Kata kunci : Pola konsumsi ikan, oily fish, non oily fish, kadar kolesterol

dokumen-dokumen yang mirip
PUBLIKASI KARYA ILMIAH HUBUNGAN POLA KONSUMSI IKAN TERHADAP KADAR KOLESTEROL PADA LANSIA DI POSYANDU AISYIYAH CABANG SOLO UTARA RANTING BANYUANYAR

BAB I PENDAHULUAN. Lanjut usia (lansia) memiliki berbagai perubahan fungsi organ, salah

BAB I PENDAHULUAN. Penyakit Jantung Koroner (PJK) merupakan penyakit yang menyerang

BAB I PENDAHULUAN. Serat dibutuhkan untuk mendukung tingkat kesehatan yang optimal. Serat merupakan komponen makanan yang penting terutama untuk

BAB I PENDAHULUAN. suatu kondisi dimana manusia akan kehilangan daya imunitasnya

NASKAH PUBLIKASI. Skripsi ini Disusun untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Ijazah S1 Ilmu Gizi. Disusun Oleh:

Hubungan Asupan Lemak dan Asupan Kolesterol dengan Kadar Kolesterol Total pada Penderita Jantung Koroner Rawat Jalan di RSUD Tugurejo Semarang

2 Penyakit asam urat diperkirakan terjadi pada 840 orang dari setiap orang. Prevalensi penyakit asam urat di Indonesia terjadi pada usia di ba

BAB 1 : PENDAHULUAN. merupakan salah satu faktor resiko mayor penyakit jantung koroner (PJK). (1) Saat ini PJK

BAB I PENDAHULUAN I.I LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN. infeksi dan kekurangan gizi telah menurun, tetapi sebaliknya penyakit degeneratif

HUBUNGAN ASUPAN ASAM LEMAK JENUH DAN TAK JENUH DENGAN KADAR KOLESTEROL HDL PADA PASIEN PENYAKIT JANTUNG KORONER DI RSUD DR. MOEWARDI NASKAH PUBLIKASI

BAB I PENDAHULUAN. salah satu tanda gangguan metabolisme lipid (dislipidemia). Konsekuensi

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penduduk Indonesia pada tahun 2012 mencapai 237,64 juta jiwa. Hal ini

BAB I PENDAHULUAN. kemasan merupakan hal yang penting dan diperlukan oleh konsumen, terutama bagi konsumen dengan kondisi medis tertentu yang

BAB I PENDAHULUAN. terjadinya penyempitan, penyumbatan, atau kelainan pembuluh nadi

ASUPAN ENERGI, ASAM LEMAK TAK JENUH GANDA, KOLESTEROL DAN IMT DENGAN KADAR KOLESTEROL DARAH PADA PASIEN JANTUNG KORONER RAWAT JALAN

PREVALENSI DAN FAKTOR RISIKO PENYAKIT JANTUNG KORONER PADA PENDERITA DIABETES MELITUS TIPE 2 DI RUMAH SAKIT IMMANUEL BANDUNG PERIODE JANUARI DESEMBER

BAB I PENDAHULUAN. Peningkatan usia harapan hidup dan penurunan angka fertilitas. mengakibatkan populasi penduduk lanjut usia meningkat.

THE RELATION OF OBESITY WITH LDL AND HDL LEVEL AT PRECLINIC STUDENT OF MEDICAL FACULTY LAMPUNG UNIVERSITY 2013

A.A Sagung Ika Nuriska 1, Made Ratna Saraswati 2

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

ABSTRAK. PENGARUH PEMBERIAN EKSTRAK DAUN JATI BELANDA (Guazuma ulmifolia Lamk) TERHADAP PENURUNAN KADAR KOLESTEROL TOTAL

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. bagian tenggara. RSUD Dr. Moewardi memiliki beberapa program

BAB 3 KERANGKA KONSEP DAN DEFINISI OPERASIONAL

BAB I PENDAHULUAN. utama kematian di negara dengan pendapatan rendah dan menengah

BAB IV METODE PENELITIAN. Bidang Ilmu Kedokteran khususnya Ilmu Penyakit Dalam. Semarang Jawa Tengah. Data diambil dari hasil rekam medik dan waktu

I. PENDAHULUAN. sekaligus sebagai upaya memelihara kesehatan dan kebugaran. Latihan

BAB I PENDAHULUAN. penyebab kematian di dunia termasuk di negara berkembang seperti

BAB I PENDAHULUAN. kardiovaskular yang diakibatkan karena penyempitan pembuluh darah

BAB 1 PENDAHULUAN. kematian berasal dari PTM dengan perbandingan satu dari dua orang. dewasa mempunyai satu jenis PTM, sedangkan di Indonesia PTM

ABSTRAK GAMBARAN PROFIL LIPID PADA PENDERITA DIABETES MELITUS TIPE 2 YANG DIRAWAT DI RS IMMANUEL BANDUNG PERIODE JANUARI - DESEMBER 2005

PENYAKIT JANTUNG KORONER (PJK) RAWAT JALAN DI RSUD Dr. MOEWARDI SURAKARTA NASKAH PUBLIKASI

DAFTAR ISI Halaman SAMPUL DALAM... i LEMBAR PENGESAHAN... ii PENETAPAN PANITIA PENGUJI... iii KATA PENGANTAR... iv PERNYATAAN KEASLIAN KARYA TULIS

Nesti Rahmawati 1, Setyaningrum Rahmawaty 2, Elida Soviana 3

BAB I PENDAHULUAN. yang mendadak dapat mengakibatkan kematian, kecacatan fisik dan mental

dan rendah serat yang menyebabkan pola makan yang tidak seimbang.

: Food Intake, Physical Activity, Hormonal Contraceptive, Fishermen, Adult Women PENDAHULUAN

HUBUNGAN ASUPAN ASAM LEMAK JENUH, TAK JENUH DAN KEBIASAAN MEROKOK DENGAN KADAR KOLESTEROL HDL PADA PASIEN PENYAKIT JANTUNG KORONER DI RSUD DR

BAB I PENDAHULUAN. dan mempertahankan kesehatan dan daya tahan jantung, paru-paru, otot dan sendi.

HUBUNGAN KONSUMSI KOPI DAN HIPERTENSI PADA LANJUT USIA SKRIPSI. Untuk Memenuhi Persyaratan. Memperoleh Gelar Sarjana Kedokteran

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah observasional dengan pendekatan Cross-

HUBUNGAN ASUPAN ZAT GIZI MAKRO DAN PROFIL LIPID DENGAN KEJADIAN PENYAKIT JANTUNG KORONER PADA PASIEN LANSIA DI RUMAH SAKIT ISLAM JEMURSARI SURABAYA

HUBUNGAN DUKUNGAN KELUARGA DALAM PEMENUHAN NUTRISI DENGAN TEKANAN DARAH LANSIA DI MANCINGAN XI PARANGTRITIS KRETEK BANTUL YOGYAKARTA NASKAH PUBLIKASI

HUBUNGAN FAKTOR KONSUMSI MAKANAN DENGAN KEJADIAN HIPERTENSI PADA LANSIA DI PUSKESMAS PATTINGALLOANG

BAB I PENDAHULUAN. epidemiologi di Indonesia. Kecendrungan peningkatan kasus penyakit

BAB I PENDAHULUAN. menurun sedikit pada kelompok umur 75 tahun (Riskesdas, 2013). Menurut

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

ABSTRAK PERBANDINGAN KADAR LDL, HDL, DAN RASIO LDL/HDL PADA DEWASA MUDA YANG BEROLAHRAGA TIPE AEROBIK CUKUP DAN TIDAK CUKUP

HUBUNGAN ASUPAN MAGNESIUM DENGAN KADAR HEMOGLOBIN PADA REMAJA PUTRI PENDERITA ANEMIA DI SUKOHARJO SKRIPSI. Untuk Memenuhi Persyaratan

BAB 1 PENDAHULUAN. Masalah kesehatan merupakan masalah yang ada di setiap negara, baik di

B A B I P E N D A H U L U A N

BAB I PENDAHULUAN. 1 Universitas Esa Unggul

Kata kunci: Hipertensi, Aktivitas Fisik, Indeks Massa Tubuh, Konsumsi Minuman Beralkohol

BAB I PENDAHULUAN orang dari 1 juta penduduk menderita PJK. 2 Hal ini diperkuat oleh hasil

HUBUNGAN ANTARA KONSUMSI KARBOHIDRAT DAN KOLESTEROL TERHADAP KADAR GLUKOSA DARAH PADA PENDERITA DIABETES

BAB I PENDAHULUAN. meningkat. Peningkatan asupan lemak sebagian besar berasal dari tingginya

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pembangunan nasional di berbagai bidang telah memperbaiki kualitas

BAB I PENDAHULUAN. dalam darah dengan bantuan lipoprotein juga merupakan hasil konvert kelebihan

PUBLIKASI KARYA ILMIAH

ABSTRACT ABSTRAK RIWAYAT PENYAKIT KELUARGA DENGAN KEJADIAN DIABETES MELLITUS

KADAR KOLESTEROL TOTAL PADA USIA TAHUN. E_mail:

PUBLIKASI ILMIAH. Karya Tulis Ilmiah ini Disusun untuk memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Ijazah Diploma III Gizi

BAB 1 PENDAHULUAN. penyakit arteri koroner (CAD = coronary arteridesease) masih merupakan

BAB I PENDAHULUAN. penyakit degeneratif akan meningkat. Penyakit degeneratif yang sering

BAB I PENDAHULUAN. suatu periode dimana seseorang telah beranjak jauh dari periode terdahulu yang

BAB 1 PENDAHULUAN. Indonesia. Dewasa ini perilaku pengendalian PJK belum dapat dilakukan secara

BAB I PENDAHULUAN. penyempitan pembuluh darah, penyumbatan atau kelainan pembuluh

SKRIPSI. Oleh : RINI J Disusun sebagai salah satu syarat untuk memperoleh. ijazah S1 Ilmu Gizi

BAB I PENDAHULUAN. commit to user

BAB I PENDAHULUAN. sebagai suatu studi telah menunjukkan bahwa obesitas merupakan faktor

BAB 1 : PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Status kesehatan masyarakat ditunjukkan oleh angka kesakitan, angka

BAB I PENDAHULUAN. 7%, sehingga Indonesia mulai masuk dalam kelompok negara berstruktur

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian observasional analitik dan dengan pendekatan cross sectional. Sakit Umum Daerah Dr.Moewardi Kota Surakarta.

PENDAHULUAN. psikologis, dan perubahan kondisi sosial. 2 Kondisi ini membuat kebutuhan asupan gizi lansia perlu diperhatikan untuk mencegah risiko

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

AYU CANDRA RAHMAWATI J

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. mementingkan defisit neurologis yang terjadi sehingga batasan stroke adalah. untuk pasien dan keluarganya (Adibhatla et al., 2008).

BAB I PENDAHULUAN. peningkatan Usia Harapan Hidup penduduk dunia dan semakin meningkatnya

HUBUNGAN ASUPAN SERAT DAN VITAMIN E DENGAN KADAR KOLESTEROL TOTAL PADA PENDERITA PENYAKIT JANTUNG KORONERRAWAT JALAN DI RSUD Dr.

BAB 1 PENDAHULUAN. produksi glukosa (1). Terdapat dua kategori utama DM yaitu DM. tipe 1 (DMT1) dan DM tipe 2 (DMT2). DMT1 dulunya disebut

BAB 1 PENDAHULUAN. disebabkan oleh PTM terjadi sebelum usia 60 tahun, dan 90% dari kematian sebelum

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Tabel 6. Distribusi subjek penelitian berdasarkan jenis kelamin

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

HUBUNGAN HIPERTENSI DENGAN KEJADIAN STROKE PADA PASIEN RAWAT JALAN POLIKLINIK PENYAKIT SYARAF RSUD

HUBUNGAN OLAHRAGA TERHADAP TEKANAN DARAH PENDERITA HIPERTENSI RAWAT JALAN DI RUMAH SAKIT PKU MUHAMMADIYAH SURAKARTA NASKAH PUBLIKASI

BAB I PENDAHULUAN. mendapatkan darah dan oksigen sesuai kebutuhan. 1 PJK masih menjadi

PENGARUH SENAM AEROBIK INTENSITAS SEDANG TERHADAP KADAR KOLESTEROL PADA WANITA USIA PRODUKTIF

BAB I PENDAHULUAN. ini, penyakit ini banyak berhubungan dengan penyakit-penyakit kronis di dunia

BAB 1 PENDAHULUAN. koroner. Kelebihan tersebut bereaksi dengan zat-zat lain dan mengendap di

HUBUNGAN KEBIASAAN MEROKOK DAN OLAHRAGA DENGAN KADAR KOLESTEROL TOTAL PADA POLISI LALU LINTAS

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Gambaran Tempat Penelitian dan Subyek Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. Berdasarkan Survei Kesehatan Rumah Tangga pada 1972, di Indonesia

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. kolesterol yang meningkat dapat memfasilitasi proses penyempitan pembuluh. terjadinya penyakit jantung dan stroke (Davey, 2006).

BAB I PENDAHULUAN. Sebanyak 90% penderita diabetes di seluruh dunia merupakan penderita

BAB I PENDAHULUAN. di negara maju maupun negara-negara berkembang, termasuk Indonesia. Data

Transkripsi:

HUBUNGAN POLA KONSUMSI IKAN TERHADAP KADAR KOLESTEROL PADA LANSIA DI POSYANDU AISYIYAH CABANG SOLO UTARA RANTING BANYUANYAR Aurulia Banuar Anggarianti 1, Setyaningrum Rahmawaty 2, Elida Soviana 3 1 RSI Jemursari Surabaya. Jl. Jemursari 51-57 Surabaya Email : 1 auruliab@gmail.com 2,3 Program Studi Ilmu Gizi FIK UMS. Jl. A. Yani Tromol Pos I Pabelan Surakarta. Email: 2 Setyaningrum.Rahmawaty@ums.ac.id, 3.elida.soviana@ums.ac.id ABSTRAK Ikan merupakan salah satu bahan makanan yang memiliki manfaat sangat berguna, diantaranya dapat menurunkan kadar kolesterol, menurunkan tekanan darah serta memperkecil risiko serangan jantung pada lansia. Mengetahui hubungan pola konsumsi ikan (jenis, jumlah dan frekuensi) terhadap kadar kolesterol pada lansia di Posyandu Aisyiyah Cabang Solo Utara. Penelitian ini menggunakan metode cross sectional dengan melibatkan 42 lansia yang berusia 46-75 tahun, pengambilan sampel menggunakan teknik consecutive sampling. Penelitian ini dilakukan di Posyandu Lansia Aisyiyah Cabang Solo Utara Ranting Banyuanyar. Data pola konsumsi ikan yang terdiri dari jenis, jumlah dan frekuensi konsumsi ikan didapatkan dengan menggunakan semi quantitative food frequency questionnaire dan kadar kolesterol darah lansia didapatkan dengan cara mengambil sampel darah kapiler menggunakan metode electrode-based biosensor. Duapuluh dua (64,7%) responden mengkonsumsi non oily fish, 23 (67,6%) responden memiliki jumlah konsumsi ikan kurang, 29 (85,3%) responden memiliki frekuensi konsumsi ikan baik dan 19 (55,9%) responden memiliki kadar kolesterol tinggi. Hasil uji korelasi menunjukkan tidak terdapat hubungan jenis konsumsi ikan dengan kadar kolesterol yang memiliki nilai p = 1,00; jumlah konsumsi ikan terhadap kadar kolesterol memiliki nilai p = 0,060 sedangkan untuk frekuensi konsumsi ikan memiliki nilai p =0,201. Konsumsi oily fish dapat menurunkan kadar kolesterol darah walaupun secara statistik tidak terdapat hubungan antara pola konsumsi ikan terhadap kadar kolesterol. Kata kunci : Pola konsumsi ikan, oily fish, non oily fish, kadar kolesterol ABSTRACT Fish is high in omega-3 fatty acids, research has shown that omega-3 fatty acids in fish degrade cholesterol plasma, degrade blood pressure and prevent coronary heart disease in elderly. The present study aimed to assess the relationship between the consumption of fish including type, number, and frequency with cholesterol levels in elderly at Posyandu Aisyiyah Cabang Solo Utara Ranting Banyuanyar. A cross 53

sectional study was conducted in a consecutive sampling of 42 elderly aged 46-75 years in Posyandu Aisyiyah Cabang Solo Utara Ranting Banyuanyar. An average of semi quantitative food frequency questionnaire to obtain consumption of fish. Plasma cholesterol was taken using electrode-based biosensor method. Twenty two (64,7%) participants was consumption non oily fish, 23 (67,6%) participants had low average of fish consumption (<14,29 gr/day), 29 (85,3%) participants had high frequency of fish consumption ( 4 twice/month) and 19 (55,9%) participants had high plasma cholesterol. There is no relationship between fish type with plasma cholesterol (p=1,00), no relationship between number of fish consumption with plasma cholesterol (p=0,060) as well as frequency fish consumption with plasma cholesterol (p=0,201). Oily fish consumption may increase plasma cholesterol although statistical test not showing significant correlation between fish consumption with plasma cholesterol. Keywords : Fish Consumption, oily fish, non oily fish, total cholesterol level PENDAHULUAN Lanjut usia (lansia) memiliki berbagai perubahan fungsi organ, salah satunya yaitu terjadi penurunan elastisitas pada pembuluh darah, yang diakibatkan oleh pengendapan bahan-bahan yang bersifat ateroskerotik diantaranya adalah kolesterol (Almatsier, 2011). Hiperkolesterolemia pada masyarakat perkotaan perlu mendapatkan perhatian khusus, sebab prevalensi hiperkolesterolemia yang terjadi pada wilayah perkotaan sebesar 39,5%. Angka tersebut tergolong tinggi dibandingkan dengan prevalensi hiperkolesterolemia pada wilayah pedesaan sebesar 32,1% (Riskesdas, 2013). Ikan merupakan salah satu bahan makanan yang memiliki manfaat yang sangat berguna. Manfaat yang dimiliki dengan mengkonsumsi ikan diantaranya menurunkan kadar kolesterol dan tekanan darah serta memperkecil risiko serangan jantung. Ikan memiliki kandungan lemak yaitu asam lemak omega-3 dan omega-6 yang tinggi (Kaplan, 1994). Asam lemak omega-3 dapat menurunkan kadar kolesterol dengan cara meningkatkan konsentrasi High Density Lipoprotein (HDL) dan meningkatkan diameter partikel HDL. Konsentrasi HDL yang meningkat di dalam darah akan mempermudah kolesterol untuk dapat diedarkan kembali ke hati untuk di metabolisme kembali. Asam lemak omega-3 mengurangi proinflamasi sitokin yang berperan sebagai mediator dan pengatur imunitas, inflamasi dan hematopoesis dari sel yang terlibat dalam terjadinya aterosklerosis (Bowman et al, 2006). Survei pendahuluan yang dilakukan pada bulan Mei 2015 di Dinas Kesehatan Kota Surakarta didapatkan data cakupan pelayanan kesehatan pada lansia di wilayah Solo Utara tahun 2012 sebesar 51,975%, tahun 2013 sebesar 67,48% dan tahun 2014 sebesar 60,295% sedangkan di wilayah Solo Selatan pada tahun 2012 sebesar 55,6%, tahun 2013 sebesar 81,45% dan tahun 2014 sebesar 61,373%. Angka ini menggambarkan cakupan pelayanan kesehatan lansia di Solo Utara selama 3 tahun terakhir lebih rendah dibandingkan dengan Solo Selatan. Survei pendahuluan dilakukan di Puskemas Banjarsari dan Puskesmas 54

Gambirsari, puskesmas ini merupakan puskesmas yang berada di wilayah Aisyiyah cabang Solo Utara. Berdasarkan hasil survei pendahuluan tersebut didapatkan data jumlah lansia yang mengalami hiperkolesterolemia dalam sebulan memiliki rata-rata sebesar 77,27%. Sedangkan data jumlah non lansia yang mengalami hiperkolesterolemia dalam sebulan memiliki rata-rata sebesar 22,72%. Angka tersebut menggambarkan bahwa lansia yang mengalami hiperkolesterolemia lebih tinggi dibandingkan dengan usia yang belum lansia. Tingkat konsumsi ikan masyarakat kota Solo adalah 3,8 kg ikan selama setahun, hal ini tergolong rendah dibandingkan dengan target tingkat konsumsi ikan Indonesia sebesar 31,64 kg per orang dalam setahun. Kadar kolesterol darah dipengaruhi oleh 2 faktor yaitu faktor endogen yang terdiri dari usia, jenis kelamin, faktor genetik dan faktor eksogen yang terdiri dari obesitas, aktifitas fisik, asupan lemak jenuh, asupan kolesterol, diabetes dan obat (Guyton, 2007). Berdasarkan hal tersebut, maka peneliti ingin mengetahui hubungan pola konsumsi ikan terhadap kadar kolesterol pada lansia di Posyandu Aisyiyah Cabang Solo Utara. METODE PENELITIAN Jenis penelitian ini adalah penelitian observational dengan pendekatan cross sectional, pengambilan data dilakukan pada bulan Agustus 2015, di posyandu lansia Aisyiyah Cabang Solo Utara. Responden Sebanyak 42 lansia terlibat dalam penelitian ini yang diambil dengan teknik consecutive sampling, dimana semua subjek yang memenuhi kriteria pemilihan dimasukkan dalam penelitian sampai jumlah subjek yang diperlukan terpenuhi. Total responden terdiri dari 34 responden yang mengkonsumsi ikan dan 8 responden yang tidak mengkonsumsi ikan. Pola Konsumsi Ikan Pengumpulan data pola konsumsi ikan dalam penelitian ini didapatkan dengan cara wawancara langsung dengan responden menggunakan semi quantitative food frequency questionnaire selama satu tahun terakhir yang terdiri dari jumlah ikan yang dikonsumsi, frekuensi makan ikan dan jenis ikan yang dikonsumsi. Kadar Kolesterol Kadar Kolesterol didapatkan dengan cara mengambil sampel darah kapiler pasien 1-2 hari setelah dilakukan wawancara. Menggunakan alat easy touch dengan metode electrode-based biosensor. Analisis Data Analisis data disajikan dalam tabel distribusi dan variabel yang diteliti meliputi pola konsumsi ikan yang terdiri dari jenis ikan yang dikonsumsi, jumlah konsumsi ikan dan frekuensi konsumsi ikan, variabel kadar kolesterol darah pada lansia. Untuk mendeskripsikan data yang diperoleh berupa data distribusi dan presentase. Uji statistik yang digunakan dalam penelitian ini adalah Fisher s Exact dan Rank Spearman s. HASIL DAN PEMBAHASAN Karakteristik Sampel Penelitian Sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah lansia yang berada di Posyandu Lansia Aisyiyah cabang Solo Utara Ranting Banyuanyar yang sesuai dengan kriteria inklusi dan eksklusi yang telah ditentukan oleh peneliti. Sesuai dengan hasil penelitian diperoleh data responden penelitian meliputi distribusi berdasarkan usia, jenis kelamin, pendidikan, pekerjaan, pendapatan, dan pengetahuan gizi dapat dilihat pada Tabel 1. 55

Tabel 1. Karakteristik Responden (n=34) Karakteristik N Persentase (%) Usia Lansia Awal 10 29,41 Lansia Akhir 12 35,29 Manula 12 35,29 Jenis Kelamin Laki laki 11 32,4 Perempuan 23 67,6 Tingkat Pendidikan Tidak sekolah 8 23,5 Sekolah dasar 13 38,2 SMP 4 11,8 SMA 8 23,5 Perguruan tinggi 1 2,9 Pekerjaan Tidak bekerja 13 38,2 Swasta 15 44,11 PNS/pensiunan 2 5,9 Lain lain 4 11,76 Pendapatan Kurang dari UMR 20 58,8 UMR 14 41,2 Pengetahuan Gizi Kurang 5 14,7 Baik 29 85,3 Berdasarkan Tabel 1 kategori umur pada penelitian ini dibedakan menjadi 3 yaitu lansia awal (46-55 tahun), lansia akhir (56-65 tahun) dan manula (>65 tahun). Pada penelitian ini sebagian besar responden penelitian berada pada kelompok lansia akhir (56 65 tahun) dan manula sebanyak 12 orang (35,29%) dan responden pada penelitian ini yang berjenis kelamin perempuan sebanyak 23 orang (67,6%) dan yang berjenis kelamin laki-laki sebanyak 11 orang (32,4%). Pada penelitian ini responden sebagian besar memiliki tingkat pendidikan sekolah dasar sebanyak 13 orang (38,2%). Responden pada penelitian ini sebagian besar memiliki pekerjaan swasta sebanyak 15 orang (44,11%) dan tidak bekerja sebanyak 13 orang (38,2%). Pada penelitian ini sebagian besar responden memiliki pendapatan kurang dari UMR sebanyak 20 orang (58,8%) dan pendapatan sesuai UMR sebanyak 14 orang (41,2%). Responden pada penelitian ini sebagian besar memiliki pengetahuan gizi yang baik sebesar 85,3% dan responden yang memiliki pengetahuan gizi rendah sebesar 14,7%. Tabel 2. Pola Konsumsi Ikan (n=34) Variabel N Persentase (%) Jenis ikan Non oily fish 22 64,7 Oily fish 12 35,3 Jumlah konsumsi ikan Baik 11 32,4 Kurang 23 67,6 Frekuensi konsumsi ikan Baik 29 85,3 Kurang 5 14,7 Kadar kolesterol Normal (<200 mg/dl) 0 0 Batas tinggi (200-239 15 44,1 mg/dl) Tinggi ( 240 mg/dl) 19 55,9 Berdasarkan Tabel 2, dari 34 responden yang mengkonsumsi ikan diketahui bahwa lansia yang mengkonsumsi non oily fish lebih tinggi dengan persentase sebesar 64,7% dan mengkonsumsi oily fish sebesar 35,3%. Berdasarkan jumlah konsumsi ikan 11 responden (32,4%) termasuk dalam kategori jumlah konsumsi ikan baik, dan 23 responden (67,6%) memiliki jumlah konsumsi ikan kurang. Berdasarkan WHO (2003) jumlah konsumsi ikan sebanyak 14,29 gram/hari dapat mencegah terjadinya penyakit kardiovaskuler pada seseorang. Berdasarkan frekuensi konsumsi ikan 29 responden (85,3%) termasuk dalam kategori frekuensi konsumsi ikan baik dan 5 responden (14,7%) memiliki frekuensi konsumsi ikan kurang. Berdasarkan WHO (2003) frekuensi konsumsi ikan 4 kali/bulan dapat mencegah terjadinya penyakit kardiovaskuler pada seseorang. Berdasarkan kadar kolesterol sebagian besar responden memiliki kadar kolesterol tinggi sebanyak 19 orang 56

(55,9%). Rata-rata kadar kolesterol pada lansia di Posyandu Aisyiyah Cabang Solo Utara sebesar 253,06 mg/dl. Tabel 3. Gambaran Kadar Kolesterol berdasarkan Jenis Konsumsi Ikan Oily fish Non oily fish Total Sampel 12 30 Mean 244,75 250,70 Minimum 204 185 Maximum 336 360 Berdasarkan Tabel 3 menunjukkan bahwa rata-rata kadar kolesterol pada lansia yang mengkonsumsi ikan oily fish lebih rendah (244,75 mg/dl) dibandingkan dengan lansia yang mengkonsumsi non oily fish (250,70 mg/dl). Berdasarkan data tersebut didapatkan hasil bahwa lansia yang mengkonsumsi oily fish memiliki nilai maksimum (336 mg/dl) yang lebih rendah dibandingkan dengan lansia yang mengkonsumsi non oily fish (360 mg/dl). Analisis Bivariat Hubungan Antara Jenis, Jumlah dan Frekuensi Konsumsi Ikan dengan Kadar Kolesterol pada Lansia Data pola konsumsi ikan yang terdiri dari jenis ikan, jumlah konsumsi ikan dan frekuensi konsumsi ikan sampel didapatkan dengan menggunakan semy quantitative food frequency quesionaire selama satu tahun terakhir. Data diambil sebelum dilakukannya pengecekan kadar kolesterol. Tabel 4. Distribusi Kadar Kolesterol Berdasarkan Jenis Konsumsi Ikan Jenis ikan Non oily fish Oily fish Kadar Kolesterol Lansia Total p* Normal Tinggi value N % N % N % 0 0 22 100 22 100 0 0 12 100 12 100 Total 1 41 42 * = Hasil uji analisis Fisher s Exact 1,00 Berdasarkan Tabel 4, hasil penelitian menunjukkan bahwa dari 22 responden mengkonsumsi non oily fish dan terdapat 100% memiliki kadar kolesterol yang tinggi dan dari 12 responden yang mengkonsumsi oily fish terdapat 100% memiliki kadar kolesterol tinggi. Hasil uji analisis Fisher s Exact didapatkan nilai p=1.00 (p>0,05) maka Ho ditolak, sehingga dapat disimpulkan bahwa tidak ada hubungan antara jenis konsumsi ikan terhadap kadar kolesterol pada lansia di posyandu Aisyiyah Cabang Solo Utara. Analisis jumlah konsumsi ikan dengan kadar kolesterol pada lansia dapat dilihat pada Tabel 5 sebagai berikut. Tabel 5 Distribusi Kadar Kolesterol Berdasarkan Frekuensi Konsumsi Ikan Oily Fish Variabel Penelitian Jumlah konsumsi ikan Frekuensi konsumsi ikan Kadar kolesterol Mean Median IQR p* value 12,71 8,23 11,46 0,060 gr/hari gr/hari gr/hari 14,73 kali/ bulan 253,06 mg/dl 10,00 kali/ bulan 247 mg/dl 21,00 kali/ bulan 47 mg/dl * = Hasil uji analisis Rank Spearman 0,201 Berdasarkan Tabel 5 didapatkan rata-rata jumlah konsumsi ikan sebesar 12,71 gr/hari dengan nilai median 8,23 gr/hari dan nilai Inter-quartile range (IQR) yang merupakan nilai penyebaran data jumlah konsumsi ikan sebesar 11,46 gr/hari. Hasil uji analisis Rank Spearman didapatkan nilai p=0,060 (p>0,05) maka Ho ditolak. Sedangkan hasil uji korelasi antara jumlah konsumsi ikan terhadap kadar kolesterol pada lansia di Posyandu Aisyiyah Cabang Solo Utara. Berdasarkan Tabel 5 didapatkan rata-rata frekuensi konsumsi ikan 14,73 kali/bulan dengan nilai median 10,00 kali/bulan dan nilai Inter-quartile range (IQR) yang merupakan nilai sebaran data frekuensi konsumsi ikan sebesar 21 kali/bulan. Hasil penelitian menunjukan 57

bahwa rata-rata kadar kolesterol lansia sebesar 253,06 mg/dl dan diketahui nilai Inter-quartile range (IQR) yang merupakan nilai penyebaran data kadar kolesterol sebesar 47 mg/dl. Hasil uji analisis Rank Spearman dan didapatkan nilai p=0,201 (p>0,05) maka Ho ditolak, sehingga tidak terdapat hubungan antara frekuensi konsumsi ikan terhadap kadar kolesterol pada lansia di Posyandu Aisyiyah Cabang Solo Utara. Menurut National Heart Foundation of Australia (2008) Oily fish adalah ikan yang memiliki kandungan lemak kurang dari 10% dan lebih banyak mengandung omega-3. Kandungan omega-3 pada ikan oily fish dapat menurunkan kadar kolesterol dalam darah dengan cara meningkatkan konsentrasi HDL dan meningkatkan partikel HDL (Bowman et al, 2006). Berdasarkan teori yang disampaikan Heslet (2007) usia lanjut memiliki kadar kolesterol lebih tinggi, hal ini disebabkan karena semakin bertambah umur seseorang maka aktifitas reseptor LDL makin berkurang sehingga pengaturan peredaran kolesterol dalam darah juga menurun. Faktor pola konsumsi ikan yang sangat berpengaruh terhadap pola konsumsi lansia di Posyandu Aisyiyah Cabang Solo Utara adalah faktor aksesibilitas. Masyarakat cenderung mengkonsumsi bahan makanan yang lebih dekat untuk didapatkan, masyarakat lansia lebih memilih bahan makanan yang tersedia di penjual keliling dibandingkan berbelanja di supermarket yang memiliki macam dan jenis bahan makanan yang lebih lengkap. Berdasarkan teori yang disampakan Suryana (2004) bahwa ketersediaan dan distribusi bahan pangan merupakan salah satu faktor yang sangat berpengaruh terhadap pola konsumsi masyarakat. KESIMPULAN 1. Tidak terdapat hubungan antara jenis konsumsi ikan dengan kadar kolesterol pada lansia di posyandu Aisyiyah cabang Solo Utara. 2. Tidak terdapat hubungan jumlah konsumsi ikan dengan kadar kolesterol pada lansia di posyandu Aisyiyah cabang Solo Utara. 3. Tidak terdapat hubungan frekuensi konsumsi ikan dengan kadar kolesterol pada lansia di posyandu Aisyiyah cabang Solo Utara. DAFTAR PUSTAKA Almatsier, S., Soetardjo, S., Soekatri, M., 2011, Gizi Seimbang dalam Daur Kehidupan. Gramedia Pustaka Utama, Jakarta. Bowman, B.A dan R.M. Russell., 2006, Present Knowledge in Nutrition, ILSI Press, Washington DC. Guyton, A.C dan Hall, J.E., 2007, Textbook of Medical Physiology, Elsevier Saunders, Philadelphia, PA USA. Heslet, L., 2007, Kolesterol yang Perlu Anda Ketahui, Kesaint Blanc, Jakarta. Kaplan., 1994, Pencegahan Penyakit Jantung Koroner, Buku Kedokteran EGC, Jakarta. 58

National Heart Foundation of Australia, 2008, Omega-3 : General, National Heart Foundation of Australia, Australia. Riset Kesehatan Dasar., 2013, Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan, Departemen Kesehatan Republik Indonesia, Jakarta. Suryana, A., 2004, Ketahanan Pangan di Indonesia, Makalah pada Widyakarya nasional Pangan dan Gizi VIII, LIPI, Jakarta. WHO, 2003, Diet, Nutrition and The Prevention of Chronic Diseases, Geneva: World Health Organization. 59