tersebut harus dipecahkan agar ukurannya menjadi lebih kecil lagi. Pekerjaan memecah batu tersebut dilakukan secara manual oleh warga sekitar. Adanya industri pertambangan tersebut telah membuka kesempatan kerja bagi masyarakat sekitar. Penduduk yang bekerja di pertambangan ini tidak terbatas pada kaum laki-laki saja, tetapi kaum wanita pun turut serta ambil peran dalam kegiatan penambangan batu tersebut. Keikutsertaan wanita sebagai pekerja di penambangan batu menjadi pemandangan yang banyak terlihat. Mereka ikut serta menjadi pekerja pemecah batu mulai dari memecahkan batu, mengangkut batu, hingga membantu menaikkan batu ke atas mobil untuk dikirim ke pembeli. Penambangan batu ini telah banyak menyerap tenaga kerja dan masih terus berkembang sampai sekarang. Di penambangan ini pekerja pria maupun wanita semuanya sama saja. Mereka sama-sama memecah batu dengan tingkat kekerasan batu yang sama dan ukuran yang sama meskipun wanita dikenal dengan lemah lembut, cantik, emosional dan keibuan. Sementara laki-laki dianggap kuat, rasional, jantan dan perkasa. Ciri-ciri dari sifat itu merupakan sifat yang dapat dipertukarkan, misalnya ada laki-laki yang lemah lembut, ada wanita yang kuat, rasional dan perkasa. Perubahan ciri dari sifat-sifat tersebut dapat terjadi dari waktu ke waktu dan dari tempat ke tempat yang lain (Fakih, 1999: 8).

5 Wanita yang telah menikah dan sudah mempunyai beberapa anak, maka kebutuhan rumah tangganya akan semakin banyak. Untuk itu bagi rumah tangga yang kurang mampu atau pendapatan suami yang masih dirasa kurang maka para istri akan turut serta mencari pendapatan tambahan supaya kebutuhan keluarganya dapat terpenuhi (Rachman, 1997:91). Sebagai seorang wanita dan juga sebagai seorang istri, aktivitas pekerjaan wanita pemecah batu tersebut merupakan keadaan yang menarik untuk diketahui. Aktivitas memecah batu membutuhkan keterampilan dan ketelitian sehingga risiko dari pekerjaan ini dapat dikurangi. Semakin lama seseorang bekerja pada pekerjaan yang sama maka orang tersebut akan semakin terlatih dan terampil dalam bekerja dan menyelesaikan tugas-tugasnya. Pekerjaan menjadi pemecah batu merupakan pekerjaan yang tingkat risikonya cukup tinggi. Salah satu risikonya yaitu ketika pekerja-pekerja tersebut bekerja, mereka dapat terkena percikan batu atau terkilir. Untuk menghindari atau mengurangi kecelakaan kerja yang ditimbulkan dari pekerjaan ini pekerja perlu menggunakan alat pelindung diri yang memadai, di antaranya sarung tangan, masker, dan sebagainya. Aktivitas pekerjaan yang dilakukan pekerja pemecah batu yaitu proses pemecahan batu dari yang berukuran besar hingga keberbagai ukuran yang telah disesuaikan dengan permintaan pasar, seperti batu split untuk mengecor, ukurannya yaitu 12 mm, 23 mm, hingga ukuran 35 mm yang fungsinya untuk batu pemasangan onderlaag. Curahan jam kerja akan memengaruhi hasil kerja dan besar kecilnya pendapatan seseorang. Upah yang diterima wanita pekerja pemecah batu akan diperoleh

6 setelah batu-batu yang dipecahkan tersebut berjumlah banyak dan dibeli oleh pemilik pertambangan. Pendapat dari Yuniarti dan Haryanto dalam Haryanto (2008: 218), bahwa pendapatan para pekerja wanita pada industri sandang mempunyai kontribusi yang signifikan terhadap peningkatan pendapatan keluarga. Kontribusi perempuan dapat dikatakan sebagai katup pengaman (savety valve) atau penopang bagi rumah tangga miskin untuk memenuhi kebutuhan dasar sehari-hari. Untuk lebih jelasnya mengenai wanita pekerja pemecah batu yang berstatus kawin di Desa Tambahrejo Barat yang tersebar di 3 dusun dapat dilihat pada Tabel 2 berikut ini: Tabel 2. Persebaran Wanita Pekerja Pemecah Batu di Desa Tambahrejo Barat Kecamatan Gadingrejo Kabupaten Pringsewu Tahun 2013 No. Dusun Jumlah Wanita Pemecah Batu Berstatus Kawin (Orang) Persentase (%) 1. 2. Dusun II Dusun III 13 31 29,55 70,45 Jumlah 44 100,00 Sumber: Data Pra Survei Bulan Oktober Tahun 2013 Berdasarkan Tabel 2 dapat dijelaskan bahwa wanita berstatus kawin pekerja pemecah batu di Desa Tambahrejo Barat cukup banyak yakni berjumlah 44 orang (9,5 persen) yang tersebar di 2 dusun (Dusun II dan Dusun III). Jumlah total rumah tangga (RT) yang ada di desa ini yaitu 524 RT, dengan jumlah penduduk wanita sebanyak 951 jiwa dan 464 jiwa di antaranya adalah wanita berstatus kawin (Monografi Desa Tambahrejo Barat Tahun 2013). Dilihat dari keadaan ekonomi penduduknya pada penelitian pra survei tanggal 25 september 2013, desa

7 ini termasuk desa yang penduduknya cukup miskin. Wanita-wanita turut kerja agar memperoleh pendapatan. Melihat cukup banyaknya wanita yang bersemangat untuk bekerja membantu suami guna mendapatkan penghasilan tambahan, keadaan ini mendorong peneliti untuk mengadakan penelitian tentang Aktivitas wanita pekerja pemecah batu dan sumbangannya terhadap total pendapatan rumah tangga di Desa Tambahrejo Barat Kecamatan Gadingrejo Kabupaten Pringsewu Tahun 2014. B. Identifikasi Masalah Berdasarkan latar belakang permasalahan di atas, dapat diidentifikasikan beberapa masalah aktivitas wanita pekerja pemecah batu dan sumbangannya terhadap total pendapatan rumah tangga di Desa Tambahrejo Barat Kecamatan Gadingrejo Kabupaten Pringsewu sebagai berikut: 1. Aktivitas pekerjaan wanita pekerja pemecah batu, yang meliputi: a. Tempat kerja b. Peralatan kerja yang digunakan c. Penggunaan Alat Pelindung Diri (APD) d. Curahan jam kerja e. Produktivitas kerja f. Lama kerja g. Kecelakaan kerja 2. Besarnya pendapatan yang diterima wanita pekerja pemecah batu. 3. Jenis penggunaan pendapatan wanita pekerja pemecah batu.

8 4. Sumbangan pendapatan wanita pekerja pemecah batu terhadap total pendapatan rumah tangga. C. Rumusan Masalah Berdasarkan identifikasi masalah yang dikemukakan di atas, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah: 1. Bagaimanakah aktivitas pekerjaan wanita pekerja pemecah batu di Desa Tambahrejo Barat Kecamatan Gadingrejo Kabupaten Pringsewu tahun 2014?. 2. Berapakah rata-rata besarnya pendapatan yang diperoleh wanita pekerja pemecah batu di Desa Tambahrejo Barat Kecamatan Gadingrejo Kabupaten Pringsewu tahun 2014?. 3. Apa sajakah jenis penggunaan pendapatan yang diperoleh wanita pekerja pemecah batu di Desa Tambahrejo Barat Kecamatan Gadingrejo Kabupaten Pringsewu tahun 2014?. 4. Berapakah besarnya sumbangan pendapatan wanita pekerja pemecah batu terhadap total pendapatan rumah tangga di Desa Tambahrejo Barat Kecamatan Gadingrejo Kabupaten Pringsewu tahun 2014?. D. Tujuan Penelitian Berdasarkan rumusan masalah yang telah dikemukakan, maka penelitian ini bertujuan untuk: 1. Mendapatkan informasi mengenai aktivitas pekerjaan wanita pemecah batu di Desa Tambahrejo Barat Kecamatan Gadingrejo Kabupaten Pringsewu tahun 2014.

9 2. Mendapatkan informasi mengenai rata-rata besarnya pendapatan yang diperoleh wanita pekerja pemecah batu di Desa Tambahrejo Barat Kecamatan Gadingrejo Kabupaten Pringsewu tahun 2014. 3. Mendapatkan informasi mengenai jenis penggunaan pendapatan yang diperoleh wanita pekerja pemecah batu di Desa Tambahrejo Barat Kecamatan Gadingrejo Kabupaten Pringsewu tahun 2014. 4. Mendapatkan informasi mengenai besarnya sumbangan pendapatan wanita pekerja pemecah batu terhadap total pendapatan rumah tangga di Desa Tambahrejo Barat Kecamatan Gadingrejo Kabupaten Pringsewu tahun 2014. E. Kegunaan Penelitian Hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan: 1. Sebagai salah satu syarat untuk mencapai gelar Sarjana Pendidikan pada Program Studi Pendidikan Geografi Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial Fakultas Keguruan Dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung. 2. Sebagai sarana pengaplikasian ilmu pengetahuan yang diperoleh selama di perguruan tinggi dan menambah wawasan yang berhubungan dengan Geografi Ekonomi. 3. Sebagai bahan informasi bagi penelitian sejenis lainnya. F. Ruang Lingkup Penelitian Untuk memperjelas kajian penelitian dan mengarah pada pokok bahasan masalah, maka ruang lingkup penelitian ini sebagai berikut:

10 1. Ruang lingkup subyek penelitian: wanita berstatus kawin pekerja pemecah batu di Desa Tambahrejo Barat Kecamatan Gadingrejo Kabupaten Pringsewu. 2. Ruang lingkup obyek penelitian: aktivitas wanita pekerja pemecah batu dan sumbangannya terhadap total pendapatan rumah tangga di Desa Tambahrejo Barat Kecamatan Gadingrejo Kabupaten Pringsewu. 3. Ruang lingkup tempat dan waktu penelitian: Desa Tambahrejo Barat Kecamatan Gadingrejo Kabupaten Pringsewu tahun 2014. 4. Ruang lingkup ilmu: Geografi Ekonomi. Menurut J.H. Peterson (1976) dalam Johnston (1981), Economic Geography is concerned with the usefulness of earth features to man, with the amount of support they can offer him, and with the measures which he may take to bring them in to use. Secara garis besar Geografi Ekonomi adalah ilmu yang terkait dengan kegunaan muka bumi untuk manusia dengan sejumlah sumber daya alam yang tersedia dengan ukuran yang dapat digunakan sesuai kebutuhan. Berdasarkan pendapat di atas, digunakan Geografi Ekonomi sebagai ruang lingkup ilmu penelitian karena titik kaji penelitian ini adalah aktivitas manusia dalam pemanfaatan sumber daya alam untuk memenuhi kebutuhan hidupnya, yaitu pemanfaatan batu yang tersedia di alam. Batu-batu tersebut ditambang kemudian dipecah oleh wanita pekerja pemecah batu menjadi berbagai ukuran yang dibutuhkan di pasaran. Penghasilan yang diperoleh mampu memberikan kontribusi terhadap pendapatan rumah tangga.