BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kampus merupakan salah satu sarana pendidikan yang

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. selalu menjadi kebutuhan dasar bagi setiap manusia.

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH. Mahasiswa dikenal sebagai agen of change yaitu mahasiswa sebagai

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Selama masa hidupnya orang lebih banyak berada pada kondisi saling

BAB I PENDAHULUAN. forum diskusi ilmiah, mempraktikkan ilmu pengetahuan di lapangan, dan. juga dibutuhkan pula oleh orang lain (Zuhri, 2011).

HUBUNGAN ANTARA KEPERCAYAAN DIRI DAN LAMANYA BERORGANISASI DENGAN PERSEPSI TERHADAP PRESTASI AKADEMIK DI KAMPUS

BAB I PENDAHULUAN. Manusia merupakan makhuk sosial, yang antar individunya membutuhkan

2015 PERAN SOSIALISASI POLITIK ORGANISASI KEMAHASISWAAN DALAM MENINGKATKAN PARTISIPASI POLIITK MAHASISWA

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Seiring berjalannya waktu, dengan perubahan teknologi dan perubahan pergaulan

PERATURAN FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN NOMOR 005 TAHUN 2015

BAB I PENDAHULUAN. kepadanya dengan baik dan benar sesuai peraturan yang berlaku.

BAB I PENDAHULUAN. membentak, dan berbicara kasar. Hal tersebut mengindikasikan bahwa agresivitas

BAB I PENDAHULUAN. meningkatkan kinerja karyawan perusahaan. Dalam suatu proses pencapaian

BAB I PENDAHULUAN. Mahasiswa merupakan subjek yang selalu menarik untuk dibahas.

BAB I PENDAHULUAN. adalah aset yang paling berharga dan memiliki kesempatan yang besar untuk

HUBUNGAN ANTARA INTERAKSI SOSIAL DI TEMPAT KERJA DENGAN DISIPLIN KERJA PADA GURU SKRIPSI

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. bahwa aksi-aksi kekerasan baik individual maupun massal sudah merupakan

2015 PENGARUH PENGGUNAAN TEKNIK TOKEN EKONOMI DALAM MENGURANGI PERILAKU KEKERASAN PADA SISWA KELAS VI DI MADRASAH IBTIDAIYAH AISYAH KOTA BANDUNG

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. kepentingan orang yang melaksanakan hak-haknya, misalnya hak untuk

ANGGARAN DASAR Badan Eksekutif Mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Gadjah Mada

BAB I PENDAHULUAN. satunya adalah perannya sebagai seorang mahasiswa. Banyak sekali

BAB I PENDAHULUAN. penggemarnya amat luas. Jika kita bicara di era globalisasi sepak bola,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. ini tidak sekedar berjalan sangat cepat tetapi bersifat tidak pasti. Tipe-tipe

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kesejahteraan dan keadilan bisa diterapkan ketika perilaku damai berada pada tiap

UNDANG-UNDANG KADERISASI MAHASISWA FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT UNIVERSITAS AIRLANGGA. Nomor 01 Tahun 2013 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Draft : GBHP. Bab 1 Pendahuluan. 1.1 Pengertian. 1.2 Landasan. 1.3 Tujuan. 1.4 Sistematika. Bab 2 Bidang-Bidang BP HIMATIKA ITB Periode

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. program tertentu. Aktivitas mereka adalah belajar. Belajar ilmu pengetahuan,

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

DEWAN PERWAKILAN MAHASISWA FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INSTITUT PERTANIAN BOGOR Kampus IPB Darmaga, Wing barat rektorat lt. 1

ANGGARAN DASAR MAJELIS PERWAKILAN MAHASISWA FAKULTAS SYARI AH INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) AR-RANIRY BAB I KETENTUAN UMUM

ANGGARAN DASAR KELUARGA MAHASISWA FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS GADJAH MADA TAHUN 2014 PENDAHULUAN

PETUNJUK PENYELENGGARAAN POLA DAN MEKANISME PEMBINAAN KELUARGA MAHASISWA FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN UNIVERSITAS PADJADJARAN

ANGGARAN DASAR BADAN SEMI OTONOM TEKNOLOGI INFORMASI DAN MULTIMEDIA HIMATIKA UNY

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dalam kehidupan sehari hari, tanpa disadari individu sering kali bertemu

BAB III METODE PENELITIAN. prosedurnya menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata yang tertulis atau

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. kekayaan sumber daya alam di masa depan. Karakter positif seperti mandiri,

BAB I PENDAHULUAN. penuh dengan kenangan yang tidak mungkin akan terlupakan. Menurut. dari masa anak ke masa dewasa yang mengalami perkembangan semua

ANGGARAN DASAR KELUARGA MAHASISWA FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS GADJAH MADA TAHUN 2015 PENDAHULUAN

PERATURAN REKTOR INSTITUT SENI INDONESIA SURAKARTA Nomor : 5840/IT6.1/KM/2015 TENTANG

DRAFT ANGGARAN DASAR DAN ANGGARAN RUMAH TANGGA MUSYAWARAH BESAR XI KELUARGA BESAR MAHASISWA FAKULTAS FARMASI UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. adalah bahwa aksi-aksi kekerasan baik individual maupun massal sudah

ANGGARAN DASAR KELUARGA BESAR MAHASISWA UNIVERSITAS SEBELAS MARET 2016 PEMBUKAAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

PERATURAN FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN NOMOR 001 TAHUN 2015

BAB I PENDAHULUAN. lain, saling memberikan pengaruh antara satu dengan yang lain dan ingin

BAB 1 PENDAHULUAN. penuh gejolak dan tekanan. Istilah storm and stress bermula dari psikolog

ANGGARAN DASAR BADAN EKSEKUTIF MAHASISWA PERIODE FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT

ANGGARAN RUMAH TANGGA BADAN EKSEKUTIF MAHASISWA POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES SURABAYA TAHUN 2017

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. waktu yang dimiliki. Artinya, seseorang menyelesaikan pekerjaan di bawah waktu

BAB I PENDAHULUAN. sosial. Pendidikan adalah usaha terencana untuk mewujudkan suasana belajar

PERATURAN DIREKTUR POLITEKNIK INDRAMAYU NOMOR : 001/DIR/PER/III/2013 TENTANG ORGANISASI KEMAHASISWAAN DI LINGKUNGAN POLITEKNIK INDRAMAYU

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dalam rangka peningkatan kualitas pendidikan saat ini, sangat diharapkan

HUBUNGAN ANTARA KETERAMPILAN KOMUNIKASI INTERPERSONAL DAN KOMUNIKASI KELOMPOK DENGAN RESOLUSI KONFLIK PADA SISWA SLTA S K R I P S I

PEDOMAN PELAKSANA ADMINISTRASI HIMPUNAN MAHASISWA HUBUNGAN INTERNASIONAL UNIVERSITAS PARAMADINA

PENGARUH PENEMPATAN TERHADAP EFEKTIVITAS KERJA KARYAWAN DI DINAS PENDIDIKAN KOTA BANDUNG

ANGGARAN DASAR IKATAN KELUARGA MAHASISWA FAKULTAS FARMASI UNIVERSITAS INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Sunatra dalam Pendidikan Politik Kewarganegaraan (2016), suatu bangsa akan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. sangat pesat, ini terlihat dari banyaknya penggemar-penggemar motor atau mobil

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Permasalahan. paling penting dalam pembangunan nasional, yaitu sebagai upaya meningkatkan

PENGEMBANGAN KEMAHASISWAAN UNIVERSITAS MERCU BUANA YOGYAKARTA

BAB II GAMBARAN UMUM SEKOLAH

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. menimbulkan konflik, frustasi dan tekanan-tekanan, sehingga kemungkinan besar

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Indonesia merupakan negara yang tiap elemen bangsanya sulit

BAB I PENDAHULUAN. dipengaruhi oleh kemampuan mahasiswa itu sendiri, karena pada kenyataannya di antara

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan tertinggi, mempunyai perspektif luas untuk bergerak diseluruh aspek

KETETAPAN MUSYAWARAH ANGGOTA KELUARGA BESAR MAHASISWA KEDOKTERAN UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN Nomor : 010/ MUSYANGKBMK/ I/ 2017

PANITIA MUSYAWARAH BESAR II UNIT KEGIATAN MAHASISWA CENDEKIA UNIERSITAS SYIAH KUALA

KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH DITINJAU DARI KOMUNIKASI INTERPERSONAL DAN KREATIVITAS PADA MAHASISWA

I. PENDAHULUAN. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem

BADAN PERWAKILAN MAHASISWA FAKULTAS FARMASI UNIVERSITAS INDONESIA Sekretariat: Gedung Fakultas Farmasi UI,

BAB I PENDAHULUAN. adalah rendahnya tingkat kinerja pegawai struktural di Dinas Pertanian, Perkebunan, dan Kehutanan Kabupaten Bandung Barat.

I. PENDAHULUAN. Bentrok antara kedua desa, yaitu Desa Balinuraga dengan Desa Agom, di

INTERAKSI SOSIAL PADA AKTIVIS IMM DAN KAMMI. Skripsi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pada dasarnya manusia adalah makhluk sosial, individu, dan berketuhanan.

TERM OF REFERENCE PRAKTIK KULIAH LAPANGAN MAHASISWA FAKULTAS PSIKOLOGI

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Indonesia adalah Negara demokrasi, dimana kekuasaan atau kedaulatan

MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERINTERAKSI DAN MENUMBUHKAN RASA GOTONG ROYONG MAHASISWA PGSD MELALUI PENGABDIAN MASYARAKAT

Sekretariat: Gedung Fakultas Farmasi UI, KETETAPAN BADAN PERWAKILAN MAHASISWA FAKULTAS FARMASI UNIVERSITAS INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH. dilakukan terus menerus sepanjang hidup manusia baik secara formal maupun

Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga IMMG ITB

BAB 1 PENDAHULUAN. Masa remaja adalah periode perkembangan disaat individu mengalami

BAB I PENDAHULUAN. individu dengan individu yang lain merupakan usaha manusia dalam

BAB 1 PENDAHULUAN. kemampuan perusahaan tersebut dalam mencapai tujuannya. Pencapaian tujuan

BAB I PENDAHULUAN. lainnya dalam suatu wadah baik formal maupun informal. digunakan untuk dapat berhubungan dengan orang lain adalah melalui

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pada hakikatnya manusia merupakan individu ciptaan Tuhan Yang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Salah satu kebijakan pemerintah di sektor pendidikan yang mendukung

I. PENDAHULUAN. juga dibahas dalam bab ini yaitu rumusan masalah, tujuan penelitian, dan

BAB I PENDAHULUAN. Peranan sumber daya manusia merupakan modal dasar dalam menentukan

Bullying: Tindak Kekerasan Antara Siswa Laki-Laki Dan Siswa Perempuan Dalam Perspektif Jender di SMA Negeri 2 Ambon

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dewasa ini sering kita dengar tentang banyaknya kasus kekerasan yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. merupakan salah satu perubahan yang dialami oleh individu dalam masa emerging

BAB I PENDAHULUAN. manusia yang menghubungkan masa kanak-kanak dan masa dewasa (Santrock,

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Mahasiswa adalah generasi penerus bangsa. Masa depan bangsa ini berada di

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang Masalah. Remaja adalah generasi penerus, dimana sosok remaja diharapkan dapat

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. berdasarkan agama dan kepercayaan masing-masing untuk menjalani hidup bersama.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Banyak dari kehidupan bermasyarakat kita tidak terlepas dari polapola

BAB I PENDAHULUAN. tujuan. Aktivitas suatu perusahaan dalam pencapaian tujuan tersebut diperlukan

Transkripsi:

1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kampus merupakan salah satu sarana pendidikan yang membantu mewujudkan generasi muda berprestasi dan unggul dalam bidang tertentu. Fenomena yang terjadi di dalam kampus erat kaitannya dengan mahasiswa. Kata maha dalam kamus Bahasa Indonesia yang berarti besar menandakan bahwa seorang mahasiswa memiliki tanggung jawab dan perananan yang besar pula. Gandhi (1999) memaparkan bahwa tugas seorang mahasiswa adalah membantu menyelesaikan masalah yang ada di masyarakat. Berdasarkan penelitian Komariah (2003) ada dua kelompok mahasiswa, kelompok pertama adalah mahasiswa yang berorientasi pada karir dan diri sendiri atau disebut mahasiswa biasa dan kelompok kedua adalah mahasiswa yang mementingkan nilai serta ide universal atau orientasi keluar dari diri mereka sendiri, kelompok ini disebut aktivis. Mahasiswa aktivis merupakan golongan mahasiswa yang cenderung memiliki banyak aktifitas di dalam maupun di luar kampus. Kegiatan mereka biasanya telah tersusun dalam sebuah program kerja selama satu periode kepemimpinan (Cendekia, 20 10). Hasil wawancara awal dengan salah satu anggota BEM UMS (dilakukan di BEM UMS, hari senin 3 Februari 2014 ± pukul 12.30) disimpulkan bahwa mahasiswa aktivis yang sering berinteraksi dengan berbagai macam orang lebih mudah mengalami sebuah konflik dibandingkan dengan mahasiswa biasa.

2 Walgito (2010) mengemukakan pada dasarnya konflik merupakan situasi dimana dua orang atau lebih atau kelompok tidak setuju terhadap hal-hal yang berkaitan dengan keadaan atau aktivitas yang tidak memiliki kecocokan. Ada berbagai macam bentuk konflik, diantaranya yaitu konflik intrapersonal (konflik dengan diri sendiri), konflik interpersonal (konflik antar pribadi ), konflik antar anggota kelompok, konflik antara kelompok dengan kelompok, konflik antar organisasi serta konflik antar negara (Wirawan, 2010). Menurut pengamatan penulis, mahasiswa aktivis lebih banyak terlibat dalam konflik interpersonal. Konflik interpersonal adalah situasi dimana dua orang atau lebih memiliki perbedaan pendapat dan saling bertentangan sehingga menghambat pencapaian tujuan (Walgito, 2010). Konflik interpersonal dapat mengakibatkan berkembangnya konflik yang lebih besar, contohnya pada kasus tawuran antara kelompok pemuda dengan mahasiswa aktivis Universitas Moestopo yang terjadi pada hari rabu, 23 Oktober 2013. Kapolsek Kebayoran Baru, AKBP Anom Setyadji mengatakan bahwa peristiwa tersebut berawal dari konflik pribadi dan berlanjut pada pertikaian antar kelompok (Viva News, 2013). Penelitian yang dilakukan oleh Muthmainah (2012) menyimpulkan konflik-konflik yang terjadi pada mahasiswa aktivis adalah sebagai berikut, 1) konflik dengan teman di organisasi berupa salah paham atau miss komunikasi, kinerja anggota dan padatnya agenda organisasi, 2) konflik dengan teman di luar organisasi berupa perbedaan pendapat, adanya perbedaan ideologi, serta pencitraan negatif terhadap mahasiswa aktivis, 3) konflik dengan pemegang kebijakan universitas antara lain terkait kebijakan pendanaan, perijinan kegiatan,

3 pengadaan inventaris, penempatan sekretariat, hingga kebijakan terkait keislaman, 4) konflik dengan dosen seperti sistem perkuliahan, ketidakhadiran dosen dan transparasi nilai 5) konflik dengan orangtua berupa tuntutan agar cepat lulus, jarang pulang kerumah, larangan berkecimpung dalam organisasi, keikutsertaan aksi dan masalah SPP, 6) konflik dengan polisi terutama saat demonstrasi. Menurut informasi dari salah satu anggota IMM Surakarta (wawancara dilakukan pada hari kamis, 3 Juli 2014 di hall tengah Psikologi UMS ± pukul 19.00) mahasiswa aktivis lebih sering mengalami konflik dengan sesama aktivis mahasiswa dan pimpinan kampus. Perselisishan dengan sesama aktivis cenderung terjadi pada saat diskusi atau rapat dan disebabkan oleh perbedaan pendapat serta etos kerja, biasanya pihak yang berselisih akan beradu argumentasi, walk out (meninggalkan forum tanpa ijin), memukul meja atau merusak benda dan menghina atau menggunakan kata-kata kasar kepada pihak lawan. Konflik dengan pimpinan kampus terkait dengan kebijakan, seperti kenaikan SPP dan uang pratikum, pembekuan UKM, larangan berkegiatan malam dikampus, perijinan tempat dan kegiatan. Konflik ini biasanya akan melebar luas dengan melibatkan lebih banyak orang dan cenderung berakhir pada aksi demonstrasi dengan tindakan pengepungan kantor, penutupan jalan dan pembakaran ban atau keranda. Aksi atau demostrasi yang dilakukan mahasiswa aktivis merupakan salah satu bentuk perjuangan yang sering dilakukan mahasiswa untuk mempertahankan hak, baik hak individu maupun kolektif (Komariah, 2003). Pada tanggal 27 Desember 2011 dalam aksi Solidaritas Sape, Bima, terjadi kericuhan antara aktivis IMM Surakarta dan aparat kemanan, kejadian ini berawal ketika salah satu

4 mahasiswa menghentikan sebuah mobil dinas plat merah yang kebetulan lewat. Mahasiswa tersebut berusaha menyandera mobil dan meminta penumpangnya turun, bahkan ada seorang peserta aksi yang naik di kap mobil. Kejadian itu menimbulkan adu mulut antara mahasiswa dan polisi, kemudian berakhir pada aksi saling pukul, beberapa mahasiswa mengalami luka di wajah dan 16 mahasiswa ditangkap (Detik News, 2011). Konflik pada mahasiswa aktivis juga terjadi dalam persidangan internal organisasi. Pada agenda Muktamar IMM di Surakarta tanggal 26 Mei-1 Juni 2014, menurut informasi dari salah satu panitia terjadi beberapa konflik antar mahasiswa aktivis IMM seperti perdebatan antara peserta dengan pimpinan sidang, pelemparan botol minuman dan kursi oleh peserta kepada panitia dan pemukulan antar peserta (wawancara dilakukan pada hari minggu, 1 Juni 2014 di kantor IMM Korkom UMS, ± pukul 07.00 WIB). Menurut pengamatan penulis, mahasiswa aktivis cenderung kurang bisa mengatur waktu antara kegiatan organisasi dengan kegiatan akademis sehingga banyak mata kuliah yang tertinggal atau mendapat nilai rendah dan lulus lebih lama. Mengingat tanggung jawab besar seorang mahasiswa yang terangkum dalam Tri Dharma Perguruan Tinggi yaitu pendidikan dan pengajaran, penelitian dan pengembangan serta pengabdian masyarakat, maka mahasiswa aktivis harus memiliki manajemen konflik tertentu, terutama dalam menyelesaikan konflik interpersonal. Menurut Pickering (2006) menajemen konflik merupakan sebuah cara yang dilakukan oleh seseorang untuk mengurangi atau mengontrol konflik yang dihadapi. Sebelum melakukan manajemen konflik biasanya seseorang mempertimbangkan beberapa hal untuk mencapai hasil yang diharapkan.

5 Boardman dan Horowitz (dalam Mardianto & Purnamaningsih, 2000) menyebutkan faktor yang mempengaruhi seseorang untuk melakukan manajemen konflik antara lain, kepribadian (kepekaan terhadap orang lain atau lingkungan, kecenderungan kooperatif atau agresif serta kemampuan empati) dan sikap etnosentrik (menilai sesuatu dari sudut pandang kelompok ). Hal ini dapat disimpulkan bahwa faktor yang mempengaruhi manajemen konflik terdiri dari dua bagian, yaitu internal (dari dalam diri seseorang) dan eksternal (dari lingkungan). Mutalazimah dalam Buku Pedoman PPA UMS ( 2009) mengemukakan salah satu soft skill yang didapat dari proses keterlibatan dalam organisasi mahasiswa yaitu kemampuan menyelesaikan konflik. Beberapa bentuk manajemen konflik yang sering digunakan menurut DeVito (dalam Winata, 2013) antara lain menghindar yaitu menjauhi konflik, kekerasan yaitu dapat berupa kekearasan fisik maupun verbal, face detracting and face enhancing yaitu memperlakukan orang lain sebagai orang yang tidak kompeten dan verbal aggressiveness and argumentativeness yaitu memenangkan pendapatnya dengan menyakiti atau menyerang karakter dan menyuarakan opini menurut sudut pandang sendiri. Jika konflik tidak dikendalikan dengan baik maka konflik dapat berkembang menjadi konflik destruktif dimana masing-masing pihak akan berfokus untuk menghancurkan lawannya, sebaliknya apabila ditangani dengan tepat maka akan menjadi konstruktif yang dapat mengembangkan kreativitas dan produktivitas masing-masing pihak (Wirawan, 2010). Berdasarkan uraian tersebut, rumusan masalahnya yaitu bagaimana manajemen konflik interpersonal pada mahasiswa aktivis organisasi

6 kemahasiswaan. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui proses manajemen konflik interpersonal pada mahasiswa aktivis organisasi kemahasiswaan. Berdasarkan rumusan masalah tersebut peneliti terdorong untuk melakukan penelitian tentang Manajemen Konflik Interpersonal Mahasiswa Aktivis Organisasi Kemahasiswaan. B. Tujuan Penelitian Tujuan penelitian ini adalah untuk memahami proses manajemen konflik interpersonal yang terjadi pada mahasiswa aktivis organisasi kemahasiswaan. C. Manfaat Penelitian 1. Manfaat teoritis Penelitian ini diharapkan untuk memberikan sumbangan teoritis dan masukan pada psikologi industri dan organisasi serta sosial dan memperkaya ilmu pengetahuan tentang manajemen konflik pada mahasiswa aktivis organisasi. 2. Manfaat Praktis a. Bagi mahasiswa Penelitian ini diharapkan dapat memberikan saran bagi mahasiswa umum dan mahasiswa aktivis khususnya dalam menghadapi konflik interpersonal.

7 b. Bagi Perguruan Tinggi Penelitian ini diharapkan menjadi salah satu referensi untuk pengembangan diri mahasiswa terutama mahasiswa yang berkecimpung dalam organisasi kemahasiswaan. c. Bagi masyarakat Penelitian ini diharapkan mampu memberikan gambaran tentang latar belakang dan manajemen konflik sehingga masyarakat mampu mengantisipasi faktor-faktor penyebab konflik dan dapat mengatasinya. d. Bagi ilmu pengetahuan Diharapkan dapat memberikan tambahan wawasan bagi ilmu psikologi industri dan organisasi serta sosial khususnya yang berkaitan manajemen konflik interpersonal mahasiswa aktivis organisasi kemahasiswaan. D. Keaslian Penelitian Sebelumnya penelitian terkait telah dilakukan oleh Zainida (2008) dari Universitas Muhammdiyah Malang yang mengkaji tentang Konflik Interpersonal Pada Mahasiswa Aktivis Organisasi Kemahasiswaan dengan menggunakan metode penelitian kuantitatif. Perbedaan dengan penelitian ini terletak pada target yang ingin dicapai yaitu bagaimana manajemen konflik mahasiswa aktivis organisasi kemahasiswaan dengan menggunakan metode kualitatif. Kemudian subjek penelitian merupakan mahasiswa aktif yang berkecimpung dalam organisasi kemahasiswaan.