BAB I PENDAHULUAN. tingkat menengah atas yang tersedia dalam rangka menyiapkan tenaga kerja siap

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. Indonesia adalah lemahnya proses pembelajaran di sekolah. Oleh karena itu

BAB I PENDAHULUAN. zaman. Perkembangan zaman tersebut secara tidak langsung menuntut suatu

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Seiring dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kemajuan suatu negara dapat diukur dari kemajuan pendidikan di negara

BAB I PENDAHULUAN. pengajaran yang diselenggarakan di sekolah sebagai lembaga pendidikan formal

yang lebih baik dalam rangka mewujudkan SDM yang diharapkan.

BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Syerel Nyongkotu, 2015

BAB I PENDAHULUAN. sumber daya manusia. Hal ini sesuai dengan Undang-undang Sistem Pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. Pembelajaran merupakan proses komunikasi dua arah, mengajar dilakukan

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia adalah lemahnya proses pembelajaran di sekolah. Pendidikan pada

2014 PENGARUH PENGGUNAAN MEDIA SIMULATOR REM TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA KOMPETENSI PERBAIKAN SISTEM REM

BAB I PENDAHULUAN. sekolah kejuruan (SMK). Hal ini sesuai dengan Undang Undang Sistem

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah Hasim Bisri, 2016

BAB I PENDAHULUAN. Teknologi yang terus berkembang dewasa ini, sangat membutuhkan

BAB I PENDAHULUAN. merupakan mata pelajaran yang membosankan. Tidak heran jika sampai

BAB I PENDAHULUAN. menopang dan mengikuti laju perkembangan ilmu pengetahuan dan kemajuan. mengalami perubahan sejalan dengan tuntutan kebutuhan.

BAB I PENDAHULUAN. terjun ke dunia kerja. Di SMK terdapat banyak bidang kejuruan, salah satunya

BAB I PENDAHULUAN. Pengembangan Manusia (Human Development Index), yaitu komposisi dari

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Salah satu aspek yang sangat menentukan keberhasilan pembelajaran ialah

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) adalah ilmu yang berkaitan dengan cara

BAB I PENDAHULUAN. Kemajuan suatu bangsa sangat ditentukan oleh kualitas sumber daya manusia

BAB I PENDAHULUAN. sesuai dengan Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Perkembangan teknologi yang semakin cepat menuntut sumber daya

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan yang mampu mendukung pembangunan dimasa mendatang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana

BAB I PENDAHULUAN. 1.1.Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pendidikan merupakan salah satu usaha untuk meningkatkan sumber daya manusia. Manusia yang berkualitas memiliki

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Sekolah sebagai suatu institusi atau lembaga pendidikan merupakan sarana

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Afif Miftah Amrullah, 2015

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan dalam kehidupan suatu negara memegang peranan yang. sangat penting untuk menjamin kelangsungan hidup negara dan bangsa.

BAB 1 PENDAHULUAN. dan teknologi (IPTEK), dunia pendidikan dituntut untuk meningkatkan mutu dan

BAB I PENDAHULUAN. yang berkaitan dengan perilaku siswa meliputi tiga ranah yaitu kognitif,

BAB I PENDAHULUAN. dipisahkan dari kehidupan manusia. Oleh karena itu, pendidikan harus

BAB I PENDAHULUAN. Pemerintah telah berusaha meningkatkan mutu pendidikan, diantaranya

BAB I PENDAHULUAN. penyediaan sumber daya manusia yang berkualitas sangat diperlukan.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Hendri Risfandi, 2014

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Melalui pendidikan, sikap, kepribadian dan keterampilan manusia akan dibentuk

I. PENDAHULUAN. jenjang pendidikan menengah, sehingga tanggung jawab para pendidik di

BAB I PENDAHULUAN. Sekolah, dalam kaitannya dengan pendidikan sebaiknya dijadikan tempat

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan sesuatu yang sangat diperlukan bagi kelangsungan

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan nasional dapat tercapai. Adapun upaya peningkatan kualitas SDM. tersebut adalah melalui ilmu pengetahuan dan teknologi.

P N E D N A D H A U H L U U L A U N

BAB I PENDAHULUAN. Tujuan dari pembangunan nasional di bidang pendidikan, salah satunya adalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. akan tetapi juga dalam kemampuan (kompetensi) praktek yang menuntut siswa

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. SMK Negeri Pancatengah merupakan Unit Sekolah Baru (USB) dengan

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

PENERAPAN MODEL ACTIVE LEARNING TYPE QUIZ TEAM UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA SMK

BAB I PENDAHULUAN. kekuatan spritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian,kecerdasan,akhlak

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Keberhasilan proses pembelajaran di sekolah, merupakan faktor yang

BAB 1 PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH. Matematika merupakan disiplin ilmu yang mempunyai

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penyelenggaraan pendidikan tidak lepas dari kegiatan belajar dan mengajar (KBM). Salah satunya pelaksanaan

BAB I PENDAHULUAN. menyenangkan dan disukai siswa. Namun, pada kenyataannya bahwa belajar

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pendidikan adalah suatu proses dalam rangka mempengaruhi peserta didik

BAB I PENDAHULUAN. tercipta sumber daya manusia yang berkualitas. Seperti yang di ungkapkan

BAB I PENDAHULUAN. pembelajaran di kelas. Oleh karena itu untuk meningkatkan hasil belajar siswa,

BAB I PENDAHULUAN. masalah, tujuan penelitian, dan manfaat penelitian. pendidikan menengah, beberapa upaya yang dilakukan pemerintah untuk

BAB I PEDAHULUAN. kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bertanah air. Selain itu, pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. usaha sistematis yang terorganisasi untuk memajukan belajar, membina

BAB I PENDAHULUAN. mengajar. Karena dengan adanya keaktifan saat proses pembelajaran maka

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan sebagai bagian kehidupan masyarakat dunia pada era global harus

BAB I PENDAHULUAN. terjadi dalam dunia pendidikan, khususnya di negara kita agar dapat

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Memasuki abad ke-21, sistem pendidikan nasional meghadapi tantangan

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian Muhamad Nurachim, 2015

BAB I PENDAHULUAN. mengimplementasikannya dalam proses belajar mengajar.

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Tuntutan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) adalah pembelajaran

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

1. PENDAHULUAN. dikarenakan sasaran dari pendidikan adalah peningkatan kualitas sumber daya

BAB I PENDAHULUAN. keluarga serta lingkungan masyarakat. Oleh karena itu, dalam proses pendidikan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. kelas, merupakan inti dari setiap lembaga pendidikan formal. Sekolah Menengah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. dari luar siswa atau faktor dari lingkungan (Sudjana, 2010).

BAB 1 PENDAHULUAN. menyiapkan tenaga ahli tingkat pemula dan terampil, harus tanggap terhadap

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan satu diantara upaya untuk meningkatkan kecerdasan

BAB I PENDAHULUAN. guru dan siswa atas dasar hubungan timbal balik yang berlangsung dalam

BAB I PENDAHULUAN. Imam Munandar,2013

BAB I PENDAHULUAN. kompetensi yang dibutuhkan dan melatih peserta didik dalam menjalani

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Teknologi Mekanik merupakan salah satu mata pelajaran yang penting

BAB I PENDAHULUAN. Berbicara masalah pendidikan sudah barang tentu tidak bisa lepas dari

BAB I PENDAHULUAN. sumber ilmu pengetahuan masih sering kita jumpai dalam kegiatan belajar

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pekerjaan Dasar Teknik Otomotif (PDTO) merupakan salah satu mata

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan Nasional bab I pasal (1), disebutkan bahwa :

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi yang semakin pesat menuntut

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan dapat diartikan sebagai suatu proses, di mana pendidikan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan memiliki peranan yang penting dalam upaya mengembangkan

BAB I PENDAHULUAN. perubahan budaya kehidupan. Perubahan dalam arti perbaikan pendidikan pada

depan yang akan dijalani yang diwarnai tantangan dan perubahan. Kurikulum 2013 merupakan pengembangan dari Kurikulum Tingkat Satuan

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sekolah menengah kejuruan (SMK) merupakan pendidikan kejuruan tingkat menengah atas yang tersedia dalam rangka menyiapkan tenaga kerja siap pakai. Hal ini sesuai dengan tujuan institusional pendidikan menengah kejuruan yaitu siswa diharapkan menjadi tenaga profesional yang memiliki keterampilan yang memadai, produktif, kreatif, dan mampu berwirausaha. Untuk itu perlu kiranya siswa sekolah menengah kejuruan dibekali dengan kemampuan dasar dan keterampilan teknik yang sesuai dengan bakat dan keahlian masing-masing. SMKmenawarkan beberapa kompetensi keahlian, salah satunya adalah teknik kendaraan ringan yang berada di daerahkabupaten Karo yaitu SMK Negeri 1 Merdeka Berastagi. Kompetensi ini merupakan salah satu bidang studi teknologi dan rekayasa yang bertujuan menyiapkan peserta didik untuk dapat bekerja pada bidang jasa perawatan dan perbaikan otomotif di dunia usaha maupun industri. Dalam kompetensi teknik kendaraan ringan, memperbaiki sistem pengapiankonvensional mobilmerupakan salah satu mata diklatproduktifyang termasuk dalam bagian sistem kelistrikan otomotif, yangdiujikan dalam ujian kompetensi disetiap sekolah termasuk SMK Negeri 1 Merdeka Berastagi. Mata diklat memperbaiki sistem pengapian konvensionalmobildikatakan berhasil apabila siswa mencapai kriteria ketuntasan minimal (KKM) 75. Siswa yang mendapatkan nilai mencapaikkm merupakan cerminan dari kemampuan siswa 1

2 dalam menguasai materi pembelajaran khususya memperbaiki sistem pengapian konvensional mobil. Namun dalam kenyataannya proses belajar mengajar berlangsung di SMK Negeri 1 Merdeka Berastagi saat ini hasil belajar memperbaiki sistem pengapian konvensional mobilmasih rendah. Hal ini dibuktikan dari observasi yang dilaksanakan oleh peneliti pada September 2014. Rendahnya hasil belajar mata diklat ini diperoleh peneliti dari data guruyang mengajar di kelas XI TKR pada Tahun Ajaran 2013-2014 dan Tahun Ajaran 2014-2015. Perolehan hasil belajar dapat dilihat pada tabel berikut ini: Tabel1 :Daftar Kumpulan Nilai Siswa Mata Diklat MemperbaikiSistem PengapianKonvensional Kelas XI TKR Kompetensi Keahlian Teknik Kendaraan Ringan No Tahun Kelas Jlh Siswa KKM Nilai Siswa KKM Dalam % Nilai Siswa KKM Dalam % 1 XI 2013/ TKR 1 30 75 14 46,66 16 53,33 2014 XI TKR 2 32 75 19 59,37 13 40,62 2 XI 2014/ TKR 1 32 75 18 56,25 14 43,75 2015 XI TKR 2 35 75 23 65,71 12 34,28 Jumlah 129 74 55 Sumber: Data guru mata diklat Memperbaiki Sistem Pengapian Konvensional Dari tabel 1 pencapaian nilai siswa pada mata diklat memperbaikipengapian konvensional mobilkelas XI TKR pada tahun ajaran 2013/2014 dan 2014/2015 sangat memprihatinkan karena masih banyak siswa yang mendapatkan nilai di bawah nilai KKM. Dapat kita lihat pada tahun ajaran 2013/2014 kelas XI TKR 1 terdapat 16 orang (53,33%) dan kelas XI TKR 2

3 terdapat 13 orang ( 40,62%) siswa mendapat nilai di bawah KKM. Sementara hasil belajar dikatakan tuntas secara klasikalapabila sekurang-kurangnya 80% siswa memperoleh nilai 75 sesuai dengan KKM. Dalam hal ini peran guru sangat penting untuk mengoptimalkan pencapaian hasil belajar siswa khususnya pada mata diklat memperbaikisistem pengapian konvensional mobil. Selain observasi peneliti juga melakukan wawancara terhadap guru dan siswa mata diklat sistem pengapian konvensional mobil di SMK Negeri 1 MerdekaBerastagi. Menurut siswa, rendahnya hasil belajar mereka disebabkan materi yang disampaikan oleh guru dalam pembelajaran kurang menarik, guru hanya mengajar berceramah dan kurang bervariasi, media yang digunakan kurang efisien. Sedangkan keterangan yang diperoleh dari guru mata diklat tersebutyaitu kompetensi yang dimiliki oleh guru dalam menggunakan media ajar kurang, selain itu kendala yang di hadapi adalah kurangnya inovasi strategi pembelajaran. Oleh karena itu minat siswa untuk mengikuti proses pembelajaran rendah. Hal tersebut terlihat pada beberapa siswa kurang memperhatikan penjelasan dari guru,konsentrasi siswa masih kurang terfokus,materi yang disampaikan masih kurang dipahami dan kurangnyakeberanian bertanya, sertamengapresiasikan pendapatnya. Untuk itu proses pembelajaran diperlukan upaya perbaikan dalam pelakasaan pembelajaran.misalnya guru perlu meningkatkan hasil belajar siswanya dengan mengaktifkan siswa dalam proses pembelajaran khususnya pada mata diklat memperbaiki sistem pengapian konvensional mobil yang menuntut siswa untuk berpikir luas, dan membayangkan wujud asli dari apa yang diajarkan pada mata diklat ini misalnya kerja sistem pengapian dalam rangkaiannya. Hal ini

4 sesuai dengan pendapat Suryasubroto (2009) bahwa agar guru dapat mengajar secara efektif, hendaknya syarat-syarat berikut dilakukan, yaitu:membelajarkan siswa secara aktif,mempergunakan banyak strategidalam pembelajaran, memberi motivasi belajar siswa yang tepat, mempertimbangkan perbedaan individual siswa, selalu membuat perencanaan sebelum mengajar, dan menghubungkan mata pelajaran sekolah dengan kebutuhan masyarakat. Sehubungan dengan permasalahan yang telah dijelaskan, maka upaya peningkatan hasil belajar dan aktivitas belajar pada mata diklat memperbaiki sistem pengapian konvensional mobil merupakan suatu permasalahan yang dihadapi oleh guru yang perlu mendapat pemecahan tentunya dengan strategi pembelajaran yang tepat. Strategi pembelajaran merupakan salah satu faktor eksternal yang mempengaruhi hasil belajar siswa. Penggunaan strategi pembelajaran yang kurang tepat dapat menimbulkan kebosanan, dan menurunnyaminat siswa untuk belajar dan cenderung pasif. Guru yang menggunakan strategi yang monoton misalnya ceramah, yaitu hanya menjelaskan kemudian meminta siswa untuk mencatat dan mengerjakan soal. Sementarasiswa-siswi mudah memahami konsep-konsep yang rumit dan abstrak jika disertai dengan contoh-contoh konkret dan dikerjakan secara bersama-sama. Dari masalah yang dihadapi oleh guru bidang studi sistem pengapian konvensional mobil. Saat ini banyak strategi pembelajaran yang berkembang sesuai dengan materi yang diajarkan oleh guru bidang studi. Ada beberapa strategi pembelajaran yang dapat digunakan untuk mengubann cara pembelajaran yang

5 bersifat teacher centeredmenjadi student centered. Salah satunya adalah strategi pembelajaran inkuiri terbimbing. Strategi Pembelajaran Inkuiri Terbimbingadalah sebuah strategi pembelajaran yang bersifat kontekstual karna, proses pembelajaran inkuiri terbimbing memiliki ciri antara lain: Pertama, strategi inkuiri terbimbing menekan kepada aktivitas siswa secara maksimal untuk mencari dan menemukan, artinya strategi inkuiri terbimbing menempatkan siswa sebagai subjek belajar. Dalam proses pembelajaran, siswa tidak hanya berperan sebagai penerima pelajaran malalui penjelasan guru secar verbal, tetapi mereka berperan untuk menemukan jawaban sendiri. Kedua, seluruh aktivitas yang dilakukan siswa diarahkan untuk mencari dan menemukan jawaban sendiri dari sesuatu yang dipertanyakan. Ketiga,mengembangkan seluruh kemampuan berpikir secara sistematis, logis, dan kritis. Dalam proses belajar mengajar dengan Strategi Pembelajaran Inkuiri Terbimbing,siswa dituntut untuk menemukan konsep melalui petunjuk-petunjuk secukupnya dari seorang guru.petunjuk-petunjuk itu pada umumnya berupa pertanyaan-pertanyaan yang bersifat membimbing. Selain itu, guru juga dapat memberikan bagaimana proses pembelajaran pada saat siswa akan melakukan penyelidikan, misalnya penjelasan tentang cara-cara melakukanpenyelidikan. Untuk mengetahui penggunaan strategi pembelajaran inkuiri terbimbing, maka penulis tertarik melakukan penelitian ini dengan judul: Penerapan Strategi Pembelajaran Inkuiri TerbimbingUntuk Meningkatkan Hasil Belajar MemperbaikiSistem Pengapian Konvensional Mobil Siswa Kelas XI SMK Negeri 1 Merdeka Berastagi.

6 B. Indentifikasi Masalah Identifikasi masalah pada penelitian ini berdasarkan uraian latar belakang masalah, maka permasalahan yang dapat diidentifikasi adalah sebagai berikut: 1. Strategi pembelajaran yang dilaksanakan guru pada saat proses belajar mengajar cenderung kurangbervariasi. 2. Guru kurang melakukan pendekatan untuk menumbuhkan minat belajar siswa 3. Guru kurang mampu menciptakan suasana kelas yang aktif dan menarik 4. Guru cenderung tidak memberikan pre tes dan post tes 5. Guru tidak menjelaskan tujuan pembelajaran pada kegiatan awal KBM 6. Siswa cenderung merasa bosan dan jenuh ketika mengikuti proses KBM 7. Pengunaan Strategi penbelajaran yang kurang tepat untuk meteri yang di ajarkan 8. Guru mengalami kesulitandalam menggunakan strategi yang sesuai 9. Guru cenderung tidak menyediakan RPP saat proses KBM di dalam kelas 10. Guru kurang efektif memanfaatkan waktu pembelajaran 11. Nilai siswa pada mata diklat memperbaiki sistem pengapian konvensional cenderung rendah dan tidak mencapai KKM

7 C. Pembatasan Masalah Agar penelitian ini tercapai sesuai dengan tujuan penelitian, serta keterbatasan waktu dan kemampuan peneliti maka, penelitian ini dibatasi pada ruang lingkup: 1. Penggunaan strategi pembelajaran inkuiri terbimbing. 2. Hasilbelajar yang dimaksuddalampenelitianiniadalahhasilbelajar memperbaiki sistem pengapian konvensional mobil padasiswakelas XI TeknikKendaraanRingan. 3. Aktivitasbelajar yang dimaksuddalampenelitianiniadalahsejauhmanasiswaikutberperanaktifdalampr oses pembelajaranberlangsungpadamatadiklatmemperbaikisistempengapiankonven sionalmobilpadasiswakelas XI TeknikKendaraanRingan. 4. Subjek penelitian ini adalah siswa kelas XI Program Keahlian Teknik Kendaraan Ringan SMK Negeri 1 MerdekaBerastagi TA. 2015/2016. D. Perumusan Masalah Adapun perumusan masalah pada penilitian ini yakni 1) Apakah dengan penerapanstrategipembelajaran Inkuiri Terbimbing (Guide Inquiry)dapat meningkatkan hasil belajarmata diklat sistempengapian konvensionalmobil siswa kelas XI TKR SMK Negeri 1 Merdeka Berastagi T.A 2015/2016? 2) Apakah dengan penerapan Strategi Pembelajaran Inkuiri Terbimbing (Guide Inquiry) dapat meningkatkan hasil belajarmata diklat

8 sistem pengapian konvensionalmobil siswa kelas XI TKR SMK Negeri 1 Merdeka Berastagi T.A 2015/2016? E. Tujuan Penelitian Adapun tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Dengan menerapkan Strategi Pembelajaran Inkuiri Terbimbing (Guide Inquiry) dalam proses belajar mengajar maka diharapkan peningkatan hasil belajar mata diklat memperbaiki sistem pengapian konvensional pada siswa kelas XI teknik kendaraan ringan program keahlian teknik mekanik otomotif SMK Negeri 1 Merdeka Berastagi 2. Dengan menerapkan Strategi Pembelajaran Inkuiri Terbimbing (Guide Inqury) dalam proses belajar mengajar maka diharapkan adanya peningkatan aktivitas belajar mata diklat memperbaiki sistem pengapian konvensional pada siswa kelas XI teknik kendaraan ringan program keahlian teknik mekanik otomotif SMK Negeri 1 Merdeka Berastagi F. Manfaat Penelitian Secara teoritis penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat untuk pengembangan ilmu pengetahuan tentang pendekatan pembelajaran yang berkaitan dengan hasil belajar dan aktivitas belajar mata diklat memperbaiki sistem pengapian Konvensional dengan penerapan StrategiPembelajaranInkuiri Terbimbing (Guide Inquiry). Selain itu, hasil penelitian ini diharapkan juga bermanfaat dan memperkaya sumber kepustakaan dan dapat disajikan sebagai

9 bahan acuan dan penelitian lebih lanjut di masa yang akan datang. Secara praktis hasil penelitian ini diharapkan bermanfaat: 1. Bagi siswa, yaitu terbimbingnya untuk aktif berpartisipasi dalam pembelajaran serta memperoleh hasil belajar lebih baik. 2. Bagi guru, yaitu dalam bentuk tindakan nyata membantu usahanya dalam meningkatkan partisipasi belajar siswa dalam pembelajaran di kelas sehingga akan tercapai kualitas proses secara optimal pada gilirannya dapat memperoleh hasil belajar lebih baik. 3. Untuk menambah khasanah ilmu pengetahuan. 4. Bagi Sekolah untuk dapat menggunakan hasil penelitian ini sebagai referensi yang dapat digunakan oleh guru mata pelajaran lain.