FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA 2015

dokumen-dokumen yang mirip
Resume Diagnosti kesulitan Belajar

BAB I PENDAHULUAN. dan pengembangan potensi ilmiah yang ada pada diri manusia secara. terjadi. Dalam rangka pembangunan manusia Indonesia seutuhnya,

BAB I PENDAHULUAN. kualitas sumber daya manusia yang bermanfaat bagi lingkungan masyarakat,

BAB 1 PENDAHULUAN. pembangunan disegala bidang demi tercapainya tujuan bangsa, oleh karena itu

Sesuai dengan tujuan pendidikan yang berbunyi :

BAB I PENDAHULUAN. kearah suatu tujuan yang dicita-citakan dan diharapkan perubahan tersebut

BAB 1 PENDAHULUAN. tetapi pendidikan bukan sesuatu yang ada dengan sendirinya, pendidikan harus di

BAB I PENDAHULUAN. globalisasi seperti sekarang ini akan membawa dampak diberbagai bidang

BAB I PENDAHULUAN. perubahan zaman. Hal ini sesuai dengan UU Sisdiknas No. 20 Tahun 2003

PENANAMAN KARAKTER TANGGUNG JAWAB SISWA PADA PELAKSANAAN ULANGAN HARIAN DALAM MATA PELAJARAN

BAB I PENDAHULUAN. Sebagaimana digariskan dalam Pasal 3 Undang-Undang Republik. RI No. 20 tahun 2003 tentang Sisdiknas).

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Sebagaimana telah kita ketahui bersama bahwa pemerintah sedang giat-giatnya

A. LATAR BELAKANG MASALAH

I. PENDAHULUAN. Pendidikan menjadi hak dasar warga negara. Pendidikan merupakan salah satu

SKRIPSI Untuk memenuhi sebagian persyaratan guna mencapai derajat Sarjana S- 1 Program Studi Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan.

BAB I PENDAHULUAN. sengaja, teratur dan berencana dengan maksud mengubah atau

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. membutuhkan sumber daya manusia yang dapat diandalkan. Pembangunan manusia

BAB I PENDAHULUAN. mencerdaskan kehidupan bangsa juga sekaligus meningkatkan harkat dan. peningkatan kehidupan manusia ke arah yang sempurna.

BAB I PENDAHULUAN. hidup yang mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan individu.

BAB I PENDAHULUAN. masa depan dengan segala potensi yang ada. Oleh karena itu hendaknya dikelola baik

SKRIPSI Untuk memenuhi sebagian prasyarat Guna mencapai derajat Sarjana S- 1. Pendidikan Kewarganegaraan ROSY HANDAYANI A.

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan formal, dalam mewujudkan tujuan pendidikan nasional melalui. pasal 4 tentang sistem pendidikan nasional bahwa:

BAB I PENDAHULUAN. berkualitas menentukan masa depan bangsa. Sekolah. sekolah itu sendiri sesuai dengan kerangka pendidikan nasional.

Disusun Oleh : LINA FIRIKAWATI A

PENGARUH AKTIVITAS BELAJAR SISWA DAN PARTISIPASI DALAM. KEGIATAN OSIS TERHADAP PRESTASI BELAJAR PKn PADA SISWA

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual

I. PENDAHULUAN. yang mereka lahirkan. Dalam kelompok ini, arus kehidupan di kemudikan oleh

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan sebuah negara. Untuk menyukseskan program-program

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan suatu topik yang menarik untuk dibahas, karena

BAB I PENDAHULUAN. peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan

BAB I PENDAHULUAN. seiring dengan dinamika perubahan sosial budaya masyarakat. mengembangkan dan menitikberatkan kepada kemampuan pengetahuan,

BAB I PENDAHULUAN. Ada siswa yang dapat menempuh kegiatan belajarnya secara lancar dan berhasil tanpa mengalami kesulitan, namun di sisi lain

Naskah Publikasi. Untuk memenuhi sebagian persyaratan Guna mencapai derajat Sarjana S-1 Pendidikan Guru Sekolah Dasar. Pendidikan Guru Sekolah Dasar

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pendidikan sebagai upaya dasar yang dilakukan oleh keluarga, masyarakat

BAB I PENDAHULUAN. keterbatasan dalam menyerap ilmu dalam jumlah yang banyak.

BAB I PENDAHULUAN. tanah air, mempertebal semangat kebangsaan serta rasa kesetiakawanan sosial.

BAB I PENDAHULUAN. suatu upaya melalui pendidikan. Pendidikan adalah kompleks perbuatan yang

BAB I PENDAHULUAN. produktif. Di sisi lain, pendidikan dipercayai sebagai wahana perluasan akses.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Beberapa tahun terakhir ini sering kita melihat siswa siswi yang dianggap

BAB I PENDAHULUAN. membangun banyak ditentukan oleh kemajuan pendidikan. secara alamiah melalui pemaknaan individu terhadap pengalaman-pengalamannya

BAB I PENDAHULUAN. hanya manusia yang berkualitas saja yang mampu hidup di masa depan

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia yang tercantum dalam pembukaan Undang-Undang Dasar Negara

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH

NASKAH PUBLIKASI Untuk memenuhi sebagian persyaratan guna mencapai derajat Sarjana S-1 Program Studi Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan

BAB I PENDAHULUAN. kemampuan manusia agar dapat menghasilkan pribadi-pribadi manusia yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. dan Pembukaan UUD 1945 dilatarbelakangi oleh realita permasalahan kebangsaan

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. yang sudah menyelesaikan pendidikannya adalah aktor-aktor penting yang

BAB I PENDAHULUAN. Maka dibutuhklan kesadaran dalam diri kita masing-masing untuk bertekat

BAB I PENDAHULUAN. persesuaian dengan perkataan khalq yang berarti kejadian, serta erat hubunganya

BAB I PENDAHULUAN. terpelajar dengan sendirinya berbudaya atau beradab. Namun kenyataan

SKRIPSI. Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Memperoleh Gelar Sarjana Strata-1 Program Studi Pendidikan Akuntansi.

KODE ETIK GURU INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan hal yang terpenting dalam kehidupan kita,

PENGARUH LINGKUNGAN SOSIAL DAN MOTIVASI BELAJAR TERHADAP PRESTASI BELAJAR EKONOMI PADA SISWA KELAS VIII MTs AL IRSYAD NGAWI TAHUN AJARAN 2011/2012

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi di Indonesia terus

KEDISIPLINAN SISWA DALAM PROSES PEMBELAJARAN PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN (Studi Kasus di SMK Negeri 1 Banyudono, Boyolali Tahun Ajaran 2012/2013)

PENGARUH INTERAKSI ORANG TUA TERHADAP MOTIVASI BELAJAR SISWA KELAS VIII PADA MATA PELAJARAN IPS TERPADU DI SMP NEGERI 1 SAMBI TAHUN AJARAN 2012/2013

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Perkembangan Ilmu Pengetahuan teknologi mempercepat modernsasi

SKRIPSI. Disusun Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Jurusan Pendidikan Akuntansi. Disusun Oleh:

BAB I PENDAHULUAN. Untuk tercapainya tujuan nasional tersebut harus ada perhatian dari. pemerintah dan masyarakat yang sungguh-sungguh.

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Isni Agustiawati,2014

BAB I PENDAHULUAN. Pada era globalisasi dan berkembangnya ilmu pengetahuan dan

PEMBINAAN DISIPLIN ANAK TUNA GRAHITA DI SEKOLAH. (Studi Kasus di SLB Pelita Bangsa Kesamben Jombang) SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Sebagai warga negara perlu mengembangkan diri untuk dapat hidup

BAB I PENDAHULUAN. mempelajari pengetahuan dan ketrampilan baru sehingga dapat diperoleh

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Seiring dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Upaya mewujudkan pendidikan karakter di Indonesia yang telah

BAB I PENDAHULUAN. memiliki peran penting dalam menghasilkan generasi muda yang berkualitas

BAB I PENDAHULUAN. nasional. Undang-undang itu menjelaskan bahwa:

BAB I PENDAHULUAN. dan teknologi berkembang semakin pesat. Manusia dituntut dengan segala

BAB 1 PENDAHULUAN. individu terutama dalam mewujudkan cita-cita pembangunan bangsa dan negara.

OKYENDRA PUTRI BESTARI, 2015 PENGARUH GAYA KEPEMIMPINAN KI HAJAR DEWANTARA TERHADAP DISIPLIN KERJA GURU DI SMK SWASTA SE-KECAMATAN CIMAHI UTARA

BAB I PENDAHULUAN. waktu. Seperti tercantum dalam Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20

I. PENDAHULUAN. cara bertingkah laku yang sesuai dengan kebutuhan dan tujuan pendidikan.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pendidikan tidak dapat dipisahkan dari kehidupan karena pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. dipisahkan dari kehidupan seseorang, baik dalam keluarga, masyarakat dan

BAB I PENDAHULUAN. Sebagai Negara yang berkembang dengan jumlah penduduk besar, wilayah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dalam kehidupan suatu negara, pendidikan memiliki peran strategis dalam

PENGEMBANGAN KARAKTER KEMANDIRIAN MELALUI PRORGAM BOARDING SCHOOL (Studi Kasus Pada Siswa Di MTs Negeri Surakarta 1 Tahun Pelajaran 2013/2014)

Guru mempunyai kedudukan yang sangat penting dalam pelaksanaan belajar mengajar, dimana tugas guru tidak hanya merencanakan, melaksanakan dan

BAB I PENDAHULUAN. membawa bangsa menuju bangsa yang maju. Masa kanak-kanak adalah masa

BAB I PENDAHULUAN. lingkungan sosial budaya dimana dia hidup.

BAB I PENDAHULUAN. lingkungan sosial budaya dimana individu tersebut hidup.

(PTK Pada Siswa Kelas VIII B SMP Muhammadiyah 10 Surakarta)

BAB I PENDAHULUAN. diharapkan dapat melahirkan sumber daya manusia yang berkualitas yaitu yang

BAB I PENDAHULUAN. Dalam Undang Undang Nomor 20 tahun 2003 disebutkan bahwa pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. Pancasila sebagai landasan kehidupan berbangsa dan bernegara juga. meningkatkan kualitas pendidikan.

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan potensinya. Hal ini didasarkan pada UU RI No 20 Tahun 2003 tentang

BAB 1 PENDAHULUAN. kualitas sumber daya manusia. Menurut Djamarah (2000: 22) Pendidikan

dasar hal itulah maka sudah sepantasnya mata pelajaran matematika merupakan salah satu mata pelajaran yang diwajibkan dalam pendidikan jalur sekolah,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan memegang peranan penting dalam kehidupan manusia.

Sejarah pendidikan Indonesia 1. Dyah Kumalasari

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah pembelajaran pengetahuan, keterampilan, dan

BAB I PENDAHULUAN. keharusan bagi bangsa Indonesia sebagai negara yang sedang berkembang

BAB I PENDAHULUAN. merubah dirinya menjadi individu yang lebih baik. Pendidikan berperan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. tersebut sebenarnya dapat menjadi modal yang kuat apabila diolah dengan

Transkripsi:

14 PERAN ORANG TUA DAN UPAYA MENGATASI KESULITAN BELAJAR MATA PELAJARAN PKn PADA ANAK (Studi Kasus Pada Siswa Kelas IV SD Negeri 02 Matesih Tahun Ajaran 2011/2012) NASKAH PUBLIKASI Untuk memenuhi sebagian persyaratan guna mencapai derajat Sarjana S-1 Program Studi Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan Disusun Oleh : MARLINA NUR INDAH ANDARINI A 220070095 FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA 2015

1

PERAN ORANG TUA DAN UPAYA MENGATASI KESULITAN BELAJAR MATA PELAJARAN PKn PADA ANAK (Studi Kasus Pada Siswa Kelas IV SD Negeri 02 Matesih Tahun Ajaran 2011/2012) Marlina Nur Indah Andarini. A 220070095. Program Studi Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan. Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan. Universitas Muhammadiyah Surakarta, 2015. xvi + 97 halaman (termasuk lampiran) Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk: 1) Mendeskripsikan peran orang tua dalam mengatasi kesulitan belajar mata pelajaran PKn pada siswa kelas IV SD Negeri 02 Matesih Tahun Ajaran 2011/2012, 2) Mendeskripsikan faktor-faktor yang menyebabkan terjadinya kesulitan belajar mata pelajaran PKn pada siswa kelas IV SD Negeri 02 Matesih Tahun Ajaran 2011/2012, dan 3) Mendeskripsikan jalan keluar dalam mengatasi kesulitan belajar mata pelajaran PKn siswa kelas IV SD Negeri 02 Matesih Tahun Ajaran 2011/2012. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kualitatif. Subyek dalam penelitian adalah orang tua dari anak-anak kelas IV SD Negeri 02 Matesih Tahun Ajaran 2011/2012 yang mengalami kesulitan dalam belajar mata pelajaran PKn. Obyek penelitian adalah aspek-aspek dari subyek penelitian yang menjadi sasaran penelitian adalah kesulitan-kesulitan belajar PKn yang dialami oleh anak-anak kelas IV SD Negeri 02 Matesih Tahun Ajaran 2011/2012. Metode pengumpulan data dalam penelitian ini yaitu wawancara, observasi dan dokumentasi. Penelitian ini menggunakan trianggulasi sumber data dan trianggulasi teknik atau metode pengumpulan data. Berdasarkan hasil analisis disimpulkan hal-hal sebagai berikut: 1) Peran Orang Tua dalam Mengatasi Kesulitan Belajar PKn pada siswa kelas IV SD Negeri 02 Matesih Tahun Ajaran 2011/2012 yaitu sebagai a) pendidik (melalui keteladanan, nasehat dan hukuman), b) pemelihara. 2) Faktor-faktor Penyebab Terjadinya Kesulitan Belajar Mata Pelajaran PKn Siswa Kelas IV SD Negeri 02 Matesih Tahun Ajaran 2011/2012, yaitu a) Faktor yang terdapat dalam diri siswa, antara lain: Kelemahan secara fisik, Kelemahan-kelemahan secara mental (baik kelemahan yang dibawa sejak lahir maupun karena pengalaman), b) Faktor-faktor yang terletak di luar diri siswa (situasi sekolah dan masyarakat) antara lain: a) Kurikulum yang seragam (uniform) bahan dan buku-buku sumber yang tidak sesuai dengan tingkattingkat kematangan dan perbedaan-perbedaan individu, b) Ketidaksesuaian standar administratif (sistem pengajaran) penilaian, pengelolaan kegiatan dan pengalaman belajar mengajar dan sebagainya, c) Terlalu berat beban belajar bagi siswa dan/atau mengajar bagi guru, d) Terlalu besar populasi siswa dalam kelas, terlalu banyak menuntut kegiatan di luar dan sebagainya, 3) Jalan Keluar Dalam Mengatasi Kesulitan Belajar Mata Pelajaran PKn Siswa Kelas IV SD Negeri 02 Matesih Tahun Ajaran 2011/2012, yaitu: a) Memperhatikan suasana hati (Mood), b) menyiapkan ruang belajar, c) terjalin komunikasi yang baik antara orang tua dan anak, d) mengidentifikasi siswa yang diperkirakan mengalami kesulitan belajar. e) mengalokasikan letaknya kesulitan atau permasalahannya, dengan cara mendeteksi kesulitan belajar pada bidang studi tertentu. Kata kunci : peran orang tua, kesulitan belajar, Pendidikan Kewarganegaraan 1

2 PENDAHULUAN Pendidikan merupakan suatu hal yang penting dan tidak dapat dipisahkan dari kehidupan seseorang, baik dalam keluarga, masyarakat dan bangsa. Negara berkembang seperti Indonesia sangat dipengaruhi oleh perkembangan dunia pendidikan. Kesuksesan dalam pembangunan tidak hanya dipengaruhi oleh kemampuan di bidang ekonomi, tetapi juga kualitas sumber daya yang menjalankan proses pembangunan tersebut. Pendidikan bertujuan untuk mencerdaskan kehidupan bangsa juga sekaligus meningkatkan harkat dan martabat manusia. Melalui pendidikan itulah diharapkan dapat tercapai peningkatan kehidupan manusia kearah yang sempurna. Tujuan pendidikan nasional menurut UU No. 20 Tahun 2003 pasal 3 tentang Sistem Pendidikan Nasional bahwa : Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga negara yang demokrasi serta bertanggungjawab (RI, 2003:7). Belajar adalah suatu kata yang sudah akrab dengan semua lapisan masyarakat. Bahkan sudah merupakan bagian yang tak terpisahkan dari semua kegaitan mereka dalam menuntut ilmu di lembaga pendidikan formal. Sebenarnya dari kata belajar itulah yang perlu diketahui dan dihayati, sehingga tidak melahirkan pemahaman yang keliru mengenai masalah belajar (Djamarah, 2002:12). Dalam kegiatan belajar yang berlangsung tidak sedikit siswa akan mengalami hambatan dalam proses belajar, hambatan-hambatan itulah yang dimaksud dengan kendala yang menghambat proses tercapainya tujuan belajar. Kendala yang dialami siswa bermacam-macam antara individu yang satu dengan yang lainnya berbeda. Sebagai bagian dari lingkungan utama belajar anak, orang tua tentu berpengaruh dalam keberhasilan proses belajar. Dalam keluarga anak mulai mengadakan interaksi dengan orang-orang yang ada disekitarnya, terutama dengan orang tua yaitu ayah dan ibu. Melalui interaksi anak dengan orang tua, akan terbentuklah gambaran-gambaran tertentu mengenai anaknya. Dengan adanya

3 gambaran-gambaran tertentu tersebut sebagai hasil persepsinya maka akan terbentuk sikap-sikap tertentu pada masing-masing pihak. Sebagai manusia dengan bidang kemampuan nsudah barang tentu akan menghadapi permasalahan antara lain lingkungan, khususnya adalah kegiatan belajar. Seperti sebuah proses, belajar tidak serta merta dapat dilalui. Dalam belajar, anak akan mengalami berbagai macam kesulitan sesuai dengan tingkat kemampuan penerimaan masing-masing anak Berkaitan dengan hal tersebut orang tua harus bijaksana, menyadari dengan baik akan posisinya sebagai orang tua perlu memberi contoh yang baik, hal-hal lain yang baik karena orang tua akan dijadikan model bagi pembentukan sikap anak. Orang tua harus bersikap ing ngarsa sung tuladha, ing madya mangun karsa, tut wuri handayani. Ing ngarsa sung tuladha, berarti orang tua harus mampu menjadikan dirinya sebagai contoh atau panutan bagi anak-anaknya. Ing madya mangun karsa berarti orang tua harus memberikan semangat/dorongan kepada anak-anaknya. Tutu wuri handayani berarti orang tua harus dapat memberi kesempatan kepada anak untuk ikut berperan serta untuk mengambil inisiatif, untuk tampil di depan untuk melatih mandiri dan bertanggung jawab. Berdasarkan uraian latar belakang di atas, maka penelitian ini mengambil judul Peran Orang Tua dan Upaya Untuk Mengatasi Kesulitan Belajar Mata Pelajaran PKn Pada Anak (Studi Kasus Pada Siswa Kelas IV SD Negeri 02 Matesih Tahun Ajaran 2011/2012). Penelitian ini bertujuan untuk: 1) Mendeskripsikan peran orang tua dalam mengatasi kesulitan belajar mata pelajaran PKn pada siswa kelas IV SD Negeri 02 Matesih Tahun Ajaran 2011/2012. 2) Mendeskripsikan faktor-faktor yang menyebabkan terjadinya kesulitan belajar mata pelajaran PKn pada siswa kelas IV SD Negeri 02 Matesih Tahun Ajaran 2011/2012. 3) Mendeskripsikan jalan keluar dalam mengatasi kesulitan belajar mata pelajaran PKn siswa kelas IV SD Negeri 02 Matesih Tahun Ajaran 2011/2012

4 METODE PENELITIAN Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kualitatif. Subyek dalam penelitian adalah orang tua dari anak-anak kelas IV SD Negeri 02 Matesih Tahun Ajaran 2011/2012 yang mengalami kesulitan dalam belajar mata pelajaran PKn Obyek penelitian adalah aspek-aspek dari subyek penelitian yang menjadi sasaran penelitian adalah kesulitan-kesulitan belajar PKn yang dialami oleh anakanak kelas IV SD Negeri 02 Matesih Tahun Ajaran 2011/2012. Metode Pengumpulan Data dalam penelitian ini yaitu metode interview/wawancara, metode observasi, metode dokumentasi. Penelitian ini menggunakan dua macam trianggulasi, yang pertama trianggulasi sumber data berupa informasi dari tempat, peristiwa dan dokumen arsip yang memuat catatan yang berkaitan dengan data yang dimaksudkan. Kedua, trianggulasi teknik atau metode pengumpulan data yang berasal dari hasil wawancara, observasi dan dokumen. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 1. Peran Orang Tua dalam Mengatasi Kesulitan Belajar PKn pada siswa kelas IV SD Negeri 02 Matesih Tahun Ajaran 2011/2012 Dalam lingkungan rumah tangga, orang tua selaku pendidik harus dapat menjalankan tugas dan kewajibannya dengan baik dan benar, terutama dalam membantu kesulitan-kesulitan yang dialami oleh anaknya dalam proses pembelajaran, baik formal maupun non formal. Orang tua dituntut terlbat langsung dalam proses pendidikan bagi anak-anaknya, terutama pendidikan di sekolah. Hal ini dikarenakan tidak semua anak berani mengutarakan kesulitannya dalam hal pemahaman mata pelajaran kepada guru mereka. Nah, kita sebagai orang tuanya yang harus berperan disini, dalam arti membantu mereka mengatasi kesulitankesulitan belajarnya. Peran orang tua terhadap anaknya dibagi menjadi ada 2 macam, yaitu sebagai pendidik dan sebagai pemelihara. 1) Sebagai Pendidik Orang tua sebagai pemimpin dalam sebuah keluarga memiliki peran dan tanggungjawab untuk memberikan pengetahuan. Proses penyampaian pengetahuan

5 sebagia pendidikan orang tua terhadap anak bertujuan untuk membentuk akhlak yang mulia. Dalam proses pendidikan anak, orang tua dapat memainkan peran dalam pembentukan pribadi dan moral. Pendidikan moral inilah yang berkaitan dengan mata pelajaran PKn. Sehingga diharapkan, orang tua dapat membantu kesulitan anaknya dalam pemahaman pelajaran PKn ini. Adapun peran orang tua sebagai pendidik dalam membantu anak dalam mengatasi kesulitan belajar anak khususnya pelajaran PKn dapat dilakukan dengan cara sebagai berikut: a) Pendidikan Melalui Keteladanan Pendidikan dengan keteladanan dimulai dari kedua orang tua, keteladanan teman pergaulan yang baik, keteladanan seorang guru, dan keteladanan seorang kakak merupakan salah satu faktor yang efektif dalam upaya memperbaiki, membimbing dan mempersiapkan anak untuk hidup bermasyarakat dan bernegara. Masalah keteladanan menjadi faktor penting dalam hal baik buruknya perilaku anak. Hal ini karena pendidikan melalui keteladanan adalah contoh terbaik dalam perbuatan, baik diketahui ataupun tidak diketahui. b) Pendidikan Melalui Nasehat Dalam jiwa terdapat pembawaan untuk berpengaruh oleh kata-kata yang didengar. Nasehat tidaklah cukup bila tidak diikuti keteladanan, dan bila tersedia keteladanan yang baik maka akan berpengaruh di dalam jiwa. Nasehat itu dapat membukakan mata anak-anak pada hakekat sesuatu dan mendorong pada situasi yang luhur dan menghiasinya dengan akhlak yang mulia, jika nasehat itu disampaikan dengan lemah lembut. Nasehat orang tua ini hendaknya disampaikan pada saat yang tepat dan dengan cara yang benar. Maksudnya, nasehat tidak disampaikan saat anak sedang ingin menyendiri, mengintrospeksi kesalahnnya dan nasehat tidak disampaikan dengan nada tinggi atau dengan nada memojokkan anak. c) Pendidikan Melalui Hukuman Bila teladan dan nasehat tidak mampu, maka waktu harus diberikan tindakan tegas yaitu hukuman. Hukuman sesungguhnya tidaklah mutlak diperlukan. Ada anak yang cukup diberi nasehat dan teladan, dan ada pula yang menggunakan hukuman. Akan tetapi hukuman yang diterapkan menggunakan tata cara yang diberikan orang

6 tua atau orang umum. Cara yang baik dalam upaya memberikan hukuman kepada anak adalah: a) lemah lembut dan kasih sayang, b) menjaga tabiat anak, c) dilakukan dengan bertahap. 2) Sebagai Pemelihara Orang tua disamping mempunyai wewenang terhadap pendidikan juga mempunyai tugas dalam kekeluargaan yaitu orang tua harus memelihara keselamatan kehidupan dalam keluarganya baik moril maupun materialnya. Kehidupan keluarga yang harmonis dan penuh kasih sayang dapat mendorong seorang anak untuk meminimalisir kesulitan-kesulitan belajarnya. PKn memang tidak bisa dikategorikan dalam pelajaran yang sulit, sepeti pelajaran matematika atau bahasa Inggris. Tetapi bagaimanapun juga kemampuan masing-masing anak dalam memahami pelajaran berbeda-beda. Dan bukan hal yang mustahil jika ada seorang siswa yang mengalami kesulitan pemahaman mata pelajaran ini. Hal ini pula yang terjadi pada beberapa siswa di kelas IV SD Negeri 02 Matesih Karanganyar. Sehingga dalam hal ini peran orang tua sebagai lembaga pendidikan terdekat dengan anak diharapkan lebih peka terhadap semua kesulitan yang dialami oleh anak-anak mereka, terutama kesulitan pemahaman mata pelajaran PKn, dimana pelajaran ini sangat erat kaitannya dengan pendidikan moral. Sebenarnya anak mengalami kesulitan belajar bukan hanya pada mata pelajaran PKn, tetapi masih ada banyak kesulitan belajar yang ditemui pada anakanak tingkat sekolah dasar pada berbagai mata pelajaran seperti mata pelajaran matematika dan Bahasa Inggris. Dengan demikian, pendidikan anak harus benar-benar diperhatikan oleh orang tua dan bahkan pendidikan anak tersebut harus menjadi prioritas utama dalam keluarga. Tujuan dalam pendidikan anak ini adalah membentuk, menyempurnakan dan menyeimbangkan kepribadian anak, sehingga ketika dewasa, ia dapat melaksanakan kewajiban yang dibebankan kepadanya dengan baik dan dapat menghadapi masalah dengan penuh percaya diri.

7 2. Faktor-faktor Penyebab Terjadinya Kesulitan Belajar Mata Pelajaran PKn Siswa Kelas IV SD Negeri 02 Matesih Tahun Ajaran 2011/2012 Kesulitan belajar kesulitan belajar ( Learning Difficulty) adalah suatu kondisi dimana kompetensi atau prestasi yang dicapai tidak sesuai dengan kriteria standar yang telah ditetapkan. Selain itu kesulitan belajar juga dapat didefinisikan sebagai hambatan/ gangguan belajar pada anak dan remaja yang ditandai oleh adanya kesenjangan yang signifikan antara taraf integensi dan kemampuan akademik yang seharusnya dicapai. Kondisi yang demikian umumnya disebabkan oleh faktor biologis atau fisiologis, terutama berkenaan dengan kelainan fungsi otak yang lazim disebut sebagai kesulitan dalam belajar spesifik, serta faktor psikologis.anak-anak disekolah pada umumnya memiliki karakteristik individu yang berbeda, baik dari segi fisik, mental, intelektual, ataupun sosial-emosional. Seorang siswa dapat diduga mengalami kesulitan belajar apabila yang bersangkutan menunjukkan kegagalan tertentu dalam mencapai tujuan-tujuan belajarnya. Fenomena kesulitan belajar siswa biasanya tampak jelas dari menurunnya kinerja akademik atau prestasi belajarnya. Namun, kesulitan belajar juga dapat dibuktikan dengan munculnya kelainan perilaku (misbehavior) siswa seperti kesukaran berteriak-teriak di dalam kelas, mengusik teman, berkelahi, sering tidak masuk sekolah. Faktor-faktor penyebab kesulitan belajar dalam 2 (dua) kategori, yaitu faktor yang terdapat di dalam diri siswa dan di luar diri siswa. 1) Faktor yang terdapat dalam diri siswa, antara lain: a) Kelemahan secara fisik, seperti: (1) Suatu pusat susunan syarat tida k berkembang secara sempurna karena luka atau cacat atau sakit sehingga sering membawa gangguan emosional. (2) Pancaindra mungkin berkembang kurang sempurna atau sakit sehingga menyulitkan proses interaksi secara efektif. (3) Ketidakseimbangan perkembangan dan reproduksi serta berfungsinya kelenjar tubuh sering membawa kelainan-kelainan perilaku. (4) Cacat tubuh atau pertumbuhan yang kurang sempurna, organ dan anggota-anggota badan sering pula membawa ketidakstabilan mental dan emosional. (5) Penyakit menahun (asma dsb) menghambat usaha-usaha belajar secara optimal. b) Kelemahan-kelemahan secara mental (baik kelemahan yang dibawa sejak lahir maupun karena pengalaman) yang sukar diatasi oleh individu yang

8 bersangkutan dan juga oleh pendidikan, antara lain: ( 1) Kelemahan mental (taraf kecerdasannya memang kurang), (2) Tampaknya seperti kelemahan mental, tetapi sebenarnya kurang minat, kebimbangan, kurang usaha, aktivitas yang tidak terarah, kurang semangat, kurang menguasai ketrampilan dan kebiasaan fundamental dalam belajar. c) Kelemahan-kelemahan emosional, antara lain: (1) Terdapatnya rasa tidak aman, (2) Tercekam rasa phobia (takut, benci dan antipati), mekanisme pertahanan diri. 2) Faktor-faktor yang terletak di luar diri siswa (situasi sekolah dan masy arakat) antara lain: a) Kurikulum yang seragam (uniform) bahan dan buku-buku sumber yang tidak sesuai dengan tingkat-tingkat kematangan dan perbedaan-perbedaan individu, b) Ketidaksesuaian standar administratif (sistem pengajaran) penilaian, pengelolaan kegiatan dan pengalaman belajar mengajar dan sebagainya, c) Terlalu berat beban belajar bagi siswa dan/atau mengajar bagi guru, d) Terlalu besar populasi siswa dalam kelas, terlalu banyak menuntut kegiatan di luar dan sebagainya, e) Terlalu sering pindah sekolah, tinggal kelas dan sebagainya, f) Kelemahan dari sistem belajar mengajar pada tingkat-tingkat pendidikan (dasar/asal) sebelumnya, g) Terlalu banyak kegiatan di luar jam pelajaran sekolah/terlalu banyak terlibat dalam kegiatan ekstrakurikuler. Sarana belajar seperti halnya buku pegangan bukan merupakan bagian dari faktor yang menyebabkan kesulitan belajar anak. Hal ini dikarenakan guru di SD Negeri 02 Matesih hanya menggunakan paling banyak dua buku pegangan dalam dalam proses belajar mengajarnya dan siswa mampu memiliki buku pegangan sama seperti yang dimiliki oleh guru. 3. Jalan Keluar Dalam Mengatasi Kesulitan Belajar Mata Pelajaran PKn Siswa Kelas IV SD Negeri 02 Matesih Tahun Ajaran 2011/2012 Jika anak mengalami kesulitan dalam belajarnya, maka harus segera ada tindakan baik dari pihak sekolah maupun dari keluarga. Hal ini dimaksudkan agar ketidaktahuan anak tidak berlarut-larut sehingga akan berimbas pada prestasinya. Begitu pula yang terjadi pada beberapa siswa di kelas IV SD N 02 Matesih Karanganyar, baik pihak guru maupun orang tua harus cepat tanggap dalam mengatasi kesulitan belajar siswa dan anak-anak mereka agar mereka dapat berprestasi seperti yang diharapkan. Banyak alternatif yang dapat diambil baik guru

9 maupun orang tua dalam mengatasi kesulitan belajar siswa atau anaknya. Beberapa langkah yang dapat ditempuh baik guru maupun orang tua dalam mengatasi kesulitan belajar siswa atau anaknya khususnya pelajaran PKn, yaitu: a. Perhatikan suasana hati (Mood) Untuk mengenal mood anak, seorang ibu harus mengenal karakter dan kebiasaan belajar anak. Apakah anak belajar dengan senang hati atau dalam keadaan kesal. Jika belajar dalam suasana hati yang senang, maka apa yang akan dipelajari lebih cepat ditangkap. Bila saat belajar, ia merasa kesal, coba untuk mencari tahu penyebab munculnya rasa kesal itu. Apakah karena pelajaran yang sulit atau karena konsentrasi yang pecah. Disinilah tugas orangtua untuk menyenangkan hati si anak. b. Siapkan Ruang Belajar Kesulitan belajar anak bisa juga karena tempat yang tersedia tidak memadai. Karena itu, coba sediakan tempat belajar untuk anak. Selain itu, saat mengajari anak ini Anda bisa melakukannya dengan menularkan cara belajar yang baik. Misalnya bercerita kepada anak tentang bagaimana dahulu ibunya menyelesaikan mata pelajaran yang dianggap sulit. Biasanya anak cepat larut dengan cerita ibunya sehingga ia mencoba mencocok-cocokkan dengan apa yang dijalaninya sekarang. c. Komunikasi Pelajaran yang disukai tergantung bagaimana cara guru itu mengajar. Tidak bisa dipungkiri perhatian terhadap mata pelajaran, tentu ada kaitan dengan cara guru mengajar di kelas. Sempatkan juga waktu dan dengarkan anak-anak bercerita tentang bagaimana cara guru mereka mengajar di sekolah. Jika, anak aktif maka banyak sekali cerita yang lahir termasuk bagaimana guru kelas memperhatikan baju, ikat rambut, dan sepatunya. Khusus soal komunikasi ini, biarkan anak-anak bercerita tentang gurunya. Sejak dini biasakan anak berperilaku sportif dan pandai menyampaikan pendapatnya. d. Mengidentifikasi siswa yang diperkirakan mengalami kesulitan belajar. Adapun langkah-langkah mengidentifikasi siswa yang mengalami kesulitan belajar. 1) Menandai siswa dalam satu kelas atau dalam satu kelompok yang diperkirakan mengalami kesulitan belajar baik bersifat umum maupun khusus dalam bidang studi

10 2) Meneliti nilai ulangan yang tercantum dalam record academic kemudian dibandingkan dengan nilai rata-rata kelas atau dengan kriteria tingkat penguasaan minimal kompetensi yang dituntut. 3) Menganalisis hasil ulangan dengan melihat sifat kesalahan yang dibuat. 4) Melakukan observasi pada saat siswa dalam kegiatan proses belajar mengajar yaitu mengamati tingkah laku siswa dalam mengerjakan tugas-tugas tertentu yang diberikan di dalam kelas, berusaha mengetahui kebiasaan dan cara belajar siswa di rumah melalui check list e. Mengalokasikan letaknya kesulitan atau permasalahannya, dengan cara mendeteksi kesulitan belajar pada bidang studi tertentu, seperti catatan keterlambatan penyelesaian tugas, ketidakhadiran, kekurang aktifan dan kecenderungan berpartisipasi dalam belajar. KESIMPULAN DAN SARAN Berdasarkan analisis peneltian ini beberapa hal yang dapat disimpulkan dalam penelitian ini. 1. Peran Orang Tua dalam Mengatasi Kesulitan Belajar PKn pada siswa kelas IV SD Negeri 02 Matesih Tahun Ajaran 2011/2012 a. Sebagai Pendidik Peran orang tua sebagai pendidik dalam membantu anak dalam mengatasi kesulitan belajar anak khususnya pelajaran PKn dapat dilakukan dengan cara sebagai berikut: 1) Pendidikan Melalui Keteladanan 2) Pendidikan Melalui Nasehat 3) Pendidikan Melalui Hukuman b. Sebagai Pemelihara 2. Faktor-faktor Penyebab Terjadinya Kesulitan Belajar Mata Pelajaran PKn Siswa Kelas IV SD Negeri 02 Matesih Tahun Ajaran 2011/2012 a. Faktor yang terdapat dalam diri siswa, antara lain: 1) Kelemahan secara fisik, seperti: (1 ) Suatu pusat susunan syarat tidak berkembang secara sempurna karena luka atau cacat atau sakit sehingga sering membawa gangguan emosional. (2) Pancaindra mungkin berkembang kurang sempurna atau sakit sehingga menyulitkan proses interaksi secara

11 efektif. ( 3) Ketidakseimbangan perkembangan dan reproduksi serta berfungsinya kelenjar tubuh sering membawa kelainan-kelainan perilaku. (4) Cacat tubuh atau pertumbuhan yang kurang sempurna, organ dan anggotaanggota badan sering pula membawa ketidakstabilan mental dan emosional. (5)Penyakit menahun (asma dsb) menghambat usaha -usaha belajar secara optimal. 2) Kelemahan-kelemahan secara mental (baik kelemahan yang dibawa sejak lahir maupun karena pengalaman) yang sukar diatasi oleh individu yang bersangkutan dan juga oleh pendidikan, antara lain: (1) Kelemahan mental (taraf kecerdasannya memang kurang), (2) Tampaknya seperti kelemahan mental, tetapi sebenarnya kurang minat, kebimbangan, kurang usaha, aktivitas yang tidak terarah, kurang semangat, kurang menguasai ketrampilan dan kebiasaan fundamental dalam belajar. 3) Kelemahan-kelemahan emosional, antara lain: (1) Terdapatnya rasa tidak aman, (2) Tercekam rasa phobia (takut, benci dan antipati), mekanisme pertahanan diri. b. Faktor-faktor yang terletak di luar diri siswa (sit uasi sekolah dan masyarakat) antara lain: a) Kurikulum yang seragam (uniform) bahan dan buku-buku sumber yang tidak sesuai dengan tingkat-tingkat kematangan dan perbedaan-perbedaan individu, b) Ketidaksesuaian standar administratif (sistem pengajaran) pen ilaian, pengelolaan kegiatan dan pengalaman belajar mengajar dan sebagainya, c) Terlalu berat beban belajar bagi siswa dan/atau mengajar bagi guru, d) Terlalu besar populasi siswa dalam kelas, terlalu banyak menuntut kegiatan di luar dan sebagainya, e) Terlalu sering pindah sekolah, tinggal kelas dan sebagainya, f) Kelemahan dari sistem belajar mengajar pada tingkat-tingkat pendidikan (dasar/asal) sebelumnya, g) Terlalu banyak kegiatan di luar jam pelajaran sekolah/terlalu banyak terlibat dalam kegiatan ekstrakurikuler. 3. Jalan Keluar Dalam Mengatasi Kesulitan Belajar Mata Pelajaran PKn Siswa Kelas IV SD Negeri 02 Matesih Tahun Ajaran 2011/2012 Beberapa langkah yang dapat ditempuh baik guru maupun orang tua dalam mengatasi kesulitan belajar siswa atau anaknya khususnya pelajaran PKn, yaitu: a. Memperhatikan Suasana Hati (Mood) b. Menyiapkan Ruang Belajar

12 c. Terjalin komunikasi yang baik antara orang tua dan anak d. Mengidentifikasi siswa yang diperkirakan mengalami kesulitan belajar. Adapun langkah-langkah mengidentifikasi siswa yang mengalami kesulitan belajar, yaitu : 1) Menandai siswa dalam satu kelas atau dalam satu kelompok yang diperkirakan mengalami kesulitan belajar 2) Meneliti nilai ulangan yang tercantum dalam record academic kemudian dibandingkan dengan nilai rata-rata kelas atau dengan kriteria tingkat penguasaan minimal kompetensi yang dituntut 3) Menganalisis hasil ulangan, 4) Melakukan observasi pada saat siswa dalam kegiatan proses belajar mengajar e. Mengalokasikan letaknya kesulitan atau permasalahannya, dengan cara mendeteksi kesulitan belajar pada bidang studi tertentu, seperti catatan keterlambatan penyelesaian tugas, ketidakhadiran, kekurang aktifan dan kecenderungan berpartisipasi dalam belajar. Berdasarkan kesimpulan di atas, maka dapat diberikan saran-saran sebagai berikut. 1. Terhadap Orang tua a. Orang tua lebih cepat tanggap dengan kesulitan-kesulitan yang dialami anak terutama dalam bidang akademis. b. Orang tua mampu menemukan cara atau metode belajar yang mudah dipahami anak. 2. Terhadap Anak Anak diharapkan lebih terbuka dan lebih berani menjalin komunikasi baik dengan guru maupun dengan orang tua agar kesulitannya pada salah satu mata pelajaran dapat cepat teratasi. 3. Terhadap Peneliti Berikutnya Penelitian sejenis hendaknya dilakukan dengan metode tertentu dan cakupan yang lebih mendetail mengenai hal yang diteliti. Oleh karena itu, diperlukan sebuah penelitian yang lebih mendalam, sehingga diharapkan pengetahuan yang akan diberikan kepada masyarakat umum lebih jelas lagi.

13 DAFTAR PUSTAKA Arikunto, Suharsimi. 2006. Manajemen Penelitian. Jakarta: Bina Aksara. Arifin, 1978. Psikologi dan Beberapa Aspek Kehidupan Rohaniah Manusia. Jakarta: Bulan Bintang. Daradjat, Zakiah. 2000. Ilmu Pendidikan Islam. Jakarta: Bumi Aksara. Depdiknas, 2000. Manajemen Peningkatan Mutu Berbasis Sekolah: Konsep dan Pelaksanaan. Jakarta: Depdiknas. Dias, Hanindita. 2012. Kesulitan Belajar dan Masalah Emosi. (http://www.kesulitan_belajar_dan_masalah_ emosi.html), diakses 12 Juni 2012, Jam 19.45 WIB. Hamidi. 2004. Metode Penelitian Kualitatif. Malang: UMM Press.