BAB IV PEMBAHASAN TEMUAN HASIL PENELITIAN. kompetensi profesional guru Pendidikan Agama Islam dalam menumbuhkan

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. produktif. Di sisi lain, pendidikan dipercayai sebagai wahana perluasan akses.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Era informasi dan globalisasi yang terjadi saat ini, menimbulkan

BAB I PENDAHULUAN. globalisasi seperti sekarang ini akan membawa dampak diberbagai bidang

BAB I PENDAHULUAN. perubahan zaman. Hal ini sesuai dengan UU Sisdiknas No. 20 Tahun 2003

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Isni Agustiawati,2014

BAB I PENDAHULUAN. karena belajar merupakan kunci untuk memperoleh ilmu pengetahuan. Tanpa

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Sebagai Negara yang berkembang dengan jumlah penduduk besar, wilayah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

arti yang luas. Peranan guru bukan semata-mata memberikan informasi,

Skripsi Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Memperoleh Gelar Sarjana Strata 1 Program Studi Pendidikan Akuntansi.

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan formal, dalam mewujudkan tujuan pendidikan nasional melalui. pasal 4 tentang sistem pendidikan nasional bahwa:

BAB 1 PENDAHULUAN. menyeluruh baik fisik maupun mental spiritual membutuhkan SDM yang terdidik.

BAB I PENDAHULUAN. suasana belajar dan proses pembelajaran agar siswa secara aktif

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan sebuah proses belajar yang tiada henti dalam

BAB I PENDAHULUAN. dipisahkan dari kehidupan seseorang baik dalam keluarga, masyarakat dan

BAB I PENDAHULUAN. berkualitas menentukan masa depan bangsa. Sekolah. sekolah itu sendiri sesuai dengan kerangka pendidikan nasional.

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah sebuah proses yang memegang peranan penting dalam

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar belakang masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. generasi muda agar melanjutkan kehidupan dan cara hidup mereka dalam konteks

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. demokratis, dan cerdas. Pendidikan ( UU SISDIKNAS No.20 tahun 2003 ) adalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pendidikan sebagai upaya dasar yang dilakukan oleh keluarga, masyarakat

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat. Dalam hal ini pada saat proses belajar mengajar guru memegang

I. PENDAHULUAN. intelektual, spiritual, dan mandiri sehingga pada akhirnya diharapkan masyarakat kita

BAB I PENDAHULUAN. yang diinginkan walaupun mengalami hambatan dan kesulitan dalam meraihnya.

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat,

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar belakang Masalah. Indonesia merupakan negara yang kaya akan hasil alam dan juga

Penelitian Untuk Skripsi S-1 Pendidikan Akuntansi. Disusun Oleh: SRI BANDIYAH A

I. PENDAHULUAN. tujuan penelitian, asumsi penelitian, manfaat penelitian dan ruang lingkup

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Seiring dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang

I. PENDAHULUAN. Menjadi bangsa yang maju tentu merupakan cita-cita yang ingin dicapai oleh

BAB I PENDAHULUAN. diri siswa supaya dapat meningkatkan prestasi belajarnya. 1. dan menyukainya. Dengan kreatifitas guru dalam mengajar itulah yang

BAB I PENDAHULUAN. Secara umum pendidikan mampu manghasilkan manusia sebagai individu dan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Dalam era globalisasi dan informasi dituntut kemampuan ilmu. pengetahuan dan teknologi yang memadai. Untuk menuju pada kemajuan

II. TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PIKIR, DAN HIPOTESIS. seseorang untuk melakukan sesuatu. Motif dapat dikatakan sebagai daya

PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. dengan lingkungan dan tidak dapat berfungsi maksimal dalam lingkungan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Priyanka Permata Putri, 2013

I. PENDAHULUAN. penelitian, kegunaan penelitian dan diakhiri dengan ruang lingkup penelitian.

BAB I PENDAHULUAN. Dunia pendidikan memegang peranan penting dalam kelangsungan hidup

BAB I PENDAHULUAN. Wilayah Indonesia yang sangat luas mengakibatkan adanya perbedaan

BAB I PENDAHULUAN. kemampuan teknis (skill) sampai pada pembentukan kepribadian yang kokoh

BAB IV HASIL PENELITIAN. 1. Guru PAI dalam mengembangkan metode pembelajaran siswa kelas. terbuka di SMPN 1 Sumbergempol Kabupaten Tulungagung.

SKRIPSI. Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Pendidikan Akuntansi. Disusun Oleh:

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pendidikan adalah salah satu aspek kehidupan yang sangat penting

BAB I PENDAHULUAN. yang berlangsung dalam situasi edukatif untuk mencapai tujuan khusus. Dalam

BAB I PENDAHULUAN. semakin baiknya kualitas bangsa tersebut. Di Indonesia pendidikan sangat

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pendidikan merupakan pondasi kemajuan suatu negara, maju tidaknya

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. meningkatkan kualitas sumber daya manusia tersebut adalah pendidikan.

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan. Menurut Soekidjo Notoatmodjo (2003, h. 16), menjelaskan bahwa

BAB I PENDAHULUAN. pendidikannya. Dengan kata lain, peran pendidikan sangat penting untuk. pendidikan yang adaptif terhadap perubahan zaman.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang MasalahPendidikan di Indonesia diharapkan dapat

I. PENDAHULUAN. berpengaruh dalam kemajuan suatu bangsa. Pendidikan juga awal dari. terbentuknya karakter bangsa. Salah satu karakteristik bangsa yang

BAB I PENDAHULUAN. seutuhnya sangatlah tidak mungkin tanpa melalui proses pendidikan.

BAB I PENDAHULUAN. yang dilakukan guru untuk membantu menciptakan kondisi belajar yang optimal. 1

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan pada dasarnya adalah usaha sadar untuk mengembangkan

BAB I PENDAHULUAN. serta ketrampilan yang diperlukan oleh setiap orang. Dirumuskan dalam

BAB II KAJIAN TEORI 2.1 Belajar Pengertian Belajar Faktor-faktor yang mempengaruhi belajar

BAB I PENDAHULUAN. masyarakatnya harus memiliki pendidikan yang baik. Sebagaimana tujuan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. menghadapi perkembangan ini dan harus berfikiran lebih maju. Ciri-ciri

BAB I PENDAHULUAN. strategis bagi peningkatan sumber daya manusia adalah pendidikan.

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Upaya mewujudkan pendidikan karakter di Indonesia yang telah

BAB I PENDAHULUAN. mempelajari pengetahuan dan ketrampilan baru sehingga dapat diperoleh

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi di Indonesia terus

I. PENDAHULUAN. Pendidikan mempunyai peranan yang sangat penting dalam pembangunan

I. PENDAHULUAN. Pendidikan nasional memiliki tujuan untuk mencerdaskan dan. memiliki pengetahuan, keterampilan, sehat jasmani dan, rohani,

I. PENDAHULUAN. Sistem Pendidikan Nasional diatur dalam pasal 3 Undang-undang No. 20 Tahun

BAB I PENDAHULUAN. siswa untuk memahami nilai-nilai warga negara yang baik. Sehingga siswa

I. PENDAHULUAN. yang mereka lahirkan. Dalam kelompok ini, arus kehidupan di kemudikan oleh

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan usaha berkesinambungan yang dilakukan untuk

BAB I PENDAHULUAN. hidup. Pendidikan merupakan wahana untuk meningkatkan dan. Undang-Undang tahun 2003, pendidikan nasional berfungsi untuk

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan sangat penting dalam kehidupan manusia bahkan tidak

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan kualitas sumber daya manusia. Masyarakat Indonesia. dengan laju pembangunannya masih menghadapi masalah pendidikan

I. PENDAHULUAN. Tujuan pendidikan nasional yang tercantum dalam Undang- Undang Sistem Pendidikan

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang dan Masalah. 1. Latar Belakang Masalah. Pendidikan adalah suatu kebutuhan yang sangat penting bagi manusia.

BAB II KAJIAN TEORETIS. mencapai sesuatu yang dicita - citakan.. Hal ini menggambarkan bahwa seseorang

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Secara umum, semua aktivitas yang melibatkan psiko-fisik yang menghasilkan

SKRIPSI. Diajukan Untuk Melengkapi Tugas-tugas dan Memenuhi Syarat-syarat. Guna Mencapai Gelar Sarjana S-1 Program Studi Pendidikan Akuntansi

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. kritis baik dalam bidang ekonomi, politik, budaya, termasuk juga didalam

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan salah satu hal yang terpenting untuk. mempersiapkan kesuksesan seseorang dimasa depan, salah satunya dengan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Itan Tanjilurohmah,2013

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan usaha yang dilakukan secara sadar dan terencana untuk

Transkripsi:

BAB IV PEMBAHASAN TEMUAN HASIL PENELITIAN Pada bab IV akan membahas dari hasil penelitian tentang peran kompetensi profesional guru Pendidikan Agama Islam dalam menumbuhkan minat belajar siswa di SMAN I Driyorejo serta faktor pendukung dan penghambat dalam pelaksanaannya baik dari penggunaan strategi, metode, media maupun pemberian motivasi guru agama dalam menumbuhkan minat belajar peserta didiknya. Dari penelitian yang peneliti lakukan dimulai tanggal 15 Mei 2013 sampai 17 Juni 2013 di SMAN I Driyorejo kabupaten Gresik. A. Peran Kompetensi Profesional Guru Pendidikan Agama Islam dalam Menunbuhkan Minat Belajar Siswa di SMAN I Driyorejo Peran guru pendidikan merupakan salah satu hal yang penting guna memajukan suatu bangsa, dengan pendidikan yang maksimal barulah suatu negara akan dapat berdiri kokoh dan maju sesuai perkembangan zaman. Guna mencapai pendidikan yang bagus diperlukan peran seorang guru yang kompeten dalam menyampaikan bahan ajar. Peranan guru disini merupakan bagian penting guna mencapai tujuan pembelajaran yang ingin dicapai setiap institusi sekolah. Dalam hal ini guru SMAN I Driyorejo untuk mengembangkan pengetahuannya agar mereka lebih kompeten dalam bidangnya mereka sering mengikuti pelatihan-pelatihan, seminar, work shop, MGMP, memperbanyak buku acuan, dll. 119

120 Dalam hal ini SMAN I Driyorejo, dengan adanya guru yang profesional (dapat memahami anak didiknya), dengan menggunakan metode, model pembelajaran yang sesuai dengan kriteria anak, sehingga proses belajar mengajar menjadi lebih hidup, menyenangkan, interaktif dan sesuai dengan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai yaitu: Minat belajar anak. Minat yaitu semangat yang timbul dari dalam diri seseorang yang dapat menjadikan dirinya menjadi bersemangat dalam melakukan sesuatu. Minat yang diharapkan adalah semangat belajar siswa dalam mengikuti dan memahami materi yang disampaikan oleh guru. Proses belajar dan hasil belajar para siswa bukan hanya ditentukan oleh sekolah, pola, struktur, dan isi kurikulumnya, akan tetapi sebagian besar ditentukan oleh kompetensi guru yang mengajar dan membimbing mereka. Karena, salah satu faktor yang paling menentukan berhasilnya proses belajar mengajar adalah guru. Guru yang kompeten akan lebih mampu menciptakan lingkungan belajar yang efektif, menyenangkan dan akan lebih mampu mengelola kelasnya, sehingga belajar para siswa berada pada tingkat optimal. Apabila guru memiliki kompetensi tersebut, maka minat siswa akan muncul dengan sendirinya. Ukuran keberhasilan guru sederhana ialah apabila siswa bertambah gairah belajar, bila hasil belajar siswa meningkat, bila disiplin sekolah membaik, bila hubungan antara guru, orang tua dan masyarakat menjadi harmonis. Ringkasnya, bila kompetensi guru menjadi lebih baik dan wajar. Tentu, pada suatu saat masyarakat sebagai stakeholder dapat meminta

121 prestasi guru menjadi lebih baik dalam rangka peningkatan akuntabilitas sekolah yang seharusnya memang berlangsung secara berkesinambungan. Harapan agar guru senantiasa memperhatikan kinerja yang lebih baik, adalah wajar, dan inilah diantara motivasi yang dapat membuat sekolah semakin maju. Dalam melakukan proses pembelajaran, agar memperoleh hasil yang maksimal maka diperlukan suatu dorongan atau semangat. Agar proses pembelajaran dapat meningkatkan minat belajar siswa diperlukan adanya motivasi dari guru. Sedangkan untuk mengukur besarnya minat belajar siswa dapat dilihat dari antusiasme siswa dalam me3ngikuti proses pembelajaran di kelas, meningkatnya antusiasme siswa ini dapat ditandai dengan meningkatnya keterlibatan siswa untuk aktif dalam proses pembelajaran. Jadi semakin aktif siswa dalam proses pembelajaran, maka semakin besar pula minat belajar siswa tersebut. Minat belajar merupakan segi kejiwaan yang mengalami perkembangan artinya, terpengaruh oleh kondisi fisiologis dan kematangan psikologis siswa. Dalam hal ini peran kompetensi profesional guru PAI dalam menumbuhkan minat belajar siswa ada enam hal yang dapat dikerjakan guru, yaitu: a) Menerapkan landasan kependidikan baik filosofi, psikologis, dan sosiologis Seorang guru harus dapat menerapkan landasan kependidikan, baik filosofi, psikologis, dan sosiologis. Ketiga landasan tersebut sangat

122 penting bagi siswa, antara satu dengan yang lain saling melengkapi. Apabila guru dapat menerapkan landasan kependidikan tersebut, maka siswa akan berkembang secara seimbang, optimal dan terintegrasi, agar terjadi manusia berkembang seutuhnya. Melalui pendidikan inilah siswa akan menjadi manusia yang berperan secara komperhensif, manusia seutuhnya atau manusia yang selaras, serasi dan seimbang dalam pengembangan jasmani maupun rohani. Dalam pengembangan jasmani dan rohani di SMA N I Driyorejo banyak kegiatan keagamaan yang dapat mendukung pengembangan rohani yang dibimbing langsung oleh guru PAI, diantaranya adalah sholat Dhuha, sholat dzuhur, dan IMTAQ. b) Dapat menerapkan teori belajar sesuai dengan taraf perkembangan siswa Belajar akan berhasil apabila disesuaikan dengan tahap perkembangan kognitif siswa. Cara berfikir siswa satu dengan yang lainnya berbeda-beda. Oleh karena itu, guru mengajar harus dengan menggunakan cara yang sesuai dengan keadaan siswa. c) Mampu mengembangkan bidang studi yang menjadi tanggung jawabnya Kompetensi profesional adalah kompetensi yang harus dimiliki oleh setiap guru, tidak terkecuai guru PAI. Guru PAI harus mampu menangani dan mengembangkan bidang studi yang menjadi tanggung jawabnya. Untuk pengembangan materi selanjutnya diperlukan sumbersumber yang sesuai. disini diperlukan kemampuan seorang guru dalam mencari sumber-sumber pelajaran se-selektif mungkin. Berbagai cara

123 dilakukan guru PAI dalam meningkatkan kompetensinya. Agar kompetensi yang dimiliki terus meningkat dan berkembang sehingga memudahkan dalam menangani dan mengembangkan bidang studi yang menjadi tanggung jawabnya. Sebagaimana yang ada di SMAN I D riyorejo, kepala sekolah mewajibkan SI bagi guru yang belum SI, mengadakan pelatihan-pelatihan, work shop dsb. d) Mampu menggunakan media dan sumber belajar yang relavan. Media pengajaran adalah alat penyalur pesan pengajaran baik yang bersifat lamgsung maupun tidak langsung. Selain dari metode, media pengajaran sangat penting dalam proses belajar mengajar. Dimana pengalaman yang dialami oleh siswa lebih konkrit karena dengan adanya media siswa lebih mudah memahami pelajaran yang disampaikan. Pendayagunaan alat atau media buatan guru, pemanfaatan kekayaan alam sekitar untuk belajar, pemanfaatan perpustakaan, pemanfaatan laboratorium, serta pemanfaatan fasilitas pengajaran yang lain. Media dan sumber pengajar ada dua jenis, alat pendidikan atau pengajar dan alat peraga. Alat pengajaran adalah segala sarana yang dapat digunakan semua bidang mata pelajaran. Seperti, komputer, papan tulis, meja, kursi, gedung. Sedangkan alat peraga adalah sarana yang berfungsi khusus untuk mempercepat pemahaman materi salah satu sub pokok bahan tertentu. Seperti halnya guru PAI, sering menggunakan alat pengajaran yang ada di sekolah.

124 e) mampu mengorganisasikan dan melaksanakan program pembelajaran Seorang guru dituntut mempunyai kompetensi, dalam hal ini kompetensi profesional. Selain menyampaikan informasi kepada siswa, guru juga berperan sebagai perencana, pelaksana dan penilai materi pembelajaran. Maka dari itu guru harus mengetahui kebutuhan yang harus dicapai siswa serta harus mempunyai rencana pelaksanaan pembelajaran sebagai panduan mengajar. f) Mampu melaksanakan Evaluasi Hasil Belajar siswa Salah satu faktor yang paling menentukan berhasil tidaknya proses belajar mengajar adalah guru, sedangkan berhasil tidaknya suatu pembelajaran dapat dilihat dari evaluasi terhadap out put yang dihasilkan. Dengan kompetensi yang dimilikinya, maka setiap guru diharuskan melakukan evaluasi setelah pelajaran selesai. Evaluasi dalam SMA/MA, biasanya disebut dengan ulangan harian, ujian akhir semester, ujian akhir nasional. g) Membantu kesulitan belajar Dalam proses pembelajaran tidak semua siswa faham tentang apa yang diterangkan oleh guru. Setiap siswa berhak atas peluang untuk mencapai kinerja akademik yang memuaskan. Akan tetapi realitas dalam kehidupan sehari-hari tampak dengan jelas bahwa setiap siswa memiliki perbedaan dalambanyak hal, seperti: kemampuan intelektual, kemampuan fisik, latar belakang keluarga, kebiasaan dan pendekatan belajar yang terkadang sangat mencolok antara siswa yang satu dengan siswa yang

125 lainnya. Diantara siswa, biasanya ada sebagian siswa yang mengalami kesulitan belajar. h) Menggunakan metode yang bervariasi Belajar bagi sebagian anak adalah suatu beban atau suatu pekerjaan yang membosankan. Tidak sedikit anak harus dimarahi dulu baru mau belajar. Hal itu terjadi karena anak kurang memiliki motivasi. Khususnya yang berasal dari diri sendiri. Belajar atau pembelajaran adalah merupakan sebuah kegiatan yang wajib kita lakukan dan kita berikan kepada para siswa. Karena ia merupakan kunci sukses untuk menggapai masa dapan yang cerah, mempersiapkan generasi bangsa dengan wawasan ilmu pengetahuan yang tinggi. Yang pada akhirnya akan berguna bagi bangsa, negara dan agama. Melihat peran guru yang begitu penting, maka menerapkan metode yang efektif dan efisien dalam sebuah pembelajaran adalah sebuah keharusan. Dengan harapan proses belajar mengajar akan berjalan menyenangkan dan tidak membosankan. Metode yang digunakan oleh guru PAI di SMAN I Driyorejo adalah metode drill, demonstrasi, tanya jawab, jigzaw, diskusi bahkan ceramah pun digunakan. Penggunaan metode-metode tersebut disesuaikan dengan kondisi siswa dan sesuai dengan materi yang ada. Dengan diterakannya beberapa metode yang bervariasi, siswa SMAN I Driyorejo ini sangat termotivasi dan antusias dalam mengikuti pembelajaran, khususnya pembelajaran PAI.

126 Berdasarkan uraian di atas dapat difahami, bahwa apa yang dilakukan guru PAI untuk menumbuhkan minat belajar siswa tidak lain adalah untuk memberikan motivasi ekstrinsik kepada siswa dalam proses interaksi belajar mengajar. B. Faktor Pendudukung dan Penghambat dalammenumbuhkan Minat Belajar Siswa di SMAN I Driyorejo Faktor Pendukung Faktor pendukung adalah segala sesuatu yang menjadikan suatu kegiatan kegiatan dapat maju dan berhasil baik, sehingga yang menjadi tujuan dari kegiatan dapat terencana dengan baik. SMAN I Driyorejo merupakan salah satu dari lembaga pendidikan formal yang mendapat kepercayaan masyarakat guna mencetak generasi mudah yang memiliki sumber daya manusia yang handal. Diantara pendukung guru pendidikan agama Islam dalam menumbuhkan minat belajar peserta didik antara lain: 1) Faktor yang melekat pada pendidik/guru sendiri, seperti niat yang ikhlas, tanggung jawab, amanah dari Allah dan orang tua untuk mencetak generasi muda berbudi pekerti luhur dan cakap, kreatif tanggap terhadap problem kehidupan baik di masyarakat, agama, negara. 2) Dukungan dari pihak sekolah seperti kesempatan guru agama dalam mengikuti workshop dan MGMP demi peningkatan kompetensi keguruannya.

127 3) Kondisi pembelajaran yang baik seperti pengadaan buku paket dan LKS. 4) Sarana dan prasarana yang tersedia 5) Pelaksanaan remidi pembelajaran agama Islam. Faktor penghambat Faktor penghambat adalah segala sesuatu yang dapat mengganggu jalannya kelancaran kegiatan, sehingga kegiatan tersebut tidak dapat berjalan dengan baik. Sebagai penguat, dalam Bab XI Pasal 40 Ayat 2 UU RI No.20 Tahun 2003 tentang SISDIKNAS menyebutkan sebagai pendidik dan tenaga pengajar yang berkewajiban menciptakan suasana pendidikan yang bermakna, menyenangkan, kreatif, dinamis dan biologis. Pembelajaran yang dilakukan guru dalam tugas mendidiknya diantaranya adalah menyiapkan anak didik menjadi warga Negara yang baik, sebagai perantara anak didik untuk mendapatkan suatu pengertian sehingga timbul perubahan dalam pengertahuan, tingkah laku dan sikap. Sebagai pemimpin dan dan pembimbing anak kearah pemecahan masalah demi membentuk kepribadian anak yang harmonis sesuai dengan cita-cita dasar Negara kita Pancasila. Kita ketahui bahwa hambatan yang dapat menyulitkan belajar bukan hanya bersumber dari siswa sendiri, akan tetapi bisa dari luar diri siswa yang dibedakan menjadi tiga yaitu dari keluarga, masuarakat, dan sekolah.

128 Untuk mewujudkan peranannya sebagai pendidik, guru pendidikan agama Islam di SMAN I Driyorejo pun mengalami kendala/hambatan dalam menumbuh kembangkan minat beljar siswa, antara lain: 1) Faktor dari dalam Guru: sifat guru yang terkadang malas, kondisi kesehatan yang kuranf fit, jadwal pelajaran yang kurang tepat dan baik. Murid: kesiapan anak dalam belajar, ngantuk, sikap acuh tak acuh sehingga anak-anak meremehkan pelajaran pendidikan agama Islam karena tidak di UNAS kan. 2) Faktor dari luar Keluarga : lingkungan rumah tangga yang tidak mendidik, ekonomi keluarga (kemiskinan). Masyarakat : masyarakat yang dekadensi moral, menyebabkan anak didik menjadi malas belajar dan berdampak pada sifat anak yang tidak demokratis. Sekolah : alat/fasilitas yang kurang mendukung suasana belajar pendidikan agama Islam yang kondusif, gedung atau ruang yang tidak komunikatif, kondisi yang panas. Meskipun demikan, guru PAI di SMAN I Driyorejo selalu meminimalisir hambatan tersebut. Sebagaimana hasil wawancara

129 yang peneliti dapatkan, Guru PAI tetap berusaha menurut kadar kemampuan yang dimilikinya tanpa ada unsur pemaksaan dari pihak manapun, adanya kontinyuitas pembinaan dan kegiatan monitoring terhadap prilaku peserta didik, pemberian motivasi sebagai penyemangat dengan memberi gambaran masa depan yang cerah mencapai cita-cita apabila mereka berhasil dalam menuntut ilmu dan sebaliknya apabila mereka tidak berhasil, maka penyesalan yang akan mereka dapatkan. Jadi, kompetensi profesional guru sangat berperan dalam menimbuhkan minat belajar siswa, karena apabila seorang guru mempunyai kompetensi profesional dan benar-benar mengaplikasikannya dalam lapangan, maka dapat membuat siswanya benar-benar faham terhadap pelajaran yang telah disampaikan dan dengan mudah dapat menumbuhkan minat belajar siswa. Dari data yang penulis peroleh, kompetensi profesional guru PAI di SMAN I Driyorejo ini sangat berperan dalam menumbuhkan minat belajar siswa. Karena jabatan guru dikenal sebagai pekerjaan profesiaonal, artinya pekerjaan ini memerlukan suatu keahlian khusus yang mana pekerjaan ini tidak bisa dilakukan oleh sembarangan orang. Pekerjaan yang dilakukan oleh orang yang profesional dan yang tidak profesional sangat jauh bedanya. Begitu pula dengan guru profesional dan guru yang tidak profesional, maka perbedaannya pun sangat jauh pula, guru yang mempunyai kompetensi profesional tidak hanya mengajar atau mentransfer ilmu saja,

130 akan tetapi dia menguasai seluk beluk pendidikan dan pengajaran serta ilmuilmu lainnya. Dia juga telah mendapatkan pendidikan khusus untuk menjadi guru dan juga mempunyai keahlian khusus yang didapat melalui peltihanpelatihan, seminar dan lain sebagainya yang dapat digunakan untuk menunjang proses pembelajaran supaya lebih baik dan minat siswa dapat meningkat untuk mengikuti pelajaran, dikarenakan guru sering menggunakan metode yang bervariasi. Metode-metode yang digunakan tersebut dapat membuat siswa semakin bergairah dan memiliki motivasi yang tinggi serta membangkitkan rasa keinginan siswa untuk semakin terus belajar yang disajikan oleh guru profesional.