BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Agama Islam sebagai ajaran rahmatan lil alamin, pada dasarnya

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. adalah hancurnya rasa kemanusiaan dan hilangnya semangat nilai-nilai etika religius

BAB I PENDAHULUAN. berbuat dan bertingkah laku yang baik agar dapat bermuamalah dan mencari

BAB I PENDAHULUAN. lebih lagi menyangkut lembaga perekonomian umat Islam. Hal ini karena agama

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan masyarakat adalah kegiatan pinjam-meminjam. Pinjam-meminjam

BAB I PENDAHULUAN. Islam adalah agama rahmat bagi semesta alam (rahmatan lil alamin).

BAB I PENDAHULUAN. segala isinya adalah merupakan amanah Allah SWT yang diberikan kepada manusia

BAB I PENDAHULUAN. jangka panjang dan memaksimalkan kesejahteraan manusia (fala>h{). Fala>h{

BAB I PENDAHULUAN. hubungan, baik bersifat vertikal maupun horizontal. Hubungan yang sifatnya

BAB I PENDAHULUAN. banyak pihak yang meyakini bahwa usaha kecil menengah (UKM) mampu untuk


BAB I PENDAHULUAN. perolehan kembaliannya berupa bunga yang relatif pasti dan tetap. 1 Investasi dalam

BAB I PENDAHULUAN. Ruang lingkup didalam bermuamalat seperti jual beli (al-ba i wa alijarah),

BAB I PENDAHULUAN. dunia maupun di akhirat. Secara garis besar ajaran Islam berisi kandungan-kandungan

BAB I PENDAHULUAN. ekstrim dapat dikatakan bahwa pelayanan tidak dapat dipisahkan dengan kehidupan

BAB I PENDAHULUAN. merupakan suatu agama yang mengajarkan prinsip at ta awun yakni saling

BAB I PENDAHULUAN. baik (thoyib) karena dalam Alquran Allah SWT telah memerintahkan kepada

BAB I PENDAHULUAN. dilepaskan dari masyarakat, khususnya pedesaan. Lembaga ini tumbuh dan

BAB I PENDAHULUAN. memicu perbankan untuk menjalankan dual banking system yaitu bank. konvensional yang juga menjalankan unit usaha syariah.

BAB I PENDAHULUAN. tidak bisa hidup sendiri. Baik itu dalam kehidupan sehari-hari maupun dalam

BAB I PENDAHULUAN. membayar zakat pulalah baru diakui komitmen ke-islaman seseorang. Hal ini

BAB I PENDAHULUAN. H. Ahmad Hasan Ridwan, Manajemen Baitul Mal Wa Tamwil, Pustaka Setia, Bandung, 2013, hlm.33.

BAB I PENDAHULUAN. dalam rangka mengatasi krisis tersebut. Melihat kenyataan tersebut banyak para ahli

BAB I PENDAHULUAN. tetapi jika dilihat kondisi UMKM di Indonesia, dapat dikatakan bahwa UMKM kurang

BAB I PENDAHULUAN. persatuan. Hal ini terlihat dari unsur-unsur yang dicapai dari inti agama Islam

BAB I PENDAHULUAN. Islam sebagai agama yang memuat ajaran yang bersifat universal dan

BAB I PENDAHULUAN. tidak adil bila petunjuk kehidupan yang lengkap ini dipisah-pisahkan antara

BAB I PENDAHULUAN. pelanggaran terhadap adat akan berdampak pada ketidak seimbangan dan

BAB I PENDAHULUAN. debitur. Namun dalam sistem bagi hasil pembayaran tetap selain pokok pinjaman

BAB I PENDAHULUAN. Kesempurnaan Islam diantaranya mengatur tentang syariat atau hukum,

BAB IV ANALISIS TERHADAP PRAKTIK PEMANFAATAN BARANG TITIPAN. A. Analisis Praktik Pemanfaatan Barang Titipan di Kelurahan Kapasari

BAB I PENDAHULUAN. Islam sebagai agama yang memuat ajaran yang bersifat komprehensif dan

BAB I PENDAHULUAN. ini. Hal ini tidak terlepas dari keinginan umat Islam di Indonesia yang

BAB IV. oleh Baitul mal wat Tamwil kepada para anggota, yang bertujuan agar anggota

BAB I PENDAHULUAN. Sejak Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1992 Tentang Perbankan, ada

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. yang lainnya. Sebagai makhluk sosial manusia menerima dan memberikan

BAB 1 PENDAHULUAN. kenaikan yang baik. Lembaga Keuangan Mikro Syariah (LKMS) seperti. Baitul Maal wat Tamwil (BMT) dan Koperasi JASA Keuangan Syariah

BAB I PENDAHULUAN. Manusia sebagai Khalifah di muka bumi, diperintahkan untuk berlaku adil sebagimana

BAB I PENDAHULUAN. sebagai organisasi perantara antara masyarakat yang kelebihan dana dengan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Islam sebagai agama yang memuat ajaran yang bersifat universal dan

BAB I PENDAHULUAN. melalui aktivitas ekonomi, dan ekonomi yang dikenal dalam Islam adalah

BAB I PENDAHULUAN. Islam di antara agama-agama lain yang ada di dunia adalah satu-satunya

BAB I PENDAHULUAN. Islam adalah agama yang lengkap dan bersifat universal, berisikan ajaran-ajaran

BAB I PENDAHULUAN. satu sama lain agar mereka tolong-menolong dalam semua kepentingan hidup

BAB I PENDAHULUAN. sebagai tempat untuk berkomunikasinya antar anggota keluarga dan juga. sebagai tempat berkumpulnya sebuah keluarga.

BAB I PENDAHULUAN. baik secara individu maupun dalam kehidupan bermasyarakat. Dalam kehidupan seharihari

BAB I PENDAHULUAN. Lembaga keuangan seperti perbankan merupakan instrumen penting. syariah telah memasuki persaingan berskala global,

BAB 1 PENDAHULUAN. mengatur hubungan manusia dan pencipta (hablu min allah) dan hubungan

BAB 1 PENDAHULUAN. dengan menerapkan prionsip syariah semakin berkembang pesat. Pelopor

BAB I PENDAHULUAN. yang kita ketahui sistem perekonomian negara-negara di dunia. Tidak lepas dari

BAB I PENDAHULUAN. kegiatan kontrak kerja dalam kegiatan muamalah Islam, yaitu dilakukan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Bank Syariah pertama kali dilakukan di Pakistan dan Malaysia. Bank ini

BAB I PENDAHULUAN. lalu di Indonesia dengan konsep perbankan, baik yang berbentuk konvensional

BAB I PENDAHULUAN. Pertanian dalam pembukaan Rakernas Asosiasi Petani cengkeh Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. membayar zakat pulalah baru diakui komitmen ke-islaman seseorang. Hal ini

BAB I PENDAHULUAN. Baitul Maal wat Tamwil dan Koperasi Syariah merupakan lembaga

BAB I PENDAHULUAN. dengan tingkat modal yang mencukupi, sehingga untuk menambah modal tersebut

BAB I PENDAHULUAN. yang dimiliki untuk disimpan dengan tujuan untuk mengelola uang tersebut.

BAB I PENDAHULUAN. Departemen Agama RI, 1984), hal Proyek Pengadaan Kitab Suci Al-qur an, Al-Qur an dan Terjemahnya, (Jakarta:

BAB I PENDAHULUAN. mempunyai kemampuan dan kecukupan dalam keuangan, maka masyarakat dapat

BAB I PENDAHULUAN. dan universal yang mengatur semua aspek, baik sosial, ekonomi, dan politik

BAB I PENDAHULUAN. Islam merupakan agama yang memiliki aturan-aturan untuk mengatur

BAB I PENDAHULUAN. 1 Subandi, Ekonomi Koperasi, (Bandung: Alfabeta, 2015), 14

BAB 1 PENDAHULUAN. Perbankan syari ah dalam peristilahan internasional dikenal sebagai Islamic

PENDAHULUAN. orang-orang yang melanggar perintahnya, maka amal perbuatan mereka akan

BAB I PENDAHULUAN. pengelolaan keuangan yang berbasis syari ah sumber-sumber ekonomi. yang tersedia secara terarah dan terpadu serta dimanfaatkan bagi

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan salah satu Negara dengan jumlah penduduk muslim

BAB IV ANALISIS DATA

Musha>rakah di BMT MUDA Kedinding Surabaya

BAB I PENDAHULUAN. beroperasi sesuai dengan nilai-nilai dan Prinsip Ekonomi Islam (Islamic

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah dan Penegasan Judul. menyelenggarakan suatu kehidupan yang penuh kedamaian dan kebahagiaan

BAB I PENDAHULUAN. investasi yang membutuhkan modal yang besar tidak mungkin dipenuhi tanpa bantuan

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PENGALIHAN DANA TABARRU UNTUK MENUTUP KREDIT MACET DI KJKS SARI ANAS SEMOLOWARU SURABAYA

SKRIPSI. Dalam Ilmu Syari ah

BAB I PENDAHULUAN. keuangan syariah non bank yang banyak ditemui di masyarakat. BMT dalam

BAB I PENDAHULUAN. mempercepat kemajuan ekonomi masyarakat. yang diharamkan, proyek yang menimbulkan kemudharatan bagi

BAB I PENDAHULUAN. Artinya: Dan Allah telah menghalalkan jual beli dan mengharamkan riba. (QS. Al- Baqarah : 275).

BAB I PENDAHULUAN. Setelah berdirinya Bank Muamalah Indonesia (BMI) timbul peluang. untuk mendirikan bank-bank lain yang memiliki prinsip syariah.

BAB I PENDAHULUAN. Sebagai Lembaga keuangan Mikro Syariah BMT mempunyai dua sisi. membawa misi sosial pada masyarakat, keberadaan BMT ditengah-tengah

BAB I PENDAHULUAN. hal Ahmad Hasan Ridwan, Manajemen Baitul Mal Wa Tamwil, Bandung: Pustaka Setia, 2013,

BAB I PENDAHULUAN. Tidak ada sumber lain untuk menciptakan berbagai teori, termasuk prinsip-prinsip

BAB I PENDAHULUAN. adalah agama fitrah (suci), yang sesuai dengan sifat dasar manusia ( human

BAB I PENDAHULUAN. Jadi wajar jika terjadinya sesuatu di masa datang hanya dapat direkayasa semata.

BAB I PENDAHULUAN. alat analisis. Hal ini disebabkan karena di masa datang penuh dengan

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PELAKSANAAN TABUNGAN PAKET LEBARAN DI KJKS BMT-UGT SIDOGIRI CABANG SURABAYA

BAB IX MUZARA AH. Bagian Pertama Rukun dan Syarat Muzara ah

BAB I PENDAHULUAN. tabungan dan pembiayaan, Bank Syariah, Baitul Mal wat Tamwil (BMT),

BAB I PENDAHULUAN. pengoperasiannya disesuaikan dengan prinsip-prinsip syariat Islam. Berdasarkan

BAB I PENDAHULUAN. islam memiliki kekuatan hukum, peraturan, perundang-undangan, dan tata

BAB I PENDAHULUAN. 2004, hlm Muhammad Ridwan, Manajemen Baitul Maal Watamwil (BMT), UII Pres Yogyakarta,

BAB 1 PENDAHULUAN. perhatian yang cukup serius dari masyarakat. Hal ini dibuktikan dengan semakin

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Analisis Pelaksanaan Pembiayaan Mudharabah di Baitul maal wat. 1. Prosedur Pembiayaan di BMT Surya Parama Arta

PENDAHULUAN. 7% dari total UMKM berhasil meningkatkan statusnya, baik dari mikro menjadi

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PRAKTIK HUTANG PIUTANG DALAM TRADISI DEKEKAN DI DESA DURUNGBEDUG KECAMATAN CANDI KABUPATEN SIDOARJO

BAB I PENDAHULUAN. pentingnya akuntansi dalam pengelolaan keuangan usaha. Mereka hanya

BAB I PENDAHULUAN. keuangan syariah, Baitul Maal wat Tamwil sangat dibutuhkan oleh para

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini bersifat lapangan (field research), yaitu dengan meneliti

BAB I PENDAHULUAN. dan Menengah Republik Indonesia Nomor 91/Kep/IV/KUKM/IX/2004. tentang Petunjuk Pelaksanaan Kegiatan Usaha Koperasi Jasa Keuangan

BAB I PENDAHULUAN. Sedangkan alat pemuas untuk memenuhi kebutuhan manusia terbatas adanya,

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Agama Islam sebagai ajaran rahmatan lil alamin, pada dasarnya membuka peluang kepada siapapun untuk mengembangkan usaha di bidang perekonomian, hal ini karena agama Islam menghendaki penganutnya untuk selalu maju dan berkembang, tidak hidup di dalam kemiskinan, tidak punya jaminan hidup dan lenyapnya rasa saling tolong antara satu dengan yang lainnya karena hal itu merupaka sesuatu yang tidak dikehendaki dalam Islam. Berdasarkan firman Allah swt: Artinya: dan tolong-menolonglah kamu dalam (mengerjakan) kebajikan dan takwa, dan jangan tolong-menolong dalam berbuat dosa dan pelanggaran. dan bertakwalah kamu kepada Allah, Sesungguhnya Allah Amat berat siksa-nya (QS. Al-Maidah: 2). 1 h. 107 1 Departemen Agama, Al-Quran Dan Terjemahnya, (Bandung: PT. Mizan Pustaka, 2010), 1

2 Setiap manusia semenjak berada dimuka bumi merasa perlu akan bantuan orang lain dan tidak sanggup berdiri sendiri untuk memenuhi hajat hidupnya yang kian hari makin bertambah, agar manusia dapat melepaskan dirinya dari kesempitan dan dapat memenuhi hajat hidupnya tanpa melanggar atau merusak kehormatan, maka Allah swt menunjukkan kepada manusia jalan bermu amalat. Disisi lain, Islam juga memberikan bantuan dalam rangka merealisasikan norma-norma hukum muamalat. Pertimbangannya adalah untuk mendatangkan kemaslahatan atau kemanfaatan dan memelihara keadilan, menghindari unsur penganiayaan dan unsur pengambilan kesempatan dalam kesempitan. Salah satu bentuk dari muamalat tersebut adalah sistem bagi hasil (kerjasama antara pemilik kebun karet dan penggarap), karena dilandaskan pada kerjasama yang baik dan saling tolong menolong. Pada masa kekhalifahan, sifat dari sistem bagi hasil mirip dengan sistem kerjasama yaitu pemilik tanah dan petani ibarat 2 orang yang berpasangan tidak terdapat pelanggaran hak-hak berbagai pihak, tidak juga timbul rasa takut akan penindasan atau perbuatan yang melampaui batas yang dilakukan oleh pemilik tanah tersebut terhadap mitra karena keduanya terikat dalam perjanjian pengolahan. 2 Demikian halnya kerja sama antara pemilik kebun karet dan penggarap dengan memakai akad bagi hasil yang dilakukan oleh warga 2 Afzalurrahman, Doktrin Ekonomi Islam, penerjemah: Soeroyo dan Nastangih, edisi lisensi (Yogyakarta: Dana Bhakti Wakaf, 1995), hal. 265

3 Desa Anjir Mambulau Tengah Kecamatan Kapuas Timur Kabupaten Kapuas. Bentuk kerja sama ini disyariatkan agar sesama manusia saling tolong menolong dengan adanya keuntungan bersama dan tidak saling merugikan antara satu dengan yang lainnya. Dalam melaksanakan suatu pekerjaan, pekerja berhak mendapat imbalan atau upah dengan usaha jerih payahnya. Oleh karena itu, dalam praktek pelaksanaan perjanjian bagi hasil harus dipekerjakan berdasarkan ketentuan-ketentuan yang sudah digariskan dalam Islam. Suatu ciri khusus bagi hasil adalah adanya pihak yang hanya memiliki kebun karet dan adanya pihak yang hanya menggarap kebun karet tersebut. Berdasarkan observasi awal yang dilakukan oleh peneliti, untuk melaksanakan bagi hasil, pemilik kebun karet dan penggarap melakukan perjanjian terlebih dahulu dan dalam perjanjian tersebut ditentukan kapan akan dimulai menggarap persentase pembagian hasilnya. Setelah terjadi kesepakatan mulailah penggarap melakukan tugasnya yaitu dari menggarap kebun karet sampai kebun karet itu panen, pembagian hasil yang selama ini berlaku di Desa Anjir Mambulau Tengah Kecamatan Kapuas Timur Kabupaten Kapuas yang paling banyak dirugikan adalah pemilik kebun dan pembagiannya tidak rata antara pemilik dan penggarap. Perjanjian bagi hasil yang dilakukan oleh pemilik kebun karet dan penggarap hanya secara lisan saja, sehingga kadang-kadang terjadi perselisihan terutama pada waktu melakukan bagi hasil. Perselisihan tersebut terjadi karena salah satu pihak (baik pemilik ataupun penggarap)

4 mengingkari perjanjian yang telah disepakati, misalnya pemilik meminta bagian untuknya melebihi persentase yang telah ditujukan, jika sudah terjadi perselisihan-perselisihan seperti itu, maka pihak yang dirugikan tidak dapat menunjukkan bukti-bukti perjanjian yang telah ditentukan dan disepakati bersama karena perjanjian tersebut hanya dilakukan secara lisan. Pembagian hasil yang biasanya dilakukan oleh pemilik kebun karet dan penggarap sudah sejak lama dipraktekkan dan tentunya ada keuntungan dan kerugian, baik bagi salah satu pihak maupun bagi kedua belah pihak. Dari berbagai permasalahan tersebut, penulis tertarik untuk meneliti lebih mendalam bagaimana sebenarnya bagi hasil kebun karet yang dilakukan oleh masyarakat Desa Anjir. Dari penjajakan awal lapangan yang diperoleh, kemudian penulis tuangkan dalam sebuah karya tulis ilmiah dalam bentuk skripsi dengan mengangkat judul: Mekanisme Bagi Hasil Terhadap Pengerjaan Kebun Karet Di Desa Anjir Mambulau Tengah Kecamatan Kapuas Timur Kabupaten Kapuas. B. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang masalah tersebut, maka yang menjadi rumusan masalah dalam penelitian ini adalah: 1. Bagaimana Mekanisme Bagi Hasil Terhadap Pengerjaan Kebun Karet Di Desa Anjir Mambulau Tengah Kecamatan Kapuas Timur Kabupaten Kapuas?

5 2. Bagaimana Tinjauan Hukum Ekonomi Syariah Terhadap Pengerjaan Bagi Hasil Kebun Karet Di Desa Anjir Mambulau Tengah Kecamatan Kapuas Timur Kabupaten Kapuas? C. Tujuan Penelitian Sesuai dengan rumusan masalah, maka yang menjadi tujuan penelitian ini adalah: 1. Untuk Mengetahui Mekanisme Bagi Hasil Terhadap Pengerjaan Kebun Karet Di Desa Anjir Mambulau Tengah Kecamatan Kapuas Timur Kabupaten Kapuas. 2. Untuk Mengetahui Bagaimana Tinjauan Hukum Ekonomi Syariah Terhadap Pengerjaan Bagi Hasil Kebun Karet Di Desa Anjir Mambulau Tengah Kecamatan Kapuas Timur Kabupaten Kapuas. D. Signifikasi Penelitian Hasil penelitian ini diharapkan berguna sebagai: 1. Bahan informasi untuk pengembangan ilmu pengetahuan khususnya dibidang Ekonomi Islam. 2. Sumbangan pemikiran dalam rangka memperkaya khazanah perpustakaan IAIN Antasari Banjarmasin.

6 3. Bahan informasi bagi yang berminat untuk mengadakan penelitian lebih jauh mengenai kajian yang serupa. E. Defenisi Operasional Untuk menghindari penafsiran yang berbeda dan dikhawatirkan keluar dari tujuan yang sebenarnya, maka penulis merasa perlu untuk memberikan batasan terhadap permasalahan yang akan dibahas yaitu : 1. Mekanisme adalah cara kerja suatu organisasi atau perkumpulan. 3 Maksud mekanisme dalam permasalahan ini adalah cara kerja bagi hasil kebun karet di Desa Anjir Mambulau Tengah Kecamatan Kapuas Timur Kabupaten Kapuas. 2. Bagi Hasil (Mudharabah) adalah suatu akad kerjasama untuk suatu usaha antara dua belah pihak, dimana pihak yang pertama menyediakan seluruh modalnya dan pihak kedua menjadi pengelolanya. 4 F. Kajian Pustaka Berdasarkan penelaahan terhadap beberapa penelitian terdahulu yang penulis lakukan, berkaitan dengan masalah usaha, maka telah ditemukan penelitian-penelitian sebelumnya yang juga mengkaji tentang persoalan usaha. Namun demikian, ditemukan substansi yang berbeda 3 Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta : Balai Pustaka, 1999), h. 642 4 Muhammad Syafi I Antonio, Bank Syariah: Dari Teori Ke Praktek, (Jakarta: Gema Insani Press, 2001), hal. 95

7 dengan persoalan yang penulis angkat, penelitian yang dimaksud diantaranya: Analisis Pembiayaan Mudharabah Untuk Nasabah Kelompok Usaha Bersama (Studi Pada KJS-BMT Tapin Tengah Sejahtera Unit 064), yang diteliti oleh NOOR HAPISAH (NIM 0501156848), penelitian ini meneliti tentang pelaksanaan pembiayaan mudharabah pada Koperasi Jasa Keuangan Syariah Baitul Maal Wat Tamwil (KJS BMT) KUBE Tapin Tengah Sejahtera Unit 064. Penelitian ini merupakan penelitian lapangan (field research) yang bersifat deskriptif dengan pendekatan kualitatif, untuk mengumpulkan data di pergunakan teknik observasi, wawancara kemudian di analisis secara kualitatif. Sedangkan pengolahan data dilakukan dengan cara editing, kategorisasi dan matrikasi. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan bagaimana cara bentuk pembiayaan mudharabah pada (KJS BMT) KUBE Tapin Tengah Sejahtera Unit 064 dan alas an pembiayaan mudharabah dipilih sebagai pemberian modal usaha kepada anggota Kelompok Usaha Bersama. Subjek dalam penelitian ini adalah para pengelola dan anggota (KJKS) BMT KUBE Tapin Tengah Sejahtera Unit 064, sedangkan objek penelitian ini yaitu pembiayaan mudharabah pada (KJKS) BMT KUBE Tapin Tengah Sejahtera Unit 064, serta dampaknya terhadap anggota KUBE yang memperoleh pembiayaan mudharabah. Pembagian Hasil Tanaman Padi Pada Lahan Muzara ah yang diteliti oleh SAMLAH (NIM 0201145099), permasalahan yang diteliti

8 meliputi gambaran tentang pembagian hasil, faktor dari hasil, akibat yang ditimbulkan dari pembagian hasil serta tinjaun hukum Islam terhadap pembagian hasil. Penelitian ini menggambarkan tentang faktor penggarap yang meminta pembagian karena penggarap mempunyai hubungan keluarga dan tetangga dekat serta untuk memenuhi kebutuhan hidup. Akibat yang ditimbulkan dari pembagian hasil tanaman padi yang membuat hubungan antara penggarap dan pemilik tanah tidak harmonis lagi, hubungan tetangga agak renggang dan kurangnya jalinan keakrapan sesama keluarga. Menurut tinjauan hukum Islam terhadap kerjasama Muzara ah yang dilakukan masyarakat di Desa Patih Selera Kecamatan Belawang, mengenai kerjasama tersebut asal mula perjanjiannya menurut hukum adalah tidak sah atau rusak, merubah perjanjian awal oleh karena adanya hubungan keluarga. Subjek penelitian ini adalah pemilik dan penggarap yang melakukan kerjasama muzara ah dan objek penelitian ini adalah pembagian hasil tanaman dalam kasus Desa Patih Selera Kecamatan Belawang. Sumber data yang digunakan adalah dengan teknik wawancara, kemudian diolah dan dianalisis secara kualitatif dengan mengacu pada landasan teoritis. Oleh karenanya antara skripsi-skripsi terdahulu dengan yang penulis angkat ini jelas berbeda sekali baik dari segi subjek dan objeknya, judul, isi dan kesimpulannya, dimana yang penulis angkat disini yaitu tentang permasalahan mekanisme bagi hasil terhadap pengerjaan kebun karet di

9 Desa Anjir Mambulau Tengah Kecamatan Kapuas Timur Kabupaten Kapuas dan Bagaimana tinjauan hukum ekonomi syariah terhadap pengerjaan bagi hasil kebun karet di Desa Anjir Mambulau Tengah Kecamatan Kapuas Timur Kabupaten Kapuas. Sehingga tidak ada kesamaan, serta sepengetahuan penulis belum pernah ada yang meneliti tentang permasalahan mekanisme bagi hasil terhadap pengerjaan kebun karet di Desa Anjir Mambulau Tengah Kecamatan Kapuas Timur Kabupaten Kapuas. G. Sistematika Penulisan Sistematika penulisan dalam penelitian ini terbagi menjadi lima bab yang merupakan kesatuan alur pemikiran dan menggambarkan proses penelitian, adalah sebagai berikut : Bab I. Bagian dari pendahuluan pertama-tama menggambarkan latar belakang masalah yang menguraikan dari permasalahan yang ditemukan penulis di lapangan, setelah itu persoalan yang ada dilatar belakang masalah tersebut dijadikan sebagai rumusan masalah dengan pertanyaan penelitian untuk mempertajam masalah-masalah yang dipecahkan. tujuan penelitian untuk suatu informasi yang ingin diperoleh untuk menjawab rumusan masalah. Bab ini juga mengemukakan definisi operasional untuk membatasi istilah-istilah dalam penelitian yang bermakna umum, serta adanya signifikansi penelitian yakni yang berkaitan dengan tujuan penelitian, dan sistematika penulisan yang akan mengatur jalur penelitian sehingga terarah.

10 Bab II. Landasan teori, yaitu suatu teori atau metode yang peneliti piliih untuk memecahkan masalah, yang berisikan tentang konsep bagi hasil dalam Islam yang akan dijadikan penulis sebagai tolak ukur dari penyajian data yang ditemukan dalam hasil penelitian dan sebagai pedoman dalam penganalisaan data. Bab III. Metode Penelitian untuk mempermudah dalam melakukan penelitian maka perlu dibuat jenis, sifat dan lokasi penelitian agar tepat sasaran apa yang ingin dicapai maka perlu adanya subjek dan objek penelitian data dan sumber data sangat diperlukan dalam penelitian ini agar hasil dari penelitian ini menjadi jelas dan valid. Dalam mengumpulkan data menggunakan teknik wawancara dan observasi agar data terkumpul dengan akurat dan efektif, maka dibuatlah teknik pengolahan data dan analisis data, kemudian dalam penelitian ini ada tahapan-tahapan yang dilakukan dalam prosedur penelitian. Bab IV. Penyajian data dalam bentuk gambaran mekanisme Bagi Hasil Terhadap Pengerjaan Kebun Karet Di Desa Anjir Mambulau Tengah Kecamatan Kapuas Timur Kabupaten Kapuas dan tinjauan hukum Islam mengenai pelaksanaan bagi hasil kebun karet tersebut. Bab V. Penutup, terdiri dari kesimpulan dan saran yang merupakan bagian terakhir dalam penelitian ini yang memuat tentang hal-hal yang dihasilkan dan diperoleh dalam penelitian secara singkat dan jelas.