BAB VI 6.1 WAKTU PENGERJAAN

dokumen-dokumen yang mirip
BAB III. Dimensi bata yang biasa ditemui di lapangan dan digunakan dalam penelitian ini dapat dilihat pada tabel berikut:

BAB VII. Dari hasil eksperimen dan analisis yang dilakukan, diperoleh beberapa kesimpulan sebagai berikut:

BAB I. - Ukuran kolom dan balok yang dipergunakan tidak memadai. - Penggunaan tulangan polos untuk tulangan utama dan sengkang balok maupun kolom.

BAB V. Resume kerusakan benda uji pengujian material dapat dilihat pada Tabel V-1 berikut. Tabel V-1 Resume pola kerusakan benda uji material

DAFTAR ANALISA BIAYA KONSTRUKSI

RING BALK. Pondasi. 2. Sloof

Tata cara perhitungan harga satuan pekerjaan beton untuk konstruksi bangunan gedung dan perumahan

Revisi SNI T C. Daftar isi

ANALISA HARGA SATUAN KEGIATAN KONSTRUKSI PEMERINTAH KOTA MADIUN TAHUN ANGGARAN 2016

ANALISA BIAYA KONSTRUKSI BANGUNAN GEDUNG DAN PERUMAHAN SNI ( STANDAR NASIONAL INDONESIA ) BUNTOK DAN SEKITARNYA

PR 1 MANAJEMEN PROYEK

STUDI PENGARUH PEMASANGAN ANGKUR DARI KOLOM KE DINDING BATA PADA RUMAH SEDERHANA AKIBAT BEBAN GEMPA ABSTRAK

VARIASI PENGGUNAAN JENIS MATERIAL BEKISTING PADA PEKERJAAN STRUKTUR PILE CAP DAN PENGARUHNYA TERHADAP BIAYA DAN DURASI PELAKSANAAN PROYEK (194K)

Lampiran A...15 Bibliografi...16

Cara menghitung koefisien analisa harga satuan bangunan

PEKERJAAN JUMLAH HARGA

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB VIII RENCANA ANGGARAN BIAYA (RAB)

PROYEK PEMBANGUNAN RUMAH TINGGAL 4 LANTAI JALAN INDRAPURA SEMARANG

BAB IV DATA DAN ANALISIS

ANALISIS HARGA SATUAN PEKERJAAN BETON BERTULANG PADA PONDASI BERDASARKAN ANALISA PADA PROYEK DAN SOFTWARE MS. PROJECT

BAB V RENCANA ANGGARAN BIAYA STRUKTUR

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang

DINDING DINDING BATU BUATAN

BAB 1 PENDAHULUAN. proyek pembangunan. Hal ini karena beton mempunyai banyak keuntungan lebih

BAB VI KONSTRUKSI KOLOM

ANALISA HARGA SATUAN PEKERJAAN PADA GEDUNG PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS ISLAM LAMONGAN DENGAN METODE SNI

RENCANA ANGGARAN BIAYA STRUKTUR

REKAPITULASI DAFTAR KUANTITAS DAN HARGA

REKAYASA PENULANGAN GESER BALOK BETON BERTULANG DENGAN MENGGUNAKAN SENGKANG VERTIKAL MODEL U

memudahkan dan menajamin ketelitian pekerjaan di lapangan. Tahapan pekerjaan

ANALISA PERBANDINGAN METODE PELAKSANAAN CAST IN SITU DENGAN PRACETAK TERHADAP BIAYA DAN WAKTU PADA PROYEK DIAN REGENCY APARTEMEN

Contoh Perhitungan Volume Pekerjaan Sloof dari Beton Bertulang ukuran 30*40

BAB V LAPORAN PROSES PENGAMATAN PELAKSANAAN PROYEK PEMBANGUNAN RUKO SETIABUDHI - BANDUNG

KAJIAN MUTU BANGUNAN PERUMNAS TRIMULYO JETIS BANTUL PASCA GEMPA BUMI YOGYAKARTA MEI 2006

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN Analisa Perhitungan Harga Satuan Pekerjaan. analisa harga satuan pekerjaan yaitu : Harga Satuan Pelat Lantai

BAB VI RENCANA ANGGARAN BIAYA STRUKTUR

Heri Sujatmiko Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas 17 Agustus 1945 Banyuwangi ABSTRAKSI

ESTIMASI BIAYA. Program Studi Teknik Sipil Jurusan Teknik Sipil Politeknik Negeri Banjarmasin ESTIMASI BIAYA DAN MANAJEMEN WAKTU

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Pekerjaan Pagar Depan

BAB V RENCANA ANGGARAN BIAYA PEKERJAAN

DAFTAR KUANTITAS HARGA DAN BAHAN

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

ANALISA HARGA SATUAN PEKERJAAN KOTA CIMAHI

Selamat Datang MANDOR PEMBESIAN/ PENULANGAN BETON 1.1

III. METODE PENELITIAN. Penelitian yang dilakukan bersifat studi kasus dan analisa, serta perbandingan

sedangkan harga upah yang diperhitungkan merupakan upah borongan.

Tata cara perhitungan harga satuan pekerjaan tanah untuk konstruksi bangunan gedung dan perumahan

PENGARUH VARIASI JARAK SENGKANG TERHADAP KAPASITAS LENTUR BALOK BETON BERTULANG BAMBU YANG TERKANG PADA JALUR TEKANNYA

REKAPITULASI HARGA PERKIRAAN SENDIRI ( HPS )

BAB I PENDAHULUAN SKRIPSI

BAB IV. LEMBAR DATA PEMILIHAN (LDP) G.Jaminan Penawaran;

DAFTAR ANALISA PEKERJAAN

STUDI PERBANDINGAN BIAYA PENGGUNAAN BETON RINGAN AERASI DENGAN BATA MERAH BIASA

BAB VIII DAFTAR KUANTITAS DAN HARGA. Daftar Kuantitas dan Harga - 1

BAB III METODOLOGI. Berikut adalah bagan flowchart metodologi yang digunakan dalam penyelesaian Tugas Akhir ini. . Gambar 3.1. Flowchart Metodologi

PEDOMAN PEMBANGUNAN BANGUNAN TAHAN GEMPA

BABV PELAKSANAAN PEKERJAAN. perencana. Dengan kerjasama yang baik dapat menghasilkan suatu kerja yang efektif

BAB VII TINJAUAN KHUSUS METODE PELAKSANAAN PEKERJAAN BALOK

LABORATORIUM / WORKSHOP KERJA BATU JURUSAN PENDIDIKAN TEKNIK SIPIL FAKULTAS PENDIDIKAN TEKNOLOGI DAN KEJURUAN UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB VII TINJAUAN KHUSUS OPTIMASI PEMBESIAN BORED PILE. Material merupakan komponen yang penting dalam menentukan

BAB I PENDAHULUAN. banyak diterapkan pada bangunan, seperti: gedung, jembatan, perkerasan jalan, balok, plat lantai, ring balok, ataupun plat atap.

DAFTAR ANALISA HARGA SATUAN

BAB I PENDAHULUAN. kombinasi dari beton dan baja dimana baja tulangan memberikan kuat tarik

BAB I PENDAHULUAN. MPA menyatakan dalam acara konferensi pers peringatan hari kontrasepsi

kenaikan upah rata-rata per lantai. Harga upah mengalami kenaikan untuk tiap

ANALISA PERBANDINGAN PRODUKTIVITAS TENAGA KERJA AKTUAL PADA PEKERJAAN BETON MENURUT SNI 7394:2008 DENGAN ANALISA HARGA SATUAN PEKERJAAN (AHSP) 2012

DAFTAR HARGA SATUAN ANALISA PEKERJAAN

REKAPITULASI BILL OF QUANTITY (BQ)

LAMPIRAN V KOP SURAT PERUSAHAAN REKAPITULASI

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pada masa sekarang, dapat dikatakan penggunaan beton dapat kita jumpai

BAB V PONDASI TELAPAK

DAFTAR ISI HALAMAN PERNYATAAN...

PENGARUH JARAK SENGKANG TERHADAP KAPASITAS BEBAN AKSIAL MAKSIMUM KOLOM BETON BERPENAMPANG LINGKARAN DAN SEGI EMPAT

DAFTAR ANALISA HARGA SATUAN UPAH BAHAN

DAFTAR ISI... HALAMAN JUDUL... LEMBAR PENGESAHAN... LEMBAR PERNYATAAN... KATA PENGANTAR... UCAPAN TERIMA KASIH... ABSTRAK...

BAB VIII RENCANA ANGGARAN BIAYA

BAB III METODE PENELITIAN SKRIPSI

Panduan Praktis Perbaikan Kerusakan Rumah Pasca Gempa Bumi

BAB I PENDAHULUAN. adalah struktur portal beton bertulang dengan dinding bata. Pada umumnya

METODE PELAKSANAAN DAN ANALISIS PERBANDINGAN KEBUTUHAN TULANGAN ANTARA GAMBAR KERJA DENGAN SNI 7394:2008 PADA PEMBANGUNAN RUKO R2 NO

HARGA SATUAN UPAH KERJA HARGA BAHAN JUMLAH

ANALISIS PERBANDINGAN KUDA KUDA BAJA RINGAN DENGAN BETON BERTULANG MENGGUNAKAN PROGRAM SAP 2000 V.18

HARGA SATUAN POKOK KEGIATAN (HSPK)

Oleh : AGUSTINA DWI ATMAJI NRP DAHNIAR ADE AYU R NRP

RANCANGAN PEDOMAN TEKNIS BAHAN KONSTRUKSI BANGUNAN DAN REKAYASA SIPIL. Konsep. Pedoman Analisa Harga Satuan Pekerjaan

KOP PERUSAHAAN R E K A P I T U L A S I

KAJIAN EKSPERIMENTAL PADA DINDING BATA DI LABORATORIUM DENGAN MENGGUNAKAN METODE DISPLACEMENT CONTROL ABSTRAK

Jurnal Sipil Statik Vol.4 No.10 Oktober 2016 ( ) ISSN:

T m3 Galian Tanah pondasi OH Rp 45, , OH Rp 85, , ,875.00

BAB I KOLOM BAJA, BALOK BAJA DAN PLAT LANTAI

KONSTRUKSI DINDING BAMBU PLASTER Oleh Andry Widyowijatnoko Mustakim Departemen Arsitektur Institut Teknologi Bandung

BAB VIl TINJAUAN KHUSUS (KOLOM UTAMA) pada suatu kolom merupakan lokasi kritis yang dapat menyebabkan

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

DAFTAR ANALISA HARGA SATUAN PEKERJAAN

BAB V PELAKSANAAN PEKERJAAN

UCAPAN TERIMA KASIH...

> NORMAL CONCRETE MIX DESIGN <

Transkripsi:

BAB VI TINJAUAN ASPEK WAKTU DAN BIAYA KONSTRUKSI Selain aspek teknis kinerja struktur, dalam penelitian ini juga dilakukan tinjauan effort yang dibutuhkan untuk pembuatan masing-masing benda uji terkait variasi yang diberikan. Tinjauan ini terdiri dari perbandingan perbedaan waktu pengerjaan dan biaya konstruksi masing-masing benda uji terbatas pada pengerjaan dinding dan portal. Tidak dimasukkannya elemen pondasi dalam tinjauan ini karena masing-masing benda uji memiliki pondasi yang sama dan pondasi benda uji tidak merepresentasikan pondasi dinding rumah sederhana di lapangan. Tinjauan aspek waktu dan biaya konstruksi juga dilakukan pada pembuatan satu bangunan rumah sederhana Tipe-36 seperti pada Gambar V-4 dan Gambar V-5 di bab sebelumnya dengan menggunakan tipe struktur masing-masing benda uji. Tinjauan ini terdiri dari perbandingan perbedaan waktu pengerjaan dan biaya konstruksi masing-masing bangunan rumah sederhana Tipe-36 terbatas pada pengerjaan dinding, gunungan dan portal termasuk balok sloof. Sebagai catatan, waktu dan biaya pengerjaan masing-masing benda uji dan bangunan rumah sederhana dalam bab ini merupakan waktu dan biaya pengerjaan efektif di laboratorium. Waktu pengerjaan efektif yang dimaksud tidak mencakup pembulatan jam pekerja menjadi hari pekerja dengan memperhitungkan kelebihan jam pekerja pada satu hari pekerja. Sedangkan biaya pengerjaan efektif yang dimaksud tidak mencakup biaya cacat bahan seperti bata yang pecah, pembulatan pemotongan tulangan sesuai dengan panjang tulangan dari penjual yaitu 2m, dan kelebihan pencampuran beton pada masing-masing pengecoran. 6. WAKTU PENGERJAAN Waktu yang dibutuhkan untuk pengerjaan benda uji dihitung per-jam pekerja dan mandor. Pada Tabel VI-2 dapat dilihat waktu yang dibutuhkan untuk pengerjaan masing-masing benda uji. VI-

Perbandingan waktu yang dibutuhkan untuk pengerjaan masing-masing benda uji dan bangunan rumah sederhana Tipe-36 ditampilkan pada Gambar VI- dan Gambar VI-2 berikut: Waktu Pengerjaan (Jam Pekerja) 3 2 9 8 7 6 5 4 3 2 2 9 8 7 6 5 4 3 2 Waktu Pengerjaan / Waktu Pengerjaan B (%) A (Tanpa Detail) B (Benchmark) C (Kolom 225x) D (Angkur Pendek) E (Gerigi) F (Angkur Menerus) G (Balok Lintel) H (Haunch) I (Kait 8 ) J (SNI 2847-22) Gambar VI- Grafik perbandingan waktu pengerjaan benda uji Waktu Pengerjaan (Jam Pekerja) 95 9 85 8 75 7 65 6 55 5 45 4 35 3 25 2 5 5 2 9 8 7 6 5 4 3 2 A (Tanpa Detail) B (Benchmark) C (Kolom 225x) D (Angkur Pendek) E (Gerigi) F (Angkur Menerus) G (Balok Lintel) H (Haunch) I (Kait 8 ) J (SNI 2847-22) Waktu Pengerjaan / Waktu Pengerjaan A (%) Gambar VI-2 Grafik perbandingan waktu pengerjaan struktur rumah sederhana T-36 Waktu dan biaya yang dibutuhkan untuk pengerjaan masing-masing bangunan rumah sederhana Tipe-36 dapat dilihat pada tabel dalam lampiran 3. VI-2

Tabel VI- Biaya bahan konstruksi benda uji Volume Harga Satuan (Rp/satuan) Tulangan (Batang) Kawat Paku Bata Bekisting(lembar & batang) Beton Mortar Tulangan Kawat Paku Bata Bekisting Beton Mortar 8 D (kg) (kg) (batu) Multipleks Merati 4/6x4 (m 3 ) (m 3 ) 8 D Multipleks Merati 4/6x4 A 3.4.57 56 6.87.2 67, 45, 3,5 3,75 45 4, 6, 58, 52, B 3.87.76 56 6.96.2 67, 45, 3,5 3,75 45 4, 6, 58, 52, C 3.87 2.23 56 6.96.2 67, 45, 3,5 3,75 45 4, 6, 58, 52, D 3.87 2.5 54 6.96.2 67, 45, 3,5 3,75 45 4, 6, 58, 52, E 3.87.76 54 6.223.9 67, 45, 3,5 3,75 45 4, 6, 58, 52, F 3.87 2.73 54 6.96.2 67, 45, 3,5 3,75 45 4, 6, 58, 52, G 4.47.95 54 6.22.9 67, 45, 3,5 3,75 45 4, 6, 58, 52, H 3.66.76 5 6.27.2 67, 45, 3,5 3,75 45 4, 6, 58, 52, I 3.4.76 56 6.96.2 67, 45, 3,5 3,75 45 4, 6, 58, 52, J 3.4 3.7 56 6.29.2 45, 75, 3,5 3,75 45 4, 6, 58, 52, Keterangan : Biaya (Rp) - MH : Man Hour Tulangan Bekisting - Jumlah mandor : 8 D Kawat Paku Bata Multipleks Merati 4/6x4 A : Tanpa Detail A 227,8 7,5 3,5 3,75 232,2 4, 256, 5,46 4,,8,2 B : Benchmark B 259,67 79,33 3,5 3,75 232,2 4, 256, 3,535 4,,2,364 C : Kolom 225x C 259,67,463 3,5 3,75 232,2 4, 256, 3,535 4,,232,54 D : Angkur Pendek D 259,67 2,63 3,5 3,75 226,8 4, 256, 3,535,24,245,54 E : Gerigi E 259,67 79,33 3,5 3,75 226,8 4, 256, 29,65 98,8,26,294 F : Angkur Menerus F 259,67 22,888 3,5 3,75 226,8 4, 256, 3,535,24,255,779 G : Lintel G 299,267 87,834 3,5 3,75 226,8 4, 256, 27,629 98,8,263,58 H : Haunch H 244,997 79,33 3,5 3,75 229,5 4, 256, 9,956 4,,2,5 I : Kait 8 I 227,8 79,33 3,5 3,75 232,2 4, 256, 3,535 4,,8,98 J : SNI 2847-22 J 36,688 277,5 3,5 3,75 232,2 4, 256, 2,365 4,,295,3 Beton Mortar Total Biaya Bahan (Rp) Tabel VI-2 Total biaya konstruksi benda uji Perakitan Tulangan Pemasangan Bata Bekisting dan Pengecoran Kolom Jumlah Pekerja MH MH Jumlah Pekerja MH MH Jumlah Pekerja MH MH Biaya Satuan (Rp/MH) Pekerja Mandor Total Biaya Bahan+Pekerja+ Mandor (Rp) Selisih Total Biaya - Biaya B (Rp) Ahli Biasa Pekerja Mandor Ahli Biasa Pekerja Mandor Ahli Biasa Pekerja Mandor Ahli Biasa Pekerja Mandor A 2 4 2 4 4 8 8 7,5 5, 2,5 4 62, 2, 82,,928,2-3,54-5.8 B 2 4 2 4 4 8 8 7,5 5, 2,5 4 62, 2, 82, 2,3,364. C 2 4 2 4 4 8 8 7,5 5, 2,5 4 62, 2, 82, 2,52,54 2,5.4 D 2 4 2 4 4 8 8 7,5 5, 2,5 4 62, 2, 82, 2,65,54 34,4.68 E 2 4 2 4 4 7,5 5, 2,5 4 675, 225, 9, 2,6,294 84,93 4.8 F 2 4 2 4 4 8 8 7,5 5, 2,5 4 62, 2, 82, 2,75,779 44,45 2.9 G 3 4 24 4 4 9 9 7,5 5, 2,5 9 7, 22,5 922,5 2,86,8 54,76 7.62 H 2 4 2 4 4 8 8 7,5 5, 2,5 4 62, 2, 82, 2,2,5 -,349 -.5 I 2 4 2 4 4 8 8 7,5 5, 2,5 4 62, 2, 82, 2,,98-3,267 -.54 J 4 4 2 4 4 9 9 7,5 5, 2,5 3 672,5 22,5 885, 2,8,3 48,638 7.32 Total MH Pekerja Biaya (Rp) Total Biaya Pekerja + Mandor (Rp) % Selisih Total Biaya - Biaya B VI-3

Pada grafik perbandingan waktu pengerjaan benda uji dan Tabel VI-2 dapat dilihat secara normal benda uji membutuhkan waktu pengerjaan 4 jam pekerja ( A, B, C, D, F, H, dan I). G (lintel) memerlukan waktu pengerjaan paling lama yaitu 9 jam pekerja disusul E (gerigi) dan J (SNI 2847-22) dengan masing-masing 4 dan 3 jam pekerja. Penambahan waktu pengerjaan pada E berkaitan dengan pembuatan bekisting dan pengecoran portal dengan gerigi. G memerlukan tambahan waktu pengerjaan berkaitan dengan perakitan tulangan, bekisting, dan pengecoran balok lintel, juga jeda pemasangan bata menunggu setting beton balok lintel. Sementara J memerlukan tambahan waktu pengerjaan terkait perakitan tulangan dengan volume sengkang hampir dua kali lipat volume sengkang model lain, bekisting, dan pengecoran tonjolan kolom dan balok untuk penyaluran tulangan. 6.2 BIAYA KONSTRUKSI Biaya konstruksi struktur bangunan terdiri dari biaya bahan dan biaya upah pengerjaan. Pada Tabel VI- dan Tabel VI-2 ditampilkan biaya konstruksi yang dibutuhkan dalam pembuatan masing-masing benda uji. Perbandingan biaya dan selisih biaya konstruksi masing-masing benda uji ditampilkan pada gambar-gambar berikut:.4.3 2.2. 9 Biaya (juta rupiah).9.8.7.6.5.4 8 7 6 5 4 Biaya / Biaya B (%).3 3.2 2. A (Tanpa Detail) B (Benchmark) C (Kolom 225x) D (Angkur Pendek) E (Gerigi) F (Angkur Menerus) G (Balok Lintel) H (Haunch) I (Kait 8 ) J (SNI 2847-22) Gambar VI-3 Grafik perbandingan biaya bahan benda uji VI-4

2.9.8 Biaya (juta rupiah).7.6.5.4.3 9 8 7 6 5 4 Biaya / Biaya B (%) 3.2 2. A (Tanpa Detail) B (Benchmark) C (Kolom 225x) D (Angkur Pendek) E (Gerigi) F (Angkur Menerus) G (Balok Lintel) H (Haunch) I (Kait 8 ) J (SNI 2847-22) Gambar VI-4 Grafik perbandingan biaya upah pengerjaan benda uji Biaya (juta rupiah) 2.3 2.2 2. 2.9.8.7.6.5.4.3.2..9.8.7.6.5.4.3.2. 9 8 7 6 5 4 3 2 Biaya / Biaya B (%) A (Tanpa Detail) B (Benchmark) C (Kolom 225x) D (Angkur Pendek) E (Gerigi) F (Angkur Menerus) G (Balok Lintel) H (Haunch) I (Kait 8 ) J (SNI 2847-22) Gambar VI-5 Grafik perbandingan total biaya konstruksi benda uji VI-5

8 Selisih Biaya Total Benda Uji Terhadap Biaya Total B (ribu rupiah) 6 4 2 8 6 4 2-2 -4-6 -8 - -2 A (Tanpa Detail) B (Benchmark) C (Kolom 225x) D (Angkur Pendek) E (Gerigi) F (Angkur Menerus) G (Balok Lintel) H (Haunch) I (Kait 8 ) J (SNI 2847-22) Gambar VI-6 Grafik selisih total biaya konstruksi benda uji terhadap biaya konstruksi B Dari Gambar VI-3 terlihat terdapat perbedaan yang relatif besar untuk biaya bahan benda uji terhadap model benchmark ( B), yaitu maksimum Rp. 83.638 atau 6.9% ( J). Hal ini secara signifikan dipengaruhi oleh perbedaan biaya bahan tulangan sengkang yang mencapai Rp. 57.375 atau 72.3% biaya sengkang B. Perbedaan biaya upah relatif terhadap B, secara signifikan terlihat pada biaya upah konstruksi G yaitu mencapai Rp. 2.5 atau 2.5% biaya upah B (Gambar VI-4). Secara keseluruhan biaya konstruksi terendah dibutuhkan untuk A (dimensi kolom dan balok kecil, tanpa detail), yaitu Rp. 3.54 lebih rendah dibanding B. Hal ini dikarenakan lebih rendahnya biaya bahan yang dibutuhkan untuk konstruksi A. Dari Gambar VI-6 terlihat perbedaan total biaya konstruksi terhadap B yang cukup signifikan diperlukan oleh G dan J, yaitu masing-masing lebih mahal Rp. 54.76 atau 7.62% dan Rp. 48.638 atau 7.32%. C, D, F, H, dan I memiliki perbedaan biaya konstruksi yang relatif kecil dibanding B yaitu kurang dari Rp. 45. atau 2.2% untuk satu benda uji. VI-6

Perbandingan biaya dan selisih biaya konstruksi rumah sederhana tipe-36 dengan masing-masing tipe struktur ditampilkan pada Gambar VI-7 hingga Gambar VI-9. Dari gambar-gambar tersebut terlihat, dibanding rumah sederhana tipe-36 yang biasa dibangun di masyarakat ( A, tanpa detail), rumah sederhana dengan dinding J (SNI 2847-22) memerlukan tambahan biaya konstruksi terbesar yaitu Rp. 2.54 juta atau 4.5%, dengan total biaya konstruksi sebesar Rp. 2.42.23. Rumah dengan dinding G (lintel) memerlukan tambahan biaya konstruksi sebesar Rp. 2.37 juta atau 3.58%. Sedangkan rumah dengan dinding model lain dalam penelitian ini memerlukan tambahan biaya konstruksi maksimum dibawah Rp..7 juta atau 9.72%. Biaya (juta rupiah) 2 2 9 8 7 6 5 4 3 2 9 8 7 6 5 4 3 2 2 9 8 7 6 5 4 3 2 Biaya / Biaya A (%) A (Tanpa Detail) B (Benchmark) C (Kolom 225x) D (Angkur Pendek) E (Gerigi) F (Angkur Menerus) G (Balok Lintel) H (Haunch) I (Kait 8 ) J (SNI 2847-22) Gambar VI-7 Grafik perbandingan total biaya konstruksi rumah sederhana T-36 6 Selisih Biaya Total Terhadap Biaya Total B (ribu rupiah) 4 2 8 6 4 2-2 -4-6 -8 - -2 A (Tanpa Detail) B (Benchmark) C (Kolom 225x) D (Angkur Pendek) E (Gerigi) F (Angkur Menerus) G (Balok Lintel) H (Haunch) I (Kait 8 ) J (SNI 2847-22) -4 Gambar VI-8 Grafik selisih total biaya konstruksi rumah sederhana T-36 dengan berbagai tipe struktur terhadap struktur B VI-7

Biaya Total - Biaya Total A (ribu rupiah) 28 26 24 22 2 8 6 4 2 8 6 4 2 6 5 4 3 2 9 8 7 6 5 4 3 2 Biaya Total - Biaya Total A (%) B C D E F G H I J A (Tanpa Detail) B (Benchmark) C (Kolom 225x) D (Angkur Pendek) E (Gerigi) F (Angkur Menerus) G (Balok Lintel) H (Haunch) I (Kait 8 ) J (SNI 2847-22) Gambar VI-9 Grafik selisih total biaya konstruksi rumah sederhana T-36 dengan berbagai tipe struktur terhadap struktur yang biasa dibangun di masyarakat ( A) VI-8